Anda di halaman 1dari 8

DINAMIKA PANDEMI MEMACU ADRENALIN

Oleh: Naura Adiesta Anas

Pandemi covid-19 di negara kita ini sebentar lagi akan berusia 2 tahun. Tentu saja
selama pandemi tersebut banyak pengalaman menarik yang dirasakan tiap individu,
baik itu pengalaman menyenangkan maupun pengalaman tidak menyenangkan.

Nama saya Naura Adiesta Anas, siswi SMA Negeri 13 Makassar tepatnya, saya duduk
di kelas XI IPA 1. seperti yang saya katakan sebelumnya, semua orang mempunyai
pengalaman tersendiri di era pandemi ini.

Waktu saya pertama kali mendengarkan bahwa sekolah akan diliburkan selama 2
minggu membuat saya tentu merasa senang. Tidak hanya saya saja yang merasa seperti
itu, kalau dilihat dari reaksi teman - teman saya yang lain sepertinya satu sekolah pun
senang dengan kabar tersebut. Bagaimana tidak, sebagai siswi kelas 9 sekolah
menengah pertama, pada saat itu akan melaksanakan UN atau ujian nasional untuk
memasuki jenjang lebih tinggi. Kami merasa senang karena ujian tersebut tidak jadi
dilaksanakan sebab virus yang menyebar mulai memasuki daerah kita.

Awalnya kami semua sangat menikmati liburan itu, karena kapan lagi kita mendapat
libur yang panjang ditengah-tengah kesibukan penaikan kelas. Tapi kalau ditanya
apakah saya merasa menyesal karena pada saat pengumuman libur tersebut sangat
bersemangat, jawabannya saya tidak tahu. Saya sendiri bingung karena di samping
banyak duka yang saya alami, banyak juga suka yang terjadi selama pandemi ini. Tidak
bisa dipungkiri pandemi yang terjadi saat ini sangat merugikan dan meresahkan banyak
orang, di satu sisi juga banyak kesenangan yang didapatkan.

Sebagai seorang remaja, duka yang saya rasakan salah satunya adalah dipaksa untuk
cepat beradaptasi terhadap lingkungan baru apalagi pada saat itu saya baru saja
memasuki jenjang SMA yang mau tidak mau harus bisa menyesuaikan diri lebih cepat
padahal saya sendiri tidak terbiasa dan tidak pernah merasakan beradaptasi secepat itu.

Sebagai siswi baru sekolah menengah atas, saya mendapat banyak sekali keresahan
yang saya hadapi. Tidak hanya saya, teman-teman kelas saya pun ikut merasakan hal
yang sama, seperti contoh yang sering terjadi adalah, sekolah online (daring) ini kadang
tidak lihat waktu, padahal jadwal pembelajaran telah dibuat tetapi masih saja ada guru
yang tidak tepat waktu seperti memberi tugas pada malam hari padahal malam hari
adalah waktu istirahat, mengganti jadwal pembelajaran secara tiba-tiba, dan masih
banyak lagi. Hal tersebut membuat saya dan murid lainnya juga merasa tidak ada waktu
untuk istirahat, bahkan di hari Sabtu dan Minggu yang sudah dijadwalkan sebagai hari
libur tetapi masih saja ada kegiatan dari sekolah.
Tapi saya rasa itu bisa dimaklumi karena kalau melihat dari pandangan guru
sebenarnya mereka juga merasakan keresahan yang sama, baik itu dalam mengurus
murid yang bandel, murid yang tidak peduli sama sekali dengan tugasnya dan lain
sebagainya. Kalau yang dari saya lihat, para guru juga seperti dipaksa untuk beradaptasi
dengan teknologi dan harus menyesuaikan dengan cepat. Dalam dunia pendidikan
pandemi ini memang memberi banyak kerugian.

