Anda di halaman 1dari 33

KOMPONEN ALAT BERAT

MAKALAH

Oleh:

1. Masruro Yuniati ; 180513626593


2. Muhammad Idris Effendi ; 180513626542
3. Ricky Anggara ; 180513626546
4. Risky Martha Ardiyan Kurniawan ; 180513626513
5. Rizky Darmawan ; 180513626581
6. Sandi Rizapratama Al’Ayyubi ; 180513626565
7. Sigit Romadon ; 180513626575
8. Yogie Kresna Mukti ; 180513626583

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
Februari 2021
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................2
1.1 Latar Belakang........................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................3
1.3 Tujuan.....................................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................4
2.1 Definisi Alat Berat..................................................................................4
2.2 Fungsi umum dari Alat Berat (Ekskavator)............................................4
2.3 Komponen Komponen Alat Berat...........................................................6
2.3.1 Bucket ( banyak jenisnya)...............................................................6
2.3.2 Bucket Cylinder...............................................................................8
2.3.3 Arm dan Arm Cylinder....................................................................9
2.3.4 Boom................................................................................................9
2.3.5 Boom Cylinder...............................................................................10
2.3.6 Tracker...........................................................................................10
2.3.7 Kabin..............................................................................................21
2.3.7.1 ROPS (Rollover Protection Structure)...........................................21
2.3.7.2 FOPS (Falling Object Protection Systems)...................................22
2.3.7.3 OPG (Occupant Protection Guards)..............................................23
2.3.8 Swing Drive...................................................................................24
2.3.8.1 Hydraulic Motor............................................................................24
2.3.8.2 Swing Brake...................................................................................25
2.3.8.3 Swing Brake Lock.........................................................................25
2.3.8.4 Swing Brake Release.....................................................................26
2.3.8.5 Swing Reducer...............................................................................26
2.3.8.6 Planetary gear pada swing reducer................................................27
2.3.8.7 Valve..............................................................................................28
2.3.9 Engine/Hidraulic Control...............................................................28
2.3.10 Counterweight................................................................................29
BAB III PENUTUP.............................................................................................30
3.1 Kesimpulan...........................................................................................30
3.2 Saran..........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................31
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman maka banyak sekali bermunculan
alat-alat yang diciptaakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Pada sektok
pertambangan sangat perlu sekali sebuah alat yang dapat memindahkan semua
barang dengan mudah baik itu adalah bongkahan pasir maupun tumpukan pasir,
karena apabila tetap menggunakan cara tradisional maka pekerjaan akan
memerlukan waktu yang lama yang mengakibatan tenga dan hasil yang
dikeluatkan tidak maksimal. Maka dari itu diciptakanla ekskavator yang dapat
membantu pekerjaan manusia.

Ekskavator atau mesin pengeruk adalah alat berat yang terdiri


dari batang, tongkat, keranjang dan rumah rumah dalam sebuah wahana putar
dan digunakan untuk penggalian (akskavasi). Ekskavator pertama kali diciptakan
pada tahun 1835 oleh William Smith Otis, seorang ahli mekanik asal Amerika
Serikat. Pada awalnya ekskavator dijalankan dengan menggunakan mesin uap
dan digunakan sebagai alat penggalian untuk membangun rel kereta api. Pada
tahun 1839 William Smith Otis menerima patent atas karya ekskavator
temuannya dan kemudian meninggal dunia pada tahun yang sama (1839). Pada
tahun 1840 tercatat ada 7 buah ekskavator dan merupakan ekskavator pertama di
dunia yang diciptakan oleh William Smith Otis. Dengan adanya ekskavator ini
maka pemindahan material menuju truk akan lebih mudah dan tidak memerlukan
waktu yang cukup lama sehingga apabila terjadi tanah longsor yang menutupi
jalan akan cepat dalam proses pembersihanya. Dengan fungsinya ini maka pada
tahun 2017 di pulau kalimantan banyak sekali mendatangkan ekskavator untuk
di tempatkan di pertambangan untuk membantu para penambang dalam
memindahkan sumberdaya yang mereka dapatkan.

Sebagai calon pengajar nantinya maka sangat penting untuk mempelajari


komponen-komponen apasaja yang tersusun dalam alatberat ini sehingga pada
saat kita mengajarkan kepada siswa nantina kita memiliki bekal yang cukup.
Selain untuk modal kita untuk megajar fungsi dari mengenal komponen-
komponen alat berat ini adalah ugar kita pada saat ingin terjun ke dunia industri
nantinya akan dengan mudah menjawap pertanyaan mengenai nama dan juga
fungsu dari komponen-komponen alat berat yang kita pelajari.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat diambil
sebagai berikut:

1.1.1 Apa yang dimaksud dengan alat berat ?


1.1.2 Apa saja fungsi dari alat berat ?
1.1.3 Komponen apa saja yang ada dalam lat berat?

1.3 Tujuan
Tujuan yang dapat diambil dari rumusan masalah diatas adalah:

1.1.4 Memahami pengertin dari alat berat.


1.1.5 Mengetahui fungsi dari alat berat.
1.1.6 Mengetahui komponen-komponen yang menyusun alat berat.
1.2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi Alat Berat
Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk
melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah, konstruksi jalan,
konstruksi bangunan, perkebunan, dan pertambangan.

