Anda di halaman 1dari 8

OPTIMALISASI PENGELOLAAN SETTLING POND

10 Juni 2014 · by Sri Soegiharto · Bookmark the permalink. ·

Upaya mengoptimalisasikan Settling Pond yang kita miliki antara lain :

1. Pembuatan Sediment Pond


Sediment Pond adalah tampungan air sementara dari pemompaan air di pit tambang.
Sediment Pond diperuntukkan dalam upaya pengendapan sementara sebelum dialirkan ke
Settling Pond. Pengendapan lumpur yang terlarut dalam air limbah tambang agar kandungan
TSS nya memenuhi baku mutu (dibawah 300 mg/l). Upaya ini juga untuk meringankan beban
Settling Pond ketika dilakukan treatment.

2. Penyesuaian debit air inlet, outlet dengan kapasitas kompartement


Settling Pond adalah tampungan air akhir sebelum keluar ke perairan melalui Outlet.
Treatment dilakukan di Settling Pond dalam upaya memenuhi baku mutu air limbah. Jika
Outlet memiliki 4 pipa pengeluaran dengan diameter 20m-30cm, settling pond dapat
mengalirkan maksimal 500 lt/dtk atau 4 pompa (@ kapasitas 125 lt/dtk). Jumlah
kompartement untuk 500 lt/dtk berjumlah 6 kompartement (@ ukuran 10m x 20m kedalaman
5m)

3. Pembuatan pintu air untuk pantau kelola kualitas air


Pintu air di outlet perlu dibuatkan katub buka tutup bisa secara manual menggunakan penutup
pipa, atau menggunakan semi mekanik. Maksud dibuatkan penutup agar upaya treatment air
kolam dapat dimaksimalkan, terlebih jika kualitas air kolam sangat buruk. Yang tidak kalah
penting adalah pengecekan secara berkala dan pencatatan kualitas air limbah sebelum siap
dikeluarkan. Alat yang digunakan pH meter digital (merk “Lutron Soil pH meter”) atau kertas
lakmus (merk “Merck”), pencatat TSS digital (merk “Partech”) dan pencatat debit air.
4. Perawatan rutin pada pendangkalan settling pond
Design settling pond dipengaruhi oleh alat berat yang digunakan, jika menggunakan Long
Arm setiap kompartment berukuran masing-masing 10m x 20m dengan kedalaan 5m, jika
menggunakan PC200 Hitachi setiap kompartement berukuran masing-masing 8m x 20m. Hal
ini dimaksudkan untuk antisipasi upaya perawatan rutin kolam jika terjadi pendangkalan.
Design settling pond juga diupayakan agar  kompartment dapat dikeringkan sementara ketika
dilakukan normalisasi kolam, misalnya dengan teknik buka tutup parit air.

Pemilihan Kolam Pengendap Di Daerah Tambang


Oleh :Harry Christanto,Syahirul Alim

PERHAPI PT. Kaltim Prima Coal / Kutai Timur

Sengata - Kalimantan Timur

 Pendahuluan

Setiap kegiatan penambangan pasti menghasilkan limbah, baik berupa limbah cair, padat,
ataupun gas/udara. Khusus untuk limbah cair, porsi terbesar berasal dari aktivitas
pembukaan lahan dan material buangan (waste) yang mudah tererosi sehingga
mempengaruhi baku mutu air limpasan yang keluar dari area penambangan dan menuju ke
badan sungai atau meresap menjadi air tanah.

            Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 113 tahun 2003
tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Batubara,
disebutkan bahwa air limbah yang berasal dari kegiatan penambangan dan air limbah yang
berasal dari kegiatan pengolahan/pencucian harus dikelola dengan pengendapan sebelum
dibuang ke air permukaan dan air yang dibuang harus memenuhi baku mutu yang
ditetapkan (Tabel 1).

Parameter Satuan Kadar Maksimum


PH   6–9
Residu Tersuspensi Mg/l 400
Besi (Fe) Total Mg/l 7
Mangan (Mn) Total Mg/l 4

Tabel 1. Baku Mutu Air Limbah Kegiatan Penambangan Batubara


            Sehingga di setiap kegiatan penambangan (batubara) harus menyediakan kolam-
kolam pengendapan untuk memastikan bahwa limbah cair yang keluar ke badan air akibat
dari proses penambangan akan memenuhi baku mutu yang disyaratkan oleh pemerintah
tersebut diatas.

 Rencana umum pengelolaan air dan limbah cair di tambang

            Setiap penambangan pasti berhadapan dengan masalah air, baik air limpasan
permukaan, air tanah, ataupun air limbah hasil proses penambangan. Supaya proses
penambangan bisa berjalan bagus sesuai dengan prinsip Good Mining Practice, maka suatu
rencana pengelolaan air harus dibuat. Dalam rencana pengelolaan air (water management
plan) harus dikembangkan dengan mempertimbangkan curah hujan rata-rata, luas area
tangkapan air, bangunan-bangunan air yang harus dibuat termasuk kolam pengendapan
yang berfungsi sebagai kontrol erosi, sedimentasi, dan bahan pencemar lainnya seperti
logam berat sebelum keluar ke badan sungai umum.

 Sedimentasi

            Sedimentasi adalah proses pemisahan partikel-partikel melayang di dalam air oleh
pengaruh gaya gravitasi atau gaya berat partikel. Berdasarkan tingkat konsentrasi partikel di
dalam air limbah dan kecenderungan partikel untuk saling berinteraksi, maka proses
sedimentasi dapat digolongkan dalam 4 tipe, yaitu:

Ø      Tipe 1: pengendapan partikel mandiri (discrete particle settling)

Ø      Tipe 2: pengendapan partikel floc (flocculant settling)

Ø      Tipe 3: pengendapan secara perintangan (hindered settling)

Ø      Tipe 4: pengendapan secara pemampatan (compression settling)

Tipe-tipe proses sedimentasi diatas akan menjadi pertimbangan untuk menentukan jenis-
jenis kolam pengendapannya.

 Kolam Pengendap

Kolam pengendap (sediment pond) adalah tempat untuk menangkap runoff dan menahan


air ketika tanah dan kotoran lain dalam air mengendap menjadi sedimen. Kebanyakan kolam
pengendap diperlukan karena air keluaran yang mengandung banyak Total Suspended
Solid atau residu tersuspensi yang melampaui baku mutu kualitas keluaran air. Secara garis
besar kolam pengendap bisa dibuat dengan membangun tanggul penahan atau menggali
lubang untuk tampungan air atau sedimen. Kolam pengendap berbeda dengan sebuah dam
dimana bertujuan untuk menahan air hanya selama untuk mengendapkan material
tersuspensi, setelah air jernih, air tersebut bisa dialirkan. Kolam pengendap juga harus
dipelihara, dimana bila sediment telah mengendap dan mencapai kadar air tertentu dimana
bisa dibuang, maka pembuangan atau pengerukan kolam dilakukan. Kolam pengendap
selain sebagai tempat untuk mengendapkan material tersuspensi, di area tambang juga
berfungsi sebagai penampungan air limbah yang mengandung logam berat (Fe dan Mn) dan
air yang mengandung asam (pH < 6), dimana di dalam tampungan tersebut dilakukan
perlakuan penetralan air limbah atau tercemar sehingga bisa menjadi normal sesuai ambang
batas baku mutu yang disyaratkan oleh Pemerintah. Di kolam pengendap tersebut bisa
dilakukan treatment berupa pengapuran, pemberian alum, aerasi, dan perlakuan-perlakuan
lainnya sesuai dengan kondisi kandungan limbahnya.

Jenis-jenis kolam pengendap berdasarkan partikel yang diendapkan

Kecepatan pengendapan dari partikel menjadi pertimbangan dalam membuat desain kolam
pengendap. Kecepatan pengendapan dipengaruhi oleh jenis partikel seperti dalam tipe
pengendapan.

Ø      Partikel mandiri (discrete particle) adalah partikel yang tidak mengalami perubahan
bentuk, ukuran, maupun berat selama pertikel tersebut mengendap. Proses pengendapan
partikel berlangsung semata-mata akibat pengaruh gayapartikel atau berat sendiri partikel.
Pengendapan akan berlangsung sempurna apabila aliran dalam keadaan tenang
(aliran laminar). Akibat bertnya sendiri, partikel yang mempunyai rapat masa lebih besar
dari rapat masa air akan bergerak vertical ke bawah. Gerakan partikel di dalam air yang
tenang akan diperlambat oleh gaya hambatan akibat kekentalan air (drag force) sampai
dicapai suatu keadaan dimana besar gaya hambatan setara dengan gaya berat efektif
partikel di dalam air. Setelah itu gerakan partikel akan berlangsung secara konstan dan
disebut kecepatan pengendapan atau terminal settling velocity. Kecepatan pengendapan
bisa dihitung dengan hukum stoke (Peavy, 1986) berikut:

            dengan :            dp        = diameter partikel,

                                    µ          = angka kekentalan dinamis,

                                    ρs         = rapat masa partikel,

ρw       = rapat masa air,


g          = percepatan gravitasi bumi.

Untuk memperoleh hasil yang optimal, maka kolam pengendapan dirancang berdasarkan
ukuran butir yang paling dominan. Apabila kecepatan pengandapan partikel tersebut vt ,
maka semua partikel yang mempunyai kecepatan pengendapan sama atau lebih besar dari
vt akan diendapakan pada dasar kolam

Berdasarkan jenis partikel mandiri ini, maka kolam pengendap yang akan dibangun harus
dirancang berdasarkan kecepatan pengendapan, sehingga panjang, luas, dan kedalaman
kolam pengendap bisa ditentukan.

Ø      Partikel yang berada dalam larutan encer sering tidak berlaku sebagai partikel mandiri
(discrete particle) tetapi sering membentuk gumpalan (flocculant particle) selama
mengalami proses sedimentasi. Bersatunya beberapa partikel membentuk gumpalan akan
memperbesar rapat masanya, sehingga akan mempercepat pengendapannya. Proses
penggumpalan (flocculation) di dalam kolam pengendapan akan terjadi tergantung pada
keadaan partikel untuk saling berikatan dan dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti laju
pembebanan permukaan, kedalaman kolam, gradient kecepatan, konsentrasi partikel di
dalam air dan range ukuran butir

 Berdasarkan tipe pertikel diatas, maka bisa dirancang kolam pengendap yang memberi
kesempatan partikel encer tersebut untuk membentuk flok, dimana hal tersebut bisa
dirancang dengan memperpanjang kolam pengendap dan/atau menambahkan peralatan
yang bisa memberikan zat pencampur/reagent yang bisa mempercepat penggumpalan
(coagulant), sehingga proses pengendapan bisa dipercepat.

Jenis-jenis kolam pengendap berdasarkan topografi area

            Berdasarkan topografi area yang akan dibangun kolam pengendap, secara garis besar
ada dua jenis topografi yang mempengaruhi pemilihan jenis kolam pengendap;

Ø      Topografi dengan kontur yang tajam dan banyak creek atau sungai yang dipisahkan
oleh bukit-bukit. Dengan topografi tersebut, maka pemilihan kolam pengendap adalah
dengan membangun bendung yang membendung creek atau aliran sungai dengan
menghubungkan dua bukit. Hal tersebut akan memberikan kapasitas tampungan yang
maksimal dengan pekerjaan yang minimal.

Ø      Topografi dengan kontur yang sangat landai, cenderung flat, dan berada di area rendah
(low land). Dengan topografi tersebut, maka pemilihan kolam pengendap adalah dengan
melakukan penggalian kolam dimana kapasitas tampungan tidak bisa maksimal dengan rata-
rata hanya 50% - 60% volume material yang digali.

Jenis-jenis kolam pengendap berdasarkan rencana pemeliharaan

            Kolam pengendap juga harus dipelihara supaya kolam pengendap tersebut berfungsi
dengan optimal yang mempunyai umur layanan yang maksimal. Pada saat pemilihan jenis
kolam pengendap, rencana pemeliharaan atau pengerukan kolam harus menjadi
pertimbangan. Ada dua cara untuk memelihara kolam pengendap yang akan mempengaruhi
rencana rancangan atau desain pembuatan kolam pengendap;

Ø      Pemeliharaan kolam pengendap dengan excavator, dimuat ke dalam truk, dan


kemudian dibuang ke lokasi pembuangan sedimen. Rencana pemeliharaan ini akan
membuat rancangan kolam pengendap tidak bisa terlalu besar dan harus bisa
mengakomodasi tempat excavator dan truk beroperasi di kolam pengendap tersebut. Kolam
pengendap cukup dibuat kecil tetapi dengan tipe meandering sehingga seperti sungai yang
berkelok dengan harapan panjang kolam pengendap cukup memberi waktu bagi partikel
untuk mengendap. Dengan kolam yang berukuran kecil tentunya umur kolam untuk penuh
akan semakin pendek, sehingga ketersediaan alat pengeruk ini (excavator dan truk) menjadi
hal yang penting. Hal ini menjadikan biaya pembuatan kolam menjadi kecil, tetapi biaya
pemeliharaan menjadi sering frekuensinya.

Ø      Pemeliharaan kolam pengendap dengan kapal keruk atau dredge. Rencana


pemeliharaan dengan menggunakan kapal keruk ini akan memberikan keleluasaan bagi
pembuat rancangan kolam pengendap dengan merancangnya sebesar mungkin
kapasitasnya sehingga umur kolam pengendap akan lebih lama. Efeknya adalah hal ini akan
memberikan biaya besar untuk investasi kapal keruk, tetapi bila dalam satu area tersebut
banyak kolam pengendapnya, maka investasi kapal keruk akan membuat program
pengerukan berjalan ekonomis.

Jenis-jenis kolam pengendap berdasarkan umur rencana

            Kolam pengendap juga dirancang berdasarkan umur rencana kolam pengendap


tersebut. Ada dua jenis umur rencana kolam yang mempengaruhi rancangan kolam
pengendap;

Ø      Umur rencana pendek (kurang dari 2 tahun), kolam pengendap dengan umur pendek
biasanya dibuat hanya sementara sampai sumber limbah atau sedimen tidak ada. Untuk
daerah tambang kolam pengendap ini dibuat di area rencana reklamasi dimana selama
proses pembentukan lahan, penyebaran tanah pucuk, pembuatan bangunan penahan erosi,
dan vegetasi tumbuh maka erosi yang menghasilkan sedimen akan terjadi dan tentunya
akan menimbulkan masalah kualitas air dan/atau kolam pengendap sementara ini
diperlukan saat pembersihan lahan dalam proses pembuatan jalan, dimana sebelum jalan
tersebut terbentuk dan dilapisi perkerasan maka erosi juga akan menghasilkan sedimentasi.
Erosi dan sedimentasi akan berangsur berkurang dan hilang bila area reklamasi sudah
berhasil atau jalan sudah terkonstruksi dan terlapisi dengan perkerasan sehingga kolam
pengendap tersebut tidak akan berfungsi lagi. Selain itu, juga bisa kolam pengendap ini
memang dirancang sampai kolam ini penuh dan setelah penuh akan dibuat kolam
pengendap lainnya dibawahnya (series pond). Kolam pengendap ini cukup dirancang dengan
kapasitas sesuai dengan laju sedimentasi selama umurnya saja, setelah itu kolam
pengendap ini bisa di-decommissioning atau tidak difungsikan lagi.

Ø      Umur rencana panjang (lebih dari 2 tahun), kolam pengendap dengan umur panjang
dibuat dengan rencana umur layanan lebih dari 2 tahun. Kolam pengendap ini di tambang
dibuat untuk melayani sedimentasi dari erosi yang terjadi sepanjang umur tambang. Hal ini
akan membuat rancangan kolam pengendap semaksimal mungkin kapasitasnya. Bila ada
program pengerukan, maka kapasitas tampungan sediment bisa diperkecil, tetapi fungsi dari
kolam pengendap akan terus menerus ada sampai tidak ada erosi dan sedimentasi.

 Kesimpulan

            Dari pembahasan mengenai jenis-jenis kolam pengendap berdasarkan beberapa


aspek diatas, bisa dibuatkan sebuah matriks untuk pemilihan kolam pengendap berdasarkan
jenis partikel yang diendapkan, kondisi lingkungan, jumlah anggaran, ketersediaan alat
pemeliharaan, dan umur rancangan kolam pengendap.

Jenis Rencana Perkiraan biaya


Umur
Jenis Kolam Material Pemeliharaan Topografi pembuatan
No Rencana
Pengendap Yang dan Perkiraan area kolam
Kolam
Diendapkan Biayanya pengendap
1 Kolam Partikel Umur Kapal Keruk ($1M Kontur $3 - $4 untuk
Bendung Mandiri Pendek dan biaya kapital + $6 sedang- tiap 1m3
Umur tiap 1m3 sedimen tajam kapasitas
Panjang yang dibuang) tampungan
sedimen
2 Kolam Gali Partikel Umur Kapal Keruk ($1M Kontur $6 - $8 untuk
Mandiri dan Pendek dan biaya kapital + $6 landai tiap 1m3
Partikel Flok Umur tiap 1m3 sedimen kapasitas
Panjang yang dibuang) & tampungan
Excavator ($15 - sedimen
$25 untuk tiap
1m3 sedimen
yang dibuang)
3 Kolam Partikel Flok Umur Excavator ($15 - Kontur $5 - $7 untuk
Meander Pendek dan $25 untuk tiap landai tiap 1m3
Umur 1m3 sedimen kapasitas
Panjang yang dibuang) tampungan
sedimen
4 Kolam dan Partikel Umur Kapal Keruk ($1M Kontur $3 - $8 untuk
Alat Penetral Mandiri dan Pendek dan biaya kapital + $6 sedang- tiap 1m3
Air Partikel Flok Umur tiap 1m3 sedimen tajam kapasitas
Panjang yang dibuang) & tampungan
Excavator ($15 - sediment +
$25 untuk tiap $700K untuk
1m3 sedimen mesin penetral
yang dibuang) air (Neutramill)

Tabel 2. Matrix pemilihan kolam pengendap

Anda mungkin juga menyukai