1. Kebijakan KPLH :
Manajemen mengajak seluruh insan HPU mengambil peran aktif dalam mewujudkan
budaha KPLH yang generative melalui : ADMIT SYTEM dan menjalankannya dengan
penuh tanggung jawab ;
a. AttituDe sikap dan prilaku yang memprioritaskan KPLH dalam segala aspek
b. Manajemen, Infrastruktur dan Teknologi kelengkapan sarana dan prasarana yang
standard serta adopsi penerapan teknologi dalam lingkup KPLH
c. HSE Management System menyusun, menerapkan dan mengembangkan serta
melakukan audit secara periodik baik eksternal maupun internal
Inti pokok dari kebijakan KPLH ada 3 ( tiga ) ;
Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan :
1) Keselamatan Kerja Manajemen bertekad mewujudkan ZERO FATALITY dan
mencegah semaksimal mungkin terjadinya insiden Cidera, Kerusakan Harta Benda
dan Kejadian Berbahaya lainnya
2) Kesehatan Kerja Manajemen bertekad untuk mencegah penyakit akibat kerja
serta menurunkan angka kunjungan sakit dan hari hilang akibat sakit
3) Lingkungan Kerja Manajemen bertekad mengelolah lingkungan kerja yang
ditimbulkan oleh bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomic dan psikososial
Pengelolaan Keselamatan Operasi Pertambangan manajemen bertekad mengelola
sarana / prasarana, instalasi dan peralatan pertambangan, kompetensi tenaga teknik,
evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan dan peningkatan kelanjutan kinerja
keselamatan operasional pertambangan dalam upaya mencegah kerusakan asset dan
terhentinya produksi – good mining practice
Pengelolaan Lingkungan Hidup manajemen bertekad untuk menjaga
keseimbangan alam dengan mencegah pencemaran lingkungan
3. Target KPLH :
Ada 10 KPI diantaranya :
1) Fatality
2) SIFR (Serious Injury Frequency Rate), Rata-Rata Kecelakan Cidera Berat
3) SIFR (Serious Injury Frequency Rate), Rata-rata hari hilang akibat cidera berat
4) MIFR (Minor Injuty Frequency Rate), Rata-rata kecelakaan akibat cidera ringan
5) EIFR (Environment Incident Frequency Rate), Rata-rata kecelakaan lingkungan
Page | 1
6) CMR (Crude Morbidity Rate), Angka kunjungan sakit
7) SA (Sickness Absenteeism), Hari hilang akibat sakit
8) Occupational Deases, PAK atau penyakit Akibat Kerja
9) PDFR (Property Damage Frequency Rate), Rata-rata kerusakan harta benda
10) PD Cost (Property Damage Cost), Biaya kerugian kerusakan harta benda
4. Wakil KPLH :
Wakil KPLH Plant Dept ada 7 ( tujuh ) ;
1) Office Plant Agung Prasetyo
2) Workshop Sulistiyono
3) Track Section Toyib
4) Wheel Section Eko Tegar W.
5) Support Section Ahmad Zainuri
6) Electric Section Merlin Jhon Piter L
7) Tyre Section Nanang Ari S.
6. Induksi KPLH
Mengikuti Induksi KPLH, memahami materi induksi yang disampaikan
Page | 2
7) Standard / prosedur baru dan
8) Informasi umum
Papan Kinerja KPLH adalah media komunikasi yang isinya sbb :
1) Pencapaian kinerja KPLH seperti :
Jam kerja karyawan tanpa fatal / meninggal
Jam kerja karyawan tanpa cidera berat
Jam kerja karyawan tanpa cidera ringan
Jam kerja alat tanpa kerusakan akibat insiden
2) Pencapaian Sertifikat
3) Jadwal audit internal maupun eksternal
Page | 3
11. Simbol KPLH, Kode Warna dan Demarkasi
Page | 4
12. System Pembuangan Sampah / Limbah
Paham jenis – jenis limbah :
1) Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun ), sifatnya mudah meledak,
mudah terbakar, bersifat reakrif, bersifat iritasi jika terkena tubuh, beracun,
bersifat korosif. Contohnya : Solar, Aki/battery bekas, oli bekas, limbah
klinik/rumah sakit, chemical degreaser, cat, thinner, paint remover, majun
yang terkontaminasi oli, solar, grease, atau semua limbah yang tergolong non
B3 namun terkontaminasi B3 seperti kaleng bekas thinner, cat, electric
cleaner, WD40 atau anti karat, majun terkontaminasi solar, oli, grease,
thinner, cat. Penanganannya tidak boleh dibuang/ditimbun di tanah, harus
diserahkan ke pihak terkait yang telah ditunjuk oleh dinas lingkungan hidup
untuk selanjutnya dilakukan proses pemusnahan ataupun daur ulang
2) Limbah Non B3 :
a) Unorganik, yang tidak memiliki sifat seperti limbah B3 di atas.
Contoh : Plastik, Karet, Kaca, dll. Penanganannya tidak boleh
dibuang/ditimbun di tanah, harus diserahkan ke pihak terkait yang
telah ditunjuk oleh dinas lingkungan hidup untuk selanjutnya
dilakukan proses pemusnahan ataupun daur ulang
b) Limbah Non B3 : Logam ( Metal Scrap ), yang tidak memiliki sifat
seperti limbah B3 di atas. Contoh : Besi, Alumunium, Tembaga.
Penanganannya limbah diserahkan kepada pengumpul untuk
dilakukan daur ulang
c) Limbah Non B3 : Organik yang sifatnya tidak memiliki seperti
limbah B3 di atas. Contoh : Kertas, Kayu, limbah makanan dll.
Penanganannya dapat dibuang dan ditimbun langsung didalam
tanah, dengan ketentuan bahwa titik pembuangan limbah ini telah
ditentukan oleh pihak owner.
Page | 5
Alat pemadam kebakaran diklasifikasikan sbb :
Page | 6
2) Sampaikan nama pelapor, kejadian emergency, waktu kejadian, lokasi kejadian,
ada korban atau tidak dan pertolongan yang dibutuhkan. Contoh :
Emergency…Emergency….Emergency !!
Saya Suwono, melaporkan telah terjadi kebakaran waktu +/- pukul 10:00
WITA, lokasi di area Pit Stop Angle. Terdapat 1 orang korban tidak sadarkan
diri, memerlukan bantuan Tim Medis dan Ambulance serta Water Truck
3) Ulangi pelaporan 2 s.d. 3 kali, sampai tim ERT mengetahui dengan jelas informasi
darurat tersebut
Page | 7