Anda di halaman 1dari 79

Bahaya Terhadap Kesehatan

Kerja dan Bahaya Mekanik

1. Pendahuluan
2. Bahaya Kimia dan Materi
3. Bahaya Fisik dan Ergonomik
4. Bahaya Fisik dari Mekanik dari Aktifitas
Konstruksi
5. Bahaya Psikologis
6. Studi Kasus

2
Tujuan Modul

1. Memahami bahaya dari lingkungan dan


aktifitas kerja dan akibatnya terhadap bagian-
bagian tubuh manusia
2. Dapat melakukan pengendalian bahaya-
bahaya tersebut
Pendahuluan

TEKANAN/
FAKTOR KETIDAK
LINGKUNGAN PENYAKIT EFISIENAN
YANG KERJA
BERAGAM

Faktor-faktor lingkungan penyebab bahaya dapat


digolongkan menjadi empat yaitu:
1. Bahaya kimia
2. Bahaya fisik
3. Bahanya biologis
4. Bahaya ergonomik
Pendahuluan
2.1. Bahaya Kimia
• Berasal dari konsentrasi dari bahan kimia yang berlebihan di udara yang
berupa kabut, uap, gas atau zat padat yang berbentuk debu atau asap.
2.2. Bahaya fisik
• Yang berkaitan dengan masalah kesehatan kerja meliputi tingkat
elektromagnetik berlebihan, radiasi-radiasi ionisasi, kebisingan, vibrasi,
temperatur dan tekanan ekstrim-ekstrim.
2.3. Bahaya biologis
• Meliputi serangga, jamur, fungus dan kontaminasi bakteri termasuk sanitasi
dan permasalahan seperti housekeeping, air bersih yang dapat diminum,
pembersihan limbah industrial dan kotoran, penanganan makanan dan
hygienist.
2.4. Bahaya ergonomik adalah bahaya fisik
• Keadaan lingkungan yang membahayakan sistem urat, otot, dan sistem
persendian.
Bahaya Terhadap Kesehatan
Kerja dan Bahaya Mekanik

1. Pendahuluan
2. Bahaya Kimia dan Materi
3. Bahaya Fisik dan Ergonomik
4. Bahaya Fisik dari Mekanik dari Aktifitas
Konstruksi
5. Studi Kasus

6
Bahaya Kimia dan Materi
Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh

Kulit

Tertelan
Penafasan

Mata
Penilaian Tingkat Bahaya Bahan Kimia
dan Materi Fisik
TLV : konsentrasi-konsentrasi substansi atau zat yang
berada di udara dari suatu agent / kimia yang memapar
ke semua pekerja secara terus menerus atau dalam
waktu tertentu tanpa pengaruh yang merugikan.

Kategori TLV:
 Threshold Limit Value – Time Weighted Average (TLV-
TWA
 Threshold Limit Value – Short Term Exposure Limit
(TLV – STEL)
 Threshold Limit Value – Ceiling (TLV-C)
 IDLH (Immediately Dangerous to Life or Health Value)
Penilaian Tingkat Bahaya Bahan Kimia
dan Materi Fisik

PEL – Permisible Exposure Limit. Adalah batas


paparan dari bahan fisik (physical agent) terhadap
pekerja.

Lethal Dose (LD) dan Lethal Concentration (LC):


Tingkat racun yang dapat mematikan hewan yang diuji
karena tertelan atau kontak dengan kulit
Pengukuran

Alat ukur untuk pemantauan situasi lingkungan


kerja dan mengukur keberadaan / batas aman dari
paparan bahan kimia yaitu:
1. Gas Detector
2. Mercury Analyser
3. Air Quality Monitoring
Tabel 2.1. Bahaya Zat Kimia dan Materi
beserta pengendaliannya
.
Tabel 2.1. Bahaya Zat Kimia dan Materi beserta
pengendaliannya
Tabel 2.1. Bahaya Zat Kimia dan Materi beserta
pengendaliannya

