BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Umum
Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha atau
Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk pada daerah studi pada tahun saat perencanaan dimulai dan
pada tahun-tahun yang akan dating harus diperhitungkan untuk menghitung kebutuhan
air tiap penduduk. Dari kebutuhan air tiap penduduk dapat diketahui jumlah air kotor
(buangan) akibat rumah tangga.
Untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada tahun-tahun yang akan dating
digunakan cara perhitungan laju pertumbuhan geometri(Geometric Rate of Growth)dan
pertumbuhan eksponensial (Exponential Rate of Growth), (Rusli, Said, 1985:13)
2.2.1. PertumbuhanGeometri
Cara ini mengasumsikan besarnya laju pertumbuhan yang menggunakan dasar
bunga berbunga (bunga majemuk) dimana angka pertumbuhannya adalah sama untuk
setiap tahun. Ramalan laju pertumbuhan geometris adalah sebagai berikut :
Pn = Po (1 + n)r
dengan :
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = jumlah penduduk pada awal tahun
r = angka pertumbuhan penduduk
n = interval waktu (tahun)
2.2.2. PertumbuhanEksponensial
Pertumbuhan ini mengasumsikan pertumbuhan penduduk secara terus-menerus
setiap hari dengan angka pertumbuhan konstan. Pengukuran penduduk ini lebih
tepat,karena dalam kenyataannya pertumbuhan jumlah penduduk juga berlangsung
terus-menerus. Ramalan pertambahan penduduknya adalah :
Pn = Po. em
Dengan :
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = jumlah penduduk pada awal tahun
m = interval waktu
e = bilangan logaritma
2.3.
sistem penyaluran terpisah dan sistem penyaluran campuran, dimana sistem penyaluran
terpisah adalah sistem yang memisahkan aliran air buangan dengan limpasan air hujan,
Sistem Perpipaan
Sistem jaringan perpipaan diperlukan untuk mengumpulkan air limbah dari tiap
rumah danbangunan di daerah pelayanan menuju instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
terpusat.Perencanaan yang komprehensif ini akan sangat penting mengingat kaitannya
dengan masalahkebijakan tata guna lahan, pembangunan, pembiayaan, opaerasional dan
pemeliharaan,keberlanjutan penggunaan fasilitas dan secara umum akan berpengaruh
juga pada perencanaaninfrastruktur daerah layanan. Perencanaan system perpipaan ini
akan menyangkut dua halpenting yakni perencananaan jaringan perpipaan dan
perencanaan perpipaannya sendiri.
Sistem perpipaan pada pengaliran air limbah berfungsi untuk membawa air
limbah dari satu tempat ketempat lain agar tidak terjadi pencemaran pada lingkungan
sekitarnya. Prinsippengaliran air limbah pada umumnya adalah gravitasi tanpa tekanan,
sehingga pola aliranadalah seperti pola aliran pada saluran terbuka. Dengan demikian
ada bagian dari penampangpipa yang kosong. Pada umumnya perbandingan luas
penampang basah (a) dengan luaspenampang pipa (A) adalah sebagai berikut:
1. Pipa Persil
Pipa persil adalah pipa saluran yang umunya terletak di dalam rumah dan
langsung menerima air buangan dari instalasi plambing bangunan. Memiliki
diameter 3- 4, kemiringan pipa 2%. Teknis penyambungannya antara debit
dari persil dengan debit dari saluran pengumpul kecil sekali maka
penyambungannya tegak lurus.
2. Pipa Servis
Pipa servis adalah pipa saluran yang menerima air buangan dari pipa persil yang
kemudian akan menyalurkan air buangan tersebut ke pipa lateral. Diameter pipa
servis sekitar 6- 8, kemiringan pipa 0.5 - 1%. Lebar galian pemasanganpipa
servis minimal 0,45 m dan dengan kedalaman benam awal 0.6 m. Sebaiknya
pipa ini disambungkan ke pipa lateral di setiap manhole.
3. Pipa Lateral
Pipa lateral adalah pipa saluran yang menerima aliran dari pipa servis untuk
dialirkan ke pipa cabang, terletak di sepanjang jalan sekitar daerah pelayanan.
Diameter awal pipa lateral minimal 8, dengan kemiringan pipa sebesar 0,5 1%.
4. Pipa Cabang
Pipa cabang adalah pipa saluran yang menerima air buangan dari pipa-pipa
lateral. Diameternya bervariasi tergantung dari debit yang mengalir pada
masing-masing pipa. Kemiringan pipa asekitar 0,2 - 1%
5. Pipa Induk
Pipa induk adalah pipa utama yang menerima aliran air buangan dari pipa-pipa
cabang dan meneruskannya ke lokasi instalasi pengolahan air buangan.
Kemiringan pipanya sekitar 0,2 - 1 %.
6. Trunk sewer digunakan pada jaringan pelayanan air limbah yang luas (> 1.000
ha) untuk menerima aliran dari pipa utama dan untuk dialirkan ke IPAL.
Jaringan perpipaan retikulasi dan pipa induk air limbah dapat dilihat pada gambar
berikut
10
11
Diameter
(inch)
Panjang
(m)
Standar
1.Reinfored
Concrete
3. Tanah
Liat
3. Pipa
Asbes
4. Cast Iron
12 -144
1.2-7.4
4 48
1-2
4 42
3.5
2 48
6.1
ASTMC
76
ASTMC
700
AWWAC
400
AWWAC
100
5. Pipa Baja
8 252
1.2 -4.6
6. PVC
4 15
3.2
7. HDPE
6 36
6.3
AWWAC
200
ASTMD
302
ASTM
D3212
Korosif
Dan
erosi
Tidak
Tahan
Tahan
Kekuatan
Jenis
sambungan
Kuat
Bell spigot
Mudah
pecah
Kuat
Mortar,
rubber gasket
Colar,
rubber ring
Bellspigot,
Flanged
Mechanical
Bell
spigot,socket
Flexible,
rubber,gasket
Rubbergasket
,tightbell,
coupler.
Tidak
tahan
Tidak
tahan
Sangat
kuat
Tidak
tahan
Tahan
Kuat
Cukup
Tahan
Kuat
Jenis Saluran
Pipa Besi Tanpa Lapisan
Dengan lapisan semen
Pipa berlapis gelas
Pipa Asbestos Semen
Saluran Pasangan Batu bata
Pipa Beton
Pipa naja Spiral dan Pipa Kelingan
Pipa Plastik halus (PVC)
Pipa Tanah Liat
Koefisien Kekasaran
Manning (n)
0,012-0,015
0,012-0,013
0,011-0,017
0,010-0,015
0,012-0,017
0,012-0,016
0,013-0,017
0,002-0,012
0,011-0,015
12
3)
Kecepatan pengaliran pipa minimal saat aliran penuh (fiull flow) atas dasar
tractive force
Tabel 2.3. Kecepatan Pengaliran Pipa
Diameter (D)
(mm)
200
250
300
375
450
4)
Kemiringan muka tanah yang lebih curam daripada kemiringan pipa minimal
bisadipakai sebagai kemiringan desain selama kecepatannya masih di bawah
kecepatan maksimal.
13
3) Kedalaman maksimal pipa induk untuk saluran terbuka (open trench) 7m atau
dipilih
kedalaman
ekonomis
dengan
pertimbangan
biaya
dan
Metode atau formula desain pipa pengaliran penuh (full flowi) yang
digunakandalam pedoman ini adalah Manning
= 0,785
............................................(2)
b. Kecepatan, VF (m/dtk)
Vf =
(D/1000)2/3 S0,5 =
= (0,5313/n0,75) Qf0,75S3/8.........................................(3)
c. Kemiringan, S (m/m)
S=
...................(4)
...................(5)
d. Diameter, D (mm)
D=
4.
Pada pengaliran secara gravitasi air limbah hanya mengisi penampang pipa
dengankedalaman air hingga < (70 80) % terhadap diameter pipa, atau
14
debit puncak =(70 80) % terhadap debit penuh atau allowance = (20 30)
%.
5.
Dari hasil perhitungan debit puncak (dengan infiltrasi) pada 5.4. no. 6, maka
debitpenuh yang diperoleh sebesar: QF = QP + allowance.
6.
Dari data kemiringan pipa rencana (S) dan debit penuh (QF) dengan
menggunakan formula (3) dan (1) di atas dapat dihitung
diameter (D) dan kecepatan pipa (Vp)
7.
2.5.
Perletakan saluran dilakukan di tengah jalan, bila bagian kiri dan kanan jalan
terdapat jumlah rumah yang hampir sama banyak.
Perletakan saluran dilakukan pada jalan yang satu bagian sisi mempunyai jumlah
rumah yang lebih banyak daripada sisi lainnya, saluran ditempatkan pada sisi
jalan dengan jumlah rumah terbanyak.
Saluran dapat diletakkan pada kiri dan kanan jalan jika kedua sisi jalan tersebut
terdapat banyak sekali rumah atau bangunan.
15
Untuk jalan dengan letak rumah atau bangunan di satu sisi lebih tinggi dari sisi
lainnya, perletakan saluran dilakukan pada sisi jalan yang mempunyai elevasi
lebih tinggi.
Untuk jalan dengan kondisi jumlah bangunan sama banyak di kedua sisinya dan
mempunyai elevasi lebih Tinggi dari jalan, maka penempatan saluran dilakukan di
tengah jalan.
Fluktuasi Pengaliran
Pola kebiasaan masyarakat dalam menggunakan air perlu diperhatikan dalam
16
Untuk pelayanan < 10.000 jiwa Q max/ Q rata = 4 s/d 3,5 dan Q min/ Q
rata = 0,2 s/d 0.35
Untuk pelayanan antara 10.000 jiwa s/d 100.000 Q max/ Q rata = 3,5 s/d
2 dan Q min/ Qrata = 0,35 s/d 0,55
Untuk pelayanan > 100.000 jiwa Q max/ Q rata = 2,0 s/d 1,5 dan Q min/
Q rata = 0,55 s/d0,6
Rata-rata pemakaian air adalah sebesar 20 ltr/kapita/hari dan air limbah yang
masuk ke jaringan perpipaan perpipaan adalah 80 % dari konsumsi air tersebut atau
kira-kira 100 ltr/ capita.hari.Kecepatan aliran maksimum tergantung jenis pipa yang
digunakan dan pada umumnya berkisarantara 2-4 m/det. Kecepatan aliran minimum
diharapkan dapat menghindari terjadinyapengendapan dalam pipa sehingga kecepatan
aliran minimum harus lebih besar dari 0,6 m/det.
2.7.
Bangunan Pelengkap
Beberapa bangunan pelengkap yang dipergunakan dalam sistem perpipaan air
limbah diantaranya di bawah ini dan dapat dilihat pada Gambar 2.8:
- Manhole
- Ventilasi udara
- Terminal Clean out
- Drop Manhole
- Tikungan (Bend)
- Transition dan Junction
- Bangunan penggelontor
- Syphon dan Rumah Pompa
17
Setiap perubahan arah: vertikal, yaitu pada ketinggian terjunan lebih besar
daridua kali diameter digunakan jenis drop manhole. Horizontal, pada
belokan lebih besar 23.50.
18
Diameter (m)
0.75
0.8 3.5
1.00 1.20
> 3.5
Sumber : Harjosuprapto,2000
1.20 1.80
b. Konstruksi Manhole
Ketebalan dinding manhole serta lantai kerja tergantung pada:
Kedalaman.
Kondisi Tanah.
19
2.8.1
Pengolahan Fisik
Maksud pengolahan fisik adalah memisahkan zat yang tidak diperlukan dari
b.
