BULLDOZER
Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan kesempatan kepada
penulis dan kita semua. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Bulldozer.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Orang Tua, Bapak Ir. Suhijarto PS.
selaku dosen pengajar mata kuliah Alat Berat, teman-teman mahasiswa serta semua pihak
yang selalu memberikan bantuan baik secara moral maupun materi hingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pengetahuan dalam
mengembangkan wawasan kepada para pembaca. Penyusun menyadari adanya kekurangan
dalam penyajian makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan untuk kesempurnaan makalah ini, atas perhatiannya mohon maaf dan terima
kasih penyusun sampaikan.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................................................. 3
I.
Pendahuluan...............................................................................................................4
I.1
Latar Belakang...................................................................................................
I.2
Tujuan...............................................................................................................
I.3
Metode Penulisan...............................................................................................
II.
Pembahasan................................................................................................................
5
II.1
Pengertian Bulldozer........................................................................................
II.2
Kegunaan Bulldozer.................................................................................. 5
II.3
II.4
Tipe-Tipe Bulldozer......
8
II.5
Operasi Bulldozer...................................................................................... 12
II.6
Produktivitas Bulldozer..................................................................................
13
II.7
III.
Penutup.......................................................................................................................
23
III.1
Kesimpulan.......................................................................................................
23
III.2
Saran.................................................................................................................
23
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam pekerjaan konstruksi baik itu membangun suatu gedung, jalan,
jembatan ataupun pekerjaan konstruksi lainnya sangat membutuhkan alat-alat yang
dapat mendukung pekerjaan tersebut. Alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan
konstruksi tidak hanya alat-alat ringan yang sudah biasa digunakan dalam
membangun konstruksi sederhana tetapi untuk konstruksi yang dirancang tidak
sederhana sangat memerlukan alat-alat berat.
Alat-alat berat mempunyai faktor efektifitas dan efisiensi yang lebih besar
dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan secara manual. Alat-alat berat ini
tidak dapat begitu saja didistribusikan ke lapangan karena membutuhkan alat berat
lainnya yang berfungsi sebagai alat pengangkut. Tidak hanya alat-alat berat saja
yang perlu diangkut ke lapangan tetapi bahan-bahan bangunan ataupun material
memerlukannya. Pemilihan alat angkut sangat berpengaruh terhadap barang yang
akan diangkutnya, kondisi medan yang akan dilalui ke lapangan, dan juga
tergantung pada fungsi dari alat angkut tersebut. Dalam pekerjaan konstruksi, alat
angkut khusus yang sering digunakan yaitu Bulldozer, Scraper, Motor Grader,
Loader, Ripper, Power Shovel, Back Hoe, Clamshell, Dragline, Crane, dan alat-alat
lain. Alat angkut khusus tersebut mempunyai fungsi, kelebihan, dan kekurangan
yang berbeda-beda.
Alat berat yang kita kenal didalam ilmu teknik mesin adalah alat yang
digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan
suatu struktur. Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi
lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya
produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah di tentukan, atau kerugian
perbaikan yang tidak semestinya. Oleh karena itu sebelum menentukan tipe dan
jumlah peralatan dan attachmentnya, haruslah dipahami fungsi dan aplikasinya.
Terdapat beraneka macam alat yang sering di gunakan dalam pekerjaan konstruksi,
tetapi yang akan dibahas dalam makalah ini hanya bulldozer saja. Disini akan
diberikan juga contoh perhitungan prodktivitas untuk bulldozer.
Bulldozer adalah jenis peralatan konstruksi (biasa disebut alat berat atau
construction equipment) dengan penggeraknya adalah traktor, menggunakan track/
rantai, serta dilengkapi dengan pisau (dikenal dengan blade) yang terletak di depan.
Bulldozer diaplikasikan untuk pekerjaan menggali, mendorong dan menarik
material (tanah, pasir, dsb). Istilah bulldozer sering kali digunakan untuk
menggambarkan semua tipe alat berat (Eksavator, Loader, dsb) meskipun istilah ini
tepatnya hanya menunjuk ke traktor berantai yang dilengkapi dengan blade.
Selain blade sebagai perlengkapan standar Bulldozer, pada sisi belakang
Bulldozer bisa dipasang perlengkapan tambahan berupa :
Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Memenuhi tugas khusus pembuatan makalah untuk mata kuliah Alat
Berat.
1.2.2. Tujuan Khusus
Mengetahui kegunaan bulldozer, tipe-tipe bulldozer, pengoperasian
bulldozer, serta menghitung produktifitas bulldozer.
Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berdasarkan studi kepustakaan. Studi
kepustakaan dilakukan untuk pengambilan bahan dan pengumpulan data
berdasarkan pada buku-buku, majalah, jurnal dan lain-lain yang menggambarkan
gambaran secara umum serta informasi terhadap materi yang dibahas dalam
makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
Pohon dilingkari dengan rantai lalu ditarik oleh dia buah Buldoser.
