Tekstil
• Heat stress
Menenun/weaving
• Proses pembuatan kain dari benang
Hazards:
• Terjatuh dikarenakan lantai kerja
yang licin/kotor
• Cedera disebabkan gerakan yang
monoton berulang ulang
• kelelahan
• Kebisingan
• debu
Pencelupan/Dyeing:
• proses pemberian warna
pada bahan tekstil dengan
cara mencelupkan ke
larutan zat warna & bahan
penolong lainnya.
Hazards:
• iritasi pada mata, kulit,
dermatitis, alergi dan
gangguan pernafasan.
Printing
• Proses pengaplikasian
pola atau corak pada
kain
Hazards:
• Iritasi kulit, mata,
gangguan pernafasan
Pengendalian/kontrol
Tindakan Pengendalian
• Penggunaan
zat kimia
yang eco-
friendly
• Membatasi
kandungan zat
warna yang
berbahaya di
dalam proses
• Zat warna azo
kategori MAK III
A 1 & 2 tidak
boleh digunakan
(permen no 13
2019)
• Kadar formaldehyde 0
ppm
• Agar warna tidak
cepat pudar & agar
zat pewarna yang
digunakan terikat
kuat pada bahan
tekstil.
• Membersihkan
lantai kerja
dengan
penyedot debu
• Menyediakan
ventilasi
ruangan yang
memadai
• Pencahayaan
yang cukup
untuk
mengurangi
kelelahan
mata pekerja
• Ergonomic
design
Preventive
Maintenance
Training
minimal
setahun
sekali
Job
rotation
Menyediakan
fasilitas untuk
mencuci tangan,
mandi & berganti
pakaian
Menyediakan
tenaga medis &
first aid
MCU minimal
setahun sekali
Memakai
earplug
Memakai
masker
• Pada tempat di
mana pekerja
terpapar oleh zat
kimia berbahaya,
pekerja harus
dilengkapi dengan
safety gloves,
google dan masker
summary
• Keselamatan & kesehatan kerja merupakan
hal yang sangat penting untuk setiap industri
• Pekerja perlu mengetahui dan menyadari
hazards & risiko2 yang ada di tempat kerja
agar terhindar dari cidera & PAK.
• Management harus menerapkan smk3 untuk
melindungi kesehatan & keselamatan para
pekerjanya.
Definisi K-3
Filosofi
Pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan :
- tenaga kerja dan manusia pada
umumnya, baik jasmani maupun
rohani,
- hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil, makmur dan
sejahtera;
Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam upaya mencegah kecelakaan,
kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit,
dll
(ACCIDENT PREVENTION)
Tujuan
• Melindungi para pekerja dan orang
lain di tempat kerja
• Menjamin agar setiap sumber
produksi dapat dipakai secara aman
dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar
IMPLEMENTASI KESELAMATAN KERJA
OPERASI ENGI-
LING- NEERING
KUNGAN
SECURITY
MEDICAL
K3 TRAINING
TEST & EVA-
LUATION
INDUSTRIAL FASILITAS
HYGIENE
TRANS-
INFORMATION PORTATION
SYSTEMS
Pengertian dan ruang lingkup
Keselamatan kerja : keselamatan yang
berkaitan dengan :
mesin,
pesawat,
alat kerja,
bahan dan proses pengolahan,
landasan kerja dan lingkungan kerja serta
Cara-cara melakukan pekerjaan dan proses
produksi (UU No. 1 th 1970)
Keselamatan kerja
Tugas semua orang di perusahaan
Sarana utama untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja
Keselamatan (Safety)
Keselamatan Kerja 9
1. Safety Hazard 1. Health Hazard
• Mechanic • Physic
• Electric • Chemical
• Kinetic • Biologic
• Substances Flammable • Ergonomics
Explosive Accidental • Psychosocial
Combustible release
Corrosive
2. Konsekuensi Minor 2. Konsekuensi
• Accident Injuries Mayor • Terpapar kontak penyakit
Fatal mendadak, menahun, kanker dan
Assets Damage dampak terhadap masyarakat umum
(Prolonged Reaction)
• Mendadak, dramatis, bencana
(Sudden Reaction) 3. Konsentrasi kepedulian
• Environment (bahan • Titik berat pd
3. Konsentrasi kepedulian pencemar) bahaya tersembunyi
• Process • Titik berat pd
• Exposure • Sepertinya kurang
• Equipment, facilities, kerusakan asset,
• Work hours urgent (laten)
tools fatality
• PPE • Prinsip pendekatan
• Working practices • Sepertinya urgen
• Pendidikan • Pengkajian
• Guarding (bahaya mendadak)
• Karir jab. Sesuai kepaparan
• Pengalaman • Prinsip pendekatan
pendidikan • Utk
• Karir lapangan + • Pengkajian resiko
memperkecil
pelatihan • Utk memperkecil
kepaparan
resiko ts@utps-k3
RESIKO
Keselamatan Kerja 11
FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN
RESIKO KECELAKAAN KERJA
TENAGA
KERJA
KESEHATAN KESELAMATAN
PROSES
BAHAN ALAT
LINGKUNGAN
Mencegah dan mengurangi kecelakaan
Mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran
Jalan penyelamatan diri pada waktu terjadi
kejadian yang membahayakan
Pertolongan pada kecelakaan
Memberi alat pelindung diri pada pekerja
Mencegah dan mengendalikan timbulnya
PAK
Mencegah dan mengendalikan timbul atau
menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, cuaca sinar, asap, uap gas
Memperoleh penerangan yang cukup
Menyelenggarakan suhu dan kelembaban
yang baik
Menyelenggarakan penyegaran udara yang
cukup
Memelihara kebersihan, kesehatan dan
ketertiban
Menerapkan ergonomi
Mengamankan dan memperlancar
pengangkutan barang
Mengamankan dan memelihara segala jenis
bangunan
Dll sesuai dengan pasal 3 (1) UU no. 1 th
1970
Mengapa Keselamatan Kerja
Penting
Industrial
higienist
Occ.health
Safety
and safety
professional
expert
Safety
Safety expert
engineering
Safety
manager
•1. investigasi kecelakaan
•2. bekerja dg tim tanggap darurat
•3. Proteksi terhadap lingkungan
•4. analisa dan modifikasi ergonomi
•5. proteksi kebakaran
•6. rekognisi faktor dan potensi bahaya
Peran dan tanggung jawab
7. Manajemen bahan berbahaya
8. Audit dan inspeksi
9. Pencatatan data
10. Pemenuhan peraturan
perundangan
11. Training
AMAN (SELAMAT)
• temperatur
ekstrim, baik
panas atau dingin
Hazards pada engine
room, misalnya mesin
meledak, kebocoran
saluran bahan bakar,
uap
• Kebisingan di
area kerja
maupun
tempat lain di
kapal
Gangguan kesehatan bila terpapar
oleh kebisingan
Efek Jangka Pendek Efek Jangka Panjang
• stress • Kehilangan pendengaran
• Mengurangi kualitas tidur • tinnitus
• Jantung berdebar • Ketidaknyaman fisik &
• Kontraksi pembuluh darah mental
• Sakit jantung
• Gangguan kognitif
• Getaran di area
kerja maupun
tempat lain di
kapal
Gangguan kesehatan bila terpapar
oleh Getaran
Efek Jangka Pendek Efek Jangka panjang
• mabuk • Kerusakan vascular,
• Ketidakstabilan tubuh neurological dan/atau
musculoskeletal
• kelelahan • Peredaran darah tidak
lancar
• Mati rasa
• carpal tunnel syndrome
• low back pain, sciatic pain,
atau perubahan degeneratif
pada tulang belakang
• Working at
height
• Terpapar
bahan kimia
berbahaya
Pengendalian:
• Pemberian label untuk bahan
kimia yang berbahaya
• Menyediakan safety data sheet
(msds)
• Memberikan instruksi kerja untuk
bahan kimia yang digunakan di
kapal
• Menginformasikan nilai ambang
batas
• Memberikan informasi
bagaimana penanganan apabila
terpapar oleh zat kimia
• Loading &
unloading
• Bahaya
kebakaran
• Risiko terpapar
asbestos
• Jangkar,
rantai & tali
kapal
• Pekerjaan pada
ruang terbatas
(confined space)
• Mooring
• Slips & falls
• Mengangkat
beban berat
• Biological
hazards
Pengendalian:
• Pemeriksaan berkala
kebersihan makanan & air
minum
• Pengumpulan, penyimpanan &
pembuangan limbah
• Pemeriksaan kebersihan dapur
• Larangan untuk makan &
minum di tempat kerja
• Vaksinasi bila perlu
• Kelelahan
(fatigue)
Penyebab kelelahan umumnya adalah kurang tidur,
kualitas tidur yang buruk, stress dan beban kerja
yang berlebihan.
• 1. B3
• 2. Hazards Bejana Tekan
• 3. Hazards Reaksi Kimia
• 4. Hazards Unit Operasi
• 5. Hazards dari debu,
uap, dan gas yang mudah
terbakar
• 6. Hazards korosi
• 7. Hazards ruang
terbatas
• 8. Hazards perpipaan
• 9. Hazards saat
melakukan modifikasi
• 10. Hazards
pengambilan sample
• 11. Hazards kerusakan
Instrument
1. B3
zat, energi, dan/atau
komponen lain yang karena
sifat, konsentrasi, dan/atau
jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak
langsung, dapat
mencemarkan dan/atau
merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan
lingkungan hidup
& kesehatan
• 2. Pressure
Vessel
• Tabung tertutup
berbentuk silinder
yang berfungsi
sebagai wadah
penampung gas atau
cairan yang memiliki
tekanan yang berbeda
dengan tekanan
sekitarnya.
Hazards Pressure Vessels
• Kebocoran atau meledak
• Cacat design
• Kerusakan pada sistem pembuangan
• Tidak dilakukan tes hidrolik
• Kekurangan pada sistem instrumen
• Tidak dilakukan NDE tes
• Karat
• Tidak dilakukan pemeriksaan rutin
• Tidak dilakukan pneumatic tes
3. Hazards reaksi kimia
• sifat-sifat reaksi kimia
yang berbeda akan
menimbulkan hazards
yang spesifik sehingga
perlu tindakan
pencegahan yang
khusus pula
4. Hazards Unit Operasi
• Setiap unit operasi akan menghasilkan hazards yang
berbeda beda tergantung prosesnya
5. Hazards uap & gas
yang mudah terbakar
• Identifikasi area yang
berpotensi mengeluarkan
gas yang mudah terbakar.
• menyatakan sebagai
daerah bahaya dan
dilengkapi dengan
peralatan tahan api
6. Hazards karena Karat
• bangunan & atap yang
ambruk karena korosi.
• pekerja jatuh dari
ketinggian karena
platform/handrail/ladd
er/stairs yang putus.
• Tumpahan dari pipa
yang bocor karena
berkarat.
• Vessel yang bocor atau
meledak karena korosi.
7. Hazards ruang
terbatas /Confined
Spaces
• Kekurangan oksigen
• Kontaminasi dengan zat
beracun
• Risiko terbakar
• Kesetrum
• Keracunan gas
• Susah meloloskan diri bila
terjadi keadaan darurat
8. Pipelines
• Hazards dikarenakan
kebocoran & meledaknya
pipa.
• Hazards dikarenakan
tertabraknya pipa oleh
kendaraan berat.
• Hazards dikarenakan
penggunaan material pipa
yang tidak tepat.
• Hazards dikarenakan
pekerjaan konstruksi di
dekat pipa
9. Modifications
• Hazards pada saat
melakukan modifikasi
pada pabrik,
peralatan, mesin,
proses dll.
10. Hazards pada saat
pengukuran &
pengambilan sample
• Terpapar oleh gas, uap
& debu.
• Terciprat & terkena
tumpahan.
• Terpapar karena glass
level indicator pecah.
• Terkena cairan yang
mudah terbakar &
korosif
11. Hazards
dikarenakan
instrumen yang
rusak
• Salah pembacaan
• kegagalan dalam
pekerjaan manual
& semi otomatis
TOTAL HEALTH & SAFETY MGT SYSTEM
• 1. Lokasi
• 2. Design konstruksi
• 3. Zona
perlindungan
• 4. Fire Safety
• 5. Hazards
information
• 6. Maintenance &
inspection schedule
• 7. SMK 3
1. Lokasi
Bhopal, India
2-3 Des 1984
3.787-16.000
kematian
2. CONSTRUCTION DESIGN
• Dirancang & dibangun
oleh konsultan &
kontraktor yang
bereputasi internasional
• Teknologi dipilih dengan
seksama
• Safety & ketahanan
merupakan kriteria utama
• Teknologi selalu diupgrade
3. Zona Perlindungan
• No Smoking area.
• Pembagian hazardous &
non hazardous zones.
• Tata letak pabrik
dirancang sesuai dengan
persyaratan keselamatan
kerja
• Antar bagian dipisahkan
dengan jarak yang aman
• Peralatan, mesin, pipa
dan instrumen
dilengkapi dengan
pelindung ledakan
• Pemasangan gas
detektor untuk
memonitor adanya
kebocoran
4. Pencegahan &
perlindungan thd
Kebakaran
• Seluruh staff Fire & Safety,
HSE adalah personil yang
kompeten
• Peralatan untuk Pencegah &
perlindungan kebakaran:
apar, PPE, masker, safety
shoes, safety belts , hand
glove, ladders,nylon life
saving net, Fire Detection/
Alarm System
• Karyawan dilengkapi
dengan PPE seperti
helmet, safety goggles,
hand gloves dll
• Diberikan training
pemadam kebakaran,
OHSAS dll untuk semua
karyawan
• Minimal setahun 2 kali
diadakan drill
5. Informasi tentang
hazards yang ada di
lokasi pabrik
• Temperatur & tekanan yang
tinggi
• Kebakaran & ledakan dikarena
material yang mudah terbakar
• b3
• Pembuangan Limbah
• Work at heights.
• confined spaces / vessels /
tank
• Hazards pada saat material
handling
6. Maintenance &
inspection schedule
• Daily inspection schedule
untuk memeriksa
kompresors, pompa, fan,
blower, vessel & turbines
• Pengukuran temperature
secara berkala pada setiap
unit operasi
• Kalibrasi
7. Penerapan Sistem
Manajemen K3
• SMK3 & ISO
45001:2018
Summary
• Industri kimia merupakan industri yang
berisiko tinggi dikarenakan proses produksi
yang menggunakan reaksi kimia
• Perlindungan menyeluruh bagi keselamatan &
kesehatan kerja karyawan dimulai dari
pemilihan lokasi & teknologi yang digunakan.
• Implementasi smk3/iso 45001 merupakan
syarat mutlak bagi manajemen k3.
Lockout Tagout
– Circuit breakers
– Disconnect switches
– Line valves
– Slide gates
– Blind flanges
Tipe peralatan Lockout
• Keyed & combination locks
• Ball valve locks
• Gate valve locks
• Group lockout hasp
• Circuit breaker locks
Persyaratan peralatan Lockout
– Kuat
– Mudah terlihat
– Hanya digunakan sesuai
fungsinya
– Standard dalam bentuk,
warna & ukuran
– Menunjukan personil
yang memasang
– Tidak mudah dibuka
paksa
Persyaratan Tagout
– kuat
– Tahan di area kerja yang
korosif dan area di mana
bahan kimia disimpan
– Formatnya standard
– Tidak mudah dicopot
– Mudah dipasang & dikunci
– Tulisannya mudah
dipahami: Do Not Start, Do
Not Open, Do Not Close, Do
Not Operate.
Flowchart Prosedur LoTo
Step 1 Step 2 Step 3
Identify
Notify Others Shut Down
Energy
Equipment
Sources
Step 5 Step 6
Step 4
Lockout- Release
Isolate
Tagout Stored
Equipment
Equipment Energy
Page 16
Step 1: Identify Energy Sources
• Pahami tipe & besarnya
energi yang berhubungan
dengan ke mesin yang akan
di service
• Identifikasi semua sumber
energi yang masuk ke
mesin
• Identifikasi kontrol
devicesnya
• Klarifikasi semua hal tg
sumber energi sebelum
mulai proses
Step 2: Notify Others
• Informasikan
secara langsung
kepada operator
mesin & karyawan
lain di area kerja
tsb
Step 3: Shut Down Equipment
• Gunakan std operating
procedure untuk
mematikan mesin
– Tekan tombol stop
– Buka saklar
– Tutup valvenya
Step 4: Isolate Equipment Energy
Sources
• Putuskan semua sumber
energi yang mengarah
ke mesin
• Pastikan bahwa SEMUA
sumber energi telah
dimatikan!
– Sumber utama
– Sumber enerji lainnya
Step 5: Pasang Tanda LoTo
• Loto harus dipasang ke
setiap peralatan
• Dipasang oleh Personil
Yang berwenang
• Dipasang pada posisi
"safe" atau "off"
• Secara jelas memastikan
bahwa pengoperasian
mesin dilarang
Step 6: Release Stored Energy
• Pastikan bahwa semua
sisa enerji telah
dihilangkan
• Buka katup tekanan
mesin
• Buka katup lubang angin
untuk mengeluarkan gas
atau cairan
Step 7: Verify Isolation
• Sebelum pekerjaan repair
dimulai, pastikan bahwa mesin
telah dimatikan & semua
sumber energi diputus
• Pastikan bahwa tidak ada
personil lain di area kerja
• Pastikan bahwa saklar pemutus
arus tidak dapat dipindahkan ke
posisi on.
Step 8: Service Equipment
• Selesaikan pekerjaan
service mesin sesuai
dengan rekomendasi
pabrik
• Hindari melakukan
tindakan yang dapat
menyalakan mesin
Step 9: Release From Lockout-Tagout
• Solid rock
• Type a: clay (tanah liat), silty clay,
or sandy clay
• Type b: silts (lumpur), sandy
loams (lempung berpasir),
medium clays and unstable rock
• Type c: sand (pasir), gravel
5. K3 konstruksi
5.2 Pekerjaan pondasi
• Pondasi adalah bagian
dari bangunan yang
kontak langsung dengan
tanah dan menyebarkan
beban dari bagian atas
bangunan ke tanah
pendukung di bawahnya.
Hazard pekerjaan pondasi
• Noise, vibration
• Gangguan kesehatan
akibat kontak dengan
material
• Tertimpa material pada
saat pengangkatan atau
penyusunan
5.3 Pekerjaan konstruksi beton
Hazards pekerjaan beton
• Pekerja terjatuh pada saat pemasangan bekisting
• Struktur bangunan runtuh
• Material jatuh dari atas
• Tertusuk besi beton
• Iritasi pada mata, kulit & pernafasan akibat terpapar debu
semen
• LBP akibat ergonomi kerja yang buruk
• Dermatitis dan iritasi akibat semen yang basah
Debu semen
Hazard:
• Terpapar debu semen mengakibatkan iritasi pada
mata, hidung, tenggorokan & sistem pernafasan
bagian atas. Sedangkan jika terkena kulit dapat
mengakibatkan iritasi ringan hingga kulit pecah-
pecah.
Pengendalian:
• Segera cuci mata yang terkena debu dengan air
mengalir & berobat ke dokter.
• Gunakan sabun dan air untuk menghilangkan debu
semen agar tidak merusak kulit.
• Memakai masker N95 untuk meminimalkan terhirup
debu semen.
• Makan & minum di area yang bebas debu
Semen basah
Hazard:
• Terpapar semen basah dapat mengakibatkan
iritasi kulit hingga luka bakar kimiawi tingkat
1, 2 dan 3
Pengendalian:
• Memakai sarung tangan karet, baju lengan
panjang & celana panjang, sepatu karet dan
google.
• Segera cuci kulit yang terkena dengan air
mengalir.
• Cuci mata yang terciprat semen basah dengan
air selama 15 menit dan segera bawa ke RS
untuk penanganan lebih lanjut.
Ergonomik
Hazard:
Posisi mengangkat yang salah & gerakan
yang berulang dapat mengakibatkan
keseleo, salah urat dan gangguan
muskuloskeletal lainnya.
Pengendalian:
• Sedapat mungkin gunakan handtruck
atau forklift.
• Bila harus mengangkat , pastikan
dengan posisi tubuh yang benar, bila
beban berat minta bantuan rekan kerja
lain.
• Jaga agar lantai kerja selalu bersih untuk
menghindari bahaya terpeleset.
5.4 Pekerjaan Konstruksi Baja
Hazards pekerjaan konstruksi baja:
• Pekerja jatuh dari ketinggian
• Pekerja terbentur oleh bagian
struktur baja yang akan dipasang
• Struktur baja runtuh sebelum semua
penguat dipasang
• Material jatuh dari atas menimpa
pekerja di bawahnya
• Mengangkat bagian baja yang berat
secara manual mengakibatkan
cedera
Pengendalian:
• Safety Nets
• Hand Rails
• Safety Harness (PFAS)
• Sistem perlindungan
terhadap bahaya jatuh harus
dipasang sebelum pekerjaan
dimulai
• PFAS
• Diberikan pelatihan
dengan benar
– Batas pekerjaan di
ketinggian 1.8 m
– Peralatan harus dicek
sebelum digunakan
Guardrails/pagar
pengaman:
• Tinggi top rail antara 0.9
m sd 1.1 m
• Toeboards tinggi
minimum 7 cm
– Top rail
– Mid Rail
– Toe board
Safety nets:
• Ditempatkan tidak lebih
dari 9 m di bawah area
kerja
6. Summary
• pekerjaan proyek konstruksi sangat dinamis, dan kompleks,
dengan jadwal kerja yang ketat, sehingga sering memicu
tingginya angka kecelakaan dibanding bidang lainnya
• Pengendalian k3 di sektor konstruksi dimulai dengan
mengidentifikasi bahaya dan menerapkan kontrol
• Penerapakan smk3 konstruksi merupakan syarat mutlak untuk
pengendalian menyeluruh
K3 Perkantoran
Ir. Agung Praptomo
Dasar Hukum
• UU no 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja
• PerMenKes no 48
Tahun 2016 Standar
K3 Perkantoran
• PerMenTenaga Kerja
dan Transmigrasi no
PER.13/MEN/X/2011
Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika dan
Faktor Kimia di
Tempat Kerja
K3 perkantoran
Segala kegiatan untuk
menjamin dan
melindungi
keselamatan dan
kesehatan karyawan
melalui upaya
pencegahan
kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja
Tujuan penerapan:
• mencegah dan
mengurangi penyakit
akibat kerja dan penyakit
lain, serta kecelakaan kerja
pada karyawan,
• mewujudkan kantor yang
sehat, aman, nyaman,
serta karyawan yang
sehat, selamat, bugar,
berkinerja dan produktif.
Penyelenggarakan K3 Perkantoran:
1. Setiap Pimpinan Kantor dan/atau Pengelola
Gedung wajib menyelenggarakan K3
Perkantoran.
2. Penyelenggaraan K3 Perkantoran meliputi:
• a. membentuk dan mengembangkan SMK3
Perkantoran
• b. menerapkan Standar K3 Perkantoran
1. SMK3 Perkantoran
bagian dari sistem
manajemen gedung
perkantoran secara
keseluruhan dalam
rangka pengendalian
risiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien
dan produktif.
SMK3 Perkantoran:
• Perencanaan: identifikasi potensi bahaya,
penilaian dan pengendalian risiko serta
menentukan tujuan & sasaran
• Pelaksanaan: menerapkan hasil perencanaan
• Pemantauan: memonitor dan mengukur
kegiatan dan proses pelaksanaan tsb
• Peninjauan: melakukan tindakan perbaikan
bila diperlukan
Hazards K3 Perkantoran
• fisika
• kimia
• Biologi
(Lihat tabel 6
Persyaratan min
kualitas udara
perkantoran
Permenkes no 48
2016 )
2.4 Ergonomi Perkantoran
a. luas tempat kerja
b. tata letak peralatan
kantor
c. Kursi
d. meja kerja
e. postur kerja
f. Koridor
g. durasi kerja
h. penanganan beban
manual
summary
• K3 perkantoran bertujuan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan & penyakit akibat kerja
pada karyawan perkantoran serta
menciptakan kantor yang sehat, aman &
nyaman
• Untuk itu perlu dibentuk dan diterapkan smk 3
perkantoran dan standar k3 perkantoran
Keselamatan Kerja Sektor Pertanian,
Perkebunan dan Kehutanan
Disampaikan oleh : Wiwik Eko Pertiwi
Pandangan Umum
Dilakukan
sendiri
Kesehatan
Penyakit :
bidang
malaria dan
preventif dan
kecacingan
kuratif
Usaha-usaha
Kesehatan
Dibuat secara
sintetis,
berminggu-
berbulan
1. Penyimpanan racun
2. Pemakaian alat pelindung
3. Cara-cara pencegahan lain
Cara-cara
Pencega
han
Keracuna PENYIMPANAN RACUN-RACUN SERANGGA :
n oleh 1. Disimpan dalam wadah tertutup dan berlabel
racun 2. Campuran racun dengan tepung tidak boleh disimpan
hama dekat makanan
Menyemprot searah
Menggunakan masker
angin
Tidak menyemprot
Melepas pakaian tempat-tempat yang
pelindung dan CTPS sebagian tubuh manusia
sebelum makan akan bersentuhan dg
nya
Memisahkan pakaian
kerja dengan pakaian
sehari-hari
Keselamatan kerja
sektor informal
Wiwik eko pertiwi
DEFINISI
Sektor informal merupakan jenis
kesempatan kerja yang kurang
terorganisir, tidak dilindungi oleh
badan hukum dan sering dilupakan
dalam sensus resmi (Manning,
1996).
tidak terorganisasikan
secara baik
kebijaksanaan
mudah keluar
pemerintah tidak Teknologi
masuk dari satu
sampai ke sektor bersifat primitif.
subsektor ke lain
ini
Modal dan
Pekerja berasal perputaran
dari keluarga usaha relatif
kecil
Ciri-ciri sektor kerja informal
• Gergaji (mesin
tangan) • Bubut (mesin
• Bor (mesin tangan) tangan)
• Ketam (mesin • Tatan
tangan) • Penghalus
• Pengait (pengampelas)
• Klem tang • Pisau ukir
(tangan)
• Pemukul (kayu,
besi)
Debu
kayu
Bahaya
bahan Bising
kimia
Faktor
resiko
Cara Beban
kerja kerja
Posisi
kerja
tidak
ergnomis
Debu kayu
• Debu kayu dan
partikel kecil dari kayu • Dampak
yang timbul akibat negatif :
proses penggergajian • Iritasi dan
dapat masuk ke alergi
dalam tubuh melalui saluran
saluran pernafasan pernafasan
dan dapat pula
Dan kulit
menyebabkan alergi
terhadap kulit.
Posisi kerja
Bising yang tidak
ergonomis
Penggunaan
Jongkok dan
mesin dan
membungkuk
gergaji
Berdampak
Nyeri tulang
pada
belakang
pendengaran
• Penggunaan alat-
Cara kerja alat tangan
• Terluka, tersayat
• Beban kerja
berlebihan
Beban kerja • Punggung,
pundak, LBP
• Cat, solvent
Penggunaan • Iritasi sal.
bahan kimia Pernafasan dan
kulit
Penerapan K3 di sektor informal
dibawah naungan UKK.
K3 di sektor informal
bertujuan :
Meningkatkan
efiesiensi
kerja
Melindungi
keselamatan
dan kesehatan
pekerja
Mencegah
Kec.Kerja dan
PAK
Pos UKK adalah Bentuk pemberdayaan
masyarakat
di kelompok pekerja informal dalam upaya :
1. promotif,
2. preventif
Keselamatan Kerja
Kesalahan
Kehadiran ‘HAZARDS’ dibuat RISIKO di tempat kerja
di tempat kerja oleh
personel
Pekerja
Contoh : Permukaan menumpahk Terjadi penyalaan
panas (seperti ; an cairan dengan cepat ;
pemanas listrik) mudah pekerja cidera
terbakar
3. Proses Kejadian Kecelakaan Industri
DAMPAK DALAM
Inisiasi Kecelakaan INDUSTRI
Dampak ke
personel
Dampak ke industri
Eskalasi Kejadian KEGAGALAN
yang merugikan SISTEM
Dampak ke
Masyarakat
Dampak ke
lingkungan
DAMPAK DILUAR
INDUSTRI
Untuk membandingkan periode kinerja
keselamatan kerja dan mengevaluasi
pengaruh program keselamatan kerja
dapat digunakan beberapa indek
keselamatan kerja.
Pengukuran secara tradisional kinerja
keselamatan kerja dapat diukur dari
tinggi rendahnya kecelakaan kerja/
insiden akibat suatu pekerjaan disebut
Tingkat Insiden Tercatat (OSHA
Recordable Incidence Rate. dari istilah
tersebut selanjutnya mucul istilah :
• 1.Tingkat Insiden (Incidence Rate-IR).
Pengukuran ini di hitung berdasarkan pada
200.000 jam kerja-pekerja (senilai dengan 100
pekerja yang bekerja 40 jam seminggu u/ 50
minggu dalam 1 tahun)
4 ×200.000 800.000
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝐼𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒𝑛 𝐼𝑅 = = = 1,57
510.000 510.000
Hitunglah berapa jam kerja pekerja
perusahaan B yang mempunyai pekerja
sebanyak 120 orang?
Jika dalam perusahaan tersebut dalam
1 tahun terjadi 2 kali kecelakaan
hitunglah berapa insiden ratenya dan
frekuensi ratenya
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
Insiden Rate (IR) :
a. Perhitungan Jam Kerja-Pekerja. Jam kerja-
pekerja yang digunakan untuk mengitung
Insiden Rate (IR) adalah total jam kerja
untuk seluruh pekerja yang bekerja dalam
satu perusahaan atau unit kerja.
b. Cidera Cacat (Disabling Injury). Dihitung
dari berbagai kasus cidera yang
menyebabkan cacat yang disebabkan
karena pekerjaan
c. Cidera Tidak Cacat (Nodisabling Injury).
Kasus kecelakaan hanya menghilangkan
waktu beberapa hari tidak diklasifikasikan
dalam cidera cacat
• 2. Tingkat Waktu Kerja Hilang (Lost Time
Case Rate- LTCR).
Merupakan perhitungan matematik yang
menjelaskan jumlah kehilangan waktu per 100
pekerja dengan waktu kerja penuh
(sekurangnya 40 jam kerja seminggu 50
minggu dalam 1 tahun).
7,000 6,632
6,217 6,331 6,275 6,202 6,238 6,055 6,053
5,915 5,900 6
6,000 5,524
5,000 5
5.2
5.3
5.2
4.8
5
4.7
4,000
4.7
4
4.5
4.3
4.3
4
3,000
3
2,000
2
1,000
0 1
1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002
number 0
• 2. Trend Incident Rate Kecelakaan Kerja
Menyebabkan Kehilangan Hari Kerja dan tanpa
Kehilangan Hari Kerja
• Sebutkan contoh kecelakaan yang menyebabkan
kehilangan hari kerja
• Sebutkan contoh kecelakaan yang tanpa
kehilangan hari kerja
• 3. Statistik Kecelakaan Kerja Berdasarkan
Jumlah Absensi Tidak Masuk Kerja atau Hari
Karena Cidera
3 months & +
or permanent
incapacity
4%
2 weeks - less
3 months < 4 days
30% 37%
4 days - less 2
weeks
29%
• 5. Statistik Kecelakaan Kerja dan
Penyakit Akibat Kerja
• Carilah angka kejadian kecelakaan
kerja di Indonesia
• Dan sebutkan penyakit-penyakit
akibat kerja yang mungkin terjadi di
perusahaan : tambang, pertanian,
peternakan, tekstil, peleburan besi
dan perkantoran
• 6. Distribusi (Presentasi) Kecelakaan Kerja
Berdasarkan Jenisnya
• Cari contoh tabel atau diagram
kecelakaan kerja berdasarkan jenisnya
• Berikan narasi di bawah tabelnya
• 7. Distribusi (Presentase) Kecelakaan
Kerja Berdasarkan Bagian Tubuh yang
Cidera
• Cari contoh tabel atau diagramnya
• Berikan narasi di bawah tabelnya
• 8. Distribusi (Presentase) Kecelakaan
Kerja Berdasarkan Sumber Penyebab
• Cari contoh tabel atau diagramnya
• Berikan narasi di bawah tabelnya
Tugas dikerjakan secara berkelompok
Setiap kelompok terdiri dari 6 orang
Tugas sebanyak 6 poin. Sehingga masing-
masing orang dalam kelp mengerjakan 1 soal
Tugas diupload dalam gdrive dengan format
sebagai berikut: tugas sesi 3_nomor
tugas_nama mahasiswa_nama kelp
Contoh: tugas sesi 3_tugas no
1(hitungan)_wiwik ep_klp 1
Tugas diupload dengan batas waktu tanggal
30 september 2022 pukul 16.00