Anda di halaman 1dari 3

BAB IV ANALISA KUANTITAS AIR BUANGAN

4.1 Proyeksi Penduduk


Dalam merencanakan bangunan pengolahan air buangan, maka yang pertama kali
harus diperhatikan adalah kuantitas air buangan yang akan diolah dimana kuantitas ini
tergantung pada jumlah penduduk yang dilayani pada suatu area tertentu, dalam hal ini
Kabupaten Gresik. Adapun jumlah penduduk kecamatan Sidoarjo sejak tahun 1995 sampai
tahun 2000 adalah seperti pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Jumlah penduduk Kabupaten Gresik Tahun 1995-2012


Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)
1995 916800
1996 929900
1997 943100
1998 973820
1999 990210
2000 1006930
2001 1023380
2002 1043747
2003 1059822
2004 1081800
2005 1132689
2006 1153292
2007 1174063
2008 1194821
2009 1160718
2010 1177042
2011 1183665
2012 1196124
Sumber: Badan Pusat Statistik, Kota Malang

Proyeksi jumlah penduduk dilakukan dengan menggunakan 5 metode, yaitu:


metode aritmatik, geometrik, regresi linear, eksponensial dan logaritmik. Setelah itu, dihitung
factor korelasi (r2) serta standar deviasinya (STD). Dari kelima metode tersebut dipilih yang
metode yang memiliki r2 yang paling mendekati 1 dan STD yang paling kecil. Berdasarkan
hasil perhitungan dengan kelima metode tersebut didapatkan nilai faktor korelasi dan standar
deviasi untuk setiap metodenya sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Nilai Faktor Korelasi dan Standar Deviasi Untuk Setiap Metode
Regresi
Aritmatik Geometrik Eksponensial Logaritmik
Linear
r2 0,913490064 0,858108133 0,955249764 0,945568007 0,956699285
STD 27865,22938 35686,86348 20041,36477 22103,28095 19714,10948
Sumber: Hasil Analisis, 2015

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil perhitungan dengan setiap metode hampir
sama dengan nilai faktor korelasi sekitar 0,84. Namun metode yang paling tepat dan paling
mewakili untuk digunakan sebagai metode proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Gresik di
tahun 2030 adalah metode logaritmik. Hal ini dikarenakan metode ini memiliki nilai factor
korelasi yang paling besar dan nilai standar deviasi paling kecil.
Untuk lebih jelasnya hasil proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Gresik sampai
tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Gresik Tahun 2013-2030
Tahun Least
Aritmatik Geometrik Square Eksponensial Logaritmik
2013 1212554,824 1207622,154 1243740,084 1259062,515 1246856,2
2014 1228985,647 1226248,963 1261903,422 1280792,744 1264933,5
2015 1245416,471 1245163,079 1280066,76 1302898,015 1283001,7
2016 1261847,294 1264368,933 1298230,098 1325384,802 1301061
2017 1278278,118 1283871,025 1316393,436 1348259,691 1319111,3
2018 1294708,941 1303673,925 1334556,774 1371529,378 1337152,7
2019 1311139,765 1323782,272 1352720,112 1395200,678 1355185,2
2020 1327570,588 1344200,777 1370883,45 1419280,522 1373208,7
2021 1344001,412 1364934,225 1389046,788 1443775,961 1391223,3
2022 1360432,235 1385987,473 1407210,126 1468694,169 1409229
2023 1376863,059 1407365,455 1425373,464 1494042,441 1427225,7
2024 1393293,882 1429073,178 1443536,802 1519828,201 1445213,6
2025 1409724,706 1451115,729 1461700,14 1546058,998 1463192,6
2026 1426155,529 1473498,273 1479863,478 1572742,514 1481162,8
2027 1442586,353 1496226,053 1498026,816 1599886,562 1499124
2028 1459017,176 1519304,395 1516190,154 1627499,091 1517076,4
2029 1475448 1542738,705 1534353,492 1655588,186 1535020
2030 1491878,824 1566534,476 1552516,83 1684162,073 1552954,7
Sumber: Hasil Analisis, 2015

4.2 Periode Perencanaan


Dalam hal ini, pembangunan instalasi pengolahan air buangan direncanakan
berlangsung sejak tahun 2012 sampai 2015 sehingga instalasi baru bisa dioperasikan pada
tahun 2015. Dan instalasi akan beroperasi untuk 15 tahun perencanaan proyeksi penduduk
dilakukan sampai tahun 2030.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa periode perencanaan dimulai
pada tahun 2015 sampai dengan 2030. Pemilihan tahun 2015 sebagai awal periode
perencanaan didasarkan pada pertimbangan bahwa pembangunan instalasi pengolahan air
buangan ini memerlukan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 3 tahun (sejak awal tahun
2012) sehingga diperkirakan pada tahun 2015 nanti sudah dapat beroperasi.

4.3 Perhitungan Kuantitas Air Buangan


Penentuan kuantitas air buangan dapat dilakukan dengan mengolah data jumlah
penduduk. Bangunan Pengolahan Air Limbah direncanakan dapat menampung air limbah
dari penduduk Kabupaten Gresik sampai tahun 2013, maka perhitungan debit air limbah
yang dilakukan berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten Gresik pada tahun 2030.
Berdasarkan hasil analisis sebelumnya didapatkan proyeksi jumlah penduduk
Kabupaten Gresik yaitu sejumlah 1.552.955 jiwa. Berdasarkan data tersebut dapat
ditentukan jumlah konsumsi air penduduk Kabupaten Gresik. Kabupaten Gresik termasuk
kategori metropolitan dikarenakan jumlah penduduknya diatas 1.000.000 jiwa. Dengan
demikian konsumsi air penduduk Kabupaten Gresik dapat diasumsikan sebanyak 190
liter/orang/harinya. Sehingga jumlah kebutuhan air bersih seluruh penduduk Kabupaten
Gresik sebanyak:

Kebutuhan Air Bersih = Jumlah Penduduk x Kebutuhan Air Bersih/Orang/Hari


= 1.552.955 jiwa x 190 Liter/Orang/Hari = 295.061.450 Liter/Hari

Setelah mendapatkan jumlah kebutuhan air bersih, maka dapat ditentukan kebutuhan air
domestik dan non domestik dengan perhitungan sebagai berikut.

Kebutuhan Air Domestik = Kebutuhan Air Bersih x % Cakupan Daerah Pelayanan (60-70%)
= 295.061.450 Liter/Hari x 80% (asumsi)

= 236.049.160 Liter/Hari

Kebutuhan Air Non Domestik = 20% x Kebutuhan Air Domestik


= 20% x 236.049.160 Liter/Hari
= 47.209.832 Liter/Hari

Sehingga total kebutuhan air dapat diketahui dengan menjumlahkan kebutuhan air domestik
dengan non domestik.

Kebutuhan Air Total = Kebutuhan Air Domestik + Kebutuhan Air Non Domestik
= 236.049.160 Liter/Hari + 47.209.832 Liter/Hari
= 283.258.992 Liter/Hari

Selanjutnya menghitung debit rata-rata (Qave), debit puncak (Qpeak total), debit
minimal (Qmin) dan debit maksimal (Qmax).

Qave = 50-80% x Kebutuhan Air Total


= 184.118.344,8 Liter/Hari = 2,131 m3/s
= 65 % (asumsi) x 283.258.992 Liter/Hari
Qpeak = Qave x fpeak (1-3) ; asumsi fpeak = 2
= 2,131 m3/s x 2
= 4,262 m3/s

Qpeak Infiltrasi = f infiltrasi x Luas Area (Ha); asumsi f infiltrasi = 0,2


= 0,2 x 1.19125 Ha
= 3 x 10-4 m3/s

Qpeak Total = Qpeak + Qpeak infiltrasi


= 4,262 m3/s x 3 x 10-4 m3/s
= 4,2623 m3/s

Qmax = 1,2 – 1,25 x Qave ; asumsi = 1,24


= 1,24 x 2,131 m3/s
= 2,642 m3/s

Qmin = 33 – 50% Qave ; asumsi = 45%


= 45% x 2,131 m3/s
= 0,959 m3/s

Anda mungkin juga menyukai