Anda di halaman 1dari 7

DAFTAR PERTANYAAN INTERNAL AUDIT PANCA NIRBHAYA

1. Kebijakan KPLH :
 Manajemen mengajak seluruh insan HPU mengambil peran aktif dalam mewujudkan
budaha KPLH yang generative melalui : ADMIT SYTEM dan menjalankannya dengan
penuh tanggung jawab ;
a. AttituDe  sikap dan prilaku yang memprioritaskan KPLH dalam segala aspek
b. Manajemen, Infrastruktur dan Teknologi  kelengkapan sarana dan prasarana yang
standard serta adopsi penerapan teknologi dalam lingkup KPLH
c. HSE Management System  menyusun, menerapkan dan mengembangkan serta
melakukan audit secara periodik baik eksternal maupun internal
 Inti pokok dari kebijakan KPLH ada 3 ( tiga ) ;
 Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan :
1) Keselamatan Kerja  Manajemen bertekad mewujudkan ZERO FATALITY dan
mencegah semaksimal mungkin terjadinya insiden Cidera, Kerusakan Harta Benda
dan Kejadian Berbahaya lainnya
2) Kesehatan Kerja  Manajemen bertekad untuk mencegah penyakit akibat kerja
serta menurunkan angka kunjungan sakit dan hari hilang akibat sakit
3) Lingkungan Kerja  Manajemen bertekad mengelolah lingkungan kerja yang
ditimbulkan oleh bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomic dan psikososial
 Pengelolaan Keselamatan Operasi Pertambangan  manajemen bertekad mengelola
sarana / prasarana, instalasi dan peralatan pertambangan, kompetensi tenaga teknik,
evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan dan peningkatan kelanjutan kinerja
keselamatan operasional pertambangan dalam upaya mencegah kerusakan asset dan
terhentinya produksi – good mining practice
 Pengelolaan Lingkungan Hidup  manajemen bertekad untuk menjaga
keseimbangan alam dengan mencegah pencemaran lingkungan

2. Bahaya dan Resiko terkait Pekerjaan :


 Bahaya Fisik : ketinggian, ruangan terbatas, mesin / mekanikal, tekanan, kebisingan,
suhu, cahaya, listrik, getaran dan radiasi
 Bahaya Kimia : beracun, bahan.material/gas/debu, uap, mudah meledak, iritan dan
korosif
 Bahaya Biologi : jamur, virus, bakteri, tanaman, binatang dll
 Bahaya Ergonomi : getaran berulang, postur dan posisi kerja, desain tempat dan alat kerja
 Bahaya Psikososial :stress, kekerasan, pelecehan, pengucilan, intimidasi, emosi negative

3. Target KPLH :
Ada 10 KPI diantaranya :
1) Fatality
2) SIFR (Serious Injury Frequency Rate), Rata-Rata Kecelakan Cidera Berat
3) SIFR (Serious Injury Frequency Rate), Rata-rata hari hilang akibat cidera berat
4) MIFR (Minor Injuty Frequency Rate), Rata-rata kecelakaan akibat cidera ringan
5) EIFR (Environment Incident Frequency Rate), Rata-rata kecelakaan lingkungan

Page | 1
6) CMR (Crude Morbidity Rate), Angka kunjungan sakit
7) SA (Sickness Absenteeism), Hari hilang akibat sakit
8) Occupational Deases, PAK atau penyakit Akibat Kerja
9) PDFR (Property Damage Frequency Rate), Rata-rata kerusakan harta benda
10) PD Cost (Property Damage Cost), Biaya kerugian kerusakan harta benda

4. Wakil KPLH :
 Wakil KPLH Plant Dept ada 7 ( tujuh ) ;
1) Office Plant  Agung Prasetyo
2) Workshop  Sulistiyono
3) Track Section  Toyib
4) Wheel Section  Eko Tegar W.
5) Support Section  Ahmad Zainuri
6) Electric Section  Merlin Jhon Piter L
7) Tyre Section  Nanang Ari S.

5. Tugas dan Tanggung Jawab dibidang KPLH


 Untuk setiap karyawan berbeda, namun tanggung jawab bidang HSE sudah
tercantum dalam Job Desc Jabatan Karyawan sebagai tugas pokok di bidang KPLH,
diluar tugas tambahan yang diatur kemudian, misal tugas tambahan ; sebagai Wakil
KPLH, Asisten Kordinator, PIC Area dll.
o Contoh Tugas Pokok Mekanik / Welder dalam bidang KPLH :
1) Mengontrol lingkungan kerja yang aman, seperti melakukan isolasi
area yang berbahaya
2) Terlibat dalam pembuatan JSA untuk setiap pekerjaannya
3) Memakai APD dan peralatan keselamatan lainnya yang diperlukan
untuk pekerjaannya
4) Mengikuti HSE Talk secara reguler
5) Mengikuti Safety Induction
6) Aktif melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran yang
tinggi tentang keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan
hidup
7) Berperan aktif dalam system pelaporan bahaya  yellow card

6. Induksi KPLH
 Mengikuti Induksi KPLH, memahami materi induksi yang disampaikan

7. Papan Informasi dan Papan Kinerja KPLH


 Papan Informasi KPLH adalah media komunikasi yang isinya sbb :
1) Statistik insiden
2) Topik KPLH
3) Poster KPLH
4) Informasi insiden
5) Laporan bulanan KPLH
6) Pertemuan komite KPLH

Page | 2
7) Standard / prosedur baru dan
8) Informasi umum
 Papan Kinerja KPLH adalah media komunikasi yang isinya sbb :
1) Pencapaian kinerja KPLH seperti :
 Jam kerja karyawan tanpa fatal / meninggal
 Jam kerja karyawan tanpa cidera berat
 Jam kerja karyawan tanpa cidera ringan
 Jam kerja alat tanpa kerusakan akibat insiden
2) Pencapaian Sertifikat
3) Jadwal audit internal maupun eksternal

8. Buletin dan Papan Tampilan KPLH

9. JSA dan PTT


 Mengetahui fungsi JSA (Job Safety Analysis)  sebagai tools yang harus dibuat dan
dipahami sebelum melakukan pekerjaan, dimana isi dari pada JSA tsb adalah terdiri
dari :
1) Urutan langkah tugas ( Persiapan : APD, Tools, Sarana dan Prasarana,
Proses Kerja : Memarkir unit, Melakukan pelepasan komponen, Melakukan
Penggantian parts yang rusak, Pemasangan komponen, Membersikan
tempat kerja )
2) Bahaya / resiko setiap langkah  mengacu pada 5 bahaya ; fisik, kimia,
biologi, ergonomic dan psikososial, dan resikonya mengacu pada matrix
resiko ; C, B, A dan AA
3) Rekomendasi tindakan kontrol / pengendalian  mengacu pada hirarki
pengendalian resiko ; Eliminasi, Subtitusi, Perancangan /rekayasa
engineering, Administrasi dan APD

10. LOTO ( Lock Out – Tag Out )


 Tujuan LOTO : memberikan perlindungan yang sistematis kepada karyawan yang
melakukan pekerjaan di daerah berbahaya & memastikan semua sumber energy tidak
mengandung potensi ( Zero Potency ) sebelum pekerjaan dimulai
 Mengerti dan paham 12 langkah isolasi dan tujuan dilakukan isolasi :
1) Kenali energy bahaya
2) Beritahu pihak relevan
3) Isolasi dan amankan energy (master lock)
4) Test isolasi
5) Pasang personal lock / permit
6) Memulai pekerjaan
7) Menyelesaikan pekerjaan
8) Mengamankan area
9) Memeriksa daerah kerja
10) Melepaskan personal lock
11) Memeriksa energy
12) Memeriksa operasi

Page | 3
11. Simbol KPLH, Kode Warna dan Demarkasi

Page | 4
12. System Pembuangan Sampah / Limbah
 Paham jenis – jenis limbah :
1) Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun ), sifatnya  mudah meledak,
mudah terbakar, bersifat reakrif, bersifat iritasi jika terkena tubuh, beracun,
bersifat korosif. Contohnya : Solar, Aki/battery bekas, oli bekas, limbah
klinik/rumah sakit, chemical degreaser, cat, thinner, paint remover, majun
yang terkontaminasi oli, solar, grease, atau semua limbah yang tergolong non
B3 namun terkontaminasi B3 seperti kaleng bekas thinner, cat, electric
cleaner, WD40 atau anti karat, majun terkontaminasi solar, oli, grease,
thinner, cat. Penanganannya tidak boleh dibuang/ditimbun di tanah, harus
diserahkan ke pihak terkait yang telah ditunjuk oleh dinas lingkungan hidup
untuk selanjutnya dilakukan proses pemusnahan ataupun daur ulang
2) Limbah Non B3 :
a) Unorganik, yang tidak memiliki sifat seperti limbah B3 di atas.
Contoh : Plastik, Karet, Kaca, dll. Penanganannya tidak boleh
dibuang/ditimbun di tanah, harus diserahkan ke pihak terkait yang
telah ditunjuk oleh dinas lingkungan hidup untuk selanjutnya
dilakukan proses pemusnahan ataupun daur ulang
b) Limbah Non B3 : Logam ( Metal Scrap ), yang tidak memiliki sifat
seperti limbah B3 di atas. Contoh : Besi, Alumunium, Tembaga.
Penanganannya limbah diserahkan kepada pengumpul untuk
dilakukan daur ulang
c) Limbah Non B3 : Organik yang sifatnya tidak memiliki seperti
limbah B3 di atas. Contoh : Kertas, Kayu, limbah makanan dll.
Penanganannya dapat dibuang dan ditimbun langsung didalam
tanah, dengan ketentuan bahwa titik pembuangan limbah ini telah
ditentukan oleh pihak owner.

13. Pencegahan Kebakaran


 Sasarannya ; mengurangi resiko insiden kebakaran yang berpotensi terjadi di area
kerja, dan sebagai upaya persiapan dalam menghadapi insiden kebakaran bila suatu
saat terjadi, sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya.
 Jenis kelas kebakaran dikelompokkan sbb :

Page | 5
 Alat pemadam kebakaran diklasifikasikan sbb :

14. Bunyi Alarm Keadaan Darurat


 Memahami sinyal darurat, bila terjadi keadaan darurat semisal Kebakaran, Banjir,
Gempa Bumi dll :
o Bunyi serine panjang selama 1 menit tanpa terputus, atau bunyi lonceng
terus menerus selama 1 menit  Kondisi darurat, dan karyawan
diwajibkan untuk segera berkumpul di Muster Point / Assembly Point dengan
mengikuti petunjuk Peta Evakuasi Darurat yang telah terpasang di masing-
masing ruangan. Lokasi Muster / Assembly Point di Area Workshop tepat
berada di peta di bawah ini :
o Bunyi serine selama 10 detik terputus sebanyak 3x, atau bunyi lonceng
2x terputus sebanyak 3x  Keadaan darurat telah teratasi / aman

15. Prosedur Pelaporan Insiden


System pelaporan kedaruratan :
1) Menghubungi chanel MCR atau HSE, dengan laporan
“Emergency…Emergency…Emergency”

Page | 6
2) Sampaikan nama pelapor, kejadian emergency, waktu kejadian, lokasi kejadian,
ada korban atau tidak dan pertolongan yang dibutuhkan. Contoh :
 Emergency…Emergency….Emergency !!
 Saya Suwono, melaporkan telah terjadi kebakaran waktu +/- pukul 10:00
WITA, lokasi di area Pit Stop Angle. Terdapat 1 orang korban tidak sadarkan
diri, memerlukan bantuan Tim Medis dan Ambulance serta Water Truck
3) Ulangi pelaporan 2 s.d. 3 kali, sampai tim ERT mengetahui dengan jelas informasi
darurat tersebut

16. System Pemberian Saran KPLH


 Diatur dalam Panca Nirbhaya Element 05.02, yang bertujuan untuk memberikan
saran / masukan yang sifatnya membangun untuk peningkatan kinerja KPLH.
Metode pemberian saran melalui pengisian formulir pemberian saran KPLH (HSE-
F/016), dan memasukkannya kedalam Kotak Saran KPLH yang telah disediakan

Page | 7

Anda mungkin juga menyukai