Anda di halaman 1dari 2

Pengupasan Tanah Penutup

Pengertian kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yaitu pemindahan suatu lapisan tanah
atau batuan yang berada diatas cadangan bahan galian, agar bahan galian tersebut menjadi
tersingkap. Untuk mewujudkan kondisi kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yang baik
diperlukan alat yang mendukung dan sistimatika pengupasan yang baik. Pekerjaan
pengupasan lapisan tanah penutup merupakan kegiatan yang mutlak harus dikerjakan pada
pertambangan terutama pada kegiatan penambangan yang menggunakan sistim tambang
terbuka. Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup ditentukan oleh rencana target produksi,
semakin baik rancangan pada pengupasan lapisan tanah penutup maka rencana target
produksi semakin baik. Untuk mewujudkan kondisi tersebut diperlukan metode dan alat yang
mendukung pengupasan lapisan tanah penutup. Adapun pola teknis dari pengupasan lapisan
tanah penutup yaitu : a. Back filling digging method Pada cara ini tanah penutup di buang ke
tempat sudah digali. b. Benching System Cara pengupasan lapisan tanah penutup dengan
sistem jenjang (benching). Cara ini pada waktu pengupasan lapisan tanah penutup sekaligus
sambil membuat jenjang. c. Multi Bucket Exavator System Pada pengupasan cara ini tanah
penutup dibuang ke tempat yang sudah digali atau ke tempat pembuangan khusus. Cara ini
ialah dengan menggunakan Bucket Wheel Exavator ( BWE. d. Drag Scraper System Cara ini
biasanya langsung diikuti dengan pengambilan bahan galian setelah tanah penutup dibuang,
tetapi bisa juga tanah penutupnya dihabiskan terlabih dahulu, kemudian baru bahan
galiannnya ditambang. Sistem ini cocok untuk tanah penutup yang materialnya lunak dan
lepas
(loose).
Copy
and
WIN
:
http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Mineral merupakan bahan-bahan anorganik alam yang ditemukan dalam kerak bumi
sedangkan mineral yang digunakan sebagai sumber untuk produksi bahan-bahan secara
komersial disebut bijih besi (Keenan
et al.
1992). Menurut Aziz
et al
. (2006) cadangan bijih besi di Indonesia ditunjukan pada Tabel 2.

Tabel 2 Cadangan bijih besi di Indonesia Jenis senyawa Cadangan bijih besi (ton) Komposisi
(%) Fe Fe
2
O
3
P
2
O
5
TiO
2
Pasir besi 127869.957 50-60 71-86 - 6-22 Batu pasir besi 20172.105 21-70 30-100 - 1-10 Non
lateristik 1051.000 30-60 43-86 20 - lateristik 980455.100 49-68 70-97 0.9 0.2-0.6 metasoatik
27428.42 50-69 71-98 - 0.01 Bijih besi biasanya kaya besi oksida dan mempunyai warna

yang bervariasi mulai dari abu-abu gelap, kuning terang, ungu, dan berkarat merah. Besi itu
sendiri biasanya ditemukan dalam bentuk magnetit (Fe
3
O
4
), bijih besi (Fe
2
O
3
), goethite, limonit (FeO(OH)), dan siderit (FeCO
3
). Bijih besi dapat berupa karang yang keras sekali, butiran kecil, dan tanah yang gembur
dengan warna yang beragam dari hitam hingga merah bata. Besi adalah suatu logam yang
sangat kuat dan keras. Namun, kekerasannya tidak melebihi nikel dan kobalt sehingga perlu
diberi zat aditif atau dibentuk paduan logam dengan nikel, kobalt, atau logam lain (Meyer
1980). Bijih besi dari tambang biasanya masih bercampur dengan pasir, tanah liat, dan batubatuan dalam bongkah-bongkahan yang tidak sama besar (Hismawadi 2010)

Anda mungkin juga menyukai