Anda di halaman 1dari 3

Pandemic Routine

Seperti kata pepatah “carilah ilmu sampai ke Negeri Cina”, semangat untuk mencari ilmu
tak boleh luntur sekalipun harus sampai ke tempat yang jauh. Bentuk mencari ilmu bagi
siswa tentu tak jauh dari istilah ‘belajar’ dan ‘sekolah’. Belajar di sekolah, bertemu dengan
teman-teman, jajan di kantin, ahh... asik banget.

Aku pun merasakan asiknya selama di awal kelas 10 semester 1. Masuk kelas, praktek,
presentasi, tanya jawab yang biasanya mengarah pada perdebatan ringan. Dan yang paling
aku suka adalah saat jam pelajaran kosong (jamkos) yang biasanya kuhabiskan dengan pergi
ke kantin lalu setelah itu menonton film bersama teman-temanku di kelas.

Tapi... semua berubah ketika datangnya Virus Covid-19 yang telah mewabah di Indonesia
sejak awal tahun 2020, dampak virus ini tentunya sangat banyak bagi kita semua. Salah
satunya berdampak pada sistem pembelajaran di Indonesia. Pada awalnya kegiatan belajar
mengajar dilaksanakan secara tatap muka sebagaimana mestinya. Akan tetapi, kegiatan
belajar mengajar kali ini dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) atau online.

Setelah pemerintah memutuskan untuk pembelajaran secara daring, akhirnya sekolah ditutup
untuk sementara dan pembelajaran diganti semua dengan daring samapi seakarang, perlu
kalian ketahui sudah hampir 2 tahun aku melakukan pembelajaran secara daring ini.

Dan bayangin juga seboring dan seasik apa pembelajaran daring selama ini. so i am here,
disini mau cerita tentang keluh kesah keseharian seorang siswa SMK yang sedang berjuang
menimba ilmu secara online yang 100% valid no debat susah untuk produktif belajar.

Jadi perkenalkan, ini aku. Alaia. Inilah kisahku dari tugas-tugas online yang selalu datang
setiap harinya (kecuali hari minggu dan hari libur nasional).

Hari itu, aku menjalani rutinitas pagi seperti biasanya. Bangun tidur, terdiam sesaat, sholat
shubuh, buka hp, bersih-bersih, lalu pergi berperang melawan air haha alias mandi.

Aku menjalani pagi dengan sangat damai, tanpa ada masalah hidup mengganjal dipikiran.
Namun semua kedamaian itu seakan hilang seketika karena munculnya notifikasi itu.

“Assalamualaikum, selamat pagi anak-anak. Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga


semuanya sehat. Jangan lupa absensi terlebih dahulu sebelum mulai pembelejaran. Hari ini
kita akan mempelajri tentang... silahkan dibuka beningnya untuk keterangan lebih lanjut”.
Yup, benar, notifikasi tugas. Terkadang sangat menantikan notifikasi seperti itu, karena aku
sadar pentingnya belajar disaat kita sedang liburan dirumah. Ehh nggak deng, nggak liburan.
Namun, di lain sisi, aku sedikit bosan, karena tak terasa sudah hampir 2 tahun aku mendapat
asupan notifikasi seperti itu.

Setengah dari tugas pertama sudah ku kerjakan, dengan keadaan otak ku berapi-api seakan
berkata kepada seluruh anggota tubuhku, “Ayo cepat kita kalahkan tugas ini dan segera
melapor ke istana kaisar!!!”.

Tak lama kemudian, muncul notifikasi tugas kedua. Disaat seperti inilah semangat membara
otak ku terasa hilang perlahan. ‘ting’ Bunyi notifikasi chat dari teman-teman masuk ke
telinga secara tiba-tiba, dan terus bertambah bersamaan dengan tugas kedua tadi. Aku tak
tahu harus membalas satu persatu dari siapa. Aku bingung. Muncul pikiran untuk langsung
mengerjakan tugas kedua itu, seakan-akan deadline nya sangat mepet (wow jangan-jangan
gara-gara tugas terlalu sering, aku jadi ngebucinin tugas hahaha)

“Kamu lebih milih dia atau aku?”, mungkin si tugas 1 akan bilang begitu kalau ia jadi
manusia, pikirku ngawur.

Lalu aku tetap melanjutkan si tugas 1 tadi lalu mengirimnya. Saat tugas pertama sudah
kukirim lalu aku akan mengerjakan tugas kedua, tetapi tiba-tiba muncul notifikasi tugas lain.
Tugas ketiga ini lumayan berat dan melelahkan, karena harus merangkum materi beberapa
halaman.

Saat mata ku malaporkan hal ini, tangan dan jariku seakan kehilangan semangat. Lalu otak
dan hatiku meyakinkan mereka berdua dengan semangat yang membara tadi. Aku mulai
bertarung dengan pasukan tugas kedua. Chat yang belum ku balas menumpuk di pop-up
notifikasi. Aku pun segera membalasnya satu persatu, karena aku tahu, centang dua abu-abu
yang tak kunjung membiru itu rasanya... MENYAKITKAN.

Akhirnya tugas kedua berhasil kukalahkan dengan kemampusn googling ku. Aku merasa
sedikit bangga dengan diriku, karena berhasil mengalahkan 2 tugas hari ini. Namun
perjuangan ini belum berakhir. Disinilah awal dari tugas yang sebenarnya, karena 2 tugas
Cuma permulaan

Aku mulai merengkum materinya dari halaman pertama. Saat menulis, jari-jariku tak secepat
yang tadi, seakan sudah kehilangan banyak tenaga. Kepalaku merasa sedikit pusing. Apa
gara-gara aku belum sarapan? Aku tidak tahu.
Otak ku berseru, “Tangan, mata. Cepat selesaikan tugasnya! Lambung, mulut. Bersabarlah!
Setelah tugas yang ini selesai, kita bisa sarapan.”

“Sarapan? Ini kan sudah hampir jam 12 siang. Apa masih pantas disebut sarapan?
Bukannya harus disebut BRUNCH ya? (Brunch = Breakfast+Lunch)”, ucap si lambung

Saat itu, aku merasa anggota tubuh ku saling berbicara satu sama lain. Aku terus menulis
materi. Lalu beristirahat sejenak dengan membalas chat-chat yang menumpuk. Lalu menulis
lagi. Semua itu terus berputar sampai pada akhirnya aku menyelesaikannya.

Diriku, otak dan anggota tubuh lain yang berpartisipasi dalam peperangan melawan pasukan
tugas ini merasa sangat bangga. Akhirnya tugas-tugas yang menumpuk tadi sudah berhasil
diselesaikan. Lalu aku pergi ke dapur, mengambil makanan, dan makan dengan perasaan
lega.

Jika kita mempunyai tugas yang harus kita kerjakan dan kita bisa mengerjakan, maka
kerjakanlah hari itu juga. Supaya dibeberapa waktu kedepan, kita tidak disibukkan dengan
tugas di masa lalu yang kita tinggalkan itu. Dan setelah tugas itu selesai, kita bisa bersantai
dengan rebahan sambil nonton tv atau baca wattpad seperti yang biasa kulakukan ketika
bosan melanda.

Anda mungkin juga menyukai