Anda di halaman 1dari 23

LALU HENDRA PRAYANA

125100900111019
PBUPL KELAS M

TUGAS
BESAR
PERENCANAAN
BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
KABUPATEN GRESIK

Teknik Lingkungan - Universitas Brawijaya

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah‐Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
perancangan bangunan unit pengolahan limbah yang berjudul “Perencanaan
Bangunan Pengolahan Air LimbahDomestik Kabupaten Gresik” ini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada ibu Satwika Desantina Muktiningsih, ST.
MT.; ibu Dr. Eng. Evi Kurniati, STP. MT; dan bapak Dr. Ir. Ruslan Wirosoedarmo,
MS. selaku dosen pengampu mata kuliah Perancangan Bangunan Unit Pengolahan
Limbah, atas bimbingan yang telah diberikan; teman-teman teknik lingkungan dan
seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga
penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk
menyempurnakan tugas ini.

Malang, 2015

Penulis

,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kabupaten Gresik terletak di sebelah Barat Laut dari Ibukota Provinsi Jawa
Timur (Surabaya), peranan wilayah kabupaten Gresik adalah penyangga
perkembangan kota surabaya yang ditandai dengan perkembangan kluster
pemukiman. Kabupaten Gresik yang terdiri atas 18 kecamatan ini mengalami
perkembangan yang cukup pesat, perkembangan yang dimaksud salah satunya
ditandai dengan meningkanya pertumbuhan perekonomian, jumlah penduduk , serta
sektor-sektor lainnya.
Kabupaten Gresik merupakan wilayah yang berpotensi untuk berkembang
terutama dikaswasan yang berbatasan dengan Surabaya. Perkembangan tersebut
cenderung akan mengakibatkan meningkatnya jumlah penduduk seiring
perkembangan yang terjadi pada aktivitas ekonomi sehingga terbentuk suatu daerah
pemukiman ataupun pola pemukiman baru.
Peningkatan jumlah penduduk di kabupaten gresik serta terbentuknya suatu
daerah pemukiman atau hunian dapat menyebabkan meningkatnya jumlah air
limbah domestik pada kabupaten ini. Semakin meningkatnya jumlah air limbah, tentu
mengakibatkn tuntutan dalam pemenuhan pengolahan air limbah perumahan atau
pemukiman menjadi sangat penting. Selanjutnya dalam rangka menyelenggarakan
pengolahan air limbah domestik secara terpedu, komprehensif, pemenuhan hak dan
kewajiban masyarakat, serta tugas dan wewenang Pemerintah daerah, maka
dibutuhkan arahan dalam pengelolaan air buangan perumahan atau pemukiman di
Kabupaten Gresik sebagai usaha untuk mengatasi dan mengantisipasi
permasalahan air limbah serta wujud adanya perkembangan wilayah di kabupaten
Gresik.
Selama ini pembuangan air limbah domestik atau perumahan di kabupaten
Gresik masih menuju pantai dan laut tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu. Jika
tidak segera ditangani maka akan terjadi pencemaran air di daerah pantai sepanjang
kabupaten Gresik. Berdasarkan kondisi itulah maka di kabupaten Gresik perlu
adanya bangunan pengolahan air limbah domestik untuk pengolahan air buangan
sebelum di buang ke badan sungai.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan tugas perencanaan bangunan pengolahan air
limbah domestik kabupaten gresik ini yaitu:
1. Untuk mengetahui keadaan umum Kabupaten Gresik,
2. Untuk mengetahui alternatif unit pengolahan limbah di Kabupaten Gresik,
3. Untuk mengetahui biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan dan pengelolaan
bangunan unit pengolahan limbah di Kebupaten Gresik
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air Limbah


Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari
rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya
mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan
manusia serta menggangu lingkungan hidup. Sumber lain mengatakan bahwa air
limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah
pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, yang bercampur dengan air
tanah, air permukaan dan air hujan. Berdasrkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa air limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah
tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan dan sebagainya.
Beberapa pengertian air limbah menurut beberapa pendapat antara lain:
1. Menurut Azwar (1989), air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung
berbagai zat yang membahayakan kehidupan manusia atau hewan serta
tumbuhan, merupakan kegiatan manusia seperti, limbah industri dan limbah
rumah tangga.
2. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003), air limbah atau air buangan adalah sisa
air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempattempat
umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang
dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan
hidup.
3. Pengertian lain menyebutkan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan
sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran
dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang
mungkin ada.
4. Menurut Sugiharto (1987), air limbah (wastewater) adalah kotoran dari manusia
dan rumah tangga serta berasal dari industri, atau air permukaan serta buangan
lainnya. Dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran
umum.

2.2. Pengolahan Air Limbah


Teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara
umum dapat dibagi menjadi tiga metode pengolahan, yaitu pengolahan secara fisika,
pengolahan secara kimia, dan pengolahan secara biologi (Suharto, 2010).

2.2.1. Pengolahan limbah cair secara fisika


Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air
buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang

,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 3
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu.


Beberapa metode secara fisika antara lain (Hambali, dkk, 2007):
1. penyaringan (screening),
2. proses flotasi,
3. proses filtrasi,
4. proses adsorbsi,
5. teknologi membran (reverse osmosis)

2.2.2. Pengolahan limbah cair secara biologi


Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai
pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan
yang paling murah dan efisien. Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi
dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu (Hambali,dkk, 2007):
1. reaktor pertumbuhan tersuspensi,
2. reaktor pertumbuhan lekat
Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara
biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis (Hambali,dkk, 2007):
a. proses aerob yang berlangsung dengan hadirnya oksigen,
b. proses anaerob yang berlangsung tanpa adanya oksigen.

2.2.3. Pengolahan Limbah Cair secara Kimia


Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk
menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam
berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun, dengan membubuhkan bahan kimia
tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya
berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat
diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan atau
tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.
1. Koagulasi
Koagulasi merupakan salah satu sifat dari koloid. Partikel-partikel suatu koloid
dapat mengalami penggumpalan membentuk zat semi-padat. Partikel-partikel
koloid tersebut bersifat stabil karena memiliki muatan listrik sejenis. Apabila
muatan listrik itu hilang, maka partikel koloid tersebut akan bergabung
membentuk gumpalan. Proses penggumpalan partikel koloid dan
pengendapannya disebut Koagulasi. Dalam hal ini, koagulasi koloid merupakan
proses- bergabungnya partikel-partikel koloid secara bersama membentuk zat
dengan massa yang lebih besar (Suharto 2010).
2. Flokulasi
Flokulasi adalah penyisihan kekeruhan air dengan cara penggumpalan partikel
untuk dijadikan partikel yang lebih besar. Gaya antar molekul yang diperoleh dari
agitasi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap laju terbentuknya
partikel flok. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan proses
flokulasi adalah pengadukan, dimana dikenal tiga macam cara pengadukan yaitu
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 4
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

mekanis, pneumatis dan hidrolis. Pengadukan dengan cara mekanis adalah yang
paling banyak digunakan dalam pengolahan air minum, namun memerlukan
peralatan yang rumit dan pasok enerji yang cukup besar (Suharto, 2010).

2.3. Unit Pengolahan Air Limbah


Terdapat beberapa sistem dalam unit pengolahan limbah. Diantaranya akan di
jelaskan sebagai berikut : (Muchsin, 2007).
1. Influent tank
merupakan bak penampungan awal yang limbahnya datang dari room, kitchen,
laundry, dan sebagainya. Bak ini berfungsi sebagai penyaring agar kotoran yang
berbentuk sampah dapat dihambat karena dapat menggangu proses kerja
peralatan lain. Pada bak ini kotoran disaring oleh penyaring yang lebih halus
untuk selanjutnya masuk ke bak equalizing.
2. Grit Chamber
Penghilangan bahan – bahan kasar dapat dilakukan dengan bangunan grit
chamber atau pemisah solid sentrifugal. Grit chamber dirancang untuk meremoval
pasir, kerikil dan bahan – bahan kasar lainnya yang mempunyai berat gravitasi
relatif tinggi, sehingga partikel – partikel tersebut dapat mengendap dengan
sendirinya.Grit Chamber dalam pengolahan air limbah diletakkan setelah bar
screen dan sebelum bak pengendap pertama. Dimana fungsi dari bak pengendap
pertama adalah menghilangkan bahan – bahan organik. Adanya screen di depan
grit chamber akan membuat proses dan perawatan grit chamber semakin mudah.
3. Aerated Lagoon
Aerated Lagoon merupakan proses aerobik dengan suspended growth, mampu
mengubah hampir semua buangan organik menjadi bentuk anorganik yang lebih
stabil. Dalam proses ini, hampir semua bahan organik terlarut dan koloid
tersisadimetabolisme oleh mikroorganisme menjadi karbondioksida dan air. Air
limbah dibawa ke kolam aerasi dimana oksigen disediakan. Bakteri yang tumbuh
pada air yang telah diendapkan akan dihilangkan pada bak sedimentasi. Oksigen
disediakan pada tingkatan yang seragam diseluruh kolam aerasi, meskipun
kebutuhan oksigen menurun bertahap disepanjang kolam aerasi. Dalam semua
sistem, waktu detensi yang biasa adalah 8-12 jam pada debit rata-ratanya.
Padatan akan mengendap pada aliran lumper aktif yang terjadi didalam bak
pengendap, kemudian diaerasi selama 2-4 jam, untuk pealrutan dan oksidasi,
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 5
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

sehingga mereaktif lumpur aktif. Secara garis besar, proses-proses yang


berlangsung adalah:
a. Aerasi dari air limbah untuk suspensi mikrobial.
b. Pemisahan padatan dari aliran setelah aerasi.
c. Discharge efluen ke bak pengendap.
d. Membuang kelebihan biomassa &mengembalikan yang tersisa ke tangki
aerasi.
4. Sedimentation Pond
Bak Pengendap berfungsi untuk memisahkan lumpur aktif dari MLSS. Lumpur
yang mengandung mikroorganisme (bakteri) yang masih aktif akan diresirkulasi
kembali ke kolam aerasi. Dan sludge yang mengandung mikroorganisme yang
sudah mati atau tidak aktif lagi dialirkan ke pengolahan lumpur. Bak Pengendap
merupakan langkah terakhir untuk menghasilkan efluen yang stabil dengan
konsentrasi BOD dan SS yang rendah. Dengan adanya volume yang besar dari
solid yang flokulen dalam MLSS, maka diperlukan pertimbangan khusus untuk
mendesain bak pengendap. Prinsip Operasi yang berlangsung didalam bak
pengendap ini adalah pemisahan dari suatu suspensi ke dalam fase-fase padat
(sludge) dan cair dari komponen - komponennya. Operasi ini dipakai
dimanacairan yang mengandung zat padat ditempatkan dalam suatu bak tenang
dengan desain tertentu sehingga akan terjadi pengendapan secara gravitas.
5. Oxydation Ditch
Oxidation ditch adalah modifikasi dari kolam aerasi konvensional. Waktu retensi
hidrolik biasanya 0,5-1,5 hari dan untuk bahan padat 20-30 hari. Untuk bahan
padat dapat dicapai dengan melakukan siklus ulang >95 % dari lumpur yang ada,
sehingga menjamin produksi kelebihan lumpur yang minimal dan mineralisasi
berderajat tinggi dalam lumpur yang dihasilkan. Pengolahan dan penanganan
lumpur hampir diabaikan karena buangan lumpur yang berjumlah kecil mudah
dikeringkan tanpa menimbulkan bau diatas alas pengeringan. Saluran oksidasi
adalah saluran kontinyu yang panjang, biasanya berbentuk oval dengan
kedalaman 1-1,5 m. Air limbah yang masuk diaerasi dengan cage rotor yang
dipasang melintang saluran, untuk debit yang besar leih ekonomis bila
menggunakan mamuth motor. Rotor ini juga berkecepatan 0,3-0,4 m/detik pada
saluran, cukup untk menjaga padatan aktif dalam suspensi. Keuntungandan
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 6
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

sistem ini adalah effluent yang dihasilkan konstan dan pengoperasiannya cukup
mudah dibandingkan unit pengolahan biologis yang lain. Selain itu waktu detensi
solid yang relatif lama dapat diperoleh removal solid cukup efektif.
6. Trickling Filter
Unit ini berlangsung secara aerobik. Media filter dalam kondisi kering dan
biasanya agregat kasar dengan diameter 30-60 mm. Prosesnya, air limbah
dialirkan ke atas alas dan menetes kebawah diatas permukaan media atau
agregat. Pada permukaan ini akan tumbuh bakteri yang akan mengoksidasikan
limbah yang melewatinya. Jumlah mikroba terus bertambah pada saat
pengoksidasian. Trickling filter terdiri dari suatu bak dengan media permeable
untuk pertumbuhan mikroorganisme. Air limbah didistribusikan pada bagian atas
trickling filter dengan suatu lengan distribuor yang dapat berputar. Filter juga
dilengkapi dengan underdrain untuk mengumpulkan biofilm yang mati untuk
kemudian diendapkan pada bak pengendap.
7. IFAS (integrated fixed film activated sludge)
Untuk mendapatkan kualitas effluent yang baik, maka memanfaatkan pengolahan
biologi dengan sistem IFAS (integrated fixed film activated sludge), yaitu
penggabungan antara suspended growth dan attach growth yakni memanfaatkan
mikroorganisme yang ada di dalam air limbah dengan suplai oksigen dapat
mengasimilasi zat – zat organik yang ada di dalam limbah yang kemudian
membentuk lendir (biofilm) yang melekat pada media pelekat

2.4. Parameter Analisis Limbah


Beberapa parameter yang digunakan dalam analisis pengukuran kualitas
limbah (Gunawan, 2006), antara lain:
1. pH (Derajat Keasaman)
pH adalah parameter untuk mengetahui intensitas tingkat keasaman atau
kebasaan dari suatu larutan yang dinyatakan dengan konsentrasi ion hidrogen
terlarut. Pada instalasi pengolahan air buangan secara biologi, pH harus dikontrol
supaya berada dalam rentang yang cocok untuk organisme tertentu yang
digunakan. Baku mutu pH berkisar pada rentang yang cukup besar di sekitar pH
netral, yaitu antara 6,0-9,0. Hal ini bukan berarti bahwa perubahan pH yang terjadi
sepanjang rentang tersebut sama sekali tidak berdampak terhadap makhluk hidup
dan lingkungan sekitar. pH merupakan faktor penting yang menentukan pola
distribusi biota akuatik, karena itu perubahan pH yang kecil dapat memberikan
dampak besar terhadap toksisitas polutan seperti amonia. Dampak dari sejumlah
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

polutan dapat bervariasi, mulai dari tak terdeteksi sampai sangat serius,
tergantung pada pH.
2. Biological Oxygen Demand (BOD)
BOD adalah suatu analisis empiris yang mencoba mendekati secara global
proses-proses biologis yang benar-benar terjadi didalam air. Angka BOD adalah
jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan (mengoksidasi)
hampir semua zat organik yang terlarut dan sebagian zat -zat organik yang
tersuspensi dalam air.
3. Chemical Oxygen Demand (COD)
COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada
didalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Angka COD merupakan ukuran
bagi pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasi
melalui mikrobiologis menjadi CO2, H2O dan senyawa organik, dan
mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air.
4. Dissolved Oxygen (DO)
Semua gas di udara dapat terlarut dalam air namun memiliki kelarutan yang
berbeda-beda. Oksigen termasuk gas yang sukar larut dalam air dan hanya dapat
larut karena perbedaan tekanan parsial air dan udara, bukan dengan reaksi kimia.

2.5. Air Limbah Domestik


Air limbah domestik adalah air limbah yang bersumber dari aktifitas manusia,
yaitu toilet, laundry, dan dapur. Secara kuantitas, air limbah domestik jauh lebih
banyak dibandingkan dengan air limbah industri. Di kota besar misalnya, beban
organik air limbah domestik bisa mencapai sekitar 70% dari beban organik total air
limbah yang ada di kota tersebut. Sumber air limbah domestik dengan volume yang
besar berasal dari Hotel, Rumah Sakit, restoran, apartemen, dll.Beberapa daerah
telah mengeluarkan peraturan yang terkait dengan pengelolaan air limbah domestic
ini. Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup juga telah mengeluarkan Keputusan
Menteri tahun 112/2003 tentang Baku Mutu Air limbah Domestik (Tabel 2.2).
Limbah cair domestik merupakan permasalahan lingkungan karena secara
kuantitas maupun kualitas, dapat mengganggu kesehatan manusia, mencemari
lingkungan, dan mengganggu kehidupan makhluk hidup. Peningkatan jumlah limbah
cair domestik mengakibatkan jumlah limbah dalam badan air penerima melebihi
daya tampung maupun daya dukung lingkungannya. Sehingga akan menimbulkan
dampak negatif dan memperburuk kualitas lingkungan (Widayat, 2009). Berdasarkan
pendekatan konsep kesetimbangan massa, air limbah domestik dari hasil kegiatan
rumah tangga berkontribusi positif meningkatkan beban pencemaran pada badan air
penerima (Cordova, 2008). Selain itu peningkatan kebutuhan air bila tidak diimbangi
dengan ketersediaan sumber air baku yang cukup, akan menimbulkan kelangkaan
air (Cantrell et al., 2008). Padahal apabila air limbah dapat diolah, maka akan
menghasilkan air baku cadangan yang dapat digunakan kembali untuk kebutuhan
rumah tangga (Jefferson et al., 2004).

,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 8
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

Tabel 2.2. Baku Mutu Air Limbah Domestik

Parameter Satuan Kadar Maksimal

pH - 6-9

BOD mg/l 100

TSS mg/l 100

Minyak dan Lemak mg/l 10

Sumber: Kepmen LH Nomor 112 Tahun 2003

2.6. Karakterstik Air Limbah Domestik


Air limbah perkotaan adalah seluruhh buangan cair yang berasal dari hasil
proses seluruh kegiatan yang meliputi limbah domestik cair yakni buangan kamar
mandi, dapur, air bekaspencucian pakaian, limbah perkantoran dan limbah dari
daerahkomersial seria limbah industri.
Dari hasil pengumpulan data terhadap berberapa contohair limbah rumah
tangga yang berasal dari berbagai macam sumberpencemar di DKI Jakarta
menunjukkan bahwa konsentrasisenyawa pencemar sangat bervariasi. Hal ini
disebabkan karenasumber air limbah juga bervarisi sehingga faktor waktu
danmetoda pengambilan contoh sangat mempengaruhi besarnyakonsentarsi.
Secara lengkap karaktenistik air limbah perkotaandan berbagai macam sumber
pencemar dapat dilihat padaTablel 2.1.
Air limbah perkotaan merupakan salah satu sumber daya air yang
dapatdigunakan untuk berbagaikeperluan. Beberapa kendala yang dihadapi di
dalammenggunakan kembali air limbah yakni karena air limbahperkotaan
kualitasnya tidak memenuhi syarat kualitas air untukbeberbagai keperluan yakni
mengandung unsur polutan yangcukup besar oleh karena ini sebelum digunakan
kembali(reuse) perlu dilakukan pengolahan sampai mencapai syaratkualitas yang
diperbolehkan.

Tabel 2.1 karakteristik Limbah Domestk atau Limbah Perkotaan


No. Parameter Minimum Maksimum Rata-rata
1 BOD - mg/l 31,52 675,33 353,43
2 COD – mg/l 46,62 1183,4 615,01
3 Angka Permanganat (KmnO4) – 69,84 739,56 404,7
mg/l
4 Amoniak (NH3) – mg/l 10,79 158,73 84,76
5 Nitrit (NO2) – mg/l 0,013 0,274 0,1435
6 Nitrat (NO3) – mg/l 2,25 8,91 5,58

,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 9
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

7 Khlorida (Cl-) – mg/l 29,74 103,73 66,735


8 Sulfat (SO4-) – mg/l 81,3 120,6 100,96
9 pH – mg/l 4,92 8,99 6,96
10 Zat padat tersuspensi – mg/l 27,5 211 119,25
11 Deterjen (MBAS) – mg/l 1,66 9,79 5,725
12 Minyak Lemak – mg/l 1 125 63
13 Cadmium (Cd) – mg/l ttd 0,016 0,008
14 Timbal (Pb) – mg/l 0,002 0,04 0,021
15 Tembaga (Cu) – mg/l ttd 0,49 0,245
16 Besi (Fe) – mg/l 0,19 70 35,1
17 Warna – (Skala Pt-Co) – mg/l 31 150 76
18 Phenol – mg/l 0,04 0,63 0,335
Sumber:

2.7. Metode Proyeksi Jumlah Penduduk


Metode proyeksi jumlah penduduk merupakan perkiraan jumlah penduduk
pada masa yang akan datang. Dalam menentukan jumlah air buangan (limbah cair)
yang dihasilkan pada beberapa tahun yang akan datang perlu diketahui terlebih
dahulu jumlah penduduk pada beberapa tahun yang akan datang dengan dilakukan
proyeksi jumlah penduduk. Proyeksi jumlah penduduk dapat dilakukan dengan
menggunakan data jumlah penduduk beberapa tahun sebelumnya untuk
mendapatkan pola perkembangan jumlah penduduk.
Terdapat beberapa metode statistik yang dapat digunakan dalam
memproyeksikan jumlah penduduk yakni (Kimsan, 2007):
1. metode aritmatik,
2. metode geometrik
3. metode regresi linier,
4. metode eksponensial, dan
5. metode loaritma.

2.7.1. Metode Aritmatik


Metode Aritmatik digunakan laju pertumbuhan penduduk relative konstan
untuk tiap tahunnya. Metode ini biasanya digunakan untuk kota dengan luas wilayah
yang kecil serta tingkat pertumbuhan ekonomi rendah dan perkembangan yang tidak
terlalu pesat. Secara matematis metode ini dapat dituliskan sebagau berikut:

P n=Po+r x (Tn−¿)
n
Pi−P(i−1)
r =∑
k=i N

,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 10
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

Dimana:
Pn = Jumlah penduduk tahun ke-n
Po = Jumlah penduduk dasar
r = Kenaikan rata-rata jumlah penduduk
Tn = Tahun ke-n
To = Tahun dasar
N = Jumlah data diketahui

2.7.2. Metode Geometri


Metode geometri umumnya digunakan untuk daerah dengan jumlah penduduk
yang mengalami peningkatan pesat dari waktu ke waktu. Secara matematis, metode
ini dapat dituliskan sebagai berikut:

Pn = Po (1 + r)n
N
Pi−P(i−1)
∑ Pi
r = i=1
N

Dimana:
Pn = Jumlah penduduk tahun ke-n
Po = Jumlah penduduk dasar
r = Kenaikan rata-rata jumlah penduduk
To = Tahun dasar
n = Jangka waktu
N = Jumlah data diketahui

2.7.3. Metode Regresi Linier


Secara matematis, metode regresi linier dirumuskan sebagai berikut:

∑ y ∑ x 2−∑ x ∑ ( xy ) N ∑ (xy)−∑ x ∑ y
y=a+bx a= b=
N ∑ x −( ∑ x ) N ∑ x −( ∑ x )
2 2 2 2

Dimana:
N = Jumlah data yang diketahui

2.7.4. Metode Eksponensial


Secara matematis, metode eksponensial dapat dirumuskan sebagai berikut:

,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 11
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

1
y=a . ebx a= ¿b=N ∑ ¿ ¿ ¿
N

Dimana:
N = Jumlah data yang diketahui

2.7.5. Metode Logaritmik


Secara matematis, metode logaritmik dapat dirumuskan sebagai berikut:

y=a+b ln x
1
a= ¿b=N ∑ ¿ ¿ ¿
N

Dimana:
N = Jumlah data yang di ketahui

2.8. Pemilihan Metode Proyeksi


Untuk memilih metode proyeksi yang paling mewakili keadaan pertumbuhan
penduduk di suatu wilayah, diperlukan perhitungan faktor korelasi, standar deviasi,
serta keadaan perkembang kota di masa yang akan datang (Kimsan, 2007). Rumus
matematis untuk mencari faktor kolrelasi adalah:

r 2=∑ ¿¿ ¿ r 2=∑ ¿ ¿ ¿

Dimana:
r2 = Faktor korelasi
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n
Pr = Rata-rata jumlah penduduk dari data yang diketahui
P = Estimasi jumlah penduduk berdasarkan perhitungan metode yang
digunakan

Kriteria Korelasi adalah sebagai berikut (Kimsan, 2007):


1. r<0, kedua data memiliki korelasi yang kuat tetapi bernilai negatif dan memiliki
hubungan yang berbanding terbalik satu sama lain
2. r=0, kedua data tidak berkorelasi
3. r>0, kedua data memiliki korelasi kuat dan memiliki hubungan positif yang
berbanding lurus satu sama lain

Sedangkan persamaan standar deviasi dirumuskan melalui persamaan


matematis sebagai berikut:

,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 12
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

STD=¿

Dimana:
STD = Standar deviasi dari dat
N = Jumlah data yang diketahui
Metode proyeksi yang digunakan ialah metode yang memiliki faktor korelasi
paling besar dan nilai deviasi yang paling kecil
Pola perkembangan kota sesuia dengan fungsi kota di masa mendatang juga
bisa dijadikan salah satu pertimbangan untuk memilih metode proyeksi penduduk
yang akan digunakan. Pada umumnya fungsi sebuah kota dapat menunjukkan
kecendrungan pertambahan penduduk di masa mendatang.

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

3.1. Geografis dan Administratif


Lokasi Kabupaten Gresik terletak di sebelah barat laut Kota Surabaya yang
merupakan Ibukota Provinsi Jawa Timur dengan luas wilayah 1.191,25 km2 yang
terbagi dalam 18 Kecamatan dan terdiri dari 330 Desa dan 26 Kelurahan.
Secara geografis wilayah Kabupaten Gresik terletak antara 112° sampai 113°
Bujur Timur dan 7° sampai 8° Lintang Selatan dan merupakan dataran rendah
dengan ketinggian 2 sampai 12 meter diatas permukaan air laut kecuali Kecamatan
Panceng yang mempunyai ketinggian 25 meter diatas permukaan air laut.Sebagian
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 13
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

wilayah Kabupaten Gresik merupakan daerah pesisir pantai, yaitu memanjang mulai
dari Kecamatan Kebomas, Gresik, Manyar, Bungah, Sidayu, Ujungpangkah dan
Panceng serta Kecamatan Sangkapura dan Tambak yang lokasinya berada di Pulau
Bawean.

Gambar 3.1 peta Kabupaten Gresik

Hampir sepertiga bagian dari wilayah Kabupaten Gresik merupakan daerah


pesisir pantai, yaitu sepanjang Kecamatan Kebomas, sebagian Kecamatan Gresik,
Kecamatan Manyar, Kecamatan Bungah dan Kecamatan Ujungpangkah.
Sedangkan Kecamatan Tambak dan Kecamatan Sangkapura berada di Pulau
Bawean.
Sebagaimana daerah-daerah lain, Kabupaten Gresik juga berdekatan dengan
Kabupaten/kota yang tergabung dalam Gerbangkertasusila, yaitu Gresik, Bangkalan,
Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan.
Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Gresik sebagai berikut :
Utara : Laut Jawa
Timur : Selat Madura
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 14
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

Selatan : Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kota Surabaya


Barat : Kabupaten Lamongan
Secara administrasi pemerintahan, wilayah Kabupaten Gresik terdiri dari 18
kecamatan, 330 desa dan 26 kelurahan.

Tabel 3.1 Jumlah Kecamatan dan Desa Kabupaten Gresik Tahun 2014
Luas Wilayah Jumlah Jumlah
No Kecamatan
(Km2 ) Desa Dusun
1. Wringinanom 62,62 16 72
2. Driyorejo 51,30 16 49
3. Kedamean 65,96 15 60
4. Menganti 68,71 22 78
5. Cerme 71,73 25 60
6. Benjeng 61,26 23 78
7. Balongpanggang 63,88 25 85
8. Duduksampeyan 74,29 23 39
9. Kebomas 30,06 21 56
10. Gresik 5,54 21
11. Manyar 95,42 23 47
12. Bungah 79,43 22 67
13. Sidayu 47,13 21 16
14. Dukun 59,09 26 38
15. Panceng 62,59 14 14
16. Ujungpangkah 94,82 13 28
17. Sangkapura 118 72 17 116
18. Tambak 78,70 13 90
Jumlah 1072,53 356 993

3.2. Demografi
Berdasarkan data Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Sosial Kabupaten
Gresik jumlah penduduk Kabupaten Gresik pada akhir tahun 2010 sebesar
1.307.995 jiwa yang terdiri dari 658.786 laki-laki dan 649.209 perempuan.
Dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2011 sebesar 1.270.351 jiwa, maka
terjadi kenaikan jumlah penduduk sebesar 37.644 jiwa atau 2,9%.Dengan luas
wilayah Kabupaten Gresik sebesar 1.191,25/Km² maka tingkat kepadatan penduduk
Kabupaten Gresik adalah 1.098 jiwa/Km².

Tabel 3.2 Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin kabupaten gresik
2010
Jenis Kelamin
Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
0-4 51 531 48 489 100 020
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 15
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

5-9 54 834 51 145 105 979


10-14 52 693 49 855 102 548
15-19 48 212 47 764 95 976
20-24 44 096 45 918 90 014
25-29 53 377 56 094 109 471
30-34 52 915 55 032 107 947
35-39 51 180 52 130 103 310
40-44 45 414 46 305 91 719
45-49 37 495 38 809 76 304
50-54 31 415 31 228 62 643
55-59 23 922 21 188 45 110
60-64 13 532 15 672 29 204
65-69 10 358 13 033 23 391
70-74 6 741 10 215 16 956
75-79 3 653 5 881 9 534
80-84 1 598 2 955 4 553
85-89 524 1 067 1 591
90-94 146 363 509
95+ 85 178 263
Jumlah 583 721 593 321 1 177 042
Sumber: Data Sensus Penduduk 2010 - Badan Pusat Statistik Republik Indonesia
.
3.3. Topogrfi
Lokasi Kabupaten Gresik terletak di sebelah barat laut Kota Surabaya yang
merupakan Ibu kota Provinsi Jawa Timur, Ibu kota Kabupaten Gresik berada 20 km
sebelah utara Kota Surabaya, dengan luas wilayah 1.191,25 km2 yang terbagi
dalam 18 Kecamatan dan terdiri dari 330 Desa dan 26 Kelurahan. Secara geografis,
wilayah Kabupaten Gresik terletak antara 112° sampai 113° Bujur Timur dan 7°
sampai 8° Lintang Selatan dan merupakan dataran rendah dengan ketinggian 2
sampai 12 meter diatas permukaan air laut, kecuali Kecamatan Panceng yang
mempunyai ketinggian 25 meter di atas permukaan air laut.

,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 16
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

.
Gambar 3.2. Peta Kabupaten Gresik

Sebagian wilayah Kabupaten Gresik merupakan daerah pesisir pantai, yaitu


memanjang mulai dari Kecamatan Kebomas, Gresik, Manyar, Bungah, Sidayu,
Ujungpangkah dan Panceng serta Kecamatan Sangkapura dan Tambak yang
lokasinya berada di Pulau Bawean. Wilayah Kabupaten Gresik juga mencakup
Pulau Bawean, yang berada 150 km lepas pantai Laut Jawa.
Wilayah Kabupaten Gresik sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa,
Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Madura dan Kota Surabaya, sebelah
selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, dan sebelah
barat berbatasan dengan Kabupaten Lamongan. Iklim atau suhu rata-rata perbulan
di Kabupaten Gresik yaitu 20 0 C sampai dengan 350 C. Kelembapan Udara rata-rata
per bulan 44 -88%. Curah hujan rata-rata per tahun 183,18 mm/tahun. Bulan dengan
curah hujan tertinggi adalah Bulan Desember.
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 17
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

3.4. Penggunaan lahan


Kabupaten Gresik merupakan wilayah yang berpotensi untuk berkembang
terutama di kawasan yang berbatasan dengan Kota Surabaya (RTRW Kabupaten
Gresik, 2004 - 2014). Kawasan yang berbatasan dengan Kota Surabaya adalah
Kecamatan Kebomas, Cerme, Menganti, dan Driyorejo dimana potensi yang
terdapat dalam kawasan berkembang di Kabupeten Gresik adalah pertumbuhan di
sektor perumahan, industri dan penduduk. Perkembangan yang dimaksud salah
satunya ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan perekonomian, jumlah
penduduk, serta sektor-sektor lainnya (Gresik Dalam Angka, 2011). Rencana luas
penggunaan lahan permukiman total di Kabupaten Gresik tahun 2028 adalah 29.207
ha atau 24,44% dari seluruh lahan, dimana permukiman skala besar terkonsentrasi
di Kecamatan Driyorejo, Kedamean, Menganti, Cerme sekitar 3.000 – 4.000 ha.
Di bawah ini adalah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik untuk
tahun 2010 sampai 2020 mendatang (Gambar 3.3).

Gambar 3.3. Peta Rencana Pola Ruang Daratan Kabupaten Gresik

,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 18
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

Dari Gambar 3.2. menerangkan bahwa Kabupaten Gresik tata guna lahannya
sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah adalah terbanyak untuk Hortikultura atau
persawahan dan pertanian serta untuk daerah permukiman penduduk. Tabel 3.3.
akan menjelaskan mengenai luas daratan sesuai jenis tata guna lahannya, yaitu
sebagai berikut:

Tabel 3.3. Luas Daratan Sesuai Jenis Tata Guna Lahan


Jenis Tata Guna Lahan Luas
Pemukiman / kampung 121,70 km2
Persawahan 487,05 km2
Pertanian tanah kering 143,11 km2
Perkebunan 13,20 km2
Hutan 67,93 km2
Tambak / Kolam 192,13 km2
Padang rumput / tanah kosong 14,60 km2
Lain – lain 155,41 km2
LUAS DARATAN 1.195,13 Km2

Dari Tata Guna Lahan Permukiman ini didapat hasil Wilayah Administrasi
Pemerintahan pada Tabel 3.4. seperti di bawah ini :

Tabel 3.4. Wilayah Administrasi Pemerintahan

Wilayah Administrasi Pemerintahan Jumlah

Pembantu bupati 5
Kecamatan 18
Kelurahan 26
Desa 330
Dusun 920
Rukun Warga 1.713
Rukun Tetangga 4.980

Kabupaten Gresik, berdasarkan interpretasi citra Landsat tahun 2002 (Tabel


4-3) memiliki penggunaan lahan yang terbagi atas sawah (49.03%), tambak
(22.12%), ladang/ tegalan (8.54%), permukiman kampung (7.10%), semak/ belukar
(6.64%), perkebunan (2.76%), industri(1.49%), permukiman kota (1.22%), dan lain-
lain (1.10%).

,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 19
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

Tabel 3.5. Luas Penggunaan Lahan Kabupaten Gresik

No. Land Cover Luas (Ha) Presentase

1 Air / Danau / Sungai 1123,74 1,08


2 Hutan Mangrove 1,98 0,00
3 Industri 1567,07 1,50
4 Ladang/Tagelan 8930,04 8,54
5 Pelabuhan 5,33 0,01
6 Perkebunan 2887,76 2,76
7 Pemukiman/Kampung 7422,60 7,10
8 Permukiman/Kota 1270,01 1,22
9 Rumput/Semak/Belukar 6942,20 6,64
10 Sawah 51252,95 49,03
11 Tambak 23121,50 22,12
Total 104525,16 100

BAB IV
,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 20
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

PROYEKSI PENDUDUK

4.1. Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Gresik


Dalam setiap perencanaan bangunan pengolahan limbah yag perlu
diperhatikan adalah kuantitas air limbah (air buangan) yang akan diolah dimana
kuantitas air limbah tersebut bergantung pada jumlah penduduk yang dilayani pada
area pembangunan bangunan pengolahan limbah yang akan direcanakan.
Penentuan jumlah penduduk yang akan dilayani untuk 20 tahun yang akan datang
dilakukan suatu prediksi jumlah penduduk sesuai dengan metode proyeksi.
Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Gresik dilakukan berdasarkan data
jumlah penduduk Kabupaten Gresik tahun 1995-2012 yang diperoleh dari Badan
Pusat Statistika. Dari data tersebut kemudian diproyeksikan jumlah penduduk
sampai dengan pada tahun 2032. Data jumlah penduduk yang digunakan dalam
proyeksi penduduk Kabupaten Gresik dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Jumlah penduduk Kabupaten Gresik Tahun 1995-2012


Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)
1995 916.800
1996 929.900
1997 943.100
1998 956.400
1999 990.210
2000 1.006.930
2001 1.023.380
2002 1.043.747
2003 1.059.822
2004 1.081.800
2005 1.101.000
2006 1.153.292
2007 1.174.063
2008 1.194.821
2009 1.160.718
2010 1.177.042
2011 1.183.665
2012 1.196.124

,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 21
TUGAS BESAR
KABUPATEN GRESIK Perencanaan BangunanPengolahan Air Limbah Domestik

Proyeksi jumlah penduduk dilakukan dengan menggunakan 5 metode, yaitu:


metode aritmatik, geometrik, regresi linear, eksponensial dan logaritmik. Dari kelima
metode yang digunakan tersebut dihasilkan persamaan-persamaan pertumbuhan
penduduk untuk tiap metodenya, dengan menggunakan persamaan tersebut
dihitung factor korelasi (r2) serta standar deviasinya (STD). Dari kelima metode
tersebut dipilih metode yang menghasilkan r 2 yang paling mendekati 1 dan STD
yang paling kecil.
Perhitungan faktor korelasi dan standar deviasi dapat dilakukan dengan
menganalisa dan membandingkan data jumlah penduduk Kabupaten Gresik yang
telah didapatkan sebelumnya. Berdasarkan hasil perhitungan dengan kelima metode
tersebut didapatkan nilai faktor korelasi dan standar deviasi untuk setiap metodenya
sebagai mana ditunjukan pada Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Nilai faktor korelasi dan standar deviasi untuk setiap metode
Aritmatika Geometrik Regresi Linier Eksponensial Logaritmik
r2 0,9253 0,9353 0,9602 0,8689 0,9504
STD 6052,70 5635,45 4416,43 8018,39 4932,07

Tabel diatas menunjukan bahwa metode yang paling tepat digunakan untuk
proyeksi penduduk Kabupaten Gresik adalah metode Regresi linier, karena dari hasil
perhitungan metode regresi menghasilkan nilai STD terkecil dan nilai faktor korelasi
yang mendekati 1, dimana nilai standar deviasinya adalah 4416,43 sedangkan nilai
faktor korelasinya adalah 0,9602.

,76
TEKNIK LINGKUNGAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 22

Anda mungkin juga menyukai