Pemisahan grit (pasir) dengan pengendapan melalui grit chamber, kecepatan aliran
dalamgrit chamber tersebut diatur sedemikian rupa sehingga yang diendapkan
hanya pasir yangrelatif mempunyai spesifik grafiti yang lebih berat dari partikel
lain.
c.
Pemisahan
partikel
discrete
(sendiri
tidak
mengelompok)
dari
suspensi
e.
Pemisahan
partikel
melalui
metoda
sludge
blanked
yang
disebut juga
hinderedsedimentation.
f.
20
2.8.2
Pembersihan dengan
alat mekanik
0,6-1
8-10
50-75
10-50
75-85
150
800
aliran air limbah.Kunci dari pemisahan ini adalah mengendapkan pasir pada kecepatan
horizontal tetapikecepatan tersebut tidak telalu pelan sehingga bahan-bahan lain
(organik) selain pasir tidak ikutmengendap.
Seperti diketahui bahwa debit air limbah berfluktuasi yang terdiri dari aliran
maksimum,minimum dan rata-rata. Maka untuk menghadapi variasi debit tersebut
21
beberapa hal yang dapatdilakukan atau dipertimbangkan pada saat merencanakan grit
chamber, yaitu:
Grit chamber dibagi menjadi dua kompartemen atau lebih, untuk aliran minimum
bekerjahanya satu kompartemen dan maksimum bekerja keduanya
Kriteria
Keterangan
2-5
Panjang (m)
7,5-20
Lebar (m)
2,5-7
lama.
Kedalaman (m)
Rasio lebar/dalam
22
Rasio panjang/lebar
pasir
mekanik,
menggunakan
Kecepatan Aliran
kalau
buffle
terlalu
pemisah
lebar
dapat
aliran
untuk
(m/detik)
Detention time pada
aliran puncak
Pasoka udara
(liter.detik m panjang
tangki)
(Sumber : Kriteria Teknis Prasarana dan sarana Pengelolaan Air Limbah, PU, 2006)
3.8.4
Radial flow yaitu bak sirkular, air mengalir dari tengah menuju pinggir
Upword flow yaitu aliran dari bawah ke atas dan biasanya bak yang digunakan
berbentukkerucut menghadap ke atas. Padatan yang mengendap akan naik dan
saling bertumbukansehinga terjadi selimut lumpur
Sebaiknya desain dimensi bak pengendap I menggunakan kecepatan aliran
puncak (peak hourflow) jika tujuannya hanya berfungsi untuk mengedapkan partikel
discrete saja dan tidak untukmenurunkan kadar bahan organik. Artinya menggunakan
detention time dalam bilangan jamsaja dan bukan hari. Beberapa kriteria perencanaan
berkenaan dengan bak pengendap I dapatdilihat pada uraian berikut ini.
23
Sumber: Syed R. Qasim, Waste water Treatment plants, CBS publishing Jepan,Ltd., 1985,
Gambar 2.11 Grafik Surface Loading Rate (SLR) dan Waktu Detensi (td)
Tabel 2.9 Design kriteria untuk masing masing tipikal bak pengendap pertama
Parameter
Surface Loading
(m3/m2) (Beban
permukaan)
Waktu detensi
(jam)
Dimensi
Persegi Panjang
30-45 pada aliran
maksimum
3. pada aliran
maksimum
P/L 4:1, dalam 1,5 m
P/L 2:1 dalam 3m
300
3. pada aliran
2-3 pada aliran
maksimum
maksimum
Dalam 1/6 s/d 1/10
Piramid dengan sudut 600
diameter
Kerucut Sudut 450
Weir Over flow
V-notch weir di sisi
V-notch weir di sisi luar
rate (m3/m hari)
luar
Kinerja untuk SS > 40-50%, sludge 3-7% 50-70%, lumpur 365% , lumpur 3-4 %
100 mg/ltr
6,5%
Sumber : Kriteria Teknis Prasarana dan sarana Pengelolaan Air Limbah, PU. 2006
24
Gambar 3.13 Skema Tipikal Bak Pengendap Tipe Aliran Radial dan Aliran Ke
Atas
3.8.5
MLSS (mixedliquoer suspended solid) dari proses activated sludge atau lumpur aktif
dengan konsentrasiyang tinggi mencapai 5.000 mg/l. Clarifier ini merupakan
pengendapan terakhir yang disebutjuga dengan final sedimentation
Hasil effluent yang keruh memperlihatkan suatu kegagalan proses pengendapan.
Berdasarkanpengalaman empirik untuk desain beban permukaan/surface loading (Q/A)
digunakan 30-40m3/m3.hari. Sedangkan untuk desagn yang aman, harus menggunakan
aliran maksimum.Kedalaman bak pengendap dengan weir minimal 3 m dan waktu
detensi (td) 2 jam untuk aliranpuncak, Jika perhitungan menggunakan aliran rata-rata,
maka waktu detensi berkisar antara 4,5-6 jam. Besarnya beban pada weir (loading rate)
adalah sebesar 124 m3/m.hari.
25
BOD5 adalah banyaknya oksigen dalam ppm atau milligram/liter (mg/l) yang
diperlukanuntuk menguraikan benda organik oleh bakteri, sehingga limbah tersebut
menjadi jernihkembali. Untuk itu semua, diperlukan waktu 100 hari pada suhu
200C. Akan tetapi dilaboratorium dipergunakan waktu 5 hari sehingga dikenal
dengan BOD5
b.
COD adalah banyak oksigen dalam ppm atau milligram/liter yang dibutuhkan
dalamkondisi khusus untuk menguraikan benda organik secara kimiawi.
c.
TSS (Total Suspended Solid) adalah jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang
ada didalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membrane
berukuran 0,45mikron
d.
MLSS (Mixed Liquor Suspended Solid) adalah jumlah TSS yang berasal dari
bakpengendap lumpur aktif
e.
MLVSS (Mixed Liquor Volatile Suspended Solid) MLSS yang sudah dipanaskan
padasuhu
6000C
sehingga
material
volatile
(mudah
menguap)
yang
terkandungdidalamnyamenguap.
f.
Lumpur aktif (activated sludge) adalah endapan lumpur yang berasal dari air
limbah yangtelah mengalami pemberian udara (aerasi) secara teratur. Lumpur ini
berguna untukmempercepat proses stabilisasi dari air limbah . Lumpur ini sangat
banyak mengandungbakteri pengurai, sehingga sangat baik dipergunakan untuk
pemakan zat organik padaairlimbah yangmasih baru.
g.
Waktu tinggal (detention time) adalah waktu yang diperlukan oleh suatu
tahappengolahanagar tujuan pengolahan dapat tercapai secara optimal. Pada setiap
bagianbangunanpengolah memiliki waktu tinggal yang berbeda-beda, sehingga
waktu tinggalini perludiketahui lamanya pada setiap jenis bangunan pengolah.
Dengan diketahuinyawaktutinggal ini maka besarnya bangunan pengolah dapat
dibuat dalam ukuran yangtepat sesuai dengan kebutuhan.
26
h.
Sewer adalah perlengkapan pengelolaan air limbah, bisa berupa pipa atau selokan
yangdipergunakan untuk membawa air buangan dari sumbernya ke tempt
pengolahan atau ketempat pembuangan.
i.
Effluent adalah cairan yang keluar dari salah satu bagian dari bangunan pengolah
atau daribangunan pengolahan secara keseluruhan.
j.
Trickling filter adalah teknik yang baik untuk meningkatkan kontak dari air
limbahdengan mikroorganisme pemakan bahan-bahan organik yang mengambil
oksigen untukmetabolismenya. Saringan ini berupa hamparan batu koral berukuran
sedang melaluimana air tersebut menetes dan berkontak dengan mikroorganisme
yang menempel padabatu koral tersebut. Pertumbuhan bakteri berkembang sebagai
lapisan tipis seperti filmpada hamparan di sela-sela koral.