Anda di halaman 1dari 8

TEREDIA

TERESA ARKADIA

Arkadia Alexander
Cowo keturunan Jerman-Indo
Teresa Cassiello
Indo- Spain
PROLOG

Cowo blasteran Jerman-Indonesia dengan pesona yang tidak terduga: kapan atau dimana, akan
membuatmu yang melihatnya “jatuh”, kemudian “cinta”. Tetapi, jangan berharap banyak padanya, Ia
tak tersentuh. Ia sudah menetapkan wanita mana yang akan menjadi masa depannya, sesuai janji pada
dirinya sendiri tujuh tahun lalu, kepada Nadira Amora. Namun semua janjinya seakan dengan mudahnya
digoyahkan oleh gadis manis, terlalu manis - Teresa Cassiello.
T E R E D I A – TERESA CASSIELLO

...

Pagi ini seperti biasanya semua murid SMA Pradipta berkumpul dihalaman sekolah untuk melakukan
apel pagi, kegiatan rutin yang sudah menjadi musuh para siswa.

“Selamat pagi Tere, masih disini? Gue pikir udah balik ke Khayangan” goda Nando, salah satu senior di
SMA nya.

Tere memang menjadi pusat perhatian semenjak ia bersekolah disini. Bukan hanya karena parasnya
yang manis, ia juga sangat apa adanya dan lucu. Itulah yang membuatnya makin dikenal, padahal ini
baru tahun pertamanya di sekolah.

“Selamat pagi juga ka Nando” ucap Tere membalas sambil tersenyum “Aku nggak bisa balik kak, kan
selendang aku disimpan sama ka Nando” lanjut Tere mebalas candaan Nando. “Aku ke barisan kelasku
ya kak, permisi” ucap Tere yang dibalas anggukan oleh Nando.

...

Sudah lima belas menit lebih pak Aryo, kepala sekolah SMA Pradipta berbicara di depan memberi
nasehat-nasehatnya. Namun seperti biasanya pula, semua murid sibuk dengan kegiatan lain dan tidak
mendengarkannya.

Cuaca yang semakin terik ditambah suara ribut murid yang protes karena sambutan selamat pagi yang
selalu sama dan lama, membuat Tere mencolek sahabatnya Vika, gadis yang hobi ceplas-ceplos ketika
berbicara ini, berniat menghilangkan kebosanannya.

“Vika” bisik Tere.

“Emang harus banget yah setiap pagi pak Aryo ngumpulin kita” lanjutnya masih berbisik.
“Padahal itu-itu aja yang diomongin. Lebih efektif kalo pak Aryo ngerekam aja suaranya, terus diputar
setengah jam sebelum kita mulai pelajaran, terus kita dengernya di dalam kelas. Dia happy, kita juga
happy kan” lanjut Tere mengemukakan ide briliannya.

Vika menatap sahabatnya ini dengan tatapan bahagia “Ide lo bagus banget emang” ucapnya
membenarkan.

“Tapi lebih bagus lagi kalo ide lo, langsung lo utarain ke pak Aryo. Itu lo minta apa aja gue kabulin deh.
Kalo perlu first kiss gue, gue kasi buat lo” lanjut Vika dengan tatapan jahilnya.

”Ihs malah bercanda” ucap Tere.

“Emang pak Aryo nggak ngerasain apa kalo semua murid nggak suka dengerin dia ngomong” lanjut Tere
yang masih semangat bertanya pada sahabatnya.

“Makanya lo dengerin pak Aryo ngomong, jadi nggak semuanya kan. Masih ada lo” ucap Vika asal.

“Rencananya gitu, tapi aku udah nggak tahan. Aku aja udah hafal yang diomongin pak Aryo. Bentar yah,
habis ini pasti pak Aryo bilang..” ucap Tere mencoba menerka.

“Baik anak-anak Itu saja dari bapak, selamat belajar...” ucap Tere bersamaan dengan pak Aryo yang
menutup apel pagi.

“Itu kan, dah hafal” lanjutnya sambil tertawa kecil bersama sahabatnya.

...

Setelah melewati setengah jam penuh siksaan, kini semua murid sudah berada di kelas. Bersiap untuk
memulai kegiatan belajar. Begitupun dengan Tere. Ia sudah mengeluarkan buku Biologi, bersiap untuk
pelajaran favoritnya ini, ketika seorang teman kelasnya berlari-terlalu terburu-buru.
“ADA ANAK BARU YANG MAU MASUK KELAS KITA WOI, GANTENG BANGET SUMPAH. KEK NGGAK
PERNAH ADA SEBELUMNYA DI BUMI” ucap Lola setengah berteriak.

Tere hanya tersenyum, merasa lucu dengan ucapan temannya itu. Berbanding terbalik dengan Vika yang
menatap tajam. Pasalnya ia masih mengumpulkan jiwa-jiwanya yang hilang saat apel pagi tadi.

“Biasa ajah woe coca cola” cibir Vika

“Udah ah Vika, lagian tumben kamu nggak semangat sama cogan, nggak pernah ada di bumi loh ini”
ucap Tere masih merasa lucu.

“Nggaklah, palingan si kupret Arkadi” balas Vika malas sambil menaruh kepalanya ke meja. Kembali
melanjutkan mengumpulkan jiwanya.

“Kamu kenal sama anak barunya? Kayaknya dia juga sama dari Khayangan” Tere bertanya sambil
mengingat candaan seniornya tadi.

Vika mengangkat kepalanya, menatap Tere “Gue belum bilang soal teman kecil gue yang pindah ke
Indonesia, lebih tepatnya ke kota kita, lebih tepatnya lagi ke sekolah kita yang tercinta ini?”

“Belommmm Vikanisasi” jawab Tere bertepatan dengan masuknya orang asing yang sedari tadi menjadi
pokok pembahasan seisi kelas IPA 1 ini.

“TUH ORANG KHAYANGANNYA UDAH NYAMPE” ucap Vika setengah berteriak, membuat Tere ikut
melihat ke arah dimana lelaki itu berada.

”Tampak tak asing” ucap Tere dalam hati.

Ia merasa pernah bertemu dengan lelaki ini. Mencoba mengingat dimana ia pernah melihat lelaki ini.
Tere terus melihat penuh tanya, sampai tatapan mereka tiba-tiba bertemu.

Ah benar...
“HALTE BUS SEKOLAH” ucap Tere berbisik.

Lelaki itu menatapnya, tatapan tajam seakan-akan Tere adalah mangsa yang siap di terkam. Kemudian
Tere melihat lelaki itu sedikit menarik ujung bibirnya. Apa dia tersenyum? Bukan, itu tidak bisa dikatakan
sebuah senyuman.

“Itu sahabat gue dari kecil, Arkadia Alexander. Nggak bae-bae amat sih, tapi kalo bisa lo juga sahabatan
sama dia” ucap Vika menjelaskan.

Tere tidak yakin ia bisa dengan mudah bersahabat dengan lelaki itu, mengingat kebodohannya tadi pagi.
“Bule kesasar” rutuk Tere menyesali.
T E R E D I A – ARKADIA ALEXANDER
Flashback
Pagi yang cerah-udara yang segar- alarm yang berbunyi membangunan Arka dari tidur paginya. Hari ini
hari pertama ia di sekolah barunya. Bukan karena New York tak semenyenangkan dulu, tapi ada hal yang
lebih penting yang membuatnya harus kembali, ke tempat yang sudah menjadi musuh baginya.

“selamat pagi Tuan Arkadia” ucap seseorang dari sambungan telpon itu. Arka tersenyum. Selalu
menyenangkan mendengarkan suara gadis itu. Nadira Ahmadja. Gadis berparas cantik, yang menjadi
alasan Arka kembali ketempat yang paling dibencinya.

“Hari pertama sekolah, mau bareng aku? Jakarta udah banyak berubah Di.” Lanjutnya

“Ayolah, tiga tahun bukan masalah Nadira Ahmadja. Aku bisa nemuin sekolah kamu bahkan lebih cepat
dari kamu sampe kesana.” Arka berbicara dengan angkuhnya.

“sekolah kita, kalo kamu lupa” balas Nadira membuat Arka tersenyum. “Lagian batu banget. Entar kalo
kamu kesasar jangan salahin aku.”

Arka hanya tersenyum mendengarnya. Ia bisa membayangkan wajah cemberut gadis itu sekarang
“yaudah, sana mandi. Sampe ketemu digerbang sekolah”

Hari ini, Arka pindah. Dia pindah karena dngr nadira menangis sering dpt sakit hati dri dia pu pcr. Dia
kan su janji pi nadira pu bpa blg dia mo jaga bgtu. Je ini hri prtma dia sekolah. Dia bingung deng jalan.
Map dia pu ju ke rada2 eror, trus dia liat ada perempuan yg baju seragam sama ke dia pake je dia mo
tnya. Dia tepuk pelan nona pu bahu. Noa tengok trus noa liat dia, nona langsung omg blg no no, i cant
speak english well. Je nyong bingung trus nyong sorong maps. Nona ketawa langsung omg pln blg oh ini
toh bgni toh liat bule kesasar bgtu2. Dia pikir nyong snd bisa bahasa indonesia. Itu there dia tunjuk2 bru
blg masa snd bisa baca tmpt tujuan. Nyong langsung ambil dia pu hp rampas bru blg “gue ngerti Indo”.
Bgtu.

Anda mungkin juga menyukai