Keberadaan alat berat dalam setiap proyek sangatlah penting guna


menunjang pembangunan infrastruktur maupun dalam mengeksplorasi hasil
tambang, misalnya semen, batubara dll. Banyak keuntungan yang didapat dalam
menggunakan alat berat yaitu waktu yang sangat cepat, tenaga yang besar, nilai-
nilai ekonomis dan lainnya.

Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi
lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian, antara lain rendahnya
produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah ditentukan atau
kerugian biaya perbaikan yang tidak semestinya. Oleh karena itu, sebelum
menentukan tipe dan jumlah peralatan sebaiknya dipahami terlebih dahulu
fungsinya.

Alat berat merupakan faktor penting dalam proyek, terutama proyek


konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala yang besar.
Tujuan dari penggunaan alat - alat berat tersebut adalah untuk memudahkan
manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan
dapat tercapai lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat. Alat berat
yang umum dipakai dalam proyek kostruksi antara lain :

– Alat gali (excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell;

– Alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt;

– Alat pemadat tanah seperti compactor.

2.2 Fungsi umum dari Alat Berat (Ekskavator)


Excavator (ekskavator) adalah indera berat yg terangkai menurut sebuah
btg atau lengan (arm), tongkat (bahu) atau boom dan keranjang atau bucket
(indera keruk) & digerakkan sang energi hidrolis yg dimotori menggunakan
mesin diesel & berada pada atas roda rantai (trackshoe). Ekskavator atau
Excavator adalah jenis indera berat paling serbaguna karena sanggup
menghandle banyak sekali macam pekerjaan indera berat lain. Sesuai
menggunakan namanya (excavation=menggali ), indera berat ini memiliki fungsi
primer pada pekerjaan ekskavasi.

Di Indonesia indera berat ekskavator poly fungsi lebih terkenal diklaim


beko atau bego. Fungsi primer indera berat ekskavator yakni buat memudahkan
pekerjaan akskavasi atau ekskavasi. Akan tetapi, misalnya yg telah disebutkan
sebelumnya indera berat ekskavator termasuk indera multifungsi. Berikut ini
beberapa fungsi atau manfaat penggunaan menurut indera berat excavator:
 Proyek pengerukan sungai
 Pembuatan sloping atau kemiringan
 Pembuatan loading atau dumptuck
 Pemecahan batu
 Pertambangan khususnya pertambangan pit terbuka
 Penghancuran bangunan
 Pekerjaan kehutanan
 Perataan tanah
 Penggalian lubang, parit, atau pondasi suatu bangunan
 Pemotongan semang
 Penanganan material
 Pemasangan batang pondasi
 & sebagainya
Itulah beberapa fungsi menurut indera berat ekskavator secara
keseluruhan. Jadi nir keliru jika dikatakan ekskavator indera berat paling
serbaguna & mempunyai poly fungsi. Tidak hanya itu saja. Ternyata masing-
masing bagian menurut ekskavator pun mempunyai fungsi krusial antara lain
yaitu:
 Bahu adalah bagian tuas primer yg dipakai buat menggerakan lengan
ekskavator naik & turun. Agar bahu mampu berkecimpung paripurna
terdapat bagian yg namanya boom cylinder.
 Lengan berfungsi buat mengayunkan keranjang atau bucket naik &
turun. Adapun arm cylinder terdapat buat menggerakkan lengan
ekskavator.
 Keranjang berfungsi mengeruk tanah menggunakan bucket cylinder buat
menggerakkannya.
 Kabin adalah loka buat mengendalikan indera berat excavator.
 Tracker sebagai roda atau kaki berantai bagi ekskavator supaya mampu
berpindah loka.
Adapun ekskavator pertama kali diciptakan seseorang pakar mekanik
belia berdari Amerika, William Smith Otis dalam tahun 1835. Saat itu William
Smith Otis masih berusia 22 tahun. Ekskavator versi pertama dulu memamg
belum secanggih kini  dimana. Ekskavator pertama masih memakai mesin uap &
hanya mampu berjalan pada atas rel kereta barah. Inilah mengapa ekskavator
pertama hanya dimanfaatkan buat membantu ekskavasi menciptakan jalan kereta
barah saja.
Selaku pencetus William Smith Otis pun menerima hak paten atas
karyanya tersebut. Tepatnya terdapat 7 ekskavator yg diciptakan William Smith
Otis yg sekaligus sebagai excavator pertama pada dunia.
2.3 Komponen Komponen Alat Berat
2.1.1 Bucket ( banyak jenisnya)
2.1.1.1 Digging Bucket (bucket penggali)

