Anda di halaman 1dari 76

MENERAPKAN K3 DI TEMPAT KERJA

ALAT ANGKAT DAN ANGKUT

SKEMA INSPEKTUR PESAWAT ANGKAT


CAPAIAN PEMBELAJARAN
• Menerapkan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja
• Melakukan Standard Operating Procedure
• Mengidentifikasi keadaan darurat atau kecelakaan kerja yang terjadi menurut
jenis dan kategorinya
• Melakukan prosedur penanganan bahaya dengan benar sesuai hazardous area
• Mengidentifikasi keadaan darurat atau kecelakaan kerja yang terjadi menurut
jenis dan kategorinya
• Menggunakan peralatan untuk penanggulangan keadaan darurat dengan
benar dan tepat
• Melakukan prosedur kebijakan tentang tanggap darurat di tempat kerja
• Mencatat peralatan keselamatan kerja yang akan digunakan
• Mencatat peralatan pendukung kerja yang akan digunakan
• Membuat laporan pelaksanaan keselamatan kerja
03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 2
LATAR BELAKANG
❖ Alat Angkat dan Alat Angkut adalah alat alat yang digunakan dalam kegiatan
konstruksi untuk mengangkat dan mengangkut material/barang dalam melakukan
berbagai jenis pekerjaan konstruksi
❖ Alat angkat dan alat angkut, baik sebagai peralatan utama/pokok maupun sebagai
peralatan penunjang dalam berbagai jenis pekerjaan konstruksi, memiliki potensi
bahaya dan risiko yang tinggi baik berupa risiko kegagalan konstruksi maupun
kecelakaan kerja konstruksi.
❖ Sumber bahaya alat angkat dan alat angkut meliputi mekanisme mesin penggerak,
transmisi tenaga, maneuver alat, bagian dan asesoris alat, kondisi struktur atau
konstruksi alat, kapasitas alat, prosedur penggunaan, perawatan, dan inspeksi,
kondisi jalan akses, kondisi tempat kerja dan perilaku operator, petugas
pengangkatan dan pemberi tanda, dan fungsi perlengkapan pengendali keselamatan
(safety devices).
❖ K3 alat angkat dan angkut meliputi kegiatan identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko, pada tahap perencanaan kebutuhan alat, pemilihan, mobilisasi,
penggunaan, perawatan/perbaikan, dan demobilisasi alat.

3
MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
Modul K3 Alat Angkat dan Angkut, disusun sebagai bahan pembelajaran secara
mandiri tentang teori & praktek penerapan K3 pada alat angkat dan angkut,
berdasarkan peraturan perundangan, dan standar K3 konstruksi, yang harus
dipahami oleh para tenaga kerja konstruksi (para perancang, perencana,
pelaksana, dan pengawas).
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta mampu menjelaskan jenis alat angkat dan angkut, yang umumnya
digunakan dalam kegiatan/pekerjaan konstruksi
2. Peserta mampu menjelaskan perlengkapan keselamatan pada setiap jenis alat
angkat dan amgkut sesuai peraturan dan satandar pada buku manual alat
3. Peserta mampu mengidentifikasi bahaya, menilai dan mengendalikan risiko
pesawat angkat dan angkut sejak tahap perencanaan, pemilihan, mobilisasi,
penggunaan, perawatan/perbaikan, dan demobilisasi alat.

4
DASAR HUKUM
▪ UU No. 1 / 1970 ttg Keselamatan kerja
▪ Peraturan Teknis yang terkait:
1. Permenaker No.05/1978, Syarat-2 K3 pd pemakaian lift listrik u/ orang & barang.
2. Permenaker No.04/1985 K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
3. Permenaker No.05/1985 K3 Pesawat Angkat dan Angkut.
4. Permenaker No.01/1988 Kwalifikasi dan Syarat-syatrat Operator Pesawat Uap
5. Permenaker No.01/1989 Kwalifikasi dan Syarat-syarat Operator Keran Angkat.
6. Permenaker No.02/1989 Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
7. Permenaker No.03/1999 Syarat-syarat K3 Lift u/Pengangkutan Orang & Barang
▪ Standar Teknis Nasional & Internasional:
• SNI (Standar Nasional Indonesia) • CMAA (Crane ManufacturersAssociation ofAmerica)
• ANSI (American National Standards Institute) • DIN (Deutsches Institute fur Normunge)
• ASME (American Society of Mechanical Engineers) • SAE (Society ofAutomotive Engineers)
• BSI (British Standard Institute) • PCSA (Power Crane and ShovelAssociation)
• JIS (Japanese Industrial Standard) • API (American PretoleumInstitute)
5
MENERAPKAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA

1. Safety Hazard • Mechanic 1. Health Hazard • Physic


• Electric → Flammable • Chemical
• Kinetic → Explosive Accidental • Biologic
• Substances → Combustible release • Ergonomics
→ Corrosive • Psychosocial
2. Konsekuensi • Accident → Minor
→ Injuries → Mayor 2.Konsekuensi • Terpapar → kontak → penyakit
→ Fatal mendadak, menahun, kanker dan
→ Assets → Damage dampak terhadap masyarakat umum
• Mendadak, dramatis, bencana (Prolonged Reaction)
(Sudden Reaction) 3. Konsentrasi kepedulian • Titik berat pd bahaya
3. Konsentrasi kepedulian • Titik berat pd kerusakan tersembunyi
• Environment (bahan
• Process asset, fatality • Sepertinya kurang
pencemar)
• Equipment, facilities, • Sepertinya urgen (bahaya urgent (laten)
• Exposure
tools mendadak) • Prinsip pendekatan
• Work hours
• Working practices • Prinsip pendekatan • Pengkajian
• PPE
• Guarding • Pengkajian resiko kepaparan
• Pendidikan
• Pengalaman • Utk memperkecil • Utk memperkecil
• Karir jab. Sesuai
• Karir lapangan + resiko kepaparan
pendidikan
pelatihan

6
MENERAPKAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA
KEGAGALAN MANAJEMEN

FAKTOR MANUSIA

FAKTOR SITUASIONAL FAKTOR LINGKUNGAN

KECELAKAAN

KERUGIAN

* NEGARA
MATERI * MASYARAKAT NON MATERI
* PERUSAHAAN
* PEKERJA

LANGSUNG TDK LANGSUNG SOSIAL PSIKOLOG


* COST * SDM * KEMATIAN/CACAT * RASA AMAN
* PROPERTI * COMPANY IMAGE
* MARKET

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 7


MENERAPKAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA
✓ Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja adalah konsekuensi dari risiko yang dihadapi
oleh setiap pekerja yang sehari-hari berhadapan dengan sumber bahaya.
✓ Kecelakaan kerja (KK) dan penyakit akibat kerja (PAK) yang terjadi dapat menimbulkan
kerugian berupa sakit/kecacatan pada pekerja dan kerugian pada pengusaha serta
lingkungan.

✓ Setiap kasus KK & PAK harus ditindaklanjuti dengan


✓ Pelaporan
✓ Pemberian kompensasi
✓ Investigasi
✓ Upaya perbaikan untuk mencegah kasus berulang

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 8


MENERAPKAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA
PENGERTIAN KECELAKAAN KERJA
Suatu kejadian/peristiwa dengan unsur-unsur:
✓ Terjadi secara tiba-tiba
✓ Tidak diduga
✓ Tidak dikehendaki
✓ Tidak disengaja
✓ Terjadi dalam hubungan kerja
✓ Menimbulkan kerugian : kerusakan properti dan atau trauma/ruda paksa, kehilangan nyawa
Kotak P3K disediakan untuk menangani kondisi korban
dari kondisi darurat atau kecelakaan lainnya:
▪ Kotak P3K ini diletakkan di Ruangan P3K dan
tempat-tempat yang diperlukan
▪ Kotak P3K berisi beberapa obat-obatan umum
seperti betadine, obat merah, alkohol 70%, plester,,
pembalut dll.
▪ Minimal per 25 pekerja ada 1 kotak P3K

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 9


MENERAPKAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA
Pengertian Kecelakaan Kerja & PAK (Versi Jamsostek)
• Kecelakaan kerja dengan JKK:
Memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi TK yg mengalami kecelakaan yang terjadi
berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja
(PAK)
• Kriteria kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja adalah
• Apakah ada perintah dari perusahaan / majikan atau
• Apakah berkaitan dengan kepentingan perusahaan / majikan atau
• Melakukan hal-hal lain yang sangat penting dan mendesak dalam jamkerja atas seijin Perusahaan /
majikan.
• PenyakitAkibat Kerja (PAK) yg diatur dalam
• Penyakit yangdisebabkanoleh pekerjaanataulingkungankerja (31 golonganPAKKeppres No. 22 th 1993)
• Perlindungan kasus ini diberikan sampai dengan 3 tahun setelah pekerja berhenti bekerja.

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 10


MENERAPKAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA
MEKANISME PENYELESAIAN KASUS KK

Dinyatakan KK4
Kecelakaan T.K
Sembuh,cacat/MD
Sekaligus merupakan pengajuan
Pengusaha Disnaker Pengusaha Jaminan:
KK3
KPJ, KK4, kwitansi
pengangkutan, pengobatan,
BP perawatan & dok2 lain
KK2

Apbl terjadi perbedaan pendpt terhadap: Kec./bukan, Pd Tk. I BP menghitung & membayar
Akibat kec., besarnya % cacat dan Besarnya jaminan Jaminan berdasarkan srt. Ket. dokter
Pemeriksa (KK4)
Pihak yg tdk menerima Peg pengawas
Kelapangan Bersama BP

KK4, Rekam medis & data penunjang


Diagnostik lainnya Dokter penasehat

MENTERI Pihak yg tdk menerima Pd Tk.II Peg pengawas membuat penetapan

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 11


MENERAPKAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA
T.K Mendpt MEKANISME PENYELESAIAN KASUS PAK
peny yg timbul KK5
Krn hub kerja T.K Dinyatakan
Sembuh,cacat/MD
Sekaligus merupakan pengajuan Jaminan:
Pengusaha KPJ, KK5, kwitansi pengangkutan,
Disnaker Pengusaha KK3 pengobatan, perawatan & dok2 lain
KK2 BP
Apbl terjadi perbedaan pendpt: PAK/bukan, Pd Tk.I BP menghitung & membayar berdasarkan KK5
Akibat dari PAK, besarnya % cacat akibat PAK,
besarnya jaminan Kelapangan Bersama BP

Pihak yg tdk menerima Peg pengawas


Mndptkan Riwayat Pekerjaan TK, Riwa
Pd Tk.II peg pengws yat kesehatan TK, Data medis TK
Membuat penetapan
Peg pengawas membuat analisa
Pihak yg tdk menerima Apbl peg pengws masih ragu

MENTERI Dok penasehat

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 12


MENERAPKAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA
Identifikasi bahaya dilaksanakan untuk seluruh kegiatan
Lokasi Tingkat Petugas yang
Bahaya Akibat Direkomendasikan Kontrol
Bahaya Kemungkinan Bertanggung Jawab
Kaki kejatuhan kunci Luka atau Memakai sepatu safety saat - Kepala Mekanik
Perbengkelan 3
pas Cidera bekerja - HSE
Memakai sepatu safety, - Kepala Mekanik
Terpeleset tumpahan Luka atau
Perbengkelan 2 membersihkan lantai dengan
oli bekas Cidera - HSE
pasir
Kematian atau Pengemudi tidak diharuskan - Manajer Unit
Operasional Kelelahan pada Supir Cacat 1 untuk melibihi jam
Permanen mengemudi
Rutin melakukan pemeriksaan - Manajer Unit
Konsumsi obat dan
Operasional Kematian 1 terkait obat-obatan dan
alkohol - Pengawas
alkohol
Rusaknya Menghubungi sekolah/orang - Pengemudi
Operasional Kenakalan Anak-anak 3
fasilitas tua - Pengawas
Kematian atau Melakukan service dan - Kepala Mekanik
Operasional Rem Blong Cacat 1 pemeriksaan secara berkala
Permanen dan terjadwal - Mekanik

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 13


MENERAPKAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA
Identifikasi bahaya dilaksanakan untuk seluruh kegiatan
Lokasi Tingkat Petugas yang
Bahaya Akibat Direkomendasikan Kontrol
Bahaya Kemungkinan Bertanggung Jawab
Kematian atau - HSE
Perkantoran Kebakaran 1 safety induction
Cacat Permanen - Manajer Unit
Kejatuhan Barang, - Kepala Gudang
Cidera atau
Pergudangan terpeleset, atau 2 Menggunakan APD
Cacat Permanen - HSE
tersandung
Keseleo, gangguan Mengerti cara manual lifting yang - Kepala Gudang
Pergudangan Cidera 3
sendi, kelelahan benar - HSE
Melanggar Rambu Lalu Kematian atau Sering melakukan diklat dengan - Manajer Unit
Lalu Lintas 1
Lintas cacat permanen pihak eksternal, ex: polisi - HSE
Kecelakaan gara-gara Kematian atau Mengetahui batas-batas
Lalu Lintas 1 - Pengemudi
kecepatan cacat permanen kecepatan di jalan raya

Tabel Nilai Tingkat Kemungkinan


Likelihood/Probability Rating Deskripsi
Frequent 5 Selalu terjadi
Probable 4 Sering terjadi
Occasional 3 Kadang-kadang dapat terjadi
Unlikely 2 Mungkin dapat terjadi
Improbable 1 Sangat jarang terjadi

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 14


MENERAPKAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA

Jaring Pengaman pd Tangga Kerja Pemasangan Rambu-Rambu Tersedia Ruangan P3K

Tabung Pemadam Kebakaran Pemakaian Sabuk Pengaman

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 15


MENERAPKAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 16


Standar Operating Procedure (SOP)
SOP Masa Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
1. UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Referensi 2. KepMen No.555.K/26/M.Pe/1995 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Pada Pertambangan Umum.
Tabel – Masa Pemakaian APD
Masa Berlaku
Jenis APD / PPE Keterangan
Indoor Outdoor
Pekerja lapangan yg secara terus menerus kontak langsung
Hard Hat / Helm 3 tahun 3 tahun
dengan bahaya / risiko setiap melakukan tugas.
Pekerja lapangan yg secara terus menerus kontak langsung
Sepatu 2 tahun 1 tahun
dengan bahaya / rusiko setiap melakukan tugas.
APD ini diberikan bagi pekerja yang memerlukan setiap
Rompi 1 tahun 1 tahun
melakukan tugas.
Uniform 1 tahun 6 bulan Diberikan 2 Pcs untuk setiap karyawan
Kacamata 1 tahun 4 bulan -
Pelindung Telinga yang APD ini diberikan bagi pekerja yang memerlukan setiap
- 1 tahun
reusable melakukan tugas.
APD ini diberikan bagi pekerja yang ditugaskan pada bagian
Jas Hujan - 1 tahun
lapangan/outdoor/field.
Diganti bila kondisinya sudah tidak laik lagi untuk dipakai
Sarung Tangan - -
seperti robek.
Diganti bila kondisinya sudah tidak laik lagi untuk dipakai
Reusable mask 6 bulan -
seperti robek.

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 17


Standar Operating Procedure (SOP)
No
Tgl Terbit
F O R M CHECKLIST INSPEKSI P E R AL AT AN P E M AD AM K E B AK AR AN Revisi
Halaman
P E R BULAN

L a n g k a h 1: C a ta t lokasi, tipe d a n berat p e m a d a m


L a n g k a h 2: Periksa p e m a d a m d e n g a n m e n g g u n a k a n daftar c e k berikut:
1. Tidak a d a karat 5. S e ge l anti-tamper terpasang baik d a n tag inspeksi ditandata
2. Selang pembuangan dalam keadaan baik 6. T i d a k a d a yang menghalangi jalan k e t e m p a t p e m a d a m
3. S e l a n g p e m b u a n g a n b e b a s dari kotoran / s u m b a t a n 7. Balikkan posisi p e m a d a m d a n kocok
4. Indikator p r e s s u r e - g a u g e b e r a d a p a d a d a e r a h hijau (jika a d a )

L a n g k a h 3: Catat setiap p e n yi m p a n g a n p a d a tindakan perbaikan d a n beritahukan k e p a d a area supervisor/owner


L a n g k a h 4: Buatlah demarkasi lokasi p e m a d a m kebakaran

Area: Cat: Standar: Di b a w a h standar: X


JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES

Standar

Standar

Standar

Standar

Standar

Standar

Standar

Standar

Standar

Standar

Standar

Standar
Di bawah

Di bawah

Di bawah

Di bawah

Di bawah

Di bawah

Di bawah

Di bawah

Di bawah

Di bawah

Di bawah

Di bawah
No. Tipe Berat (kg) Lokasi

standar

standar

standar

standar

standar

standar

standar

standar

standar

standar

standar

standar
Nama :

Tanda tangan:

Tanggal:

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 18


TANGGAP DARURAT
Maksud dan Tujuan
Aspek Kemanusiaan:
Mencegah/Membatasi jatuhnya korban manusia dan/atau timbulnya bahaya terhadap kesehatan
manusia baik karyawan maupun masyarakat sekitar area kejadian
Mengungsikan/memindahkan sumber daya manusia ketempat yang yang aman (evakuasi)
Menolong dan memberikan pengobatan kepada orang-orang yang terluka dan lain-lain.
Aspek Pencegahan Kerugian:
Memperkecil kerugian terhadap harta benda perusahaan, produksi perusahaan, dan lingkungan
sekitarnya.
Menyelamatkan harta benda dan lingkungan (mengurangi kerugian/kerusakan)
Mencegah menjalarnya keadaan darurat
Aspek Komersial:
Memberikan informasi ke media masa dan bekerja sama dengan pihak luar tentang keadaan darurat
Menjamin kelangsungan operasi perusahaan agar kegiatan bisnis dan produksi tidak
terhenti/terputus.
Memberikan informasi kepada anggota masyarakat tentang bahaya industri dan langkah-langkah
penanggulangannya dalam upaya mengurangi resiko bencana.
03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 19
TANGGAP DARURAT
Pengertian Keadaan Darurat di Tempat Kerja

Adalah keadaan yang merupakan hasil dari beberapa


kejadian yang tidak diperkirakan sebelumnya dan
memerlukan penanganan segera.

Kecelakaan kerja adalah keadaan darurat yang paling


sering terjadi di tempat kerja.

Kecelakaan kerja terjadi disebabkan karena segala situasi


dan kondisi yang berpotensi bahaya maupun aktivitasnya
tidak mendapat perhatian.

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 20


TANGGAP DARURAT
Penanggulangan Bencana pada Tanggap darurat

a) Memberikan perlindungan bencana dari ancaman bencana,


terhadap pekerja dan bangunan
b) Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara
terencana ,terpadu,terkoordinasi dan menyeluruh
c) Mendorong semangat gotong royong dan kesetiakawanan

a) Pengkajian secara cepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumber


daya
b) Penentuan status keadaan darurat
c) Koordinasi tim lapangan
d) Evakuasi dan penyelamatan para pekerja terhadap bencana
e) Pemenuhan kebutuhan dasar dan perlindungan terhadap pekerja
f) Pemulihan dengan segera sarana , sarana vital

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 21


TANGGAP DARURAT
Prinsip – Prinsip Penanganan Tanggap darurat :

a) Cepat dan Tepat


b) Prioritas
c) Koordinasi
d) Berdaya guna dan berhasil guna
e) Transparansi dan akuntabilitas
f) Kemitraan
g) Pemberdayaan
h) Non diskriminitif

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 22


RAMBU-RAMBU KESELAMATAN KERJA

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 23


RAMBU-RAMBU KESELAMATAN KERJA

RAMBU PERINGATAN

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 24


PERALATAN KESELAMATAN KERJA
Alat Pengukuran Iklim Kerja panas Alat Sound Level (SLM) Meter
(Heat Stress Monitor) dengan Octave Band Analyzer

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 25


PERALATAN KESELAMATAN KERJA
NOISE DOSIMETER
(Alat Pengukuran Kebisingan 1. Whole Body Vibration
Personal)

2. Hand-Arm Vibration

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 26


PERALATAN KESELAMATAN KERJA
ALAT PENGUKURAN PENCAHAYAAN
(Lux Meter)

APAR ( Alat pemadam Api Ringan )

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 27


PERALATAN KESELAMATAN KERJA

FIRE TRAINING
TRAINING APD - KETINGGIAN

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 28


LAPORAN PELAKSANAAN KESELAMATAN KERJA

Jalan Kerja di dekat Los Kerja Akses Utama Pejalan Kaki

Jembatan Kerja Pintu Utama Proyek


03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 29
JENIS JENIS PERALATAN KONSTRUKSI
JENIS PERALATAN & PERKAKAS KONSTRUKSI: Permenaker No.05/1985, K3 Pesawat Angkat dan
A. PERALATAN BERAT KONSTRUKSI Angkut, Pasal 5 ayat (2):
1. Alat Angkat a. Peralatan angkat;
2. Alat Muat dan Angkut b. Pita transport;
3. Alat Penggali c. Pesawat angkutan di atas landasan/ permukaan;
4. Alat Pemadat Tanah d. Alat angkutan jalan ril.
5. Alat Perata dan Pengakhir (Finishing)
6. Alat Perkerasan dan Penghalus Permukaan 1. JENIS ALAT-ALAT ANGKAT
B. PERALATAN KONSTRUKSI LAINNYA a. Jib, Overhead, Portal, & Gantry Crane
1. Alat Pekerjaan Pondasi b. Tower Crane
2. Alat Pekerjaan Beton c. Mobile Crane
3. Alat Pekerjaan Pompa d. Derek (Derrick)
4. Alat Pekerjaan Terowong e. Ringer Crane
5. Alat Pembangkit Tenaga
6. Alat alat Konstruksi lainnya f. Launcher
C. PERKAKAS KONSTRUKSI 2. JENIS ALAT-ALAT MUAT & ANGKUT
1. Perkakas Pemotong dan Pembengkok a. Pita Transpor
2. Perkakas Pengencang dan Pengikat b. Alat angkut di atas landasan & permukaan
3. Perkakas Penghalus Permukaan
c. Alat angkut di atas rel
4. Perkakas konstruksi lainnya
3
03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 0
TOWER CRANE (TC)
Pertimbangan Pemilihan Tower Crane
• Area yang harus dicakup;
• Tinggi Bangunan;
• KecepatanAngkat;
• Berat Beban Kritis;
• Tipe Pondasi &Penggeraknya;
• Kondisi Tanah yang ada;
• Bahaya teridentifikasi, risiko terkendali
• Tipe Jib;
• Pemasangan (erection);
• Pembongkaran (dismantling)
Aspek K3 yang paling kritis adalah
Stabilitas TC, yang tergantung pada:
➢Kondisi tanah &kekuatan pondasi
➢Kondiri track (tapak)
➢Pemberat tengah (center ballast)
➢Pemberat lawan(counter ballast)
➢Tinggi TC
➢Panjang Jib
➢Kondisi cuaca, kecepatan angin
➢Kompetensi operator
➢Pengoperasian yang benar
03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 31
KELENGKAPAN K3 TOWER CRANE
SAFETY DEVICES TC :
• Moment Limiter (pembatas momen) Moment Cut-out
• MaximumLoad Limiter (pembatas beban
maksimum)
• MaximumSpeed Limiter (pembatas
kecepatan maksumum)
• SlewingStroke end Limiter (pembatas Anti-two block
putaran jib) Trolley Limit Switch
• LiftingStroke endLimiter (pembatas Anti-two-block: anti kondisi di
pengangkatan ujung) mana blok beban yang lebih
rendah (atau kait perakitan)
• Anemometer (pengukur kecepatan/arah datang dalam kontak dengan Trolley Speed Reduce Cut-out
angin) blok beban atas (atau perakitan
sheave boom point), yang Slewing Gear Limit Switch
• LightingRod (Penangkal Petir) sangat mengganggu operasi
• Communication tools (Alat Komunikasi) yang aman dari crane PERHATIAN:
• Stability Limit Device (alat batas stabilitas) SEBELUMMENGOPERASIKANTOWER
CRANE,(TC) PASTIKANBAHWASEMUA
• TrolleyingLimiter (pembatas troli) KELENGKAPANK3 (SAFETYDEVICES
• Travellinglimiter (pembatas perjalanan TC) TC) BENARBENARBERFUNGSI !!!
• Hoisting Limiter (pembatas pengangkatan)

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 32


PERSYARATAN K3 TOWER CRANE MENURUT BRITISH
STANDARDS CODES OF PRACTICE (BS 7121):
• TCharus didirikan, diturunkan &diuji oleh personil yang berkompeten dan terlatih
• TCharus dioperasikan oleh operator berkompeten &terlatih, sehat fisik &mental, panca indera
yang baik, dan mampumenanggulangi masalah di site.
• Setiap pemindahanmaterial harus ditangani oleh orang-orang terlatih danmemahamikapasitas
danmetodepenangananyangbenar,termasukpemberi aba-aba, mampumengkomunikasikan
secara jelas melalui radio atau tanda-tanda tertentu.
• Setiap metode pengangkatan, selain dari pengangkatan beban vertikal yang direkomenda-sikan
harus secara aktif dicegah, karena bisa merusakTC.
• Operator harus mampumelakukaninspeksi TCmingguan danharus cukup waktu untuk
melakukannya. Laporan inspeksi harus dibuat dalam dokumen yang sesuai.
• TCharus mempunyaibatas maksimumkecepatan angin (-/+ 67km/jam), dan berat beban yang
diangkat harus dikurangi pada saat kecepatan angin meningkat.
• Operator harus memiliki kewenanganmemutuskan kapan TCtak boleh dioperasikan karena
tingginya kecepatan angin dan kemampuannyamengendalikan beban.
• TCharus selalu dalam posisi mampuberputar bebas ketika ditempatkan pada kondisi tidak
dioperasikan. Remputaran tidak boleh di bawahkondisi normal.
• TCharus dilengkapi denganinstalasi penyalur petir.
03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 33
JENIS-JENIS CRANE & BAHAYANYA
❖ Mobile Telescopic ❖ Overhead Traveling ❑ Pondasi crane tidak memadai
❖ Crawler Lattice ❖ Wall ❑ Kondisi tanah dasar crane lemah
❖ Side Lift ❖ Gantry ❑ Peringkat beban tidak benar
❖ All Terrain ❖ Semi-Gantry ❑ Kecepatan gerakan berlebihan
❖ Truck Mounted ❖ Cantilever ❑ Tidak ada sinyal tangan
❖ Articulating ❖ Straddle/Mobile Gantry ❑ Inspeksi &perawatan tak memadai
❖ Barge/Floating/Ship ❖ Tower/Derrick Hammer ❑ Bagian mesin yang bergerak tak terlindungi
❖ Railroad Head ❑ Radius ayunan tak dilindungi/diberi batas
❖ Aerial/Helicopter ❖ Stiff-leg Derrick ❑ Bekerja terlalu dekat dengan kabel listrik
❑ Sistempembuangan yang tidak tepat
KASUS UTAMA KECELAKAAN CRANE: ❑ Jendela hancur
❖ TERSENTUH KABEL LISTRIK
❖ TERGULING ❑ Tidak ada akses/tangga/pagar pembatas
❖ JATUH DARI CRANE ❑ Tidak ada indikator sudut boom
❖ KEGAGALAN MESIN
❑ Tidak menggunakan outrigger
KEGAGALAN PONDASI TOWER CRANE

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 35


SISTEM KERJA OPERASI CRANE YANG SELAMAT
Sistem kerja yang selamat harus mencakup tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:
a. Perencanaan operasi;
b. Pemilihan, penyediaan dan penggunaan crane dan peralatan yang sesuai;
c. Pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian crane dan peralatan;
d. Penyediaan buku catatan untuk pemeriksa / orang / mekanik yang kompeten untuk
memasukkan rincian pengujian, pemeriksaan, inspeksi, pemeliharaan / perbaikan yang
telah dilakukan untuk crane;
e. Penyediaan personil yang terlatih dengan baik dan kompeten yang telah dibuat sadar
akan tanggung jawab mereka yang relevan di bawah bagian 6A dan 6B dari FIUO;
f. Pengawasan yang memadai oleh personel yang terlatih dan kompeten;
g. Mengamati kondisi yang tidak aman seperti kondisi cuaca buruk yang mungkin timbul
selama operasi;
h. Memastikan bahwa semua tes dan sertifikat pemeriksaan yang diperlukan dan dokumen
lain tersedia;
i. Mencegah pergerakan tanpa izin atau penggunaan derek setiap saat;
j. Keselamatan orang lain yang mungkin terpengaruh oleh operasi pengangkatan; dan
k. Rencana kontijensi yg menyediakan prosedur yg harus diikuti jika terjadi situasi darurat.

36
PENGANGKATAN KRITIS & NON RUTIN
PENGANGKATAN KRITIS, bila situasinya sbb:
➢ Berat beban angkat mendekati kapasitas
maksimum crane (70% hingga 90%).
➢ Dua atau lebih crane secara bersamaan
mengangkat beban yang sama (tandem).
➢ Personil sedang diangkat.
➢ Ketika digunakan crane non standar atau
dimodifikasi secara khusus.
➢ Bahaya khusus terkait dengan pengang-
katan, seperti
▪ Crane berada dalam pabrik industri;
▪ Crane dipasang di atas kapal terapung;
▪ Beban diangkat dekat jalur kabel listrik;
▪ Ada angin kencang atau lainnya.
PENGANGKATAN KRITIS / NON-RUTIN:
❖ Operasi pengangkatan non-Rutin, mem-
butuhkan Rencana Pengangkatan yang
lebih rinci
❖ Rencana Pengangkatan harus disetujui
oleh Pihak yang Bertanggung-jawab
sebelum memulai operasi
37
PENYEBAB UTAMA KECELAKAAN CRANE
Menurut analisis OSHA, kecelakaan crane teridentifikasi
sebagai penyebab utamanya adalah:
a. Boom atau crane tersentuh kabel bermuatan listrik
(hampir mencapai 45%dari semua kasus)
b. Bearada di bawah kait perangkat angkat
c. Crane terguling
d. Beban terlepas jatuh
e. Boomruntuh
f. Tertabrak oleh beban pengimbang
g. Kegagalan pengikatan &penggunaan outrigger, jatuh
OSHA's analysis of crane accidents identified the major causes of crane accidents as:
➢ boom or crane contact with energized power lines (nearly 45% of the cases)
➢ under the hook lifting device.
➢ overturned cranes.
➢ dropped loads.
➢ boom collapse.
➢ crushing by the counter weight.
➢ outrigger use, falls and rigging failures.

38
MENGAPA KECELAKAAN CRANE TERJADI?
❑ Ketidakstabilan:
➢ Kegagalan podasi / alas berdirinya crane
➢ Beban diangkat tidak pada titik beratnya;
➢ Kapasitas beban terlampaui;
➢ Tanah tidak rata atau terlalu lunak;
➢ Metode pengangkatan tidak tepat;
➢ Benda / beban yang diangkat patah.
❑ Tidak dilakukannya Job Safety Analysis & Prosedur Ijin kerja
➢ Bahaya & risiko tempat kerja belum diperiksa & dikendalikan
➢ Persyaratan sumberdaya belum dipenuhi secara memadai
➢ Belum disiapkan & direview metoda & rencana pengangkatan
❑ Kurangnya komunikasi
➢ Titik operasi jauh dari operator crane; atau
➢ Tidak terlihat sepenuhnya oleh operator
❑ Kurangnya pelatihan dan kompetensi petugas yang terlibat
❑ Kurangnya pemeliharaan & inspeksi peralatan dan material

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 39


KEGAGALAN OPERASI CRANE

40
PERLENGKAPAN K3 (SAFETY DEVICES)
MOBILE CRANE
• Moment Limiter ANTI TWO-BLOCK
• Maximum Load Limiter
• Maximum Speed Limiter
• Slewing Stroke end Limiter
• Lifting Stroke end Limiter
• Alat Komunikasi
• Stability limit device
• Hoisting Limiter
• Overwinding Limiter
• Boom Back Stopper
• Stability limit device

41
LAUNCHER BRIDGE ERECTION
& METODE KERJA SELAMAT
Pernyataan metode (termasuk aturan / prosedur keselamatan) harus dikomunikasikan.
Metoda kerja sebaiknya berbentuk gambar/grafik dan bahasa yang mudah dipahami
oleh semua pekerja yang terlibat dalam operasi pengangkatan dan operasi erection,
dismantling dan relocation (EDR) untuk memastikan bahwa mereka memahami
pernyataan metode sebelum operasi ini dimulai.
Pernyataan metode harus mencakup tetapi tidak terbatas pada yang berikut:
i) Semua langkah untuk menghindari atau mengurangi bahaya yang diidentifikasi
dalam penilaian risiko;
ii) Prosedur langkah demi langkah yang dilengkapi dengan ilustrasi diagram;
iii) Prosedur dan instruksi keselamatan;
iv) Prosedur untuk menghindari bahaya bagi personel yang bekerja berdekatan
dengan operasi;
v) Penggambaran yang jelas tentang peran dan tugas anggota kru yang bekerja
dengan pernyataan tertulis; dan
vi) Pengaturan untuk komunikasi yang efektif.
03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 42
LAUNCHER BRIDGE ERECTION & METODE KERJA SELAMAT

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 43


JENIS PEMERIKSAAN CRANE
SERING BERKALA
Setiap hari/minggu/bulan • Setiap selang 1-12 bulan.
Keandalan alat pada setiap awal • Item-item dalam inspeksi harian,
mulai shift cacat struktur, pemakaian
Fokus pada komponen yang berlebihan, kebocoran
berubah dari hari ke hari hidrolik/udara
REKAMAN INSPEKSI CRANE
• Tanggal inspeksi
• Check list, Rekomendasi & Laporan
• Tanda tangan orang yang menginspeksi
• Nomor seri atau identitas lain

KETIKA MENGINSPEKSI CRANE PERTIMBANGKAN:


• Permintaan u/ meninjau semua dokumen pemeliharaan & inspeksi
• Lakukan peninjauan dengan berjalan keliling
• Tanya operator, petugas pengangkat, penyelia dg pertanyaan yg tepat
• Periksa setelan dan stabilitas crane.
03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 44
MELAKSANAKAN INPEKSI MOBILE CRANE
❖PRE-INSPECTION
• Kualifikasi Operator
• Rekaman Crane LEVELING

❖SETELAN CRANE
• Leveling LOADCHART
Mobile
• Outriggers Crane
Manual
• Stabilitas
• Integritas Structur Standard
Operating
❖GRAFIK BEBAN PERIKSA AKURASI BOOM
Procedure
Crane
ANGLE INDICATOR
• Ketersediaan di kabin A2K4-INDONESIA
• Penggunaan yg tepat
STRUCTURAL INTEGRITY
OUTRIGGERS INSPECTION OF BOOM CRANE
11/28/2018

45
TALI TEMALI, PENGIKATAN DAN
PENGANGKATAN BEBAN
Safe Distance Rule of Thumb:
PEMBAGIAN TANGGUNG JAWAB 1.5 X Height of the load
ANTARA OPERATOR CRANE & RIGGER

Operator
Crane Danger Zone

Rigger H
LOAD
Operator

1.5 X H

46
TALI TEMALI, PENGIKATAN & PENGANGKATAN BEBAN
3 Jenis Kelompok Sling:
SLING WEB SYNTEHTIC (WEB SLING RANTAI (CHAIN SLING)
SLING KABEL BAJA (WIRE ROPES
SLING)
& METAL MESH SLING)

Staight/
Vertical Staight/
Choker Vertical
Choker Basket

Basket
JENIS-JENIS PENGIKATAN (SLING)

1. Rantai Baja (Chain)


2. Kabel Baja (Wire Rope)
3. Anyaman logam (Metal Mesh)
6 Jenis Bahan Tali Pengangkat (Sling) : 4. Tali Serat Alami (Natural Fiber Rope)
5. Tali Serat Sintetik (synthetic fiber rope)
6. Jaring Sintesis (Synthetic Web)
47
PENENTUAN PENGGUNAAN SLING
• Jenis bagian – Bagian (part) Sling DESIGN FACTOR
MINIMUM
• Kekuatan (Safe Working Load) COMPONENT
DESIGN FACTOR
• Kegunaan NYLON ROPE SLING 5:1
• Spesifikasi
POLYESTER ROPE SLING 5:1
• Pemeliharaan (maintenace)
POLYPROPYLENE ROPE SLING 5:1
Agar memiliki daya angkat yang seimbang, ALLOY STEEL CHAIN SLING 4:1
perlu mengetahui hal-hal berikut:
❖ Berat benda yang akan diangkat WIRE ROPE SLING 5:1
❖ Pusat gravitasi (titik berat) benda METAL MESH SLING 5:1
❖ Jumlah titik pengangkatan SYNTHETIC WEB SLING 5:1
❖ Jenis ikatan (hitch) SYNTHETIC ROUND SLING 5:1
❖ Bentuk pengangkatan & sudut sling
❖ Jangkauan
❖ Clearance - batasan ketinggian apa pun
❖ Persyaratan pemasangan atas dan bawah
❖ Kondisi lingkungan

48
PEMILIHAN PENGIKATAN & PENGANGKATAN
Kapasitas tali pengikatan & material yang akan 4. Apakah beban akan dikendalikan?
diangkat harus sesuai. a. Apakah tersedia tali pengarah (tag line)?
Menggunakan kapasitas tali pengkat yang terlalu kecil b. Apakah ada kemungkinan terpuntir?
hanya akan mengundang kecelakaan c. Personil nya jelas?
1. Siapa yang bertanggung jawab (kompeten)untuk 5. Apakah ada pembebanan atau kondisi
mengikat? lingkungan yang tidak biasa?
a. Apakah komunikasi sudah ditetapkan? a. Angin?
2. Apakah kondisi peralatan memenuhi syarat? b. Temperatur?
a. Apakah jenisnya sesuai? c. Permukaan? (es, genangan, ambles)
b. Apakah identifikasinya sesuai? d. Bendanya tidak stabil?
c. Apakah sudah diperikksa dengan cermat?
3. Apakah batas beban kerja memadai?
a. Berapa berat beban yang akan diangkat?
b. Di mana letak titik pusat beratnya?
c. Berapa sudut sling nya?
d. Akan ada pembebanan samping?
e. Berapa kapasitas gigi?

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 49


TALI RANTAI SLING RANTAI
Sling Rantai Tak Boleh Dipakai Jika: ANSI/ASME B30.9
Ref: ANSI/ASME B30.9

• Retak-retak atau putus


• Pemakaian berlebihan, tertakik, penyok
• Bukti kerusakan karena panas
• Pelubangan berlebihan atau korosi CEK
PANJANG
• Lelehan bekas pengelasan YANG
ADAVS
• Rantai tidak menggantung bebas
PADA
• Mata rantai atau asesoris lainnya: mulur, SATU KAKI
bengkok, terpuntir atau berubah bentuk PANJANG
• Tidak ada label identifikasi atau sulit dibaca RETAK
• Kerusakan lain yang akan membahayakan

KEAUSAN TAK LEBIH


DARI 10%ATAU MERUJUK
PADADAFTAR MAKSIMUM
AUSYANGDIIJINKAN
MATARANTAI
BENGKOK TERKIKIS /
TERTAKIK
03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 50
PEMELIHARAAN TALI KABEL BAJA
1. Jangan diseret Penanganan wire rope yang betul
2. Jangan diikat / disimpul
3. Bersihkan dg dry cleaner/penetrating oil
4. Bebas dari air hujan & matahari
5. Syarat pelumasan tali baja:
➢ tidak menimbulkan karat
➢ memiliki daya sekat yg baik
➢ mudah meresap pd bundel-bundel strand
➢ mampu membentuk lapisan anti air pd permukaan tali
➢ memiliki daya lumas tinggi
➢ enis pelumasan dapat digunakan gardium compound.
Fungsi Pelumasan:
✓Mencegah keausan
✓Mengurangi Gesekan
✓Membuang panas yang timbul
✓Melindungi terhadap timbulnya Karat
✓Meredam suara yang ditimbulkan.
Jangan gunakan tali Kabel baja
❖ Jika Rusak karena Korosi, dll
❖ Jika kawat baja putus:
✓ 6-10 Kawat putus dalam 1 seksi panjang lilitan (lay)
✓ 311-52/K8a/ 2w01a8tputus dalam 1 berkas (strand ) pada satu
seksi panjang lilitan (lay)
03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 51
SYINTHETIC WEB SLING
PERSYARATAN PENTING
11/28/2018 A2K4-INDONESIA 59
❖ Selempang web harus dibuat dengan standar yang disetujui dan harus memiliki
label permanen yang menyatakan ukuran, kelas, kapasitas dan jangkauan yang
dinilai. Mungkin juga diberi kode warna.
❖ Itu harus disertai dengan sertifikat uji.
❖ Setiap pemasangan harus dijahit ke gendongan.
❖ Pilih jenis sling yang tepat untuk pekerjaan tertentu.
❖ Web sling tidak disarankan untuk digunakan pada suhu di atas 80 ° C.
❖ Direkomendasikan agar web sling diperiksa secara menyeluruh setiap tahun dan
dicatat.
❖ Sebagai praktik keselamatan, web sling harus diperiksa secara visual setiap hari
untuk tanda-tanda keausan, sobekan atau kerusakan.
❖ Web sling dg fitting aluminium tak dapat digunakan di dekat bahan kimia kaustik.
❖ Kain nilon tidak cocok untuk menangani asam.
❖ Polyester sling tidak cocok untuk menangani bahan kimia kaustik.

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 52


SYINTHETIC WEB SLING
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI HARIAN
1. Tidak ada lubang, sobekan, luka atau hambatan.
2. Tidak ada Knot atau Kinks
3. Periksa keausan abrasif yang berlebihan
4. Rusak jahitan
5. Jahitan peringatan merah terbuka, menunjukkan overloading.
6. Label tidak ada atau tidak bisa dibaca.
7. Setiap tanda bakar kimia & Tanda terbakar.
8. Anyaman terdistorsi atau hancur.
9. Fitting logam terdistorsi atau retak
10. Cacat lain yang terlihat yang dapat melemahkan sling
PEMELIHARAAN
▪ Web sling harus disimpan di tempat yang sejuk dan kering karena kerusakan dapat
merusak sling.
▪ Sinar matahari secara perlahan akan menurunkan jaring jaringan sehingga jauhkan
dari sinar matahari jika tidak digunakan.
▪ Web sling dapat dicuci dan dikeringkan dengan udara
▪ Jangan gunakan blower udara panas atau oven untuk mengeringkannya.
▪ Jauhkan dari bahan kimia. Periksa panduan produsen untuk ketahanan kimia.
53
SYINTHETIC WEB SLING
PRAKTIK PENGANGKATAN WEB SLING YANG SELAMAT.
▪ Sling tidak boleh dimuat di atas batas kerja yang aman. Ambillah sudut sling ke
dalam akun.
▪ Pilih sling yang tepat untuk pekerjaan yang sedang dikerjakan.
▪ Gunakan gendongan dengan panjang yang benar. Jangan dipersingkat dengan knot,
baut.
▪ Singkirkan kinks, loop atau putaran di gendongan.
▪ Angkat perlahan untuk menghindari tekanan beban kejut pada gendongan.
▪ Pad sudut tajam beban untuk mencegah kerusakan pada gendongan.
▪ Jangan jatuhkan sling dengan fitting logam untuk mencegah kerusakan pada fitting
dan sling.
▪ Pastikan gendongan dipasang dengan benar sebelum mengangkat.
▪ Pastikan sling bebas & lepas sebelum dilepas setelah pekerjaan mengangkat apa
pun.
03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 54
RIGGING AND SLINGING TECHNIQUES

66

A
NDONESIA

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 55


RIGGING AND SLINGING TECHNIQUES

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 56


PERLENGKAPAN K3 ALAT ANGKUT SECARA UMUM
Perlengkapan K3 Pesawat Angkut secara umum:
• Konstruksi Boom, Rangka Penguat
• Sistem Sambungan (Joining)
• Alat - Alat Pengendali (Control Apparatus)
• ALat Penyetop / Sistem Rem (Brake System)
• Ruang Pelindung Operator (Cabin)
• Pemberat / Bobot Pengimbang (CronteTWeight)
• Alat Penggerak (Prime Mow)
• Rangka (Frame)
• Rangka Putar dan Sistemnya ( Slewing System )
• Sistem Pemindah Tenaga (Power Train System)
• Unit Pembawa (Carrier Unit)
• Peralatan Pengaman & Pelidung (Safety Device),
57
PENCEGAHAN KECELAKAAN DARI KEGAGALAN
OPERASI ALAT BERAT
❖Patuhi peraturan keselamatan untuk operator peralatan
❖Lakukan perawatan dan perbaikan alat sesuai buku manual petunjuk
❖Lakukan inspeksi/pemeriksaan keselamatan alat berat secara teratur
❖Jalankan operasi penggunaan alat berat dengan cara selamat
❖Kenali bahaya alat berat ketika bekerja di dekat atau sekitar alat berat
❖Lakukan langkah-langkah keselamatan, antara lain:
✓ Menggunakan alat pelindung diri (APD)
✓ Memberi batas area berbahaya dengan tali, pagar atau rambu-rambu
✓ Menjaga atau mengamankan peralatan yang parker di lapangan
❖Tindakan keselamatan dan keamanan untuk jenis jenis alat berat tertentu
58
PERATURAN KESELAMATAN
UNTUK OPERATOR PERALATAN
❖ Hanya orang yang berwenang yang berhak mengoperasikan alat berat
(dengan pelatihan dan disertai sertifikan dan lisensi sesuai jenis alatnya)
❖ Operator harus mengetahui dan memahami keterbatasan mesin. Mereka
harus mengikuti prosedur operasi yang selamat, menggunakan fitur
keselamatan, dan memperhatikan peringatan produsen, sesuai pentunjuk
penggunaan, pemeriksaan (inspeksi) dan pemeliharaan sebagaimana
mestinya
❖ Operator harus memberi tahu supervisor mereka ketika mereka sakit,
lelah, atau minum obat yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka
untuk mengoperasikan mesin dengan aman

59
PEMERIKSAAN KESELAMATAN ALAT ANGKAT
Sebelum memulai setiap shift, operator harus menggunakan daftar periksa
standar (check list) dan lakukan hal berikut:
❖ Mendekati peralatan, berjalan sepenuhnya di sekitarnya dan mencari bahaya
❖ Periksa lampu, ban, suspensi dan sistem kemudi, tingkat cairan, selang dan
filter eksterior.
❖ Carilah bagian-bagian yang bergerak tak terlindungi atau kondisi tidak
selamat lainnya.
❖ Di dalam kabin, buanglah sampah, pastikan jendela bersih, sesuaikan cermin,
periksa tabung pemadam kebakaran (APAR), nyalakan semua lampu eksterior,
pastikan sabuk keselamatan siap digunakan.
❖ Nyalakan mesin; periksa alat pengukur dan lampu peringatan; periksa suara
mesin.
❖ Pastikan semua perlengkapan keselamatan (safety devices) berfungsi baik
❖ Sebelum pindah, peringatkan orang-orang di area tersebut; menguji
pergerakan peralatan; pastikan alarm cadangan dapat didengar.

60
PENGOPERASIAN SELAMAT DI SEKITAR ALAT ANGKAT
❖ Pekerja yang bekerja di atas permukaan tanah/jalan
harus dilatih untuk bekerja dengan selamat di sekitar
peralatan
✓ Kenakan pakaian visibilitas tinggi (reflektif)
✓ Jangan menganggap operator dapat melihat nya.
❖ Petugas sinyal (signaler) bias ditunjuk untuk membantu
operator bekerja sesuai kondisi lapangan
❖ Komunikasi yang baik sangat penting antara operator/
driver, supervisor, rigger, signaler, agar tidak terjadi
miss komunikasi yang menyebabkan kecelakaan atau
kegagalan operasi
❖ Gunakan sinyal tangan sesuai standar yang disepakati
❖ Gunakan walkie-talkie (radio dua arah) Pekerja ini terlihat jelas!
❖ Terus siagakan alarm bekerja dengan baik setiap saat

61
TINDAKAN PENCEGAHAN KECELAKAAN LAINNYA
❖ Alat berat harus dilengkapi tindakan pelindung rollover (outriggers). JENIS PELINDUNG
PENDENGARAN
❖ Gunakan safety belt & APD yang diperlukan saat mengoperasikan
peralatan (helmet, sarung tangan, sepatu kaki baja, pakaian reflektif)
❖ Gunakan perlindungan pendengaran yang tepat saat bekerja atau di
sekitar peralatan yang bunyinya keras /bising.
❖ Jangan memakai baju longgar yang dapat terbelit bagian yang bergerak

❖ Jangan pernah melompat ke atas atau mematikan peralatan (tiga


aturan titik: memiliki kedua kaki dan satu tangan, atau satu kaki dan
kedua tangan bersentuhan dengan akses tangga sepanjang waktu)
❖ Jangan pernah mengoperasikan salah satu kontrol dari posisi apa pun SABUK KESELAMATAN PADA
KURSI ALAT HARUS DIGUNAKAN
kecuali kursi operator
❖ Jangan pernah mengizinkan siapa pun untuk menggunakan peralatan
❖Jangan pernah mengisi bensin saat mesin sedang bekerja
JANGAN MEROKOK saat pengisian bahan bakar
Pekerja dengan
Perlindungan Pendengaran

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 62


TINDAKAN PENCEGAHAN KECELAKAAN LAINNYA
❖ Waspadai area dan medan!
❖ Tunggul, batu, dan puing-puing tersembunyi
dapat menyebabkan terguling
❖ Perhatikan anggota pohon yang rendah;
mereka dapat menjatuhkan operator dari
peralatan. POHON, TRAFFICLIGHT &KABELLISTRIK
TERLALUDEKAT
❖ Periksa bank dan lereng untuk stabilitas
❖ Rencanakan jalur perjalanan menuruni
lereng yang curam
❖ Waspadai permukaan basah atau dingin
❖ Jangan pernah mengambil jalan pintas
❖ Periksa area untuk utilitas bawah tanah dan
saluran listrik di atas JALANSEMENTARATERLALU DEKAT
DENGANTIMBUNAN

63
TINDAKAN PENCEGAHAN KECELAKAAN UNTUK
ALAT ANGKAT - CRANE

❖ Jangan pernah mengungkit beban yang tidak diketahui


❖ Saat menangani beban yang berat, naikkan beberapa inci terlebih
dahulu untuk memastikan apakah bebannya seimbang
❖ Sebelum mengangkat beban mendekati kapasitas, pertahankan
garis angkat vertikal
❖ Pengangkatan ganda dengan menggunakan dua unit crane atau
lebih harus dilakukan hanya dengan pengawasan
❖ Perhatikan bahwa cakupan yang dicatat di sini adalah terbatas.
Untuk informasi rinci, lihat SNI, jika belum ada di SNI gunakan
standar LN, misalnya OSHA (Subpart N 1926.550) untuk derek.

64
Bahaya Crane yang Diidentifikasi OSHA
Analisis OSHA mengidentifikasi penyebab utama kecelakaan crane meliputi:
Kontak boom atau crane dengan saluran listrik berenergi (hampir 45% dari kasing)
Di bawah perangkat pengangkat kait
Crane terbalik
Beban yang dijatuhkan
Keruntuhan booming
Menghancurkan dengan berat counter
Penggunaan cadik (outrigger)
Jatuh
Kegagalan pengikatan • OPERATORS
• PERSONS AT
CRANE SITE

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 65


Perencanaan Sebelum Start-Up
✓ Ratakan crane dan pastikan permukaan
pendukung kuat dan mampu menopang
beban.
✓ Hubungi pemilik saluran listrik dan tentukan Suspended Loads
tindakan pencegahan. Ketahui lokasi dan
tegangan saluran listrik di atas kepala.
✓ Ketahui kapasitas dasar crane, keterbatasan,
dan batasan lokasi kerja, seperti lokasi
saluran listrik, tanah yang tidak stabil, atau
angin kencang.
✓ Buat personel lain sadar akan kegiatan
pengangkatan. Don’t stand under
✓ Area barikade dalam radius ayunan. suspended loads.
✓ Pastikan perawatan dan inspeksi yang tepat.
✓ Tentukan area yang aman untuk menyimpan
bahan dan menempatkan mesin.
03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 66
Power Lines
The greatest risk for cranes is contacting power lines.
Tetap jauh dari saluran listrik setidaknya 10 kaki di bawah 50 kV. Jika tegangan saluran listrik tidak diketahui, tetap
setidaknya 20 kaki jauhnya atau lebih dan segera hubungi penyedia utilitas untuk menentukan tegangan saluran listrik.
Peringatan: Saluran listrik dapat 50kv, 250 kV, 350 kV, 500 kV atau lebih. Semakin tinggi kV, semakin besar risiko kejutan
dan cedera karyawan serta kerusakan properti.

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA


Alasan Umum Kecelakaan Terjadi
Ketidakstabilan – beban tidak aman, kapasitas beban terlampaui, atau tanah tidak rata
atau terlalu lunak
Kurangnya komunikasi – titik operasi adalah jarak dari operator crane atau tidak dalam
tampilan penuh operator
Kurangnya pelatihan – pemeliharaan atau inspeksi yang tidak memadai

Orang yang Kompeten


Orang yang kompeten harus memeriksa semua
mesin dan peralatan sebelum setiap
penggunaan, dan selama penggunaan, untuk
memastikannya dalam kondisi operasi yang
Broken Track aman.
Jika perlu diperbaiki, keluarkan dari layanan dan
jangan gunakan sampai diperbaiki.
03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 68
Kapasitas Beban - Kecepatan - Peringatan
Pastikan operator crane dapat
melihat:
▪ Kapasitas Beban Terukur
▪ Kecepatan Operasi
▪ Peringatan atau Instruksi
Bahaya Khusus

Boom Angle Indicator Load Rating Chart

A boom angle indicator must be on the crane


03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 69
Ketahui Berat Beban
Lihat tiket pengiriman atau dokumentasi lainnya
Pastikan perhitungan lift sudah benar
Pastikan beban berada dalam peringkat bagan beban untuk panjang boom dan
radius beban crane
Crane dinilai dengan berat maksimum yang akan diangkatnya pada radius minimum
dan panjang boom minimum – semakin jauh dari titik pusatnya, semakin sedikit
yang akan diangkat • Tidak level/rata permukaan
• Angin
• Beban samping
• Di atas rodanya
• Mengangkat ke samping
Faktor Pembatas Beban: • Penggunaan ekstensi, jib, dan alat bantu
lainnya
• Batas tali kawat, selempang dan alat
pengangkat
03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 70
Mobile Cranes - Prinsip Pengangkatan
Pusat gravitasi
Leverage/Kesetimbangan
Stabilitas CONTOH BEBAN – DEREK 30 TON
Integritas struktural • AKAN MENGANGKAT 60.000 POUND PADA
KETINGGIAN 10 FT DARI PIN TENGAH CRANE
• BERDASARKAN PERMUKAAN YANG RATA, TIDAK
ADA ANGIN, DAN OUTROGGER YANG
SEPENUHNYA DIPERPANJANG
• PADA 25 FT DARI PIN TENGAH DENGAN BOOM
80 FT, KAPASITASNYA HANYA 14,950 POUND
• PADA 74 FT DARI PIN TENGAH, KAPASITASNYA
HANYA 4,800 POUND

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 71


Beban Tidak Tepat

Beban atau kecepatan yang tidak tepat dapat mengakibatkan


terjungkalnya crane.
Swing Radius

Beban Tidak Tepat

Jauhi radius ayunan crane –


pastikan ada penjaga penghalang yang menunjukkan
radius ayunan.

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 73


Sinyal Standar dan AlternatifHand Signals
Bagan sinyal tangan harus dipasang
pada peralatan atau dipasang secara
mencolok di sekitar operasi
pengangkatan.
Saat menggunakan sinyal tangan non-
standar, orang sinyal, operator, dan
pengarah pengangkatan (di mana ada
satu) harus saling menghubungi
sebelum operasi dan menyetujui sinyal
tangan non-standar yang akan
digunakan.

03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 74


• Beban yang tidak stabil, kurangnya komunikasi, kurangnya pelatihan, dan
perawatan atau inspeksi yang tidak memadai adalah kontributor utama kecelakaan
derek.
• Operator atau orang lain yang bekerja di daerah tersebut dapat menjadi korban
"tertabrak" dan "terjebak dalam" cedera.
• Kontak dengan saluran listrik menyebabkan banyak kecelakaan.
• Orang yang kompeten harus memeriksa crane secara teratur untuk memastikannya
dalam urutan yang benar.
• Perencanaan dan pelatihan mengurangi kecelakaan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai