DISUSUN OLEH :
NIM : 1731310115
BAB 2
ISI
2.1 Sejarah
Excavator pertama kali diciptakan pada tahun 1835 oleh seorang pemuda berusia 22 tahun
bernama William Smith Otis, yang merupakan seorang ahli mekanik asal Amerika Serikat.
William Smith Otis adalah anak dari pasangan Isaac Otis dan Tryphena Hannah Smith yang lahir
pada tanggal 20 september 1813 di Pelham, Massachussetts, USA. William memulai karyanya
sejak berusia 20 tahun dimana pada waktu itu dia mulai menunjukkan kecerdasannya.
EKSPERIMEN PERTAMA
Pada tahun 1935 ketika bekerja di perusahaan “Carmichael and Fairbanks” yang bergerak di
bidang pekerjaan sipil, William menggunakan excavator hasil ciptaannya untuk penggalian rel
kereta api mulai dari Norwich ke Worcester.
Pada waktu itu excavator pertama tersebut hanya dilengkapi bucket (alat keruk) yang ditarik oleh
rantai dan seling, serta digerakkan oleh mesin uap dan hanya bisa berputar sejauh 90 derajat.
Namun sayangnya excavator tersebut rusak berantakan ketika mencapai putaran 90 derajat saat
sedang melakukan penggalian.
Untuk menyempurnakan karya ini William Smith Otis pindah ke Philadelphia. Dia berusaha
meyakinkan Joseph Harrison, seorang manajer operasional perusahaan “Garrett and Eastwick”
untuk membangun model excavator pra-industri pada tahun 1836, dan usahanya berhasil.
Pada tanggal 15 maret 1836 William menerima hak patent atas penemuan excavator ini. Namun
sayangnya kejadian insiden serupa terulang lagi. Pada tahun 1838 terjadi kesalahan pada
spesifikasi teknik sehingga excavator terbakar dan hancur. Hak patent atas penemuan excavator
yang telah diraih dengan susah payah oleh William Smith Otis berakhir pada tanggal 27 oktober
1838.
PENGUKUHAN HAK CIPTA
Namun berikutnya pada tanggal 24 februari 1839, patent dengan nomor 1089 telah resmi
memperoleh validitas. Excavator hasil karya William Smith Otis secara resmi diakui dengan
sebutan “The Crane-dredge for excavation and earth removals” (Kren penggali dan pemindah
tanah) dan secara resmi merupakan excavator yang pertama kali ada di muka bumi.
SPESIFIKASI PERTAMA
Excavator pertama ini memiliki spesifikasi bucket (alat keruk) 1,15 meter kubik dengan
kemampuan produktivitas menggali tanah sebanyak 64 meter kubik per jam. Excavator tertua di
dunia ini hanya mampu berputar sejauh 90 derajat dan hanya bisa berjalan di atas rel kereta api
yang dimotori oleh mesin uap. Serta hanya dilengkapi seling sebagai penarik alat kerja
(bucket/ember).
KEPERGIAN SANG PENEMU
Pada tanggal 13 november 1839, William Smith Otis sang penemu excavator ini meninggal
dunia pada usia ke 26 tahun. Pada tahun 1940 tercatat ada 7 unit excavator di dunia dan
merupakan excavator pertama dalam sejarah yang diciptakan oleh William Smith Otis. Semua
hak patent hasil karyanya beralih ke istrinya, Ellizabeth.
Karya besar William Smith Otis telah berkembang hingga saat ini dan telah dimanfaatkan untuk
pembangunan bagi umat manusia di seluruh penjuru dunia.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MODERN
Seiring perkembangan jaman, kebutuhan peralatan berat untuk pembangunan kontruksi dan
pertambangan semakin komplek, sehingga manusia merancang excavator menjadi semakin
sempurna. Pada awalnya fungsi excavator hanyalah sebagai alat penggali tanah yang berjalan di
atas rel kereta api dan hanya dimotori oleh mesin uap serta menggunakan sistem manual berupa
seling dan rantai untuk menggerakkan bucket (alat kerja/alat keruk), dan hanya bisa berputar
sejauh 90 derajat.
Namun kini excavator menggunakan sistem teknologi canggih dan memiliki multi fungsi sebagai
alat berat serbaguna yang dilengkapi mesin modern dengan tenaga hidrolik, bisa berputar sejauh
360 derajat tanpa berhenti dan mampu bekerja di atas air.
KEHEBATAN EXCAVATOR
Excavator memiliki kehebatan yang luar biasa jika dibandingkan dengan segala jenis alat berat
yang ada di planet bumi. Excavator mampu menyelesaikan pekerjaan berat yang tidak bisa
dilakukan oleh alat berat lain, bekerja di atas air, bekerja di atas bebatuan, serta tangguh bekerja
di segala medan berat dengan cepat dan menjadi aktor utama dalam pekerjaan proyek raksasa
seperti pertambangan. Selain itu excavator juga bisa digunakan sebagai alat pemecah batu yang
dilengkapi dengan palu pemukul (breaker).
Pada tahun 1978, Jerman menciptakan excavator terbesar di dunia yang dinamakan Bagger 288.
Monster raksasa ini berbobot 13.500 ton dengan panjang 240 meter serta tinggi 96 meter dan
lebar 46 meter. Excavator gila ini digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan overburden dan
extrations, misalnya menggali deposit mineral raksasa seperti batubara, menggali saluran pipa
gas bawah tanah, pipa minyak, kabel komunikasi, penyulingan air dan pusat pipa pemanas.
Di Indonesia Bagger 288 hanya ada di PT. Freeport Indonesia Inc. yang terletak di provinsi
Papua dan digunakan untuk menyelesaikan penambangan emas terbesar di planet bumi. Bagger
288 memiliki 10 bucket (alat keruk) dan masing-masing bucket berkapasitas 6,6 meter kubik.
Excavator raksasa ini memiliki kemampuan menggali tanah sebanyak 240.000 meter kubik
perhari dan cukup untuk mengisi semangkok lapangan sepakbola dengan tanah setinggi gedung
berlantai 10 hanya dalam waktu sehari.
Saat ini ada tiga pabrik excavator di Indonesia dan sekaligus merupakan distributor terbesar
untuk alat-alat berat di Indonesia.
Berawal dari sebuah excavator kuno yang diciptakan oleh William Smith Otis pada tahun 1835,
saat ini ada jutaan excavator dari berbagai model dan ukuran yang tersebar di seluruh penjuru
dunia dan digunakan untuk merobek bumi.
2.2 Pengertian
Ekskavator atau excavator (Mesin pengeruk) adalah salah satu alat berat yang terdiri dari mesin di atas roda
khusus yang dilengkapi dengan lengan (arm), alat pengeruk (bucket), keranjang dan rumah rumah dalam
sebuah wahana putar dan digunakan untuk penggalian (akskavasi). Biasanya digunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan berat berupa penggalian tanah yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh tangan manusia.
Pengertian ini didasarkan dari asal-usul excavator yang diciptakan sebagai alat penggali tanah untuk
membangun rel kereta api, serta dari kata “excavation” yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti
“pengggalian” atau mesin penggali.
Di Indonesia, excavator lebih sering disebut Bego atau Beko, namun sebenarnya excavator bukan berarti
bego. Kata bego berasal dari bahasa Inggris dari kata “Backhoe”, yaitu excavator mini yang ditempelkan pada
bagian belakang mesin traktor, seperti backhoe loader atau mesin traktor lainnya.
Rumah rumah diletakan diatas kereta bawah yang dilengkapi Roda rantai atau Roda. Ekskavator kabel
menggunakan Winch dan Tali besi untuk bergerak. Ekskavator kabel adalah perkembangan alami dari
Penggaruk Uap dan sering disebut Power shovel. Semua gerakan dan fungsi dari ekskavator hidrolik
menggunakan aksi cairan hidrolik , dengan silinder hidrolik dan motor hidrolik. Dikarenakan pengaktifan secara
linear oleh silinder hidrolik, maka mode operasi mereka berbeda dengan ekskavator kabel. http://alat-
berat07.blogspot.com/2015/08/pengertian-tipe-dan-penggunaan-excavator.html
2.3 Jenis Ekskavator
Untuk membandingkan kemampuan dari hydraulic excavator, dulu berorientasi pada
kapasitas bucket (bucket capacity). Sedangkan pada saat ini, untuk membandingkannya
berdasarkan berat operasi dari mesin (operating weight).
Product hydraulic excavator, bila kita lihat dari berat operasinya maka dapat digolongkan
kedalam 4 (empat) kelompok yaitu ;
1. Bucket
2.
3. Bucket Cylinder
4. Arm
5. Arm Cylinder
6. Boom
7. Boom Cylinder
2.5 Fungsi
Fungsi Ekskavator adalah digunakan untuk penggalian tanah dapat juga di gunakan
sebagai alat pengangkut material ke dalam truck, yang terdiri dari batang, tongkat,
keranjang dan rumah rumah dalam sebuah wahana putar.
