125100900111019
PBUPL KELAS M
TUGAS
BESAR
PERENCANAAN
BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
KABUPATEN GRESIK
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah‐Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
perancangan bangunan unit pengolahan limbah yang berjudul “Perencanaan
Bangunan Pengolahan Air LimbahDomestik Kabupaten Gresik” ini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada ibu Satwika Desantina Muktiningsih, ST.
MT.; ibu Dr. Eng. Evi Kurniati, STP. MT; dan bapak Dr. Ir. Ruslan Wirosoedarmo,
MS. selaku dosen pengampu mata kuliah Perancangan Bangunan Unit Pengolahan
Limbah, atas bimbingan yang telah diberikan; teman-teman teknik lingkungan dan
seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga
penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk
menyempurnakan tugas ini.
Malang, 2015
Penulis
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan tugas perencanaan bangunan pengolahan air
limbah domestik kabupaten gresik ini yaitu:
1. Untuk mengetahui keadaan umum Kabupaten Gresik,
2. Untuk mengetahui alternatif unit pengolahan limbah di Kabupaten Gresik,
3. Untuk mengetahui biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan dan pengelolaan
bangunan unit pengolahan limbah di Kebupaten Gresik
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 3
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik
mekanis, pneumatis dan hidrolis. Pengadukan dengan cara mekanis adalah yang
paling banyak digunakan dalam pengolahan air minum, namun memerlukan
peralatan yang rumit dan pasok enerji yang cukup besar (Suharto, 2010).
sistem ini adalah effluent yang dihasilkan konstan dan pengoperasiannya cukup
mudah dibandingkan unit pengolahan biologis yang lain. Selain itu waktu detensi
solid yang relatif lama dapat diperoleh removal solid cukup efektif.
6. Trickling Filter
Unit ini berlangsung secara aerobik. Media filter dalam kondisi kering dan
biasanya agregat kasar dengan diameter 30-60 mm. Prosesnya, air limbah
dialirkan ke atas alas dan menetes kebawah diatas permukaan media atau
agregat. Pada permukaan ini akan tumbuh bakteri yang akan mengoksidasikan
limbah yang melewatinya. Jumlah mikroba terus bertambah pada saat
pengoksidasian. Trickling filter terdiri dari suatu bak dengan media permeable
untuk pertumbuhan mikroorganisme. Air limbah didistribusikan pada bagian atas
trickling filter dengan suatu lengan distribuor yang dapat berputar. Filter juga
dilengkapi dengan underdrain untuk mengumpulkan biofilm yang mati untuk
kemudian diendapkan pada bak pengendap.
7. IFAS (integrated fixed film activated sludge)
Untuk mendapatkan kualitas effluent yang baik, maka memanfaatkan pengolahan
biologi dengan sistem IFAS (integrated fixed film activated sludge), yaitu
penggabungan antara suspended growth dan attach growth yakni memanfaatkan
mikroorganisme yang ada di dalam air limbah dengan suplai oksigen dapat
mengasimilasi zat – zat organik yang ada di dalam limbah yang kemudian
membentuk lendir (biofilm) yang melekat pada media pelekat
polutan dapat bervariasi, mulai dari tak terdeteksi sampai sangat serius,
tergantung pada pH.
2. Biological Oxygen Demand (BOD)
BOD adalah suatu analisis empiris yang mencoba mendekati secara global
proses-proses biologis yang benar-benar terjadi didalam air. Angka BOD adalah
jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan (mengoksidasi)
hampir semua zat organik yang terlarut dan sebagian zat -zat organik yang
tersuspensi dalam air.
3. Chemical Oxygen Demand (COD)
COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada
didalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Angka COD merupakan ukuran
bagi pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasi
melalui mikrobiologis menjadi CO2, H2O dan senyawa organik, dan
mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air.
4. Dissolved Oxygen (DO)
Semua gas di udara dapat terlarut dalam air namun memiliki kelarutan yang
berbeda-beda. Oksigen termasuk gas yang sukar larut dalam air dan hanya dapat
larut karena perbedaan tekanan parsial air dan udara, bukan dengan reaksi kimia.
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 8
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik
pH - 6-9
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 9
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik
P n=Po+r x (Tn−¿)
n
Pi−P(i−1)
r =∑
k=i N
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 10
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik
Dimana:
Pn = Jumlah penduduk tahun ke-n
Po = Jumlah penduduk dasar
r = Kenaikan rata-rata jumlah penduduk
Tn = Tahun ke-n
To = Tahun dasar
N = Jumlah data diketahui
Pn = Po (1 + r)n
N
Pi−P(i−1)
∑ Pi
r = i=1
N
Dimana:
Pn = Jumlah penduduk tahun ke-n
Po = Jumlah penduduk dasar
r = Kenaikan rata-rata jumlah penduduk
To = Tahun dasar
n = Jangka waktu
N = Jumlah data diketahui
∑ y ∑ x 2−∑ x ∑ ( xy ) N ∑ (xy)−∑ x ∑ y
y=a+bx a= b=
N ∑ x −( ∑ x ) N ∑ x −( ∑ x )
2 2 2 2
Dimana:
N = Jumlah data yang diketahui
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 11
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik
1
y=a . ebx a= ¿b=N ∑ ¿ ¿ ¿
N
Dimana:
N = Jumlah data yang diketahui
y=a+b ln x
1
a= ¿b=N ∑ ¿ ¿ ¿
N
Dimana:
N = Jumlah data yang di ketahui
r 2=∑ ¿¿ ¿ r 2=∑ ¿ ¿ ¿
Dimana:
r2 = Faktor korelasi
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n
Pr = Rata-rata jumlah penduduk dari data yang diketahui
P = Estimasi jumlah penduduk berdasarkan perhitungan metode yang
digunakan
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 12
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik
STD=¿
Dimana:
STD = Standar deviasi dari dat
N = Jumlah data yang diketahui
Metode proyeksi yang digunakan ialah metode yang memiliki faktor korelasi
paling besar dan nilai deviasi yang paling kecil
Pola perkembangan kota sesuia dengan fungsi kota di masa mendatang juga
bisa dijadikan salah satu pertimbangan untuk memilih metode proyeksi penduduk
yang akan digunakan. Pada umumnya fungsi sebuah kota dapat menunjukkan
kecendrungan pertambahan penduduk di masa mendatang.
BAB III
wilayah Kabupaten Gresik merupakan daerah pesisir pantai, yaitu memanjang mulai
dari Kecamatan Kebomas, Gresik, Manyar, Bungah, Sidayu, Ujungpangkah dan
Panceng serta Kecamatan Sangkapura dan Tambak yang lokasinya berada di Pulau
Bawean.
Tabel 3.1 Jumlah Kecamatan dan Desa Kabupaten Gresik Tahun 2014
Luas Wilayah Jumlah Jumlah
No Kecamatan
(Km2 ) Desa Dusun
1. Wringinanom 62,62 16 72
2. Driyorejo 51,30 16 49
3. Kedamean 65,96 15 60
4. Menganti 68,71 22 78
5. Cerme 71,73 25 60
6. Benjeng 61,26 23 78
7. Balongpanggang 63,88 25 85
8. Duduksampeyan 74,29 23 39
9. Kebomas 30,06 21 56
10. Gresik 5,54 21
11. Manyar 95,42 23 47
12. Bungah 79,43 22 67
13. Sidayu 47,13 21 16
14. Dukun 59,09 26 38
15. Panceng 62,59 14 14
16. Ujungpangkah 94,82 13 28
17. Sangkapura 118 72 17 116
18. Tambak 78,70 13 90
Jumlah 1072,53 356 993
3.2. Demografi
Berdasarkan data Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Sosial Kabupaten
Gresik jumlah penduduk Kabupaten Gresik pada akhir tahun 2010 sebesar
1.307.995 jiwa yang terdiri dari 658.786 laki-laki dan 649.209 perempuan.
Dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2011 sebesar 1.270.351 jiwa, maka
terjadi kenaikan jumlah penduduk sebesar 37.644 jiwa atau 2,9%.Dengan luas
wilayah Kabupaten Gresik sebesar 1.191,25/Km² maka tingkat kepadatan penduduk
Kabupaten Gresik adalah 1.098 jiwa/Km².
Tabel 3.2 Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin kabupaten gresik
2010
Jenis Kelamin
Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
0-4 51 531 48 489 100 020
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 15
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 16
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik
.
Gambar 3.2. Peta Kabupaten Gresik
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 18
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik
Dari Gambar 3.2. menerangkan bahwa Kabupaten Gresik tata guna lahannya
sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah adalah terbanyak untuk Hortikultura atau
persawahan dan pertanian serta untuk daerah permukiman penduduk. Tabel 3.3.
akan menjelaskan mengenai luas daratan sesuai jenis tata guna lahannya, yaitu
sebagai berikut:
Dari Tata Guna Lahan Permukiman ini didapat hasil Wilayah Administrasi
Pemerintahan pada Tabel 3.4. seperti di bawah ini :
Pembantu bupati 5
Kecamatan 18
Kelurahan 26
Desa 330
Dusun 920
Rukun Warga 1.713
Rukun Tetangga 4.980
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 19
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik
BAB IV
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 20
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik
PROYEKSI PENDUDUK
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 21
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik
Tabel 4.2 Nilai faktor korelasi dan standar deviasi untuk setiap metode
Aritmatika Geometrik Regresi Linier Eksponensial Logaritmik
r2 0,9253 0,9353 0,9602 0,8689 0,9504
STD 6052,70 5635,45 4416,43 8018,39 4932,07
Tabel diatas menunjukan bahwa metode yang paling tepat digunakan untuk
proyeksi penduduk Kabupaten Gresik adalah metode Regresi linier, karena dari hasil
perhitungan metode regresi menghasilkan nilai STD terkecil dan nilai faktor korelasi
yang mendekati 1, dimana nilai standar deviasinya adalah 4416,43 sedangkan nilai
faktor korelasinya adalah 0,9602.
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 22