Anda di halaman 1dari 3

Wawancara dengan guru

Wisnu: baiklah sebelum saya memulai wawancara ini, saya ingin memperkenalkan diri terlebih
dahulu. Nama saya I Made Wisnu Buana. Saya mahasiswa MA Sociology University of
Hyderabad. Disini saya bermaksud untuk melakukan suatu wawancara kepada anda selaku
guru di sekolah menengah pertama. Garis besar penelitian sederhana saya adalah tentang
dampak covid-19 terhadap proses pembelajaran di sekolah menengah pertama. Untuk itu
nanti kita akan banyak membicarakan tentang bagaimana pro dan kontra terkait
pembelajaran yang berlangsung selama era pandemic covid-19 ini.

Baiklah, sebelumnya bolehkah bapak memperkenalkan diri terlebih dahulu, terkait nama
bapak, subjek yang diajar, kemudian mengajar kelas berapa saja di sekolah.

Melayap: baiklah, nama saya I Gede Mudita Edi Putra, saya mengajar Sains di sekolah Menengah
Pertama ini, kemudian setiap minggunya saya mengajar siswa kelas 1 dan siswa kelas 2.

Wisnu: baiklah terimakasih bapak atas perkenalannya, sebelum wawancara dimulai, saya ingin
memberitahu bahwa jika bapak mengalami kesulitan dalam berbahasa inggris bapak boleh
menggunakan Bahasa Indonesia, itu tidak akan apa-apa. Nanti hasil dari wawancara ini akan
di terjemahkan ke Bahasa inggris. Namun jika memang itu memungkinkan untuk berbahasa
inggris, itu akan lebih bagus Pak.

Melayap: baiklah, saya akan mencoba untuk berbicara Bahasa inggris terlebih dulu, namun harap
dimaklumi jika saya banyak mengucapkan Bahasa inggris yang salah.

Wisnu: terimakasih banyak sebelumnya pak, tidak masalah pak.

Kita wawancara santai saja ya pak, tidak terlalu formal agar suasana menjadi tidak tegang.

Berbicara mengenai pendidikan di era pandemic ini, tentu akan banyak pro dan kontra,
karena hal ini tidak biasa bagi kita yang cenderung berada di wilayah pedesaan. Jika dari
sudut pandang bapak sebagai guru, bagaimanakah cara kerja belajar di rumah saat ini yang
tentunya berbeda dengan belajar di sekolah?

Melayap: dari sudut pandang saya sendiri sebagai tenaga pengajar tentu pembelajaran online
mempunyai keuntungan dan kelemahan. Keuntungannya tentunya terutama kita bisa
membantu untuk membunuh rantai penyebaran Covid 19. Kemudian kita tidak harus datang
ke sekolah untuk mengajar siswa. Namun dari sudut pandang saya sendiri, pembelajaran
online justru lebih banyak mendatangkan kerugian bagi kami yang berada di desa terpencil.
Ketidaksiapan dalam hal sarana dan prasana terutama yang membuat hal ini terganggu.
Banyak sekali siswa kami terkendala karena tidak mempunyai handphone dan memaksa
orang tuanya untuk membelikan handphone. Selain itu, kendala selanjutnya adalah dari segi
koneksi internet yang relative sangat lambat di pedesaan seperti kami. Kemudian selain itu
juga sumber daya manusia yang juga kurang memahami mengenai teknologi. Hal inilah yang
kami hadapi sebagai seorang yang baru dengan system seperti ini, yang biasanya kami
melakukan semuanya secara offline dan bertatap muka, namun sekarang berubah menjadi
serba online.
Wisnu: baiklah, terimakasih atas jawabannya pak. Kemudian saya juga ingin tau, dengan adanya
kebijakan belajar di rumah, menurut bapak, apakah telah membantu proses belajar
mengajar menjadi lebih efektif?

Melayap: dari sudut pandang saya keadaan pembelajaran secara online sangat besar pengaruhnya
pada minat belajar siswa. Pengaruh dalam hal ini menurut saya adalah pengaruh yang
buruk. Contohnya dalam hal pembelajaraan ketika guru mengajar, respon dari siswa sangat
minim sekali kita dapatkan. Interaksi antara guru dan siswa menjadi sangat sulit sekali
didapatkan. Selain itu, yang paling sangat sering saya alami adalah masalah kehadiran siswa.
Dengan pembelajaraan secara offline, rata-rata semua siswa datang ke kelas untuk belajar,
namun berbeda halnya dengan pembelajaran secara online, rata-rata siswa yang bergabung
ke kelas sangat sedikit. Mungkin bisa saya katakan rata-rata kehadiran siswa di bawah lima
puluh persen. Keadaan seperti ini justru membuat keadaan kelas yang semakin tidak efektif
dibandingkan kelas secara offline. Namun dalam hal ini kita tidak mempunyai pilihan lain,
kita harus melakukannya.

Wisnu: benar pak, kita tidak punya pilihan lain dalam hal ini. Banyak juga negara yang melakukan
hal ini demi keamanan masyarakatnya.

Masih berkaitan dengan pembelajaran secara online pak, bagaimana menurut bapak jika
belajar di rumah dilanjutkan hingga waktu yang belum ditentukan?

Melayap: bagi kami yang sebagian besar berada dalam zona pedesaan dan sebagian besar berprofesi
sebagai petani menurut saya sangat tidak cocok untuk dilanjutkan pembelajaran secara
online. Tidak sedikit orang tua siswa yang mengatakan kepada saya atas keberatannya
untuk membelikan kuota internet yang sangat mahal. Selain itu, siswa juga tidak bisa saling
bertatap muka dan minimnya interaksi antara sesama siswa, hal ini akan mempengaruhi
mental siswa. Kembali ke konteks awal tadi, ketidaksiapan yang membuat hal ini menjadi
tidak cocok diteruskan sampai waktu yang belum ditentukan. Pemerintah sudah memulai
vaksinasi kepada para guru-guru, kita berdoa semoga sekolah bisa dibuka secepatnya.

Wisnu: iya benar pak, semoga pandemic ini bisa cepat berlalu agar sekolah bisa secepatnya di buka.
Seperti halnya saya sendiri, seharusnya saya sudah berada di India saat ini untuk studi
Master saya, namun karena pandemic ini memaksa saya harus belajar secara online juga.

Kemudian, dari sudut pandang bapak, seperti apa dilemma yang bapak sering hadapi saat
melaksanakan pembelajaran di rumah?

Melayap: dari segi banyaknya kendala, secara umum dan ini dialami oleh guru-guru yang lain juga
yang sangat membuat pembelajaran terganggu adalah lemahnya koneksi internet.
Contohnya ketika saya mengajar tiba-tiba koneksi internet menjadi lemah, hal ini akan
membuat suara saya yang diterima siswa menjadi tidak jelas dan hal ini justru sangat
mengganggu proses belajar mengajar.

Wisnu: baiklah pak. Kemudian bagaimana tanggapan bapak mengenai respon dari siswa ketika
bapak sedang mengajar online?
Melayap: respon siswa sebagian besar baik terhadap ini, namun ada suatu kendala yang biasa saya
hadapi di kelas. Biasanya dari segi interaksi antara guru dan siswa. Dari segi interaksi, ibarat
saya sedang berbicara dengan tembok, hal ini karena saya ketika mengajar secara online,
respon balik dari siswa sangat sedikit saya dapatkan, bahkan tidak sama sekali. Berbeda
halnya ketika saya mengajar secara online, kelas serasa menjadi lebih hidup karena sebagian
siswa merespon apa yang saya jelaskan. Mungkin ini kembali karena mereka belum terbiasa
dengan system pembelajaran secara online. Namun meskipun begitu, tetap saya hadapi
karena memang hal ini sudah menjadi tanggung jawab saya sebagai tenaga pengajar.

Wisnu: baiklah, kemudian, apakah anda pernah mengalami kesulitan saat mengajar secara online di
rumah? Jika iya, coba anda jelaskan apa saja kesulitannya dan kapan kesulitan itu terjadi?
Jika tidak, coba anda jelaskan bagaimana mungkin anda tidak mengalami kesulitan saat
belajar di rumah?

Melayap: terkait kesulitan saat mengajar secara online saya sering alami. Misalnya saja saat saya
sedang mengajar di depan layar laptop saya, tiba-tiba listrik padam. Hal ini menjadi hal yang
sangat mengganggu dan saya akui hal ini menjadi kesulitan saya dalam mengajar. Ketika
listrik padam, biasanya akan terjadi lost signal internet dan hal ini menyebabkan saya tidak
bisa melanjutkan mengajar. Jika hal ini terjadi, biasanya saya akan mengirimkan materi
bacaan dan juga beberapa tugas di google classroom untuk ditugaskan kepada siswa.

Wisnu: hmm yes yes, sama seperti yang saya alami pak jika saat belajar online, saya juga sangat
takut akan yang Namanya listrik padam karna hal itu akan menghancurkan segala aktivitas
saya dalam belajar online.

Hmm.. ini ada pertanyaan terakhir pak, apa harapan anda saat ini untuk pembelajaran di
Indonesia?

Melayap : tentunya harapan besar saya adalah sekolah bisa di buka kembali dan kita bisa merasakan
pembelajaran secara offline. Dengan pembelajaran secara offline kita bisa memaksimalkan
proses belajar mengajar. Siswa juga bisa bertemu dengan teman-temannya dan juga siswa
bisa mengakses fasilitas-fasilitas penunjang pendidikan di sekolah seperti perpustakaan.
Namun tetap ingat, pembukaan sekolah juga harus mengikuti protocol kesehatan yang
sangat ketat, siswa diharuskan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan serta
mengadakan pembatasan jumlah siswa di dalam kelas. Semoga sekolah bisa secepatnya
dibuka.

Wisnu: baiklah, terimakasih sebelumnya untuk waktu luangnya untuk melakukan wawancara
dengan saya pak.

Melayap: sama- sama

Anda mungkin juga menyukai