Anda di halaman 1dari 8

Nama :Ainun Fihat Susamma Salsa Bila

Sekolah : SMA Negeri 1 Kapongan

Kembangkan Semangat Prestasi

Pagi ini matahari memancarkan sinar yang hangat,suara jam dinding yang berbunyi
menunjukkan pada pukul 08.30 pagi. Di Sekolah menengah atas terdapat ruang kelas seni dan
seorang siswi dia bernama Dera gadis sederhana yang memiliki sebuah impian besar yang
ingin dia kembangkan, dan hari ini terdapat kelas seni.

Dera memperhatikan penjelasan guru seni yaitu pak Toni yang menjelaskan pada
siswa dan siswi untuk melukis bertema wajah manusia menggunakan pensil dan beralaskan
kertas polos.Tetapi Dera tampak tak yakin jika ia melukis hasil nya akan terlihat sempurna
karna dia sudah lama tak melukis.

Namun Dera tak peduli pada pemikiran yaitu, Dera langsung meliuk kan pensil pada
kertas polosnya dengan lincah selama beberapa saat,sketsa hitam putih itu semakin
nyata.Menampakkan seraut

Wajah yang entah kenapa membuat Dera begitu mengangguminya,dia menganggumi


sosok yang dialukis sendiri.

"Astaga,aku merindukanmu",ujar Dera terisak menatap hasil lukisannya.

Lukisan itu adalah gambar almarhum Ibunya,ntah apa yang Dera pikirkan dia sangat
terisak kali ini ingin sekali rasanya Dera memeluk mendiang Ibunya namun itu sangat
mustahil.Tak terasa ia terisak dalam lamunannya begitu lama, siswa siswi disekitar ruang
kelas tidak ada yang tau jika Dera meneteskan air matanya Karna mereka fokus pada karya
mereka masing-masing.

Tak lama kemudian waktu pun habis pak Toni berjalan mengecek hasil karya para
muridnya,Dera yang tau itu langsung menghapus air mata yang tersisa di pipi chubby
nya.Pak Toni menilai satu-persatu hasil karya mereka dengan urutan yang sudah
ditentukan,terlihat mereka semua hanya pasrah.
"Tuk tuk tuk",suara langkah kaki pak Toni terdengar dekat pada jarak meja Dera,pak
Toni menghampiri Dera,karena sekarang adalah giliran penilaian untuk Dera.

"Wah, siapa sosok yang kau gambar ini?",ujar ak Toni ingin tau.

"Dia adalah duniaku",jawab Dera tersenyum.

"Apakah dia ibumu?"tanya pak Toni.

"Benar pak,dia adalah almarhumah ibu saya",ucap Dera menatap lukisannya yang tak
sadar ia meneteskan air matanya.

"Maafkan saya telah mengingatkan mu pada ibumu,bersabarlah kamu anak yang kuat
gapailh cita-citamu setinggi langit agar ibumu bangga memiliki anak yang hebat",ucap sang
guru sambil mengelus bahu Dera untuk menenangkannya

"Siap pak,saya hanya teringat masa-masa dulu dengan almarhum ibu saya",jawab Dera
tersenyum.

Seluruh murid di kelas yang memperhatikan interaksi Dera dan pak Toni mereka
terharu,ingin sekali rasanya mereka memberikan sebuah pelukan pada Dera, tapi saat ini
adalah penilaian jadi semua murid di kelas harus tertib.

"Bagaimana kau bisa melukis?"tanya pak Toni padanya.

"Saya dari kecil suka menggambar ,lalu melanjutkan tahapan gambarku pada melukis
dan itu saya lakukan jika ada waktu kosong dirumah",jawab Dera tersenyum

"Baiklah,ngomong-ngomong lukisanmu hari ini indah",jawab pak Toni sambil menilainya.

"Terima kasih pak",jawab Dera tersenyum manis.

"Sama-sama",ujar sang guru sambil berjalan menilai karya murid-muridnya yang tersisa
sampai selesai.

Lalu pak Toni berjalan menuju mejanya di depan kelas,dia mengacungkan jempol pada
seluruh murid alhasil semua siswa dan siswi bertepuk tangan bersama.Sepertinya pak Toni
terlihat sangat senang hari ini Karna beberapa murid heran padanya,pak Toni tak terbiasa
seperti ini sebelumnya.
"Untuk penilaian kali ini kalian semua sudah ada peningkatan, tapi saya ingin
mengumumkan bahwa 3 minggu lagi akan di adakan lomba melukis terbaik di tingkat
Nasional FLS2N, jadi saya ingin 1 murid saya ikut dalam kompetisi ini",ujar pak Toni
dengan tegas.

"Siapa yang akan bapak pilih?",tanya salah satu siswa yang ingin tau.

"Saya ingin Dera untuk mengikuti kompetisi ini, saya yakin kamu bisa mengikutinya
karna saya melihat hasil lukisanmu tadi begitu perfect cobalah kembangkan bakatmu lebih
jauh jika kamu setuju saya akan mendaftarkanmu secepatnya",jawab pak toni tersenyum.

"Bap..Bap..Bapak serius?saya mau dan saya sangat bersyukur mendapatkan kesempatan


ini",ujar Dera kaget dan senang.

"Ya serius,saya mau kamu mempersiapkan diri kamu selama 3 Minggu ke depan untuk
hasil terbaikmu nanti",ungkap pak Toni pada Dera.

Dera sangat senang tentang kabar ini dari pak Toni,tapi Dera berfikir jika dia terus-
terusan lebih mementingkan melatih bakat melukisnya dan tak ada luangan waktu untuk
belajar mata pelajaran lain maka nilai Dera akan menurun.Dan besok adalah hari keluarnya
nilai ulangan Dera Minggu kemarin dan ia tak sabar untuk melihatnya.

Saat ini adalah jam pulang Dera, ia pulang menaiki sepeda keranjangnya.Dijalan ia
bernyanyi menghibur dirinya sendiri,waktu berlalu begitu cepat matahari yang mulai bersinar
hangat mulai terbenam,Dera pulang telat dan hari mulai gelap dia tidak mempercepat
mengayuh sepedanya karena terlalu asik bernyanyi.

Sesampainya dirumah Dera memarkirkan sepedanya, dia mengetok pintu rumah dan
keluarlah sosok pria dia adalah Ayah Dera.

"A..a.. Ayah...",ucap Dera bimbang.

"Kenapa kamu baru pulang Der lihatlah ini sudah jam enam lewat",ujar sang Ayah
tegas.

"Maaf Ayah aku tadi keasikan bernyanyi di jalan dan tidak ingat waktu, karna
memperlambat mengayuh sepeda",jawab Dera menunduk.
"Haish..,lain kali jangan seperti ini pulanglah tepat waktu jika ada kepentingan kabari
Ayah, Ayah khawatir kau hanya keluarga satu-satunya yang Ayah punya",ucap sang Ayah
tegas.

"Siap Ayah,ngomong-ngomong aku ada kabar baik untuk Ayah",sambungnya pada sang
Ayah sambil berjalan masuk ke dalam rumahnya.

"Apa itu?",tanya Ayah ingin tau.

"Aku dipilih ikut lomba melukis nasional FLS2N oleh Pak Toni tadi siang dia
memilihku untuk mengikuti lomba ini kebetulan tadi adalah penilaian seni melukis",jawab
Dera.

"Wah Ayah bangga padamu nak ini adalah kesempatan bagus untuk meneruskan
bakatmu ,boleh tau tema apa yang kamu lukis tadi?", Tanya sang Ayah.

"Wajah ibu,yah", ungkap Dera tersenyum

Ketika Dera mengatakan hal itu ia membuat sang Ayah mengingat kembali almarhum
sang istrinya,tapi dia tersenyum pada sang anak dan mengelus lembut Surai rambut kepala
Dera.Ayah Dera sangat senang mendengar berita ini dari Dera ia tak menyangka kemampuan
melukisnya menurun pada sang anak.

"Ayah memperbolehkanmu mengikuti lomba itu,tapi jangan sesekali kamu


meninggalkan waktu belajar sekolahmu bagi waktumu seadil mungkin, yaudah bersihkan
badanmu sekarang lalu sarapan Ayah sudah memasak untukmu",ujar sang Ayah.

"Siap Ayah",jawab Dera dengan tangan hormat pada sang Ayah.

Ayah Dera menggelengkan kepalanya, ia tak sengaja melihat isi tas Dera yang terbuka
dia melihat karya lukis anaknya.Ayah Dera kaget ia tak menyangka atas kemampuan yang
dimiliki sang anak.Ia tertegun pada lukisan Dera terlihat jelas seluruh gambarannya
tergambar sangat mirip seperti ibunya,dan sang Ayah menyuruh Dera untuk melatih kembali
kemampuannya setelah Dera sarapan.Ayahnya ingin melihat bagaimana cara kerja sang anak
saat melukis karyanya sendiri.

"Lakukan pelan-pelan,lukislah tema objek yang kau sukai nak",ujar Ayah pada Dera
"Aku memilih menggambar pulau Natuna pemandangan disana sangat indah aku akan
mencoba melukisnya sekarang",jawab Dera tersenyum.

Ayah Dera hanya menganggukkan kepalanya,Dera mulai menggambar bagian yang


sudah ia tentukan sendiri.Hingga akhirnya Dera hampir selesai melakukannya di bagian
terakhir Dera di hentikan aktivitas nya oleh sang Ayah.

"Tunggu",sambung Ayah Dera.

"Kenapa yah?",jawab Dera heran

"Lukisanmu di bagian ini kurang menarik cobalah untuk menerangi sedikit lagi itu akan
terlihat sempurna",ujar Ayah.

"Ah baiklah, dan ini adalah bagian terakhir",jawab Dera memperbaiki lukisannya.

"akhirnya selesai melukisnya", ujar Ayah tersenyum.

"Bagaimana menurut Ayah, apakah ada kesalahan?",tanya Dera.

Sang Ayah tersenyum dan menggelengkan kepalanya,Ayah menyuruh Dera melukis


satu kali lagi Dan Dera mencobanya kembali melukis dengan tema lain.

Pagi ini Dera menuju sekolah dan ia pun telah tiba di kelas,di jam pertama dia akan
menerima hasil nilai ulangan Minggu kemarin,akhirnya gurupun datang dan membagikan
hasil ulangannya Dera terkejut pada hasilnya ia yang mengira nilainya akan sempurna tapi
kenyataan berkata lain nilai Dera menurun dan rendah di bawah tujuh puluh.

"Ahh... nilaiku menurun jika Ayah tau dia akan sangat kecewa padaku",ucap Dera cemas.

"Ini semua karna aku terlalu fokus pada kegiatan lain dan lupa belajar aku menyesal rasanya
sangat hancur jika kedepannya nilaiku seperti ini, ahh kepalaku sakit memikirkan ini...",pikir
Dera dengan raut wajah murungnya,Dera sangat sedih tentang kejadian tadi pagi dia berjanji
pada dirinya sendiri akan mengubah nilainya itu menjadi lebih baik lagi.

Hari demi hari sudah berlalu Selama hampir tiga minggu Dera ada peningkatan tentang
seni melukisnya dan beberapa mata pelajaran Dera yang mulai meningkat Karna hari-harinya
belakangan ini di habiskan untuk belajar meningkatkan skill dan kemampuan
berpikirnya,nilai Dera yang Minggu kemarin di bawah tujuh puluhan sekarang menjadi
delapan puluh lima ke atas Dera merasa senang dengan hasil kerja kerasnya saat ini.
Jam tangan Dera menunjukkan pukul 07.00 pagi, di jam sekarang tepat pembelajaran
seni melukis di sekolah Dera,ia tak sabar dengan kelasnya sekarang.Pak Toni yang sudah
mulai memasuki ruangan kelas seluruh murid duduk tertib dan menyapa kedatangan Pak Toni
pagi ini.

"Selamat pagi pak",Ucap seluruh murid pada pak Toni

"Selamat pagi anak-anak, pagi ini saya akan menyampaikan kabar untuk Dera. Perlombaan
seni melukismu sudah saya daftarkan Minggu kemarin dan lombanya akan di adakan besok
bapak mau kamu mempersiapkan diri km",ujar pak Toni.

"Huff... baiklah pak",jawab Dera pasrah.

"Apakah ada kesulitan pada teknis melukismu?",tanya pak Toni

"Tidak ada pak",jawab Dera tersenyum.

Pak Toni terus memberikan motivasinya pada Dera agar dia tetap bersemangat untuk
besok, seluruh murid sangat bangga padanya dia murid satu-satunya yang di pilih untuk ikut
lomba seni melukis.Teman-teman Dera tak lupa memberikan motivasi untuknya Dera
membalas mereka dengan ramah, mereka berharap Dera akan melakukannya dengan baik.

Hingga pergantian jam di sekolah, Dera mengikuti pembelajaran lain di kelas dengan
semangat senyuman Dera terukir kembali dia melihat hasil tugas sekolahnya yang
mendapatkan nilai di atas delapan puluh lima ke atas lagi,dan tak lama bel pun berbunyi
menandakan waktu seluruh siswa dan siswa pulang.Semua murid akhirnya bergegas pulang
termasuk Dera, di sepanjang jalan Dera berfikir aneh-aneh yang berlebihan.

"Bagaimana jika aku tak lolos dan membanggakan sekolah dan Ayah aku takut
mengecewakan mereka", pikir Dera dengan raut wajah lesu.

Setibanya di rumah, Dera terlihat lemas oleh sang Ayah. Dera yang bersalim pada
Ayahnya ia langsung bergegas memasuki kamar dan mengunci pintunya dia tak mau
Ayahnya menanyakan keadaannya sekarang. Sang Ayah hanya menggelengkan kepalanya
Ayah Dera berfikir putrinya kelelahan dan butuh istirahat.

Pagi ini setelah Dera berpamitan pada sang Ayah dia pergi menuju perlombaan
sesampainya di sana Dera meyakinkan dirinya bahwa dia bisa melewati perlombaan ini, Dera
menghilangkan rasa cemas yang mengusik di pikirannya.
"Dera...",panggil seseorang pada Dera.

"Iya pak?",Jawabnya

"Jangan terlalu di pikirkan,saya tau dari tadi bapak memperhatikanmu sepertinya gelisah
pandanganmu berbeda dari sebelumnya",ujar pak Toni meyakinkan Dera.

"Saya baik-baik saja pak",jawab Dera tersenyum.

"Saya yakin kamu bisa melewatinya,jangan bimbang tapi pikirkan bagaimana caranya kamu
bisa konsisten dalam melukis nanti,dengan siapa kau kemari?", Ujar pak Toni.

"Sendirian pak",jawab Dera.

"Baiklah pergilah ke area perlombaan sekarang karna sebentar lagi akan di mulai",ucap pak
Toni

Dera tersenyum lalu pergi ke area yang di tunjuk pak Toni, mood nya kali ini berubah
drastis dia percaya pada dirinya bisa melewati ini. Dan acarapun di mulai teknik lukis yang di
tentukan adalah teknik plakat.Waktu yang di berikan juri juga singkat, yaitu hanya satu jam
itu adalah waktu yang sebentar namun Dera menyeimbangkan keadaan saat ini.

"Huff... ,aku harus bisa semangat",ungkap isi pikiran Dera meyakinkan dirinya sendiri
dengan ekspresi senyuman manisnya. Dera melukisnya dengan tenang ia mewarnai
lukisannya secara perlahan agar warna yang di lekatkan terlihat indah.

Setelah beberapa saat waktupun habis,kini seluruh peserta lomba hanya bisa pasrah.
Dan juri menyuruh para peserta lomba untuk kembali ke tempat yang di singgahi
sebelumnya,akhirnya seluruh peserta bubar lalu juri melakukan penilaiannya dan hari ini pun
hasil pemenangnya akan di umumkan langsung. Dera kembali ke tempatnya dia senang bisa
melakukannya dengan lancar.

"Lihatlah keliincahanmu dalam waktu satu jam bisa menyelesaikan nya,bapak bangga
padamu menang atau kalah jangan terlalu di pikirkan yang terpenting kau mendapatkan
pengalaman untuk perlombaan ini",ungkap pak Toni pada Dera.

"Makasih pak ,dan tenang saja saya senang bisa mendapatkan pengalaman ini dan
meningkatkan skill saya",jawab Dera tersenyum.
Senyuman Dera yang palsu karna rasa ingin lolos ia sangat mengharapkannya waktu
begitu cepat pengumuman telah dimulai,akhirnya kejuaraan tiga besar diumumkan perasaan
Dera begitu tegang,saat diumumkannya dari ketiga dan kedua tak ada nama Dera yang
terpanggil ia tampak sangat kecewa usahanya tak membuahi hasil.

Akhirnya setelah acara penegangan ini juara satu pun di umumkan disana disebutkan
nama Dera.Ia kaget dan sangat bersyukur atas penggapain yang dia capai saat ini adalah hal
yang ia impikan,seluruh teman dan Gurunya ikut bangga pada Dera.kabar inipun telah
disampaikan pada sang Ayah oleh Dera betapa bangganya Ayah Dera mendapatkan kabar
baik ini.

"Akhirnya impianku terwujud,hiks... Ibu aku berhasil kali ini",ungkap rasa sukur hati Dera di
pikirannya sambil tersenyum.

Bimbingan dari orang tua dan seorang guru sangatlah perlu untuk perkembangan anak,
seperti Dera dia tak gampang putus asa dan selalu memotivasi dirinya sendiri untuk tetap
maju pada kemampuannya,talenta yang kita punya harus kita kembangkan bukan di kubur
hanya Karna rasa malas.Seperti yang dikatakan oleh ilmuan terkenal didunia yaitu Albert
Einstein "Begitu Anda berhenti belajar, Anda mulai sekarat" yaitu tak akan ada hasil jika kita
tidak berusaha belajar dalam mencapai sesuatu,semakin tinggi kau mampu melampauinya
maka semakin dekat dengan keberhasilan.

Anda mungkin juga menyukai