Lebih buruknya lagi saya dan mungkin beberapa murid lainnya merasa lelah bukan
lelah fisik tetapi lelah mental seperti di awal semester saya mengalami stres yang sangat
berat yang membuat fisik saya ikut drop. Saya pernah bertanya-tanya "kenapa saya
selalu merasa capek padahal saya tidak melakukan apa-apa?" sampai akhirnya suatu
hari saya menemukan unggahan di salah satu sosial media dan menemukan jawaban
atas pertanyaan saya tersebut. Unggahan itu mengatakan bahwa 'hal seperti ini sangat
umum terjadi, penyebab terjadinya antara lain : 1. Terlalu banyak mengonsumsi
karbohidrat olahan, 2. Tidak pernah berolahraga, 3. Kurangnya waktu tidur, 4.
Konsumsi kalori yang sedikit, dan 5. Kurang minum'.

Dari 5 penyebab tersebut, jawaban yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan
yang telah mengganggu pikiran saya selama beberapa hari terakhir adalah nomor 3,
yaitu kurangnya waktu tidur. Kurangnya waktu tidur yang saya alami disebabkan oleh
deadline yang saling beriringan dan kegiatan yang sangat padat. Sebagai sekretaris kelas
dan pengurus inti dari beberapa organisasi, tentu saja kegiatan saya sangat padat.

Juga karena kebutuhan pokok untuk era pandemi ini adalah gadget jadi seperti remaja
pada umumnya, saya juga banyak terpengaruh untuk memainkan sosial media dan game
online yang bisa dibilang memakan banyak waktu sehingga itu juga menjadi salah satu
penyebab time management saya menjadi kurang baik.

Time management sebenarnya sangat penting agar kita tidak keteteran untuk
mengerjakan tugas - tugas kita. Mengatur waktu dengan baik membuat kegiatan
keseharian kita bisa menjadi lebih produktif sehingga waktu bekerja dan istirahat bisa
seimbang. Setelah saya sadar hal itu saya sekarang mengatur waktu saya dengan baik
jadi saya tidak perlu lagi mengejar tugas-tugas atau perkerjaan yang saya lakukan.

Selain itu banyak menggunakan gadget dan laptop membuat mata saya sekarang
menjadi kabur atau buram. Awalnya saya mengira itu hanya karena mata saya lelah
tetapi semakin lama saya sudah tidak bisa membaca tulisan dari jarak tertentu padahal
sebelumnya saya bisa membaca walaupun dari jarak yang lumayan jauh. Saya juga
sering merasa mata saya perih dan berair. Sehingga suatu hari saya diantar ibu saya ke
optik dan memang benar mata saya mengalami mata minus dan membuat saya
diharuskan untuk memakai kacamata.
Ternyata selain menjaga kesehatan tubuh kita juga harus menjaga kesehatan mata,
jujur saja penglihatan buram sangat tidak nyaman. Maka dari itu walaupun kita
diharuskan memakai gadget di masa pandemi, tetapi kita juga harus membatasi waktu
memakai gadget dan jangan memainkan gadget pada ruangan yang kurang cahaya.
Memakan banyak buah atau sayur yang mengandung vitamin c juga membantu untuk
kesehatan mata.

Walaupun banyak duka yang saya alami di awal merasakan pandemi. Saya menyadari
bahwa keresahan saya di awal pandemi itu karena saya belum bisa beradaptasi, saya
juga belum bisa mengikuti alur pembelajaran saya dengan mata pelajar yang banyak.
Meskipun begitu, sebagai siswi yang ingin maju saya percaya bahwa semua itu adalah
untuk kebaikan diri saya sendiri agar saya bisa lebih banyak lagi mendapatkan ilmu dan
pengalaman. Ilmu dan pengalaman yang saya dapat sekarang akan berguna untuk saya
sendiri di masa depan nanti.

Sekarang saya sendiri lebih agak baik, karena sekarang saya bisa mengatasi hal yang
sebelumnya tidak bisa saya atasi. Memang tidak sepenuhnya, tetapi setidaknya saya
sekarang punya waktu beristirahat. Sekarang saya menganggap kegiatan yang saya
lakukan bertujuan untuk membantu diri sendiri agar bisa berkembang di lingkungan
seperti sekarang ini, dan berani dalam menghadapi masalah. Saya juga merasa
tertantang untuk mengambil awal yang baru. Intinya, saya tidak lagi merasa dirugikan
dan bersemangat mencoba hal baru selama hal tersebut tidak membuat saya lelah.

Pandemi yang terjadi sekarang ini tidak hanya memberikan dampak negatif, banyak
juga hal - hal positif yang berdampak pada diri saya selama pandemi terjadi. Sebagai
seseorang yang tidak menyukai sesuatu yang melibatkan banyak orang seperti tempat
yang ramai dan berisik atau yang biasa disebut introvert dan pandemi yang membuat
kita dilarang untuk bertemu banyak orang, saya merasa sangat diuntungkan dengan hal
tersebut. Jujur saja sejak dulu saya tidak menyukai berkerumun dengan banyak orang
apalagi saya yang menjadi pusat perhatian. Bukan berarti saya tidak ingin bersosialisasi,
saya juga ingin punya banyak kenalan tetapi berkumpul dengan banyak orang membuat
saya lebih cepat lelah.

Diam di rumah berminggu minggu membuat kita lebih cepat bosan bukan? untuk
mengatasi hal itu saya membuat diri saya menjadi lebih produktif, seperti : mengikuti
Olimpiade Nasional, mengikuti webinar/seminar, mengikuti literasi online, mengikuti
lomba-lomba online, aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan masih banyak lagi. Hal
tersebut tentu saja menjadi pengalaman yang menarik dan memacu adrenalin dalam diri
saya.

Yang paling seru untuk saya pribadi adalah mengikuti lomba. Lomba yang saya ikuti
di era serba online ini tentu saja berbeda dengan lomba - lomba yang saya ikuti
sebelumnya. Jikalau lomba yang saya ikuti sebelum pandemi mengharuskan saya untuk
turun langsung ke lapangan dan berkompetisi secara tatap muka, lomba yang berbasis
online sangat berbeda dengan itu. Kami bisa berkompetisi di dalam kamar sendiri, tentu
membuat tantangan yang terjadi adalah kejujuran dalam berkompetisi.

Saya diamanahkan oleh ibu wali kelas saya yaitu ibu Hj. Najemiyah Semaun, S.S.
yang juga merupakan pembina OSIS dan pembina ekstrakurikuler Executive Student
Club dimana ekstrakurikuler tersebut adalah wadah pembinaan siswa-siswi berprestasi.
Salah satunya saya diamanahkan untuk mewakili sekolah saya untuk mengikuti
Olimpiade Sains Nasional dalam bidang Biologi yang dilaksanakan oleh Kemendikbud.
Sebelumnya, sekolah kami mengadakan seleksi yang ketat dalam hal memilih siswa-
siswi yang akan mengikuti lomba Olimpiade Sains ini. Dari hasil seleksi saya sangat
bersyukur terpilih mewakili sekolah dalam bidang biologi.

Dalam hal ini, para guru melakukan pembimbingan untuk kemajuan kami dengan
usaha maksimal guru-guru kami telah melakukan pembimbingan baik secara langsung
kami datang ke sekolah, secara daring melalui zoom atau google meet, dan bahkan
beberapa guru memberikan bimbingan langsung di rumahnya. Kami menyadari bahwa
semangat kami terpacu oleh motivasi para guru kami yang memiliki dedikasi yang
tinggi dengan mengawal kami dan membimbing kami ketika mengikuti lomba-lomba,
termasuk lomba Olimpiade Sains ini.

Baru-baru ini saya juga mengikuti Olimpiade Sains Nasional yang diselenggarakan
oleh komunitas Global Youth Action. Bidang yang saya ambil berbeda dari yang
sebelumnya, jika sebelumnya saya mengambil Biologi kali ini saya mengambil bidang
Bahasa Inggris. Keduanya merupakan pelajaran kesukaan saya maka dari itu dengan
mengikuti olimpiade-olimpiade ini saya ingin mengukur sejauh mana kemampuan saya
dalam bidang - bidang tersebut.

