Anda di halaman 1dari 64

LATAR BELAKANG SMKP MINERBA

Disampaikan Pada Diklat Implementasi SMKP Angkatan IV 18 November 2019

DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA


DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA
DIREKTORAT JENDERAL
MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Kondisi Kinerja Keselamatan Pertambangan

Sumber : Data KESDM terhadap pemegang PKP2B, KK, IUP PMA, IUP BUMN, dan IUP OP Khusus Pengolahan dan/atau Pemurnian per 31 Oktober
2019
Kondisi Kinerja Keselamatan Pertambangan
TINGKAT KEKERAPAN (FREQUENCY RATE)
TAHUN 2012 S.D 2019

0,40

0,35
FREQUENCY RATE (FR)

0,34
0,31
0,30 0,30

0,25
0,22 0,22
0,20
0,19
0,17
0,15 0,14

0,10

0,05

0,00
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Frequency Rate 0,34 0,31 0,22 0,22 0,30 0,19 0,17 0,14

Sumber : Data KESDM terhadap pemegang PKP2B, KK, IUP PMA, IUP BUMN, dan IUP OP Khusus Pengolahan dan/atau Pemurnian per 24 Oktober 2019
Kondisi Kinerja Keselamatan Pertambangan
TINGKAT KEPARAHAN (SEVERITY RATE)
TAHUN 2012 S.D 2019

450,00

400,00 404,21

350,00
SEVERITY RATE (SR)

300,00
272,68
250,00 248,94
241,59 236,04

200,00

150,00
130,64 127,32 127,97

100,00

50,00

0,00
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Severity Rate 248,94 404,21 272,68 241,59 236,04 130,64 127,32 127,97

Sumber : Data KESDM terhadap pemegang PKP2B, KK, IUP PMA, IUP BUMN, dan IUP OP Khusus Pengolahan dan/atau Pemurnian per 24 Oktober 2019
Analisis Kecelakaan Tambang Tahun 2019
Jenis Izin Hari Terjadinya Kecelakaan

Senin Rabu
12% 12%
22%
17%

Owner Kontraktor 35% Kamis Jumat


12%
78% 12%

Sabtu Minggu

Pengalaman Kerja Waktu Kecelakaan

6%
00.00 s.d. 06.00
17% 0 s.d. 3 tahun 11%

06.00 sd. 12.00


50% 3 s.d. 5 tahun
33%
50%
33% 12.00 s.d. 18.00
> 5 tahun
18.00 s.d. 24.00
Analisis Kecelakaan Tambang Tahun 2019
Lokasi Kecelakaan Jabatan Korban Kecelakaan

Tambang Permukaan Operator

Crew Tambang
Tambang Bawah Tanah

11% 6% Mekanik
6% 11%
Jalan 6%
6% 6%
33% Crew Smelter
6%

Pengolahan 22%
5% Helper

5%
Pelabuhan Pengawas
28% 6%
17% 17%
6%
Driver Dump Truck
Kapal Isap/Kapal Keruk
6%

Electrician
Gudang (Warehouse)

Security

Laut
Crew Kapal Keruk/Isap
Analisis Kecelakaan Tambang Tahun 2019

Jenis Kecelakaan
Sumber Kecelakaan

Tenggelam Lantai Kerja

Perkakas Kerja Mekanik/Elektrik


Tersengat Listrik

6% 5% 6% Alat Angkut Material


5% 11%
Terbentur 11%
5%
17% Alat Gali/Angkut/Muat

39% Terjatuh 17%

Permesinan
11%
39%
Terjepit
6% 5%
17% Material ore atau OB

Tertimbun
Kapal Isap/Kapal Keruk

Terlindas Air
Analisis Kecelakaan Tambang Berakibat Mati

Kondisi Tidak Aman Pengaman/pelindung mesin tidak lengkap Tindakan Tidak Aman Mengoperasikan alat tanpa izin

Peringatan/rambu tidak lengkap Mengoperasikan alat melebihi batas kecepatan

Lereng Kritis Menggunakan alat yang tidak lengkap

Penerangan Kurang Tidak memakai APD

Tali keselamatan tidak sesuai Membuat peralatan keselamatan tidak berfungsi

3%
3% Alat atau sistem pengaman yang tidak ada/tidak lengkap 3% 6% Tidak memasang alat pelindung
3% 13%
14% 6% 3%
7%

3% 10% Permukaan tidak rata atau berlubang Bekerja dengan posisi tidak benar
3%
3% 6% 3%
3%
3% 3%
Ruang kerja yang terbatas 6% Melayani mesin yang sedang bergerak
7%
17%
Tidak adanya akses perlintasan orang yang aman 19% Tidak mengikuti prosedur kerja
19%
20% 3% 3%
Kondisi jalan licin 8%
Mengabaikan perintah/peraturan/larangan,dll

Struktur Geologi Bekerja dengan kondisi mengantuk (fatigue)

Unit parkir di area berbahaya Memposisikan sebagian tubuh ke titik jepit

Komunikasi yang terganggu Melakukan pekerjaan pada area kritis

Jalan tidak memadai (blind spot, grade, median, dll) Mengendarai unit beriringan
Analisis Kecelakaan Tambang Tahun 2019

Faktor Pekerjaan
Faktor Pribadi

Kuantitas kepemimpinan dan pengawasan kurang

Kurang kemampuan secara fisik Kualitas kepemimpinan dan pengawasan kurang

Rekayasa kurang
Kurang kemampuan secara mental

4%
18% Pemeliharaan kurang
19%
Kurang pengetahuan

33%
Material, perkakas dan peralatan kurang

Kurang keterampilan 10% 13%

52% Standar kerja kurang


2% 2%
Stres fisik
4% 11%
7% 13% Pengadaan kurang
6% 6%
Stres mental
Pengelolaan jam kerja yang tidak baik

Pengambilan keputusan yang keliru


Komunikasi dan koordinasi kurang

Motivasi keliru Bahaya pekerjaan belum teridentifikasi dengan baik


Apa itu Sistem
?
DEFINISI
 Jogianto (2005:2), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata, seperti
tempat, benda dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.
 Indrajit (2001:2), Sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsur
keterkaitan antara satu dengan lainnya.
 Lani Sidharta (1995:9), Sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan, yang secara
bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama.
 Murdick, R. G (1991:27), Sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kumpulan atau prosedur-
prosedur atau bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan
mengoperasikan data dan/atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi
dan/atau energi dan/atau barang.
 Davis, G. B (1991:45), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang beroperai bersama-sama untuk
menyelesaikan suatu sasaran.
Apa itu Manajemen
?
DEFINISI

 sebuah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Dengan


kata lain, seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai tujuan sebuah organisasi (Mary Parker Follet).
 sebuah proses yang khas yang terdiri dari beberapa tindakan; perencanaan,
pengorganinasian, menggerakkan, dan pengawasan (George R. Terry).
 suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengawasan/ kontrol terhadap sumber daya yang ada agar mencapai tujuan
secara efektif dan efisien (Henry Fayol).
 sebuah proses perencanaan, proses organisasi, proses kordinasi, dan proses
kontrol terhadap sumber daya untuk mencapai tujuan dengan efektif dan
efisien (Ricky W. Griffin)
 sebuah keahlian yang dimiliki seseorang atau organisasi untuk
menggerakkan orang lain agar mau melakukan sesuatu (Lawrence A.
Appley)
DEFINISI

Sistem Manajemen Keselamatan


Pertambangan Mineral dan Batubara, yang
KEPDIRJEN 185.K/37.04/DJB/2019

selanjutnya disebut SMKP Minerba, adalah


bagian dari sistem manajemen perusahaan 185
secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko keselamatan tentang Juknis Pelaksanaan KP dan

pertambangan yang terdiri atas keselamatan


Pelaksanaan, Penilaian dan Pelaporan SMKP

dan kesehatan kerja pertambangan dan


keselamatan operasi pertambangan.
SEJARAH KESELAMATAN KERJA
SETELAH REVOLUSI SETELAH REVOLUSI
REVOLUSI INDUSTRI
INDUSTRI INDUSTRI

1769 1980 1990


Nasib KTA KTA
Takdir KTA

Sudah Suratan TTA


Sistem Manajemen Keselamatan

Fokus pencegahan Fokus pencegahan Pencegahan kecelakaan


kecelakaan hanya melihat mempertimbangkan adanya
pada kegagalan fungsi dari
kepada kesalahan kesalahan budaya organisasi
mesin atau proses manusia

Hollnagel (2009)
LATAR BELAKANG SMKP MINERBA
Dasar Hukum
 UU No. 1 Tahun 1970
 UU No. 13 Tahun 2003
 UU No. 4 Tahun 2009
 PP No. 19 Tahun 1973 SMKP
 PP No. 55 Tahun 2010
 Kepmen PE No. 555.K Tahun 1995 MINERBA
 Permen ESDM No. 26 Tahun 2018
 Permen ESDM No. 11 Tahun 2018
 Kepmen ESDM No 1827.K/30/MEM/2018
 Kepdirjen Minerba No. 185.K/37.04/DJB/2019

Karakteristik Pertambangan
 Padat Modal Konsep Akademis
 Padat Teknologi Pengelolaan KP
 Risiko Besar & Spesifik Membangun Budaya KP
 Dinamis (Hazard & Risiko Berpindah)
PERJALANAN PENYUSUNAN SMKP
Tim Finalisasi Draft SMKP terdiri atas:
1. Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara selaku Kepala Inspektur Tambang (Koordinator).
2. Inspektur Tambang (Fasilitator)
3. Perwakilan Manajer Keselamatan dari Perusahaan Pertambangan Minerba dan Perusahaan Jasa Pertambangan Mineral
dan Batubara;
4. Konsultan dan Trainer dari Perusahaan Jasa Konsultan dan Training Keselamatan Pertambangan;

Era Baru Pertemuan Permohonan Finalisasi dan


Pertemuan KTT
Peraturan KTT Tahun Masukan dan
Tahun 2012
Pemberlakukan
Pertambangan 2010 Tanggapan SMKP
Surat Direktur Teknik dan
Merumuskan: Lingkungan Mineral dan Pembentukan Finalisasi SMKP dan
Terbitnya:
Elemen dan Batubara selaku Kepala Tim Finalisasi Penerbitan Permen
UU 4/2009 dan Inspektur Tambang No.
Sub Elemen Draft SMKP ESDM tentang
PP 55/2010 4207/37.04/DBT/2010
SMKP 2010 Penerapan SMKP
tanggal 20 Desember 2010

Pembahasan oleh Tim Finalisasi


Draft SMKP
Terbitnya PP 50/2012 PP 19/1973 1. 13 Des 2012 (Jakarta) 10. 24 Februari 2014 (Jakarta)
2. 17-19 Jan 2013 (Bogor) 11. 3 - 5 April 2014 (Bandung)
3. 7-9 Feb 2013 (Bogor) 12. 10 April 2014 (Jakarta)
Kekhususan 4. 21-23 Feb 2013 (Bogor)) 13. 20 Juni 2014 (Bogor)
Penerapan SMK3 5. 13-16 Mar 2013 (Bandung ) 14. 15 Sept. 2014 (Jakarta)
Pertambangan & 6. 3 – 4 April 2013 (Jakarta) 15. Oktober 2014 (Jakarta)
Secara Nasional 7. 27 – 29 Nop.2013 (Jakarta)
Kewenangan ESDM 8. 12-14 Des .2013 (Bandung)
18/11/2019 9. 14-16 Feb. 2013 (Ciawi) 17 dari 9
SISTIM MANAJEMEN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN MINERALDAN
(SMKP) MINERAL DANBATUBARA
BATUBARA
Penyederhanaan Regulasi Tahap III
Sub Sektor Minerba
Manfaat dan nilai tambah
Peraturan yang Latar belakang
No Peraturan yang dihapus penghapusan/revisi peraturan bagi
menghapus penghapusan/revisi
dunia usaha
1 Permen ESDM 02 Tahun 2013 tentang Pengawasan Permen ESDM 1. Penyesuaian dengan ketentuan 1.Menyederhanakan proses
terhadap Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha No 26 Tahun 2018 UU Nomor 23 Tahun 2014, UU 4 bisnis dan rantai birokrasi
Pertambangan yang Dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsitentang Tahun 2009 dalam pelaksanaan kaidah
dan Pemerintah Kabupaten/Kota Pelaksanaan Kaidah 2. Memberikan pedoman dalam
Pertambangan Yang Baik penerapan kaidah
teknik di bidang mineral dan
2 Permen ESDM 7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Reklamasi dan Pengawasan pertambangan (good mining batubara untuk mewujudkan
dan Pascatambang pada Kegiatan Usaha Pertambangan Pertambangan Mineral practice), sesuai ketentuan PP good mining practice
Mineral dan Batubara dan Batubara Nomor 55 Tahun 2010 2.Memberikan pedoman bagi
3 Permen ESDM 38 Tahun 2014 tentang Penerapan Sistem Pemerintah dan Pemerintah
Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Daerah provinsi dalam
Batubara melaksanakan pembinaan
4 Kepmen ESDM 555.K Tahun 1995 tentang Keselamatan dan dan pengawasan di bidang
Kesehatan Kerja Pertambangan Umum mineral dan batubara
5 Kepmen ESDM 1211 Tahun 1995 tentang Pencegahan dan 3.Meningkatkan efektifitas
Penganggulangan Perusakan dan Pencemaran Lingkungan pengawasan serta
pada usaha petrambangan umum debirokratisasi dalam
pengawasan
6 Kepmen ESDM 1457 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Lingkungan di Bidang Pertambangan dan Energi
TERBITNYA SMKP TERBARU

Kepdirjen 185.K/37.04/DJB/2019

Permen ESDM 26 tahun 2018 Kepmen ESDM 1827 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Keselamatan
K/30/MEM/2018 Pertambangan dan Pelaksanaan, Penilaian,
Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik Dan Pedoman Pelaksanaan Kaidah dan Pelaporan Sistem Manajemen
Pengawasan Pertambangan Minerba Pertambangan Yang Baik Keselamatan Pertambangan

Lamp Lamp
Pasal 18
IV II

3 Mei 2018 7 Mei 2018 11 Juli 2019


DASAR HUKUM PENGELOLAAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN
UUD 1945 UUD 1945
Pasal 27 (2) Pasal 33 (2 & 3)

UU Keselamatan Kerja UU Ketenagakerjaan UU Minerba


UU No.1/1970 UU No.13 /2003, Pasal 86 & 87 UU No.4 /2009, Pasal 96 & 141

Penerapan SMK3 Binwas Minerba


PP No. 50 / 2012 Pasal 4 (2) & 19 PP No.55 /2010, Pasal 16, 26 & 27

PP Keselamatan Kerja Tambang


Permen ESDM No. 26/2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Pengawasan
PP No.19/1973 Pertambangan Minerba
Permen ESDM No. 11/2018 tentang Wilayah, Perizinan dan Laporan pada Kegiatan Usaha
Pertambangan Minerba

