Anda di halaman 1dari 4

PERSAHABATAN

Cerita ini menceritakan tentang dua Sahabat yaitu Andi dan Surya. Andi adalah seorang
ank yatim piatu yang tinggal bersama saudaranya, semenjak Andi berumur 5 bulan Ia ditinggal
oleh kedua orang tuanya. Andi diadopsi oleh Pak bambang dan Bu Tejo yang berkeinginan
dikaruniai anak tetapi keinginan tersebut tidak terwujud yang akhirnya memilih untuk
mengadopsi Andi, walaupun begitu Pak Bambang dan Bu Tejo sangat menyayangi Andi seperti
anaknya sendiri. Sedangkan Surya adalah anak tunggal dari keluarga pengusaha yang kaya raya.

Andi memiliki sifat penyabar dan pekerja keras, sedangkan Surya memiliki sifat
dermawan dan rendah hati. Andi dan Surya bersekolah di satu sekolah yang sama yang dimana
saat pulang sekolah Surya mengajak Andi untuk makan di warung bakso pinggir jalan dengan
berkata “Eh Andi, kamu mau ga kalau aku ajak makan bakso? Aku yang traktir deh” ujar Surya
kepada Andi. Andi pun hanya menjawab dengan menggangguk dan setelah selesai makan Andi
berterimakasih kepada Surya sambil berjalan pulang karena telah mentraktir dirinya makan
bakso.

Sore itu Andi, Surya, dan Teman-temannya sedang bermain bola di Lapangan hingga tak
terasa hari mulai gelap, “Teman-teman ayo pulang, soalnya udah mau gelap” ujar Andi kepada
Teman-temannya. Mereka semua pun akhirnya meninggalkan Lapangan temapat mereka
bermain bola, Andi dan Surya pulang bersama karena rumah mereka searah. Akan tetapi, saat di
Depan Rumah Surya tiba-tiba terdengar suara pertengkaran orang tua Surya, yaitu Pak Budi dan
Bu Melati. Orang Tua Andi yang mengetahui bahwa Orang Tua Surya sedang bertengkar
akhirnya langsung menenangkan Orang Tua Surya.

Pertengkaran tersebut berawal ketika Bu Melati yang mengetahui bahwa Suaminya yaitu
Pak Budi telah memiliki istri sebelum menikah dengan Bu Melati, dan pada akhirnya Bu Melati
memutuskan untuk bercerai dengan suaminya, yaitu Pak Budi. Pak Budi ingin agar Surya ikut
dengannya agar bisa meneruskan usaha perkebunan buah cherry miliknya, tetapi di lain sisi
Surya juga ingin tinggal dengan ibunya. Ini keputusan berat bagi Surya yang waktu itu masih
kelas 5 SD. Dan akhirnya Surya memilih untuk ikut dengan Ibunya dan tingggal di Rumah
Kakeknya, dan berpisah dengan Teman-temannya terutama sahabatnya yaitu Andi.
4 tahun pun berlalu, Andi dan Surya yang sekaranag sudah SMA dipertemukan kembali
saat keduanya mengikuti lomba matematika antar kabupaten. Andi yang melihat Sahabatnya
sambil berkata “Itu siapa ya, kok kayak gak asing?”. Andi pun menghampiri Surya dan
mengajaknya berkenalan karena Andi belum sadar bahwa itu adalah Sahabat lamanya, sesaat
setelah berkenalan Andi akhirnya ingat bahwa orang itu adalah Sahabat lamanya yaitu Surya dan
mereka pun menanyakan kabar dan berbincang-bincang sejenak sebelum perlombbaan dimulai.

Pada babak penyisihan Andi dan Surya masih terlihat biasa saja hingga akhirnya Mereka
Berdua lolos ke babak selanjutnya, hingga akhirnya tiba lah pada babak semi final dimana
perlobaan sudah mulai sengit. Andi yang mulai kesusahan menjawab soal-soalnya langsung
berdoa agar dimudahkan mengerjakan soal tersebut, sementara surya masih terlihat biasa saja
karna Surya pandai dalam pelajaran matematika. Dan akhirnya Andi dan Surya dipertemukan
pada babak terakhir yaitu babak final, yang dimana pada babak final terdapat 10 soal yang harus
dijawab. Untuk mengerjakan 10 soal hanya diberi waktu 30 menit(atau 3 menit per soal).

Andi yang hanya bisa menjawab 4 dari 10 soal tersebut mulai pasrah, namun berbeda
dengan surya yang telah menjawab semua soal tersebut. 25 menit pun telah berlalu, Surya
memanfaatkan sisa waktu 5 menit untuk meneliti jawaban dari soal-soal yang ia kerjakan.
Sedangkan Andi sudah tidak bisa mengerjakan soal tersebut dan berkata “Waktunya tinggal 5
menit tapi aku baru ngerjain 4 soal, aku jawab asal aja deh daripada jawabannya kosong”. Dan
waktu pun habis, Surya mengumpulkan lembar jawaban dengan percaya diri namun sebaliknya
dengan Andi yang ragu dengan jawabannya. Dan tibalah waktunya untuk mengumumkan siapa
pemenang dari perlombaan tersebut, dan ternyata pemenang perlobaan tersebut ialah Andi.

Surya pun kaget seraya berkata “Hah! Kok yang menang Andi? Perasaan Andi jawab
soalnya ngasal deh”, sementara itu Andi pun kaget dan bersyukur dia bisa memenangkan
perlombaan tersebut dan membawa pulang hadiah uang senilai 300rb rupiah sambil
mengucapkan selamat pada Surya karna telah meraih juara 2 dan mendapatkan hadiah uang
senilai 100rb rupiah. Tetapi Surya tidak mau mengucapkan selamat kepada Andi dan langsung
pergi begitu saja dengan wajah yang kesal. Andi pun bingung mengapa Surya tidak mau
mengucapkan selamat kepadanya dan langsung langsung pulang meninggalkannya begitu saja.
Andi tidak mengetahui bahwasannya Surya sangat berambisi memenangkan perlombaan
tersebut karena uang dari hadiah perlombaan tersebut akan ia gunakan agar bisa membeli obat
untuk ibunya yang sedang sakit parah. Surya akhirnya datang ke Rumah Sakit untuk menebus
obat ibunya sambil menawar harga obat ibunya, akan tetapi harga obat tersebut tidak bisa
ditawar. Surya pun pulang dengan raut muka sedih karna tidak bisa membeli obat untuk ibunya
yang sedang sakit parah.

Hari demi hari penyakit Ibunya semakin bertambah buruk, Surya pun hanya bisa berdoa
agar Ibunya dapat bertahan hingga ia bisa membeli obat untuk Ibunya. Akan tetapi takdir berkata
lain, Ibu Surya meninggal semiunggu setelah perlombaan matematika dan sebelum Surya bisa
membelikan obat untuk Ibunya. Surya bersedih sambil menaruh rasa dendam kepada Andi
seraya berkata ”Andai saja Aku menang dalam perlombaan itu, Ibuku mungkin sekarang masih
hidup. Awas aja kamu Andi”.

Tidak terasa Andi dan Surya sudah beranjak dewasa, Surya meneruskan usaha mabel
milik Kakeknya sedangkan Andi bekerja di Warung Bakso miliknya sendiri. Pada suatu hari
Karyawan Surya yang bernama Pak Karyo damelakukan hal yang sangat keji, yaitu uang yang
diberikan Surya kepada Pak Karyo untuk membeli kayu tetapi uang tersebut malah disalah
gunakan untuk kebutuhannya pribadi dan ia langsung kabur entah ke mana, padahal uang
tersebut ialah uang dari para pelanggan yang sudah memesan barang. Akhirnya Andi meminta
maaf kepada para pelanggan dan mengenmbalikan semua uang mereka. Tak berselang lama
usaha mabel milik Surya pun gulung tikar.

Tiba-tiba Andi datang ke Rumah Kakek Surya dan menemuinya, Surya pun langsung
berkata “Mau apa kamu kesini?” dengan raut wajah agak marah dan suara yang keras. Andi
hanya berkata “Aku cuma mau tau kabarmu gimana setelah lulus sekolah, lagi pula kita kan
sudah lama gak ketemu terakhir kita ketemu kan waktu kita lomba matematika pas kita masih
kelas 1 SMA. Sekalian Aku juga mau ketemu Ibumu, Ibumu ada di rumah kan?” Tanya Andi
kepada Surya. Surya pun menjawab “Gak ada, Ibuku udah di dalem kuburan”, Lantas Andi yang
kaget langsung menanyakan penyebab dan kapan Ibu Surya meninggal.
Surya pun menjawab “Ibuku meninggal seminggu setelah perlombaan matematika, itu
semua gara-gara kamu Andi! Andai saja pada saat itu bukan kamu yang juara 1, pasti aku bisa
membeli obat untuk ibuku dan dia tidak akan meninggal secepat ini”, Andi pun kaget dan merasa
bersalah dan berkata ”Maaf Surya Aku enggak tau kalo kamu butuh banget uang itu, lagian
kenapa kamu gak bilang ke Aku kalo kamu butuh uang itu untuk membeli obat untuk Ibumu
Surya? Kalo kamu bilang ke Aku, Aku pasti mau ngasih uang itu ke Kamu. Terus Kamu
sekarang kerja apa?”, Surya menjawab “Aku nganggur, usaha mabel punya Kakekku bangkrut
soalnya ada Karyawanku yang membawa kabur uang mabel. Udah pergi sana! Lagian kamu
enggak bakal ngerti apa yang aku rasain”.

Andi yang merasa sangat salah menawari kerja bersamanya sebagai upaya menebus
kesalahannya di masa lalu dan juga untuk membantu Sahabat lamanya yang sedang ditimpa
musibah. Awalnya Surya menolak karna Surya masih marah kepada Andi atas kejadian yang
menyebabkan Ibunya meninggal dunia, akan tetapi Andi terus-menerus membujuk Surya karna
Andi merasa mempunyai salah kepada Surya. Akhirnya Surya pun luluh dan mau bekerja
bersama Andi.

Surya akhirnya sadar bahwa itu bukan kesalahan Andi, melainkan ialah takdir Tuhan.
Surya langsung meminta maaf kepada Andi atas sikapnya yang sangat bertolak belakang dengan
sifatnya saat masih kecil, Andi lalu berkata “Surya, di dalam pertemanaan walaupun kamu
enggak bilang maaf pun aku udah maafin kamu”, Surya sangat berterimakasih kepada Andi. Lalu
Surya bertanya kepada Andi “Memangnya kamu mau ngajak aku kerja apa?” lalu Andi
menjawab “Kerja di Warung Bakso punyaku, aku baru buka Warung Bakso dan Allhamdulillah
Ramai pembeli. Aku kepikiran buat buka Warung Bakso karena keinget kalo dulu Kamu pernah
ngajak aku makan bakso di Pinggir Jalan, Kalo inget waktu kecil dulu kita akrab banget ya”.

Hal yang patut kita teladani dari cerita di atas adalah “Jangan lah merasa dirimu paling
benar dan jangan suka memendam sesuatu yang seharusnya kamu ceritakan kepada orang yang
kamu percaya, karena mereka bisa membantu dalam bentuk nasehat atau saran dan juga
menolong seseorang yang sedang kesusahan itu wajib”

Anda mungkin juga menyukai