Selain mengikuti lomba dan hal-hal yang saya sudah sebutkan sebelumnya, saya juga
sedang belajar bahasa asing yang saya tidak pernah pelajari sebelumnya yaitu Bahasa
Korea sebagai seorang penggemar K-Pop menurut saya akan lebih seru jika saya bisa
menonton tanpa menggunakan terjemahan lagi. Tapi alasan saya sangat suka belajar
bahasa asing karena menurut saya itu sangat unik dan membantu kita berkomunikasi
lebih luas hingga taraf internasional. Di samping belajar bahasa saya juga mencoba
belajar melukis, saya bukan orang yang pandai menggambar dengan garis atau sketsa
jadi saya memilih melukis karena saya tidak perlu membuat sketsa agar lukisannya
terlihat bagus, seperti yang kita tahu lukisan abstrak juga mempunyai keindahan dan
keunikan tersendiri.

Mencoba hal-hal baru membuat diri saya merasa tertantang hingga memacu adrenalin
di dalam diri saya. Mendapatkan pengalaman yang belum pernah didapatkan
sebelumnya membuat kita juga menjadi orang yang berwawasan luas. Jika kita
berwawasan luas maka kita akan lebih mudah bersosialisasi terhadap banyak kalangan,
wawasan yang luas juga menumbuhkan rasa percaya diri, serta membuat kita lebih giat
belajar.

Saya ini adalah anak yang bisa dibilang mempunyai banyak hobi, semasa saya duduk
di bangku SMP saya pernah terpilih setelah mengikuti seleksi sebagai salah satu siswa
yang akan mewakili sekolah saya untuk tampil menari dengan SMP lain pada saat
pembukaan F8 Makassar 2018 yang diselenggarakan di Pantai Losari. Itu pertama
kalinya saya tampil di depan ratusan atau bahkan ribuan orang. Setelah itu saya sering
ditunjuk untuk mengikuti lomba - lomba tari atau sebagai pembuka suatu acara. Tentu
saja saya sangat senang karena menari merupakan salah satu dari banyaknya hobi saya.

Jadi selama saya berdiam diri di rumah saya juga melanjutkan hobi-hobi saya yang
dulu sempat terhenti karena jadwal saya yang padat. Teman - teman di sekitar saya juga
mengetahui bahwa saya mahir mengedit foto tapi tidak terlalu mahir mengedit video,
saya bisa melakukan kedua hal itu karena itu adalah salah satu hobi saya jadi saya
menawarkan diri kepada senior saya di ekstrakurikuler yang saya ikuti untuk
menjadikan saya sebagai orang yang bertanggung jawab atas materi yang akan
diunggah di sosial media dan syukurlah saya diterima maka dari itu saya menuangkan
hobi saya ke sana.

Ditambah lagi saya diberikan kepercayaan untuk menjadi pengurus ekstrakurikuler


baru yang bernamakan Pandu Digital, ekstrakurikuler tersebut dilaksanakan oleh
Kementerian Komunikasi dan Informatika. Tentu saja Pandu Digital ini bisa membantu
saya dalam mengembangkan skill dari hobi saya yang tadi saya katakan. Tidak hanya
bisa mengembangkan skill mengedit saya tetapi bisa juga mengembangkan ilmu saya
dalam bidang teknologi.

Seperti yang saya katakan di awal, pandemi membuat lelah mental. Meskipun
begitu pandemi tidak bisa menjadi alasan kita lemah fisik. Yang sangat saya suka dari
pandemi ini adalah tidak terlalu banyak melibatkan kegiatan menggunakan fisik.
Banyak dari teman - teman saya mengatakan bahwa mereka sering kali mengikuti
pembelajaran online dengan posisi santai di atas tempat tidur. Saya pribadi juga pernah
seperti itu dan bukan berarti saya juga santai sampai tidak mendengarkan guru, saya
tetap mendengarkan dan memahami materi yang guru saya jelaskan.

Sekolah saya juga mengadakan Kajian Rutin untuk siswa-siswi yang beragama
Muslim. Kajian tersebut dilakukan seminggu sekali pada hari Jumat. Kajian ini
bertujuan untuk menambah wawasan para murid dalam bidang keagamaan serta
menjadikan iman kita lebih kuat.

Adapun perkembangan sekolah kami itu tidak luput dari perjuangan kerja keras kepala
sekolah kami yaitu ibu Andi Mashari ,S.Pd.,M.Si. yang sejak awal masa jabatannya
terlihat memang berusaha bekerja keras mengembangkan sekolah kami sampai dengan
di masa pandemi sekarang. Terbukti dengan diadakannya vaksinasi yang berpusat di
sekolah kami yaitu SMA Negeri 13 Makassar, serta siswa-siswi dari sekolah lain juga
turut hadir mengikuti vaksinasi tersebut.

Melakukan Vaksinasi untuk seluruh masyarakat memang sangat perlu. Saat ini,
pemerintah telah memberlakukan sekolah tatap muka untuk beberapa daerah dengan
syarat telah melakukan vaksinasi. Sekolah tatap muka tersebut hanya berlangsung 2 jam
setiap sesinya. 2 jam merupakan waktu yang cepat dalam hal belajar tetapi setidaknya
sekolah tatap muka ini membantu kita lebih mudah memahami materi daripada sekolah
daring, saya sendiri merasa seperti itu walaupun di daerah saya belum diberlakukan
sekolah tatap muka. Mungkin itu karena tingkat covid-19 di daerah saya masih tinggi
jadi belum bisa diberlakukan sistem tersebut. Maka dari itu, dari kesadaran kita masing-
masing bahwa vaksinasi sangat penting dilakukan.

Saya mendengar masih banyak masyarakat yang takut melakukan vaksinasi. Survei
yang dilakukan kementerian kesehatan mengungkapkan bahwa alasan masyarakat tak
bersedia disuntik vaksin karena, tidak yakin dengan keamanannya (30%), tidak yakin
vaksin tersebut akan efektif (22 %), takut efek samping (12%), tidak percaya vaksin
(13%), keyakinan agama (8%), dan lain-lain (15%). Padahal vaksin itu sangat amat dan
sudah teruji, vaksin tersebut diberikan agar kita aman dari virus dengan kata lain vaksin
membantu kekebalan tubuh kita terhadap virus.

Dulu orang tua saya juga tidak ingin vaksin dengan alasan takut, tetapi saya memberi
pengertian bahwa vaksin itu aman, menjelaskan peran vaksin terhadap tubuh dan
memberitahu apa yang terjadi jika tidak melakukan vaksinasi. Setelah itu orang tua saya
paham dan langsung ingin melakukan vaksin. Kesehatan nomor satu bagi saya, di era
pandemi seperti ini kesehatan merupakan salah satu rezeki yang tidak semua orang
punya. Kita harus tetap menjaga tubuh tetap sehat dan fit dengan berolahraga, minum
vitamin dan banyak minum air putih.

Kondisi pandemi covid-19 ini cukup membuat resah seluruh masyarakat termasuk
kami para pelajar. Terutama untuk beberapa teman saya ada yang terpapar covid-19
sekeluarga. Hal ini membuat gerakan kami sangat terbatas, ketika kami sangat ingin
bertemu satu sama lain dengan teman-teman, belajar bersama dan berbagi cerita, agar
kami juga tidak merasa canggung satu sama lain karena selama ini ada beberapa teman
yang baru kami kenal dan sama sekali belum pernah bertemu sebelumnya dan itu
membuat kami penasaran dan ingin saling bertemu. Kami hanya bertemu ketika guru
kami meminta untuk mengumpulkan tugas atau ketika kami diminta melakukan praktik
olahraga di sekolah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Untungnya sekarang saya dan teman-teman saya sudah saling mengenal, jadi kami
tidak lagi canggung untuk sekedar membahas pelajaran atau bercerita kesukaan masing-
masing. Dengan adanya fasilitas internet dan media sosial, kami memanfaatkan hal
tersebut dengan baik untuk saling berkomunikasi dan berinteraksi yang artinya pandemi
bukanlah penghambat untuk kita saling mengenal satu saama lain.

Walaupun banyak sekali tantangan yang dihadapi di masa pandemi, seperti yang
sudah saya sebutkan sebelumnya yaitu, waktu kita akan banyak diambil sehingga
merasa 24 jam untuk satu hari saja tidak cukup. Banyak penyakit yang membuat kita
harus ekstra dalam menjaga kesehatan. Dan juga pandemi membuat kita banyak
mencoba hal baru yang bahkan sebelumnya sama sekali belum kita coba tetapi hal - hal
tersebut bukanlah penghalang, bukan batasan untuk kita agar berhenti mengejar prestasi
dan pengalaman. Mimpi dan cita - cita kita harus tetap kita kejar. Karena kapan lagi
kalau bukan sekarang? kita tidak boleh menunda-nunda sesuatu karena jika kita terus
menunda maka tidak akan ada penyelesaian dalam masalah kita.

Seperti yang guru kami katakan bahwa, usahakanlah mengikuti perlombaan dan
jangan takut untuk mencoba hal baru dengan alasan akan berakhir dengan kegagalan
yang terpenting adalah kita berpartisipasi dalam hal - hal tersebut karena tidak semua
orang punya tekat dan keberanian untuk berada dalam suatu kompetisi. Tidak semua
usaha bisa langsung berhasil, semua butuh proses bahkan seorang Albert Einstein
pernah gagal berkali kali jadi kita tidak perlu takut karena kegagalan adalah
kemenangan yang tertunda.

Saya bukan orang yang suka membaca buku, tetapi saya akan merekomendasikan
buku untuk dibaca ketika senggang. Yang mana menurut saya buku ini bisa mengubah
padangan kita atau bahkan membuat kita tersadar bahwa ternyata banyak sekali hal
yang patut kita hargai. Buku itu berjudul `Hidup Sederhana` yang ditulis oleh Desi
Anwar. Seperti judulnya buku tersebut sangat sederhana. Mba Desi menceritakan
tentang pengalaman - pengalamannya yang sangat relateable dengan kita juga. Buku ini
membuat saya lebih mudah bersyukur terhadap hal-hal kecil disekitar saya.

Untuk yang merasa mudah menyerah, janganlah pernah menyerah. Kita harus tetap
dinamis serta teguh dalam melakukan hal - hal yang kita lakukan saat ini maupun yang
akan kita lakukan di masa depan. Hadapi dengan sabar dan ikhlas. Pola pikir atau
mindset kita juga harus tetap ke arah yang positif. Percaya diri juga salah satu hal
penting. Untuk itu mari kita juga tetap berdoa agar pandemi saat ini lekas berakhir dan
keadaan kembali seperti sedia kala.

BIODATA DIRI
Nama : Naura Adiesta Anas

Sekolah : SMA Negeri 13 Makassar

Tempat, Tanggal lahir : Makassar, 8 Oktober 2005

Hobi : Menonton Film, Mendengarkan Musik, dan Mengedit Foto/ Video

Cita - Cita : Psikolog

Jabatan Sekolah : - Sekretaris Kelas XI IPA 1

- Sekretaris Ekskul Pandu Digital

- Sekretaris Ekskul Exsecutive Student Club

- Koor Public Relation Ekskul Englishteens

- Koor Humas Ekskul Intescom

Kata Inspiratif : " Jika masalah itu bukan sesuatu yang bisa kamu ubah, maka kamu
hanya harus menerimanya. Hiduplah dengan percaya diri "

Instagram : @naudst

Email : nauraadiesta@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai