Anda di halaman 1dari 2

Kesalahpahaman

Oleh : Mayer Amut Saleko

Pada pagi hari itu, Dani berangkat ke sekolah dan ia membawa kartu, Dani bermaksud
memainkan sulap dengan kartu itu di saat jam istirahat, tetapi temannya Rafi melihat Dani memegang
kartu itu dan ia ingin memegang dan memainkan kartunya, "oh bolehkah pinjamkan saya kartumu, saya
ingin memainkannya sebentar..", Ucapnya. Dani bermaksud tidak ingin memberikannya karena ia takut
di lihat oleh guru lalu menyitanya, tetapi ia tidak mau Rafi marah kepadanya, jadi Dani
meminjamkannya. Dan benar saja, Pak kepala sekolah kebetulan ingin masuk ke kelasnya untuk
menyampaikan informasi, dan ia melihat kartu yang di pegang Rafi dan menyitannya, karena
sebelumnya Rafi pergi ke luar kelas.

Pak kepala sekolah bertanya kepada Rafi “Kenapa kamu membawa ini ke sekolah!”, dan Rafi
menjawab “kartu ini bukan milikku pak tetapi milik temanku pak”, lalu pak kepala sekolah bertanya di
kelas “Siapakah pemilik kartu ini?”, lantas Rafi pun menjawab dengan beraninya “itu milik Dani pak”
dan teman-teman Dani pun ikut menjawab bahwa kartu itu milik Dani. Pak kepala sekolah pun salah
paham dengan hal tersebut dan menganggap Dani bersalah dan mengira bahwa Dani membawa kartu
ke sekolah untuk bermain judi,Pak kepala sekolah pun memberi peringatan kepada Dani “Kamu buat
apa bawa kartu ke sekolah kamu ingin bermain judi yah!,masih kecil mau main judi,kamu tunggu,saya
akan laporkan ini ke orang tua mu!”.

Kata Dani dalam hati “kenapa Pak kepala sekolah memarahiku seperti ini,padahal saya tidak
bermaksud untuk bermain judi, dan saya yang disalahkan padahal Rafi yang mengambil kartuku dan
memainkannya. Saya pasti akan sangat malu saat orang tua saya tahu bahwa pak kepala sekolah
memberitahu mereka tentang hal ini”.

Perkataan pak kepala sekolah itu selalu terbayang-bayang di dalam pikiran Dani pada hari itu.
Dani melihat disekelilingnya, teman-temannya menatapnya dengan tatapan sinis, dan membuat Dani
semakin terpukul dan sangat sedih.

Sepulang sekolah, ia berjalan pulang ke rumahnya dengan air matanya yang bercucuran seperti
hujan deras. Sesampainya dirumah ia langsung berbaring di tempat tidurnya dan mengingat semua
yang terjadi disekolah. Ibunya datang dan bertanya kepadanya “nak,kenapa kamu terlihat sedih”, “oh
tidak apa-apa sih ibu,hanya ada sedikit masalah tadi di sekolah” jawab dani dengan muka yang
murung. Ibunya menjawab “masalah apa nak,coba ceritakan ke ibu”,Dani pun menceritakan semuanya
kepada ibunya. Setelah itu ibunya pun terkejut dan ingin menemui kepala sekolahnya untuk memberi
tahunya bahwa anaknya Dani tidak bermaksud untuk bermain judi.

Kemudian pada sore hari, ibunya pergi ke rumah kepala sekolah untuk menjelaskannya.
Sesampainya di rumah kepala sekolah,ia mengetuk pintu dan menyapa “Selamat sore
pak,permisi,bolehkah saya berbincang sedikit dengan Bapa tentang anak saya Dani”. pak kepala
sekolah pun menjawab “oh iya bu,silahakan masuk ibu ada juga yang mau saya sampaikan kepada ibu
tentang anak ibu Dani”,ibunya Dani pun langsung memotong perkataan pak kepala sekolah dan
menjelaskan semua yang diceritakan Dani di sekolah.

Pak kepala sekolah langsung terdiam dan merasa bersalah karena dirinya langsung mengambil
kesimpulan dan mempermalukan Dani dengan mengatakan bermain judi. Pak kepala sekolah pun
langsung meminta maaf kepada ibu Dani dan tidak ada lagi kesalahpahaman di antara kedua belah
pihak.

Sepulangnya Ibu Dani dirumah,ia memberi tahu Dani “nak,janganlah kau bersedih lagi, karena
Pak kepala sekolah sudah meminta maaf kepada ibu dan kepadamu atas kesalahpahamannya”, Dani
pun menjawab “Hah..,kenapa bisa ibu.”,ibunya berkata “tadi sore ibu pergi ke rumah kepala sekolahmu
untuk menjelaskan semuanya”. Wajah Dani pun berseri dan senang karena masalah itu telah selesai.

Keesokan harinya Dani pergi kesekolah seperti biasa, kebetulan ia melihat Rafi sedang duduk di
kelas, wajah Dani pun muram karena mengingat bahwa kemarin Rafi langsung mengambil kartunya
dan langsung memberitahu pak kepala sekolah tentang kartunya. Rafi merasa bersalah dan langsung
meminta maaf kepada Dani katanya “Dani, maafkan saya karena kemarin saya membawa kartumu
keluar dan di lihat Pak kepala sekolah sehingga membuatmu dimarahi” ucap Rafi dengan ekspresi
merasa bersalah. Dani pun menjawabnya “oh iya saya maafkan, saya juga yang salah membawa kartu
ke sekolah”, “iya,Dani terimakasih”jawab Rafi dengan ekspresi yang senang.

Anda mungkin juga menyukai