Anda di halaman 1dari 44

Universitas Negeri Surabaya (Unesa)

Oleh Ririen Hardijanti


Praktisi SHE industri
TEMA PERTAMA
• Memahami philosophy K3
• Mampu mengidentifikasi sumber
potensi bahaya (Hazard)
• Mampu melakukan tindakan
pengendalian sumber bahaya
1. Mengamankan suatu sistem kegiatan /
pekerjaan mulai dari input, proses
maupun output. Kegiatan yang dimaksud
bisa berupa kegiatan produksi di dalam
industri maupun diluar industri seperti di
sektor public dan yang lainnya.

2. Selain itu penerapan program safety juga


diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan (well-being)
ILO dalam resolusinya menyatakan ada 3
prinsip dasar K3, yaitu :
1. Pekerjaan harus dilakukan di
lingkungan kerja yang aman dan sehat
2. Kondisi kerja harus konsisten dengan
kesejahteraan pekerja dan martabat
manusia
3. Pekerjaan harus menawarkan
kemungkinan nyata untuk pencapaian
pribadi, pemenuhan diri, dan pelayanan
kepada masyarakat
1. Penerapan prinsip-prinsip ilmiah (application of
scientific principles)
2. Memahami sifat risiko (understanding the nature of risk)
3. Ruang lingkup keilmuan K3 cukup luas baik didalam
maupun diluar industri
4. K3 merupakan multidisiplin profesi
5. Ilmu-ilmu dasar yang terlibat dalam keilmuan K3 adalah
fisika, kimia, biologi, dan ilmu-ilmu perilaku
6. Area garapan : industri, transportasi,
penyimpanan dan pengelolaan material, domestik dan
kegiatan lainnya seperti rekreasi, dan lain-lain
 PHILOSOPHY
Upaya atau pemikiran dan penerapannya
yang ditujukan untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budaya, untuk
meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja

 KEILMUAN
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran, penyakit akibat kerja ,
dll
TEMA KEDUA
 Bahaya (hazard) adalah faktor interistik yang
melekat pada sesuati (bisa pada barang
ataupun suatu kegiatan maupun kondisi),
misalnya pestisida yang ada pada sayuran
ataupun panas yang keluar dari mesin
pesawat.

 Bahaya ini akan tetap menjadi bahaya tanpa


menimbulkan dampak/konsekuensi ataupun
berkembang menjadi accident bila tidak ada
kontak (exposure) dengan manusia.
 Berdasarkan jenisnya bahaya dapat diklasifikasikan atas :
1. Bahaya Primer (Primary Hazards)
 Bahaya Fisik

 Bahaya Kimia

 Bahaya Biologi

 Bahaya Psikologi

 Bahaya Elektrikal

 Bahaya Ergonomi

2. Bahaya Sekunder (Secondary Hazards)


 Bahaya sekunder adalah bahaya yang muncul sebagai
akibat terjadinya interaksi antara komponen-komponen
pekerjaan (yang juga berfungsi sebagai sumber bahaya
primer).
 Interaksi ini sering kita sebut sebagai pekerjaan /
sistem kerja.
Klasifikasi bahaya primer menurut jenisnya tersebut membawa
juga pengertian mengenai sumber bahaya yang dapat kita bagi
atas :

 Manusia dengan segala karakteristiknya baik secara badani (fisik


tubuh), mental, pengetahuan, ketrampilan dan yan lainnya

 Peralatan yang disainnya tidak tepat, kualitasnya mudah rusak


atau kurang terawat, yang tidak ada pelindung keamanannya,
dan lain-lain

 Material/bahan yang secara kimiawi misalnya mempunyai tingkat


toksisitas yang tinggi, dan lain-lain

 Lingkungan tempat berlangsungnya pekerjaan yang kurang


memadai, seperti sempit, kotor, licin dan lain-lain
Aman (safe)
adalah suatu kondisi dimana atau kapan
munculnya sumber bahaya telah dapat
dikendalikan ke tingkat yang memadai, dan
ini adalah lawan dari kondisi bahaya
Adalah suatu peristiwa yang tidak
direncanakan, tidak mengakibatkan
cedera, penyakit atau kerusakan
properti tetapi memiliki potensi untuk
mengakibatkan kerugian-kerugian
tersebut
 Kejadian yang tidak dikehendaki dan
tidak diduga semula yang dapat
menimbulkan korban jiwa dan harta
benda. (Permenaker No. 3/1998)

 Kejadian yang penanganannya tidak


dapat dipersiapkan sebelumnya sehingga
menghasilkan cedera yang riil. (World
Health Organization)
KONDISI BAHAYA
Derajat / tingkat keadaan fisik
dan psikologi individu (the
degree of physiological and
psychological well being of the
individual)
• Penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan dan / atau lingkungan kerja.
(Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2019)

• Gangguan kesehatan yang muncul


akibat faktor risiko yang ada pada
lingkungan pekerjaan. (WHO)
TEMA KETIGA
1. BEBAN KERJA 3. KAPASITAS KERJA
 Fisik  Ketrampilan
 Mental  Kesegaran jasmani dan
rohani
 Status kesehatan / gizi
2. LINGKUNGAN
 Usia
KERJA  Jenis kelamin
 Fisik  Ukuran tubuh
 Kimia
 Biologi
 Ergonomi
 Psikologi
1. Bahaya Keselamatan 1. Bahaya Kesehatan

• Mekanik • Fisik
• Elektrik • Kimia
• Kinetik • Biologi
• Zat-zat kimia • Ergonomi
Flammable • Psychosocial
Explosive Timbul
Combustible kecelakaan
Corrosive
2. Konsekuensi 2. Konsekuensi
• Kecelakaan • Terpapar  kontak 
Cedera Ringan penyakit mendadak,
Sedang menahun, kanker dan
Fatal dampak terhadap
Assets Damage masyarakat umum
(Prolonged
• Mendadak, dramatis, Reaction)
bencana, darurat
(Sudden Reaction)
3. Konsentrasi kepedulian 3. Konsentrasi kepedulian
• Process • Environment (bahan pencemar)
• Equipment, facilities, tools • Exposure
• Work hours
• Working practices
• PPE
• Guarding
• Pendidikan
• Pengalaman • Karir jab. Sesuai pendidikan
• Karir lapangan + pelatihan • Titik berat pd bahaya
• Titik berat pd kerusakan tersembunyi
asset, fatality • Sepertinya kurang urgent (laten)
• Sepertinya urgen (bahaya • Prinsip pendekatan
mendadak) • Pengkajian kepaparan
• Prinsip pendekatan • Utk memperkecil kepaparan
• Pengkajian resiko
• Utk memperkecil resiko
TEMA KEEMPAT
Risiko adalah ukuran kemungkinan terjadinya suatu dampak /
kerugian / konsekuensi yang akan timbul dari sumber bahaya
(hazard) tertentu yang terjadi.

Peluang rugi atau untung


Untuk menentukan risiko membutuhkan perhitungan
antara konsekuensi / dampak yang mungkin timbul dan
probabilitas, yang biasanya disebut sebagai tingkat
resiko (level of risk)
Adalah pelaksanaan metode-metode
untuk menganalisa tingkat risiko, dan
mempertimbangkan risiko tersebut dalam
tingkat kondisi bahaya (danger) dan
mengevaluasi apakah sumber bahaya itu
dapat dikendalikan secara memadai serta
mengambil langkah-langkah yang tepat.

Risk = Probability x Exposure x Hazard


1. PHA (PRELIMINARY HAZARD ANALYSIS)
Merupakan suatu sistem atau metode yang biasanya
digunakan untuk menjelaskan dengan teknik kualitatif untuk
mengidentifikasi bahaya pada tahap awal dalam proses
design.

2. HAZOPS (HAZARD OPERABILITY STUDY)


Metode yang digunakan industri untuk mengidentifikasi
bahaya pada tahap desain rekayasa. Tujuannya untuk
menganalisis bagian sistem satu per satu dan menjelaskan
bagaimana kondisi ideal untuk suatu sistem bisa dilakukan.

3. RBA (RISK BASED INSPECTION)


Penilaian risiko dan manajemen proses yang terfokus pada
kegagalan peralatan karena kerusakan material. Fokus RBI
adalah penilaian risiko yang berkaitan dengan pengoperasian
peralatan.
4. WHAT-IF
Metode identifikasi bahaya awal untuk meninjau desain
dengan menanyakan serangkaian pertanyaan awal yaitu
‘bagaimana – jika’ atau ‘what-if’. Analisisi ini merupakan
bagian dari cara checklist, yang kemungkinan merupakan
metode identifikasi bahaya tertua.

5. FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS)


Metode identifikasi risiko dengan menganalisis berbagai
pertimbangan kesalahan dari peralatan yang digunakan dan
mengevaluasi dampak dari kesalahan tersebut

6. FTA (FAULT TREE ANALYSIS)


Suatu teknik yang dapat digunakan untuk memprediksi atau
sebagai alat investigasi setelah terjadinya kecelakaan dengan
melakukan analisis proses kejadian.
7. QUALITATIVE RISK ASSESSMENT
Pendekatan nilai risiko terhadap suatu sistem dengan
pemberian skor kualitatif, seperti “ya atau tidak” atau “baik
atau buruk” terhadap faktor kemungkinan dan akibat
kegagalan dari suatu kejadian.

8. SEMI-QUANTITATIV RISK ASSESSMENT


Pengembangan penilaian risiko dengan menggunakan suatu
pemodelan untuk kejadian tertentu. Tujuannya untuk
mendapatkan rate event.

9. QUANTITAVE RISK ASSESSMENT


Merupakan penilaian penuh dengan melakukan pemodelan
pada semua kejadian, sehingga kemungkinan dampak dari
suatu kegagalan dapat diketahui secara numerik.
TEMA KELIMA
Risiko/bahaya yang sudah diidentifikasikan dan
dilakukan penilaian memerlukan langkah pengendalian
untuk menurunkan tingkat risiko/bahya menuju ke
titik yang aman

ELIMINASI
KEHANDALAN

SUBSTITUSI

PROTEKSI
PERANCANGAN

ADMINISTRASI
ELIMINASI Menghilangkan sumber bahaya
• Tempat kerja
/ pekerjaan
SUBSTITUSI Substitusi Alat/Mesin/Bahaya aman
• Mengurangi
Modifikasi/Perancangan bahaya
PERANCANGAN alat/mesin/tempat kerja yang
lebih aman
Prosedur, aturan, pelatihan,
ADMINISTRASI durasi kerja, tanda bahaya, • Tenaga kerja
rambu, poster, label aman
• Mengurangi
APD Alat Pelindung Diri paparan
Risk Tindakan
assessment
identifikasi & Pengendalian
analisa potensi bahaya
bahaya

HAZARD CONTROL
TEMA TERAKHIR
Seorang sekretaris sedang
mencari map di lemari file.
Saat teleponnya berdering ia
langsung berbalik untuk
mengangkat telepon dan
membiarkan laci lemari file
terus terbuka. Sebelum
percakapan teleponnya
selesai seorang pekerja lain
masuk ke dalam kantornya,
menabrak laci yang terbuka
itu dan mencederai kakinya.
KRITERIA PENILAIAN DAN ANALISA RISIKO
A. TINGKAT CEDERA NILAI A C. FREKUENSI OPERASI / GERAKAN NILAI C

1 Mati / Cacat tetap 50 1 Selalu (lebih dari 10 kali per hari / 4 jam ) 1,0
2 Luka harus istirahat 30 2 Sering (beberapa kali sehari) 0,9
3 Luka tidak perlu istirahat 20 3 Mingguan (lebih dari satu kali / minggu) 0,8
4 Luka ringan (obat merah) 10 4 Bulanan (lebih dari satu kali tiap bulan) 0,7

B. KEMUNGKINAN CEDERA NILAI B 5 Tahunan (lebih dari satu kali tiap tahun) 0,5
1 Sangat tinggi 50 D. PENGENDALIAN RISIKO NILAI D

2 Tinggi 40 ① Tidak ada pengendalian 0


3 Sedang 30 ② Pendidikan safety 10
4 Rendah 20 ③ ② + Prosedur atau indikasi bahaya 15
5 Sangat rendah 10 ④ ③ + perbaikan fasilitas (alat pengaman, dll) 20
Lakukan penilaian risiko sesuai gambar
yanga diberikan di setiap kelompok
SEMOGA BERMANFAAT UNTUK DITERAPKAN
DI DALAM KEHIDUPAN

Anda mungkin juga menyukai