Kepmen ESDM No. 1806.K/2018 tentang RKAB dan Pelaporan


KepMen ESDM No. 1827.K/2018 tentang Pedoman Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik

Kepdirjen Nomor 185.K/37.04/DJB/2019 Kepdirjen Nomor 308/30/DJB/2018 tentang Juknis


tentang Juknis Pelaksanaan KP dan KTT/PTL, Pengawas Operasional, Pengawas Teknis, dll
Pelaksanaan, Penilaian dan Pelaporan Kepdirjen Nomor 309/30/DJB/2018 tentang Bahan Peledak
SMKP dan Peledakan dan Tangki Bahan Bakar Cair
Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2009: Pasal 96

Pemegang IUP dan IUPK wajib menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik
(UU No. 4 Tahun 2009, Pasal 95 huruf a).
K3
Pertambangan

Pengelolaan Kaidah teknik


sisa tambang KO Pertambangan
pertambangan
yang baik

Konservasi sumber Pengelolaan dan pemantauan


daya mineral dan lingkungan pertambangan,
batubara termasuk reklamasi dan
pascatambang

(UU No. 4 Tahun 2009, Pasal 96)


UU NO. 4 TAHUN 2009

 Pasal 96
Pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan:
 Ketentuan K3 Pertambangan
 Keselamatan Operasi Pertambangan
 Pasal 140
• Menteri melakukan pengawasan pengelolaan usaha pertambangan yang
dilaksanakan oleh pemerintah provinsi, kabupaten/kota sesuai kewenangan.
• Menteri, Gubernur dan Bupati /Walikota melakukan pengawasan kegiatan
usaha pertambangan yang dilakukan oleh pemegang IUP, IPR, IUPK

 Pasal 141
Pengawasan dimaksud pasal 140, meliputi:
 K3 Pertambangan
 Keselamatan Operasi Pertambangan
18/11/2019 22 dari 9
SISTIM MANAJEMEN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN MINERALDAN
(SMKP) MINERAL DANBATUBARA
BATUBARA 22
PP NO. 55 TAHUN 2010

 Pasal 13
Menteri, Gubernur dan Bupati /Walikota melakukan pengawasan
kegiatan usaha pertambangan yang dilakukan oleh pemegang IUP, IPR atau IUPK
 Pasal 16
Pengawasan dimaksud pasal 13, meliputi:
 K3 Pertambangan
 Keselamatan Operasi Pertambangan
 Pasal 26
Pengawasan K3 Pertambangan, terdiri atas:
a. Keselamatan Kerja
b. Kesehatan Kerja
c. Lingkungan Kerja
18/11/2019
d. Sistem Manajemen Keselamatan Kerja 23 dari 9
SISTIM MANAJEMEN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN MINERALDAN
(SMKP) MINERAL DANBATUBARA
BATUBARA 23
PP NO. 55 TAHUN 2010
K3 PERTAMBANGAN (Pasal 26)

KESELAMATAN KESEHATAN LINGKUNGAN


KERJA KERJA KERJA SMK3
• Debu
• Manajemen • Ergonomic • Kebijakan
Risiko • Higienis & • Kebisingan
• Perencaan
• Manajemen Sanitasi • Getaran
Keadaan • Pencahayaan • Org & Personel
• Program
darurat • Udara • Impelmentasi
• Administrasi • Pengelolaan
• Ventilasi • Evaluasi & TL
• Program Mkn, Mnum,
& Gizi • Faktor Kimia • Dokumentasi
• Diklat • Radiasi
• Diagnosis • Tinjauan
• Inspeksi Penyakitt • Faktor Biologi Menajemen
• Penyelidikan • Kebersihan
18/11/2019 24 dari 9
SISTIM MANAJEMEN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN MINERALDAN
(SMKP) MINERAL DANBATUBARA
BATUBARA
PP NO. 55 TAHUN 2010

 Pasal 27
Pengawasan Keselamatan Operasi (KO) Pertambangan, meliputi:
a. Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan Sarana,
Prasarana, Instalasi dan Peralatan Pertambangan;
b. Pengamanan Instalasi;
c. Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan
Pertambangan
d. Kompetensi Tenaga Teknik
e. Evaluasi Laporan Hasil Kajian Teknis Pertambangan
18/11/2019 25 dari 9
SISTIM MANAJEMEN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN MINERALDAN
(SMKP) MINERAL DANBATUBARA
BATUBARA 25
UU No. 13 Th 2003

UUD 1945
Pasal 27 (2)

UU Ketenagakerjaan
AMANAH PERATURAN
UU No.13 /2003
Pasal 86 & 87 KETENAGAKERJAAN
PP Penerapan SMK3 TERKAIT
PP No. 50 / 2012 SMKP
Pasal 4 (2) & 19

SMKP
18/11/2019 26 dari 9
SISTIM MANAJEMEN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN MINERALDAN
(SMKP) MINERAL DANBATUBARA
BATUBARA
UU NO. 13 TAHUN 2003

 Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas:
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat & martabat manusia serta
nilai-nilai agama.
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja.
 Pasal 87
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen
18/11/2019
perusahaan. 27 dari 9
SISTIM MANAJEMEN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN MINERALDAN
(SMKP) MINERAL DANBATUBARA
BATUBARA
PP NO. 50 TAHUN 2012

Pasal 4
(1) Kebijakan nasional tentang SMK3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,
sebagai pedoman perusahaan dalam menerapkan SMK3.
(2) Instansi pembina sektor usaha dapat mengembangkan
pedoman penerapan SMK3 sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sesuai dgn kebutuhan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 5
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.
(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi perusahaan:
a. Mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 orang; atau
b. Mempunyai potensi bahaya tinggi.
(3) Ketentuan mengenai tingkat bahaya tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
18/11/2019 huruf b sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 28 dari 9
SISTIM MANAJEMEN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN MINERALDAN
(SMKP) MINERAL DANBATUBARA
BATUBARA
PP NO. 50 TAHUN 2012

 Pasal 16
(1) Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh lembaga audit independen
yang ditunjuk oleh Menteri atas permohonan perusahaan.
(2) Untuk perusahaan yang memiliki potensi bahaya tinggi wajib
melakukan penilaian penerapan SMK3 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Penjelasan Pasal 16 ayat (2):
Yang dimaksud dengan perusahaan yang memiliki potensi bahaya
tinggi antara lain perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan,
minyak dan gas bumi.
 Pasal 19
(1) Instansi pembina sektor usaha dapat melakukan pengawasan SMK3
terhadap pelaksanaan penerapan SMK3 yang dikembangkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
18/11/2019 29 dari 9
SISTIM MANAJEMEN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN MINERALDAN
(SMKP) MINERAL DANBATUBARA
BATUBARA
UU No.1 Th 1970

UUD 1945
Pasal 27 (2) AMANAH
PERATURAN
UU Keselamatan Kerja
UU No.1/1970 KESELAMATAN
PP Keselamatan Kerja
KERJA
Tambang
PP No.19/1973
TERKAIT
SMKP
SMKP
18/11/2019 30 dari 9
SISTIM MANAJEMEN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN MINERALDAN
(SMKP) MINERAL DANBATUBARA
BATUBARA
UU NO. 1 TAHUN 1970

Pasal 9
Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi
semua tenaga kerja yang dipimpinnya, dalam pencegahan
kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian
pertolongan pertama pada kecelakaan.

18/11/2019 31 dari 9
SISTIM MANAJEMEN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN MINERALDAN
(SMKP) MINERAL DANBATUBARA
BATUBARA
PP NO. 19 TAHUN 1973

Pasal 2
Menteri Pertambangan melakukan pengawasan
pengawasan atas keselamatan
atas keselamatan kerja dalam
kerja dalam bidang
bidang pertambangan
pertambangan dengandengan berpedoman
berpedoman kepada UU
kepada UU No.
No. 1 Tahun 1 Tahun
1970 1970 serta peraturan
serta peraturan
pelaksananya.

18/11/2019 32 dari 9
SISTIM MANAJEMEN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN MINERALDAN
(SMKP) MINERAL DANBATUBARA
BATUBARA
DASAR HUKUM PENGELOLAAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN
UUD 1945 UUD 1945
Pasal 27 (2) Pasal 33 (2 & 3)

UU Keselamatan Kerja UU Ketenagakerjaan UU Minerba


UU No.1/1970 UU No.13 /2003, Pasal 86 & 87 UU No.4 /2009, Pasal 96 & 141

Penerapan SMK3 Binwas Minerba


PP No. 50 / 2012 Pasal 4 (2) & 19 PP No.55 /2010, Pasal 16, 26 & 27

PP Keselamatan Kerja Tambang Permen ESDM No. 26/2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Pengawasan
PP No.19/1973 Pertambangan Minerba
Permen ESDM No. 11/2018 tentang Wilayah, Perizinan dan Laporan pada Kegiatan Usaha
Pertambangan Minerba

Kepmen ESDM No. 1806.K/2018 tentang RKAB dan Pelaporan


KepMen ESDM No. 1827.K/2018 tentang Pedoman Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik

Kepdirjen Nomor 308/30/DJB/2018 tentang Juknis KTT/PTL, Pengawas Operasional, Pengawas Teknis, dll
Kepdirjen Nomor 309/30/DJB/2018 tentang Bahan Peledak dan Peledakan dan Tangki Bahan Bakar Cair

Kepdirjen Nomor 185.K/37.04/DJB/2019 tentang Juknis Pelaksanaan KP dan Pelaksanaan, Penilaian dan Pelaporan SMKP
18/11/2019 33 dari 9
SISTIM MANAJEMEN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN MINERALDAN
(SMKP) MINERAL DANBATUBARA
BATUBARA
SMKP MINERBA

ELEMEN III
ELEMEN VI
ORGANISASI
ELEMEN I DOKUMENTASI
DAN ELEMEN IV
KEBIJAKAN PERSONEL IMPLEMENTASI ELEMEN V
PEMANTAUAN ELEMEN VII
TINJAUAN
ELEMEN II
, MANAJEMEN DAN
PERENCANAAN EVALUASI, PENINGKATAN
DAN TINDAK KINERJA
LANJUT

