Anda di halaman 1dari 5

NAMA

: DIBY KRISTRIA

NIM

: 710016067

KELAS

: 2 TAMBANG

Sejarah Penemuan Excavator


Pertama di Dunia Pengertian Excavator Excavator adalah sebuah jenis alat berat
yang terdiri dari mesin di atas roda khusus yang dilengkapi dengan lengan (arm) dan alat
pengeruk (bucket) yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan berat berupa penggalian
tanah yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh tangan manusia. Pengertian ini
didasarkan dari asal-usul excavator yang diciptakan sebagai alat penggali tanah untuk
membangun rel kereta api, serta dari kata excavation yang berasal dari bahasa Inggris
yang berarti pengggalian atau mesin penggali.

Pengalihan Bahasa Dalam bahasa Indonesia excavator disebut sebagai ekskavator.


Namun dalam proyek-proyek kontruksi dan pertambangan di Indonesia, excavator lebih
sering disebut Bego atau Beko, walaupun sebenarnya excavator bukan berarti bego.
Istilah bego berasal dari bahasa Inggris dari kata Backhoe, yaitu excavator mini yang
ditempelkan pada bagian belakang mesin traktor atau biasa disebut backhoe loader.
Backhoe Loader merupakan gabungan antara excavator dan wheel loader.

Pengertian backhoe/bego/beko
Disebut backhoe (aktor belakang) karena excavator mini ini terletak pada bagian
belakang mesin traktor. Misalnya pada backhoe loader, excavator mini ini ditempelkan pada
bagian belakang tracktor loader atau wheel loader (pemuat beroda ban) dan memiliki peran
sebagai alat kerja yang terletak di bagian belakang. Pada awalnya backhoe loader ini
digunakan untuk peralatan di lahan pertanian di Amerika Serikat. Sedangkan excavator
(ekskavator) merupakan unit tersendiri yang memiliki peran pokok sebagai alat utama untuk
pekerjaan penggalian tanah.

Sejarah penciptaan awal


Excavator pertama kali diciptakan pada tahun 1835 oleh seorang pemuda berusia 22
tahun bernama William Smith Otis, yang merupakan seorang ahli mekanik asal Amerika
Serikat. William Smith Otis adalah anak dari pasangan Isaac Otis dan Tryphena Hannah
Smith yang lahir pada tanggal 20 september 1813 di Pelham, Massachussetts, USA. William
memulai karyanya sejak berusia 20 tahun dimana pada waktu itu dia mulai menunjukkan
kecerdasannya.

Eksperimen pertama
Pada tahun 1935 ketika bekerja di perusahaan Carmichael and Fairbanks yang
bergerak di bidang pekerjaan sipil, William menggunakan excavator hasil ciptaannya untuk
penggalian rel kereta api mulai dari Norwich ke Worcester.
Pada waktu itu excavator pertama tersebut hanya dilengkapi bucket (alat keruk)
yang ditarik oleh rantai dan seling, serta digerakkan oleh mesin uap dan hanya bisa
berputar sejauh 90 derajat. Namun sayangnya excavator tersebut rusak berantakan ketika
mencapai putaran 90 derajat saat sedang melakukan penggalian.
Untuk menyempurnakan karya ini William Smith Otis pindah ke Philadelphia. Dia
berusaha meyakinkan Joseph Harrison, seorang manajer operasional perusahaan Garrett

and Eastwick untuk membangun model excavator pra-industri pada tahun 1836, dan
usahanya berhasil.

Hak cipta pertama


Pada tanggal 15 maret 1836 William menerima hak patent atas penemuan excavator
ini. Namun sayangnya kejadian insiden serupa terulang lagi. Pada tahun 1838 terjadi
kesalahan pada spesifikasi teknik sehingga excavator terbakar dan hancur. Hak patent atas
penemuan excavator yang telah diraih dengan susah payah oleh William Smith Otis
berakhir pada tanggal 27 oktober 1838.

Pengukuhan hak cipta


Namun berikutnya pada tanggal 24 februari 1839, patent dengan nomor 1089 telah
resmi memperoleh validitas. Excavator hasil karya William Smith Otis secara resmi diakui
dengan sebutan The Crane- dredge for excavation and earth removals (Kren penggali dan
pemindah tanah) dan secara resmi merupakan excavator yang pertama kali ada di muka
bumi.

Spesifikasi pertama
Excavator pertama ini memiliki spesifikasi bucket (alat keruk) 1,15 meter kubik
dengan kemampuan produktivitas menggali tanah sebanyak 64 meter kubik per jam.
Excavator tertua di dunia ini hanya mampu berputar sejauh 90 derajat dan hanya bisa
berjalan di atas rel kereta api yang dimotori oleh mesin uap. Serta hanya dilengkapi seling
sebagai penarik alat kerja (bucket/ember).

Kepergian sang penemu


Pada tanggal 13 november 1839, William Smith Otis sang penemu excavator ini
meninggal dunia pada usia ke 26 tahun. Pada tahun 1940 tercatat ada 7 unit excavator di
dunia dan merupakan excavator pertama dalam sejarah yang diciptakan oleh William Smith
Otis. Semua hak patent hasil karyanya beralih ke istrinya, Ellizabeth.

Karya besar William Smith Otis telah berkembang hingga saat ini dan telah
dimanfaatkan untuk pembangunan bagi umat manusia di seluruh penjuru dunia.

Perkembangan teknologi modern


Seiring perkembangan jaman, kebutuhan peralatan berat untuk pembangunan
kontruksi dan pertambangan semakin komplek, sehingga manusia merancang excavator
menjadi semakin sempurna. Pada awalnya fungsi excavator hanyalah sebagai alat penggali
tanah yang berjalan di atas rel kereta api dan hanya dimotori oleh mesin uap serta
menggunakan sistem manual berupa seling dan rantai untuk menggerakkan bucket (alat
kerja/alat keruk), dan hanya bisa berputar sejauh 90 derajat.
Namun kini excavator menggunakan sistem teknologi canggih dan memiliki multi
fungsi sebagai alat berat serbaguna yang dilengkapi mesin modern dengan tenaga hidrolik,
bisa berputar sejauh 360 derajat tanpa berhenti dan mampu bekerja di atas air.

Kehebatan excavator
Excavator memiliki kehebatan yang luar biasa jika dibandingkan dengan segala jenis
alat berat yang ada di planet bumi. Excavator mampu menyelesaikan pekerjaan berat yang
tidak bisa dilakukan oleh alat berat lain, bekerja di atas air, bekerja di atas bebatuan,
serta tangguh bekerja di segala medan berat dengan cepat dan menjadi aktor utama dalam
pekerjaan proyek raksasa seperti pertambangan. Selain itu excavator juga bisa digunakan
sebagai alat pemecah batu yang dilengkapi dengan palu pemukul (breaker).

Excavator terbesar di dunia


Pada tahun 1978, Jerman menciptakan excavator terbesar di dunia yang dinamakan
Bagger 288. Monster raksasa ini berbobot 13.500 ton dengan panjang 240 meter serta
tinggi 96 meter dan lebar 46 meter. Excavator gila ini digunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan overburden dan extrations, misalnya menggali deposit mineral raksasa seperti
batubara, menggali saluran pipa gas bawah tanah, pipa minyak, kabel komunikasi, penyulingan
air dan pusat pipa pemanas.

Di Indonesia Bagger 288 hanya ada di PT. Freeport Indonesia Inc. yang terletak di
provinsi Papua dan digunakan untuk menyelesaikan penambangan emas terbesar di planet
bumi. Bagger 288 memiliki 10 bucket (alat keruk) dan masing-masing bucket berkapasitas
6,6 meter kubik. Excavator raksasa ini memiliki kemampuan menggali tanah sebanyak
240.000 meter kubik perhari dan cukup untuk mengisi semangkok lapangan sepakbola
dengan tanah setinggi gedung berlantai 10 hanya dalam waktu sehari.

Pabrik Excavator di Indonesia


Saat ini ada tiga pabrik excavator di Indonesia dan sekaligus merupakan distributor
terbesar untuk alat- alat berat di Indonesia.
* PT. Trakindo Utama memproduksi peralatan berat dengan merk Caterpillar.
* PT. United Tractors Tbk memproduksi peralatan berat dengan merk Komatsu.
* PT. Hexindo Adiperkasa Tbk memproduksi peralatan berat dengan merk Hitachi.
Bukan hanya excavator, ketiga pabrik raksasa alat berat ini juga memproduksi
berbagai jenis dan ukuran peralatan berat yang mampu menyuplai kebutuhan alat-alat berat
di pertambangan raksasa batubara dan emas di luar jawa dan juga menyuplai proyek-proyek
kontruksi di seluruh Indonesia. Berawal dari sebuah excavator kuno yang diciptakan oleh
William Smith Otis pada tahun 1835, saat ini ada jutaan excavator dari berbagai model dan
ukuran yang tersebar di seluruh penjuru dunia dan digunakan untuk merobek bumi.
********************************************************************************

Anda mungkin juga menyukai