Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Profil Singkat Perusahaan

PT. SIMS Jaya Kaltim adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis
Mining Contractor distrik PT. Kideco Jaya Agung. Berawal dari bagian dari PT.
Kideco Jaya Agung hingga tahun 2001, PT. SIMS Jaya Kaltim lahir dan berdiri
sebagai perusahaan yang membidangi jasa pertambangan dan menjadi subsidiary PT.
Samindo Resources Tbk. Sejak berdirinya PT. SIMS Jaya Kaltim kini sebagai
perusahaan PMDN yang melaksanakan pekerjaan Waste Removal atau pengupasan
OverBurden dan Coal Production di Kideco Mine Site dengan dua Pit operation
yaitu Roto North dan SM-A.

PT. Sims Jaya Kaltim akan terus berkembang untuk mendapatkan hasil
produksi yang baik dan lebih besar lagi, dengan harapan dapat juga mengelola
pertambangan diseluruh wilayah Indonesia. PT. Sims Jaya Kaltim, memiliki
pengalaman lebih dari 17 tahun beroperasi. Menargetkan peningkatan produksi yang
dikarenakan adanya permintaan klien akan kebutuhan batubara yang sangan
meningkat. Dengan ditunjang oleh kemampuan keuangan yang cukup baik, PT. Sims
Jaya Kaltim berupaya untuk dapat bersaing didalam industri pertambangan terhadap
kompetitor bisnis lainnya hingga terciptanya sebuah perusahaan yang global dan
solid.

Dengan adanya persaingan yang cukup ketat diseluruh dunia, maka PT. Sims
Jaya Kaltim akan terus berbenah diri dan melakukan perbaikan-perbaikan
berkelanjutan disegala bidang kerja, baik dari segi kemampuan sumber daya
manusia, fasilitas, peralatan dan unit kerja serta sistem managemen (Mutu, K3,
Lingkungan dan Efisiensi Energi).

5
Perjalanan PT. Sims Jaya Kaltim :
 Tahun 2001
Estabilished dan mulai beroperasional OB removal dan Coal Production di site
RN.
 Tahun 2009
Memulai operasional OB removal di site SM-A PT. Kideco Jaya Agung.
 Tahun 2010-2012
 Sertifikasi ISO 9001 dan ISO 14001.
 Sertifikasi OHSAS 18001.
 Tahun 2013
 Membeli alat simulator untuk training.
 Menerima penghargaan nihil kecelakaan kerja (1.36 juta jam)
 Tahun 2014
 Sertifikasi ISO 50001 (Energy Management System)
 Target OB : 60 jt BCM, Coal : 11 jt MT.

PT. SIMS Jaya Kaltim, membagi pekerjaan-pekerjaan dalam masing-masing


departemen. Departemen tersebut antara lain ;
1. Departemen Engineering
Merupakan departemen yang membahas semua permasalahan perencanaan dalam
penambangan. Departemen Engineering, terbagi pula dalam beberapa section,
antara lain ; Mine Plan, Geology & Survey, Pit Control, Drill & Blast, dan Civil.
2. Departemen Planning
Merupakan Departemen yang membahas perencanaan waktu kerja, target
produksi, performance analysis dan fuel managemen.
3. Departemen Production
Merupakan Departemen yang membahas dan bertanggung jawab atas seluruh
kegiatan yang dilakukan dilapangan (Mine Operation).
4. Departemen S.H.E
Merupakan kepanjangan dari Safety, Health and Enviro. Yang membahas
mengenai permasalahan K3LH diruang lingkup PT.SIMS Jaya Kaltim. Dan
bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan kerja.

6
5. Departemen Training Centre
Merupakan Departemen yang membahas mengenai training untuk para calon
operator ataupun karyawan yang ingin membuat SIMPER (Surat Izin
Mengemudi Perusahaan).
6. Departemen CMS
Merupakan singkatan dari Coorporate Management System yang membahas
mengenai sistem yang diterapkan diperusahaan. Seperti ISO, OHSAS, SMKJ.
7. Departemen Finance
Merupakan Departemen yang membahas mengenai keuangan di perusahaan.
Terbagi menjadi Accounting, Tax, dan Treasury
8. Departemen Logistic
Merupakan Departemen yang membahas mengenai Sparepart, WareHouse, dan
barang-barang yang akan dipergunakan di Perusahaan.
9. Departemen Workshop
Merupakan Departemen yang membahas mengenai maintenance LV & Support,
Perbaikan alat berat, Electric dan seluruh permasalahan yang harus ditangani
oleh mekanik.
10. Departemen Administrasi
Merupakan Departemen yang membahas mengenai administrasi, perekrutan
karyawan baru, dan mahasiswa/siswa magang.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

2.2.1 Visi
Visi PT. Sims Jaya Kaltim adalah menjadi perusahaan terbesar ke 3 sebagai
penyedia layanan Jasa Pertambangan diIndonesia dengan metode “Good Mining
Practice” sebagai prinsip kerja. 3 nilai pokok dari Visi PT. Sims Jaya Kaltim tersebut
antara lain :
 Good Mining Practice – Tingkatan Bisnis
Secara bertahap PT. Sims Jaya Kaltim terus melakukan upaya untuk mencapai
perusahaan yang besar, handal dan berpengalaman.
 Jasa Pertambangan – Bisnis yang bernilai
Berusaha memberikan nilai atau hasil yang memuaskan.

7
 DiIndonesia – Wilayah Bisnis
Proyek-proyek PT. Sims Jaya Kaltim berada di wilayah Indonesia.

2.2.2 Misi
Misi PT. Sims Jaya Kaltim adalah mengedepankan Keselamatan dan
Lingkungan sebagai prioritas utama dan melakukan pelayanan operasional di
dasarkan pada Kehandalan, Transparansi serta Efisiensi dengan melakukan yang
terbaik dan super excellent dalam pelayanan pertambangan dan memberikan nilai
yang berkelanjutan. Serta kesejahteraan kepada seluruh pemangku kepentingan. 6
nilai pokok dari Misi PT. Sims Jaya Kaltim tersebut antara lain :
 Keselamatan dan Lingkungan
Mengedepankan keselamatan dan ramah lingkungan sebagai prioritas utama
dalam kegiatan operasional untuk mencapai target produksi yang maksimal.
 Kehandalan
Handal yaitu berusaha untuk menjaga janji dan kepercayaan dari semua pihak.
 Transparansi
Transparansi yaitu melakukan pekerjaan sesuai SOP agar proses pekerjaan selalu
dilakukan dengan benar.
 Efisiensi
Efisiensi yaitu mampu melakukan kegiatan operasional dengan cara yang tepat
kedayagunaan serta tepatguna.
 Melakukan yang terbaik
Keberadaan PT. Sims Jaya Kaltim dapat memberikan nilai positif terhadap
Stakeholder secara berkelanjutan.
 Super Excellent
Super Excellent artinya PT. Sims Jaya Kaltim akan melakukan yang terbaik di
semua jenis bidang/usaha (perluasan kerja, proses kerja, penanganan sistem
manajemen, peningkatan kualitas karyawan.

8
2.3 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Secara administratif lokasi kegiatan penambangan PT. Sims Jaya Kaltim


berada di IUP Kideco Jaya Agung yang berlokasi dikecamatan Batusopang dan
Kecamatan Muara Komam Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. PT.Sims
Jaya Kaltim, memiliki 2 lokasi penambangan, yaitu Pit Roto North dengan luas
daerah sekitar 460 ha dan Pit SM-A dengan luas sekitar 550.4 ha. Secara geografis
areal penambangan terletak antara 115° 49’ 00” BT sampai 115° 57’ 00” BT dan 01°
50’ 00” LS sampai 02° 00’ 00” LS.
Batas-batas wilayahnya antara lain :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Longikis
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kuaro
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Muara Samu
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Muara Komam
Daerah ini dapat dicapai dari kota Samarinda menuju Balikpapan dengan
jarak tempuh 2 jam dan kemudian menuju Penajam (PPU) melalui penyeberangan
feri selama 2 jam ataupun speed boat selama 15 menit, selanjutnya dengan perjalanan
darat menggunakan mobil ke arah Selatan sejauh ±150 km atau sekitar ± 3 jam
menuju Desa Batu Kajang.

9
Gambar 2.1 Peta Kesampaian Daerah PT. SIMS (Skala 1:1400000)

2.4 Keadaan Lingkungan


2.4.1 Penduduk dan Sosial Ekonomi

Penduduk asli yang bermukim di sekitar lokasi tambang adalah suku Paser,
Banjar, dan sebagian Dayak, sedangkan penduduk pendatang berasal dari suku
Bugis, Jawa, Batak, Toraja dan Timor. Jumlah penduduk yang terdapat di sekitar
lokasi tambang PT. Kideco Jaya Agung berjumlah ±12.076 jiwa.
Mata pencaharian penduduk yang sangat dominan adalah berkebun/bertani,
sedangkan penduduk pendatang umumnya adalah pedagang, sebagian bekerja di
perusahaan pertambangan batubara dan sebagian kecil penduduk lainnya bekerja
sebagai PNS, karyawan swasta dan TNI.

Dalam kehidupan masyarakat, proses sosial yang bersifat asosiatif tergambar


dari berbagai bentuk kerjasama masyarakat dalam berbagai aktivitas kehidupan
sehari-hari (gotong royong, tenggang rasa dan toleransi terhadap nilai dan norma

10
budaya lain). Penduduk di sekitar daerah tambang sebagian besar memeluk agama
Islam, tercermin dalam pelaksanaan adat istiadat di masyarakat, dan ini
menggambarkan kedinamisan masyarakat, sebagian kecil masyarakat memeluk
agama Kristen Protestan dan Katolik.

2.4.2 Iklim Dan Curah Hujan

Daerah penambang PT. Sims Jaya Kaltim hampir serupa dengan daerah lainnya
di Kalimantan Timur mempunyai iklim tropis basah (Tropical Humid Climate) serta
mempunyai dua musim yaitu musim hujan antara Bulan Oktober sampai dengan
Maret dan musim kemarau antara Bulan April sampai dengan September. Intensitas
hujan di daerah penyelidikan sangat bervariasi dari rendah sampai tinggi dengan
durasi waktu pendek (singkat) sampai panjang. Namun, dewasa ini cuaca yang
semakin ekstrim, sehingga membuat curah hujan tidak dapat di prediksi dengan
akurat. Pada saat musim panas, hujan turun tak menentu. sehingga membuat
produksi tidak berjalan.

2.5 Kondisi Geologi

Wilayah operasional PT. Sims Jaya Kaltim berada di wilayah Desa Batu
Kajang, Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur,
kondisi geologi wilayah tersebut meliputi.

2.5.1 Kondisi Geologi Regional

Berdasarkan geologi regional Kalimantan Timur, wilayah PKP2B PT. Kideco


Jaya Agung, PT. SIMS masuk dalam sub cekungan paser, yang tersusun oleh satuan
batuan berumur Pra – tresier sampai kuarter, secara umum hampir semua satuan
batuan pengisi sub cekungan ini telah mengalami deformasi kecuali endapan yang
berumur kuarter.

11
Wilayah PKP2B khususnya area Roto dan Samurangau, mempunyai
struktur geologi utama berupa struktur sinklin yang memanjang dari Utara – Selatan
sampai Timur Laut – Barat Daya, dengan kemiringan sayap lipatan antara 10°
sampai 60° dan pada beberapa tempat hampir vertical. Lipatan yang terdapat pada
daerah ini adalah lipatan asimetri dimana lipatan bagian dalam lebih terjal dari
bagian luar.Struktur sesar di daerah ini terdiri dari sesar naik dan sesar turun. Arah
sesar – sesar hampir sama dengan arah sumbu – sumbu lipatan.Untuk area Susubang
terdapat sesar geser yang memanjang dari arah Timur Laut hingga Barat Daya.
Wilayah Roto – Samurangau memiliki bentuk topografi yang bergelombang, yang
dibentuk oleh perbukitan landai, dengan kemiringan lereng 5 – 10° dengan
ketinggian antara 80 m hingga 200 m di atas permukaan laut. Sungai yang terdapat di
dalam wilayah ini berpola dendritik dan bermeander dengan sungai utama sungai
Kandilo. Sebagian kecil pola awal topografi di wilayah ini telah mengalami
perubahan akibat adanya aktivitas penambangan terbuka.

2.5.2 Stratigrafi

A. Statigrafi Regional

Pada lokasi IUP PT.SIMS Jaya Kaltim, formasi batuan yang terkandung di
sini adalah Formasi Warukin. Formasi warukin mengalami pengendapan pada awal
susut laut (regresi). Batuan penyusun dari formasi ini terdiri batulempung yang
berselang-seling dengan lapisan-lapisan tipis batukuarsa dan batulempung serta
batugamping. Formasi ini mulai terbentuk bersamaan dengan pengangkatan Tinggian
Meratus dibagian Timur Cekungan Barito, yang dikenal dengan synorogenic yang
mulai pada Miosen Awal Tengah.

Litologi yang terdapat pada bagian bawah Formasi Warukin tersusun atas
batu lempung dengan sisipan batubara serta lapisan batupasir kuarsa. Pada bagian
tengah formasi ini masih diendapkan batulempung, batubara dan sisipan batupasir
kuarsa. Sedangkan pada bagian atasnya, diendapkan batulempung, sisispan batupasir
kuarsa serta sisipan batubara yang tebal. Formasi ini diendapkan didaerah laut
dangkal atau litoral (Triono dan Mulyana, 2007), sedangkan perselingan batupasir

12
dan batulempung menandakan adanya energi pengangkutan partikel sedimen berbeda
yang biasanya dijumpai pada dataran banjir disekitar muara sungai, sedangkan
batubara didaerah ini muncul sebagai sisipan yang memiliki ketebalan mencapai 25
m.

Formasi Warukin diendapkan secara selaras diatas Formasi Berai dalam


lingkungan laut dangkat (Litoral) hingga paralik yang berupa secara berangsur
kebagian atas menjadi endapan fluviodeltaik. Umur dari formasi ini diperkirakan
antara Miosen Awal Tengah – Miosen Akhir. Ketebalan Formasi Warukin berkisar
antara 450 – 650 meter dan menebal ke arah Tinggian Meratus dengan perkiraan
sekitar 1300 meter (Satyana 1995).

B. Stratigrafi Daerah Lokal

Stratigrafi lokal area Roto Utara, satuan batuan yang terdapat di area Roto
Utara didominasi oleh satuan batupasir, batupasir lempungan, batulumpur, dan
sisipan batubara. Batupasir berbutir halus, putih kekuningan tersusun oleh mineral
kuarsa (dominan), lempung (5 – 10 %), mengandung oksida besi yang mengalami
pelapukan (limonitisasi) berwarna kecoklatan. Batuan ini tidak memperlihatkan
adanya bidang perlapisan (massif), memiliki sifat agak pecah – pecah (brittle) dan
sedikit lengket bila dalam kondisi basah. Satuan batulumpur terdiri atas batulumpur
pasiran (lempung 75 % dan pasir 25 %) serta batulumpur – pasir (lempung dan pasir
masing – masing 50 %). Batuan ini umumnya berwarna kelabu lunak dan jarang
menunjukkan bidang perlapisan (masif). Batuan ini memiliki sifat sangat keras bila
dalam kondisi kering dan sangat lengket bila dalam kondisi basah. Batubara
berwarna hitam, mengkilap, terang, keras, pecahan konkoidal tak beraturan,
mengandung resin, dan menyerpih, memiliki ketebalan bervariasi dari < 1.00 m
hingga mencapai 41.90 m.

2.6 Struktur Geologi

Batuan yang terdapat di daerah penelitian hampir semuanya mengalami


deformasi, mulai dari Pratersier sampai Tersier Akhir. Akibat deformasi tersebut

13
terbentuklah struktur geologi yang berupa sinklin, antiklin dan sesar. Batuan tersier
yang mengalami deformasi memiliki kemiringan 10º sampai 60º, sedangkan batuan
Pratersier 40º. Pola lipatan yang terbentuk umumnya berupa lipatan tidak simetris
(unsimetris), dengan kemiringan bagian luar yang lebih besar.

Kegiatan tektonik terjadi pada zaman Jura menyebabkan batuan yang


berumur Prajura yaitu batuan ulta mafik mengalami displacement, terlipatkan dan
tersesarkan. Kegiatan tektonik ini diikuti oleh aktivitas magma dan pengendapan
sedimen klastika serta vulkanik, yang merupakan penyusun Formasi Pintap dan
Formasi Haruyan yang berumur Kapur Atas.

Kegiatan tektonik berlanjut hingga Kapur Atas yang mengakibatkan juga


terjadinya deformasi batuan oleh sesar naik. Pengangkatan yang terjadi pada awal
Eosen, diikuti oleh pendangkalan cekungan serta proses erosi membantuk Formasi
Kuaro dan Formasi Tanjung.

Pada Kala Oligosen hingga Miosen Awal terjadi penurunan cekungan yang
diiringi pengendapan Formasi Berai dan formasi Pamaluan. Kala Eosen Tengah
hingga Eosen Akhir terjadi susut laut dan terbentuklah endapan darat Formasi
Warukin. Pengangkatan terjadi lagi pada Eosen Akhir menyebabkan terbentuknya
Tinggian Meratus dan Cekungan Pasir.

14

Anda mungkin juga menyukai