Gambar 1. Digging Bucket 


Seperti namanya, bucket ini digunakan untuk menggali berbagai material.
Perbedaan material digali berpengaruh pada bagian gigi atau ujung bucket.
Misalnya saja untuk menggali tanah yang lebih lunak digunakan gigi yang
tumpul, sementara untuk menggunakan material yang lebih keras seperti batu,
maka digunakan gigi yang runcing.

2.1.1.2 Rock bucket

Gambar 2. Rock bucket

Rock bucket merupakan variasi dari digging bucket.


Digging bucket dilengkapi dengan gigi yang tajam dan struktur yang kuat. Ini
karena bucket jenis ini biasa digunakan untuk pekerjaan di daerah tambang atau
lokasi dengan material yang sangat keras, seperti untuk mencongkel atau
menghancurkan batu.

2.1.1.3 V bucket

Gambar 3. V Bucket
Tidak seperti bucket pada umumnya yang berbentuk kotak, bucket ini
berbentuk seperti huruf V besar. Bentuk V ini berguna untuk membuat saluran
air atau pipa. Bagian bawah bucket berguna untuk menambah kedalaman,
sementara bagian samping kanan dan kirinya untuk menambah kelebaran.

2.1.1.4 Skeleton Bucket

Gambar 4. Skeleton Bucket

Bentuk skeleton bucket tergolong unik dan berbeda dari bucket lainnya.


Bentuknya seperti penyaring yang memungkinkan batu-batu kecil yang diangkut
keluar sehingga hanya batuan yang berukuran besar saja yang termuat.

2.1.1.5 Hardpan Bucket

Gambar 5. Hardpad Bucket

Bucket excavator satu ini digunakan untuk menghancurkan material


keras, mirip seperti rock bucket. Bedanya pada bagian belakang ember
ditambahkan gigi yang digunakan untuk menghancurkan tanah padat pada
saat bucket menggali. (raw)
2.1.2 Bucket Cylinder
Bucket cylinder merupakan aktuator sistem hidrolik yang berbentuk silinder,
lokasinya ada pada arm atau lengan excavator. Fungsi bucket cylinder, adalah
untuk menggerakan bucket agar bisa bergerak mengayun.

Gambar 6. Cylinder Bucket

2.1.3 Arm dan Arm Cylinder


Arm atau lengan excavator berfungsi untuk mengayunkan bucket lebih
jauh, berkat adanya lengan ini jarak ayunan bucket bisa lebih jauh sehingga
mampu menunjang fungsi lebih luas. Selain sebagai pengayun, arm ini juga
dijadikan tempat peletakan bucket cylinder. Arm cylinder adalah aktuator
hidrolik berbentuk tabung yang terletak pada boom excavator, fungsinya untuk
menggerakan arm agar dapat mengayun.

Gambar 7. Komponen Ekskavator


2.1.4 Boom
Boom merupakan komponen excavator berupa lengan besar yang langsung
terhubung ke excavator. Boom memiliki fungsi sebagai ganggang yang
menghubungkan arm dengan excavator. Boom terbuat dari baja yang memiliki
ukuran lebih besar sehingga mampu menahan beban dari arm, bucket serta beban
yang dibawa oleh bucket. Boom juga memiliki fungsi untuk menambah jarak
jangkau kerja bucket. Tidah hanya sebagai ganggang dan menahan beban, boom
juga bertugas mengayunkan arm lebih jauh sehingga jangkauan gerak bucket
dapat lebih jauh.

2.1.5 Boom Cylinder


Boom cylinder merupakan sebuah actuator hidrolik yang terdapat pada
boom. Boom cylinder inilah yang membuat boom dapat digerakkan naik turun.
Boom cylinder di control oleh operator sesuai dengan kebutuhan.
Wijaya, Ady,dkk (2007), telah melakukan penelitian tentang analisa
kapasitas angkat silinder hidrolik pada ekxavator tipe 320 C di PT Pupuk Kujang
Wilayah Cikampek. Dimana, hasil dari penelitian ini sebagai tenaga penggerak
untuk mengoprasikan lengan angkat silinder (Boom, Stick dan Bucket). Pada
umumnya excavator memiliki dua boom cylinder karenya mempunyai beban
angkatnya yang lebih besar disbanding dengan cylinder lainnya.

Boom digerakkan oleh dua cylinder, gerakan ini akan menggerakkan


lever di ruang operator. Sehingga katup boom rais serta boom down pada control
valve (yang berhubungan dengan boom cylinder) akan membuka. Boom akan
mengangkat ketika katup boom raise terbuka dan katup boom down tertutup.
Fluida akan mengalir dari katup boom rais selanjutnya menekan piston dari
boom cylinder. Sehingga boom dapat melakukan pergerakan naik turun.

2.1.6 Tracker
Unit alat berat yang dilengkapi dengan penggerak roda sering sekali
tidak dapat bergerak pada kondisi medan berlumpur dan tanah yang lembut.
Oleh karena itu dibuat Machine yang menggunakan track sebagai pengganti
roda. Sehingga machine dapat beroperasi mesikipun pada kondisi medan yang
yang berlumpur, track dapat berputar menggunakan rangkaian komponen-
komponen pendukung lainnya yang secara keseluruhan disebut Undercarriage.

Rancangan undercarriage pada unit alat berat terdiri darai dua jenis,
yaitu:

 Oval Track
 Elevated Sprocket Track

2.1.1.1 Oval Track

Gambar 8. Undercarriage tipe Oval track


Oval track pada TTT menjadi standar konfigurasi seluruh alat berat yang
menggunakan track. Sprocket berada pada bagian belakang machine dan idler
berada pada bagian depan machine. Terdapat satu atau dua buah carrier roller
pada bagian atas track frame dan sejumlah rangkaian track roller pada bagian
bawah. Komponen penggerak machine yang langsung bersentuhan dengan tanah
terdiri dari track link yang bekerja sebagai rantai penghubung dan track shoe
sebagai tapakan.
2.1.1.2 Elevated Sprocket Track

Gambar 9. Undercarriage tipe Elevated sprocket track


Elevated sprocket track pertama kali dibuat oleh pabrik alat berat
ternama di Amerika Serikat pada tahun 1978 dengan tujuan untuk meningkatkan
beberapa performa machine. Desain elevated sprocket adalah hak paten pabrik
alat berat ternama tersebut. Seperti terlihat pada gambar diatas memungkinkan
final drive dan sprocket tidak memikul beban berat machine secara langsung dan
lebih bersih dari kotoran / lumpur karena posisinya berada diatas. Hal ini
memungkinkan komponen final drive lebih awet, maschine lebih seimbang, gaya
dorong (traksi) lebih tinggi dan memungkinkan track roller frame lebih
fleksibel.

2.1.1.1.1 Konfigurasi Undercarriage

Gambar 10. Konfigurasi undercarriage tipe elevated sprocket


Standard Arrangement Extra Long (XL) Extra Wide (XW), Extended to
Rear (XR) dan Low Ground Pressure (LGP) tersedia untuk memungkinkan
customer menyesuaikan konfigurasi machine sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi medan operasi agar machine beroperasi dengan performa yang baik dan
usia pakai yang panjang.
Extra long (XL) undercarriage memiliki track yang lebih panjang untuk
meningkatkan area kontak dengan permukaan tanah. Hal ini juga meningkatkan
kestabilan, performa flotation dan finish grading yang baik.
Konfigurasi Extra Wide (XW) mempunyai ukuran track juga lebih
panjang ke depan, biasanya terdapat tujuh buah roller dan sebuah carrier roller,
disamping memiliki ukuran track yang lebih lebar untuk mendapatkan stabilitas
yang lebih baik pada daerah yang miring. Konfigurasi XW mempunyai traksi
yang lebih baik pada kondisi basah namun tidak pada aplikasi tanah yang sangat
berlumpur.
Konfigurasi XR track memiliki track roller frame yang lebih panjang ke
arah belakang machine. Fungsi utama Konfigurasi XR track adalah untuk
aplikasi melakukan penarikan.
LGP arrangement memiliki track yang lebih besar dan track roller frame
yang lebih panjang dibanding standard track. Pada konfigurasi ini track lebih
panjang ke depan dan ke balakang. Hal ini untuk mengurangi tekanan
permukaan tanah untuk mendapatkan daya mengambang (flotation) pada kondisi
medan berlumpur.
2.1.1.1.2 Komponen Utama Undercarriage

Pada topik ini membahas tentang komponen-komponen undercarriage


yang dipergunakan pada Track Type tractor (TTT).

Komponen-komponen undercarriage pada Track type tractor adalah :

 Track Pin

 Track Bushing

 Track Link Joint

 Track Shoe

 Track Roller

 Carrier Roller

 Sprocket
 Idler

 Track Link Assembly


2.1.1.1.3 Track Link

Track link merupakan komponen yang berguna sebagai tempat


pemasangan track shoe dan bantalan roller.

Gambar 11. Track link


Keterangan : 1. Rail 2. Pin bore 3. Bushing bore 4. Counterbore
hold 5. Shoe strap 6. Strut; 7. Bushing trap

Track link harus dapat menahan berat machine, tahan terhadap bidang
kontak yang abrasive dan dapat merusak, harus sanggup menyerap beban kejut
dari shoe. Track link dibuat melalui proses pemesinan dengan toleransi kecil
pada tempat pemasangan pin, bushing, dan pemasangan shoe. Track link
mempunyai tingkat keausan kecil, tahan terhadap keretakan, spalling dan
kerusakan kerusakan karena kelelahan bahan.
2.1.1.1.4 Track Pin

Track Pin bersama-sama dengan bushing berfungsi sebagai penahan dan


penyambung antara track link yang satu dengan yang lain.

Gambar 12. Track Pin


Pin harus tahan dari kebengkokan, aus dan retak meskipun telah
mencapai batas keausannya. Pin dibuat melalui proses permesinan yang akurat
dan press fit dengan bore track link.
2.1.1.1.5 Track bushing

Gambar 13. Track bushing


Pada sistem undercarriage, track bushing dan pin bersama-sama
menahan track link dan menyambung track link yang satu dengan yang lain dan
penyekat rangkaian antara link dan bushing. Bushing dibuat harus tahan
keretakan.
2.1.1.1.6 Track link Joint

Gambar 13.8 Track link joint Assembly

Untuk memudahkan pemasangan dan pelepasan track link pada machine


diperlukan. track link joint yang terdiri dari dua tipe :

- Master Lin
Gambar 14. Master link assembly
Master link memiliki bentuk yang berbeda dengan link lainnya
dimana link terbagi menjadi dua, berbentuk serrated diagonal yang
diikat satu sama lain dengan meng- gunakan baut.
- Master pin

Gambar 15. Master Pin

Master pin merupakan metode penyambungan track link


menggunakan sebuah pin yang lebih panjang dari setiap ujung memiliki
step. Bushing pada master pin lebih pendek dari bushing yang lainnya.
2.1.1.1.7 Track Shoe

Gambar 16. Track shoe


Track shoe berfungsi untuk menahan berat machine, menyediakan traksi
melalui tahanannya dengan permukaan tanah guna memungkinkan track-type
machine ber-gerak. Track shoe memiliki beberapa tipe sesuai dengan kondisi
tempat machine ber- operasi yang terdiri dari :
- Single Grouser Shoe

Gambar 17. Single Grouser Shoe


Single grouser shoe didesain untuk machine yang beroperasi
dengan beban kejut rendah sampai sedang dan pada kondisi dengan
tingkat abrasi rendah. Single grouser shoe memiliki penetrasi dan traksi
yang baik, tahan terhadap keausan dan kebengkokan. Single grouser
shoe merupakan tipe shoe yang direkomendasi pada aplikasi umum.
- Extreme Service Shoe

Gambar 18. Ekstream Service Shoe


Extreme service shoe merupakan single grouser dengan
pengerasan yang lebih pada material yang mengalami keausan. Extreme
single grouser shoe didesain untuk machine yang beroperasi dengan
beban kejut tinggi dan direkomendasi pada aplikasi dimana link memiliki
usia yang lebih panjang daripada shoe.
- Double grouser Shoe
Gambar 19. Double Grouser Shoe
- Self Cleaning Low Ground Pressure Shoe (LGP)

Gambar 20. Self Cleaning Low Ground Pressure Shoe


- Trapezoidal Center Hole Shoe
Trapezoidal center hole shoe digunakan ketika bekerja pada kondisi
material/tanah
yang lengket pada track shoe dan menyebabkan track biasa dapat
mengencang sen-dirinya. Trapezoidal center hole shoe
memungkinkan sprocket mendorong keluar kotoran Dan bongkahan
material yang berada antara shoe dan bushing.
- Copper Shoe

Gambar 21. Copper Shoe


Copper shoe memiliki front grouser yang penuh untuk
memberikan tahanan belok sisi diagonal untuk meningkatkan
kemampuan pemotongan dan dilengkapi dengan trapezoidal center
hole untuk tempat pembuangan material. Copper shoe bekerja dengan
baik pada daerah dimana kotoran cenderung ter- sangkut pada shoe
dan direkomendasikan pada aplikasi tempat pembuangan sampah,
penghancuran bangunan dan tempat penampungan sementara.
2.1.1.1.8 Track Roller

Track roller berfungsi menahan machine pada track dan memandu


machine untuk tepat bergerak diatas track. Track Roller terdiri dua jenis, yaitu:

- Single flange roller


- Double flange roller

Gambar 21. Single dan Double flange roller

Gambar 22. Track roller Assembly


Single flange
Single flange roller digunakan pada machine-machine terbaru
dimana proses pelepasan dan pemasangan lebih mudah dan lebih
sedikit bidang yang mengalami keausan.
Double flange

Double flange dipergunakan pada machine-machine terdahulu


dan lebih memakan waktu dalam melakukan perbaikan.
2.1.1.1.9 Carrier Roller
Carrier roller digunakan pada sistem undercarriage pada sejumlah mesin
untuk menahan berat track antara idler dan sprocket. Carrier roller juga
menghaluskan gerakan track bagian atas dan meningkatkan jarak antara track
roller dan frame.

Gambar 23. Carrier roller Assembly Gambar 13.21 Carrier roller


Carrier roller umumnya memiliki konstruksi single flange. Carrier
roller harus sejajar dengan sprocket dan front idler. Carrier roller berputar pada
dua buah roller bearing yang terpisah. Terdapat floating duo cone seal untuk
mencegah kebocoran oil pada sisi bagian roller. Sebuah O-ring seal pada cover
penyekat oil pada ujung roller yang lainnya.
2.1.1.1.10 Sprocket

Fungsi sprocket assembly adalah untuk meneruskan tenaga dari final


drive menuju bushing track link.

Gambar 24. Sprocket assembly Gambar 13.23 Segmen sprocket


Gigi-gigi sprocket bekerja dengan menarik track bushing dan
menggerakkan track group sehingga machine bergerak. Permukaan sprocket rim
memiliki kekerasan tinggi dan ke- tahanan terhadap keausan. Machine produk
terbaru menggunakan sprocket tipe segment yang dibautkan ke rim final drive.
sedangkan machine yang model lama masih menggunakan sebuah sprocket yang
utuh dan dibautkan atau dilas pada rim.
2.1.1.1.11 Idler

Idler berfungsi untuk memandu track keluar dan masuk ke track roller,
menahan se- bagian beban machine dan komponen yang memungkinkan
kekencangan track dikontrol.

Gambar 25. Idler assembly Gambar 13.25 Desain indler

Undercarriage dengan Elevated sprocket memiliki dua idler yang berada


pada bagian dan belakang machine. Undercarriage dengan oval track hanya
memiliki satu idler yang ada pada bagian depan machine.
2.1.1.1.12 Track Link Assembly

Gambar 26. Track Link Assembly


Track link assembly yang terdiri dari link kiri dan kanan, yang
merupakan gabungan dari komponen yang telah dibahas diatas, terdiri dari pin
dan bushing yang tergabung pada pada masing-masing track link. Masing-
masing track section digabungkan membentuk link assembly dan diatas link
assembly diikatkan track shoes dengan baut sehingga menghasilkan track group.
2.1.7 Kabin
Kabin adalah rungana atau tempat pengemudi untuk mengoperasikan
kendaraan alat berat. Dalam pembuatan kabin harus sesuai dengan struktur
keamanan. Ada 3 struktur keamanan yang umum digunakan, yaitu ROPS, FOPS
dan OPG.

2.1.1.1 ROPS (Rollover Protection Structure)


ROPS merupakan struktur keamanan yang paling umum digunakan pada
alat berat. ROPS merupakan struktur keselamatan alat berat yang dapat
melindungi operator dari resiko terguling. Alat berat kerap bekerja di area-area
yang curam dan labil sehingga sangat umum terjadi alat berat terguling.

Desain ROPS merupakan side bar dari pipa yang terbuat dari campuran
besi dan baja, mampu melindungi operator dari benturan keras pada kabin pada
kelima sisinya (depan, belakang, kiri, kanan dan atas).

Gambar 27. Rollover Protection Structure

Suatu desain ROPS pada alat berat harus melewati serangkaian pengujian
yang ekstrim seperti uji tabrak dan guling pada suhu yang rendah, dimana pada
suhu rendah, struktur logam menjadi lebih rapuh.
2.1.1.2 FOPS (Falling Object Protection Systems)
Benturan pada kabin alat berat bukan hanya terjadi akibat tumbukan alat
berat terhadap suatu benda keras dan besar namun bisa juga diakibatkan
jatuhnya suatu benda berat menimpa kabin alat berat. Jika ROPS melindungi
operator pada titik-titik kritis di 5 sisi, maka FOPS berfungsi melindungi
operator dari sisi atas.

Bagian atap dari alat berat harus mampu menahan beban berat yang jatuh
secara tiba-tiba. Untuk itu, bagian atap (plafon) dari alat berat dilengkapi dengan
‘jaring-jaring’ yang terbuat dari plat tebal yang disusun berjajar dan bertumpu
pada bar -bar ROPS sehingga mampu menahan atap dari ‘impact’ yang
ditimbulkan benda tersebut.

Gambar 28. Falling Object Protection Systems

Struktur FOPS ini sangat umum ditemukan pada alat-alat berat yang
bekerja dengan beban berat pada ketinggian, seperti dump truck, excavator dan
crane.

2.1.1.3 OPG (Occupant Protection Guards)


Tumbukan benda keras dan berat juga sangat mungkin terjadi pada
bagian depan dari kabin. Kabin alat berat yang mayoritas terbuat dari kaca
sangat rentan mengalami tumbukan dari arah depan.

Pekerjaan-pekerjaan di sektor forestry yang banyak mengangkat dan


memindahkan batang kayu yang sangat mungkinkan menimbulkan ayunan dari
batang kayu yang gerakannya tidak terkontrol.
Untuk itu pada alat-alat berat yang bekerja di sektor forestry, kita dapat
dengan mudah menemukan OPG ini berupa batang-batang besi yang disusun
saling berikatan satu dengan yang lain dan dipasang pada frame dari kaca alat
berat.

Gambar 29. Occupant Protection Guards

Berbeda dengan ROPS dan FOPS yang merupakan standar keamanan


yang sudah terpasang pada setiap alat berat yang keluar pabrik, OPG bersifat
opsional.

Biasanya pabrikan menyerahkan kepada dealer untuk mempersiapkan


dan memasang OPG jika ada permintaan customer. Biaya OPG ini merupakan
biaya tersendiri yang tidak termasuk harga pembelian unit alat berat.

2.1.8 Swing Drive


Diagram alir Swing Device
Gambar 30. Diagram alir Swing Device
2.1.8.1 Hydraulic Motor
Hydraulic Motor adalah sebuah actuator mekanik yang mengkonversi
aliran dan tekanan hidrolik menjadi torsi atau tenaga putaran. Hydraulic motor
memiliki cara kerja yang berlawanan dengan pompa dimana Pompa merubah
gerak mekanis (Putaran) menjadi gerak hidrolis sedangkan motor merubah gerak
hidrolis menjadi gerak mekanis(Putaran). Hydraulic motor yang digunakan pada
swing device excavator keihatsu 921 C adalah axial hydraulic piston motor.
Gambar 31. Sketsa Axial hydraulic piston motor

Axial Hydraulic Piston motor tersusun atas beberapa piston yang


terpasang sejajar terhadap sumbu putar. Piston akan terdorong keluar dari
cylinder block ketika zat cair disalurkan melalui sisi inlet yang masuk ke
cylinder block, sehingga akan berakibat cylinder block berputar seiring dengan
piston menggerakan drive shaft kemudian oli akan terdorong keluar melalui sisi
outlet. Jumlah torsi yang dihasilkan oleh motor dipengaruhi tekanan dari oli dan
sudut dari swash plate.

2.1.8.2 Swing Brake

Pada swing brake menggunakan hydraulic brake system dimana oli


bertekanan berfungsi untuk mendisengagekan ataupun menengagekan clutch
yang terdiri dari disc dan plate yang saling bersingungan.

2.1.8.3 Swing Brake Lock


Pada swing motor excavator keihatsu 921 C menggunakan spring loaded
I untuk hydraulic brake-nya. Cara kerja Swing brake pada saat engaged, Spring
yang terpasang pada brake piston menekan disc dan plate yang mana gigi-gigi
gear pada plate terhubung dengan gigi gear pada cylinder block. Sehingga disc
dan plate yang saling bersinggungan (engaged) akan menguci cylinder block
sehingga tidak mengalami putara

Gambar 32. Skema kerja engaged swing brake


2.1.8.4 Swing Brake Release

Cara kerja swing brake disengaged. Saat aliran dari pilot yang
masuk dari port SH akan menekan Check valve(Brake release valve)
sehingga aliran oli dapat masuk ke brake piston chamber dimana oli akan
mengangkat brake piston sehingga disc dan plate dapat relase.

Gambar 33. Skema kerja disengaged swing brake

2.1.8.5 Swing Reducer


Swing reducer pada excavator keihatsu 921 C menggunakan sistem
planetary gear. Planetary gear terbagi menjadi tiga elemen utama, yaitu
Sun gear, Planetary Carrier dan Ring gear.

Gambar 34. Single pinion type


Speed ratio dari gear penggerak dengan gear yang digerakkan
adalah tergantung jumlah gigi dari masing-masing gear. Kebanyakan
pemakaian dari planetary gear sistem terdapat pada sistem yang
membutuhkan torsi yang besar dimana untuk torsi dan putarannya dapat
diubah bervariasi dalam berbagai tingkatan pada planetary gear sistem.
2.1.8.6 Planetary gear pada swing reducer

Excavator keihatsu 921 C menggunakan 2 buah single pinion type


yang disusun bertingkat. Sun gear tingkat pertama yang berhubungan
dengan output shaft dari hydraulic motor (swing motor) akan
menggerakan planet gear yang berjumlah 3 buah dimana pada masing-
masing planet gear bersatu dengan carriernya, pada carrier tingkat
pertama terdapat gear yang bersinggungan dengan sun gear kedua,
sehingga putaran yang sudah direduksi pada tingkat pertama akan
diteruskan menuju sun gear tingkat kedua, pada tingkat ini putaran yang
direduksi ditingkat pertama mengalami reduksi kembali. Carrier pada
planet gear tingkat kedua ini berhubungan dengan shaft output dari swing
device dan ring gear yang ditahan (Housing swing reducer). Putaran yang
telah direduksipada tingkat pertama dan tingkat kedua kemudian
diteruskan oleh output shaft swing device.

Sha
Main
ft
Gear

Gambar 35. Sketsa Swing reduction gear pada swing


device

2.1.8.7 Valve
Untuk mencegah Swing device agar tidak bermasalah dan menghindari
rusaknya komponen-komponenya, maka pada swing device menggunakan
beberapa valve yaitu Relief valve, Make up valve, Anti- Reverse valve, Parking
brake dan Brake release valve. Relief valve berfungsi mengatur tekanan pada oli
yang akan menuju swing motor, Make up valve menggunakan sistem kerja
check valve yang hanya mengalirkan aliran satu arah saja, make up valve pada
swing motor bertujuan untuk menghindari adanya kekosongan ruang pada swing
motor yang dapat menyebabkan kavitasi, Anti-reverse valve merupakan valve
yang berguna sebagai safety valve ketika unit berhenti melakukan swing. Sistem
kerja brake valve sama dengan make up valve yaitu mengisi kekosongan fluida
pada aliran keswing motor,Parking brake dan brake release valve berfungsi
untuk enggaged dan disengaged clutch dan disk pada swing brake.

2.1.9 Engine/Hidraulic Control

Gambar 36. Engine Alat Berat

Engine atau hydraulic control merupakan salah satu komponen excavator


yang berfungsi sebagai tempat mesin dan hydraulic pump excavator. Engine
sebagai penggerak track agar excavator dapat bergerak. Engine adalah suatu alat
yang memiliki kemampuan untuk merubah energi panas yang dimiliki oleh
bahan bakar menjadi energi gerak. Berdasarkan fungsinya engine pada biasa
digunakan sebagai sumber tenaga atau penggerak utama (prime power) pada
machine, genset, kapal (marine vessel) ataupun berbagai macam peralatan
industri. Engine pada bab ini lebih mengkhususkan pada internal combustion
engine jenis diesel, karena lebih banyak digunakan pada alat berat dibanding
jenis motor bensin.

Sementara itu, ini terletak dibelakang body alat berat (excavator), yang
berfungsi untuk sebagai tempat / wadah meletakkan engine (mesin) dan
perangkat pompa hidrolis (hidraulic pump). Mekanisme dari pompa hidrolik ini
yakni merubah energi listrik (motor listrik) atau panas (motor bakar), menjadi
energi mekanik yang kemudian digunakan untuk menghisap cairan hidrolik.
Pompa hydraulic atau hidrolik merupakan salah satu komponen yang dianggap
vital bagi perangkat sistem hidrolik. Fungsi pompa hydraulic sebagai pengubah
fluida untuk diubah menjadi energi untuk menggerakkan aktuaktor, berguna
melakukan suplai dan mentransfer tekanan hidrolik dalam menggerakan power
cylinder.

2.1.10 Counterweight

Gambar 37. Counterweight

Counterweight merupakan salah satu komponen yang berperan cukup


penting pada alat berat (excavator) yang dimana berfungsi sebagai penyeimbang
beban berat crane dari excavator sehingga tidak akan terguling ketika bucket
membawa beban yang besar dan tentunya memberikan stabilitas pada saat
mengangkat.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk
melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah, konstruksi jalan,
konstruksi bangunan, perkebunan, dan pertambangan. Alat berat memiliki
banyak komponen seperti bucket, buket cylinder, bom cylinder, tracker, kabin,
swing Drive, engine hidrolis Control, valve, counterweight. Masing masing
komponen pada alat berat memiliki fungsi dan cara kerjanya masing masing.

3.2 Saran
Jenis dari alat berat bermacam-macam dan penggunaannya sesuai dengan
kebutuhan. Maka dari itu masih banyak kekurangan dari komponen yang belum
dicantumkan. Penulis memberikan saran kepada pembaca yang lainnya, apabila
menemukan kekurangan untuk diperbaiki.
DAFTAR PUSTAKA
Siswanto, Budi Tri, 2003. Diktat Mata Kuliah Alat Berat. Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Anda mungkin juga menyukai