VIDEO HEALTH RISK AT WORK (youtube)


Bahaya Terhadap Kesehatan
Kerja dan Bahaya Mekanik

1. Tujuan Modul
2. Pendahuluan
3. Bahaya Kimia dan Materi
4. Bahaya Fisik dan Ergonomik
5. Bahaya Fisik dari Mekanik dari Aktifitas
Konstruksi
6. Studi Kasus

14
Bahaya Fisik dan Ergonomik
Kebisingan

Definisi kebisingan : “suara yang tidak diinginkan”,


sebuah bentuk vibrasi yang dapat dilakukan
melalui zat padat, zat cair, atau gas.

Pengaruh-pengaruh dari kebisingan terhadap


manusia meliputi berikut ini :
1. Pengaruh psikologi
2. Gangguan terhadap komunikasi
3. Pengaruh fisiologis
Tingkat Kebisingan yang Diperkenankan
(ref: NIOSH)
Perhitungan dosis kebisingan
JIKA PAPARAN PENGENDALIAN
SUARA YANG ADMINISTRATIF DAN
MELEBIH BATAS ATAU PENGENDALIAN
YANG DIINGINKAN / TEKNIK
DIIZINKAN (ENGINEERING)

Tiga “petunjuk praktis” lingkungan kerja memiliki tingkat suara


yang berlebih :
1. Pekerja mulai berbicara keras didekat telinga pekerja lainnya
2. Pekerja mengatakan mendengar suara bising dan suara
berdering ditelinga mereka pada akhir kerja
3. Pekerja mengeluhkan suara bicara/musik nampak meredam
setelah meninggalkan pekerjaan, tetapi agak jelas pada pagi
hari sebelum mulai bekerja
Perhitungan dosis kebisingan

Perhitungan dosis kebisingan dari satu sumber


dengan waktu paparan beragam

Koreksi dB terhadap waktu paparan (jam)

waktu paparan (jam)


Perhitungan dosis kebisingan

Perhitungan dosis kebisingan dari beberapa


sumber dengan waktu paparan tertentu
Suhu yang Ekstrim
 Iklim kerja : suatu kombinasi dari suhu udara,
kelembaban udara, kecepatan gerakan udara, dan suhu
radiasi pada suatu lingkungan kerja.
 Nilai Ambang Batas (NAB) untuk iklim kerja : situasi
iklim kerja yang oleh tenaga kerja masih dapat dihadapi
dalam pekerjaannya sehari-hari, tidak mengakibatkan
penyakit atau gangguan kesehatan untuk waktu kerja
terus menerus dalam kurun waktu 8 jam sehari atau 40
jam seminggu
Suhu yang Ekstrim

A. Suhu Panas
a. Serangan Panas (Heat Stroke)
b. Keram Panas (Heat Cramps)
c. Kelelahan Panas (Heat
Exhausted)
B. Paparan dingin
Bahaya Radiasi

Bahaya radiasi berkenaan dengan kesehatan kerja yaitu:


1. Radiasi Ionisasi
Ada tiga faktor dasar yang harus dipertimbangkan
dalam pendekatan pada keselamatan radiasi :
1) Bahan radioaktif memancarkan energi yang dapat
merusak jaringan hidup.
2) Ada beberapa macam radioaktivitas yang
menghadirkan berbagai macam permasalahan
keselamatan radiasi.
3) Bahan radioaktif dapat berbahaya dalam dua cara
berbeda.
Bahaya Radiasi

2. Jenis-Jenis Radioaktifitas.
Ada lima macam radioaktivitas ditempat kerja :
1) Alpha
2) Beta Terpenting
3) Sinar X
4) Gamma
5) dan neutron

3. Radiasi Non-ionisasi
Bahaya Radiasi

Bahaya vibrasi dapat dikurangi oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Menggunakan peralatan dengan vibrasi lebih rendah.


2. Menggunakan mesin pemotong yang masih tajam
sehingga lebih efisien.
3. Selingi dengan beberapa pekerjaan lain untuk mengurangi
waktu yang terus menerus menggunakan mesin bervibrasi.
4. Hindari penggunaan melebihi dari yang diperlukan.
5. Disarankan sirkulasi darah yang baik dengan menjaga
tubuh tetap hangat dan kering.
6. Lakukan pemijatan ketika istirahat.
Bahaya Vibrasi

 Sindrom Vibrasi Tangan dan Telapak


Tangan “Hand-arm Vibration Syndrome
(HAVS) dan “Carpal Tunnel Syndrome”
terjadi akibat Terlalu banyaknya paparan
bergerak naik turun/ bergetar ke tangan.
 Carpal Tunnel Syndrom adalah
gangguan syaraf yang bisa diikuti rasa
sakit, ngilu, mati rasa, dan lemah (pain,
tingling, numbness and weakness) pada
beberapa bagian tangan, dan dapat
disebabkan diantaranya oleh paparan
vibrasi yang berlebihan.
Bahaya Vibrasi

 HAVS dan CTS yang dibiarkan akan membuat


gejala ini akan semakin memburuk:
 Mati rasa di tangan
 Kesulitan mengambil objek kecil

Pekerja beresiko Pemecah konkrit, grinders,


pemotong dengan disk, “Hammer Drills (Mesin
Palu dan Bor)”, “Chipping Hammer (Palu
Chipping)”, “Chainsaw”, pemotong rumput,
“Neddle Guns”
Ergonomik

Ergonomik : penerapan ilmu pengetahuan biologis manusia


yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan teknik
rekayasa untuk mencapai kesesuaian yang optimal antara
manusia dan pekerjaannya.

Manfaat:
 Operasi yang lebih efisien
 Kecelakaan lebih kecil
 Biaya operasi lebih kecil
 Waktu pelatihan berkurang
 Penggunaan personil lebih efektif
Bahaya Fisik dan Ergonomik

“Cumulative trauma disorders (CTD’s) : penyakit kerja yang


mempengaruhi satu bagian atau lebih sistim otot.

Gejala umum dari CTDs adalah:


• Rasa sakit pada persendian.
• Sakit, tingling (perasaan geli), kematian rasa, di tangan dan
pergelangan atau kaki.
• Sakit di kaki dan telapak tangan
• Lemah, atau tangan gemetar, hingga sering menjatuhkan
sesuatu.
• Sakit di pergelangan, pundak,lutut.
• Dan lain sebagainya.
Bahaya Fisik dan Ergonomik

Tabel 3.2. Bahaya Fisik, NAB, dan Pengendaliannya


DISKUSI GRUP

• Bagi menjadi 3 atau 4 grup diskusi


• Laksanakan diskusi selama 15 menit mengenai
kondisi penanganan Bahaya Kimia, bahaya fisik
dan ergonomik ditempat kerja pada saat ini.
Tentukan saran untuk meningkatkan
pengelolaan dimasa mendatang.
• Presentasikan
Bahaya Terhadap Kesehatan
Kerja dan Bahaya Mekanik

1. Pendahuluan
2. Bahaya Kimia dan Materi
3. Bahaya Fisik dan Ergonomik
4. Bahaya Fisik dari Mekanik dari Aktifitas
Konstruksi
5. Studi Kasus

32
Bahaya Fisik dan Mekanik dari Aktifitas
Konstruksi
Beberapa bahaya fisik (dan mekanik) terhadap manusia yang
ditimbulkan dari aktifitas konstruksi mencakup pekerjaan-pekerjaan:
1. Pekerjaan Las dan Potong (Welding and Cutting)
2. Penggerusan dengan Pasir (SandBlasting)
3. Operasi Alat Angkat (Crane)/Operasi Mesin Berputar
4. Pengangkatan Manual (Manual Handling)
1. Pekerjaan Las dan Potong

 Berpotensi terjadinya kebakaran atau ledakan.


 Bahaya terhadap fisik manusia meliputi mata, kulit, dan pernafasan
 Efek jangka pendek meliputi paparan Seng, Magnesium, Timah,
“Cupper Oxide” dapat menyebabkan demam asap metal
 Paparan dari “Cadmium”  berakibat fatal dalam waktu singkat
 Radiasi Ultraviolet yang membentuk Ozone dan Nitrogen Oxides 
mematikan pada konsentrasi tinggi
 Sinar ultraviolet dari las dapat bereaksi dengan larutan hidrokarbon
membentuk gas Phosgene peningkatan kanker paru-paru, dan
mungkin kanker “Larynx” dan “Urinary Tract”.
1. Pekerjaan Las dan Potong

 Ingat, asap las yang dapat menyebabkan kanker berasal dari


Cadmium, Nikel, Beryllium, Chromium, dan Arsenic.
 Pekerja las bisa mengalami berbagai gangguan Pernafasan
gangguan kesehatan lainnya adalah penyakit kulit, hilang
pendengaran, Gastritis kronis, Gastroduodentis, dan gangguan
pada perut (ulcers of the stomach), and usus kecil.
 Paparan panas bisa menyebabkan “heat stress”, “heat Stroke
 Cahaya las, ultraviolet, dan radiasi infrared dapat menyebabkan
kerusakan retina.
 Radiasi infrared dapat merusak kornea dan menyebabkan katarak.
 Cahaya UV yang tidak tampak langsung (Invisible UV light) dapat
menyebabkan “arc eye” atau “welders’ flash” (yakni gejala bayang-
bayang sinar terang di mata), mata rabun, berair, dan pusing
1. Pekerjaan Las dan Potong

Alat Pelindung Diri.


 Selalu gunakan sarung tangan las yang kering,
sepatu keselamatan, dan pakaian pelindung
diri khusus untuk pengelas seperti pelindung
kaki (welding legging), muka (faceshield), kaca
mata dengan filter cahaya yang sesuai,
pelindung pernapasan (respirator), dan
pelindung kepala (helmet).
 Pastikan peralatan las dalam kondisi baik,
kering. Jangan mengganti electrodes dengan
tangan telanjang, gunakan sarung tangan.
Bahaya Fisik dan Mekanik dari Aktifitas
Konstruksi
Pengendalian dan Mitigasi.
 Ganti dengan materi yang lebih ringan
bahayanya (gunakan bahan solder perak yang
bebas Cadmium, menggunakan elektroda bebas
/ asbes,
 Pastikan kecukupan ventilasi untuk
mengencerkan bahaya.
Bahaya Fisik dan Mekanik dari Aktifitas
Konstruksi
2. Potensi Bahaya Terhadap Fisik dari Pekerjaan
Sandblasting
 “Sandblasting” atau pekerjaan penggerusan permukaan
peralatan proses (pipa, bejana tekan, dan lain
sebagainya) dengan pasir.
 Bahaya bagi fisik pekerja yakni berupa:
• Debu yang dihasilkan dari operasi sandblast seperti
Pasir Silica.
• Debu dari materi yang dikikis/digerus seperti cat
yang mengandung Timbal / timah hitam (Pb).
• Percikan dari operasi blasting
• Terbentuknya efek listrik statis.
Bahaya Fisik dan Mekanik dari Aktifitas
Konstruksi

Gambar 4.1 Pekerjaan Sandblast


Bahaya Fisik dan Mekanik dari Aktifitas
Konstruksi
Silicosis : penyakit paru-paru yang fatal karena
terakumulasinya debu tersebut sehingga
merusak paru-paru dan membuat bernafas
lebih sulit (sesak nafas), batuk parah, rasa
lelah berlebihan, sakit dada, dan demam.

Tingkatan Silicosis
adalah sebagai berikut:
1. Silicosis kronis
2. Silicosis dipercepat
(Accelerated Silicosis)
3. Silicosis Akut
Bahaya Fisik dan Mekanik dari Aktifitas
Konstruksi

NIOSH menyarankan..
Penggunaan Alat Pernafasan dengan tabung atau
yang disebut “Self Contained Breathing Aparatus”
(SCBA) dengan kombinasi saringan pernafasan (filter)
tipe CE khusus untuk pekerjaan sandblast yang
disetujui NIOSH (NIOSh) approved Type CE Abbrasive
Blasting respirator)  melindungi dari bahan
kontaminasi yang ke udara yang dapat terhirup yang
tersebut di udara
Bahaya Fisik dan Mekanik dari Aktifitas
Konstruksi
3. Pekerjaan Angkat Mengangkat dengan Alat Berat,
alat tarik (tugger), atau mesin berputar.

Bahaya Fisik dan Mekanik dari Aktifitas Konstruksi yaitu :


 Bahaya mekanik dari tegangan objek (benda berada
dalam kondisi tegang / tertarik)
 Bahaya benda bergerak tangan terjepit
 Tertimpa beban
 Terperangkap beban atau crane.
Bahaya Fisik dan Mekanik dari Aktifitas
Konstruksi
Gambar-gambar di bawah ini ilustrasi bahaya terhadap fisik pekerja
dari pekerjaan angkat mengangkat dengan alat berat crane.
Bahaya Fisik dan Mekanik dari Aktifitas
Konstruksi
4.Angkat-Mengangkat Manual

Pengaruh angkat-mengangkat
manual terhadap fisik adalah
gangguan otot yang
dikelompokkan menjadi 3
bagian:
1. Gangguan otot di leher dan
tungkai dan lengan atas
2. Tungkai dan lengan bawah
3. Sakit pinggang dan
punggung (back pain/back
injury).
Bahaya Fisik dan Mekanik dari Aktifitas
Konstruksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan mengangkut dan
mengangkat adalah:
 Beban yang diperkenankan, jarak angkut dan intensitas
pembebanan.
 Kondisi lingkungan kerja yang: licin, kasar, naik dan turun.
 Keterampilan bekerja.
 Peralatan kerja beserta keamanannya.
 Cara pengangkatan sedemikian sehingga beban bertumpu pada
otot otot kaki dan tangan bukan pada otot pinggang.
Bahaya Terhadap Kesehatan
Kerja dan Bahaya Mekanik

1. Pendahuluan
2. Bahaya Kimia dan Materi
3. Bahaya Fisik dan Ergonomik
4. Bahaya Fisik dari Mekanik dari Aktifitas
Konstruksi
5. Studi Kasus

47
Studi Kasus

Beberapa kasus silicosis terjadi/tercatat sebagai berikut:


a. Kasus di Texas bagian Barat.
Di November 1988, 10 kasus silicosis di Texas bagian barat. Semuanya
adalah para pekerja sandblasting pada perusahaan kontraktor yang
melakukan pekerjaan sandblast di pipa-pipa sumur minyak. Masing-masing
korban terpapar debu silica dan terdapat kontaminasi silica pada tingkat
tinggi di dalam paru-parunya. Pekerjaannya menggunakan mesin sandblast
yang berada pada kondisi buruk dan kebocoran debu silica ke udara. Salah
satu pekerja dari jumlah tersebut meninggal karena silicosis pada usia 34
tahun.
b. Silicosis dan Asma
NIOSH melaporkan seorang korban silicosis dan menderita asma pada usia
49 tahun. Orang tersebut tidak terlibat dalam pekerjaan sandblast tapi ia
berada disekitar pekerjaan silica yang berdebu dan tidak menggunakan alat
pernapasan.
Studi Kasus

c. Silicosis dan TBC


NIOSH 1996 melaporkan seorang pekerja sandblast berusia 39
tahun didiagnosa menderita Silicosis dan TBC silicosis pada tahun
1993. Dia melaporkan napas yang pendek, mendesah, dan kurang
tenaga. Dia menggunakan saringan arang (charcoal filter respirator)
ketika bekerja tapi alat pelindung tersebut tidak melindunginya dari
debu-debu silica. Dua (2) saudaranya dan Tiga (3) keponakannya
yang didapati positif TBC.
d. Centers for Desease Control and Prevention (CDC)
melaporkan pada tahun 1998, seorang pekerja di Texas berusia 36
tahun meninggal tahun 1995 karena silicosis tingkat tinggi setelah
bekerja sebagai sandblast setelah 11 tahun. Dia telah terpapar debu
silica selama 3 tahun ketika bekerja sandblast di pipa dan tangki
minyak.
Studi Kasus

e. Centers for Desease Control and Prevention (CDC)


melaporkan pada tahun 1998, seorang pekerja sandblast berusia 30
tahun meninggal 10 tahun setelah dia terpapar debu silica. Pekerja
tersebut terpapar debu silica hanya selama 4 tahun sebagai pekerja
sandblast. Sejak tahun 1968, lebih dari 14,000 pekerja di Amerika
meninggal karena silicosis. Untuk itu Jangan menganggap remeh
bahaya terhadap fisik manusia dari pekerjaan sandblast.
P3K

NUSA SAFETY CONSULT


www.nusasafety.co.id
Tujuan

Memahami pengertian P3K


Memahami prinsip dasar P3K
Mengetahui kasus kecelakaan yang dapat terjadi
di tempat kerja dan penanganannya
Dapat mengimplementasikan cara pengananan
P3K pada kasus tersebut
Pengertian P3K
Adalah tindakan/usaha
yang diberikan kepada
seseorang yang
mengalami kecelakaan
dengan tujuan mencegah
kemungkinan yang lebih
buruk dari si korban
sebelum ia mendapat
pertolongan medis.

 Kecelakaan adalah suatu kejadian yang


tidak dinginkan, datangnya mendadak, tidak
sengaja dan mengakibatkan kerugian.
 Setiap aktivitas/ proses pekerjaan yang
dilakukan di tempat kerja mengandung
resiko untuk terjadinya kecelakaan kerja
(ringan sampai dengan berat).
1. Tujuan P3K
a. Mencegah maut/ memperpanjang harapan hidup
b. Mencegah cacad & infeksi
c. Mengurangi kesakitan/ bahaya yang lebih buruk
d. Mempercepat penyembuhan

Sekitar 25 %- 35 % Kematian Akibat


2. Sifat P3K kecelakaan tidak seharusnya terjadi
jika dilakukan P3K dengan benar
a. Cepat
b. Tepat
c. Efektif
P3K
Kriteria Unjuk Kerja Daftar Pertanyaan Penilaian
Mandiri
1.1
Apakah saudara menguasai hal-
hal yang perlu menjadi perhatian
Kondisi korban di kenali uatama saat melakukan P3K,
seperti cara mengenali korban,
kondisi dan pemberian P3K?
1.2
Bagaimana saudara bisa
menentukan kondisi korban?,
Kondisi korban ditentukan
faktor apa saja yang
diperhatikan?.
1.3 Faktor apa saja yang dipersiapkan
Pemberian pertolongan pada untuk pembelian pertolongan
korban disiapkan pertama dari aspek peralatan dan
kompetensi?.
P3K
2.1 Metoda / cara Apakah saudara paham cara
pemberian nafas pemberian pernafasan
buatan dijelaskan buatan?
2.2 Bisa dititerangkan urutan cara
Metoda / cara pemerian pernapasan buatan
pemberian nafas dan faktor apa yang
buatan diperagakan diperhatikan untuk
keselamatan si pasien?.
3.1 Apakah saudara menguasai
Pertolongan pada
dengan baik pertolongan
korban dilakukan
pertama.
3.2 Tanda-tanda Bagaimana saudara bisa
keberhasilan nafas mengidentifikasi adanya
buatan dapat keberhasilan bantuan
diidentifikasi pernafasan yang dilakukan?.
Tujuan

Memahami pengertian P3K


Memahami prinsip dasar P3K
Mengetahui kasus kecelakaan yang dapat terjadi
di tempat kerja dan penanganannya
Dapat mengimplementasikan cara pengananan
P3K pada kasus tersebut
Prinsip Dasar tindakan P3K
• Jangan panik
• Amankan diri sendiri (Penolong) sebelum bertindak.
• Amankan korban dari gangguan sekitar tempat kejadian shg
bebas dari bahaya. Note no 3
• Panggil dokter secepat mungkin, ataupun pihak-pihak terkait.
• Lakukan tindakan pertolongan pertama dg urutan yg paling tepat.
o Yang mengancam nyawa atau menyebabkan kematian
o Menyebabkan kecacatan permanen
o Menyebabkan kecacatan yang tidak permanen
• Tandai tempat kejadiannya shg orang lain tahu bahwa tempat
itu ada kecelakaan/bahaya.
Kotak P3K
Apa saja yang perlu diperhatikan
pada kotak P3K?

Kebutuhan spesifik

Potensi bahaya

Waktu expired
Tujuan

Memahami pengertian P3K


Memahami prinsip dasar P3K
Mengetahui kasus kecelakaan yang dapat terjadi
di tempat kerja dan penanganannya
Dapat mengimplementasikan cara pengananan
P3K pada kasus tersebut
KASUS-KASUS KECELAKAAN
DAN
PERTOLONGAN PERTAMANYA

NUSA SAFETY CONSULT


www.nusasafety.co.id
1. Gangguan nafas atau
bahkan sampai henti nafas

Untuk mengenal gangguan pada sistem


pernapasan gunakan :

LDR
LDR(Lihat,Dengar,Rasakan hembusan nafas
korban).
2. Bila sulit bernapas/bahkan tidak bernapas
segera cari bantuan/telepon ambulance. lakukan
pemeriksaan jalan napas, apakah terdapat
sumbatan atau tidak(pangkal lidah, muntahan,
kotoran dalam mulut.)

3. Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan


adalah membebaskan jalan napas dengan
menarik lidah ke luar, mengeluarkan benda
asing dalam rongga mulut (gunakan kedua jari)
Bila henti nafas dan henti jantung

maka harus dilakukan pemberian pernapasan


buatan dari mulut ke mulut (mouth-to-mouth)
dan kompresi dada. Tindakan ini harus dilatih
menggunakan alat peraga (boneka) secara
periodik.

 Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD)


Pernafasan Buatan Mulut ke Mulut

Baringkan penderita dalam posisi terlentang. Buka mulut


penderita dengan cara menguakkan rahangnya. Jaga
agar selama dilakukan pernafasan buatan mulut selalu
dalam keadaan terbuka. Tutup lubang hidung penderita.
Tiup mulut penderita dan lepaskan mulut anda dari mulut
penderita serta perhatikan apakah mulut penderita
mengeluarkan kembali udara yang anda tiupkan. Jika
tidak, periksa sekali lagi barangkali masih terdapat
sesuatu yang menghalangi pernafasan di dalam mulut
penderita. Berikan 2x napas bantuan

kemudian 
Pijat Jantung

Lakukan pengurutan/pijat jantung. Letakkan kedua


telapak tangan anda dalam posisi saling
bertumpuk di bagian paling bawah dada
penderita. Tekan dengan telapak tangan bawah
sedalam kurang lebih 5 cm. Ulangi tekanan.
Lakukan dengan rasio 30:2.
(30 kompresi/pijat : 2 tiupan nafas buatan)
VIDEO RJP
2. LUKA BAKAR

Luka Bakar adalah suatu kerusakan


jaringan yang disebabkan energi
thermal diantaranya :
Api/ suhu yang sangat panas
Aliran listrik
Zat kimia
Alirkan/siram dengan air biasa/air
mengalir ditempat yang terbakar, jika
lukanya masih tahap pertama, hingga
rasa sakit hilang.
Jika lukanya sudah melepuh, bawa ke
rumah sakit.

Video luka bakar


Luka Bakar/ Combustio

- Luka Bakar adalah suatu kerusakan jaringan yang disebabkan energi


thermal diantaranya : - Api/ suhu yang sangat panas
- Aliran listrik
- Zat kimia

Tingkatan Luka Bakar :


 TK I : Paling ringan, kulit terbakar hanya
berwarna merah
 Tk II : Kulit yang terbakar terdapat
gelembung- gelembung tapi tidak merusak lapisan
kulit seluruhnya.
 Tk III : Terjadi kerusakan seluruh lapisan kulit,
otot dan kadang-kadang ke tulang.
Pertolongan Luka Bakar :

 Nilai kesadaran, jalan napas lakukan tindakan


pembebasan jalan napas (ABC) , berikan
oxygen.
 Untuk Mengurangi panas rendam atau guyur
dengan air bersih (luka bakar TK I dan TK II)
 Khusus luka bakar yang disebabkan zat kimia
rendam lebih lama + 20 menit untuk menetralkan
zat kimia tersebut dengan bersih, lepaskan
pakaian.
 Berikan salep luka bakar ( antibiotika) ex
Burnazime atau jika tidak ada sabun cair
 Tutup luka dengan kain/ kasa bersih kalau ada
yang steril
 Banyak minum (kalau ia sadar)
 Kirim ke Rumah Sakit/ Dokter
Prinsip Pertolongan

• Bebaskan korban dari sumber luka bakar


• Berikan kompres air dingin yang bersih dan
mengalir untuk mengurangi sensasi rasa nyeri
• Jauhkan luka dari penyebab infeksi, seperti benda-
benda kotor dan lain sebagainya
• Jika ada muncul Bullae / gelembung jangan di
pecahkan.
• Bila lepuh sudah pecah, tutup dengan kassa steril
dan jaga agar luka selalu bersih
• Beri minum air yang banyak
Tindak Lanjut Pertolongan
1. Koordinasi dengan bagian terkait  a. Teman sejawat
b. Atasan
c. Kesehatan
d. HSE
2. Transportasi

Memindahkan penderita (baik gawat darurat atau bukan) dari satu


tempat ketempat lain.

Syarat : a. Keadaan stabil


b. Jalan nafas bebas
c. Monitor (jantung, nadi, paru-paru)

Alat : a. Tenaga manusia : (1,2,3 & 4 orang)


b. Tandu : (Khusus, papan, bambu)
c. Kendaraan : Darat, laut, udara)
3. Luka lecet/gores/tersayat

Cucilah dengan air dan tutuplah luka dengan


plester atau band aid. Namun jika luka
gores/robek terlalu besar, harus segera
ditangani dokter.
4. PERDARAHAN

Hentikan pendarahan dengan cara menekan luka


atau sekitar luka. Tekan terus-menerus. Jangan
melepas tekanan tiap sebentar hanya untuk
melihat apakah pendarahan sudah berhenti.
Apabila setelah diberikan tekanan
pendarahan masih belum berhenti,
mungkin nadi atau pembuluh darah
balik terputus, tekan nadi yang di
dekat luka, untuk menghentikan aliran
darah dari jantung ke tempat lain.
Segera bawa ke dokter !!
Penutup

Bila sampai di Rumah Sakit tertentu si korban


yang sudah kita tolong justru sudah meninggal,
hal ini berarti kita tidak berhasil.
Paling tidak usaha kita sudah maksimal disertai
dengan kecermatan saat-saat kita menolong
korban, tetapi tidak juga berhasil maka bukan
berarti kita gagal,
tetapi memang proses perjalanan kehidupan
sudah sampai waktunya.

Anda mungkin juga menyukai