Jika diameter pohon itu lebih besar dari 25 cm, ada tiga cara yang
dapat dilakukan.
Bila pohon tidak roboh, pohon dililit dengan rantai lalu ditarik
Buldoser, tetapi jika di lokasi terdapat dua atau tiga Buldoser, lebih
baik jika ditarik dengan Buldoser pada arah masing-masing
mendorong agar supaya lebih aman.
Jika dengan cara-cara di atas pohon itu tetap tidak roboh, batang
digergaji, kemudian tunggulnya diangkat dengan peledakan.
Jarak dorong Buldoser roda besi < 200 ft, dan untuk roda karet < 400
ft, pemakaian lebih dari itu sangat tidak efisien, dan
2)
Volume material yang akan dipindahkan tak lebih dari 500 m3; jika
lebih dari itu penggunaan Buldoser perlu dipertimbangkan lagi.
Blade
Lift Silinder
Carier Roller
Ripper
Sproket
Main Frame
Staright Frame
Track
Cutting Edge
End Bit
Hydraulic controlled
Perbandingan Cable controlled dengan Hydraulic controlled:
Cable Controlled
Hydraulic Controlled
pemakaian
Pemeliharaan mudah
keras
Berdasarkan Blade/Pisau
Posisi blade pada bulldozer ada 2(dua), yaitu posisi tegak lurus dan
posisimiring. Posisi blade tegak lurus hanya dapat bergerak maju, dan posisi
miring dapat bergerak-gerak sesuai dengan jarak kemiringannya (kedepan
dan kesamping).
Jenis blade yang digunakan pada bulldozer adalah :
1 Universal Blade (U Blade)
Blade ini dilengkapi dengan sayap yang
bertujuan
Bowl Blade
Blade ini dibuat untuk membawa /mendorong material dengan
kehilangansesedikit mungkin, karena adanya dinding besi pada sisi
berjalan pada arah yang sama. Cara ini dapat meningkatkan produksi sebesar
15 20%.
3)
berubahnyaKeseimbangan Bulldozer.
Bulldozer dapat tergelincir bila berada diatas tanah timbunan baru
pada daerah kemiringannya, terutama bila timbunan tersebut terdiri
dari batuan.
Slipnya track akibat berat yang melampaui batas akan mengakibatkan
terjadinya down hill track (track sebelah menurun) dan akan membuat
stabil.
Dalam mengoperasikan alat, agar hati-hati terhadap stability alat-alat
perlengkapan penting.
Jangan memaksakan Bulldozer beroperasi untuk hal-hal yang tidak
perlu,seperti mendorong tanah melebihi ketentuan 100 m, karena tidak
effektif.
10 Dalam mengoperasikan Bulldozer harus direncanakan dengan baik,
harus diketahui dimana pass berikutnya yang harus dikerjakan.
dimana,
Q
:
q
:
N
E
Cm
:
:
:
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
Waktu siklus :
Waktu siklus yang dibutuhkan Bulldozer untuk menyelesaikan pekerjaan
adalahdimulai pada saat menggusur, ganti persneling dan mundur.Diperhitungkan
dengan rumus :
dimana,
D : Jarak angkut (gusur) (m, yd).
F : Kecepatan maju (m /menit), berkisar 3 - 5 km /jam.
R : Kecepatan mundur (m /menit), berkisar 5 - 8 km/jam.
Z : Waktu ganti persneling (menit), berlisar 0,10 - 0,20 menit.
Ripper:
Bulldozer sulit untuk menggusur dan meratakan tanah yang keras jika
terdapat dilokasi proyek. Pelaksanaan pembersihan dengan Bulldozer akan
menurunkan produksi Bulldozer bahkan akan mudah rusak. Untuk keadaan tersebut
diper lukan alat bajak (ripper). Ripper adalah alat yang menyerupai cakar (shank)
yang dipasangkan dibelakang traktor. Fungsi dari alat ini untuk menggemburkan
tanahkeras, jumlah cakar ripper antara 1 - 5 buah. Bentuk shank ada yang lurus
danlengkung, shank lurus dipakai untuk material padat dan batuan berlapis sedang
yang lengkung dipakai untuk batuan yang retak.
Perhitungan produksi Ripper sangat sulit untuk diperkirakan, salah satu
fak tor adalah karena pekerjaan itu tidak dilakukan terus menerus. Biasanya pekerjaan
ini
bersamaan
dilapangansebuah
dengan
traktor
pemuatan
dipasangkan
material,
blade
hingga
dan
sering
ripper
pada
dijumpai
waktu
Keterangan:
KP
LK
FK
= Faktor koreksi
= Waktu tetap
Contoh Peritungan
Sebuah bulldozer D35A digunakan untuk pekerjaan ripping. Jarak ripping
rata-rata 30 meter. Data teknis bulldozer dan ripping adalah sbb:
Attachment yang digunakan adalah Giant ripper
Kedalamaan penetrasi = 0,30 meter
Konversi material dari bank ke loose = 1,25
Faktor effesoensi waktu = 0,83
Effisiensi kerja = 0,75
Effisiensi operator = 0,80
Berapa produksi ripping dari bulldozer tersebut?
Jawab:
LK = Lebar kerja = 2 P = 2 x 0,3 = 0,6 meter
P = Kedalaman penetrasi = 0,3 meter
J = Jarak kerja = 30 meter
F = Kecepatan maju gigi 1 terkoreksi = 0,75 x 3,3 = 2,48 km/jam = 41,25
m/menit
R = Kecepatan mundur gigi 1 terkoreksi = 0,85 x 3,2 = 2,72 km/jam =
45,33m/menit
Z = Waktu tetap = 0,05 menit
FK = Faktor koreksi total, terdiri dari :
Effesiensi waktu = 0,83
Keterangan:
TD = Kapasitas produksi dozing
TR = Kapasitas produksi ripping
2.7 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang digunakan untuk
melindungi seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya yang kemungkinan bisa
terjadi dalam proses konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang
bekerja dalan suatu lingkungan konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh
seseorang yang bekerja dalam suatu lingkungan konstruksi. Namun tidak banyak
yang menyadari betapa pentingnya peralatan-peralatan ini untuk digunakan.
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh
karenanya, semua perusahaan konstraktor berkewajiban menyediakan semua
keperluan peralatan/ perlengkapan perlindungan diri atau personal protective
Equipment (PPE) untuk semua karyawan yang bekerja, yaitu :
2.7.1 Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap
pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan.
Megingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya
mencerminkan kondisi yang keras maka selayakya pakaian kerja yang
digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan oleh karyawan
yang bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti betul masalah ini umumnya
menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya.
2.7.2
Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap
pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa
bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau
kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup
keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.
2.7.3
Kacamata Kerja
Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu,
atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel
debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh
karenanya mata perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang
membutuhkan kacamata adalah mengelas.
2.7.4
Sarung Tangan
Sarung tanga sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan
utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda
keras dab tajam selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang
memerlukan sarung tangan adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan
yang sifatnya berulang seperti medorong gerobag cor secara terus-meerus
dapat mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada
gerobag.
2.7.5
Helm
Helm (helmet) sangat pentig digunakan sebagai pelindug kepala, dan sudah
merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk mengunakannya
dengar benar sesuai peraturan. Helm ini diguakan untuk melindungi kepala
dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan
atau material konstruksi yang jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat
kedisiplinan para pekerja untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya
dapat membahayakan diri sendiri.
2.7.6
Sabuk Pengaman
Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada
ketinggian tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan
tali pengaman atau safety belt. Fungsi utama talai penganman ini dalah
menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja, misalnya
saja kegiatan erection baja pada bangunan tower.
2.7.7
Penutup Telinga
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang
dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan
bising. Terkadang efeknya buat jangka panjang, bila setiap hari mendengar
suara bising tanpa penutup telinga ini.
2.7.8
Masker
Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi
mengingat kondisi lokasi proyek itu sediri. Berbagai material konstruksi
berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan,
misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengampelas, mengerut
kayu.
2.7.9
Tangga
Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum digunakan. Pemilihan
dan penempatan alat ini untuk mecapai ketinggian tertentu dalam posisi aman
harus menjadi pertimbangan utama.
2.7.10 P3K
Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat
pada pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan pertama di
proyek. Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang
digunakan untuk pertolongan pertama.
Demikianlah peralatan standar k3 di proyek yang memang harus ada dan
disediakan oleh kontraktor, barangkali sifatnya wajib. Ingat tindakan preventif
jauh lebih baik dan murah ketimbang sudah kejadian.
BAB III
PENUTUP
3 A
3.3 Kesimpulan
Pembangunan yang pesat dan semakin berkembangnya teknologi membuat
pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus dibantu dengan peralatan berat, terlebih untuk
pekerjaan berat yang tidak dapat ditangani oleh tenaga manusia. Maka dari itu
digunakanlah alat berat guna membantu pekerjaan konstruksi tersebut.
Bulldozer merupakan salah satu alat berat yang digunakan dalan pelaksanaan
konstruksi, seperti pembabatan atau penebasan (clearing), perintisan (pioneering), gali
atau angkut jarak pendek, pusher loading, menyebarkan material, penimbunan
kembali, trimming dan sloping, ditching, menarik (winching), memuat, bentuk
sudut/bilah/blade.
Agar dalam penggunaan alat berat sesuai dengan kebutuhan, efisiensi waktu dan
tidak menimbulkan kerugian, maka kita harus mengetahui secara mendalam hal-hal
yang berhubungan dengan alat berat.
3.4 Saran
Semua pengetahuan mengenai alat berat tentunya akan sangat bermanfaat untuk
kita semua , terlebih jika sudah terjun di dunia kerja. Untuk itu semoga kita dapat lebih
memanfaatkan waktu yang ada untuk belajar dengan sebaik-baiknya.