Anda di halaman 1dari 78

LABORATORY SAFETY

 https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---dgreports/---dcomm/docume
nts/publication/wcms_686645.pdf
2019
Pendahuluan
Tujuan Penerapan K3 di Perguruan Tinggi

 Memberikan perlindungan thdp civitas akademika


 Memberikan jaminan pada mahasiswa, peneliti, auditor
dalam willayah kerja PT
 Menjaga Keselamatan dan Kesehatan civitas akademika
 Menciptakan budaya perilaku K3
 Mencegah kontaminasi dan kerusakan lingkungan
 Meningkatkan produktivitas civitas akademika
Bekerja di
Laboratorium

Kemungkinan terjadinya kecelakaan


dan Penyakit Akibat Kerja

Keselamatan
Kerja
1. Bahaya yang mungkin terjadi
2. Pencegahan
3. Bila terjadi bagaimana mengatasinya
Kenapa harus K3 Ling Lab ?

PAK dan
KK
Laboratorium sebagai sarana memperaktekkan teori
yang diajarkan memiliki aktifitas yang bersentuhan
secara langsung dan tidak langsung dengan potensi
bahaya. Potensi bahaya atau sering disebut juga sebagai
“hazard” merupakan sumber risiko yang
mengakibatkan kerugian baik pada material, lingkungan
maupun manusia.
A. HAZARD IDENTIFICATION (Pengenalan Ling.Lab)
 Memahami tahap-tahap kegiatan proses
 Memahami bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi
 Memahami proses flow diagram dan kondisi operasi

B. RISK ASSESMENT (Penilaian Ling.Lab)


 Mengadakan pengukuran Ling.Lab.
 Analisis laboratorium
 Membandingkan dengan NAB dan Standar

C. RISK CONTROL (Pengendalian Ling.Lab)


 Memahami teknik pengendalian dan penanggulangan
Tujuan Monitoring LingKer Lab
Permasalahan LingKer Lab.

■ Masalah Faktor Dilingkungan Kerja (Kimia, Fisika,


Air Limbah Industri)
■ Masalah Kesehatan Tenaga Kerja
■ Masalah Ergonomi
■ Masalah Keselamatan Kerja Meliputi :
- Laporan Kecelakaan, Statistik
Kecelakaan, Pemeriksaan
Keslamatan Kerja
FAKTOR LINGKUNGAN LAB
Ruang Lingkup dan Tujuan
“Syarat Harus”
Tujuan
Tempat Kerja Pengusaha/Pengurus WAJIB (Ps
2) (Ps. 4)
Apakah Terdapat Syarat K3 Lingkungan Kerja
1. Lingkungan
Sumber Bahaya (Ps.3)
Lingkungan Kerja 1.Pengendalian Faktor Kerja yang
Fisika dan Faktor Kimia
Berupa, FAKTOR:
agar berada di bawah NAB;
aman, sehat,
1.FISIKA; dan nyaman
2.Pengendalian Faktor
2.KIMIA; Biologi, Faktor Ergonomi,
3.BIOLOGI; dan Faktor Psikologi Kerja
2. mencegah
4.ERGONOMI; agar memenuhi standar; kecelakaan
5.PSIKOLOGI 3.Penyediaan fasilitas
kerja dan
Kebersihan dan sarana
Higiene di Tempat Kerja penyakit
yang bersih dan sehat; dan
4.Penyediaan personil K3
akibat
yang memiliki kompetensi kerja.
dan kewenangan K3 di bidang
Lingkungan Kerja
KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA
1.Health Hazard
1. Safety Hazard
• Physic
- Mechanic
- Electric • Chemicl
- Kinetic • Biologic
- Substances - flammable • Ergonomic
- Explosive
- Combutable Accidental release • Psychologic
- Corrosive 2. Konsekuensi
Terpapar kontak penyakit
2. Konsekkuensi
Mend adak , menahun, kanker dan dampak
- Accident Injuries Minor
Mayor
terhadap masyarakat umum (Prolonged
Fatal
Reaction)
Damage 3. Konsentrasi kepedulian
- Mendadak, dramatis, bencana • Environment (bahan pencemar)
(Sudden Reaction) • Exposure
3. Konsentrasi Kepedulian
• Proses • Work hours
• Equepment, facilites, tools • PPE
• Working Practice • Pendidikan
• Guarding
• Pengalaman
• Karir Jabatan sesuai Pend.
• Karir lapangan + latihan • Titik berat pada bahaya tersembunyi
• Titik berat pada kerusakan Aset, • Sepertinya kurang urgen
• Sepertinya urgen (bahaya mendadak) • Prinsip pendekatan : Pengkajian kepaparan,
• Prinsip pende,katan
• Pengkajian resikoU • Untuk memperkecil kepaparan
• ntuk memperkecil resiko
Di bawah ini tanda-tanda yang sering
digunakan secara internasional:

• POISON : Bahan-bahan yang bersifat racun


Flammable
Bahan yang mudah terbakar
Corrosive
bahan yang dapat merusak jaringan hidup
Irritant
Sedikt saja masuk ke tubuh dapat membakar
kulit, selaput lendir atau sistem pernapasan
Toxic
Sedikit saja masuk ke tubuh dapat
menyebabkan kematian atau sakit keras
Oxidising Agent
Bahan yang dapat menghasilkan panas bila
bersentuhan dengan bahan lain terutama bahan-
bahan yang mudah terbakar
Explosive
Bahan yang mudah meledak bila kena panas,
api atau sensitif terhadap gesekan atau
goncangan
Radioactive
Bahan-bahan yang bersifat radioaktif
High voltage
Peringatan tegangan tinggi
No Smoking
Area dilarang merokok
Area dilarang menyalakan api
Faktor Fisika (Pasal 8)
Faktor Biologis
BAHAYA BIOLOGI POTENSIAL (Pasal 22)
7 risiko bahaya lab. Mikrobiologi
Pencegahan
1. Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan,
epidemilogi dan desinfeksi.
2. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan
dalam keadaan sehat badan, punya cukup kekebalan alami untuk bekrja
dengan bahan infeksius, dan dilakukan imunisasi.
3. Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang benar (Good
Laboratory Practice)
4. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang benar.
5. Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan
infeksius dan spesimen secara benar.
6. Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
7. Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
8. Kebersihan diri dari petugas.
Faktor Kimia
BAHAYA KIMIA (Pasal 20)
Setiap bahan kimia yang mampu menyebabkan cidera tubuh,
sakit atau kematian, atau perubahan perilaku maupun
penurunan kepekaaan seseorang

 Pelarut  Silica
 Asbestos  Mercuri
 Metal dioxides Mineral oil
 Cadmium  Etc.
 Arsenic

43
BAHAYA KIMIA POTENSIAL

- Kebutaan
- Gangguan penyakit dalam ( Silicosis, Asbestosis,
kanker darah, dan penyakit pernafasan, keracunan )
- Gangguan kulit ( iritasi, luka bakar )
- Penurunan mental

PPE :
Goggles or face shield,
maskers, apron, gloves,
rubber shoes,

44
Pencegahan
1. ”Material safety data sheet” (MSDS) dari seluruh
bahan kimia yang ada untuk diketahui oleh seluruh
petugas laboratorium.
2. Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata,
sarung tangan, celemek, jas laboratorium) dengan
benar.
3. Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat
melekat antara mata dan lensa.
4. Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan
benar.
Faktor Ergonomi
BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL (Pasal 23)

Setiap tempat kerja atau kegiatan yang bisa menyebabkan/ menimbulkan


tekanan terhadap fisik/ jiwa ataupun perlakuan yang tidak pantas terhadap
bagian tubuh seseorang.

KETIDAKNYAMAN DALAM BEKERJA


Faktor Psikososial
Bahaya Psikologi (Pasal 24)
Pengendalian Psikologi
Pencegahan
• Menempatkan situasi yang penuh stress dalm
perspektif yang berbeda
• Menemukan sesorang yang mau didengar
• Interksi yang baik dan positif thinking
• Relasi yasng baik dengan teman kerja maupun
atasan
• Kenali keterbatasan diri
Pencegahan Terhadap Kelalaian Faktor-Faktor Lingkungan Kerja di Laboratorium
APA
YANG HARUS ANDA
PERBUAT TERHADAP
HAZARDS

?
54
RENCANAKAN
Merupakan langkah-langkah yang harus di-ambil
untuk mencegah atau mengurangi aki-bat suatu
kecelakaan.

LAKSANAKAN
Kita kenal apa yang disebut hirarki pengontrolan
potensi bahaya (yang juga sebagai FILOSOFI
KESELEMATAN KERJA).

55
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
UNTUK PENGUJIAN LINGKUNGAN KERJA
JENIS PENGUJIAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN

KEBISINGAN -SOUND LEVEL METER


-OCTAVE BAND ANALIZER
-NOISE DOSE METER

GETARAN -VIBRATION METER

PENERANGAN -LUX METER

IKLIM KERJA -PSIKOMETER, ANEMOMETER,


TERMOMETER BOLA
-AREA HEAT MONITOR

DEBU -PERSONAL DUST SAMPLER


-HIGH VOLUME SAMPLER

GAS -IMPINGER, GAS ANALIZER


-GAS DETECTOR
Kebisingan
NAB Getaran HAVs
Jumlah waktu m/dt²
pajanan per hari
kerja (jam)
6 – 8 jam 5
4- 6 jam 6
2 – 4 jam 7
1 – 2 jam 10
0,5 – 1 jam 14
Kurang dari 0,5 20
jam
NAB Whole Body Vibration

Jumlah waktu pajanan per m/dt²


hari kerja (jam)

0,5 jam 3,4644


1 jam 2,4497
2 jam 1,7322
4 jam 1,2249
8 jam 0,8661
Pengendalian Getaran
 Menghilangkan sumber getaran ditempat kerja
 Mengganti alat, bahan, proses kerja yang
menimbulkan getaran
 Mengurangi pajanan getaran dengan
menambah/menyisipkan bantalan/peredam
diantara alat dan bagian tubuh yang kontak
dengan alat bergetar
 Membatasi waktu pajanan, SOP, pengaturan jam
kerja
 Penggunaan APD
 Melakukan pengendalian getaran sesuai ilmu
pengetahuan dan teknologi
Pencahayaan
Penerangan yang baik adalah Penerangan yang
memungkinkan tenaga kerja melihat obyek-obyek yang
dikerjakan secara jelas.

Sifat-sifat penerangan yang baik ditentukan :


a. Pembagian sinar dalam lapangan penglihatan
b. Mencegah kesilauan
c. Arah sinar
d. Warna
e. Tidak mengakibatkan panas ruangan
Pengaruh Pencahayaan
Terhadap Tenaga Kerja
1. Kelelahan mata
2. Mata berair
3. Keluhan pegal di daerah mata
4. Kerusakan indera mata
5. Meningkatkan terjadinya kecelakaan
LUX METER
Syarat-syarat Penerangan di
Tempat Kerja

 Penerangan jalur darurat min 5 lux


 Halaman dan jalan min 20 lux
 Pekerjaan yang hanya membedakan barang-barang
kasar membutuhkan penerangan minimal 50 lux,
Contoh mengerjakan bahan-bahan yang besar,
mengerjakan bahan tanah dan batu, gang-gang selalu
dipakai dan gudang untuk menyimpan barang besar.
 Pekerjaan yang membedakan barang-barang yang
kecil membutuhkan penerangan minimal 100 lux,
Contoh mengerjakan barang besi dan baja,
penggilingan padi, kamar mesin, alat pengangkut
orang dan tempat mandi & WC.
ISBB

Suhu Basa Alami dan Kelembaban

• Suhu Basa Alami (SBA) : 240C –


300C
• Suhu Nyaman SBA : 240C – 260C
• Kelembaban : 65% - 95%
NAB Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan
Bola (ISBB) yang Diperkenankan

Permenaker No. 5 Tahun 2018


Pengendalian Suhu Panas

TEKNIS MEDIS
•Mempercepat Hentilasi •Pemeriksaan Kesehatan
udara (pra, periodiK, spesifik).
•Water spray •Aklimatisasi (penyesuaian
•Suplay udara dengan iklim ruangan)
segar/ventilasi •Pemberian cairan/ air
•Isolasi sumber panas minum
(metal sheet)
BAB IV PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (Pasal
58, 59)
Mekanisme
Laporan Riksa Uji SURKETm Riksa Uji
emenuhi Berkala
Syarat K3:
YA
Pelaksana Riksa Uji:
Pengawas
Ketenagakerjaan Sp
≤ NAB
K3 LK pada UPT
UPT atau
Wasnaker;
Wasnaker memenuhi
standar
Penguji K3 pada
Direktorat Bina K3
beserta UPT K3 dan
UPTD Bidang K3; SURKET Riksa Uji
TIDAK
TIDAK Ulang
AK3 Lingkungan Kerja Memenuhi dan/atau
pada PJK3 Riksa Uji Syarat K3: STIKER
LK
Perusahaan yang
meminta
Pengawasan (Ps. 70)

Pengawasan pelaksanaan
K3 Lingkungan Kerja dilaksanakan oleh
Pengawas Ketenagakerjaan
Spesialis K3 Lingkungan Kerja
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sanksi (Ps. 71)

Pengusaha dan/atau Pengurus


yang tidak memenuhi ketentuan dalam
Peraturan Menteri ini
dikenakan sanksi sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
dan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan.
Penutup

• Permenaker No 5 Tahun 2018 mengatur kewajiban bagi Pengurus dan/atau


Pengurus untuk menerapkan syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja, meliputi
o Pengendalian Faktor Fisika dan Faktor Kimia agar berada di bawah NAB;
o Pengendalian Faktor Biologi, Faktor Ergonomi, dan Faktor Psikologi Kerja agar
memenuhi standar;
o Penyediaan fasilitas Kebersihan dan sarana Higiene di Tempat Kerja yang bersih
dan sehat; dan
o Penyediaan personil K3 yang memiliki kompetensi dan kewenangan K3 di
bidang Lingkungan Kerja.
• Pelaksanaan syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja bertujuan untuk mewujudkan
lingkungan kerja yang aman, sehat dan syaman dalam rangka mencegah kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja
• Dengan terbitnya Permenaker 5 tahun 2018 ini mencabut PMP No 7 Tahun 1964,
Permenakertrans No 13 Tahun 2011 dan SE Menaker No 1 Tahun 1978.
penutup
Kesimpulan
•Faktor-faktor lingkugan kerja sangat berperan penting untuk menciptakan kondisi lingkungan
kerja, khususnya di laboratorium. Adapun faktor-faktor lingkungan kerja juga bagian dari
manajemen K3 sebagai pengatur dalam aktivitas di lingkungan kerja agar menjadi lebih baik.
•Secara umum, faktor-faktor lingkungan kerja terbagi menjadi fisik dan non-fisik. Sedangkan jika
secara khusus untuk faktor-faktor lingkungan kerja di laboratorium terbagi menjadi faktor kimia,
biologi, ergonomik, dan psikososial.
•Pencegahan jika adanya kelalaian dari faktor-faktor lingkungan kerja di laboratorium didasarkan
pada kondisi kerja, alat, bahan, dan psikologi karyawan. Adapun untuk mengurangi kelalaian
kerja tersebut adalah dengan memperhatikan manajemen K3, meningkatkan motivasi, melatih
kedisiplinan dan attitude, dan mengkodisikan lingkungan kerja agar lebih nyaman dan baik.
•Salah satu contoh kasus dari pencegahan faktor-faktor lingkungan kerja di laboratorium adalah
keracunan, ledakan bahan-bahan kimia, kebocoran bahan kimia yang melebihi ambang batas,
dan kemudiahan bahan kimia untuk korosi dan reduksi.
Saran
•Faktor-faktor lingkungan kerja sangat mempengaruhi kondisi fisik dan non-fisik kita, sehingga
diperlukan analisis langsung untuk mengetahui seberapa besar keluhan karyawan jika
mengalami kelalaian akibat melanggar faktor-faktor tersebut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai