Anda di halaman 1dari 40

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

IDENTIFIKASI BAHAYA &


ANALISIS RISIKO
Operasional Jalan
Tol Mapan (Malang-Pandaan)
oleh:
Intan Bahrina – 03211850012001
Natasya Ghinna Humaira – 03211850012002
Rana Zenissa – 03211850012006

Program Pascasarjana Dosen pengampu:


Teknik Lingkungan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum M.App.Sc
KEBIJAKAN DAN KEWENANGAN

PP RI NOMOR 15 TAHUN 2005 PEMERINTAH PUSAT REPUBLIK INDONESIA


tentang jalan tol

PERMEN PU RI NOMOR 16 TAHUN 2014


tentang standar pelayanan minimal jalan tol
KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN
PRASARANA WILAYAH NOMOR KEMENTERIAN YANG BERWENANG
354/KPTS/M/2001
tentang standar pelayanan minimal jalan tol
PERMEN PUPR RI NOMOR 43 PRT/M/2015
tentang badan pengatur jalan tol (BPJT)

KEPUTUSAN KEPALA BPJT BPJT


tentang rest area
(BADAN PENGATUR JALAN TOL)

BADAN USAHA (JASA MARGA)


JALAN TOL DI INDONESIA
IDENTIFIKASI BAHAYA TOL MALANG-PANDAAN
Permenhub RI No PM 85 Tahun 2018 tentang
Konstruksi : 2017
Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan
Operasi : 2019
Angkutan Umum, Elemen Keselamatan Jalan:
Panjang : 37,62 km

Jalan Tol Malang-Pandaan memiliki jalur yang melintasi 3


(tiga) Wilayah administratif, yaitu Kabupaten Pasuruan,
LINGKUNGAN
Kabupaten Malang dan Kota Malang.
KENDARAAN

MANUSIA
www.tolpandaanmalang.com
IDENTIFIKASI BAHAYA

LINGKUNGAN

KONDISI JALAN
1. CUACA BURUK (HUJAN LEBAT, BANJIR, ANGIN KENCANG, KABUT, MATAHARI TERBENAM)
REGULASI:
• UU No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
• Peraturan Komisi Informasi No 1 Tahun 2017 tentang Pengklasifikasian Informasi Publik
• Permenhub RI No PM 111 Tahun 2015 tentang Penetapan Batas Kecepatan
• Panduan Teknis KEMENPUPR DIRJEN Bina Marga tentang Rekayasa Keselamatan Jalan

RISIKO:
Jarak pandang pendek, tergelincir, menabrak, terendam banjir, tebing longsor, mogok, luka ringan hingga kematian

PENGENDALIAN/KONTROL:
Peringatan dini cuaca buruk / siaga bencana, informasi cuaca aktual melalui papan informasi (virtual message sign), pemeriksaan
penerangan jalan secara berkala, perawatan kondisi kesehatan kendaraan, pemasangan peredam tumbukan (crash cushion),
pemasangan reflektor, pemasangan papan peringatan, pengetahuan pengendara, motif dan perilaku pengendara
IDENTIFIKASI BAHAYA
KONDISI JALAN
1. CUACA BURUK

Informasi peringatan dini


cuaca buruk oleh BMKG
dan
virtual message sign
Permenhub RI No PM 111 Tahun 2015 tentang
Penetapan Batas Kecepatan – Pasal 3 & Pasal 7
IDENTIFIKASI BAHAYA
KONDISI JALAN
1. CUACA BURUK

Kecelakaan akibat hujan


lebat, mobil selip dan
tergelincir
IDENTIFIKASI BAHAYA

LINGKUNGAN

KONDISI JALAN
2. PERKERASAN JALUR UTAMA (LUBANG, KETIDAKRATAAN, RETAK)
REGULASI:
• PP RI No 15 Tahun 2005
• Permen PUPR Nomor 16 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol
• Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah No 354 Tahun 2001 tentang Kegiatan Operasi Jalan Tol

RISIKO:
Tergelincir, terjatuh dari kendaraan, kerusakan ban, luka ringan-berat

PENGENDALIAN/KONTROL:
Pemeriksaan dan perbaikan jalan secara berkala,
pemasangan kerucut lalu lintas / tanda bahaya yang sejenis
pada jalan yang rusak
IDENTIFIKASI BAHAYA

LINGKUNGAN

KONDISI JALAN
3. DRAINASE (GENANGAN/LUAPAN AIR)
REGULASI:
• PP RI No 15 Tahun 2005
• Permen PUPR Nomor 16 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol
• Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah No 354 Tahun 2001 tentang Kegiatan Operasi Jalan Tol

RISIKO:
Tergelincir, terjatuh dari kendaraan, luka ringan hingga kematian

PENGENDALIAN/KONTROL:
Perawatan dan perbaikan sistem drainase, pemulihan jalan berlubang / tidak rata
IDENTIFIKASI BAHAYA
KONDISI JALAN
3. DRAINASE (GENANGAN/LUAPAN AIR)

Luberan air di luar pagar jalan


tol dari saluran irigasi dari luar
pagar jalan tol
IDENTIFIKASI BAHAYA

LINGKUNGAN

KONDISI JALAN
4. MEDIAN (KERUSAKAN GUARD RAIL, MCB/MEDIAN CONCRETE BARRIER YANG TIDAK
STANDART)
REGULASI:
• PP RI No 15 Tahun 2005
• Permen PUPR Nomor 16 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol
• Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah No 354 Tahun 2001 tentang Kegiatan Operasi Jalan Tol

RISIKO:
Silau, tabrakan beruntun, kendaraan melaju keluar badan
jalan/lajur berlawanan, kerusakan kendaraan, luka ringan hingga
kematian

PENGENDALIAN/KONTROL:
Pemeriksaan dan perawatan pembatas jalan (median) secara berkala
IDENTIFIKASI BAHAYA

LINGKUNGAN

KONDISI JALAN
5. BARANG YANG DIANGKUT JATUH/OVER DIMENSION AND OVER LOAD (ODOL)
REGULASI:
• Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan

RISIKO:
Tertimpa barang yang diangkut kendaraan lain, tergelincir,
menabrak, luka ringan-berat

PENGENDALIAN/KONTROL:
Penegakan hukum dan peraturan (inspeksi), pengamanan pengemasan
barang dalam kendaraan, sistem penimbangan kendaraan

Pemasangan stiker inspeksi ODOL


IDENTIFIKASI BAHAYA
KONDISI JALAN
5. BARANG YANG DIANGKUT JATUH/OVER DIMENSION AND OVER LOAD (ODOL)

• Penimbangan kendaraan dengan menggunakan Weight in Motion (WIM) atau


Timbangan Portable
• Penegakan Hukum dengan di TILANG / di KANDANGkan (jika TANPA STNK/KIR
ASLI) dan di KELUARkan serta menCEGAH utk masuk tol kembali
IDENTIFIKASI BAHAYA

LINGKUNGAN

KONDISI JALAN
6. TUMPAHAN MINYAK, OLI DAN SEJENISNYA
REGULASI: RISIKO:
• Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan Tergelincir, menabrak, kendaraan melaju keluar badan
jalan/lajur berlawanan, luka ringan hingga kematian
PENGENDALIAN/KONTROL:
Perawatan kendaraan secara berkala, penertiban pewadahan bahan yang dimuat, pemasangan rambu berhenti, ketersediaan spill kit,
penegakan hukum dan peraturan

7. Rambu lalu lintas rusak (marka jalan, rambu kecepatan, rambu tikungan, reflektor)
REGULASI:
• PP RI No 15 Tahun 2005
• Permen PUPR Nomor 16 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol
• Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah No 354 Tahun 2001 tentang Kegiatan Operasi Jalan Tol

RISIKO:
Tergelincir, menabrak, kendaraan melaju keluar badan jalan/lajur berlawanan, luka ringan hingga kematian
IDENTIFIKASI BAHAYA
KONDISI JALAN
7. RAMBU LALU LINTAS RUSAK (MARKA JALAN, RAMBU KECEPATAN, RAMBU TIKUNGAN,
REFLEKTOR)
PENGENDALIAN/KONTROL:
Pemeriksaan dan perbaikan rambu secara berkala

Reflektor jalan

Lampu peringatan hati-hati, rambu


jalan berkelok, papan penunjuk arah
Peredam tumbukan
IDENTIFIKASI BAHAYA

LINGKUNGAN

KONDISI JALAN
8. PENERANGAN JALAN TIDAK BERFUNGSI
REGULASI:
• PP RI No 15 Tahun 2005
• Permen PUPR Nomor 16 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol
• Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah No 354 Tahun 2001 tentang Kegiatan Operasi Jalan Tol

RISIKO:
Menabrak, kerusakan kendaraan, kendaraan melaju keluar badan
jalan/lajur berlawanan, luka ringan hingga kematian

PENGENDALIAN/KONTROL:
Pemeriksaan dan perbaikan fasilitas penerangan secara berkala
IDENTIFIKASI BAHAYA

LINGKUNGAN
KONDISI JALAN
9. KERUSAKAN PAGAR RUMIJA/PAGAR PENGAMAN JALAN TOL
REGULASI:
• PP RI No 15 Tahun 2005
• Permen PUPR Nomor 16 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol
• Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah No 354 Tahun 2001 tentang
Kegiatan Operasi Jalan Tol

RISIKO:
Menabrak, kerusakan kendaraan, kendaraan melaju keluar badan
jalan/lajur berlawanan, luka ringan hingga kematian

PENGENDALIAN/KONTROL:
Pemeriksaan dan perbaikan pagar pengaman secara berkala
IDENTIFIKASI BAHAYA

LINGKUNGAN
LALU LINTAS
1. WAKTU PUNCAK (JAM SIBUK / ARUS MUDIK DAN HARI LIBUR)
REGULASI:
• Panduan Teknis KEMENPUPR DIRJEN Bina Marga tentang Rekayasa Keselamatan Jalan

RISIKO:
Kemacetan, menabrak / terserempet, kerusakan kendaraan,
kelelahan dan stress pada pengendara

PENGENDALIAN/KONTROL:
Penegakan hukum dan peraturan (bantuan petugas pengatur lalu
lintas), pengalihan/rekayasa arus lalu lintas, sistem informasi arus lalu
lintas (virtual message sign), traffic management, rest area, PJR dan
PJT (Patroli Jalan Tol), kendaraan rescue
IDENTIFIKASI BAHAYA

LINGKUNGAN
LALU LINTAS
1. WAKTU PUNCAK (JAM SIBUK / ARUS MUDIK DAN HARI LIBUR)

Traffic Management dan


Sistem Informasi Arus Lalu Lintas
IDENTIFIKASI BAHAYA

LINGKUNGAN
KONSTRUKSI
1. PEKERJAAN KONSTRUKSI / PENGOPERASIAN ALAT KONSTRUKSI
REGULASI:
• Permen PU No 9 Tahun 2008 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi
• Permen PUPR Nomor 16 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Minimal Jalan Tol

RISIKO:
Menabrak / menyerempat rambu atau area konstruksi, kerusakan
kendaraan, menghambat lalu lintas, luka ringan-berat

PENGENDALIAN/KONTROL:
Pemasangan pagar/pembatas, rambu/papan peringatan, scotlite area
konstruksi, manajemen lalu lintas (dengan petugas), penegakan
hukum dan peraturan
IDENTIFIKASI BAHAYA

LINGKUNGAN
KONSTRUKSI
1. PEKERJAAN KONSTRUKSI / PENGOPERASIAN ALAT KONSTRUKSI

Pekerjaan konstruksi
Pekerjaan konstruksi saat pra-operasional
operasional jalan tol
Malang-Pandaan
IDENTIFIKASI BAHAYA

KENDARAAN

1. KONDISI KENDARAAN (REM BLONG, PECAH BAN/BAN TIPIS)


REGULASI:
• Permenhub RI No PM 85 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan Umum

RISIKO:
Tegelincir, menabrak, kerusakan kendaraan, kendaraan melaju keluar badan jalan/lajur berlawanan, luka ringan hingga kematian

PENGENDALIAN/KONTROL:
Sistem informasi kondisi kesehatan kendaraan, inspeksi kondisi kesehatan kendaraan umum oleh LLAJ), sistem perlindungan
penumpang, desain untuk kemudahan akses keadaan darurat (alat pemecah kaca), penyediaan jalur penyelamat, himbauan
keselamatan (virtual message sign), perawatan kendaraan secara berkala
IDENTIFIKASI BAHAYA

KENDARAAN

1. KONDISI KENDARAAN (REM BLONG, PECAH BAN/BAN TIPIS)

Inspeksi kendaraan oleh LLAJ

Jalur penyelamat
IDENTIFIKASI BAHAYA

KENDARAAN

2. KENDARAAN BESAR MELINTAS/KECEPATAN LAMBAT


REGULASI:
• Permenhub RI No PM 85 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan Umum
• Permenhub RI No PM 111 Tahun 2015 tentang Penetapan Batas Kecepatan

RISIKO:
Menghambat lalu lintas, kemacetan, menabrak / tabrakan beruntun, kerusakan kendaraan, luka ringan hingga kematian

PENGENDALIAN/KONTROL:
Kemampuan dasar pengemudi, penggunaan lajur yang sesuai, penegakan hukum dan peraturan, pengetahuan pengendara lain
(jaga jarak aman dari blind spot)

3. KENDARAAN DARURAT MELINTAS


RISIKO:
Menabrak / tabrakan beruntun, luka ringan hingga kematian

PENGENDALIAN/KONTROL:
Kemampuan dasar pengemudi, penegakan hukum dan peraturan, pengetahuan pengendara lain (kendaraan prioritas)
IDENTIFIKASI BAHAYA

KENDARAAN

4. KENDARAAN PENGANGKUT BAHAN KONSTRUKSI, FURNITURE BESAR, GALON AIR,


TABUNG GAS, DSB
REGULASI:
• Permenhub RI No PM 85 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan Umum

RISIKO:
Tertimpa bahan yang diangkut, kerusakan kendaraan, kerusakan
jalan tol, luka ringan-berat

PENGENDALIAN/KONTROL:
Penertiban jumlah dan ukuran muatan, pengemasan bahan
yang diangkut, penegakan hukum dan peraturan, pengetahuan
pengendara lain (jaga jarak aman)

Kendaraan bermuatan terguling


IDENTIFIKASI BAHAYA

MANUSIA

1. PENGEMUDI MENGANTUK / MICROSLEEP


REGULASI:
• Permenhub RI No PM 85 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan Perusahaan Angkutan Umum

RISIKO:
Menabrak, tabrakan beruntun, kendaraan terbakar, kendaraan melaju
keluar badan jalan / lajur berlawanan, kerusakan kendaraan, luka
ringan hingga kematian

PENGENDALIAN/KONTROL:
Pemasangan pita penggaduh jalan, himbauan keselamatan (virtual
message sign), pengetahuan pengendara, sosialisasi, motif dan
perilaku, rest area
IDENTIFIKASI BAHAYA
1. PENGEMUDI MENGANTUK / MICROSLEEP
REGULASI REST AREA:
• PP RI nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, Pasal 7
• Permen PUPR Nomor 10 Tahun 2018 tentang Tempat Istirahat dan Pelayanan pada Jalan Tol
• Keputusan Kepala BPJT No 3 Tahun 2009 tentang Tata Cara Perijinan Penyelenggaraan Tempat Istirahat dan Pelayanan pada Jalan Tol

PP RI Nomor 15
Tahun 2005

Tipe dan fasilitas rest area


IDENTIFIKASI BAHAYA

MANUSIA

1. PENGEMUDI MENGANTUK / MICROSLEEP

Rest Area di Tol Malang-Pandaan di


KM 66A dan 66B
IDENTIFIKASI BAHAYA

MANUSIA

1. PENGEMUDI MENGANTUK / MICROSLEEP

Kecelakaan
akibat
pengemudi
mengantuk
IDENTIFIKASI BAHAYA

MANUSIA

2. PENGEMUDI SEMBRONO (MELEBIHI BATAS KECEPATAN, MENGKONSUMSI ALKOHOL,


PENGGUNAAN LAJUR YANG TIDAK SESUAI, MENDAHULUI MELALUI BAHU JALAN, TIDAK
MENYALAKAN LAMPU DAN SEIN)
REGULASI:
• Permenhub RI No PM 85 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan Umum
• Permen PUPR Nomor 16 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol

RISIKO:
Menabrak, tabrakan beruntun, kendaraan terbakar, kendaraan melaju keluar badan jalan / lajur berlawanan, kerusakan
kendaraan, luka ringan hingga kematian

PENGENDALIAN/KONTROL:
Pengetahuan pengendara, sosialisasi, motif dan perilaku, penegakkan hukum dan peraturan, inspeksi / pemeriksaan darah
pada pengendara, pemasangan speed tracker dan cctv pemantau, penegakan hukum dan peraturan, PJR dan PJT (Patroli Jalan
Tol), kendaraan rescue
IDENTIFIKASI BAHAYA
2. PENGEMUDI SEMBRONO

Kecelakaan akibat
kelalaian pengemudi
IDENTIFIKASI BAHAYA
2. PENGEMUDI SEMBRONO

Sistem pelacak
kecepatan dan razia
oleh petugas
kepolisian
IDENTIFIKASI BAHAYA

MANUSIA
3. KRIMINALITAS (BAJING LONCAT, PELEMPAR BATU DARI JEMBATAN, MENCURI
FASILITAS JALAN TOL)
REGULASI:
• Permenhub RI No PM 85 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan Umum

RISIKO:
Kehilangan aset/barang berharga, kerusakan kendaraan, luka ringan-berat

PENGENDALIAN/KONTROL:
PJR dan PJT (Patroli Jalan Tol), cctv
pemantau, papan informasi dan
pelayanan jalan tol, motif dan perilaku,
penegakkan hukum dan peraturan

Pelemparan batu dari jembatan


layang di jalan tol Pencurian aset/fasilitas jalan tol
IDENTIFIKASI BAHAYA

MANUSIA
3. KRIMINALITAS (BAJING LONCAT, PELEMPAR BATU DARI JEMBATAN, MENCURI
FASILITAS JALAN TOL)

Pencurian barang berharga CCTV pemantau


pengendara lain (aksi bajing loncat)
ANALISIS RISIKO (contoh dengan data)
Kecelakaan dengan faktor penyebab pengemudi

Faktor pengemudi = 9 dari


1 total 12 kejadian kecelakaan

Sumber: BPJT-Kementerian PUPR

Matriks peluang terjadi (probabilitas) = sering


SKOR = 4
2
ANALISIS RISIKO (contoh dengan data)
Kecelakaan dengan faktor penyebab pengemudi

Matriks tingkat bahaya


3 (konsekuensi) = parah
SKOR = 5

Matriks risiko =
4 EXTREME
MODEL RISIKO BOWTIE
Critical event:
dumptruck terguling

critical event

hazard, mechanism prevention controls mitigation consequence


MODEL RISIKO BOWTIE
Critical event: pecah ban/rem blong

critical event

hazard, mechanism prevention controls mitigation consequence


MODEL RISIKO BOWTIE
Critical event: microsleep

critical event

hazard, mechanism prevention controls mitigation consequence


TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA

Program Pascasarjana Dosen pengampu:


Teknik Lingkungan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum M.App.Sc

Anda mungkin juga menyukai