Anda di halaman 1dari 2

Tema : Adab dan tingkah laku seorang anak

Alur : Maju

Nama : Putri Nimas Ayu Pramesti

Kelas : 8A

Ingatlah Dari Mana

Kamu Berasal

Ayu adalah seorang anak yang cantik dan pintar. Ia tinggal di sebuah rumah kecil di pojok desa.
Keluarganya cukup miskin dan serba kekurangan, karna itu Ayu harus rela untuk putus sekolah pada usianya
yang ke 13 tahun. Ibu Ayu adalah seorang penjual ketupat keliling, setiap hari tidak banyak hasil yang didapat
dari berjualan ketupat. Sedangkan ayah Ayu bekerja sebagai pengantar becak, Ayah harus pergi sejauh lima
puluh kilometer ke Kota setiap harinya demi mencari nafkah untuk keluarganya.

Suatu hari datang seorang pria tua ke desa tersebut. Pria tersebut menawarkan sejumlah uang yang tidak
sedikit jumlahnya untuk di tukar dengan seorang anak yang pintar untuk dijadikan anaknya. Ayu yang
mendengar kabar itu jelas tertarik. Bila ia bisa dipilih oleh pria itu, kehidupan keluarganya bisa lebih baik
dengan uang yang pria itu berikan. Tanpa pikir panjang Ayu pun mendatangi pria tersebut dan menjalani
serangkaian tes yang diminta pria itu. Setelah selesai, Ayu segera pulang ke rumah dan hasil akan diumumkan
esok harinya.

Tanpa diduga ternyata Ayu lah yang dipilih oleh pria tersebut. Ibu dan Ayah merasa kecewa, karna Ayu
mendaftarkan diri tanpa sepengetahuan dari mereka. Ayu menjelaskan bahwa itu demi hidup keluarga
mereka yang lebih baik. Ibu dan ayah sungguh merasa bersalah karna ayu telah berkorban demi keluarga
mereka. Ibu memohon agar Ayu tidak perlu pergi, biarkan hidup mereka berjalan seperti biasa asal putri
mereka satu satunya tetap di sana. Ayu yang sudah membulatkan tekadnya tetap memilih untuk pergi
meninggalkan kedua orang tuanya. Sebelum Ayu pergi, ayah berpesan “ Yu, Pintu rumah ini selalu terbuka
buat kamu, jangan lupa untuk pulang ke rumah ini suatu saat nanti. Sampai kapan pun, kamu tetap anak
kami”. Ayu berjanji akan selalu mengingat pesan yang ayahnya berikan.

Tujuh Tahun Kemudian..

Waktu berlalu begitu cepat, Ayu kini telah tumbuh menjadi gadis yang sangat sukses. Namanya telah
melambung besar di mana mana. Seolah lupa akan tempatnya berasal, Ayu menjadi angkuh dan sombong.
Ayu memandang rendah semua orang miskin yang ada di bawahnya. Bahkan ia melupakan sesuatu yang
sangat penting yaitu, pesan dari ayahnya. Suatu hari datang seorang pria dan wanita tua dari desa, mereka
berkata ingin menemui Ayu, putri mereka. Saat Ayu melihat dua orang tua tersebut Ayu begitu terkejut. Ya,
mereka orang tua Ayu yang ada di desa. Mereka memandang Ayu bangga, mereka tidak menyangka anak
yang dulunya mereka besarkan kini telah menjadi orang terkenal. Namun, tidak seperti dugaan mereka ,
bukannya pelukan yang mereka dapatkan saat bertemu, melainkan usiran yang mereka terima dari anak
mereka sendiri. Kedua orang tua Ayu menangis, mengatakan bahwa Ayu adalah anak mereka, satpam yang
mengusir merasa iba, namun apalah daya dirinya yang hanya bisa menaati perintah sang atasan. Dari jauh
ayah berteriak kepada Ayu “ Ayu kamu lupa akan pesan yang ayah berikan tujuh tahun lalu, dengan tidak
berperasaan kamu membuang kedua orang tuamu, entah apa balasan yang akan tuhan berikan kepada kamu
yu”. Ayu mendengar itu, namun ia tetap mengabaikan perkataan ayahnya.

Ayu ingat, Ayu ingat dengan orang yang telah membesarkannya itu. Ayu juga ingat dengan pesan yang ayah
berikan tujuh tahun yang lalu. Namun bertahun tahun setelah hidup nyaman di kota dengan segala
pencapaiannya, Ayu merasa bahwa ia harus memulai hidup dengan membuka lembaran baru disana,
melupakan hidup susahnya yang ada di desa beserta orang orang yang telah berperan penting dalam
hidupnya.

Tidak disangka, segala bentuk musibah menimpa Ayu setelah kunjungan kedua orang tuanya. Perusahaan
yang selama ini ia besarkan mengalami kebangkrutan, banyak orang yang perlahan meninggalkannya, bahkan
dalam seminggu Ayu jatuh miskin tanpa seorangpun yang membantunya. Ayu menangis, memohon kepada
yang di atas untuk diberi kemudahan, saat ini ayu benar benar sudah tidak memiliki apa apa. Saat sedang
berdoa, ada seseorang yang terlintas di pikiran Ayu, Kedua orang tuanya. Ayu menyesal telah membuang
mereka, Ayu merasa ini semua memang ganjaran yang pantas ia terima atas semua dosa yang telah ia
lakukan kepada kedua orang tuanya. Ayu malu untuk menemui mereka, namun ayu berpikir bahwa ia
memang harus meminta maaf dan bersujud kepada kedua orang tuanya.

Sesampainya di desa Ayu segera pergi ke rumah kedua otang tuanya, Rumah itu kini berbeda, terlihat
begitu indah dengan rasa nyaman yang tidak bisa Ayu gambarkan dengan kata kata, banyak tanaman di
halaman rumah, sangat asri dan khas akan rumah yang ada di desa. Ayu melihat ibunya, Ayu segera berlari
dan memeluk orang yang telah melahirkannya tersebut, mengucapkan beribu kata maaf dan bersujud sambil
menangis. Ayu mengucapkan segala kata penyesalan atas semua perlakuan yang telah ia berikan kepada
kedua orang tuanya. Ibu ayu membalas pelukan tersebut. Ibu dan Ayah begitu merindukan anak semata
wayang mereka, ibu berkata bahwa ia telah memaafkan semua kesalahan yang telah Ayu perbuat. Ibu
berkata “ bagaimana pun kamu tetap anak kita, kamu selalu mendapat tempat di hati kami seperti apapun
perlakuan kamu, ibu senang bila kamu telah menyadari kesalahanmu dan mau meminta maaf, dengan
senang hati ibu akan memaafkan”. Ayu semakin merasa bersalah, entah apa yang ia pikirkan pada saat
dengan jahatnya menolak kedua orang tuanya. Kini Ayu sadar, segala pencapaian yang selama ini ia miliki
tidak ada artinya bila ia melupakan dari mana ia memulai semua. Bila seseorang telah berhasil menggapai
sesuatu yang dia inginkan, tetaplah ingat dari mana tempatmu berasal, jangan merasa sombong lalu
melupakan segala hal.

Anda mungkin juga menyukai