Pada keadaan tertentu excavator dapat juga digunakan untuk mengerjakan hal lain yang
sifatnya bukan sebagai pekerjaan utama dari alat tersebut. [1]
http://www.fungsiklopedia.com/fungsi-ekskavator/
Ekskavator digunakan dalam banyak cara:
2.6 Pengoperasian
Power shovel dan backhoe yang termasuk dalam alat penggali hidrolis memiliki bucket yang
dipasangkan di depannya. Alat penggeraknya traktor dengan roda ban atau crawler.
Backhoe bekerja dengan cara menggerakkan bucket ke arah bawah dan kemudian
menariknya menuju badan alat. Sebaliknya front shovel bekerja dengan cara
menggerakkan bucket ke arah atas dan menjauhi badan alat.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa backhoe menggali material yang berada di bawah
permukaan di mana alat tersebut berada, sedangkan front shovel menggali material di
permukaan dimana alat tersebut berada.
Backhoe
Front shovel digunakan untuk menggali material yang letaknya di atas permukaan di mana
alat tersebut berada. Alat ini mempunyai kemampuan untuk menggali material yang keras.
Jika material yang akan digali bersifat lunak, maka front shovel akan mengalami kesulitan.
Dengan demikian, waktu penggalian dapat menjadi lebih lama. Sarna halnya dengan kondisi
di mana permukaan material yang akan digali lebih tinggi dari ketinggian minimum yang
diperbolehkan untuk mengisi bucket. Maka dari itu ada faktor pengali untuk ketinggian
penggalian dan pengaruh sudut putaran yang harus diperhitungkan dalam menentukan
produktivitas front shovel.
Kriteria Pemilihan Front Shovel
Dalam memilih front shovel sebagai alat penggali, ada beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan. Pertama adalah biaya penggalian. Biaya penggalian tergantung pada
besarnya pekerjaan, biaya yang harus dikeluarkan untuk mengangkut front shovel ke
proyek, dan biaya langsung. Kedua adalah kondisi pekerjaan. Kondisi pekerjaan di lapangan
akan menentukan pemilihan jumlah dan kapasitas alat. Pekerjaan penggalian material keras
akan lebih mudah dilakukan oleh front shovel dengan bucket yang besar, sama halnya
dengan penggalian material hasil peledakan.
Jika pekerjaan harus dilakukan pada waktu yang relatif singkat, maka dapat digunakan
beberapa front shovel kecil atau satu front shovel besar. Kapasitas alat pengangkutan yang
tersedia juga dapat mempengaruhi pemilihan besarnya front shovel yang akan dipakai.
Teknik Penggalian
Tahapan penggalian dengan menggunakan front shovel meliputi gerakan lengan, boom dan
bucket. Boom digerakkan naik dan turun jika diperlukan. Setelah bucket terisi, baru struktur
atas berputar pada slewing ringnya. Pada proses ini alat sebisa mungkin tidak berpindah.
Langkah-langkah pekerjaannya adalah sebagai berikut :
Pada pengoperasian clamshell perlu diperhatikan bahwa penggalian tergantung pada berat
bucket serta kapasitas mesin seperti yang telah dijelaskan di atas. Selain itu panjang rantai
akan mempengaruhi kedalaman penggalian. Sedangkan jangkauan clamshell akan
tergantung
pada panjang boom. Untuk memaksimalkan daya angkat clamshell maka boom yang
digunakan sependek mungkin. Hal ini erat kaitannya dengan kestabilan alat. Semakin
panjang boom maka alat akan semakin tidak stabil yang pada akhirnya akan menurunkan
daya angkat alat. Daya angkat clamshell juga dapat ditingkatkan dengan memperkecil
sudut swing.
Pada umumnya waktu siklus clamshell didapat dari hasil perkiraan berdasarkan
pengalaman. Siklus kerja clamshell meliputi kegiatankegiatan pengisian (filling) bucket,
pengangkatan bucket penuh, berputar, dan pembongkaran (dumping). Secara lebih detail,
cara kerja clamshell pada saat pengisian bucket adalah sebagai berikut :
1. a) Bucket digantungkan pada kepala crane melalui hoist cable.
2. b) Kemudian tag cable dilepas.
3. c) Bucket turun karena beratnya sendiri dan rahangnya membuka.
4. d) Untuk mengisi bucket, rahang ditutup dengan menarik tag cable.
2.7 Penghitungan
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekskavator
http://eprints.polsri.ac.id/
Andi Tenrisuki Pemindahan Tanah Mekanis 2003 Gunadarma