MANAJEMEN ORGANISASI

HIPERKES DAN KESELAMATAN

KERJA
OLEH:
DRA EKO NURSANTI

PENDAHULUAN
DI ERA GLOBALISASI SAAT INI
MENUNTUT KETERBUKAAN DALAM
BERBAGAI SEKTOR.
TIDAK ADA BATAS ANTAR NEGARA, BAIK
DI BIDANG INFORMASI, PERDAGANGAN,
DAN LAIN-LAIN SEHINGGA SEGALA
SESUATU MENJADI TRANSPARAN.
LANJUTAN
PERLAKUAN KHUSUS PADA SUATU
PERUSAHAAN DI SUATU NEGARA AKAN
MUDAH DIKETAHUI OLEH NEGARA LAIN,
KONDISI YANG DEMIKIAN MENUTUP
RAPAT-RAPAT PERLAKUAN MONOPOLI
DAN PROTEKSI ATAS PRODUK YANG
DIHASILKAN DARI SUATU NEGARA.
DALAM ERA GLOBAL :
SETIAP PERUSAHAAN HARUS DAPAT
BEKERJA LEBIH PROFESIONAL DALAM
MENGHASILKAN BARANG DAN JASA.
PRODUK YANG DIHASILKAN HARUS
MEMENUHI SYARAT KUALITAS SESUAI
DENGAN STANDART INTERNASIONAL
YANG DISYARATKAN.
LANJUTAN
DENGAN TUNTUTAN YANG DEMIKIAN MAKA
KEPENTINGAN KONSUMEN YANG
DIUNTUNGKAN KARENA BANYAK PILIHAN
DENGAN KUALITAS YANG BAIK DIIKUTI HARGA
YANG KOMPETITIF.
UNTUK MENOPANG HAL YANG DEMIKIAN MAKA
PERANAN MANAJEMEN PERUSAHAAN
DITUNTUT AGAR SELALU MENINGKATKAN
KINERJA DAN SELALU BERUSAHA
MENCIPTAKAN IDE-IDE BARU YANG LEBIH
EFEKTIF DAN EFISIEN DALAM MENGHADAPI
PESAING-PESAINGNYA.
PENGERTIAN MANAJEMEN
ADALAH KEMAMPUAN ATAU
KETRAMPILAN UNTUK MEMPEROLEH
HASIL DALAM RANGKA MENCAPAI
TUJUAN MELALUI KEGIATAN ORANG
LAIN.
DALAM BAHASA INGGRIS : HOW TO GET
THING DONE THROUGH THE EFFORT OF
OTHER PEOPLE
LANJUTAN
DALAM PELAKSANAANNYA MANAJEMEN
DIDASARKAN PADA :

1.TUJUAN MENYELURUH YANG HENDAK
DICAPAI.
2.KEBIJAKSANAAN UMUM YANG
MENGIKAT.
SALAH SATU CONTOH
TUJUAN YANGN HENDAK DICAPAI ADALAH VISI
DARI PERUSAHAAN MENGENAI HIPERKES DAN
KESELAMATAN KERJA (DI PERUSAHAAN YANG
BERSANGKUTAN).
DGN DEMIKIAN MAJEMEN PERUSAHAAN PADA
DASARNYA BERFUNGSI UNTUK MELAKUKAN
SEMUA KEGIATAN DLM RANGKA PENCAPAIAN
TUJUAN TSB, DGN CARA YANG MASIH
TERCAKUP DI DALAM KEBIJAKSANAAN UMUM
YAITU KESADARAN PARTISIPASI DALAM
PELAKSANAAN TUJUAN TERSEBUT.
MANAJEMEN PERUSAHAAN
DAPAT DILAKSANAKAN DALAM RANGKA
MENUJU TERCAPAINYA TUJUAN PERUSAHAAN,
DIPERLUKAN ADANYA KEPEMIMPINAN ATAU
LEADERSHIP.
KEPEMIMPINAN ATAU LEADERSHIP
MERUPAKAN MOTOR ATAU DAYA PENGGERAK
DARI SUMBER DAYA / RESUORCES YANG
TERSEDIA DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN
PERUSAHAAN.
LANJUTAN
TUJUAN PERUSAHAAN YANG TELAH
DITENTUKAN DAPAT TERCAPAI APABILA
PIMPINAN ATAU LEADER MEMPUNYAI
KONSISTENSI TERHADAP TUJUAN
PERUSAHAAN SERTA MEMPUNYAI
HUMAN RELATIONS YANG BAIK DAN
FLEKSIBEL, BAIK KEDALAM MAUPUN
KELUAR ORGANISASI (INTERNAL
MAUPUN EKSTERNAL).
LANJUTAN
KESELURUHAN KEGIATAN MANAJEMEN
PERUSAHAAN DILAKSANAKAN DALAM
ORGANISASI.
ORGANISASI MENGANDUNG ARTI WADAH
KERJASAMA SEJUMLAH ORANG YANG
SECARA FORMAL TERIKAT UNTUK
MENCAPAI TUJUAN YANG TELAH
DITENTUKAN DIMANA ADA SEKELOMPOK
ORANG YANG DISEBUT ATASAN DAN
SEKELOMPOK ORANG DISEBUT BAWAHAN.
DENGAN DEMIKIAN MAKNA
ORGANISASI
1. ORGANISASI SEBAGAI WADAH DILAKSANAKAN
KEGIATAN PERUSAHAAN
2. ORGANISASI SEBAGAI RANGKAIAN HIRARKI
ANTARA ORANG-ORANG DALAM SUATU IKATAN
FORMAL, SEBAGAI WADAH ORGANISASI
PERUSAHAAN MENGANDUNG DIDALAMNYA
SUATU PROSES YANG DINAMIS.
3. KEPEMIMPINAN ADALAH INTI MANAJEMEN,
HUMAN RELATION ADALAH INTI
KEPEMIMPINAN.
FUNGSI MANAJEMEN
DALAM MENCAPAI TUJUAN
PERUSAHAAN YANG TELAH
DITENTUKAN HARUS DILAKSANAKAN
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN MELALUI
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN.
MACAM FUNGSI MANAGEMEN
MENURUT PARA AHLI
MENURUT HENRY FAYOL TAHUN 1939:
1. PLANNING : PERENCANAAN
2. ORGANIZING : PENGORGANISASIAN
3.COMMANDING : PEMBERIAN KOMANDO
4. COORDINATING : KOORDINASI
5. CONTROLLING : PENGAWASAN
MENURUT HAROLD DAN CYRILL
1. PLANNING : PERENCANAAN
2.ORGANIZING : PENGORGANISASIAN
3. STAFFING : PENGADAAN PERSONIL
4. DIRECTING : PEMBERIAN BIMBINGAN
5. CONTROLLING : PENGAWASAN
MENURUT GEORGE R.TERRY
1. PLANNING : PERENCANAAN
2. ORGANIZING : PENGORGANISASIAN
3. MOTIVATING : PEMBERIAN MOTIVASI
4. CONTROLLING : PENGAWASAN
MENURUT SONDANG P. SIAGIAN
1. PLANNING : PERENCANAAN
2. ORGANIZING : PENGORGAINASIAN
3. MOTIVATING : PEMBERIAN MOTIVASI
4. CONTROLLING : PENGAWASAN
5. EVALUATING : PENILAIAN
MENURUT LUTHER M. GULLIK
1. PLANNING : PERENCANAAN
2. ORGANIZING : PENGORGAISASIAN
3. STAFFING : PENGADAAN PERSONIL
4.DIRECTING : PEMBERIAN BIMBINGAN
5.COORDINATING : PENGKOORDINASIAN
6.REPORTING : PELAPORAN
7. BUDGETING : PENGANGGARAN
PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
PERUSAHAAN
DAPAT BERJALAN DENGAN BAIK DAN
EFEKTIF MELALUI PRINSIP-PRINSIP
MANAJEMEN.
PIHAK PERUSAHAAN DAPAT MEMILIH
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN YANG
MANA YANG AKAN DITERAPKAN DALAM
UPAYA MENCAPAI TUJUAN PENERAPAN
HIPERKES.
INTISARI PENDAPAT PARA AHLI
FUNGSI MANAJEMEN
UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN
HARUS
DIMULAI DARI PERENCANAAN ANTARA LAIN :
1. PENYUSUNAN PROGRAM, MELIPUTI
IDENTIFIKASI, PEMANTAUAN, DAN
PENGENDALIAN, PENENTUAN SASARAN YANG
AKAN DICAPAI.
2. PENGORGAISASIAN : CARA YANG AKAN
DITERAPKAN DALAM PENGORGANISASIAN
KINERJA, PEMILIHAN PENGGUNAAN SISTEM
YANG SESUAI DENGAN KONDISI YANG ADA,
KINERJA DAN BEBAN KERJA.
LANJUTAN

3. PENGADAAN PERSONIL, KARYAWAN AKAN DIREKRUT
SESUAI DENGAN KLASIFIKASI PENDIDIKAN,
PENGALAMAN DISESUAIKAN DENGAN TARGET KINERJA
DAN BEBAN PEKERJAAN.

4. PEMBERIAN BIMBINGAN, BEBERAPA KALI DALAM
SEMINGGU DIADAKAN PERTEMUAN, TENTUKAN DENGAN
TARGET GROUP.

5. PENGKOORDINASIAN, PERLU DIRUMUSKAN SISTEM
KOORDINASI YANG AKAN DIPILIH, DISESUAIKAN DENGAN
TUNTUTAN ORGANISASI DAN BEBAN KERJA SERTA
POTENSI BAHAYA YANG ADA.
LANJUTAN
6. PENGANGGARAN, TENTUKAN ANGGARAN
YANG AKAN DIPERGUNAKAN, SESUAIKAN
DENGAN KEGIATAN YANG DIRENCANAKAN
MISALNYA PENGUKURAN LINGKUNGAN,
PELATIHAN DAN LAIN-LAIN AWASI SEEFISIEN
MUNGKIN JANGAN MELEBIHI RENCANA.

7. PENGAWASAN, HARUS KETAT AGAR TUJUAN
PENERAPAN HIPERKES DAN KESELAMATAN
KERJA DAPAT BERHASIL DENGAN BAIK.
ORGANISASI HIPERKES DAN
KESELAMATAN KERJA
AGAR PELAKSANAAN HIPERKES DAN
KESELAMATAN KERJA DAPAT
BERJALAN BAIK MAKA HIPERKES DAN
KESELAMATAN KERJA BUKAB HANYA
MENJADI TUGAS MANAJER TETAPI
MENJADI TUGAS DARI PIMPINAN UNIT
DALAM SEGALA JENJANGNYA DAN
MENJADI TANGGUNG JAWAB DARI
SELURUH TENAGA KERJA.
PENYELENGGARAAN HIPERKES DAN
KESELAMATAN KERJA
LEBIH EFEKTIF BILA UNIT ORGANISASI
TERKAIT DALAM STRUKTUR
ORGANISASI PERUSAHAAN.
KEDUDUKAN SEBAGAI PEMBANTU
DIREKTUR PERUSAHAAN
BERTANGGUNG JAWAB KEPADA
DIREKTUR ATAU DI BAWAH UNIT
PRODUKSI.
ORGANISASI HIPERKES DAN
KESELAMATAN KERJA
CONTOH 1 :
GENERAL MANAGER
UNIT PRODUKSI UNIT PRODUKSI UNIT PRODUKSI UNIT PRODUKSI
UNIT HIPERKES DAN
KESELAMATAN KERJA
LANJUTAN
CONTOH 2 :
UNIT PRODUKSI
GENERAL MANAGER
UNIT PRODUKSI
UNIT HIPERKES DAN
KESELAMATAN KERJA
UNIT PRODUKSI UNIT PRODUKSI
KETERANGAN
MENGINGAT MASALAH HIPERKES DAN
KESELAMATAN KERJA ERAT KAITANNYA
DENGAN KESEHATAN, KECELAKAAN
KERJA DAN PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS KERJA, MAKA PERLU
DIPERTIMBANGKAN TUGAS UNTUK IKUT
BERPERAN DAN BERTANGGUNG JAWAB
DALAM BIDANGNYA.
OLEH KARENA ITU PIMPINAN/MAMAJER
PRODUKSI PERLU DITUNJUK SEBAGAI
PPENGURUS P2K3, DENGAN DEMIKIAN
DIHARAPKAN YANG BERSANGKUTAN DAPAT
MENJADI JEMBATAN ANTARA PARA TENAGA
KERJA DENGAN PENGUSAHA ATAU
SEBALIKNYA.
MESKIPUN DEMIKIAN AKTIVITAS MANAJEMEN
BERPERAN PADA DIREKTUR RERUSAHAAN,
MESKIPUN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
TERSEBAR MERATA PADA SEMUA BAGIAN
PERUSAHAAN.
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(SMK3)
SISTEM MANAJEMEN ADALAH RANGKAIAN PENGATURAN
YANG SALING BERHUBUNGAN UNTUK MENCAPAI
TUJUAN YANG DITENTUKAN.

SMK3 ADALAH BAGIAN DARI MANAJEMEN SECARA
KESELURUHAN YANG MELIPUTI STRUKTUR ORGANISASI,
PERENCANAAN, TANGGUNG JAWAB,
PELAKSANAAN,PROSEDUR, PROSES DAN SUMBER DAYA
YANG DIBUTUHKAN BAGI PENGEMBANGAN, PENERAPAN,
PENCAPAIAN, PENGKAJIAN,DAN PEMELIHARAAN
KEBIJAKAN K3 YANG BERKAITAN DENGAN KEGIATAN
KERJA GUNA TERCIPTANYA TEMPAT KERJA YANG AMAN,
EFISIEN DAN PRODUKTIF.
TUJUAN PENERAPAN SMK3
1. MENCEGAH DAN MENGURANGI KECELAKAAN
KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA.

2. MENCIPTAKAN TEMPAT KERJA YANG AMAN
TERHADAP KEBAKARAN, PEDAKAN DAN
KERUSAKAN YANG PADA AKHIRNYA AKAN
MELINDUNGI INVESTASI YANG ADA SERTA
MEMBUAT TENAGA KERJA MENJADI SEHAT.
LANJUTAN

3. MENCIPTAKAN EFISIENSI DAN
PRODUKTIVITAS KERJA KARENA
MENURUNNYA BIAYA KOMPENSASI
AKIBAT SAKIT ATAU KECELAKAAN
KERJA.
URGENSI PENERAPAN SMK3

1. SMK3 PERLU DITERAPKAN MELIHAT
KONDISI BAHWA KECELAKAAN KERJA
YANG TERJADI SELAMA INI, SEBAGIAN
BESAR DISEBABKAN KARENA ADANYA
KESALAHAN FAKTOR MANAJEMEN,
DISAMPING FAKTOR MANUSIA DAN
FAKTOR TEKNIS.

LANJUTAN

2. ADANYA TUNTUTAN TERHADAP PRODUK
BERKUALITAS YANG TIDAK TERLEPAS DARI
PERMASALAHAN K3 YANG DIKAITKAN DENGAN
HAMBATAN TEKNIS DALAM ERA GLOBALISASI
PERDAGANGAN.
3. PERLUNYA SUATU TEMPAT KERJA UNTUK
MENCEGAH PERMASALAHAN SOSIAL YANG
TIMBUL AKIBAT KURANGNYA PENERAPAN K3.
MANAJEMEN HIPERKES DAN
KESELAMATAN KERJA (SMK3)
SELANJUTNYA LEBIH DIKENAL DENGAN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)
MEMPUNYAI UNSUR DASAR UMUM
MESKIPUN BERBEDA DI DALAM
IMPLEMENTASI DAN PENGATURAN
SISTEMNYA.
BERDASARKAN PENDEKATAN ILO,
SMK3 ADA 6 UNSUR DASAR
1. POLICY/KEBIJAKAN
2. ORGANISASI
3. PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI
4. EVALUASI
5. ACTION FOR IMPROVEMENT (TINDAKAN
UNTUK PERBAIKAN)
6. CONTINUAL IMPROVEMENT (PERBAIKAN
SECARA TERUS-MENERUS).
KEBIJAKAN/POLICY K3

DALAM SEBUAH KEBIJAKAN K3 HARUS
MEMPUNYAI SASARAN DAN TUJUAN YANG
JELAS UNTUK APA AKTIVITAS K3 DI
PERUSAHAAN DIBENTUK.
KEBIJAKAN K3 YANG SPESIFIK DIKELUARKAN
OLEH PENGUSAHA BAGI PERUSAHAAN DAN
DITULIS DENGAN BAHASA YANG JELAS SERTA
DIKOMUNIKASIKAN KEPADA PEKERJA.
MANAJEMEN K3 INI AKAN BERHASIL DENGAN
BAIK APABILA PERUSAHAAN DAPAT
MENDORONG SELURUH PEKERJA UNTUK
BERPARTISIPASI.
ORGANISASI
PENGUSAHA MEMPUNYAI TANGGUNG
JAWAB UNTUK MEMBENTUK
ORGANISASI K3 DI PERUSAHAAN
SEBAGAI GARIS KETENTUAN TANGGUNG
JAWAB MANAJEMEN.
HENDAKNYA DIHINDARI ORGANISASI
YANG TIDAK PRAKTIS DAN TERLALU
BERBELIT-BELIT SEHINGGA TERJADI
INEFISIENSI.
PLANNING DAN IMPLEMENTASI K3
DI DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN DAN
MENGEMBANGKAN SMK3 DI SEBUAH
ORGANISASI PERUSAHAAN,
DIBUTUHKAN ORANG-ORANG YANG
MEMILIKI KOMPETENSI DAN DAPAT
BEKERJASAMA DENGAN PENGUSAHA
SERTA MENGETAHUI SITUASI YANG
SEDANG BERKEMBANG DI LUAR
SEHINGGA MENGERTI KEBUTUHAN
EKSTERNAL.
EVALUASI
PERFORMANCE K3 DI PERUSAHAAN
HENDAKNYA DIEVALUASI SECARA
TERUS-MENERUS SEHINGGA DAPAT
LEBIH DIKEMBANGKAN DAN
DISESUAIKAN DENGAN KEBIJAKAN K3
YANG TELAH DITETAPKAN BAIK OLEH
PEPEMRINTAH SECARA NASIONAL
MAUPUN KEBIJAKAN ORGANISASI
PERUSAHAAN UNTUK MENCAPAI
SASARAN.
TINDAKAN PERBAIKAN (ACTION FOR
IMPROVEMENT)

MENCARI TITIK KELEMAHAN DIDALAM
SYSTEM PRODUKSI , BAGAIMANA
PELAKSANAAN K3 DI TEMPAT KERJA
AKAN DIBUAT LEBIH BAIK LEBIH AMAN
SEHINGGA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
AKIBAT KERJA DAPAT MENURUN.
PROSEDUR KERJA UNTUK PERBAIKAN
BERKELANJUTAN TERMASUK :
1. TUJUAN DAN SASARAN K3
2. HASIL DARI IDENTIFIKASI DAN ANALISA
RESIKO.
3. HASIL DARI PELAKSANAAN
PENGUKURAN LINGKUNGAN KERJA.
4. INVESTIGASI KECELAKAAN DAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA SERTA
REKOMENDASI HASIL AUDIT.
LANJUTAN
5. TINDAK LANJUT DARI TINJAUAN
MANAJEMEN (MANAJEMEN REVIEW)
6. REKOMENDASI DARI ORGANISASI ATAU
PANITIA PEMBINA K3 (P2K3)
7. HASIL DARI PROGRAM PROMOSI
KESEHATAN.
PENGORGANISASIAN TUPOKSI P2K3
DASAR PEMBENTUKAN P2K3 DI
PERUSAHAAN ADALAH UU NO 1 TAHUN
1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
PASAL 10.
SURAT KEPUTUSAN MENAKERTRANS
NO KEP.125/Men/1982.
PENGORGANISASIAN P2K3 MELIPUTI
PERSYARATAN PEMBENTUKAN:

A. PERUSAHAAN DENGAN TENAGA KERJA
500 ORANG WAJIB MEMBENTUK P2K3
DENGAN JUMLAH PENGURUS 12 ORANG,
TERDIRI DARI UNSUR
PENGUSAHA/PIMPINAN 6 ORANG DAN
UNSUR TENAGA KERJA 6 ORANG DAN 2
ORANG DIANTARANYA SEKRETARIS.
LANJUTAN

B. PERUSAHAAN YANG MEMPUNYAI
TENAGA KERJA 100-500 ORANG WAJIB
MEMBENTUK P2K3 DENGAN JUMLAH
PENGURUS 6 ORANG, TERDIRI DARI
UNSUR PIMPINAN PERUSAHAAN 3
ORANG, DAN UNSUR TENAGA KERJA 3
ORANG DAN 1 ORANG DIANTARANYA
SEBAGAI SEKRETARIS
LANJUTAN
PERUSAHAAN YANG MEMPUNYAI
TENAGA KERJA ANTARA 50-100 ORANG
TENAGA KERJA DENGAN :
TINGKAT BAHAYA TINGGI WAJIB
MEMBENTUK P2K3 DENGAN JUMLAH
ANGGOTA 6 ORANG, TERDIRI DARI
UNSUR PENGUSAHA 3 ORANG DAN
UNSUR TENAGA KERJA 3 ORANG 1
DIANTARANYA ADALAH SEKRETARIS.
LANJUTAN
PERUSAHAAN DENGAN TENAGA KERJA
50-100 ORANG DENGAN TINGKAT
BAHAYA RENDAH WAJIB MEMPUNYAI 1
ORANG AHLI K3 PEMBANTU.
SEKRETARIS P2K3 HARUS DUJABAT
OLEH AHLI K3 ATAU CALON AHLI K3
CARA PEMBENTUKAN
PENGUSAHA LEBIH DULU MENGGARISKAN
KEBIJAKSANAAN K3 YANG ISINYA ANTARA LAIN :
A. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
MERUPAKAN SALAH SATU FAKTOR YANG TIDAK
DAPAT DIABAIKAN DALAM KELANCARAN
PROSES PRODUKSI.
B. PIMPINAN PERUSAHAAN BERTANGGUNG
JAWAB PENUH ATAS PELAKSANAAN USAHA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.
LANJUTAN
C. SEMUA KARYAWAN HARUS MEMAHAMI DAN
IKUT AKTIF DALAM KEGIATAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA.
D. PERLU DILAKUKAN PEMBINAAN/PENDIDIKAN
TERUS-MENERUS TENTANG KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
E. PENGAWASAN ATAS TERLAKSANANYA SEMUA
KETENTUAN TENTANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
LANJUTAN

F. PENYEDIAAN ANGGARAN.
G. P2K3 SEBAGAI KOORDINATOR
PELAKS. KEGIATAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA SEHARI-HARI.

TUGAS POKOK DAN FUNGSI P2K3
TUGAS POKOK MEMBERIKAN SARAN
PERTIMBANGAN BAIK DIMINTA ATAU TIDAK
KEPADA PENGUSAHA /PENGURUS TEMPAT
KERJA MENGENAI MASALAH-MASALAH
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.
FUNGSINYA ADALAH MENGHIMPUN DAN
MENGELOLA SEGALA DATA PERMASALAHAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI
TEMPAT KERJA YANG BERSANGKUTAN, SERTA
MENDORONG DITINGKATKANNYA
PENYULUHAN, PENGAWASAN , LATIHAN DAN
PENELITIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA.
P2K3 HARUS MEMPUNYAI PROGRAM
SBB :

A. EVALUASI MASALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
YANG ADA DI PERUSAHAAN UNTUK MENDAPATKAN DATA
TENTANG POTENSI BAHAYA.

B. MEMUPUK KERJASAMA DENGAN BAGIAN-BAGIAN LAIN.

C. ANALISA KECELAKAAN, SETIAP KECELAKAAN HARUS DITELITI
DAN DIANALISA SECARA MENDALAM, SEHINGGA DAPAT
DIKETAHUI PENYEBAB UTAMA DAN KAITANNYA.

D. STATISTIK KECELAKAAN, MELAKUKAN KEGIATAN STATISTIK
SECARA BAIK, HAL INI AKAN MEMBANTU PIHAK MANAJEMEN
DALAM MENGAMBIL LANGKAH-LANGKAH PENYEMPURNAAN.
LANJUTAN

E. PELAPORAN, KEGIATAN P2K3 HARUS DILAPORKAN KE
INSTANSI YANG BERWENANG.
F. PENDIDIKAN DAN LATIHAN, MENGUSAHAKAN
PENDIDIKAN DAN LATIHAN, PENERANGAN KEPADA
TENAGA KERJA MENGENAI MASALAH KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA.
G. MERENCANAKAN PERTEMUAN SECARA RUTIN SETIAP
BULAN SEKALI.
H. MEMBUAT DAN MEMPERBAIKI CARA-CARA DAN
PEDOMAN KERJA YANG AMAN, DLL


KEGIATAN DAN SIDANG P2K3
KEGIATAN DAN SIDANG P2K3 MERUPAKAN PENJABARAN
DARI TUGAS POKOK DAN FUNGSI P2K3.
KEGIATAN MELIPUTI :

A. MENGEVALUASI SUMBER BAHAYA/ BAHAYA POTENSIAL
YANG ADA DI TEMPAT KERJA.
B. PEMBINAAN DAPAT DILAKUKAN MELALUI PENDIDIKAN,
PENYULUHAN DAN LATIHAN YANG DITUJUKAN KEPADA :
SELURUH TENAGA KERJA ; DASAR-DASAR
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, PENCEGAHAN
KECELAKAAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN.
LANJUTAN
SEKELOMPOK TENAGA KERJA: REGU
PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KECELAKAAN DAN REGU
PENANGGULANGAN KEBAKARAN.

PANITIA : PENINGKATAN PENGETAHUAN
PARA ANGGOTA.
LANJUTAN
C. SIDANG-SIDANG :
- MEMBAHAS HASIL EVALUASI YANG TELAH
DILAKUKAN.
- MENYUSUN REKOMENDASI CARA MENGATASI
POTENSI BAHAYA YANG DITEMUI.
- MEMBAHAS HASIL ANALISA KECELAKAAN
- MENYUSUN PROGRAM.
- DLL
AKHIR KATA:


DEMIKIAN TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT
REFERENSI
1. NILS F PETERSSON, OCCUPATIONAL
SAFETY AND HEALTH MANAJEMEN.
2. ILO, DRAFT TECHNICAL GUIDELINES ON
OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH
MANAGEMENT SYSTEMS (OSH-MS),
GENEVA 2001.
3. MANUAL PEMBINAAN P2K3.


TAMBAHAN
CONTOH KEGIATAN P2K3 DI PERUSAHAAN X :
A. PROGRAM ZERO ACCIDENT:
TERDIRI DARI PEMBEKALAN PENJELASAN
TENTANG K3 SERTA ATURAN-ATURAN
PERUSAHAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN
K3, BRIEFING KHUSUS K3 DILAKUKAN SETIAP
HARI SENIN, PATROLI PENGAMATAN TENTANG
K3 DI SETIAP SEKSI/ UNIT DILAKUKAN SETIAP
6 BULAN
LANJUTAN
PEMBUATAN RAMBU-RAMBU LALU
LINTAS SEPERTI : DILARANG PARKIR,
KURANGI KECEPATAN, DILARANG
MEROKOK ,DSB.
PEMASANGAN SPION/CERMIN DI SETIAP
TIKUNGAN.
PENERANGAN LAMPU DI AREA
TERTENTU
LANJUTAN
PROMOSI K 3:
PEMBUATAN LAPORAN MONITORING
KECELAKAAN KERJA SETIAP 3 BULAN ,
DITEMPELKAN DI PAPAN INFORMASI
AGAR PEKERJA PERHATIAN TERHADAP
UPAYA K3.
PROGRAM PENCEGAHAN BAHAYA
KEBAKARAN
UPAYA IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA
SERTA PENCEGAHANNYA.MISALNYA
AREA, MESIN YANG BERPOTENSI
BAHAYA , DAN SOSIALISASI APABILA
TERJADI KEBAKARAN, PINTU DARURAT,
PEMBAGIAN AKSES KELUAR, DSB
LANJUTAN
APAR ( ALAT PEMADAM API RINGAN )
EVALUASI JUMLAH, DISTRIBUSI,
KELAYAKAN, PENEMPATAN, CARA
KERJA, PETUGAS YANG DITETAPKAN
KHUSUSNYA PETUGAS YANG BERTUGAS
PALING MUDAH MENGAKSES APAR.
LANJUTAN
PEMERIKSAAN TABUNG APAR SECARA
BERKALA.
PEMENUHAN STANDART
PROGRAM TRAINING
TRAINING PENGGUNAAN APAR
SIMULASI KEBAKARAN
UJI COBA PENGGUNAAN AIR




EVALUASI BERKALA
EVALUASI BERKALA DILAKUKAN 2
MINGGU SEKALI
ADMINISTRASI PENCATATAN
KECELAKAAN KERJA DAN KECELAKAAN
LALU LINTAS.
KATEGORI KECELAKAAN DIBEDAKAN :
KECELAKAAN RINGAN, KECELAKAAN
SEDANG DAN KECELAKAAN BERAT
LANJUTAN
PELAPORAN
PEMBAHASAN
KOORDINASI : PELAPORAN DIBUAT OLEH
KETUA P2K3, DIKETAHUI PIMPINAN UNIT KERJA/
DIVISI, DIPUTUSKAN OLEH PIMPINAN
PERUSAHAAN.
PIMPINAN PERUSAHAAN WAJIB MEWUJUDKAN
KONDISI K3 DI PERUSAHAANNYA.