3
MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
Modul K3 Alat Angkat dan Angkut, disusun sebagai bahan pembelajaran secara
mandiri tentang teori & praktek penerapan K3 pada alat angkat dan angkut,
berdasarkan peraturan perundangan, dan standar K3 konstruksi, yang harus
dipahami oleh para tenaga kerja konstruksi (para perancang, perencana,
pelaksana, dan pengawas).
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta mampu menjelaskan jenis alat angkat dan angkut, yang umumnya
digunakan dalam kegiatan/pekerjaan konstruksi
2. Peserta mampu menjelaskan perlengkapan keselamatan pada setiap jenis alat
angkat dan amgkut sesuai peraturan dan satandar pada buku manual alat
3. Peserta mampu mengidentifikasi bahaya, menilai dan mengendalikan risiko
pesawat angkat dan angkut sejak tahap perencanaan, pemilihan, mobilisasi,
penggunaan, perawatan/perbaikan, dan demobilisasi alat.
4
DASAR HUKUM
▪ UU No. 1 / 1970 ttg Keselamatan kerja
▪ Peraturan Teknis yang terkait:
1. Permenaker No.05/1978, Syarat-2 K3 pd pemakaian lift listrik u/ orang & barang.
2. Permenaker No.04/1985 K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
3. Permenaker No.05/1985 K3 Pesawat Angkat dan Angkut.
4. Permenaker No.01/1988 Kwalifikasi dan Syarat-syatrat Operator Pesawat Uap
5. Permenaker No.01/1989 Kwalifikasi dan Syarat-syarat Operator Keran Angkat.
6. Permenaker No.02/1989 Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
7. Permenaker No.03/1999 Syarat-syarat K3 Lift u/Pengangkutan Orang & Barang
▪ Standar Teknis Nasional & Internasional:
• SNI (Standar Nasional Indonesia) • CMAA (Crane ManufacturersAssociation ofAmerica)
• ANSI (American National Standards Institute) • DIN (Deutsches Institute fur Normunge)
• ASME (American Society of Mechanical Engineers) • SAE (Society ofAutomotive Engineers)
• BSI (British Standard Institute) • PCSA (Power Crane and ShovelAssociation)
• JIS (Japanese Industrial Standard) • API (American PretoleumInstitute)
5
MENERAPKAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA
6
MENERAPKAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA
KEGAGALAN MANAJEMEN
FAKTOR MANUSIA
KECELAKAAN
KERUGIAN
* NEGARA
MATERI * MASYARAKAT NON MATERI
* PERUSAHAAN
* PEKERJA
Dinyatakan KK4
Kecelakaan T.K
Sembuh,cacat/MD
Sekaligus merupakan pengajuan
Pengusaha Disnaker Pengusaha Jaminan:
KK3
KPJ, KK4, kwitansi
pengangkutan, pengobatan,
BP perawatan & dok2 lain
KK2
Apbl terjadi perbedaan pendpt terhadap: Kec./bukan, Pd Tk. I BP menghitung & membayar
Akibat kec., besarnya % cacat dan Besarnya jaminan Jaminan berdasarkan srt. Ket. dokter
Pemeriksa (KK4)
Pihak yg tdk menerima Peg pengawas
Kelapangan Bersama BP
Standar
Standar
Standar
Standar
Standar
Standar
Standar
Standar
Standar
Standar
Standar
Standar
Di bawah
Di bawah
Di bawah
Di bawah
Di bawah
Di bawah
Di bawah
Di bawah
Di bawah
Di bawah
Di bawah
Di bawah
No. Tipe Berat (kg) Lokasi
standar
standar
standar
standar
standar
standar
standar
standar
standar
standar
standar
standar
Nama :
Tanda tangan:
Tanggal:
RAMBU PERINGATAN
2. Hand-Arm Vibration
FIRE TRAINING
TRAINING APD - KETINGGIAN
36
PENGANGKATAN KRITIS & NON RUTIN
PENGANGKATAN KRITIS, bila situasinya sbb:
➢ Berat beban angkat mendekati kapasitas
maksimum crane (70% hingga 90%).
➢ Dua atau lebih crane secara bersamaan
mengangkat beban yang sama (tandem).
➢ Personil sedang diangkat.
➢ Ketika digunakan crane non standar atau
dimodifikasi secara khusus.
➢ Bahaya khusus terkait dengan pengang-
katan, seperti
▪ Crane berada dalam pabrik industri;
▪ Crane dipasang di atas kapal terapung;
▪ Beban diangkat dekat jalur kabel listrik;
▪ Ada angin kencang atau lainnya.
PENGANGKATAN KRITIS / NON-RUTIN:
❖ Operasi pengangkatan non-Rutin, mem-
butuhkan Rencana Pengangkatan yang
lebih rinci
❖ Rencana Pengangkatan harus disetujui
oleh Pihak yang Bertanggung-jawab
sebelum memulai operasi
37
PENYEBAB UTAMA KECELAKAAN CRANE
Menurut analisis OSHA, kecelakaan crane teridentifikasi
sebagai penyebab utamanya adalah:
a. Boom atau crane tersentuh kabel bermuatan listrik
(hampir mencapai 45%dari semua kasus)
b. Bearada di bawah kait perangkat angkat
c. Crane terguling
d. Beban terlepas jatuh
e. Boomruntuh
f. Tertabrak oleh beban pengimbang
g. Kegagalan pengikatan &penggunaan outrigger, jatuh
OSHA's analysis of crane accidents identified the major causes of crane accidents as:
➢ boom or crane contact with energized power lines (nearly 45% of the cases)
➢ under the hook lifting device.
➢ overturned cranes.
➢ dropped loads.
➢ boom collapse.
➢ crushing by the counter weight.
➢ outrigger use, falls and rigging failures.
38
MENGAPA KECELAKAAN CRANE TERJADI?
❑ Ketidakstabilan:
➢ Kegagalan podasi / alas berdirinya crane
➢ Beban diangkat tidak pada titik beratnya;
➢ Kapasitas beban terlampaui;
➢ Tanah tidak rata atau terlalu lunak;
➢ Metode pengangkatan tidak tepat;
➢ Benda / beban yang diangkat patah.
❑ Tidak dilakukannya Job Safety Analysis & Prosedur Ijin kerja
➢ Bahaya & risiko tempat kerja belum diperiksa & dikendalikan
➢ Persyaratan sumberdaya belum dipenuhi secara memadai
➢ Belum disiapkan & direview metoda & rencana pengangkatan
❑ Kurangnya komunikasi
➢ Titik operasi jauh dari operator crane; atau
➢ Tidak terlihat sepenuhnya oleh operator
❑ Kurangnya pelatihan dan kompetensi petugas yang terlibat
❑ Kurangnya pemeliharaan & inspeksi peralatan dan material
40
PERLENGKAPAN K3 (SAFETY DEVICES)
MOBILE CRANE
• Moment Limiter ANTI TWO-BLOCK
• Maximum Load Limiter
• Maximum Speed Limiter
• Slewing Stroke end Limiter
• Lifting Stroke end Limiter
• Alat Komunikasi
• Stability limit device
• Hoisting Limiter
• Overwinding Limiter
• Boom Back Stopper
• Stability limit device
41
LAUNCHER BRIDGE ERECTION
& METODE KERJA SELAMAT
Pernyataan metode (termasuk aturan / prosedur keselamatan) harus dikomunikasikan.
Metoda kerja sebaiknya berbentuk gambar/grafik dan bahasa yang mudah dipahami
oleh semua pekerja yang terlibat dalam operasi pengangkatan dan operasi erection,
dismantling dan relocation (EDR) untuk memastikan bahwa mereka memahami
pernyataan metode sebelum operasi ini dimulai.
Pernyataan metode harus mencakup tetapi tidak terbatas pada yang berikut:
i) Semua langkah untuk menghindari atau mengurangi bahaya yang diidentifikasi
dalam penilaian risiko;
ii) Prosedur langkah demi langkah yang dilengkapi dengan ilustrasi diagram;
iii) Prosedur dan instruksi keselamatan;
iv) Prosedur untuk menghindari bahaya bagi personel yang bekerja berdekatan
dengan operasi;
v) Penggambaran yang jelas tentang peran dan tugas anggota kru yang bekerja
dengan pernyataan tertulis; dan
vi) Pengaturan untuk komunikasi yang efektif.
03 MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA 42
LAUNCHER BRIDGE ERECTION & METODE KERJA SELAMAT
❖SETELAN CRANE
• Leveling LOADCHART
Mobile
• Outriggers Crane
Manual
• Stabilitas
• Integritas Structur Standard
Operating
❖GRAFIK BEBAN PERIKSA AKURASI BOOM
Procedure
Crane
ANGLE INDICATOR
• Ketersediaan di kabin A2K4-INDONESIA
• Penggunaan yg tepat
STRUCTURAL INTEGRITY
OUTRIGGERS INSPECTION OF BOOM CRANE
11/28/2018
45
TALI TEMALI, PENGIKATAN DAN
PENGANGKATAN BEBAN
Safe Distance Rule of Thumb:
PEMBAGIAN TANGGUNG JAWAB 1.5 X Height of the load
ANTARA OPERATOR CRANE & RIGGER
Operator
Crane Danger Zone
Rigger H
LOAD
Operator
1.5 X H
46
TALI TEMALI, PENGIKATAN & PENGANGKATAN BEBAN
3 Jenis Kelompok Sling:
SLING WEB SYNTEHTIC (WEB SLING RANTAI (CHAIN SLING)
SLING KABEL BAJA (WIRE ROPES
SLING)
& METAL MESH SLING)
Staight/
Vertical Staight/
Choker Vertical
Choker Basket
Basket
JENIS-JENIS PENGIKATAN (SLING)
48
PEMILIHAN PENGIKATAN & PENGANGKATAN
Kapasitas tali pengikatan & material yang akan 4. Apakah beban akan dikendalikan?
diangkat harus sesuai. a. Apakah tersedia tali pengarah (tag line)?
Menggunakan kapasitas tali pengkat yang terlalu kecil b. Apakah ada kemungkinan terpuntir?
hanya akan mengundang kecelakaan c. Personil nya jelas?
1. Siapa yang bertanggung jawab (kompeten)untuk 5. Apakah ada pembebanan atau kondisi
mengikat? lingkungan yang tidak biasa?
a. Apakah komunikasi sudah ditetapkan? a. Angin?
2. Apakah kondisi peralatan memenuhi syarat? b. Temperatur?
a. Apakah jenisnya sesuai? c. Permukaan? (es, genangan, ambles)
b. Apakah identifikasinya sesuai? d. Bendanya tidak stabil?
c. Apakah sudah diperikksa dengan cermat?
3. Apakah batas beban kerja memadai?
a. Berapa berat beban yang akan diangkat?
b. Di mana letak titik pusat beratnya?
c. Berapa sudut sling nya?
d. Akan ada pembebanan samping?
e. Berapa kapasitas gigi?
66
A
NDONESIA
59
PEMERIKSAAN KESELAMATAN ALAT ANGKAT
Sebelum memulai setiap shift, operator harus menggunakan daftar periksa
standar (check list) dan lakukan hal berikut:
❖ Mendekati peralatan, berjalan sepenuhnya di sekitarnya dan mencari bahaya
❖ Periksa lampu, ban, suspensi dan sistem kemudi, tingkat cairan, selang dan
filter eksterior.
❖ Carilah bagian-bagian yang bergerak tak terlindungi atau kondisi tidak
selamat lainnya.
❖ Di dalam kabin, buanglah sampah, pastikan jendela bersih, sesuaikan cermin,
periksa tabung pemadam kebakaran (APAR), nyalakan semua lampu eksterior,
pastikan sabuk keselamatan siap digunakan.
❖ Nyalakan mesin; periksa alat pengukur dan lampu peringatan; periksa suara
mesin.
❖ Pastikan semua perlengkapan keselamatan (safety devices) berfungsi baik
❖ Sebelum pindah, peringatkan orang-orang di area tersebut; menguji
pergerakan peralatan; pastikan alarm cadangan dapat didengar.
60
PENGOPERASIAN SELAMAT DI SEKITAR ALAT ANGKAT
❖ Pekerja yang bekerja di atas permukaan tanah/jalan
harus dilatih untuk bekerja dengan selamat di sekitar
peralatan
✓ Kenakan pakaian visibilitas tinggi (reflektif)
✓ Jangan menganggap operator dapat melihat nya.
❖ Petugas sinyal (signaler) bias ditunjuk untuk membantu
operator bekerja sesuai kondisi lapangan
❖ Komunikasi yang baik sangat penting antara operator/
driver, supervisor, rigger, signaler, agar tidak terjadi
miss komunikasi yang menyebabkan kecelakaan atau
kegagalan operasi
❖ Gunakan sinyal tangan sesuai standar yang disepakati
❖ Gunakan walkie-talkie (radio dua arah) Pekerja ini terlihat jelas!
❖ Terus siagakan alarm bekerja dengan baik setiap saat
61
TINDAKAN PENCEGAHAN KECELAKAAN LAINNYA
❖ Alat berat harus dilengkapi tindakan pelindung rollover (outriggers). JENIS PELINDUNG
PENDENGARAN
❖ Gunakan safety belt & APD yang diperlukan saat mengoperasikan
peralatan (helmet, sarung tangan, sepatu kaki baja, pakaian reflektif)
❖ Gunakan perlindungan pendengaran yang tepat saat bekerja atau di
sekitar peralatan yang bunyinya keras /bising.
❖ Jangan memakai baju longgar yang dapat terbelit bagian yang bergerak
63
TINDAKAN PENCEGAHAN KECELAKAAN UNTUK
ALAT ANGKAT - CRANE
64
Bahaya Crane yang Diidentifikasi OSHA
Analisis OSHA mengidentifikasi penyebab utama kecelakaan crane meliputi:
Kontak boom atau crane dengan saluran listrik berenergi (hampir 45% dari kasing)
Di bawah perangkat pengangkat kait
Crane terbalik
Beban yang dijatuhkan
Keruntuhan booming
Menghancurkan dengan berat counter
Penggunaan cadik (outrigger)
Jatuh
Kegagalan pengikatan • OPERATORS
• PERSONS AT
CRANE SITE