SMKP Minerba, yang merupakan bagian dari sistem yang ada di perusahaan secara keseluruhan,
membantu perusahaan untuk pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pertambangan dan Pelaksanaan Keselamatan Operasional (KO) Pertambangan
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI DUNIA

AS/NZS
SMK3 4801: 2001
APOSHO
ILO OSH 2001 STANDAR
2000

OHSAS
18001:2007
DR 96311
Company

BS 8800 Safety Map

SA 8000 ISRS VPP OSHA


PERATURAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK

Permen ESDM No 26 Tahun 2018


Pelaksanaan Kaidah Pertambangan
Yang Baik dan Pengawasan
Pertambangan Mineral dan Batubara

Kepmen ESDM No 1827K/30/MEM/2018


Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan yang Baik

36
BAB III
PELAKSANAAN TATA BAB IV
BAB II PELAKSANAAN
KELOLA PENGAWASAN
BAB I KETENTUAN KAIDAH TEKNIK
9 BAB PENGUSAHAAN PENYELENGGARAAN
UMUM PERTAMBANGAN PENGELOLAAN USAHA
PERTAMBANGAN
YANG BAIK PERTAMBANGAN
MINERAL DAN
BATUBARA

Permen ESDM No 26 Tahun 2018


Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan
Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara

BAB V
PENGAWASAN BAB VI BAB VII BAB VIII
BAB IX
TERHADAP KEGIATAN SANKSI KETENTUAN LAIN- KETENTUAN
KETENTUAN PENUTUP
USAHA ADMINISTRATIF LAIN PERALIHAN
PERTAMBANGAN
PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 26 TAHUN 2018
Pasal 18
(1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi
Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi
Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau
pemurnian wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan pertambangan.
(2) Sistem manajemen keselamatan pertambangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi elemen:
a. kebijakan;
b. perencanaan;
c. organisasi dan personel;
d. implementasi;
e. pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut;
f. dokumentasi; dan
g. tinjauan manajemen dan peningkatan kinerja. 38
PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 26 TAHUN 2018
Pasal 18
(3) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi
Produksi, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau
pemurnian wajib melakukan audit internal penerapan sistem manajemen
keselamatan pertambangan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
(4) Dalam hal terjadi kecelakaan, kejadian berbahaya, kejadian akibat penyakit
tenaga kerja, penyakit akibat kerja, bencana, dan/atau untuk kepentingan
penilaian kinerja keselamatan pertambangan, KaIT dapat meminta kepada
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi
Produksi, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau
pemurnian untuk melakukan audit eksternal penerapan sistem manajemen
keselamatan pertambangan.
(5) Audit eksternal penerapan sistem manajemen keselamatan pertambangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan oleh lembaga audit
independen

Pasal 19
Menteri menetapkan pedoman pelaksanaan sistem manajemen keselamatan
pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18. 39
KEPUTUSAN MENTERI ESDM 1827.K/30/MEM/2018

Lampiran I Lampiran II Lampiran III Lampiran IV

Pedoman Permohonan, Evaluasi


Pedoman Pedoman
dan/atau Pengesahan Kepala Pelaksanaan Pedoman
Teknik Tambang, Penanggung
Pengelolaan Keselamatan Penerapan SMKP
Jawab Teknik dan Lingkungan, Teknis Pertambangan dan Minerba
Kepala Tambang Bawah Tanah, Pertambangan Keselamatan
Pengawas Operasional, Pengolahan dan/atau
Pengawas Teknis, dan/atau Pemurnian Minerba
Penanggung Jawab Operasional

Lampiran V Lampiran VI Lampiran VII Lampiran VIII

Pedoman Pelaksanaan Pedoman Pelaksanaan


Pedoman Pedoman Kaidah Teknik
Reklamasi dan Pascatambang
Pengelolaan Usaha Jasa Pertambangan
serta Pascaoperasi pada Pelaksanaan dan Evaluasi Kaidah
Lingkungan Hidup Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara Konservasi Mineral Teknik Usaha Jasa
Pertambangan Minerba Pertambangan
dan Batubara
KEPUTUSAN MENTERI ESDM 1827.K/30/MEM/2018
PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA

A. RUANG LINGKUP

Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara (SMKP


Minerba) yang terdiri atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pertambangan dan
Keselamatan Operasi (KO) Pertambangan, diterapkan oleh Pemegang IUP Eksplorasi,
IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, IUP Operasi Produksi
khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian, dan perusahaan jasa pertambangan.

Penerapan SMKP Minerba terdiri atas elemen sebagai berikut:


1. kebijakan;
2. perencanaan;
3. organisasi dan personel;
4. implementasi;
5. pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut;
6. dokumentasi; dan
7. tinjauan manajemen dan peningkatan kinerja.

41
KARAKTERISTIK PERTAMBANGAN
- Mengubah bentang alam
- Mengambil isi bumi
- Memanfaatkan peralatan dan teknologi
- Memanfaatkan konsep engineering

VARIABEL TERKONTROL VARIABEL TIDAK TERCONTROL

Gagal Gagal Faktor Manusia Faktor Alam


Teknologi Modernisasi
Sistem Sistem
Bencana
Bencana Nonalam alam

Kecelakaan dan/atau Kejadian Berbahaya di Pertambangan

Ada Korban Jiwa dan/atau Peralatan


MANAJEMEN RISIKO
komunikasi dan konsultasi

penetapan konteks,

identifikasi bahaya

penilaian dan pengendalian


risiko, dan

pemantauan dan peninjauan.


KONSEP MANAJEMEN
KONSEP AKADEMIS #2
4 TAHAPAN MEMBANGUN BUDAYA K3: DUPONT BRADLEY CURVE
• Tahapan Pertama: Reactive atau Natural
Instincts, perlu K3 setelah terjadi kecelakaan.
• Tahapan kedua: Dependent, melaksanakan K3
karena disuruh atau diawasi.
• Tahapan ketiga: Independent, melaksanakan
K3 hanya untuk kepentingan diri kita sendiri.
• Tahapan keempat: Interdependent,
melaksanakan K3 bukan hanya utk diri sendiri,
tetapi saling mengingatkan/ memperhatikan
apabila ada sesama pekerja ada yang
lupa/lalai dalam menerapkan budaya K3.
SMKP MINERBA

ELEMEN III
ELEMEN VI
ORGANISASI
ELEMEN I DOKUMENTASI
DAN ELEMEN IV
KEBIJAKAN PERSONEL IMPLEMENTASI ELEMEN V
PEMANTAUAN ELEMEN VII
TINJAUAN
ELEMEN II
, MANAJEMEN DAN
PERENCANAAN EVALUASI, PENINGKATAN
DAN TINDAK KINERJA
LANJUT

SMKP Minerba, yang merupakan bagian dari sistem yang ada di perusahaan secara keseluruhan, membantu
perusahaan untuk pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pertambangan dan Pelaksanaan
Keselamatan Operasional (KO) Pertambangan
SMKP MINERBA
SMKP MINERBA
SMKP MINERBA
SMKP MINERBA
SMKP MINERBA

Pemantauan,
Evaluasi, dan
Tindak Lanjut
AUDIT
SMKP MINERBA

Pemantauan,
Evaluasi, dan
Tindak Lanjut
AUDIT
SMKP MINERBA

Perbaikan Berkesinambungan

Tinjauan Manajemen
dan Peningkatan
Kinerja

Pemantauan,
Evaluasi, dan
Tindak Lanjut
AUDIT
Audit SMKP Minerba:
Pembobotan Nilai Elemen Kebijakan 10%
Perencanaan 15%

Organisasi dan Personel 17%

Implementasi 35%

Pemantauan, Evaluasi
15%
dan Tindak Lanjut

Dokumentasi 3%

Tinjauan Manajemen dan


5%
Peningkatan Kinerja
Bobot tiap
Jumlah Ketentuan
Bobot yang
Elemen Ketentuan
yang diaudit
ditetapkan
(memberikan
gambaran tingkat
kepentingan tiap
elemen)

I Kebijakan 5 10% 2.00%


II Perencanaan 9 15% 1.67%
III Organisasi dan Personel 19 17% 0.89%
IV Implementasi 40 35% 0.88%

V Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut 15 15% 1.00%

VI Dokumentasi 4 3% 0.75%
VII Tinjauan Manajemen dan Peningkatan Kinerja 6 5% 0.83%
PENILAIAN
(DRAFT KEPDIRJEN MINERBA TENTANG PETUNJUK TEKNIS
SMKP MINERBA)

• Range Penilaian lebih lebar ( 0 s.d. 4)


• Setiap Sub Elemen memiliki kriteria penilaian yang berbeda
• Penilaian lebih menitikberatkan pada keberhasilan implementasi,
bukan pemenuhan dokumen

2 3 4
0 1
Penilaian Penerapan “Penyusunan Kebijakan”
0 Tidak ada bukti yang menunjukkan pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian,
IPR, atau IUJP telah melakukan penyusunan kebijakan.
1 Terdapat bukti yang menunjukkan pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian,
IPR, atau IUJP telah melakukan tinjauan awal kondisi Keselamatan Pertambangan, namun belum memenuhi secara menyeluruh
ketiga syarat penyusunan tinjauan awal dan belum melibatkan seluruh departemen/bagian dari Pekerja atau serikat Pekerja
dalam penyusunan kebijakan.
2 Terdapat bukti yang menunjukkan:
• pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, atau IUJP telah melakukan
tinjauan awal kondisi Keselamatan Pertambangan dan telah memenuhi 3 (tiga) syarat penyusunan tinjauan awal, namun
belum melibatkan seluruh departemen/bagian dari Pekerja atau serikat Pekerja dalam penyusunan kebijakan; atau
• pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, atau IUJP telah melakukan
tinjauan awal kondisi Keselamatan Pertambangan yang telah melibatkan seluruh departemen/bagian dari Pekerja atau
serikat Pekerja dalam penyusunan kebijakan, namun belum memenuhi 3 (tiga) syarat penyusunan tinjauan awal.
3 Terdapat bukti yang menunjukkan pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian,
IPR, atau IUJP telah melakukan tinjauan awal kondisi Keselamatan Pertambangan dan telah memenuhi 3 (tiga) syarat
penyusunan tinjauan awal, serta telah melibatkan seluruh departemen/bagian dari Pekerja atau serikat Pekerja dalam
penyusunan kebijakan, namun belum dilakukan evaluasi terhadap penyusunan kebijakan tersebut.
4 Terdapat bukti yang menunjukkan pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian,
IPR, atau IUJP telah melakukan tinjauan awal kondisi Keselamatan Pertambangan dan telah memenuhi 3 (tiga) syarat
penyusunan tinjauan awal, serta telah melibatkan seluruh departemen/bagian dari Pekerja atau serikat Pekerja dalam
penyusunan kebijakan, dan telah dilakukan evaluasi terhadap penyusunan kebijakan tersebut.
Perusahaan Wajib menyusun,
menetapkan, menerapkan, memelihara
SIKLUS SMKP dan mendokumentasikan kebijakan K3
dan KO, serta mengomunikasikan ke
seluruh pihak yg bekerja atas nama
perusahaan, KEBIJAKAN
dan selalu melakukan
tinjauan ulang secara periodik

Manajemen puncak wajib melakukan tinjauan manajemen Melakukan penelaahan awal untuk mengetahui sejauh
TINJAUAN mana ketaatan terhadap peraturan K3 & KO; Melakukan
terhadap implementasi SMKP Minerba secara berkala dan PERENCANAAN
MANAJEMEN manajemen risiko; Mengidentifikasi dan meninjau ulang
terencana, dan rekaman terhadap pelaksanaan tinjauan
manajemen harus dipelihara dan dikomunikasikan peraturan dan persyaratan yg harus dipenuhi; Membuat,
menetapkan, menerapkan, dan memelihara serta
mendokumentasikan TSP; Menyusun dan menetapakan
rencana anggaran KP dalam RKAB

Menetapkan, memelihara dan melakukan pengendalian Struktur Organisasi  KTT, Pengawas Operasional &
ORGANISASI
sistem dokumentasi dengan baik DOKUMENTASI
mulai dari kebijakan, TSP, Pengawas Teknis, Pengelola K3 & KO; Pelatihan 
pedoman, prosedur, IK, standar, dan rekaman DAN PERSONIL
Kompeten dan mandiri

Pelaksanaan SMKP berdasarkan pereencanaan yang telah


Melakukan evaluasi terhadap kinerja EVALUASI
K3 dan KODAN
dan
menindaklanjuti adanya ketidaksesuaianTINDAK LANJUT
IMPLEMENTASI
dibuat, peraturan perundang-undangan, dan prosedur
kerja yang telah ditetapkan
Bab VI Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Ekplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi Produksi, Pemegang IUJP,
Pemegang IPR yang tidak mematuhi atau melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dikenakan sanksi
Pasal 50 administratif

Sanksi • melaksanakan kaidah pertambangan yang baik.

Administratif •

menunjuk dan mengangkat KTT / PTL sebagai pemimpin tertinggi di lapangan
memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten
• menunjuk KTBT untuk metode tambang bawah tanah
• melaksanakan ketentuan aspek teknis pertambangan
• melaksanakan ketentuan aspek keselamatan pertambangan
• menerapkan sistem manajemen keselamatan pertambangan.
• melakukan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan
• menempatkan jaminan reklamasi tahap operasi produksi dan jaminan pascatambang
• melakukan upaya konservasi Mineral dan Batubara
• melaksanakan pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa, rancang bangun, pengembangan, dan penerapan
teknologi pertambangan
• menerapkan standar kompetensi kerja khusus, SKKNI, serta SNI

Sanksi Administratif dapat berupa:


• Peringatan tertulis
• Penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha
• Pencabutan izin
Sanksi Administratif diberikan oleh Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya.
SKEMATIS PEMBELAJARAN DARI KETIDAKSESUAIAN
HILANG
Faktor-faktor Manusia
yang Lingkungan PROSES PEMBELAJARAN
Akar berkontribusi dari
Permasalahan
tempat kerja dan SPIP
Keselamatan Energi yang
Pertambangan Bagian Ketidaksesuaian Kejadian Hilang
Reputasi PELAPORAN
Departemen
Terkait Dll
PENDALAMAN

INPUT PROCESS OUTPUT TIM

KECELAKAAN PELAKSANAAN
REAKTIF
TINDAKAN PENCEGAHAN
HAMPIR CELAKA
DAN KOREKSI

KTA DAN TTA PENYEBARLUASAN


1. Manusia
INSPEKSI TEMPAT KERJA AKTIF 2. Metode TINDAK LANJUT
3. Mesin
AUDIT 4. Material
5. Lingkungan
(Sumber : Urban Kjellen: 2000 & Modification)
SEBUAH MASALAH TIDAK TURUN DARI LANGIT

KTA TTA

HAZARD RPT KOMITE KP AUDIT INSPEKSI EVALUASI INT


Apa Yang Harus Dilakukan?

HAZARD RPT

KOMITE KP

KOMITMEN
TINDAK
AUDIT LANJUT
MANAJEMEN

37 INSPEKSI
%
?
EVALUASI INT
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai