Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 3
1.4 Luaran yang Diharapkan 4
1.5 Kegunaan Program 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 1
2.1 Mothering Ability 1
2.2 Kolostrum Bagi Pedet 1
2.3 Harness 1
BAB 3. METODE PELAKSANAAN 1
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 1
4.1 Anggaran Biaya 1
4.2 Jadwal Kegiatan 1
DAFTAR PUSTAKA 1
LAMPIRAN 1
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping 1
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas 1
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana 1
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra 1
Lampiran 6. Gambaran teknologi yang akan Diterapkan 1
Lampiran 7. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja 1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kelompok ternak merupakan gabungan dari beberapa orang yang memiliki
ternak dalam suatu daerah, yang biasanya ternak-ternak mereka dipelihara dalam
satu kandang agar memudahkan dalam manajemen dan juga untuk kebaikan
dampak lingkungan karena limbah yang lebih mudah dikelola. Pada umumnya
kelompok ternak merupakan gabungan dari para peternak sapi dan tujuan
pemeliharaannya adalah untuk menghasilkan anakan atau biasa disebut
segmentasi breeding. Pedet-pedet yang baru dilahirkan harus segera mendapat
kolostrum karena sumber energi untuk pedet yang baru lahir hanya berasal dari
kolostrum. Kolostrum yang baik adalah kolostrum yang berasal dari induk
langsung. Alasan pemilihan kelompok ternak sebagai mitra adalah karena pada
umumnya indukan-indukan yang dipelihara oleh anggota kelompok ternak adalah
indukan dari bangsa sapi potong seperti sapi Simmental, sapi Limousin, dan juga
sapi PO. Berbeda dengan sapi perah yang sudah terbiasa dengan pemerahan yang
hampir setiap hari kecuali di masa kering. Indukan sapi potong hanya menyusui
ketika setelah melahirkan sampai pedet lepas sapih.
Salah satu kelompok ternak di daerah Yogyakarta adalah Kelompok Ternak
Tani Makmur yang berada di daerah Ngetiran, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DIY.
Data terakhir yang didapatkan kelompok ternak Ngudi Rejeki beranggotakan
sekian orang dengan total ternak indukan sebanyak sekian ekor dan pedet sekian
ekor. Tak jarang banyak dari induk-induk sapi memiliki mothering ability yang
buruk, di mana induk tersebut enggan untuk menyusui anaknya. Cara yang dapat
dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut adalah membantu untuk
memerahkan kolostrum dan juga susu langsung dari ambing induknya. Tetapi
untuk indukan yang memiliki mothering ability buruk tentu saja hal itu sangat
berbahaya bagi peternak yang ingin mendapatkan kolostrum langsung dari induk
tersebut, karena rawan terkena sepakan dari induk tersebut. Pun juga jika pedet
dibiarkan untuk mendapatkan kolostrum secara mandiri, hal itu belum tentu
efektif karena induk akan selalu menghindari pedet yang ingin menyusu tersebut.
Berangkat dari permasalahan tersebut, tim PKM kami menawarkan sebuah solusi
dengan cara membuat alat yang disebut safety harness yang dapat meminimalisir
peternak tersepak ketika ingin mendapatkan kolostrum dari induk tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, didapatkan beberapa
rumusan masalah. Rumusan masalah yang pertama yaitu apakah safety harness
efektif untuk membatasi pergerakan induk sapi dengan mothering ability buruk.
Rumusan masalah selanjutnya adalah apakah safety harness aman ketika
dilakukan pemasangan pada induk dengan mothering ability buruk.
1.3. Tujuan
Tujuan dibuatnya safety harness adalah untuk membatasi pergerakan induk
sapi dengan mothering ability buruk. Supaya nantinya pedet dapat dengan bebas
menyusui karena pergerakan induk terbatas. Tujuan selanjutnya yaitu ketika
ditemukan kasus pedet tidak mampu menyusu secara mandiri, maka peternak
akan relatif lebih aman ketika ingin memerah kolostrum atau susu dari induknya.
1.4. Luaran yang diharapkan
Luaran yang diharapkan dari program ini adalah alat safety harness. Safety
harness merupakan seperangkat alat berupa tali yang berfungsi sebagai
pengaman. Harness tersebut akan membantu peternak yang memiliki sapi dengan
mothering ability buruk ketika setelah melahirkan. Sistem kerja dari safety
harness ini adalah membatasi pergerakan sapi khususnya kaki belakang, karena
kaki belakang digunakan sapi untuk menyerang ketika merasa terancam atau
terganggu.
1.5. Kegunaan Program
Program ini bertujuan untuk memberikan solusi terhadap permasalahan induk
sapi dengan mothering ability buruk. Induk sapi dengan mothering ability buruk
cenderung akan menghindar atau memberikan perlawanan ketika pedet yang baru
dilahirkan ingin menyusui, pun juga ketika peternak ingin mendapatkan
kolostrum atau susu dari induk tersebut akan sangat beresiko untuk tersepak.
Berhubung pedet sangat membutuhkan kolostrum dan asupan susu pada masa-
masa awal setelah kelahiran, maka dibuatlah alat safety harness ini untuk
membantu memenuhi kebutuhan kolostrum dan susu pedet secara aman tanpa
melukai induk, pedet, maupun peternaknya.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mothering Ability


Mothering ability adalah sifat keibuan, dalam hal ini adalah sifat keibuan pada
ternak. Sifat keibuan yang baik pada seekor induk akan berpengaruh terhadap anak
yang dilahirkan. Sulistiyoningsih et al. (2018) menyatakan pedet yang dirawat
dengan mothering ability baik akan tumbuh dengan optimal sehingga mencapai bobot
sapih yang maksimal. Tribudi et al. (2019) menyatakan mothering ability
mempengaruhi peningkatan bobot badan sapi madura. Produksi susu induk
mempengaruhi pertumbuhan anak sapi setelah lahir, jika produksi susu yang terbatas
akibat manajemen pemeliharaan yang buruk akan menyebabkan keterlambatan
pertumbuhan anak sapi. Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut, diketahui
bahwasannya mothering ability sangat berpengaruh terhadap petumbuhan pedet.
2.2. Kolostrum Bagi Pedet
Kolostrum adalah cairan kuning yang dikeluarkan oleh sapi induk laktasi
setelah melahirkan selama sekitar 24 sampai dengan 168 jam. Kolostrum sapi
mengandung zat-zat aktif untuk imunitas seperti immunoglobulin dan zat
antimikrobial seperti laktoferin, lactoperoksida, dan lisozim, serta vitamin dan
mineral, sedikit mengandung lemak, serta mikroba (Khotimah dan Fahrizal, 2013).
Indika et al. (2020) menyatakan manfaat yang dimiliki kolostrum adalah bahwa
kolostrum menjadi satu-satunya jalan bagi anak sapi (pedet) untuk memperoleh
antibodi. Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut, diketahui bahwasannya
kolostrum sangat penting untuk menjamin kehidupan dan kesehatan pedet yang baru
lahir karena sebagai satu-satunya sumber imunitas bagi pedet.
2.3. Harness
Harness dalam bahasa Inggris artinya adalah memanfaatkan. Harness dapat
berbeda-beda sesuai konteks dan keperluannya. Pada program ini, safety harness
dapat ditujukan untuk seperangkat alat berupa tali yang digunakan sebagai pengaman
yang nantinya akan dipasangkan pada induk sapi dengan mothering ability buruk.
Putra et al. (2005) menyatakan harness adalah tali tubuh.

BAB 3
‘METODE PELAKSANAAN
Pada program ini, terdiri dari beberapa tahapan kegiatan. Tahapan pertama
adalah pengimplementasian alat safety harness kepada ketua atau anggota kelompok
ternak yang dilakukan secara daring. Tahapan selanjutnya adalah mengetahui jarak
rata-rata antara tulang tibia kanan dan kiri. Tahapan selanjutnya adalah pengadaan
bahan untuk pembuatan alat safety harness. Bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu
sembilan buah sabuk pengaman mobil dengan panjang 35 cm lengkap dengan
stopped, kemudian bahan selanjutnya yaitu satu gulung tali sabuk pengaman tanpa
stopped dengan panjang 3,6 meter. Semua bahan akan dibuat sebagai prototipe yang
berjumlah sebanyak tiga buah. Pemilihan bahan dari sabuk pengaman mobil beserta
stopped-nya yaitu dengan mempertimbangkan kekuatan bahan dan juga kekuatan
tendangan sapi. Jika hanya menggunakan tali dan pengait biasa khawatir tali tidak
akan kuat menahan kuatnya tendangan sapi. Sedangkan jika menggunakan sabuk
pengaman beserta stopped-nya adalah karena sabuk pengaman sudah teruji keamanan
dan kekuatannya untuk menahan badan seseorang di dalam mobil ketika mengalami
kecelakaan atau guncangan yang keras sewaktu berkendara.
Tahapan selanjutnya adalah merangkai sabuk pengaman sesuai bentuk yang
telah dirancang. Tujuannya adalah agar tiga buah sabuk pengaman tergabung menjadi
satu. Dua buah sabuk pengaman melingkari bagian bawah tulang tibia, masing-
masing berjumlah satu buah kanan dan kiri. Selanjutnya satu buah sabuk pengaman
akan menghubungkan sabuk pengaman bagian kanan dan kiri. Proses perancangan
alat dapat dibantu oleh ahli menjahit, karena sabuk pengaman merupakan alat
berbahan dasar tali.
Alat safety harness yang sudah selesai dibuat dapat langsung diaplikasikan
pada induk sapi dengan mothering ability buruk yang berada di Kelompok Ternak
Tani Makmur. Terdapat satu hal yang harus diperhatikan dalam memasang safety
harness pada sapi, berbeda dengan kuda yang arah tendangannya ke belakang, pada
umumnya arah tendangan sapi adalah ke samping. Oleh karena itu untuk
meminimalisir resiko terkena tendangan sapi saat proses pemasangan safety harness,
hendaknya safety harness dipasang dari arah belakang sapi. Setelah safety harness
terpasang secara sempurna, maka pedet akan relatif lebih mudah untuk menyusu
karena adanya keterbatasan gerak pada induknya. Begitu pula ketika peternak ingin
memerah kolostrum atau susu dari induk tersebut, maka resiko akan terkena
tendangan sapi jauh lebih rendah. Ketika sistem kerja dari alat safety harness ini
dikatakan efektif untuk membantu handling induk sapi dengan mothering ability.
Harapannya alat ini berguna untuk para anggota kelompok ternak, terutama anggota
kelompok ternak yang memiliki mothering ability buruk ataupun juga temperamen
yang tinggi.

BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya
Tabel 1. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. 30 buah sabuk pengaman+stopped Rp. 3.000.000
2. 3 gulung sabuk tanpa stopped Rp. 600.000
3. Jasa jahit safety harness Rp.300.000
4. Kuota internet untuk perencanaan dan koordinasi (5 Rp.500.000
orang)
5. Transport lokal untuk keperluan koordinasi dan Rp. 150.000
pengiriman produk
6. Biaya kenang-kenangan untuk sewa sapi (10 sapi) Rp. 1.000.000
7.

4.2. Jadwal Kegiatan


Tabel 2. Jadwal Kegiatan
No. Jadwal Kegiatan Bulan Person
1 2 3 4 penanggung
jawab
1. Komunikasi dengan mitra dan
pemaparan ide
2. Pengadaan bahan-bahan untuk
stereotype Safety Harness
3. Pembuatan Safety Harness
4. Pengaplikasian pada mitra
P
DAFTAR PUSTAKA

Sulistiyonongsih, I., V. M. A. Nurgiartiningsih, dan G. Ciptadi. 2017. Evaluasi


performa bobot badan dan statistik vital sapi madura berdasarkan tahun
kelahiran. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 5(2): 40-43.
Tribudi, Y.A., V. M. A. Nurgiartiningsih, dan P. W. Prihandini. 2019. Pendugaan
nilai heritabilitas sifat pertumbuhan pada sapi madura. Jurnal Ilmu-Ilmu
Peternakan. 29(2): 152-157.
Khotimah, K dan Fahrizal. 2013. Kualitas mikrobiologi kolostrum sapi perah FH
pada waktu pemerahan yang berbeda di peternakan rakyat. Jurnal Ilmu Ternak.
13(2): 13-17.
Indika, D. R., R. Widyastuti, dan A. Revinzky. 2020. Peningkatan pengetahuan
tentang kesehatan ternak sapi potong Desa Kondang Nusa Pangandaran. Jurnal
Pengabdian pada Masyarakat. 8(1): 31-35.
Putra, H. A., C. Boer, dan M. Rachmat. 2005. Evaluasi teknik pemanenan sarang
burung wallet (Collocalia spp.) di Kabupaten Berau (studi kasus di Gua Murni
dan Gua Ranggasan). Jurnal Kehutanan Unmul. 1(2): 121-132.
LAMPIRAN

Lampiran 1.Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping


Lampiran 1.1 Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Rifqi Alamsyah
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Ilmu dan Industri Peternakan
4 NIM 18/428107/PT/07761
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bekasi, 29 Januari 2001
6 Alamat E-mail rifqialamsyah01@mail.ugm.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 08992695557

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
PPSMB Palapa
2019/ Universitas
Universitas Gadjah Staff Co-Fasilitator
Gadjah Mada
1 Mada
2
3

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
Ketua Departemen
Professional Husbandry
Forum Studi Mahasiswa
Development Forum Studi 2020
Peternakan UGM
Mahasiswa Fakultas
1 Peternakan UGM
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PI.
Yogyakarta, 18 Februari 2021
Ketua,

Rifqi Alamsyah
Lampiran 7. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja

Anda mungkin juga menyukai