Anda di halaman 1dari 90

K 3 P E R TA M B A N G A N

DASAR HUKUM KESELAMATAN PERTAMBANGAN


 UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
 UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
 UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 1973 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN
KESELAMATAN KERJA DI BIDANG PERTAMBANGAN
 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 55 TAHUN 2010 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
 PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
 KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR 555.K/26/M.PE/1995 TENTANG
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN UMUM
 PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 26 TAHUN 2018 TENTANG
PELAKSANAAN KAIDAH PERTAMBANGAN YANG BAIK DAN PENGAWASAN PERTAMBANGAN MINERAL
DAN BATUBARA
 KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL NOMOR 1827K/30/MEM/2018 TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK
LAMPIRAN III
KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 1827 K/30/MEM/2018
TANGGAL : 7 Mei 2018

PEDOMAN PELAKSANAAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN DAN


KESELAMATAN PENGOLAHAN DAN/ATAU PEMURNIAN MINERAL DAN
BATUBARA

K3 PERTAMBANGAN
A. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
pertambangan
B. Pelaksanaan Keselamatan Operasi Pertambangan
Keselamatan adalah suatu usaha untuk dapat
Kerja melaksanakan pekerjaan tanpa
adanya kecelakaan, memberikan
suasana atau lingkungan kerja yang
aman sehingga dapat dicapai suatu
hasil yang optimal dan bebas dari
segala resiko bahaya
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
Segala kegiatan yang meliputi pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja
pertambangan dan keselamatan operasional pertambangan

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN


Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi pekerja tambang agar selamat dan
sehat melalui upaya pengelolaan keselamatan kerja, kesehatan kerja, lingkungan
kerja dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

KESELAMATAN OPERASI PERTAMBANGAN


Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi operasional tambang yang aman,
efisien, dan produktif melalui upaya, antara lain pengelolaan sistem dan pelaksanaan
pemeliharaan/ perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan,
pengaman instalasi, kelayakan sarana, prasarana instalasi dan peralatan
pertambangan, kompetensi tenaga teknik dan evaluasi laporan hasil kajian teksis
pertambangan
Pelaksanaan K3 Pertambangan Meliputi

1. Keselamatan kerja pertambangan :


a. Manajemen Resiko
b. Program keselamatan Kerja
c. Pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja
d. Kampanye safety
e. Administrasi keselamatan kerja
f. Manajemen keadaan darurat
g. Inspeksi keselamatan kerja
h. Penyelidikan kecelakaan dan kejadian berbahaya
2. Kesehatan kerja pertambangan :

a. Program kesehatan Kerja

b. Higiene dan sanitasi

c. Pengelolaan ergonomi

d. Pengelolaan makanan, minuman dan gizi pekerja tambang

e. Diagnosis dan pemerikasaan penyakit akibat kerja


3. Lingkungan kerja :
a. pengelolaan debu;
b. pengelolaan kebisingan;
c. pengelolaan getaran;
d. pengelolaan pencahayaan;
e. pengelolaan kuantitas dan kualitas udara kerja;
f. pengelolaan iklim kerja;
g. pengelolaan radiasi;
h. pengelolaan faktor kimia;
i. pengelolaan faktor biologi; dan
j. pengelolaan kebersihan lingkungan kerja.
Manajemen Risiko

Manajemen risiko merupakan suatu aktivitas


dalam mengelola risiko yang ada, terdiri atas:
1. Komunikasi dan konsultasi,
2. Penetapan konteks,
3. Identifikasi bahaya,
4. Penilaian dan pengendalian risiko, dan
5. Pemantauan dan peninjauan.
DEFINISI
• Bahaya

Setiap benda, bahan, kegiatan atau kondisi yang


memiliki potensi menyebabkan cedera, kerusakan atau
kerugian

• Resiko

kesempatan atau kemungkinan bertemunya dua atau


lebih bahaya dan mengakibatkan sejumlah kerugian
JENIS / FAKTOR BAHAYA

FISIK KIMIA BIOLOGI PSIKOSOSIAL ERGONOMI

Kebisingan Bahan mudah Mikroorganis Hubungan


meledak me Layout
kerja
Radiasi •Virus
Bahan mudah •Bakteri
terbakar •Jamur Manual
Jam kerja
Getaran •Fungi handling
Bahan Korosif
Panas Makroorgani Kekerasan / Desain pos
Bahan sme intimidasi kerja
Pencahayaan Karsinogenik •Tanaman beracun
•Lebah
Bahan •Ular Desain
Stress
Ketinggian Beracun •Beruang pekerjaan
•dll
SUMBER BAHAYA
MELAKUKAN IDENTIFIKASI BAHAYA
1. Tetapkan area cakupan
2. Cermati, semua :
– Aktifitas, rutin dan non-rutin
– Semua alat dan peralatan
– Semua material dan bahan
3. Kondisi lingkungan
4. Termasuk perilaku orang yang berada di area, tanya pada pekerja
tentang pemikiran dan pertimbangan mereka
5. Cermati informasi tertulis (manual peralatan, MSDS dll)
6. Cermati semua hal, namun fokus pada bahaya berpotensi serius
RESIKO

Potensi resiko =
Kemungkinan  Keparahan  Frekwensi

• Penilaian dilakukan pada setiap skenario bahaya yang


diidentifikasi
Penilaian Resiko

Angka yang diberikan merupakan best profesional


judgement dengan mempertimbangkan :
1. Worst Case Scenario
2. Efektifitas Pengendalian yang telah ada (semakin efektif,
semakin kecil kemungkinan / keparahannya)

3. Konsensus dari tim


Versi POP (Pertambangan)
Hirarki pengendalian Resiko dari SHEQM (Safety Health Environmental &
Quality System) terdiri dari 4 metode yaitu ;
Pengendalian Penjelasan Contoh
Engineering Pengendalian ini meliputi • Mensubstitusi dengan proses yang kuarang
(Rekayasa) modifikasi/perubahan peralatan dan pabrik berbahaya
(plant), prosedur lockout, mengurangi • Mengganti proses untuk mengurangi pemaparan
penggunaan zat berbahaya, alat peringatan, • Menutupi/melindungi (isolasi) prosessehingga
dsb bahaya tidak tertransformasi ke pekerja
• Menggunakan ventilasi isap (exhaust) secara
lokal atau keseluruhan untuk mengurangi
konsentrasi zat (agent) berbahaya di udara
• Mengukur getaran yang timbul sehingga
kebisingan dan trauma ke badan dapat dikurangi

Administrative Variasi proses manajemen untuk • Pemilihan staff


(Administrasi) mengendalikan pengaruh biaya • Pembatasan jam kerja
• Merotasi dan mengatur jadwal kerja karyawan
agar tidak terlalu terpapar bahaya/resiko tempat
kerja
• Program pelatihan
• Prosedurbpembelian

Work Practice Praktek kerja yang sesuai dengan prosedur • Merevisi langkah kerja pada prosedur kerja
(Praktek Kerja yang yang tepat dalam pelatihan untuk • Mengurangi penggunaan tenaga fisik
sesuai) memastikan bahwa para pekerja mengetahui • Merubah syarat ketenagakerjaan
bagaimana mengenal dan menghindari
bahaya • Menyediakan peralatan yang lebih baik

PPE (APD) Langkah terakhir pengendalian resiko dan Suatu daerah yang tingkat kebisingannya tinggi,
juga dimanfaatkan untuk pengendalian dimana operator harus memasuki daerah tersebut
resiko jangka pendek untuk waktu sesaat harus menggunakan pelindung
telinga
PROSES IBPR / HIRA PROCESS
 Tidak Bergantung pada satu metode tunggal,
karena banyak macamnya!
 Namun bergantung sepenuhnya pada komitmen
orang yang terlibat!
 Tidak perlu terlalu mempersoalkan jumah variasi
dan / atau teknik!
LANGKAH PROSES IBPR
HIRA PROCESS STEPS

• Rencana awal
• Pemilihan & penunjukan fasilitator
• Pemilihan & penunjukan tim
• Rencanakan pelatihan
• Lakukan pelatihan
• Lakukan penilaian resiko
HIRA Circle Team
• Membina Leader, membentuk team,
Coordinator
menggulirkan HIRA, Review

Facilitator • Menentukan metodologi yang standar


serta Menjembatani pelaksanaan HIRA

Leader Leader • Menggulirkan HIRA Circle Team,


Monitoring

Member Member • Identifikasi, analisa, tindakan perbaikan


Member Member yang berhubungan dengan
pekerjaannya
Member Member

Member Member
Program Keselamatan Kerja

1. Mencegah kecelakaan
2. Kejadian berbahaya
3. Kebakaran
4. Kejadian lain yang berbahaya
5. Menciptakan budaya keselamatan kerja

 Kejadian berbahaya merupakan kejadian yang dapat membahayakan


jiwa atau terhalangnya produksi.
 Kecelakaan atau kejadian berbahaya dilaporkan sesaat setelah
terjadinya kecelakaan atau kejadian berbahaya.
 Program keselamatan kerja disusun dengan mengacu kepada peraturan
perundang-undangan, kebijakan, kebutuhan, dan proses manajemen
risiko.
KECELAKAAN TAMBANG
memenuhi 5 (lima) unsur, terdiri atas :
1. Benar-benar terjadi, yaitu tidak diinginkan, tidak direncanakan, dan
tanpa unsur kesengajaan;
2. Mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang diberi izin
oleh kepala teknik tambang (KTT) atau penanggungjawab teknik
dan lingkungan (PTL);
3. Akibat kegiatan usaha pertambangan atau pengolahan dan/atau
pemurnian atau akibat kegiatan penunjang lainnya;
4. Terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang mendapat cidera atau
setiap saat orang yang diberi izin; dan
5. Terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau wilayah
proyek.
Cidera akibat kecelakaan tambang dicatat dalam buku daftar kecelakaan
tambang dan digolongkan dalam kategori sebagai berikut:
a. Cidera Ringan
Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang
tidak mampu melakukan tugas semula lebih dari 1 (satu) hari dan kurang
dari 3 (tiga) minggu, termasuk hari minggu dan hari libur.
b. Cidera Berat
• cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja
tambang tidak mampu melakukan tugas semula selama sama
dengan atau lebih dari 3 (tiga) minggu termasuk hari minggu dan
hari libur;
• cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja
tambang cacat tetap (invalid); dan
• cidera akibat kecelakaan tambang tidak tergantung dari lamanya
pekerja tambang tidak mampu melakukan tugas semula, tetapi
mengalami seperti salah satu di bawah ini:
LANJUTAN CIDERA BERAT
• keretakan tengkorak, tulang punggung, pinggul, lengan bawah sampai
ruas jari, lengan atas, paha sampai ruas jari kaki, dan lepasnya
tengkorak bagian wajah;
• pendarahan di dalam atau pingsan disebabkan kekurangan oksigen;
• luka berat atau luka terbuka/terkoyak yang dapat mengakibatkan
ketidakmampuan tetap; atau
• persendian yang lepas dimana sebelumnya tidak pernah terjadi.

c. Mati
Kecelakaan tambang yang mengakibatkan pekerja tambang mati akibat
kecelakaan tersebut.
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Pengertian api
Reaksi kimia yang
disertai pengeluaran
cahaya dan panas

FUEL
Teori api
Jenis Api
Jenis Peralatan Deteksi kebakaran
1. Smoke Detector
2. Heat Detector
3. Flame Detector

Smoke Detector Heat Detector Flame Detector


Prinsip Dasar Pengamanan Kebakaran

1. Perlindungan terhadap keselamatan jiwa (life safety)


2. Perlindungan terhadap harta benda dan bangunan (Property
safety)
3. Perlindungan informasi/proses (Process safety)
4. Perlindungan lingkungan hidup dari kerusakan (Enviromental
safety)
Langkah-Langkah Yang Perlu Dilakukan Bila Terjadi Kebakaran

1. Jangan panik, usahakan tenang dan cari sumber api, besar kecilnya
kebakaran, pemadam yang tepat. (padamkan apabila api masih kecil)
2. Bunyikan alarm kebakaran / tanda–tanda lain
3. Matikan aliran listrik, gas dan aliran bahan bakar
4. Beritahukan ke Dinas Kebakaran / Emergency Respon

Sebutkan : Nama pelapor ; Alamat/bagian; Apa yang terbakar; Lokasi /


dimana; Dsb
5. Evakuasi karyawan ke tempat berkumpul yang aman (assembly point)
6. Absen dan pastikan keberadaan para karyawan, dst
Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan
kerja

 pekerja baru,
 pekerja tambang untuk tugas baru,
 pelatihan untuk menghadapi bahaya
 pelatihan penyegaran tahunan atau
 pendidikan dan pelatihan lainnya.

Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan disesuaikan dengan kegiatan, jenis,


dan risiko pekerjaan pada kegiatan usaha pertambangan mengacu kepada
standar kompetensi yang berlaku atau kualifikasi yang ditetapkan oleh
Kepala Inspektur Tambang (KaIT).
Kampanye K3LH
(Safety Campaign)

 Kampanye keselamatan kerja direncanakan dan


dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
 Pelaksanaan kampanye keselamatan dievaluasi sebagai
bahan peningkatan kinerja keselamatan kerja.
Implementasi Safety Campaign

 Penunjukan PIC disetiap bagian untuk safety campaign


 Membuat topik K3LH minimal 1x setiap bulan
 Kampanye K3LH melalui radio tambang,CCR
 Kampanye K3LH dalam setiap safety talk
 Pemutaran film K3 saat reinduksi safety
 Kampanye safety melalui stiker di unit HD, BUS , LV ,A2B
 Buletin bulanan K3LH
 Spanduk K3LH di semua tempat sesuai resiko kerjanya
Administrasi Keselamatan Kerja

1. Buku Tambang
2. Buku Daftar Kecelakaan Tambang
3. Pelaporan Keselamatan Kerja
4. Rencana Kerja, Anggaran dan Biaya Keselamatan Kerja Rencana
Kerja,
5. Prosedur dan/atau Instruksi Kerja
6. Dokumen dan Laporan Pemenuhan Kompetensi.
Manajemen Keadaan Darurat
1. Identifikasi dan Penilaian Potensi Keadaan Darurat
Setiap potensi keadaan darurat yang mungkin muncul diidentifikasi
dan dinilai.
2. Pencegahan Keadaan Darurat
Program pencegahan keadaan darurat disusun dan dilaksanakan
sesuai dengan hasil identifikasi potensi keadaan darurat.
3. Kesiapsiagaan Keadaan Darurat
Penanggulangan keadaan darurat direncanakan sesuai dengan tingkatan
atau kategori keadaan yang sudah diidentifikasi.
4. Respon Keadaan Darurat
Pada saat terjadi keadaan darurat, sumber daya, sarana, dan prasarana
serta Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten sesegera
mungkin dapat menanggulangi keadaan darurat.
6. Pemulihan Keadaan Darurat
mencakup pengaturan tim pemulihan, investigasi keadaan darurat,
perkiraan kerugian, pembersihan lokasi, operasi pemulihan,
dan laporan pemulihan pasca keadaan darurat.
KEADAAN DARURAT

Situasi yang tidak diinginkan yang dapat mengancam karyawan,


pelanggan atau publik, mengganggu atau menghentikan operasi
1. Bencana alam
2. Disebabkan manusia
Tanggap Darurat Meliputi:

1. Identifikasi Keadaan Darurat

2. Prosedur Tanggap Keadaan Darurat

3. Evakuasi

4. Peralatan Keadaan Darurat


Action Plan Keadaan Darurat

Meliputi : Manual Persiapan Keadaan


1. Prosedur penanganan Darurat (MPKD)
keadaan darurat 1. Alarm dan Pelaporan
2. Prosedur bagi karyawan 2. Penanganan Keadaan
lainnya Darurat
3. Sarana dan prasarana 3. Evakuasi
keadaan darurat 4. Nomor penting
5. Operasi kritikal
6. Rescue
7. First Aider
Alarm dan Pelaporan Keadaan Darurat
Alarm
• Bunyi yang berbeda
• Bisa dioperasikan waktu listrik
utama terputus
• Metode lain untuk
memberitahu semua orang
Pelaporan
• Peralatan komunikasi
keadaan darurat
– Radio channel :
– Handphone
• Apa yang dilaporkan
Lajur Evakuasi
• Primary dan secondary
• Ditandai dan dilengkapi
penerangan
• Cukup lebar untuk orang
/ unit yang akan
dievakuasi
• Tidak menambah resiko
bahaya
Manajemen Sarana dan Prasarana Keadaan Darurat
1. Diregistrasi
2. Memiliki nomor identifikasi
3. Diinspeksi teratur (minimum 1 kali per bulan)
4. Ditag / label inspeksi

Nomor Keadaan Darurat


Termasuk : Harus :
• Emergency Response Team • Update
• Ambulans • Terpasang di lokasi strategis
(dekat sarana komunikasi
• SAR
keadaan darurat)
• Kepolisian
• Diketahui oleh orang terlibat
Peralatan P3K

• Tersedia di tiap Klinik


tambang,kendaraan,
pos kerja dan setiap
kendaraan pengawas
Latihan Keadaan Darurat
‘Emergency Drills’ (Simulation Exercises) will take place at the intervals as detailed below:-
‘Latihan Keadaan Darurat (Simulasi) terjadi pada jarak waktu seperti terinci di bawah:-
Area Type of Drill Interval
Tempat Jenis Latihan Periode
Opencast Mining Pit Full Evacuation and Call-out Annually
Pit Tambang Terbuka Evakuasi Penuh dan Melakukan Panggilan Tahunan
Opencast Mining Pit / Major Section Partial Drill and Call-out Six Monthly
Pit Tambang Terbuka / Seksi Besar Latihan Sebagian dan Melakukan Pemanggilan Enam Bulanan
Workshops Full Evacuation and Call-out Annually
Bengkel Evakuasi Penuh dan Melakukan Pemanggilan Tahunan
Workshops Partial Drill and Call-out Six Monthly
Bengkel Latihan Sebagian dan Melakukan Pemanggilan Enam Bulanan
Offices and Warehouses Full Evacuation and Call-out Annually
Kantor dan Gudang Evakuasi Penuh dan Melakukan Pemanggilan Tahunan
Camp Site and Mess Full Evacuation and Call-out Annually
Area Berkemah dan Mess Evakuasi dan Melakukan Tahunan
Other ‘Off-Site’ Emergencies Full Evacuation and Call-out Simulation together with Annually
(Bus / Train / Plane / Taxi / Etc) Outside Agencies Tahunan
Situasi Darurat Lain ‘Diluar Site’ Evakuasi Penuh dan Melakukan Simulasi Pemanggilan
(Bus / Kareta Api / Plane / Taxi / Dll) bersama pihak luar yang terkait.
Inspeksi Keselamatan Kerja
Inspeksi keselamatan kerja dilakukan di setiap area kerja dan
kegiatan meliputi:
1. perencanaan inspeksi;
2. persiapan inspeksi;
3. pelaksanaan inspeksi;
4. rekomendasi dan tindak lanjut hasil inspeksi;
5. evaluasi inspeksi; dan
6. laporan dan penyebarluasan hasil inspeksi.
• Bagaimana inspeksi seharusnya dilakukan

 PENDAHULUAN • Apa yang harus diinspeksi


• Untuk apa / kenapa inspeksi dilakukan
• Maksud dan Tujuan
 PENGERTIAN • •siapa seharusnya
Tanggung
• Keuntungan
jawab melakukan inspeksi
dan jenis inspeksi
- Inspeksi Eksternal dan Internal

 KATEGORI INSPEKSI - Inspeksi Terencana dan Tidak Terencana


Mencakup manfaat Inspeksi
 TEKNIK INSPEKSI
TUJUAN INSPEKSI
 Mengidentifikasi problem-problem yang mungkin terjadi

 Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan pada peralatan

 Mengidentifikasi tindakan tidak standar/ aman pekerja

 Mengidentifikasi dampak dari perubahan suatu proses /material

 Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam suatu perbaikan

 Menunjukkan komitmen manajemen


Tatacara Inspeksi Terencana

1. Dilakukan oleh orang / tim yang kompeten dan ditunjuk

2. Inspeksi bukan kegiatan pemeliharaan

3. Tidak merubah kondisi yang diinspeksi kecuali


membahayakan manusia / alat

4. Terdokumentasi menggunakan ceklist / Form Inspeksi

5. Mengacu pada standar yang berlaku


 PEMBETULAN SEGERA

 MENDORONG PEKERJA TANGGAP TERHADAP KTA DAN TTA

 KONTAK LANGSUNG DENGAN PEKERJA

 MENETAPKAN ALAT - ALAT KESELAMATAN YANG SESUAI

 MENINGKATKAN KESADARAN K3

 MEREALISASIKAN PROGRAM K3
 PUNYA KEPENTINGAN PRIBADI

 PAHAM TERHADAP KONDISI DAERAH KERJA

 PAHAM SIFAT DAN TABIAT PEKERJA

 DAPAT KONTAK LANGSUNG DENGAN


PEKERJA

 MENGIKUTI PERUBAHAN / PERKEMBANGAN


 PERBAIKAN SEGERA
Hampir Semua Kecelakaan
Akibat Tindakan Tidak Aman

Kecelakaan

A P D 12 % Peralatan 28 %

Posisi Seseorang
30 %

Reaksi Seseorang Prosedur &


Keteraturan 12 %
14 %
6 Prinsip Observasi K3

Semua Kecelakaan
Dapat Dicegah

K3 Tanggung Jawab
Manajemen
Semua Bahaya
Harus Diamankan
Melatih Karyawan
Bekerja Aman
Pencegah Kecelakaan
Usaha Yg Mulya
Bekerja Aman Kondisi
Pekerjaan
Penyelidikan Kecelakaan dan Kejadian
Berbahaya

 Kecelakaan dan kejadian berbahaya dilakukan penyelidikan oleh KTT,


PTL, atau Inspektur Tambang berdasarkan pertimbangan KaIT/Kepala
Dinas atas nama KaIT.
 KTT/PTL segera melakukan Penyelidikan terhadap semua kecelakaan
dan kejadian berbahaya dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam.
KURANGNYA PENGAWASAN

FAKTOR PEKERJAAN DAN


PRIBADI

KONDISI & TINDAKAN TAK


AMAN

INSIDEN
PENYEBAB INSIDEN

CEDERA / KERUSAKAN

BIAYA
DEFINISI INSIDEN
Suatu kejadian yang tidak direncanakan, atau diinginkan dimana
terjadi pertemuan dua bahaya atau lebih dan mengakibatkan
kerusakan atau luka pada orang, bangunan, material, peralatan atau
lingkungan pada derajat apapun

DEFINISI PENYELIDIKAN
Suatu proses sistematis untuk menentukan penyebab utama / akar
masalah suatu insiden dengan tujuan menentukan tindakan terencana
untuk mencegah insiden yang sama atau serupa
TIM PENYELIDIKAN

• Pimpinan Tim

• Koordinator Penyidik

• Ahli K3 (Fasilitator Insiden Investigasi)

• Manajer, mis. Produksi, Personalia, Pemeliharaan

• Penyidik Khusus
PROSES PENYELIDIKAN INTERAKTIF

ANALISIS SITUASI

MENGUMPULKAN
AUDIT
INFORMASI

RENCANA TINDAKAN
ANALISIS DATA
SEGERA
TAHAP SATU
ANALISIS SITUASI
TUJUAN
• Apa yang sudah terjadi ?

• Siapa saja yang hadir dan apa yang mereka lakukan ?


• Kapan hal itu seharusnya dilakukan ?
• Dimana hal itu seharusnya dilakukan ?
• Mengapa hal itu harus dilakukan ?
• Bagaimana hal itu seharusnya dilakukan ?
TAHAP DUA
MENGUMPULKAN INFORMASI
SUMBER
• Orang
• Komponen
• Posisi
• Bahan Tulisan
TAHAP TIGA
ANALISIS DATA
TUJUAN
• Satukan kepingan-kepingan kejadian
• Periksa semua bukti
• Tentukan akar penyebabnya
• Singkirkan informasi yang tidak berhubungan
• Tentukan Kekurangan Pengawasan, Standar, Prosedur
• Kenali Ketidak-konsistenan
• Laporan sementara
TAHAP EMPAT
MEMBUAT RENCANA TINDAKAN PERBAIKAN

METODE PENCEGAHAN

Evaluasi (seterusnya)   Peninjauan Engineering


Pendidikan dan Pelatihan   Praktek Pengerjaan
Pemberian Contoh   Kampanye SOP
Penegakan Disiplin
TAHAP EMPAT
MEMBUAT RENCANA TINDAKAN PERBAIKAN
• Mengurangi kekerapan, paparan pada orang, keparahan
• Praktis, layak dan bisa dicapai
• Nyatakan tujuannya secara jelas dan tepat
• Pada saat bersamaan meningkatkan program K3&LH
•Mengurangi inventaris jika atau bila bisa
• Meningkatkan tindakan-tindakan yang bisa mencegah terjadinya insiden
• Menghubungkan data dan fakta
• Menggambarkan kecocokan dan keterpaduan dengan program K3&LH
TAHAP LIMA
AUDIT
• MENGUKUR

• MENILAI

• MENGENDALIKAN
Pelaksanaan Kesehatan
Kerja Pertambangan
Program Kesehatan Kerja
untuk mencegah kejadian akibat penyakit tenaga kerja dan penyakit akibat
kerja serta menciptakan budaya sehat di tempat kerja. melalui pendekatan 4
(empat) pilar yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Dalam menerapkan program kesehatan kerja paling kurang dilaksanakan:


1. Pemeriksaan Kesehatan Kerja Pemeriksaan kesehatan kerja mencakup:
a. pemeriksaan kesehatan awal,
b. pemeriksaan kesehatan berkala, dilakukan paling kurang 1 (satu)
tahun sekali dan untuk pekerja tambang bawah tanah dilakukan
paling kurang 2 (dua) kali setahun;
c. pemeriksaan kesehatan khusus, dilakukan untuk mengetahui adanya
pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap pekerja tambang atau
golongan pekerja tambang tertentu, disesuaikan dengan pajanan
risiko pekerjaannya; dan
d. pemeriksaan kesehatan akhir, dilakukan sebelum seorang pekerja
tambang mengakhiri masa kerjanya.
Pelayanan Kesehatan Kerja

 Suatu pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam rangka


pembinaan, pencegahan, diagnosa, pengobatan, perawatan dan
rehabilitasi terhadap kasus kecelakaan kerja dan atau penyakit
yang berhubungan dengan pekerjaan.

Program / Kegiatan bersifat komprehensif, meliputi :


 Pencegahan (Preventif)
 Pembinaan (Promotif)
 Pengobatan (Kuratif)
 Pemulihan (Rehabilitatif)
Syarat sarana & prasarana penyelenggaraan pelayanan kesehatan Kerja :
SARANA DASAR : SARANA PENUNJANG :
1. Perlengkapan umum: 1. Alat Pelindung Diri (APD)
a. Meja dan kursi 2. Alat evakuasi :
b. Tempat tidur pasien a. tandu,
c. Wastafel b. ambulance/kendaraan pengangkut
d. Timbangan badan korban dll.
e. Meteran/pengukur tinggi badan 3. Peralatan penunjang diagnosa :
f. Kartu status a. spirometer,
g. Register pasien berobat b. audiometer dll.
4. Peralatan pemantau/pengukur lingkungan
2. Ruangan : kerja :
a. Ruang tunggu a. sound level meter,
b. Ruang periksa b. lux meter,
c. Ruang/almari obat c. gas detector dll.
d. Kamar mandi dan WC
3. Peralatan medis :
a. Tensimeter dan stetoskop
b. Termometer
c. Sarung tangan
d. Alat bedah ringan (minor set)
e. Lampu senter
f. Obat-obatan
g. Sarana/Perlengkapan P3K
h. Tabung oksigen dan isinya
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan

Pertolongan pertama pada kecelakaan dilakukan dengan menyediakan


petugas, fasilitas, dan peralatan serta mengadakan pelatihan untuk
Tatacara Penanganan Awal Cedera
pertolongan pertama pada kecelakaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.

Tata Cara
Penanganan
Awal Cidera
Tujuan Utama
DRABC AIRWAY
Tidurkan miring, ganjal

dilakukannya Darurat kepala dan leher, Bersihkan


Jalan nafas

Medis DANGER
BREATHING
• Menyelamatkan Lihat, Dengar, Rasakan

nyawa RESPONSE
Korban
ya Poisikan Lateral, monitor
Bernafas ?
ABC, lakukan penanganan

• Melindungi korban Korban


tidak tidak
awal cedera

dari cedera lebih jauh Sadar ?


Telentangkan, ganjal kepala
dan leher, 10 kali nafas
ya bantu dalam 10 detik
• Mengurangi Lakukan Penanganan

kesakitan dan Awal Cedera


CIRCULATION
Memprioritaskan
Tindakan pada ya
Ada
tidak
Korban Denyut ?

Lakukan Ear Lakukan CPR


(tidak nafas, tapi ada (tidak nafas, tidak ada
denyut) denyut)
Pengelolaan Kelelahan Kerja (fatigue) Pengelolaan
kelelahan kerja (fatigue) meliputi:

a. melakukan identifikasi, evaluasi, dan pengendalian


faktor yang dapat menimbulkan kelelahan pekerja
tambang;
b. memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada semua
pekerja tambang tentang pengetahuan pengelolaan dan
pencegahan kelelahan khususnya bagi pekerja dengan
waktu kerja bergilir (shift);
c. mengatur pola gilir kerja (shift) pekerja tambang; dan
d. melakukan penilaian dan pengelolaan tingkat kelelahan
pada pekerja tambang sebelum awal gilir kerja (shift)
dan saat pekerjaan berlangsung.
Pengelolaan pekerja tambang yang bekerja pada tempat yang
memiliki risiko tinggi

Sebelum pekerja bekerja pada tempat yang memiliki risiko tinggi, perlu
melakukan hal sebagai berikut:
a. memastikan risiko yang ada sudah dikendalikan secara
memadai;
b. memberikan pemahaman cara kerja aman dan konsekuensi
bekerja di area tersebut; dan
c. bertanggung jawab terhadap efek yang ditimbulkan akibat
pekerjaan tersebut.
Rekaman Data Kesehatan Kerja

 Rekaman data kesehatan kerja dipelihara dan dijaga


kerahasiaannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
 Rekaman data kesehatan dianalisis dan dievaluasi sebagai
bahan untuk perbaikan kinerja kesehatan kerja.
Higiene dan Sanitasi
Higiene dan sanitasi dilakukan dengan menyediakan :
1. Fasilitas untuk menunjang tercapainya higienitas, serta
2. Melakukan pengelolaan sanitasi di area kerja

Pengelolaan Ergonomi
Pengelolaan ergonomi dilakukan dengan mengelola kesesuaian antara :
 pekerjaan,
 lingkungan kerja,
 peralatan, dan
 pekerja tambang.
Pengelolaan Makanan, Minuman, dan Gizi Pekerja Tambang
 Penyediaan makanan dan minuman telah memenuhi syarat
keamanan,kecukupan, dan higienitas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
 Mempertimbangkan aspek keseimbangan gizi pekerja.
 Pekerja tambang yang di bawah pengaruh alkohol dan napza
(narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya) dilarang
bekerja.
Diagnosis dan Pemeriksaan Penyakit Akibat Kerja
Diagnosis penyakit akibat kerja :
 Pemeriksaan klinis,
 Kondisi pekerja tambang,
 Lingkungan kerja.
 Penyakit akibat kerja ditetapkan oleh dokter sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
 KTT/PTL segera melaporkan kepada KaIT/Kepala Dinas atas nama KaIT
terhadap penyakit akibat kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
 KTT, PTL atau Inspektur Tambang melakukan penyelidikan terhadap penyakit
akibat kerja berdasarkan pertimbangan KaIT/Kepala Dinas atas nama KaIT. KTT,
PTL atau Inspektur Tambang segera melakukan penyelidikan terhadap semua
penyakit akibat kerja dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam.
PELAKSANAAN KESELAMATAN OPERASI
PERTAMBANGAN DAN PENGOLAHAN DAN/ATAU
PEMURNIAN MINERAL DAN BATUBARA
Pelaksanaan Keselamatan Operasi Pertambangan dan
Pengolahan dan/atau Pemurnian Mineral dan Batubara meliputi:
1. Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan
Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan :
• daftar sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan;
• mengidentifikasi jenis dan karakteristik atas pemeliharaan atau
perawatan
• menyusun dan menetapkan prosedur pemeliharaan atau
perawatan berdasarkan hasil identifikasi jenis dan karakteristik
• merencanakan program dan jadwal pemeliharaan atau
perawatan
• melaksanakan pemeliharaan/perawatan
• evaluasi hasil pelaksanaan pemeliharaan atau perawatan
• tindak lanjut hasil evaluasi dan peningkatan kinerja
pemeliharaan/perawatan
Operation Safety
• Alat Desain
– ROPS / FOPS • Kondisi area operasi
– Ergonomi – Loading Front
– Safety Belt – Dumping
– Komunikasi – Hauling Road
– Fire Protection – Pendukung
– P2H Cuaca
• Orang
– Pengalaman dan Pengetahuan Prosedur Kerja
– Fitness
– Kelelahan
– Motivasi
– Pengawasan
Pengoperasian Alat Pertambangan

Sebelum Operasi
• Hanya orang yang KOMPETEN dan memiliki WEWENANG yang
boleh mengoperasikan alat yang ditentukan
• Alat Pelindung Diri yang wajib dipakai:
– Helmet
– Reflective Vest
– Safety Shoes
– Kacamata / masker safety jika perlu
• Lakukan P2H
• Ketahui kondisi area kerja (dimana ada pekerjaan repair, sumber
bahaya baru dll), TANYAKAN pada atasan
• Gunakan akses yang tersedia untuk naik turun jangan lompat
• CUACA
Saat Operasi - Starting
• Pakai Seat Belt, Roll Bar / ROPS harus terpasang
• Semua kontrol harus netral dan rem parkir terpasang
• Nyalakan mesin:
– Dari kursi operator
– Cek semua indikator dan instrumen dalam keadaan
OK
– Klakson 1 kali sebelum start
• Tes steering, rem dan semua kontrol dalam keadaan
OK
Saat Operasi
• Dilarang merokok, menggunakan Handphone dan sms
• Jaga kecepatan, atur putaran mesin sesuai kondisi medan
• Klakson
– 2 kali saat akan maju
– 3 kali sebelum mundur (jika tidak ada back-up alarm)
– Tunggu sesaat sebelum manuver
• Patuhi aturan lalu lintas
• Jika terjadi malfunction, hentikan pekerjaan, laporkan
• Tahu jarak pengereman sesuai kecepatan
• Ketahui: siapa dan ada dimana
• Operasikan alat sesuai dengan rekomendasi
• Tidak dibolehkan melakukan penyetelan, pengisian dan
perbaikan saat mesin beroperasi
Selesai Operasi
• Parkir di tempat yang rata, atur jarak dengan unit lain. Jika di
tempat miring, atur sudut parkir dengan benar dan pasang
ganjal
• Aktifkan rem tangan
• Turunkan attachment
• Tunggu sesaat sebelum mematikan mesin agar turbo kembali
ke suhu normal
• Gunakan akses yang tersedia untuk naik turun jangan lompat
Jika anda berjalan kaki
• APD (+Reflective Vest) harus dipakai
• Jaga jarak dari area manuver alat berat
• Anda harus bisa berkomunikasi dengan
operator alat
If cannot see the driver-the driver
cannot see you
Land Clearing and Grubbing
Bahaya terkait Aturan penumbangan
• Fatal saat memotong / • Semua pohon
menumbangkan pohon
berdiameter lebih dari
• Gangguan binatang
berbisa / buas 30cm harus dipotong
• Kondisi alam (jurang, dengan chain saw
longsor, sungai dll) • Orang harus menjaga
Alat yang terlibat jarak aman dari areal
• Dozer yang sedang clearing
• Excavator
Loading Point
OB Removal atau Coal Getting
• Yang terlibat
– Alat Loading (Back-hoe,
shovel)
– Dozer
– Dump Truck
– Pengawas
• Kondisi berbahaya
– Tabrakan • Saling mengetahui area
– High Wall
– Sump manuver masing-masing
– Longsor • Komunikasi (radio,
– Manuver klakson)
– Penerangan
• Ikuti pola loading
Drilling
• Yang terlibat
– Blasthole Drilling
machine
– Pengawas
• Kondisi berbahaya
– Area tidak rata, drill
rubuh
• Area dibatasi dengan pita
• Cek kondisi area drilling
Charging dan Merangkai
• Yang terlibat
– Mobile Mixing Unit
– Truk ANFO
– Bahan Peledak
– Pengawas
– Helper
• Kondisi berbahaya
– Ledakan prematur • Cuaca
– Kebakaran • APD wajib dipakai (+masker, kaca
– Bahan Kimia mata dan sarung tangan)
• TIDAK BOLEH ada api terbuka
– Sambaran Petir • Tidak boleh menggunakan
– Pekerjaan Manual Handphone
Blasting
• Yang terlibat
– Juru Ledak
• Kondisi berbahaya
– Flying Rock
– Blast wave / gelombang
kejut
• Cuaca – Sambaran Petir
• Evakuasi alat 300m dan orang min. – Prematur Blasting
500m (termasuk helper)
• Sirine
– Getaran dan Kebisingan
• Areal aman dari dampak ledakan – Misfire
untuk blaster – Sleep Blasting
Sumber Bahaya Coal Hauling
• Kompetensi
Man • Keterampilan
• Fisik dan Mental

• Kondisi Alat
Machine
• Kemampuan Alat

Cara • Cara
Kerja pengoperasian

• Kondisi Jalan
Hauling
Kondisi • Kabut, hujan
Alam • Debu
• Longsor, sungai

• Muatan
Material
• kosongan
Operator di Jalan Hauling

• Kompetensi • Keterampilan

• Orang yang kompeten • Mengoperasikan instrumen


• Memiliki wewenang untuk • P2H
mengoperasikan alat • Mengemudikan unit,
• Karakter unit yang sedang manuver
dioperasikan • Kapan, bagaimana dan
• Karakter lingkungan dimana dimana harus mengurangi
unit akan beroperasi kecepatan, berhenti,
menambah kecepatan
• Mengatur unit, lingkungan
dan unit lain yang ada
Operator di Jalan Hauling

• Kemampuan Fisik • Kemampuan Mental

• Sehat Jasmani • Mampu mengambil


• Fit, tidak kelelahan atau keputusan dengan tepat
kurang istirahat dan cepat
• Tidak kekurangan fisik • Tidak dalam keadaan
• Tidak dalam pengobatan emosional
minum yang bisa
– Menurunkan konsentrasi
– Menyebabkan kantuk
SUMBER BAHAYA DI PORT

Aktifitas Utama Skenario Bahaya Konsekwensi Resiko


Dumping di Hopper / Chute tertabrak dump Kerusakan alat
Crusher body
Dumping di ROM Tangan terjepit waktu Tangan terluka
membuka gate
Manuver di ROM Unit amblas karena areal Kerusakan alat
tidak rata
Unit terguling karena Kerusakan alat
manuver saat dump body
terangkat
Pengoperasian Conveyor Terkena bagian berputar Luka amputasi
saat berada dekat konveyor

Unit menabrak struktur Kerusakan alat


Bekerja di dekat / di atas Memeriksa kondisi Fata l karena terjatuh dan
air saat repair / konveyor tenggelam
maintenance conveyor
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai