TESIS
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM ENERGI
SALEMBA
DESEMBER 2021
UNIVERSITAS INDONESIA
TESIS
Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknik
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM ENERGI
SALEMBA
DESEMBER 2021
UNIVERSITAS INDONESIA
THESIS
Submitted as a partial fulfilment of the requirement for the degree of Master of
Engineering
FACULTY OF ENGINEERING
ENERGY SYSTEM ENGINEERING MAJOR
SALEMBA
DECEMBER 2021
ii
Tanda Tangan :
Universitas Indonesia
iii
STATEMENT OF ORIGINALITY
I hereby declare that this thesis is the result of my own individual work,
and all the sources quoted or referred have been stated correctly.
Signature :
Universitas Indonesia
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 24 Desember 2021
Universitas Indonesia
v
STATEMENT OF LEGITIMATION
Stated in : Depok
Date : December 24th, 2021
Universitas Indonesia
vi
Sebagai sivitas akademika Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama : Adrian Wasistoadi Budiarto
NPM : 2006608333
Program Studi : Teknik Sistem Energi
Departemen : Teknik Sistem Energi
Fakultas : Teknik
Jenis Karya : Tesis
Bersama dengan perangkat lainnya. Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini,
Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmediakan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 24 Desember 2021
Universitas Indonesia
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
berkatNya, penyusunan tesis ini dapat dijalankan tanpa kurang suatu apapun dan
diselesaikan tepat waktu. Tesis ini disusun untuk memenuhi syarat dalam mendapatkan
gelar Magister Teknik Program Studi Teknik Sistem Energi di Fakultas Teknik
Universitas Indonesia. Dalam penyusunan tesis ini, saya dibantu oleh beberapa pihak dan
orang dalam bentuk materi, bimbingan, doa, harapan, dan dukungan. Maka dari itu, saya
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Adi Surjosatyo, M. Eng sebagai dosen pembimbing yang senantiasa
bersedia untuk membimbing dan memberikan saran dalam penyusunan tesis ini.
2. Prof. Dr. Ir. Dedi Priadi, DEA; Dr. Ir. Bambang Priyono, M.T dan Dr. Armand Omar
Moeis, S.T, M.Sc sebagai dosen penguji yang telah memberikan kritik, feedback, dan
saran yang membangun untuk tesis ini.
3. Papa, Mama, Dik Alex, Dik Andre dan keluarga yang tak henti-hentinya memberikan
doa, dukungan, dan cinta kepada saya.
4. Fairuz Tsania dan Deborah Sotya Larasati, selaku sahabat saya sejak masa kuliah S1
dan masih berlangsung hingga saat ini.
5. Teman-teman masa kuliah S1 basis Bekasi, yaitu Farras Ammar, Jodi Noor, Rizky
Rizacky, Muhammad Luthfi, Dhavin Ariza, dan Radhitya Abiyoga yang telah
menjadi rekan berolahraga di saat kesibukan kuliah.
6. Ihsan Ramadhan, Ainayya Salsabila, Abdurrahman Munif, dan Paras Ayu sebagai
sahabat dan rekan workout mingguan, juga teman bermain sejak kuliah S1.
7. Mas Pandu Herdiansyah, Mas Hermawan Febriansyah, Mas Singgih Adi, dan Mbak
Risa Riani sebagai rekan kelompok tugas mata kuliah Teknologi Energi yang
menjadi teman-teman dekat selama kuliah S2.
8. Pak Reza Fathurrahman, rekan saya di TSE UI 2020 dan teman seperbimbingan tesis
yang telah memberikan sharing kepada saya mengenai penulisan publikasi ilmiah
dan presentasi di konferensi.
9. Rekan-rekan TSE UI 2020 yang juga dibimbing oleh Prof. Adi Surjosatyo dalam
penulisan tesisnya masing-masing: Mas Agung, Mas Amrianto, Mas Resky, Mas
Santoso, Mas Try Bagus, dan Pak Mawan.
Universitas Indonesia
viii
10. Kang Dedi, Pak Basir, Pak Satibi, dan Mas Richard yang telah membantu saya dalam
memperoleh data-data dan informasi mengenai Pantai Muara Bungin dan Desa
Pantai Bakti Muaragembong.
11. Bang Gabroni Sagala dan Mbak Sulistyawati, selaku atasan dan rekan kerja di PT.
Gasd Geosby yang telah membantu selama saya bekerja ketika berkuliah S2.
12. Kak Atica Chairunnisa, sebagai sosok kakak dan teman bertukar cerita selama masa
kuliah S1 saya hingga saat ini.
13. Cantika Rahmalia Putri, Virly Aswirta, Arma Oktaviani, Kintari Faza, Safirra Tista,
Rafly Muhammad Fajar, Dicky Alamsyah, Jafar Waliyudin, Jaffar Gibrani, Visionta,
Deborah Sotya Larasati dan Benedicta Vanessa, selaku sahabat dan teman dekat saya
sejak awal masa perkuliahan S1 hingga saat ini.
14. Kak Inas Sharfina Rahmah, Alya Hafidza dan Benna Febrysha Azzahra, selaku
kakak dan saudara asuh saya selama berkuliah S1 di DTS UI.
15. Teuku Rizki Reynaldy, Primetta Tatiana, Klemens Ryan, Gabby Jesica Abigail, dan
Putri Amelia sebagai adik asuh kesayangan saya ketika berkuliah S1 di DTS UI.
16. Rizkia Afra dan Rachelya Olivya Kartika, juga merupakan adik kesayangan ketika
kuliah S1 di DTS UI yang selalu memberikan dukungan dan doa.
17. Seluruh rekan-rekan TSE UI 2020 yang telah memberikan pengalaman dan
kenangan berkuliah bersama-sama walaupun hanya secara daring.
18. Seluruh pihak yang telah membantu dalam bentuk apapun, yang tidak dapat
disebutkan satu persatu namanya di sini.
Saya menyadari bahwa penyusunan tesis ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
saya memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan dalam tesis yang telah saya
susun ini. Harapannya, penyusunan tesis ini mendapatkan saran, kritik, dan masukan yang
membangun agar menjadi lebih baik, sehingga tesis ini dapat menjadi bermanfaat bagi
pembaca dan pihak lain yang membutuhkannya.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberkati kita semua.
Penulis
Universitas Indonesia
ix
ABSTRAK
Nama : Adrian Wasistoadi Budiarto
Program Studi : Teknik Sistem Energi
Judul : Pemodelan Kebutuhan Listrik, Perancangan Teknis dan Analisis
Ekonomi Untuk Rencana Revitalisasi Teknologi Energi Terbarukan
di Bungin Techno Village dan Desa Pantai Bakti, Kecamatan
Muaragembong, Kabupaten Bekasi
Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Adi Surjosatyo, M. Eng.
Pada tahun 2020, kontribusi energi baru terbarukan pada bauran energi Indonesia
baru mencapai 14,71%. Angka tersebut masih jauh untuk mencapai target bauran energi
baru terbarukan nasional sebesar 23% di tahun 2025 dan 31% di tahun 2050 yang
tercantum pada RUEN. Untuk menggencarkan usaha dalam mencapai target tersebut,
salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan potensi energi baru terbarukan
yang dimiliki oleh daerah-daerah di Indonesia, terutama di daerah pesisir seperti Pantai
Muara Bungin di Desa Pantai Bakti, Bekasi. Daerah tersebut memiliki rerata kecepatan
angin sebesar 3,26-5,41 m/s dan radiasi matahari sekitar 5 – 5,4 kWh/m2/hari. Potensi
tersebut sudah dimanfaatkan dengan dipasangnya 3 turbin angin The Sky Dancer TSD-
500 dan dua buah panel surya monokristalin dengan total kapasitas sebesar 1800 Watt
peak sejak 2014, membuat Pantai Muara Bungin dikenal dengan nama Bungin Techno
Village. Sayangnya, turbin angin tersebut telah dibongkar akibat usang pada Oktober
2021 dan panel surya terpasang sudah jarang dioperasikan dan dirawat. Agar dapat
mempertahankan eksistensi Bungin Techno Village dalam memanfaatkan potensi energi
baru terbarukan di daerahnya, rencana revitalisasi atau peningkatan fungsi kerja dari
teknologi dimaksud dapat dilakukan.
Rencana ini akan menghasilkan pembangkit listrik teknologi energi terbarukan
yang dapat melayani Desa Pantai Bakti. Hasil proyeksi yang dilakukan oleh LEAP
menunjukkan bahwa kebutuhan energi listrik Desa Pantai Bakti hingga 2031 akan
mencapai 1.965,1 kWh/hari. Pembangkit listrik tenaga EBT yang direncakan akan
menanggung beban listrik sebesar 1.021,85 kWh/hari atau 51,6% dari total kebutuhan
listrik desa. Dihasilkan sebuah PLTS yang terdiri dari 104 unit panel surya
Monocrystalline Maysun 500 Wp Peak Power dengan lifetime 25 tahun, sebuah PLTB
yang terdiri dari 24 unit turbin angin berkapasitas 2000 W/220 V dengan lifetime 20
tahun, dan sebuah PLTSa yang terdiri dari mesin gasifikasi TG30 dan genset diesel
Caterpillar berkapasitas 200 kVa/160 kW dengan lifetime 20 tahun. Besar biaya
keseluruhan hingga akhir masa operasi untuk PLTS, PLTB, dan PLTSa yang
direncanakan di Desa Pantai Bakti masing-masing senilai Rp1.519.049.423;
Rp3.238.231.499; dan Rp859.733.884. Adapun investasi pembangunan ketiga
pembangkit dapat dikatakan layak dilakukan, dikarenakan nilai NPV dan ROR dari
masing-masing pembangkit menunjukkan angka positif atau lebih dari nol.
Kata Kunci: energi baru terbarukan, Bungin Techno Village, PLTS, PLTB, PLTSa,
proyeksi kebutuhan listrik, rencana revitalisasi, perencanaan teknis, analisis
ekonomi.
Universitas Indonesia
x
ABSTRACT
Name : Adrian Wasistoadi Budiarto
Study Major : Energy System Engineering
Title : Electricity Demand Modelling, Technical Planning and Economical
Analysis of Renewable Energy Technology Revitalization Plan in
Bungin Techno Village and Pantai Bakti Village, Muaragembong
District, Bekasi
Advisor : Prof. Dr. Ir. Adi Surjosatyo, M. Eng.
Key words: renewable energy, Bungin Techno Village, solar power plant, wind power
plant, waste-to-energy power plant, electricity demand modelling,
revitalization plan, technical planning, economical analysis.
Universitas Indonesia
xi
DAFTAR ISI
Universitas Indonesia
xii
Universitas Indonesia
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh sebuah panel surya PV di Singapura yang terpasang di atap
bangunan .................................................................................................................. 15
Gambar 2.2 Skema turbin dan bendungan hidroelektrik ......................................... 17
Gambar 2.3 Contoh sebuah turbin angin blade kecil berbasis passive upwind ....... 18
Gambar 2.4 Contoh Diagram Alir Operasi dari PLTP Kamojang, Kabupaten
Bandung ........................................................................................................... ……20
Gambar 2.5 Skema pembangkit listrik tenaga biomassa bersumber sampah di
Pakistan dengan metode pembakaran langsung....................................................... 21
Gambar 2.6 Teknologi gasifikasi berbahan bakar sampah, Gasifier TG30............. 22
Gambar 2.7 Kapasitas terpasang energi terbarukan Indonesia tahun 2008-2019 .... 24
Gambar 2.8 Proyeksi bauran energi primer di Indonesia berdasarkan target bauran
menurut RUEN tahun 2025 hingga 2050 ................................................................ 25
Gambar 2.9 Contoh Hasil Pemodelan Permintaan Energi Suatu Sektor di LEAP
Berdasarkan Sumber Energi Dikonsumsi ................................................................ 28
Gambar 2.10 Peta Administratif Desa Pantai Bakti, Kecamatan Muaragembong .. 30
Gambar 2.11 Makna dari Logo Bungin Techno Village .......................................... 32
Gambar 2.12 Tampak Turbin Angin dan Panel Surya Monokristalin di Techno
Village ...................................................................................................................... 33
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Dari Awal hingga Selesai .……….………...36
Gambar 3.2 Langkah pengisian parameter tahun awal dan akhir simulasi proyeksi di
LEAP ....................................................................................................................... 45
Gambar 3.3 Langkah pembuatan file structure di LEAP ........................................ 45
Gambar 3.4 Langkah pengisian data Key Assumptions di LEAP ............................ 46
Gambar 3.5 Langkah pengisian persamaan pada Demand di LEAP ....................... 46
Gambar 3.6 Langkah pengubahan skenario proyeksi menjadi BaU di LEAP......... 46
Gambar 3.7 Langkah pemasukan persentase pertumbuhan rumah dan bangunan desa
di LEAP ................................................................................................................... 47
Gambar 4.1 Hasil proyeksi jumlah penduduk Desa Pantai Bakti ketiga metode .... 58
Gambar 4.2 Hasil proyeksi kebutuhan listrik Desa Pantai Bakti 2021-2031 .......... 65
Gambar 4.3 Estimasi Beban Load Tiap Jam Harian PLT EBT Rencana di Bungin
Techno Village ......................................................................................................... 67
Gambar 4.4 Diagram Frekuensi Distribusi Kecepatan Angin Kecamatan
Muaragembong ........................................................................................................ 72
Gambar 4.5 Grafik Jumlah Keluarga Berdasarkan Tempat Membuang Sampah di
Desa Pantai Bakti Tahun 2020................................................................................. 77
Gambar 4.6 Penampakan area Desa Pantai Bakti di Google Earth Pro…………....99
Gambar 4.7 Penampakan lokasi rencana PLTS dan PLTB di Google Earth Pro .... 99
Gambar 4.8 Penampakan lokasi rencana PLTSa di Google Earth Pro .................. 100
Gambar 4.9 Ilustrasi satu unit panel surya Mono-Si 500 Wp dalam AutoCAD (satuan
meter). .................................................................................................................... 100
Universitas Indonesia
xiv
Gambar 4.10 Ilustrasi pemasangan array, baterai, controller, dan inverter PLTS
rencana dalam AutoCAD ....................................................................................... 101
Gambar 4.11 Ilustrasi pemasangan array, baterai, controller, dan inverter PLTS
rencana dalam AutoCAD secara keseluruhan ....................................................... 101
Gambar 4.12 Ilustrasi detail satu unit turbin angin 2000 W / 220 V di PLTB rencana
menggunakan AutoCAD........................................................................................ 102
Gambar 4.13 Ilustrasi jarak pemasangan turbin angin PLTB rencana dalam
AutoCAD (satuan meter) ....................................................................................... 102
Gambar 4.14 Ilustrasi denah PLTSa rencana dalam AutoCAD …….....................103
Universitas Indonesia
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Berbagai bentuk energi beserta deskripsinya ............................................... 10
Tabel 2.2 Komponen pada panel surya ........................................................................ 15
Tabel 2.3 Komponen pada turbin angin dalam menghasilkan listrik ........................... 18
Tabel 2.4 Potensi energi baru terbarukan dan persentase pemanfaatannya dalam
bentuk kapasitas terpasang di Indonesia ....................................................................... 24
Tabel 2.5 Jumlah fasilitas desa di Desa Pantai Bakti per tahun 2020 .......................... 31
Tabel 2.6 Energi kinetik dan listrik dihasilkan oleh turbin angin TSD-500 di Bungin
periode November 2014 s/d November 2015 ............................................................... 33
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanan Penulisan Tesis .............................................................. 38
Tabel 3.2 Standar jumlah timbulan sampah berdasarkan komponen sumber sampah 51
Tabel 4.1 Total jumlah penduduk Desa Pantai Bakti 2011-2020 ................................. 56
Tabel 4.2 Jumlah bangunan fasilitas desa di Desa Pantai Bakti ................................... 57
Tabel 4.3 Hasil proyeksi jumlah penduduk Desa Pantai Bakti ketiga metode ............. 57
Tabel 4.4 Nilai STDEV, R, dan CV dari hasil proyeksi ketiga metode ....................... 59
Tabel 4.5 Hasil proyeksi jumlah penduduk Desa Pantai Bakti metode regresi linier .. 59
Tabel 4.6 Persentase kepemilikan jenis aset rumah di pedesaan Jawa Barat
terpencil/ekonomi menengah ke bawah ....................................................................... 60
Tabel 4.7 Hasil estimasi kebutuhan daya listrik Desa Pantai Bakti 2021 .................... 61
Tabel 4.8 Hasil estimasi penggunaan daya listrik per jam Desa Pantai Bakti 2021..... 62
Tabel 4.9 Hasil proyeksi kebutuhan listrik Desa Pantai Bakti 2021-2031 ................... 64
Tabel 4.10 Estimasi profil penggunaan listrik Desa Pantai Bakti tahun 2031 ............. 65
Tabel 4.11 Estimasi profil beban produksi listrik untuk pembangkit listrik EBT di
Desa Pantai Bakti tahun 2031....................................................................................... 66
Tabel 4.12 Estimasi Beban Load Tiap Jam Harian PLT EBT Rencana di Bungin
Techno Village .............................................................................................................. 67
Tabel 4.13 Perkiraan rugi pemakaian panel surya ........................................................ 68
Tabel 4.14 Perkiraan kebutuhan jumlah komponen untuk perencanaan PLTS ............ 70
Tabel 4.15 Spesifikasi PV Maysun Solar 500 W ......................................................... 71
Tabel 4.16 Frekuensi Distribusi Kecepatan Angin Kecamatan Muaragembong ......... 72
Tabel 4.17 Spesifikasi Turbin Angin Kapasitas 2 kW ................................................. 73
Tabel 4.18 Perhitungan total energi yang dapat dihasilkan turbin angin 2 kW............ 74
Tabel 4.19 Kebutuhan komponen untuk perancangan PLTB Desa Pantai Bakti ......... 76
Tabel 4.20 Hasil perhitungan timbulan sampah di Desa Pantai Bakti ......................... 79
Tabel 4.21 Kebutuhan komponen untuk perancangan PLTSa Desa Pantai Bakti........ 81
Tabel 4.22 Hasil perhitungan biaya awal perencanaan PLTS di Desa Pantai Bakti .... 82
Tabel 4.23 Net Present Value pembangunan PLTS di Desa Pantai Bakti ................... 85
Tabel 4.24 Rangkuman analisis ekonomi pembangunan PLTS di Desa Pantai Bakti . 87
Tabel 4.25 Hasil perhitungan biaya awal perencanaan PLTB di Desa Pantai Bakti .... 88
Tabel 4.26 Net Present Value pembangunan PLTB di Desa Pantai Bakti ................... 90
Tabel 4.27 Rangkuman analisis ekonomi pembangunan PLTB Desa Pantai Bakti ..... 92
Tabel 4.28 Hasil perhitungan biaya awal perencanaan PLTSa Desa Pantai Bakti....... 92
Universitas Indonesia
xvi
Tabel 4.29 Net Present Value pembangunan PLTSa di Desa Pantai Bakti .................. 95
Tabel 4.30 Rangkuman analisis ekonomi pembangunan PLTSa Desa Pantai Bakti.... 97
Tabel 4.31 Rangkuman analisis ekonomi pembangunan seluruh pembangkit EBT
revitalisasi di Desa Pantai Bakti ................................................................................... 97
Tabel 4.32 Hasil perhitungan kebutuhan luas lahan revitalisasi pembangkit EBT di
Desa Pantai Bakti ......................................................................................................... 98
Tabel 4.33 SOP O & M PLTS rancangan di Desa Pantai Bakti ................................. 104
Tabel 4.34 Kategori Klasifikasi Kecepatan Angin ..................................................... 105
Tabel 4.35 SOP O & M PLTB rancangan di Desa Pantai Bakti ................................ 106
Tabel 4.36 Daily timeline operasi PLTSa rancangan di Desa Pantai Bakti ............... 107
Tabel 4.37 SOP O & M PLTSa rancangan di Desa Pantai Bakti ............................... 108
Universitas Indonesia
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi listrik menjadi salah satu jenis energi yang umum digunakan oleh seluruh
masyarakat di berbagai belahan dunia. Energi yang dibangkitkan pertama kali oleh
Thomas Alfa Edison di tahun 1878 dalam sebuah bohlam lampu menyala ini memenuhi
hampir setiap kebutuhan sehari-hari manusia, seperti penerangan, alat-alat elektronik,
penggerak mesin, dan masih banyak lagi. Secara harafiah, energi listrik dihasilkan oleh
generator atau mesin pembangkit listrik. Pembangkitan listrik pada saat ini
membutuhkan sumber yang berasal dari dua jenis, sumber energi non-terbarukan seperti
minyak fosil atau batu bara, dan energi baru terbarukan seperti air dan angin (Shanefield,
2001). Setelah dibangkitkan, energi listrik akan disalurkan menuju pengguna, umumnya
perumahan, bangunan komersial atau perindustrian melalui sebuah jaringan transmisi
listrik. Energi listrik dapat dikonversikan menjadi energi gerak, energi cahaya ataupun
energi panas dalam efisiensi yang tinggi (Smith C. , 2001).
Indonesia merupakan salah satu negara yang besar di dunia, dalam segi populasi
maupun area. Indonesia menduduki peringkat keempat di dunia perihal populasi, dengan
jumlah penduduk pada tahun 2020 sebanyak 270.203.917 jiwa, dan menduduki peringkat
ke-14 di dunia perihal luas daerah sebesar 1.904.569 km2 (BPS RI, 2021). Sebagai salah
satu negara yang padat dengan daerah yang luas serta beberapa faktor yang mendukung,
pertumbuhan dan kondisi ekonomi di Indonesia dapat dikatakan cukup mentereng.
Indonesia merupakan satu-satunya negara Asia Tenggara yang masuk dalam keanggotaan
negara G20, dimana ekonomi di Indonesia merupakan yang terbesar di kawasan tersebut
dan tergolong negara industrial terbaru. Hingga 2021, ekonomi Indonesia masuk
peringkat 16 dunia menurut total pendapatan GDP yang diestimasikan sebesar US$1,159
triliun. Sektor ekonomi terbesar di Indonesia adalah layanan jasa sebesar 43,4% dari total
GDP, diikuti oleh sektor industri sebesar 39,7% dan agrikultural sebesar 12,8% (Statista,
2020).
Karena perekonomian dan domestiknya yang masif, tidak heran bahwa
Indonesia memiliki kebutuhan energi yang sangat besar pula. Kebutuhan energi tersebut
dikuasai oleh sektor perindustrian, domestik, transportasi, dan bangunan komersial.
Sektor transportasi baru-baru ini menjadi salah satu sektor pengguna energi terbesar
Universitas Indonesia
2
akibat sektor perekonomian layanan jasa yang sedang marak, terutama di masa pandemi
COVID-19. Energi listrik menguasai sekitar 50% dari jumlah konsumsi maupun
kebutuhan energi di Indonesia. Jumlah konsumsi dan produksi energi listrik di Indonesia
masing-masing sebesar 213,6 TWh dan 235,4 TWh di 2020 (Index Mundi, 2020). Jumlah
energi yang diproduksi dalam jumlah yang banyak pula tersebut dihasilkan oleh
pembangkit listrik yang bersumber dari batubara, minyak bumi, gas, dan energi baru
terbarukan. Di 2020, sekitar 49,67% energi yang dihasilkan di Indonesia bersumber dari
batubara, diikuti oleh gas dan minyak bumi sebesar 35,64%, serta dari energi baru
terbarukan yang hanya sekitar 14,71% (Statista, 2020).
Energi baru terbarukan di Indonesia menjadi salah satu sektor yang sedang
berjalan perkembangannya, meskipun tidak begitu cepat. Sebagai salah satu anggota
negara yang hadir dalam Kesepakatan Paris tahun 2015, Indonesia memiliki komitmen
untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% dengan usaha sendiri dan 41%
dengan bantuan negara lain atau internasional hingga 2030 (Dirjen EBTKE, 2020).
Penurunan emisi gas rumah kaca dalam persentase tersebut diperkirakan sebesar 314-398
juta ton CO2. Untuk menurunkan jumlah emisi gas rumah kaca yang besar tersebut dapat
direalisasikan dengan langkah yang besar, yaitu penggunaan sumber energi baru
terbarukan yang lebih ramah lingkungan dan beremisi rendah dibandingkan sumber
energi non-terbarukan seperti bahan bakar fosil. Meskipun begitu, perkembangan energi
baru terbarukan di Indonesia dapat dikatakan berjalan lambat. Pada tahun 2019, total
kapasitas terpasang energi baru terbarukan di Indonesia baru mencapai 10,3 GW.
Padahal, potensi energi baru terbarukan di Indonesia dapat mencapai 443 GW (IESR,
2017). Dari potensi tersebut, jenis energi surya dan angin menjadi dua jenis energi baru
terbarukan dengan potensi kapasitas terpasang terbesar di Indonesia, masing-masing
sebesar 207 GW dan 60 GW. Adapun, pemanfaatan kedua jenis energi tersebut masih
sangat kecil di Indonesia hingga saat ini, dimana energi surya baru terpasang kapasitasnya
sebesar 198 MW atau 0,04% dari total potensinya dan energi angin baru terpasang sebesar
147 MW atau 0,01% dari total potensinya (ADB, 2020). Angka tersebut cukup
mengkhawatirkan bagi Indonesia dalam mencapai target persentase energi baru
terbarukan sebesar 23% di tahun 2025 dan 31% di tahun 2050 pada bauran energi nasional
menurut Kebijakan Energi Nasional yang tertera pada PP RI nomor 79 tahun 2014. Target
bauran energi baru terbarukan tersebut ditetapkan guna memenuhi komitmen Indonesia
Universitas Indonesia
3
di Kesepakatan Paris tahun 2015. Maka dari itu, tidak ada pilihan lain selain
menggencarkan penggunaan energi baru terbarukan di Indonesia dimulai dari saat ini,
terutama pemanfaatan energi surya dan angin yang masih kecil sekali kapasitas
terpasangnya guna mencapai target bauran energi nasional di tahun 2025 dan 2050.
Potensi dari energi surya dan angin umumnya berasal dari daerah yang terpencil,
seperti pesisir. Di pesisir atau pantai pada umumnya tidak terdapat gedung-gedung tinggi
atau bangunan-bangunan yang padat dan banyak, sehingga sinar matahari dapat
menghampiri tempat tersebut dengan iradiasi yang tinggi serta angin dapat berhembus
kencang tanpa penghalang. Salah satu lokasi dengan potensi energi angin yang
menjanjikan adalah di Pantai Muara Bungin, Desa Pantai Bakti, Kecamatan
Muaragembong, Kabupaten Bekasi, dengan kecepatan angin yang dapat mencapai 12 m/s
dengan rerata kecepatan angin tahunan sebesar 3,26 – 5,41 m/s (Alimuddin & Aryanti,
2020). Pada awalnya, pantai tersebut sangatlah terpencil, memiliki akses yang sulit serta
pasokan listrik yang sangat minim. Ketika sedang mengalami cuaca yang buruk, desa dan
pantai tersebut sebagian besar akan mengalami mati listrik hingga satu minggu. Tahun
2014, sebuah kelompok akademisi dari Universitas Indonesia yang dipimpin oleh guru
besar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik UI, yaitu Professor Adi Surjosatyo
bersama tiga mahasiswa, yakni Hafif Dafiqurrohman, Agung Hartansyah, dan Steven Lee
merintis proyek yang bertujuan mengatasi permasalahan kelistrikan dan meningkatkan
taraf hidup para nelayan di pantai tersebut. Didirikanlah sebuah turbin angin produksi
Jepang, yaitu The Sky Dancer TSD-500 yang dapat membangkitkan listrik puncak sebesar
500 Watt ketika digerakkan oleh angin dengan kecepatan hingga 12 m/s (Cahyono &
Tjahyono, 2018). Hingga saat ini, telah dipasang 3 buah turbin angin The Sky Dancer
yang dilaporkan dapat menghasilkan energi listrik sebesar 1 kWh per hari untuk setiap
turbinnya, desalinasi air bertenaga surya kapasitas 80 L/hari, dan dua buah panel surya
berjenis PV terapung dan PV monokristalin dengan total kapasitas sebesar 1800 Watt
peak (Sofianita, Surjosatyo, & Siregar, 2019). Pemasangan panel surya tersebut juga
dimaksudkan untuk memanfaatkan penyinaran matahari atau solar radiation GHI yang
cukup tinggi di Kecamatan Muara Gembong sebesar 5 – 5,4 kWh/m2/hari (IEA, 2019).
Selain mengatasi masalah kelistrikan dari pantai tersebut, hal ini juga meningkatkan
antusias masyarakat terhadap teknologi energi baru terbarukan, serta mendorong daerah-
Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
5
yang menargetkan lebih banyak pengunjung yang berdatangan, menjadi faktor lainnya
yang juga akan menambahkan kebutuhan listrik di daerah tersebut. Sehingga, revitalisasi
atau pembangunan kembali energi baru terbarukan yang sudah diimplementasikan di desa
tersebut sejak 2014 dapat menjadi solusi untuk menanggung kebutuhan listrik, serta
menjaga eksistensi teknologi energi terbarukan di desa tersebut agar kelak menjadi
inspirasi bagi daerah-daerah pesisir lainnya untuk memulai memanfaatkan energi baru
terbarukan. Penulisan ini akan dimulai dengan memprediksi atau proyeksi kebutuhan
listrik di Desa Pantai Bakti dan Pantai Muara Bungin. Proyeksi yang diperoleh akan
menentukan teknologi energi baru terbarukan apa saja yang dapat direncanakan
berdasarkan potensi sumber energi baru terbarukan pada daerah tersebut. Setelah itu, akan
dilakukan analisis ekonomi terkait pembiayaan revitalisasi teknologi energi baru
terbarukan yang telah ditentukan, serta membahas Standar Operasional Prosedur atau
SOP dalam mengoperasikan dan memelihara teknologi yang telah direncanakan, guna
menjaga kondisi teknologi tersebut agar tetap baik dan terawat. Sebagai tambahan,
teknologi revitalisasi yang telah selesai direncanakan akan ditentukan letaknya
berdasarkan lokasi eksisting disertakan dengan gambar desain sederhana teknologi
tersebut menggunakan aplikasi AutoCAD. Rentang waktu yang dipakai dalam proyeksi
adalah untuk 10 tahun kedepan, yakni hingga tahun 2031. Penulisan ini meliputi
pemanfaatan sumber daya EBT yang melimpah serta menjadikan Desa Pantai Bakti
sebuah daerah yang sustainable dalam hal menggunakan sumber daya tersebut sebagai
opsi lain dalam membangkitkan listrik, sehingga penulisan ini menjadi wujud dukungan
dua poin Sustainable Development Goals atau SDG, yakni poin ke-7: Affordable and
Clean Energy dan poin ke-11: Sustainable Cities and Communities.
Universitas Indonesia
6
Universitas Indonesia
7
2. Bagi pihak pengembang baik Pokdarwis dan Pemerintahan Desa Pantai Bakti,
akademisi, perusahaan teknis, investor maupun calon pendana sebagai referensi
dalam melakukan pengembangan fungsi kerja (baik produksi energi maupun
kapasitasnya) teknologi energi terbarukan di daerah tersebut, baik informasi
teknis maupun ekonomis, serta mempertahankan eksistensi Bungin Techno
Village. Kedepannya, daerah-daerah lain selain Pantai Muara Bungin dan Desa
Pantai Bakti dapat terdorong untuk ikut serta memanfaatkan potensi energi baru
terbarukan, terutama energi surya dan bayu di daerah masing-masing.
Universitas Indonesia
8
Universitas Indonesia
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Energi
Energi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu sistem dalam melakukan
suatu kerja (USDE, 2014). Sebuah sistem itu sendiri melakukan suatu usaha atau kerja
jika telah memberikan gaya terhadap suatu sistem lainnya, sehingga sistem tersebut
mengalami pergerakan dengan jarak tertentu. Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa
energi berpindah dari satu sistem ke yang lainnya melalui interaksi fundamental.
Pada akhir abad ke-17, Gottfried Leibniz menemukan istilah energi dalam
bentuk gaya hidup. yang dijelaskan sebagai perkalian massa suatu objek dengan perkalian
kuadrat dari kecepatan objek tersebut, dimana gaya hidup tersebut dapat mengalami
halangan atau perlambatan yang diakibatkan oleh friksi atau gesekan. Rumus ini menjadi
lebih dikenal sebagai energi kinteik. Pada tahun 1807, istilah energi untuk menjelaskan
arti gaya hidup tersebut baru digunakan dan diperkenalkan oleh Thomas Young (Smith
C. , 1998). Setelah itu, perkembangan teori energi mulai meningkat. Pada 1845, James
Prescott Joule menemukan suatu hubungan berkaitan antara kerja mekanik dengan
pembangkitan panas. Joule menemukan kaitan tersebut melalui sebuah eksperimen yang
disebut dengan Aparatus Joule, dimana sebuah beban diikat pada sebuah tali dan
dinaikkan, menyebabkan rotasi atau perputaran pada pedal penggerak tali yang
menyebabkan terjadinya pertukaran panas. Hingga saat ini, satuan internasional untuk
energi dinyatakan dalam Joule, yang setara dengan energi yang dibutuhkan untuk
memberikan gaya kepada beban satu Newton untuk bergerak dengan jarak satu meter.
Satuan energi lainnya yang cukup populer adalah kalori, BTU, kilowatt-jam, dan lainnya.
Sedangkan, satuan umum untuk energi per satuan waktu adalah Watt.
Salah satu sifat energi yang umum adalah kekal (USDE, 2014). Perubahan
jumlah energi dalam suatu sistem selalu setara dengan perbedaan antara jumlah energi
yang dimasukkan dengan jumlah energi yang dikeluarkan dari sistem. Bentuk dari energi
dapat berupa energi cahaya, energi listrik, energi elastis, energi kimiawi dan lain
sebagainya. Energi itu sendiri dikategorikan menjad energi kinetik dan potensial, dimana
kinetik terdiri dari seluruh energi yang berhubungan dengan gerakan dan potensial terdiri
dari seluruh energi yang dimiliki suatu objek atau sistem akibat dari interaksi gaya dengan
objek atau sistem lainnya.
Universitas Indonesia
10
Sumber utama dalam pembangkitan energi berasal dari kekayaan alam yang
meliputi batubara, minyak, gas alam, uranium, dan biomassa (USDE, 2014). Sumber
pembangkitan energi terbagi menjadi dua jenis, yakni non-terbarukan dan terbarukan.
Seluruh contoh sumber energi non-terbarukan atau yang tidak dapat diperbarui telah
disebutkan sebelumnya terkecuali biomassa. Sedangkan contoh sumber energi terbarukan
adalah energi surya, angin, hidro, dan panas bumi. Energi memiliki kegunaan yang
beragam dan sangat penting bagi beberapa sektor penting seperti industri, transportasi,
pengembangan domestik dan agrikultur. Adapun ketersediaan sumber energi yang telah
disebutkan bergantung pada beberapa faktor seperti persebarannya di alam, teknologi
pengolahnya, kebijakan sosial dan ekonomi serta status sosial dan ekonomi (USDE,
2014).
Tabel 2.1 Berbagai bentuk energi beserta deskripsinya.
JENIS BENTUK DESKRIPSI
ENERGI
Mekanik Kumpulan dari energi kinetik rotasi, translasi makroskopik dan
potensial
Listrik Energi potensial yang berasal dari atau tersimpan dari komponen
elektrik
Magnetik Energi potensial yang berasal atau tersimpan dari komponen
magnetik
Gravitasi Energi potensial dari daya tarik bumi atau gravitasi
Kimiawi Energi potensial yang berasal dari ikatan atau reaksi kimiawi
Ion Energi potensial yang mengikat elektron dengan atom atau
molekul terkait
Nuklir Energi potensial yang mengikat nukleon dengan atom nukleus
Kromodinamik Energi potensial yang mengikat kuark-kuark untuk membentuk
hadron
Elastis Energi potensial sebuah benda atau komponen yang terdeformasi
mendapatkan gaya untuk kembali ke bentuknya yang semula
Ombak mekanik Campuran energi potensial dan kinetik pada materi elastis akibat
ombak deformasi
Ombak suara Energi kinetik dan potensial dari suara
Universitas Indonesia
11
Universitas Indonesia
12
Nikola Tesla dan Alexander Graham Bell yang menemukan peralatan dan teknologi
bertenaga listrik yang membantu kegiatan sehari-hari masayarakat pada umumnya.
Berbagai macam peralatan dan teknologi elektronik membutuhkan listrik
sebagai bahan bakar agar dapat beroperasi dengan baik. Energi listrik tersebut diperoleh
dengan pembangkitan listrik. Energi listrik yang tersedia secara alami begitu sedikit
sehingga perlu diolah dari sumber baku menjadi energi listrik yang siap digunakan.
Energi listrik diproduksi di sebuah pembangkit listrik leh mesin pembangkit atau
generator-generator elektromekanik, yang umumnya dikendalikan oleh mesin-mesin
panas berbahan bakar sumber non-terbarukan ataupun terbarukan.
Prinsip awal pembangkitan listrik ditemukan pada dekade 1820an oleh Michael
Faraday yang sebelumnya disebut menjadi pencetus mesin elektrik. Energi listrik
dibangkitkan dengan mengandalkan gerakan sebuah kabel atau disk Faraday diantara
kutub-kutub magnet. Pembangkitan listrik secara komersial dimulai pada tahun 1873
dengan penggabungan turbin hidraulik dan dinamo. Pembangkitan listrik secara mekanik
tersebut menjadi awal mulanya revolusi industri kedua, padahal sebelumnya energi listrik
dihasilkan dengan mengandalkan reaksi kimiawi dari baterai. Pembangkitan listrik di
pembangkit-pembangkit listrik pusat mulai diberlakukan di tahun 1882, dimana sebuah
mesin panas mengendalikan sebuah dinamo pada pembangkit listrik Pearl Street yang
memproduksi aliran listrik tipe DC untuk memenuhi kebutuhan listrik di kota New York.
Pembangkit listrik di Pearl Street ini mendorong kota-kota lainnya di seluruh dunia untuk
membangun pembangkit listrik bertenaga hidro dan batubara, dan mulai
menggunakannya tidak hanya untuk domestik, namun untuk bangunan komersial dan
transportasi. Hingga saat ini, sumber energi untuk pembangkitan listrik bervariasi, mulai
dari sumber non-terbarukan seperti batubara dan minyak bumi hingga sumber terbarukan
seperti angin, surya, hidro, dan panas bumi.
Universitas Indonesia
13
energi yang bersumber dari bahan bakar fosil, yang ketersediannya jarang sekali dapat
terisi kembali dan telah diprediksi akan habis dalam kurun waktu 10-13 tahun kedepan.
Penggunaan energi baru terbarukan sesungguhnya telah ada beberapa ribu tahun
lalu, yaitu penggunaan biomassa seperti kayu dan dahan pohon sebagai bahan bakar api.
Tenaga angin dipakai sebagai penggerak kapal layar oleh bangsa Persia melalui sungai
Nil sekitar 7000 tahun yang lalu. Beberapa masa kemudian, bangsa Romawi
memanfaatkan panas bumi sebagai penghangat pada pemandian air panas yang cukup
populer di kalangan masyarakat bangsa tersebut. Setelah itu, energi terbarukan tradisional
digunakan oleh masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai petani atau peternak, yakni
tenaga pekerja manusia, tenaga hewan (kuda, kerbau), tenaga air melalui kincir air, tenaga
angin melalui kincir angin untuk penghancur padi, dan biomassa melalui pembakaran
kayu hutan. Penggunaan energi terbarukan tradisional ini mulai disaingkan dengan
penemuan dan perkembangan awal batubara di pertengahan abad ke-19, serta penemuan
sumber minyak bumi secara besar-besaran di abad ke-20.
Sumber-sumber energi baru terbarukan tersedia di banyak daerah, terutama yang
memiliki area geografi yang cukup luas. Transisi cepat menuju penggunaan energi baru
terbarukan akan meningkatkan efisiensi energi, diversifikasi sumber-sumber energi baru,
serta menjamin sekuritas energi dan keuntungan yang menjanjikan secara ekonomis.
Penggunaan energi baru terbarukan akan mengurangi polusi dan kerusakan lingkungan,
terutama pengurangan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh pembangkit-
pembangkit listrik bersumber bahan bakar fosil. Pengurangan emisi penyebab polusi
udara akan meningkatkan kesehatan masyarakat, dan membantu pemerintahan dalam
menekan biaya kesehatan hingga ratusan juta US Dollar, khususnya di negeri Amerika
Serikat (Jacobson, 2015). Energi baru terbarukan, terutama yang bersumber dari sinar
matahari, angin dan hidro dapat menyediakan dan memenuhi kebutuhan energi umat
manusia bahkan hingga 1 juta tahun ke depan (Schroder & Smith, 2008).
Pada tahun 2017, sumber energi baru terbarukan berkontribusi sekitar 19,3%
dari total konsumsi energi global dan 24,5% dari total pembangkitan listrik. Dari
persentase tersebut, sekiar 8,9% dari biomassa tradisional; 4,2% dari energi panas (panas
bumi atau panas matahari); 3,9% dari hidroelektrik dan 2,2% sisanya berasal dari listrik
yang dibangkitkan dari tenaga angin dan sinar matahari (REN21, 2017). Perkembangan
EBT secara global didukung oleh banyak negara, dapat dilihat dari total investasi masif
Universitas Indonesia
14
sebesar US$279,8 miliar, dan 45% dari dana tersebut berasal dari China serta 15% dari
Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Perkembangan EBT juga memberikan sekitar
10,5 juta lapangan pekerjaan tersedia di perusahaan-perusahaan energi baru terbarukan.
Pada tahun 2020, setidaknya sekitar 66% atau dua pertiga dari pembangunan
pembangkitan energi listrik merupakan sumber energi baru terbarukan, dan di beberapa
negara, harga pembangkitan dan jual listrik yang dibangkitkan dari panel surya dan turbin
angin di lautan sangat murah (IEA, 2020).
Universitas Indonesia
15
solar yang terdiri dari sel-sel surya, serta materi-materi semikonduktor (Jacobson, 2009).
Kabel-kabel modul, array, dan sub-sub medan dihubungkan dengan kabel-kabel surya
yang terbuat dari tembaga. Di dalam modul, terdapat dua jenis lapisan semikonduktor,
yakni bagian P dan bagian N, atau sering disebut dengan P-N junction. Di tengah-tengah
semikonduktor terdapat sebuah medan, dimana ion positif dari P dan ion elektron negatif
dari N akan saling bersentuhan, membentuk sebuah medan listrik yang akan
menghasilkan suatu arus listrik.
Gambar 2.1 Contoh sebuah panel surya PV di Singapura yang terpasang di atap
bangunan.
Sumber: (Kannan & Leong, 2005)
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
17
Universitas Indonesia
18
angin. Baling-baling terhubung dengan dua komponen, yakni rotor dan mesin pembangkit
(Goudarzi, 2012). Rotor inilah yang membuat baling-baling dapat berputar ketika
terhembuskan angin, yang akan memunculkan energi kinetik rotasi. Energi kinetik
tersebut akan dikonversi menjadi energi listrik oleh mesin pembangkit. Energi listrik yang
telah terbentuk disalurkan ke teknologi penyimpanan dibawah turbin angin, dan akan
disalurkan melalui jaringan transmisi.
Gambar 2.3 Contoh sebuah turbin angin blade kecil berbasis passive upwind.
Sumber: (Woofenden, 2012)
Universitas Indonesia
19
Universitas Indonesia
20
Gambar 2.4 Contoh Diagram Alir Operasi dari PLTP Kamojang, Kabupaten
Bandung.
Sumber: (Adiprana, Purnomo, & Setiono, 2014)
Universitas Indonesia
21
• Konversi kimiawi, mengolah bahan baku biomassa secara kimiawi, seperti contoh
sintesis Fischer-Tropsch yang juga digunakan dalam pengolahan batubara.
• Konversi biokimiawi, menghancurkan atau mengupas molekul-molekul dari
biomassa yang telah dikomposisikan dengan mengandalkan mikroorganisme.
Beberapa contoh dari proses yang menggunakan metode biokimiawi adalah
digesti anaerobik, fermentasi, dan pengomposan.
Universitas Indonesia
22
yang tercipta dalam proses gasifikasi akan terhubung ke generator untuk menghasilkan
energi listrik.
Adapun pada saat ini PLTSa mulai banyak menggunakan metode pembangkitan
secara gasifikasi modern. Gasifikasi merupakan proses dimana bahan pembakar
(umumnya sampah) dikonversikan menjadi syn-gas, dimana gas tersebut terdiri dari
hydrogen dan karbondioksida. Syn-gas ini dapat secara langsung digunakan untuk
menggerakan turbin. Pembakaran untuk pembentukan gas tersebut dilakukan melalui
reaktor gasifier dengan suhu pembakaran berkisar 500 – 1200oC. Proses gasifikasi dengan
bahan pembakaran sampah yang telah dipeletkan terdiri dari pengeringan, pirolisis,
pembakaran dan reduksi (Siregar, 2019).
• Pengeringan untuk mengubah kandungan air pada biomassa menjadi uap tanpa
menghancurkan komposisi kimiawi dari biomassa tersebut.
• Pirolisis adalah tahap dekomposisi hemiselulosa di suhu 200 – 500oC. Pelet
sampah yang merupakan biomassa kering setelah itu akan mengalami
pengarangan dengan suhu hingga 900oC untuk menghasilkan arang, tar, dan gas
CO, H2, H2O dan CH4.
• Pembakaran dimana arang akan terbakar untuk dimanfaatkan dalam reduksi gas-
gas yang dihasilkan sebelumnya dengan suhu hingga 1200oC.
• Reduksi merupakan proses akhir dari gas-gas yang tereduksi: H2, CH4, CO untuk
dimanfaatkan sebagai bahan bakar atau penggerak turbin generator. Reduksi
dilakukan dengan suhu sekitar 400-900oC.
Universitas Indonesia
23
Universitas Indonesia
24
Universitas Indonesia
25
Pemanfaatan yang masih sangat rendah tersebut meninggalkan pekerjaan rumah yang
cukup menantang untuk Indonesia. Target penerapan energi baru terbarukan untuk
Indonesia sesungguhnya tidak terlalu tinggi, namun dikarenakan kondisi pemanfaatan
yang masih sangat kecil dan lambat menyebabkan target tersebut terasa cukup berat untuk
direalisasikan dengan waktu yang dapat dikatakan cukup singkat. Peraturan Pemerintah
nomor 79 tahun 2014 mengenai KEN menyebutkan bahwa target bauran energi baru
terbarukan di Indonesia pada tahun 2025 dan 2050 harus sedikitnya mencapai masing-
masing sebesar 23% dan 31%. Adapun target tersebut telah diproyeksikan oleh IESR
dengan KESDM dalam Rencana Umum Energi Nasional atau RUEN Indonesia yang
merincikan target bauran setiap tahunnya. Dari penetapan bauran energi baru terbarukan
yang telah ditetapkan hingga tahun 2050, penurunan kontribusi energi berbahan bakar
fosil masih dibilang belum terlalu besar. Pada tahun 2020, energi fosil masih
mendominasi sebesar 87% dan berdasarkan proyeksi dari target RUEN tahun 2050 di
Gambar 2.7, bauran energi fosil tersebut hanya turun menjadi 69% (Tampubolon, 2020).
Penurunan tersebut mungkin akan memenuhi janji Kesepakatan Paris dan UU nomor
16/2016 dimana target penurunan emisi setidaknya mencapai 29% secara mandiri pada
2030, namun tidak bisa dihiraukan bahwa akan terus terjadi pemanasan global dan emisi
Universitas Indonesia
26
gas rumah kaca yang dihasilkan hingga tahun 2050 bahkan seterusnya selama bauran
energi bahan bakar fosil masih mendominasi.
2.6 Revitalisasi
Istilah revitalisasi cukup populer terdengar belakangan ini, terutama di saat
pembangunan di berbagai negara sedang gencar dilaksanakan. Pada umumnya kata
revitalisasi digunakan untuk mendeskripsikan sebuah perubahan atau pengembangan dari
suatu perencanaan terkait tata kota maupun pembangunan suatu wilayah, namun juga
dapat diartikulasikan atau dikaitkan dengan hal-hal lain seperti kebugaran ataupun
kondisi material (Wilczkiewicz & Wilkosz, 2015).
Makna revitalisasi sering digunakan dalam berbagai disiplin ilmu seperti
arsitektur, ekonomi, maupun studi sosial. Pemakaian kata revitalisasi yang bervariasi
disebabkan oleh hasil dari pengumpulan beberapa pengalaman atau kebiasaan serta
perkembangan dari kesadaran sosial masyarakat terkait perkembangan lingkungan
sekitar. Dalam teknologi, revitalisasi dapat bermaksud banyak namun bertujuan agar
teknologi tersebut dapat mengalami peningkatan kinerja dan fungsi, seperti contoh
penambahan jumlah alat, penggantian jenis alat dengan yang lebih canggih dan terbaru,
dan lainnya.
Universitas Indonesia
27
Beberapa aplikasi model atau pemodelan energi berskala besar yang umum digunakan
oleh pihak-pihak terkait termasuk pemerintahan sektor energi adalah berikut:
• LEAP atau Low Emissions Analysis Platform merupakan sebuah alat aplikasi
untuk melakukan analisis kebijakan energi, rencana penekanan dan
pengurangan polusi udara dan asesmen mitigasi perubahan iklim. LEAP
dikembangkan oleh SEI US Center, yang dapat digunakan untuk skala negara,
negara bagian maupun regional (SEI, 2012). LEAP digunakan untuk simulasi
sistem energi dengan jangka waktu 20-50 tahun kedepan. Hasil simulasi dan
perhitungan ditampilkan dalam interval tahunan.
• MAPS atau General Electric’s Multi Area Production Simulation merupakan
simulasi pemodelan produksi untuk merencanakan dan memprediksi dampak
ekonomi dari pembelian atau biaya-biaya terkait fasilitas komponen
pembangkitan dan transmisi energi listrik dalam pasar listrik.
• MARKAL merupakan aplikasi pemodelan sistem energi terintegrasi yang
digunakan untuk menganalisis isu energi, ekonomi, dan lingkungan dalam
skala global, nasional hingga kawasan dalam beberapa waktu kedepan atau
beberapa dekade kedepannya. Aplikasi ini umumnya dipakai untuk kalkulasi
dampak-dampak dari kebijakan terkait pengembangan teknologi dan deplesi
Universitas Indonesia
28
Gambar 2.9 Contoh Hasil Pemodelan Permintaan Energi Suatu Sektor di LEAP
Berdasarkan Sumber Energi Dikonsumsi.
Sumber: (Winarno, 2005)
Universitas Indonesia
29
Universitas Indonesia
30
Pada awalnya, desa ini bernama Desa Suka Jaya. Desa ini berubah nama menjadi
Desa Pantai Bakti pada tahun 1967. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Universitas Indonesia
31
Berikut dibawah ini adalah rincian jumlah fasilitas desa yang dimiliki oleh Desa Pantai
Bakti hingga tahun 2020:
Tabel 2.5 Jumlah fasilitas desa di Desa Pantai Bakti per tahun 2020.
Jenis Bangunan Fasilitas Desa Jumlah
Sekolah Dasar/MI 8
Sekolah Menengah Pertama 1
Sekolah Menengah Kejuruan 1
Sarana Kesehatan 1
Toko Kelontong 25
Warung Kedai Makanan 15
Masjid/Musholla 9
Lampu Jalanan 40
Sumber: (BPS Kabupaten Bekasi, 2020)
Universitas Indonesia
32
Universitas Indonesia
33
Gambar 2.12 Tampak Turbin Angin dan Panel Surya Monokristalin di Bungin
Techno Village per April 2021.
Universitas Indonesia
34
Energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin TSD-500 yang dipasang di
Kampung Bungin dapat dibilang cukup besar. Pada rentang waktu bulan November 2014
hingga November 2015, potensi total energi angin di Kampung Bungin dapat mencapai
1,05 MWh (Warits & Surjosatyo, 2016). Di rentang waktu yang sama, TSD-500
terpasang di Kampung Bungin tercatat menghasilkan produksi listrik sebesar 207,38 kWh
atau 19,76% dari total potensi angin tersedia. Adapun potensi total energi angin yang
tersedia tidak dapat seluruhnya dimanfaatkan oleh TSD-500. Selain efisiensi sistem
maksimalnya yang hanya sebesar 21%, kecepatan cut in dan cut off atau kecepatan angin
operasi dari TSD-500 berada di 3 – 12 m/s.
Namun sayangnya, pada bulan Agustus – Oktober 2021 ketiga turbin angin TSD-
500 yang telah terpasang sejak 2014 dan 2017 dibongkar akibat kondisinya yang sudah
usang seperti sudu yang patah dan tiang turbin yang telah berkarat banyak. Sedangkan
panel surya dan teknologi desalinasi air yang juga telah terpasang sejak 2017 masih tetap
terpasang walaupun sudah jarang dirawat dan dioperasikan.
Universitas Indonesia
35
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Penelitian
Tujuan utama dari penulisan ini adalah untuk memperoleh rencana
pengembangan teknologi energi baru terbarukan di Pantai Muara Bungin, Desa Pantai
Bakti, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi beserta dengan analisis ekonomi
terkait biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pengembangan dan sumber
pendanaan untuk menutupi biaya tersebut. Adapun hal pertama yang dilakukan adalah
untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk proyeksi kebutuhan listrik Desa
Pantai Bakti, yaitu data populasi desa, data penggunaan listrik desa, dan data operasional
teknologi energi desa. Data populasi desa digunakan untuk melakukan proyeksi
penduduk. Untuk memproyeksikan kebutuhan listrik desa, keempat data yang dibutuhkan
akan digunakan. Proyeksi dilakukan untuk jangka waktu 10 tahun kedepan, yakni sampai
dengan tahun 2031. Hasil proyeksi kebutuhan energi listrik desa akan dijadikan
pertimbangan untuk menentukan perancangan pengembangan teknologi EBT untuk
menghasilkan listrik yang dapat menutupi kebutuhan energi listrik desa yang telah
diproyeksikan. Pengembangan akan ditentukan berdasarkan potensi-potensi yang ada di
desa dan pantai tersebut. Potensi opsi teknologi energi terbarukan yang mungkin di
daerah pesisir dapat berupa energi angin, surya, dan laut. Teknologi yang telah
direncanakan kemudian akan diperhitungkan biayanya baik komponen, pembangunan,
serta operasi dan pemeliharaannya. Selain biaya yang sudah disebutkan, komponen biaya
lainnya yang akan diikutsertakan adalah LCOE, NPV, ROR, dan Payback Period guna
mengecek kelayakan ekonomis dari proyek ini. Kemudian, tata letak teknologi yang telah
dirancang akan ditentukan berdasarkan kondisi lokasi eksisting, disertakan beberapa
gambar desain sederhana dari teknologi tersebut menggunakan aplikasi AutoCAD.
Penulisan ini juga menyertakan SOP mengenai cara pengoperasian dan pemeliharaan
teknologi energi terbarukan terancang yang sesuai di Desa Pantai Bakti.
Universitas Indonesia
36
Universitas Indonesia
37
Universitas Indonesia
38
2021
KEGIATAN
April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi Literatur
Penyusunan
Pendahuluan
(Latar
Belakang &
Tujuan
Penelitian)
Penyusunan
Teori Dasar
Penentuan
Metodologi
Penelitian
Penyelesaian
Penulisan Dari
Awal hingga
Metodologi
Pelaksanaan
Ujian Pra Tesis
Universitas Indonesia
39
2021
KEGIATAN
April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Perbaikan dari
Ujian Pra Tesis
Pengumpulan
Data dan
Observasi
Proyeksi
Kebutuhan
Energi Listrik
Perancangan
Kebutuhan
Teknologi
Energi
Penghitungan
Perkiraan
Biaya dari
Teknologi
Energi
Terancang
Penentuan Tata
Letak, Gambar
Desain dan
SOP
Perkiraan
Sidang Tesis
Perbaikan dan
Pengumpulan
Tesis
Universitas Indonesia
40
Keterangan:
• KM = Kecamatan Muaragembong
• DPB = Desa Pantai Bakti
Data kepadatan penduduk Kecamatan Muaragembong dan luas area Desa Pantai Bakti
dapat diperoleh dari Data Statistik Kabupaten Bekasi.
Universitas Indonesia
41
LEAP. Data dapat diperoleh secara langsung dari situs PLN atau Pemerintahan
Kecamatan Muaragembong dan Desa Pantai Bakti. Jika data yang diperoleh tidak sesuai,
maka akan dilakukan perhitungan menggunakan asumsi. Untuk perhitungan, data yang
diperlukan adalah data jumlah penduduk desa atau rumah warga, asumsi jumlah alat
elektronik dan fasilitas rumah yang memerlukan energi listrik, serta daya dari setiap jenis
alat yang menggunakan listrik.
Data total populasi dan jumlah jiwa per RT umumnya dapat diperoleh di data Badan Pusat
Statistik Kecamatan atau Kabupaten.
Universitas Indonesia
42
Keterangan:
𝑃𝑛 = jumlah penduduk tahun n, satuan jiwa.
𝑃0 = jumlah penduduk tahun ke-0 atau tahun awal perencanaan, satuan jiwa.
𝐾𝑎 = konstanta pertumbuhan populasi penduduk
𝑇𝑛 = tahun ke-n
𝑇0 = tahun dasar atau awal perencanaan
Universitas Indonesia
43
b. Metode Geometri
Metode ini mengandalkan persentase pertumbuhan penduduk setiap tahunnya
dalam memproyeksikan jumlah penduduk untuk beberapa tahun ke depan.
Umumnya metode ini untuk memperkirakan proyeksi penduduk di daerah yang
berkembang pesat pada jumlah penduduknya. Metode ini akan menghasilkan
proyeksi penduduk dengan grafik berbentuk parabola. Rumus-rumus yang
digunakan pada metode ini adalah sebagai berikut:
Pn = P0 (1 + r)n (3.5)
Pn 1
r = ( )N − 1 (3.6)
P0
Dimana,
𝑃𝑛 = jumlah penduduk tahun n, satuan jiwa.
𝑃0 = jumlah penduduk tahun ke-0 atau tahun awal perencanaan, satuan jiwa.
𝑛 = jangka waktu atau tahun
𝑟 = kenaikan rata-rata jumlah penduduk per tahunnya
𝑁 = selisih tahun n dengan tahun 0
Dimana,
𝑎&𝑏 = konstanta
𝑃 = jumlah penduduk yang dicari
𝑥 = nilai yang diambil dari variabel bebas
Universitas Indonesia
44
Universitas Indonesia
45
• Years: memilih tahun awal yakni 2021 dan tahun akhir yakni 2031
dikarenakan proyeksi ini untuk 10 tahun kedepan.
Gambar 3.2 Langkah pengisian parameter tahun awal dan akhir simulasi
proyeksi di LEAP.
b. Menyusun file structure yang terdapat di bagian kiri. Pilih file kategori Key
Assumptions. File kategori transformation, resources, dan non energy dapat
diabaikan atau dihapus. Dibawah Key Assumptions, tambahkan dua kategori baru,
yaitu Intensitas Energi dan Jumlah. Setelah itu memilih file kategori Demand,
membuat dua sub kategori baru dengan jenis Technology with Energy Intensity
dengan nama masing-masing Kebutuhan Listrik Rumah Tangga dan Kebutuhan
Listrik Fasilitas Desa.
Universitas Indonesia
46
c. Mengisi data pada sub kategori file Key Assumptions: Pada kategori Intensitas
Energi, masukkan data konsumsi energi harian per rumah warga dan per unit
fasilitas desa dengan satuan kWh/rumah dan kWh/unit tahun 2020. Sedankgan pada
kategori Jumlah, masukkan jumlah rumah warga dan unit fasilitas desa.
d. Mengisi data pada sub kategori file Demand: Pada Kebutuhan Listrik Rumah
Tangga dan Kebutuhan Listrik Fasilitas Desa, dimasukkan dua persamaan berikut
pada menu Final Energy Intensity:
- Kebutuhan Listrik Rumah Tangga= Key\Intensitas Energi\Intensitas Energi
Rumah Tangga*Key\Jumlah\Rumah Tangga
- Kebutuhan Listrik Fasilitas Desa= Key\Intensitas Energi\Intensitas Energi
Fasilitas Desa*Key\Jumlah\Fasilitas Desa
e. Mengubah skenario: Skenario diubah menjadi BaU atau Business as Usual, dimana
skenario ini umum dipakai dalam proyeksi kebutuhan listrik di LEAP.
Universitas Indonesia
47
Universitas Indonesia
48
c. Kapasitas baterai
N × Ed
Cbaterai = (3.12)
Vs × μ
d. Kapasitas Inverter
Cinverter = Peak Load × FO (3.13)
Peak load merupakan jumlah pemakaian energi di jam puncak dalam satu hari,
dan Fo adalah koefisien over-supply.
Cpv per unit merupakan kapasitas satu unit jenis modul PV yang dipilih.
Cinverter per unit merupakan kapasitas satu unit jenis inverter PV yang dipilih.
Universitas Indonesia
49
Apv per unit merupakan luas permukaan satu unit jenis modul PV yang dipilih.
Dimana P sebagai daya yang dihasilkan, 𝜌 sebagai massa jenis angin, A sebagai
luas lingkaran putaran turbin, v sebagai kecepatan angin dan Cp sebagai koefisien
performa.
Universitas Indonesia
50
Universitas Indonesia
51
Universitas Indonesia
52
Merujuk tabel diatas, untuk Desa Pantai Bakti maka digunakan angka paling
kecil dari standar khusus untuk kota kecil/desa. Untuk menghitung timbulan sampah
berdasarkan SNI, maka digunakanlah rumus berikut:
Timbulan Sampah = Jumlah Jenis Sumber × Standar (3.27)
Timbulan sampah akan diperoleh dengan satuan volume. Setelah itu, didapatkan total
sampah harian di Desa Pantai Bakti dengan menjumlahkan hasil proyeksi total timbulan
sampah desa dengan sampah yang dihasilkan pengunjung di pantai. Total sampah harian
ini akan digunakan dalam menentukan kapasitas dari PLT Sampah.
Universitas Indonesia
53
Universitas Indonesia
54
a. Biaya investasi awal meliputi seluruh komponen dari teknologi energi terbarukan
yang akan dipasang, termasuk biaya konstruksi pemasangannya yang akan
diasumsikan sebesar 20-25% dari total biaya komponen bergantung dari jenis
pembangkit.
b. Biaya Operational and Maintenance atau O & M per tahunnya akan diasumsikan
sebesar 4% dari total investasi. Dimana nantinya akan dihitung total O & M selama
umur teknologi energi terbarukan tersebut dapat bertahan dengan persamaan
berikut:
(1 + i)n − 1
O&M=T [ ] (3.32)
i(1 + i)n
Dimana T sebagai biaya O&M per tahunnya, n adalah umur teknologi dan i adalah
tingkat acuan suku bunga.
c. Biaya siklus hidup merupakan biaya total yang dihabiskan seumur hidup teknologi
energi terbarukan, yang merupakan jumlah dari biaya investasi awal ditambahan
dengan biaya O&M.
d. Biaya energi atau LCOE ditentukan dengan persamaan berikut:
LCC
LCOE = (3.33)
Produksi Energi Seumur Hidup
LCOE yang didapatkan akan digunakan sebagai salah satu data dalam
menghitung tiga komponen biaya lainnya, yaitu Net Present Value, Rate of Return,
dan Payback Period. Ketiga komponen biaya ini digunakan untuk menentukan
kelayakan ekonomi dari revitalisasi teknologi energi baru terbarukan di Desa Pantai
Bakti.
e. Net Present Value
NPV merupakan penambahan seluruh arus kas dari awal investasi hingga masa
depan bergantung pada tahun yang ditargetkan, melakukan diskon pada arus kas
merujuk pada tingkat diskon yang ditetapkan lalu dikurangi dengan harga investasi
awal. Apabila hingga tahun yang ditargetkan, nilai NPV menunjukkan angka positif
(NPV lebih dari 0), maka dapat dipastikan suatu investasi aman untuk diterima atau
akan memberikan keuntungan.
Universitas Indonesia
55
n Rt
NPV = ∑ ( )− A (3.34)
0 (1 + i)t
Dimana:
• NPV = net present value
• Rt = arus kas pada tahun t
• i = tingkat diskon atau discount rate
• t = waktu arus kas tertentu
• A = total investasi keseluruhan
• n = tahun akhir
f. Rate of return
ROR adalah pembagian laba atau rugi dengan biaya atau investasi awal. ROR
juga menjadi ukuran efisiensi investasi, dimana apabila di tahun yang ditargetkan,
ROR menunjukkan angka positif, maka dapat dipastikan bahwa investasi aman
untuk dilakukan atau memberikan keuntungan (ROR melebihi angka nilai 0).
Vf − Vi
ROR = × 100% (3.35)
Vi
Dimana:
• Vf = nilai keuntungan atau pemasukan total
• Vi = nilai investasi
g. Payback Period
PP merupakan lama waktu sebuah investasi akan tertutup oleh pendapatan.
Total Investasi
PP = (3.36)
Pendapatan Annual
Universitas Indonesia
56
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengumpulan Data
Didapatkan data-data yang diperlukan sebagai informasi dasar untuk proyeksi,
perhitungan, dan perancangan sebagai berikut:
4.1.1 Jumlah Penduduk dari Tahun 2011-2020
Data jumlah penduduk dibawah ini didapatkan dari data Pemerintah Desa Pantai
Bakti, Kecamatan Muaragembong dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Bekasi.
Pertumbuhan penduduk selama rentang 10 tahun ini berkisar antara 0,4 – 27,18% per
tahunnya; dengan rata-rata pertumbuhan penduduk secara keseluruhan adalah 1,86% per
tahun. Bahkan sempat terjadi penurunan penduduk drastik sebesar 20,58% di tahun 2015
akibat beberapa warga berpindah ke desa lain di Kecamatan Muaragembong. Dapat
dikatakan bahwa pertumbuhan penduduk di Desa Pantai Bakti cukup normal. Pada tahun
2020, total penduduk di Desa Pantai Bakti sebanyak 6.855 jiwa, dengan total rumah
tangga sebanyak 1.595 unit.
Tabel 4.1 Total jumlah penduduk Desa Pantai Bakti 2011-2020.
Jenis Kelamin Total Jumlah
TAHUN
Laki-laki Perempuan Penduduk Rumah
2011 3.138 3.013 6.151 1.434
2012 - - 6.177 -
2013 - - 7.856 -
2014 - - 8.182 1.886
2015 3.316 3.182 6.498 1.886
2016 3.399 3.392 6.791 -
2017 3.539 3.411 6.950 1.686
2018 3.570 3.578 7.148 1.663
2019 - - 7.031 1.635
2020 3.434 3.421 6.855 1.595
Sumber: (BPS Kabupaten Bekasi, 2020)
Universitas Indonesia
57
LEAP. Asumsi akan didukung oleh data riil yang diperoleh seperti data jumlah rumah
warga dan fasilitas desa.
Universitas Indonesia
58
Gambar 4.1 Hasil proyeksi jumlah penduduk Desa Pantai Bakti ketiga metode.
Universitas Indonesia
59
Tabel 4.4 Nilai STDEV, R, dan CV dari hasil proyeksi ketiga metode.
Nilai
METODE
STDEV R CV
Aritmatik 712.23 0.3003 10.238
Geometrik 236.82 0.1444 3.645
Regresi Linier 98.55 0.1505 1.415
%
PROYEKSI JUMLAH
TAHUN TUMBUH
PENDUDUK
PENDUDUK
2021 7,143 -
2022 7,175 0.46
2023 7,208 0.45
2024 7,241 0.45
2025 7,273 0.45
2026 7,306 0.45
2027 7,338 0.45
2028 7,371 0.44
2029 7,403 0.44
2030 7,436 0.44
2031 7,468 0.44
RERATA % 0.45
Dari hasil proyeksi jumlah penduduk yang didapat, setiap tahunnya hingga 2031 dihitung
persentase pertumbuhan penduduknya, kemudian dirata-ratakan. Rata-rata pertumbuhan
penduduk di Desa Pantai Bakti pada 2031 adalah 0,45% per tahunnya. Persentase inilah
Universitas Indonesia
60
yang nantinya akan dipakai dalam profil pertumbuhan penduduk ketika dilakukan
proyeksi kebutuhan energi listrik menggunakan aplikasi LEAP.
Universitas Indonesia
61
Sehingga, diasumsikan dari total rumah warga Desa Pantai Bakti sebanyak 1.595 rumah,
terdapat 447 rumah memiliki televisi dan 382 rumah memiliki kulkas.
Tabel 4.7 Hasil estimasi kebutuhan daya listrik Desa Pantai Bakti 2021.
Daya
Jenis Jumlah Total Lama
per Total Harian
Kebutuhan Unit Daya Penggunaan
Unit
Listrik
Watt Unit Watt Jam/Hari Watt-Hour/Hari kWh/Hari
RUMAH/DOMESTIK: 1595 unit (447 rumah memiliki TV, 382 rumah memiliki kulkas)
Lampu 10 6,540 65,400 12 784,800 785
Kulkas 90 382 34,380 24 825,120 825
TV 70 447 31,290 4 125,160 125
Lain-lain 20 1,663 33,260 2 66,520 67
Toko/Warung: 40 unit
Lampu 10 80 800 3 2,400 2.4
Kulkas 90 20 1,800 24 43,200 43
Sekolah SD/SMP/SMK: 10 unit
Lampu 10 100 1,000 3 3,000 3
Sarana Kesehatan: 1 unit
Lampu 10 6 60 15 900 0.9
Televisi 70 1 70 6 420 0.4
Alat Kesehatan 400 1 400 15 6,000 6
Pompa Air 200 1 200 8 1,600 1.6
Masjid/Musholla: 9 unit
Lampu 10 36 360 12 4,320 4.3
Pompa Air 200 9 1,800 5 9,000 9
Speaker 70 9 630 5 3,150 3.2
Lampu Jalanan: 40 unit
Lampu 20 40 800 12 9,600 9.6
TOTAL ENERGI 1,885,190 1,885
Berdasarkan tabel diatas, total kebutuhan daya listrik Desa Pantai Bakti tahun 2021
diestimasikan sebesar 1.885 kWh/hari atau 1,89 MWh/hari. Konsumsi energi listrik untuk
sektor rumah tangga adalah 1.802 kWh/hari dengan total rumah 1.595 unit, maka setiap
rumahnya mengonsumsi listrik sebesar 1,12 kWh/rumah setiap hari. Sedangkan, untuk
sektor publik yakni fasilitas-fasiltas desa mengonsumsi listrik total 84 kWh/hari dengan
Universitas Indonesia
62
total unit fasilitas desa (toko/warung, sekolah, masjid, sarana kesehatan, lampu jalanan)
keseluruhan adalah 100 unit, maka setiap unit fasilitas desa setidaknya mengonsumsi
listrik sebesar 0,84 kWh/unit. Dari data estimasi diatas, akan dibentuk jumlah load listrik
untuk setiap jamnya guna mendapatkan peak load yang nantinya akan berguna dalam
perhitungan perancangan panel surya dan turbin angin. Berikut dibawah ini adalah jumlah
penggunaan listrik Desa Pantai Bakti setiap jamnya:
Tabel 4.8 Hasil estimasi penggunaan daya listrik per jam Desa Pantai Bakti 2021.
Jenis Pemakaian Listrik Desa (kWh)
Total
JAM Load
Lampu Pompa Alat Lampu Lain-
Kulkas TV Speaker
LED Air Kesehatan Jalanan lain
kWh
00.00-01.00 65.4 34.38 0.8 100.58
01.00-02.00 65.4 34.38 0.8 100.58
02.00-03.00 65.4 34.38 0.8 100.58
03.00-04.00 65.4 34.38 0.8 100.58
04.00-05.00 65.4 34.38 1.8 0.63 0.8 103.01
05.00-06.00 65.4 34.38 0.8 100.58
06.00-07.00 0.6 34.38 0.4 35.38
07.00-08.00 0.6 34.38 0.4 35.38
08.00-09.00 0.6 34.38 0.2 0.4 35.58
09.00-10.00 0.6 34.38 0.2 0.4 35.58
10.00-11.00 0.6 34.38 0.2 0.4 35.58
11.00-12.00 0.6 34.38 0.2 0.4 35.58
12.00-13.00 0.6 34.38 2 0.4 0.63 33.26 71.27
13.00-14.00 0.6 34.38 0.2 0.4 35.58
14.00-15.00 0.6 34.38 0.2 0.4 35.58
15.00-16.00 0.6 34.38 0.07 2 0.4 0.63 38.08
16.00-17.00 0.6 34.38 0.07 0.4 35.45
17.00-18.00 0.6 34.38 31.36 0.4 66.74
18.00-19.00 66 34.38 31.36 1.8 0.4 0.63 0.8 135.37
19.00-20.00 66 34.38 31.36 1.8 0.4 0.63 0.8 135.37
20.00-21.00 66 34.38 31.36 0.4 0.8 132.94
21.00-22.00 65.4 34.38 0.8 33.26 133.84
22.00-23.00 65.4 34.38 0.8 100.58
23.00-00.00 65.4 34.38 0.8 100.58
TOTAL
LOAD 794 825 126 11 6 3 10 67 1,840
Universitas Indonesia
63
Peak load terjadi pada jam 18.00-19.00 dengan besar penggunaan listrik di Desa Pantai
Bakti sebesar 135,37 kWh atau 7% dari total penggunaan listrik harian. Pada siang hari,
penggunaan listrik di desa tersebut diestimasikan sebesar 495,78 kWh atau 27,7% dari
total penggunaan listrik harian. Sedangkan di malam hari, penggunaan listrik di desa
tersebut diestimasikan sebesar 1.344,59 kWh atau 72,3% dari total penggunaan listrik
harian.
Universitas Indonesia
64
klik kategori utama Demand, membuat dua sub kategori baru dengan jenis Technology
with Energy Intensity dengan nama masing-masing Kebutuhan Listrik Rumah Tangga
dan Kebutuhan Listrik Fasilitas Desa. Di sub kategori ini, dimasukkan dua persamaan
berikut pada menu Final Energy Intensity:
• Kebutuhan Listrik Rumah Tangga= Key\Intensitas Energi\Intensitas Energi
Rumah Tangga*Key\Jumlah\Rumah Tangga
• Kebutuhan Listrik Fasilitas Desa= Key\Intensitas Energi\Intensitas Energi
Fasilitas Desa*Key\Jumlah\Fasilitas Desa
Pilih skenario jenis Business as Usual atau BaU, lalu pada skenario tersebut dimasukkan
angka pertumbuhan untuk rumah warga dan unit fasilitas desa masing-masing pada file
kategori Jumlah sebesar 0,45%. Kemudian, menekan menu Results.
Hasil proyeksi yang disajikan oleh LEAP adalah grafik yang menunjukkan
proyeksi bertambahnya jumlah pemakaian listrik di Desa Pantai Bakti per harinya.
Didapatkan bahwa pada tahun 2031, kebutuhan listrik harian penduduk Desa Pantai Bakti
diestimasikan sebesar 1.965,1 kWh/hari.
Tabel 4.9 Hasil proyeksi kebutuhan listrik Desa Pantai Bakti 2021-2031.
Fasilitas
Rumah Proyeksi Demand Total Desa
TAHUN Desa
unit kWh/hari
2020 1,595 100 1,786.40 84.00 1,870.40
2021 1,602 100 1,794.44 84.38 1,878.82
2022 1,609 101 1,802.51 84.76 1,887.27
2023 1,617 101 1,810.63 85.14 1,895.76
2024 1,624 102 1,818.77 85.52 1,904.30
2025 1,631 102 1,826.96 85.91 1,912.86
2026 1,639 103 1,835.18 86.29 1,921.47
2027 1,646 103 1,843.44 86.68 1,930.12
2028 1,653 104 1,851.73 87.07 1,938.80
2029 1,661 104 1,860.07 87.46 1,947.53
2030 1,668 105 1,868.44 87.86 1,956.29
2031 1,676 105 1,876.84 88.25 1,965.10
Universitas Indonesia
65
Gambar 4.2 Hasil proyeksi kebutuhan listrik Desa Pantai Bakti 2021-2031.
Di tahun 2031 akan diestimasikan besar peak load, energi di siang hari dan
energi di malam hari, dengan cara menggunakan persentase masing-masing komponen
yang ingin dicari pada tahun 2021. Diasumsikan peak load sebesar 7% dari total
kebutuhan listrik harian, jumlah energi di siang hari dan malam hari masing-masing
sebesar 27,7% dan 72,3% dari total kebutuhan listrik harian.
Tabel 4.10 Estimasi profil penggunaan listrik Desa Pantai Bakti tahun 2031.
Jenis Profil Jumlah Satuan
Kebutuhan Listrik 1,965.10 kWh/hari
Peak Load 137.56 kWh
Konsumsi Energi Malam Hari 1,420.76 kWh
Konsumsi Energi Siang Hari 544.33 kWh
Tidak seluruh beban kebutuhan listrik di Desa Pantai Bakti akan ditanggung oleh
teknologi EBT yang akan dirancang. RUPTL PLN 2021-2030 telah menargetkan bahwa
di tahun 2030, porsi pembangkitan energi listrik bersumber energi baru terbarukan akan
mencapai 51,6%. Maka, profil beban tanggungan listrik untuk pembangkit listrik EBT di
Desa Pantai Bakti di tahun 2031 adalah berikut:
Universitas Indonesia
66
Tabel 4.11 Estimasi profil beban produksi listrik untuk pembangkit listrik EBT di Desa
Pantai Bakti tahun 2031.
Jenis Profil Jumlah Satuan
Kebutuhan Listrik 1,021.85 kWh/hari
Peak Load 71.53 kWh
Konsumsi Energi Malam Hari 738.80 kWh
Konsumsi Energi Siang Hari 283.05 kWh
Universitas Indonesia
67
Gambar 4.3 Estimasi Beban Load Tiap Jam Harian PLT EBT Rencana di
Bungin Techno Village.
Tabel 4.12 Estimasi Beban Load Tiap Jam Harian PLT EBT Rencana di Bungin Techno
Village.
Beban Load (kWh)
Rentang Waktu
PLTS PLTB PLTSa TOTAL
00.00-01.00 0 46.66 8.23 54.90
01.00-02.00 0 46.66 8.23 54.90
02.00-03.00 0 46.66 8.23 54.90
03.00-04.00 0 46.66 8.23 54.90
04.00-05.00 0 47.73 8.42 56.15
05.00-06.00 0 46.66 8.23 54.90
06.00-07.00 13.82 5.31 2.13 21.26
07.00-08.00 13.82 5.31 2.13 21.26
08.00-09.00 13.88 5.34 2.14 21.36
09.00-10.00 13.88 5.34 2.14 21.36
10.00-11.00 13.88 5.34 2.14 21.36
11.00-12.00 13.88 5.34 2.14 21.36
12.00-13.00 25.85 9.94 3.98 39.78
13.00-14.00 13.88 5.34 2.14 21.36
14.00-15.00 13.88 5.34 2.14 21.36
15.00-16.00 14.72 5.66 2.26 22.65
Universitas Indonesia
68
Maka total energi masuk ke modul panel surya PV yang dibutuhkan adalah:
Energi Malam Energi Siang
TEM (kWh) = +
100% − % rugi malam 100% − % rugi siang
Universitas Indonesia
69
c. Kapasitas baterai
Diasumsikan jenis baterai yang akan dipakai adalah 1000 Ah 2 V dengan efisiensi
baterai 85%, tegangan kerja system sebesar 48 VDC, N sebesar 1 serta untuk
menanggung beban listrik 204,2 kWh/hari, kapasitas baterai yang diperlukan adalah
berikut:
N × Ed 1 x 204200
Cbaterai = = = 5004,9 Ah
Vs × μ 48 x 0,85
d. Kapasitas Inverter
Diasumsikan Fo atau koefisien over-supply sebesar 1,2 serta didapatkan peak load
yang ditanggung PLTS adalah 14,3 kWh.
Cinverter = Peak Load × Fo = 14,3 kW × 1,2 = 17,17 kW ~ 18 kW
Universitas Indonesia
70
g. Kebutuhan Controller
Controller digunakan untuk mengatur keseimbangan produksi listrik yang
dihasilkan oleh panel surya. Terdapat 104 unit panel surya masing-masing
berkapasitas 500 Wp yang akan dipasang. Panel surya akan dibagi menjadi 4 Array,
masing-masing Array memiliki 26 panel surya dengan susunan 2 seri dan 13
paralel. Controller yang akan digunakan adalah Solar Charge Controller MPPT
Schneider 60 A 150 V.
nPV 104
ncontroller = = = 4 unit
Panel surya per Array 26
Universitas Indonesia
71
Universitas Indonesia
72
KECEPATAN FREKUENSI
ANGIN DISTRIBUSI
m/s %
0.5 - 2.1 0.61
2.1 - 3.6 9.19
3.6 - 5.7 59.33
5.7 - 8.8 27.75
8.8 - 11.1 2.36
> 11.1 0.73
Sumber: (Alimuddin & Aryanti, 2020)
Kecepatan angin yang terjadi di Kecamatan Muaragembong bervariasi antara 0,5 hingga
11,1 m/s, namun terkadang dapat mencapai 12 m/s. Kecepatan angin yang sering terjadi
berkisar antara 3,6 – 5,7 m/s dengan frekuensi distribusi sebesar 59,3%. Dalam setahun,
kecepatan angin paling kencang terjadi di bulan Januari dengan kecepatan angin rerata
bulan tersebut sebesar 5,78%. Sedangkan kecepatan angin terendah didapat pada bulan
November dengan rerata 4,75 m/s (Alimuddin & Aryanti, 2020). Seluruh pengukuran
kecepatan angin diatas dikur pada ketinggian 10 meter. Rata-rata kecepatan angin di
Universitas Indonesia
73
Kecamatan Muaragembong sebesar 5,41 m/s. Pada bulan Januari, April, Oktober,
November, dan Desember, angin di Kecamatan Muaragembong berhembus dari arah
Utara.
Untuk perencanaan ini akan menggunakan turbin angin berkapasitas 2 kW,
dengan rincian spesifikasi sebagai berikut:
Tabel 4.17 Spesifikasi Turbin Angin Kapasitas 2 kW.
Jenis Spesifikasi Besaran Satuan
Tipe Sistem 2/240 kW/V
Daya maksumum 2000 W
Tegangan maksimum 220 V
Kecepatan Angin Cut In 3,5 < V angin < 25 m/s
Kecepatan Angin Cut Off V angin < 3,5 dan V m/s
angin < 25
Kecepatan rotasi 375 rpm
Tinggi menara 10 meter
Jumlah Blade 3 buah
Panjang blade 3 meter
Berat blade 2,45 kilogram
Bahan blade Fiber Reinforced -
Pengarah Turbin Plat Ekor -
Sumber: (Anggraini, 2016)
Universitas Indonesia
74
perhitungan contoh, diambil kecepatan angin 3,6-5,7 m/s. Dari rentang tersebut, diambil
nilai tengah yakni 4,7 m/s. Diasumsikan massa jenis angin sebesar 1,225 kg/m3, maka:
1 m
𝑃= × 1,225 kg⁄m3 × 3,14 x (3 m)2 × (4,7 )3 × 0,4
2 s
P = 719 Watt
Diketahui probabilitas kecepatan angin 3,6-5,7 m/s adalah 59,33%. Maka, lama jam
terjadinya kecepatan angin tersebut selama setahun adalah: 59,33% x 8760 jam/tahun =
5.197 jam. Sehingga, energi yang dihasilkan oleh turbin angin 2 kW ketika kecepatan
angin berada di rentang 3,6-5,7 m/s adalah:
jam
P = 719 Watt × 5.197 = 3,736,864 Wh/tahun
tahun
P = 10,24 kWh/hari
Berikut adalah total energi listrik yang dapat dihasilkan oleh satu unit turbin angin 2 kW
selama satu hari seusai seluruh probabilitas kecepatan angin dihitung:
Tabel 4.18 Perhitungan total energi yang dapat dihasilkan turbin angin 2 kW.
Daya di
KECEPATAN FREKUENSI Nilai Jam per Daya Daya
ANGIN DISTRIBUSI
Turbin 2
Tengah Tahun Tahunan Harian
kW / 220 V
m/s % m/s Watt
Hour Wh/tahun Wh/hari
0.5 - 2.1 0.61 1.3
2.1 - 3.6 9.19 2.9
3.6 - 5.7 59.33 4.7 719 5,197 3,736,864 10,238
5.7 - 8.8 27.75 7.3 2,693 2,431 6,546,414 17,935
8.8 - 11.1 2.36 10 6,924 207 1,431,440 3,922
> 11.1 0.73 12 11,964 64 765,074 2,096
TOTAL ENERGI YANG DIHASILKAN 34,191
Dengan kecepatan angin di Desa Pantai Bakti, turbin angin 2 kW dapat menghasilkan
energi listrik sebesar 34,2 kWh/hari.
Universitas Indonesia
75
d. Menghitung inverter
Peak load yang ditanggung oleh PLTB adalah 42,15 kWh. Fo diasumsikan sebesar
1,2.
Cinverter = 42,15 kW × 1,2 = 50,58 ~ 52 kW
f. Kapasitas baterai
Diasumsikan jenis baterai yang akan dipakai adalah 1000 Ah 2 V dengan efisiensi
baterai 85%, tegangan kerja system sebesar 48 VDC, N sebesar 1 serta untuk
menanggung beban listrik 682 kWh/hari, kapasitas baterai yang diperlukan adalah
berikut:
N × Ed 1 × 682000
Cbaterai = = = 11715 Ah
Vs × μ 48 × 0,85
Universitas Indonesia
76
g. Kebutuhan controller
Controller yang digunakan adalah MPPT Controller Wind Turbine 2 kW Buck
Function. Setiap turbin angin memiliki satu buah controller, sehingga jumlah
controller yang digunakan adalah 24 unit.
h. Kebutuhan lahan
Jarak antar satu turbin angin dengan yang lainnya secara vertikal (depan/belakang)
adalah 10 kali diameter turbinnya, dan secara horizontal atau samping menyamping
adalah 5 kali diameter turbinnya (Schwanz & Henke, 2012). 24 unit turbin angin
akan dipasang dengan susunan 12 x 2: 12 unit memanjang dan 2 unit melebar.
Adapun diameter setiap turbin adalah 6 meter. Maka jarak antar masing-masing
turbin angin adalah: 5 x 6 meter = 30 meter untuk barisan memanjang dan 10 x 6
meter = 60 meter untuk barisan melebar/ke belakang.
Panjang Lahan = (12 − 1) × 30 meter = 330 meter
Lebar Lahan = (2 − 1) × 60 meter = 60 meter
Luas Area = 330 meter x 60 meter = 19800 m2 = 1,98 ha
Tabel 4.19 Kebutuhan komponen untuk perancangan PLTB Desa Pantai Bakti.
Komponen Spesifikasi Jumlah Unit
Turbin Angin 2000 watt / Tinggi 10 m, panjang blade 3 m. 24
220 V
Inverter Wind Turbine Capacity 2000 Watt, 3 fase 26
Grid SUN-2000 W MPPT
KIJO Battery OPZV 85% efficiency; system 48 VDC; 288
Tubular Gel 2V 1000 Ah dimensi baterai 211 x 233 x 678
mm
MPPT Controller Wind Kapasitas 1 kW Buck Function, 24
Turbine 24 V
Universitas Indonesia
77
4.3.4 PLTSa
Usulan pembangunan sebuah pembangkit listrik tenaga sampah pada penulisan
ini bertujuan untuk mengurangi kebiasaan kurang baik dari sebagian besar warga Desa
Pantai Bakti dalam mengelola sampahnya masing-masing. Pada tahun 2020, setidaknya
sekitar 73,72% dari total keluarga di Desa Pantai Bakti membuang atau menghilangkan
sampahnya dengan cara dibakar (Pemerintah Desa Pantai Bakti, 2020). Tentunya
membakar sampah sembarangan dapat menyebabkan pencemaran udara terhadap
lingkungan sekitar, dan dapat menyebabkan gangguan dan penyakit pernapasan kepada
warga sekitar yang dekat dengan tempat pembakaran sampah. Hanya sekitar 17,62%
keluarga membuang sampah di TPS, dan sisanya membuang sampah ke sungai, jurang,
dan dikubur di tanah. Dengan dibangunnya sebuah pembangkit listrik tenaga sampah,
maka dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kebiasaan warga dalam membakar
sampahnya secara sembarangan.
Universitas Indonesia
78
• Limbah sawah: Desa Pantai Bakti memiliki luas sawah padi sebesar 222,75 ha
(Pemerintah Desa Pantai Bakti, 2020). Sawah padi pada umumnya menghasilkan
Universitas Indonesia
79
panen berupa padi yang siap digiling menjadi beras, serta jerami padi yang kering.
Jerami padi kering ini pada umumnya merupakan limbah sawah yang jumlahnya
dapat mencapai 68% dari total panen padi keseluruhan (Azis, Liman, & Widodo,
2014). Diketahui jumlah produksi panen sawah padi di Kecamatan
Muaragembong sebesar 6,11 ton/ha (BPS Kabupaten Bekasi, 2021). Total
produksi panen sawah di Desa Pantai Bakti diestimasikan sebagai berikut:
Panen Sawah = 227,75 ha × 6,11 ton⁄ha⁄tahun = 1391,55 ton/tahun
Limbah panen sawah yang diproduksi oleh Desa Pantai Bakti diasumsikan
sebagai berikut:
Limbah Sawah = Panen Sawah × 68%
Limbah Sawah = 1391,55 ton⁄tahun × 68% = 946,2 ton/tahun
Limbah Sawah = 946.200 kg⁄tahun = 2.592 kg/hari
Diketahui standar 1 kg timbulan sampah setara dengan 6,4 L sampah (BSN RI,
1995). Maka, jumlah timbulan limbah sampah per harinya di Desa Pantai Bakti
diestimasikan sebesar:
Limbah Sawah = 2.592 kg⁄hari × 6,4 L⁄kg = 16.582 L/hari
Limbah Sawah = 16,58 m3 ⁄hari
Sehingga, diestimasikan jumlah timbulan sampah yang dihasilkan oleh Desa Pantai Bakti
adalah:
Tabel 4.20 Hasil perhitungan timbulan sampah di Desa Pantai Bakti.
Sumber Sampah Timbulan sampah
(m3/hari)
Rumah tangga 16,76
Toko/warung 0,24
Sekolah 0,313
Sawah 16,58
TOTAL 33,89
Universitas Indonesia
80
Universitas Indonesia
81
mampu menghasilkan energi listrik dari sampah dengan efisiensi hingga 90% (Putra,
2021).
• Penentuan luas gudang pemilahan sampah akan mengacu pada jumlah sampah
yang akan dikelola setiap harinya, yakni sebesar 33,89 m3. Maka, luas gudang
ditetapkan sebesar 35 m2. Rumah untuk peletakkan genset dan gasifier akan
disamakan dengan dimensi gudang sampah. Sehingga, dibutuhkan 2 bangunan
kecil dengan luas 35 m2 (7 m x 5 m) dan tinggi bangunan 2 meter (3 meter khusus
untuk ruang gasifier) berdinding bata ringan dan beratap Spandex.
• Kendaraan yang dipilih sebagai pengangkut sampah di Desa Pantai Bakti
sebaiknya berjenis sepeda motor, dikarenakan akses jalannya yang terlalu kecil.
Kendaraan yang dipakai adalah motor Viar Roda Tiga 150 L yang memiliki bak
berdaya angkut 600 kg. Diasumsikan setiap motor akan melakukan 2 kali
perjalanan mengantar sampah dari sumber ke PLTSa setiap harinya, maka dengan
jumlah timbulan sampah 2.592 kg/hari dibutuhkan 2 unit motor.
• Sebuah mesin pencacah organik MPO 500 HD elektrik berkapasitas kerja 500-
700 kg/hari. Diasumsikan mesin ini bekerja selama 3-5 jam per harinya.
• Sebuah mesin cetak pelet sampah dengan kapasitas cetak pelet 300 kg/jam.
Diasumsikan kerja mesin ini selama 8 jam per harinya.
• Gasifier Kecil merk TG30 sebagai mesin gasifikasi sebanyak satu unit
• Generator Diesel yang dapat menanggung beban listrik sebesar 135,15 kW per
harinya, maka kapasitas genset yang dipilih adalah 200 KVa 160 kW.
Tabel 4.21 Kebutuhan komponen untuk perancangan PLTSa Desa Pantai Bakti.
Komponen Spesifikasi Jumlah Unit
Bangunan kecil (gudang Masing-masing bangunan 2
pemilahan sampah dan memiliki luas 35 m2; panjang 7
rumah gasifier) m, lebar 5 m, dan tinggi 2 m (3 m
khusus untuk ruang gasifier).
Berdinding bata ringan dan
beratap Spandex.
Motor Tiga Roda Viar Daya angkut 600 kg 2
New Karya 150 L
Universitas Indonesia
82
Jumlah
Harga Satuan Total Biaya
Komponen Dibutuhkan SUMBER
Rp / unit Unit Rp
Module (Lampu Panel
Monocrystalline 2,500,000 104 260,000,000 Surya, 2021)
Maysun Solar - 500 Wp
Inverter Solar On Grid (GPS, 2021)
2 kW Kenika EAN- 5,250,000 9 47,250,000
2000
Universitas Indonesia
83
Jumlah
Harga Satuan Total Biaya
Komponen Dibutuhkan SUMBER
Rp / unit Unit Rp
KIJO Battery OPZV (Lampu Panel
Tubular Gel 2V 1000 5,000,000 120 600,000,000 Surya, 2021)
Ah
Solar Charge (Solution Tech,
Controller MPPT 11,200,000 4 44,800,000 2021)
Schneider
TOTAL KOMPONEN 952,050,000
BOS: Pemasangan (Fox, 2011)
190,410,000 1 190,410,000
Perkabelan Dll 20%
TOTAL BIAYA INVESTASI AWAL 1,142,460,000
Total biaya komponen untuk PLTS ditaksir sebesar Rp952.050.000,-. Apabila BOS yang
ditentukan sebesar 20% dari total biaya komponen, maka besar BOS untuk PLTS adalah
sebesar Rp190.410.000,-. Total biaya awal adalah penjumlahan total biaya komponen
dengan total biaya BOS. Sehingga, total biaya investasi awal untuk pemasangan PLTS di
Desa Pantai Bakti adalah sebesar Rp1.142.460.000,-.
Umur PLTS dapat beroperasi hingga 25 tahun. Adapun tingkat acuan suku bunga yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia per Oktober 2021 adalah sebesar 3,5% (BPS RI, 2021).
Sehingga, besar biaya O & M untuk PLTS selama umur beroperasi adalah:
(1 + i)n − 1
O&M= T [ ]
i(1 + i)n
(1 + 3,5%)25 − 1
O & M = Rp22.849.200 [ ] = Rp376.589.423
3,5%(1 + 3,5%)25
Universitas Indonesia
84
4.4.1.4 LCOE
Nilai atau besar Levelized Cost of Energy dari PLTS dihitung dengan
membagikan total biaya PLTS seumur hidup dengan total energi yang akan dihasilkan
oleh PLTS tersebut selama masa hidupnya. Diketahui besar energi yang akan dihasilkan
oleh PLTS setiap harinya dapat mencapai 204,2 kWh/hari.
Energi 𝐿𝑖𝑓𝑒𝑡𝑖𝑚𝑒 = 204,2 kWh⁄hari × 365 hr⁄thn × 25 thn
Energi 𝐿𝑖𝑓𝑒𝑡𝑖𝑚𝑒 = 2.326.875 kWh
Sehingga, besar LCOE dari PLTS yang akan direncanakan beroperasi di Desa Pantai
Bakti adalah sebagai berikut:
Rp1.519.049.423
LCOEPLTS = = Rp652,83/kWh
2.326.875 kWh
Universitas Indonesia
85
Setiap tahunnya mulai dari tahun pertama hingga tahun ke-25, keuntungan PLTS tiap
tahunnya atau Cash In Flow diperhitungan nilai Present Value, kemudian dijumlahkan.
Hasil penjumlahan keseluruhan Present Value keuntungan PLTS selama 25 tahun
dikurangkan dengan total investasi atau biaya PLTS selama masa hidupnya. Apabila
hasilnya menunjukkan angka positif atau lebih dari nol, maka dapat diasumsikan investasi
PLTS dapat memberikan keuntungan.
Tabel 4.23 Net Present Value pembangunan PLTS di Desa Pantai Bakti.
Nilai (Rp)
TAHUN
CIF PV
1 134,432,411 129,886,387
2 134,432,411 125,494,094
3 134,432,411 121,250,332
4 134,432,411 117,150,080
5 134,432,411 113,188,483
6 134,432,411 109,360,853
7 134,432,411 105,662,660
8 134,432,411 102,089,526
9 134,432,411 98,637,224
10 134,432,411 95,301,665
11 134,432,411 92,078,904
12 134,432,411 88,965,124
13 134,432,411 85,956,642
14 134,432,411 83,049,895
15 134,432,411 80,241,445
16 134,432,411 77,527,966
17 134,432,411 74,906,247
18 134,432,411 72,373,186
19 134,432,411 69,925,783
20 134,432,411 67,561,143
Universitas Indonesia
86
Nilai (Rp)
TAHUN
CIF PV
21 134,432,411 65,276,467
22 134,432,411 63,069,050
23 134,432,411 60,936,281
24 134,432,411 58,875,633
25 134,432,411 56,884,670
PV Total 2,215,649,742
Total Investasi 1,519,049,423
NPV 696,600,318
n Rt
NPV = ∑ ( ) − A = Rp2.215.649.742 − Rp1.519.049.423
0 (1 + i)t
NPV = Rp696.600.318 > 0
Net Present Value dari PLTS sebesar Rp696.600.318. Dengan nilai melebihi angka 0,
maka dapat dikatakan bahwa investasi pembangunan dan pengoperasian PLTS di Desa
Pantai Bakti layak dilakukan karena berpotensi memberikan keuntungan.
Di akhir masa operasi PLTS, nilai ROR yang didapat sebesar 1,21; yang berarti
menunjukkan bahwa investasi pembangunan PLTS akan menghasilkan keuntungan
sebesar 121% dari total investasi keseluruhan, atau memberikan keuntungan dua kali lipat
lebih sedikit dari total investasi. Sehingga, investasi untuk pembangunan PLTS di Desa
Pantai Bakti layak dilakukan.
Universitas Indonesia
87
Universitas Indonesia
88
Tabel 4.25 Hasil perhitungan biaya awal perencanaan PLTB di Desa Pantai Bakti.
Jumlah
Harga Satuan Total Biaya
Komponen Dibutuhkan SUMBER
Rp / unit Unit Rp
Turbin Angin 2000 watt (Tom Motor,
/ 220 V 15,250,000 24 366,000,000 2021)
Inverter wind Turbine (Fuga Store,
Grid Tie SUN-2000W 3 6,800,000 26 176,800,000 2021)
phase MPPT
KIJO Battery OPZV (Lampu Panel
Tubular Gel 2V 1000 5,000,000 288 1,440,000,000 Surya, 2021)
Ah
MPPT Controller Wind (Hefei Listen
Turbine 1kW Buck New Energy
2,800,000 24 67,200,000 Technology,
Function
2021)
TOTAL KOMPONEN 2,050,000,000
BOS: Pemasangan (Mone &
471,500,000 1 471,500,000 Maples, 2014)
Perkabelan Dll 23%
TOTAL BIAYA INVESTASI AWAL 2,521,500,000
Total biaya komponen untuk PLTB ditaksir sebesar Rp2.050.000.000. Apabila BOS yang
ditentukan sebesar 23% dari total biaya komponen, maka besar BOS untuk PLTB adalah
sebesar Rp471.500.000. Total biaya awal adalah penjumlahan total biaya komponen
dengan total biaya BOS. Sehingga, total biaya investasi awal untuk pemasangan PLTB di
Desa Pantai Bakti adalah sebesar Rp2.521.500.000.
Umur PLTB dapat beroperasi hingga 20 tahun. Adapun tingkat acuan suku bunga yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia per Oktober 2021 adalah sebesar 3,5% (BPS RI, 2021).
Sehingga, besar biaya O & M untuk PLTB selama umur beroperasi adalah:
Universitas Indonesia
89
(1 + i)n − 1
O&M= T [ ]
i(1 + i)n
(1 + 3,5%)20 − 1
O & M = Rp50,430,000 [ ] = Rp 716,731,499
3,5%(1 + 3,5%)20
4.4.2.4 LCOE
Nilai atau besar Levelized Cost of Energy dari PLTB dihitung dengan
membagikan total biaya PLTB seumur hidup dengan total energi yang akan dihasilkan
oleh PLTB tersebut selama masa hidupnya. Diketahui besar energi yang akan dihasilkan
oleh PLTB setiap harinya dapat mencapai 682 kWh/hari.
Energi Lifetime = 682 kWh⁄hari × 365 hr⁄thn × 20 thn
Energi Lifetime = 4.978.600 kWh
Sehingga, besar LCOE dari PLTB yang akan direncanakan beroperasi di Desa Pantai
Bakti adalah sebagai berikut:
Rp3.238.231.499
LCOEPLTB = = Rp650.43/kWh
4.978.600 kWh
Universitas Indonesia
90
Setiap tahunnya mulai dari tahun pertama hingga tahun ke-20, keuntungan PLTB tiap
tahunnya atau Cash In Flow diperhitungan nilai Present Value, kemudian dijumlahkan.
Hasil penjumlahan keseluruhan Present Value keuntungan PLTB selama 20 tahun
dikurangkan dengan total investasi atau biaya PLTB selama masa hidupnya. Apabila
hasilnya menunjukkan angka positif atau lebih dari nol, maka dapat diasumsikan investasi
PLTB dapat memberikan keuntungan.
Tabel 4.26 Net Present Value pembangunan PLTB di Desa Pantai Bakti.
Nilai (Rp)
TAHUN
CIF PV
1 425,072,868 410,698,423
2 425,072,868 396,810,071
3 425,072,868 383,391,373
4 425,072,868 370,426,447
5 425,072,868 357,899,949
6 425,072,868 345,797,052
7 425,072,868 334,103,432
8 425,072,868 322,805,248
9 425,072,868 311,889,129
10 425,072,868 301,342,153
Universitas Indonesia
91
Nilai (Rp)
TAHUN
CIF PV
11 425,072,868 291,151,839
12 425,072,868 281,306,125
13 425,072,868 271,793,357
14 425,072,868 262,602,277
15 425,072,868 253,722,007
16 425,072,868 245,142,036
17 425,072,868 236,852,209
18 425,072,868 228,842,714
19 425,072,868 221,104,071
20 425,072,868 213,627,122
PV Total 6,041,307,033
Total Investasi 3,238,231,499
NPV 2,803,075,534
n Rt
NPV = ∑ ( t
) − A = Rp6,041,307,033 − Rp3,238,231,499
0 (1 + i)
Net Present Value dari PLTB sebesar Rp2.803.075.334. Dengan nilai melebihi angka 0,
maka dapat dikatakan bahwa investasi pembangunan dan pengoperasian PLTB di Desa
Pantai Bakti layak dilakukan karena berpotensi memberikan keuntungan.
Di akhir masa beroperasi PLTB, nilai ROR yang didapat sebesar 1,63 > 0; yang berarti
menunjukkan bahwa investasi pembangunan PLTB akan menghasilkan keuntungan
sebesar 163% dari total investasi keseluruhan. Sehingga, investasi untuk pembangunan
PLTB di Desa Pantai Bakti layak dilakukan.
Universitas Indonesia
92
4.4.3 PLTSa
Jumlah
Harga Satuan Total Biaya
Komponen Dibutuhkan SUMBER
Rp / unit Unit Rp
Motor Viar Roda Tiga (Oto Maniac,
150 L 24,200,000 2 48,400,000 2021)
Universitas Indonesia
93
Jumlah
Harga Satuan Total Biaya
Komponen Dibutuhkan SUMBER
Rp / unit Unit Rp
Gudang Pemilahan (Cipta Wijaya
Sampah + Rumah 77,000,000 2 154,000,000 Mas, 2021)
Gasifier
Mesin Cetak Pelet (Ondak Jaya,
58,300,000 1 58,300,000 2021)
Sampah TOSS
Mesin Pencacah (Biophosko,
Organik MPO 500 HD 16,000,000 1 16,000,000 2021)
PLTSa dapat beroperasi hingga 20 tahun (Shabib & Abdallah, 2020). Adapun tingkat
acuan suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia per Oktober 2021 adalah sebesar
3,5% (BPS RI, 2021). Sehingga, besar biaya O & M untuk PLTSa selama umur beroperasi
adalah:
(1 + i)n − 1
O&M= T [ ]
i(1 + i)n
(1 + 3,5%)20 − 1
O & M = Rp24,802,400 [ ] = Rp239,673,884
3,5%(1 + 3,5%)20
Universitas Indonesia
94
4.4.3.4 LCOE
Nilai atau besar Levelized Cost of Energy dari PLTSa dihitung dengan
membagikan total biaya PLTSa seumur hidup dengan total energi yang akan dihasilkan
oleh PLTSa tersebut selama masa hidupnya. Diketahui besar energi yang akan dihasilkan
oleh PLTSa setiap harinya dapat mencapai 135,15 kWh/hari.
Energi Lifetime = 135,15 kWh⁄hari × 365 hr⁄thn × 20 thn
Energi Lifetime = 986.595 kWh
Sehingga, besar LCOE dari PLTSa yang akan direncanakan beroperasi di Desa Pantai
Bakti adalah sebagai berikut:
Rp859,733,884
LCOEPLTB = = Rp871,42/kWh
986.595 kWh
Universitas Indonesia
95
Setiap tahunnya mulai dari tahun pertama hingga tahun ke-20, keuntungan PLTSa tiap
tahunnya atau Cash In Flow diperhitungan nilai Present Value, kemudian dijumlahkan.
Hasil penjumlahan keseluruhan Present Value keuntungan PLTSa selama 20 tahun
dikurangkan dengan total investasi atau biaya PLTSa selama masa hidupnya. Apabila
hasilnya menunjukkan angka positif atau lebih dari nol, maka dapat diasumsikan investasi
PLTSa dapat memberikan keuntungan.
Tabel 4.29 Net Present Value pembangunan PLTSa di Desa Pantai Bakti.
Nilai (Rp)
TAHUN
CIF PV
1 63,684,707 61,531,118
2 63,684,707 59,450,356
3 63,684,707 57,439,957
4 63,684,707 55,497,543
5 63,684,707 53,620,815
6 63,684,707 51,807,550
7 63,684,707 50,055,604
8 63,684,707 48,362,903
9 63,684,707 46,727,442
10 63,684,707 45,147,287
11 63,684,707 43,620,567
12 63,684,707 42,145,476
13 63,684,707 40,720,266
14 63,684,707 39,343,252
15 63,684,707 38,012,804
16 63,684,707 36,727,347
17 63,684,707 35,485,360
18 63,684,707 34,285,372
19 63,684,707 33,125,963
20 63,684,707 32,005,761
Universitas Indonesia
96
Nilai (Rp)
TAHUN
CIF PV
PV Total 905,112,744
Total Investasi 859,733,884
NPV 45,378,860
n Rt
𝑁PV = ∑ ( ) − A = Rp 905,112,744 − Rp 859,733,884
0 (1 + i)t
NPV = Rp 45,378,860 > 0
Net Present Value dari PLTSa sebesar Rp45.378.860. Dengan nilai melebihi angka 0,
maka dapat dikatakan bahwa investasi pembangunan dan pengoperasian PLTSa di Desa
Pantai Bakti layak dilakukan karena berpotensi memberikan keuntungan.
Di akhir masa beroperasi PLTSa, nilai ROR yang didapat sebesar 0,48 > 0; yang berarti
menunjukkan bahwa investasi pembangunan PLTSa akan menghasilkan keuntungan
sebesar 48% dari total investasi keseluruhan. Sehingga, investasi untuk pembangunan
PLTSa di Desa Pantai Bakti cukup layak dilakukan.
Universitas Indonesia
97
Berikut dibawah ini adalah rangkuman seluruh analisis ekonomi dari revitalisasi
pembangkit teknologi energi baru terbarukan di Desa Pantai Bakti:
Tabel 4.31 Rangkuman analisis ekonomi pembangunan seluruh pembangkit EBT
revitalisasi di Desa Pantai Bakti.
Jenis Pembangkit EBT
Analisis Biaya Satuan
PLTS PLTB PLTSa
Total Biaya Investasi Awal Rp 1,142,460,000 2,521,500,000 620,060,000
O & M Lifetime Rp 376,589,423 716,731,499 239,673,884
Total Biaya Lifetime Rp 1,519,049,423 3,238,231,499 859,733,884
LCOE Rp/kWh 652.83 650.43 871.42
Harga Jual Listrik Tahunan Rp/tahun 134,432,410 425,072,868 63,684,707
Harga Jual Listrik Lifetime Rp 3,360,810,271 8,501,457,360 1,273,694,145
Net Present Value Rp 696,600,318 2,803,07,.334 45,378,860
Rate of Return Investment % 121 163 48
Payback Period tahun 11.3 7.62 13.5
Universitas Indonesia
98
Penentuan letak dari ketiga jenis pembangkit ini menggunakan aplikasi Google Earth Pro.
Penentuan lokasi rencana dari pembangkit memastikan berada di lahan yang tidak terlalu
dekat dengan rumah warga, serta memiliki akses jalan yang tidak terlalu sulit. Selain itu,
memastikan bahwa lokasi rencana tidak berada di area pepohonan. Gambar 4.8
merupakan tampak atas dari area Desa Pantai Bakti jika dilihat dari aplikasi Google Earth
Pro, dimana perbatasan Desa Pantai Bakti ditunjukkan dengan garis kuning. Berikut
dibawah ini adalah hasil penentuan letak pemasangan setiap pembangkit EBT yang telah
direncanakan:
• PLTS terletak sekitar 1,1 km selatan dari Pantai Muara Bungin. Ketinggian tanah
di lokasi adalah 1 mdpl. Letak koordinat adalah 5o56’51,18’’ Lintang Selatan dan
107o05’34,06’’ Bujur Timur. Lokasinya ditunjukkan dengan poligon warna
jingga.
• PLTB terletak sekitar 1,2 km selatan dari Pantai Muara Bungin, serta 100 meter
di selatan lokasi PLTS. Letak koordinat adalah 5o56’55,10’’ Lintang Selatan dan
107o05’32,05’’ Bujur Timur. Lokasinya ditunjukkan dalam poligon warna biru.
• PLTSa terletak sekitar 1 km utara dari Kantor Desa Pantai Bakti. Letak koordinat
adalah 5o58’56,73’’ Lintang Selatan dan 107o04’55,11’’ Bujur Timur. Lokasinya
ditunjukkan dalam poligon warna merah pekat.
Universitas Indonesia
99
Gambar 4.6 Penampakan area Desa Pantai Bakti di Google Earth Pro.
Gambar 4.7 Penampakan lokasi rencana PLTS dan PLTB di Google Earth Pro.
Universitas Indonesia
100
Berikut dibawah ini adalah beberapa gambar desain dari teknologi pembangkit listrik
EBT yang direncanakan di Desa Pantai Bakti menggunakan AutoCAD:
Gambar 4.9 Ilustrasi satu unit panel surya Mono-Si 500 Wp dalam AutoCAD (satuan
meter).
Universitas Indonesia
101
Gambar 4.10 Ilustrasi pemasangan array, baterai, controller, dan inverter PLTS rencana
dalam AutoCAD.
Gambar 4.11 Ilustrasi pemasangan array, baterai, controller, dan inverter PLTS rencana
dalam AutoCAD secara keseluruhan.
Universitas Indonesia
102
Gambar 4.12 Ilustrasi detail satu unit turbin angin 2000 W / 220 V di PLTB rencana
menggunakan AutoCAD.
Gambar 4.13 Ilustrasi jarak pemasangan turbin angin PLTB rencana dalam AutoCAD
(satuan meter).
Universitas Indonesia
103
Gambar 4.14 Ilustrasi denah PLTSa rencana dalam AutoCAD (satuan meter).
Universitas Indonesia
104
Universitas Indonesia
105
Universitas Indonesia
106
Adapun kecepatan rerata angin di Desa Pantai Bakti sebesar 3,26 – 5,41 m/s (Alimuddin
& Aryanti, 2020). Sehingga, kecepatan angin di desa tersebut termasuk dalam kategori 1,
karena berada di bawah angka 5,6 m/s. Adapun berikut di bawah adalah SOP maintenance
PLTB di Desa Pantai Bakti berdasarkan kategori kecepatan angin:
Tabel 4.35 SOP O & M PLTB rancangan di Desa Pantai Bakti.
Kegiatan Preventif Frekuensi
Pelaksanaan
SATU BULAN PERTAMA PEMASANGAN
Mengecek apabila terdapat kekenduran sekrup Sebulan setelah
pada sudu, pemutaran axis, dan menara. pemasangan dan
Kencangkan apabila terdapat kekenduran. operasi
Inspeksi langsung, pengecekan apabila terdapat Sebulan setelah
suara aneh atau getaran. pemasangan dan
operasi atau sedang
terjadi badai angin
kencang
SETELAH SATU BULAN PERTAMA PEMASANGAN
Mengecek kekuatan sekrup pada pemutaran axis Sekali setahun
dan sudu
Pelumuran oli atau pelumasan pada pemutaran Sekali setahun
axis dan sudu
Pengecekan kondisi blade Sekali setahun
Pengecekan operasi dari generator dan pemutaran Sekali setahun
axis
Pengecekan lapisan cat warna pada turbin Sekali setahun
keseluruhan, apakah ada kerusakan atau karat
Pengecekan carbon brushes, slip rings, dan kabel- Sekali setahun
kabel
Penggantian carbon brushes 15-20 tahun setelah
digunakan
Sumber: (ENAIR, 2015)
Universitas Indonesia
107
4.6.3 PLTSa
Langkah pengoperasian dari PLTSa yang direncanakan di Desa Pantai Bakti
meliputi pengumpulan sampah dari sumber, pengantaran sampah ke lokasi PLTSa,
pemilahan dilakukan di gudang pemilahan, pencacahan sampah organik hasil pemilahan,
pemasukan hasil cacahan ke dalam mesin pembuat pelet, pemasukan pelet ke dalam
gasifikasi dan pembangkitan listrik di generator.
• Pengumpulan sampah dari sumber (sawah, domestik, sekolah, dan toko/warung)
dilakukan menggunakan 2 buah motor roda tiga dengan daya angkut 600 kg.
Dibutuhkan 4 orang karyawan untuk setiap motor. Satu motor mengambil sampah
dari sawah dan yang lainnya mengambil dari rumah, sekolah dan warung.
Pengambilan pertama dimulai jam 6.00, dengan estimasi lama perjalanan (menuju
sumber, pengamnilan, pengangkutan, dan perjalanan menuju PLTSa) selama 3
jam yakni jam 9.00. Lalu dilanjutkan pengambilan kedua hingga selesai pada jam
12.00.
• Pemilahan sampah dilakukan setidaknya 2 jam untuk setiap pengambilan, dimulai
jam 9.00 setelah pengambilan pertama dan jam 13.00 setelah pengambilan kedua.
Sisa sampah yang tidak dapat dijadikan bahan gasifikasi akan dikumpulkan dan
menunggu diangkut oleh petugas sampah dari DLH Kabupaten Bekasi.
• Pencacahan dilakukan selama 2 jam untuk setiap pengambilan. Dimulai jam 11.00
setelah pemilahan pertama dan jam 15.00 setelah pemilahan kedua.
• Pencetakan pelet dilakukan selama 3 jam, dimulai jam 14.00 setelah pencacahan
pertama dan jam 18.00 setelah pencacahan kedua.
• Gasifikasi dimulai pada jam 17.00 dan proses kesluruhannya selesai pada jam
20.00.
Tabel 4.36 Daily timeline operasi PLTSa rancangan di Desa Pantai Bakti.
Waktu (WIB)
Jenis Kegiatan
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pengumpulan Sampah
(Berangkat ke sumber,
pengambilan hingga
kembali ke PLTSa)
Pemilahan sampah
Universitas Indonesia
108
Waktu (WIB)
Jenis Kegiatan
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pencacahan sampah
Pencetakan pelet
sampah
Pengoperasian
gasifikasi
Adapun setiap komponen pada PLTSa memerlukan pengecekan dan perawatan dalam
frekuensi waktu rutinitas tertentu. Berikut dibawah ini adalah tabel SOP perawatan yang
perlu dilaksanakan pada PLTSa rancangan di Desa Pantai Bakti:
Tabel 4.37 SOP O & M PLTSa rancangan di Desa Pantai Bakti.
Komponen Tindakan Pengecekan/Perawatan Frekuensi
PLTSa
Motor Viar 1. Pengisian bahan bakar 1. Sekali dalam tiga
2. Membersihkan motor dan bak hari
pengangkut 2. Sekali dalam
3. Mengecek komponen motor, seminggu
mesin dan bagian secara 3. Setiap 6 bulan
keseluruhan 4. Setiap setahun
4. Servis rutin motor
Gudang 1. Pembersihan rutin lantai dan 1. Setiap satu
Pemilahan dinding dalam gudang minggu
Sampah 2. Pengecekan kondisi struktur 2. Setiap satu
gudang: dinding, lantai, dan atap hingga enam
bulan
Mesin 1. Pembersihan inlet sampah pada 1. Setiap sebulan
Pencacah mesin pencacah sekali
2. Pengecekan mesin diesel 2. Setiap sebulan
pencacah baik fisik maupun hingga enam
kondisi performa bulan sekali
Universitas Indonesia
109
Universitas Indonesia
110
Universitas Indonesia
111
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan ini adalah:
1. Diproyeksikan kebutuhan listrik Desa Pantai Bakti pada tahun 2031 dengan
menggunakan aplikasi LEAP adalah sebesar 1.965,10 kWh/hari dengan rincian
pemakaian rumah tangga sebesar 1.876,84 kWh/hari dan pemakian untuk fasilitas
desa (sekolah, masjid, toko, warung, dan lampu jalanan) sebesar 88,25 kWh/hari.
2. Dihasilkan sebuah PLTS yang terdiri dari 104 unit panel surya Monocrystalline
Maysun 500 Wp Peak Power dengan lifetime 25 tahun, sebuah PLTB yang terdiri dari
24 unit turbin angin berkapasitas 2000 W/220 V dengan lifetime 20 tahun, dan sebuah
PLTSa yang terdiri dari mesin gasifikasi TG30 dan genset diesel Caterpillar
berkapasitas 200 kVa/160 kW dengan lifetime 20 tahun. Total beban listrik yang
ditanggung oleh ketiga pembangkit listrik EBT ini adalah sebesar 1.021,85 kWh/hari
pada tahun 2031 di Desa Pantai Bakti, dengan rincian sebagai berikut: PLTS
menanggung 204,2 kWh/hari; PLTB menanggung 682 kWh/hari dan PLTSa
menanggung 135,65 kWh/hari.
3. Rencana peletakkan atau lokasi pembangunan ketiga pembangkit listrik rancangan di
Desa Pantai Bakti adalah sebagai berikut:
• PLTS terletak sekitar 1,1 km selatan dari Pantai Muara Bungin. Ketinggian tanah
di lokasi adalah 1 mdpl. Letak koordinat adalah 5o56’51,18’’ Lintang Selatan dan
107o05’34,06’’ Bujur Timur.
• PLTB terletak sekitar 1,2 km selatan dari Pantai Muara Bungin, serta 100 meter
di selatan lokasi PLTS. Letak koordinat adalah 5o56’55,10’’ Lintang Selatan dan
107o05’32,05’’ Bujur Timur.
• PLTSa terletak sekitar 1 km utara dari Kantor Desa Pantai Bakti. Letak koordinat
adalah 5o58’56,73’’ Lintang Selatan dan 107o04’55,11’’ Bujur Timur.
4. Besar biaya keseluruhan hingga akhir masa operasi untuk PLTS, PLTB, dan PLTSa
yang direncanakan di Desa Pantai Bakti masing-masing senilai Rp1.519.049.423;
Rp3.238.231.499; dan Rp859.733.884. Adapun investasi pembangunan ketiga
pembangkit dapat dikatakan layak dilakukan, dikarenakan nilai NPV dan ROR dari
masing-masing pembangkit menunjukkan angka positif atau lebih dari nol.
Universitas Indonesia
112
5.2 Saran
Berikut adalah beberapa saran yang dapat direkomendasikan bagi pihak yang
ingin melakukan penerusan atau inovasi dari penulisan ini:
1. Melakukan penelusuran lebih detail tekait perencanaan struktur dan perkabelan listrik
dari perencanaan pembangkit listrik tenaga EBT yang sudah dilakukan.
2. Dapat melakukan pengukuran potensi EBT seperti kecepatan angin dan radiasi
matahari secara langsung di lokasi, yakni di Desa Pantai Bakti untuk memperoleh
data yang lebih baru.
Universitas Indonesia
113
DAFTAR PUSTAKA
Abdelwaheb, A. (2012). Energy Recovery from a Municipal Solid Waste (MSW) Landfill
Gas: A Tunisian Case Study. Hydrol Current Resources, HYCR 3(4).
ADB. (2020). Indonesia’s Energy Sector Assesment, Strategy, and Road Map. Manila:
Asian Development Bank.
Adiprana, R., Purnomo, & Setiono. (2014). Kamojang geothermal power plant unit-1: 30
years of operation. Melbourne, Australia: Proceedings World Geothermal
Congress 493, 56–61.
Alekseev, G. N. (1986). Energy and Entropy. Moscow: Mir Publishers.
Alimuddin, & Aryanti, D. (2020). Kajian Perubahan Garis Pantai Muara Gembong,
Bekas. Jurnal Rona Teknik Pertanian, 13(2); 71-82.
Anggraini. (2016). Analisis Potensi Angin di Pantai Baru Pandansimo Kabupaten
Bantul. Yogyakarta: Skripsi Universitas Gadjah Mada.
Azis, F., Liman, & Widodo. (2014). Potensi Limbah Padi Sebagai Pakan Sapi Bali di
Desa Sukoharjo II. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 2, No. 1.
Baigrie, B. (2007). Electricity and Magnetism: A Historical Perspective. Connecticut:
Greenwood Press.
Bird, J. (2007). Engineering Mathematics, Fifth Edition. Edinburgh: Elsevier Ltd.
BPS Kabupaten Bekasi. (2020). Kecamatan Muara Gembong Dalam Angka 2020.
Bekasi: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bekasi.
BPS Kabupaten Bekasi. (2021, Mei 28). Luas Panen, Hasil per Hektar dan Produksi Padi
Sawah menurut Kecamatan. Retrieved from Badan Pusat Statistik Kabupaten
Bekasi: https://bekasikab.bps.go.id/statictable/2021/05/28/848/luas-panen-hasil-
per-hektar-dan-produksi-padi-sawah-menurut-kecamatan-2014
BPS RI. (2021, November 21). BI Rate 2021. Retrieved from Badan Pusat Statistik:
https://www.bps.go.id/indicator/13/379/1/bi-rate.html
BPS RI. (2021). Hasil Sensus Penduduk 2020. Jakarta Pusat: Badan Pusat Statistik
Indonesia.
Bruckner, T., Morrison, R., Handley, C., & Patterson, M. (2003). High-resolution
modenergy-services supply systems using deeco: overview and application to
policy development. Annals of Operations Research 121 (1–4): 151–180.
BSN RI. (1995). SNI 19-3983-1995 mengenai Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota
Kecil dan Kota Sedang di Indonesia. Bandung: Badan Standardisasi Nasional.
Cahyono, I., & Tjahyono, S. (2018). Perawatan Turbin Angin Di Kampung Bungin
Bekasi. Seminar Nasional Teknik Mesin POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
ISSN 2085-2762 .
Universitas Indonesia
114
Cipta Wijaya Mas. (2021, November 21). Harga bangun Gudang dan Pabrik - Standard.
Retrieved from Cipta Wijaya Mas Contractor:
https://www.ciptawijayamas.com/harga-bangun-gudang/
Dirjen EBTKE. (2020). Roadmap dan Strategi Pengembangan Energi Baru Terbarukan
di Indonesia. Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Egre, D., & Milewski, J. (2002). The diversity of hydropower projects. Energy Policy 30
(14): 1225–1230.
EIA. (2021, November 12). Hydropower explained. Retrieved from U.S Energy
Information Agency: eia.gov/energyexplained/hydropower/
Ekotama, S. (2018). Matinya Perusahaan Gara-Gara S.O.P. Jakarta: Kelompok
Gramedia.
ENAIR. (2015). User Manual Wind Turbine. Castalla, Spain: Enair Energy.
Energy Market Authority. (2012). Handbook for Solar Photovoltaic System. Singapore:
Energy Market Authority.
Fox, S. (2011). Balance of Solar PV Systems (BOS). Los Angeles: CED Greentech.
Fuga Store. (2021, November 21). Inverter wind Turbine Grid Tie SUN-2000W 3 phase
AC turbin angin generator MPPT dump resistor. Retrieved from Shopee:
Fugastore: https://shopee.co.id/Inverter-wind-Turbine-Grid-Tie-SUN-2000W-3-
phase-AC-turbin-angin-generator-MPPT-dump-resistor
Goudarzi, N. (2012). A Review on the Development of the Wind Turbine Generators
across the World. International Journal of Dynamics and Control 1, pages 192–
202.
GPS. (2021, November 21). Solar ongrid inverter Kenika 2000w EAN-2000. Retrieved
from Tokopedia: Toko Global Prima Sukses:
https://www.tokopedia.com/globalprimasukses/solar-ongrid-inverter-kenika-
2000w-ean-2000
Guarnieri, M. (2014). The Big Jump from the Legs of a Frog. IEEE Industrial Electronics
Magazine 8 (4): 59–61, 69.
Hefei Listen New Energy Technology. (2021, November 21). Mppt Pengontrol Beban
Turbin Angin, 1KW 24V dengan Fungsi Buck. Retrieved from Alibaba: Hefei
Listen New Energy Technology Co: https://indonesian.alibaba.com/product-
detail/1kw-24v-mppt-wind-turbine-charge-controller-with-buck-function
IEA. (2019). Solar Energy: Mapping the road ahead. Dallas, Texas: International Energy
Agency ISA: International Solar Alliance.
IEA. (2020, November). Renewables 2020: Analysis and forecast to 2025. Retrieved Mei
31, 2021, from International Energy Agency:
https://www.iea.org/reports/renewables-2020
Universitas Indonesia
115
IEA Bioenergy. (2018). Gasification of waste for energy carriers. Paris: IEA Energy
Technology Network.
IESR. (2017). Energi Terbarukan, Energi Kini dan Nanti. Jakarta: Institute for Essential
Services Reform.
INAMEQ. (2021, November 21). Dasar dasar dan komponen turbin angin. Retrieved
from inameq.com: https://inameq.com/auxiliary/marine-energy/dasar-turbin-
angin-komponen-turbin-angin/
Index Mundi. (2020, November 27). Indonesia's electricity consumption and production
2020. Retrieved Mei 31, 2021, from Index Mundi:
https://www.indexmundi.com/Indonesia
Jacobson, M. (2009). Review of Solutions to Global Warming, Air Pollution, and Energy
Security. Energy & Environmental Science, 2 (2): 148–173.
Jacobson, M. (2015). 100% clean and renewable wind, water, and sunlight (WWS) all-
sector energy roadmaps for the 50 United States. Energy & Environmental
Science 8 (7): 2093–2117.
Kannan, R., & Leong, K. C. (2005). Life cycle assessment study of solar PV systems: An
example. Solar Energy Elsevier, 80 (2006) 555–563.
Kementerian ESDM. 2021. Patokan Harga Jual Listrik EBT Dalam Draf Peraturan
Presiden Terbaru. Retrieved from KESDM RI: https://www.esdm.go.id
Lai, C. S., Locatelli, G., Pim, A., Wu, X., & Lai, L. L. (2020). A review on long-term
electrical power system modeling with energy storage. Journal of Cleaner
Production Volume 280, Part 1, 124298.
Lampu Panel Surya. (2021, November 21). KIJO Battery Baterai Aki Accu OPZV
TUBULAR GEL 2V 1000AH OPZV2-1000ah. Retrieved from Tokopedia: Toko
Lampu Panel Surya 79: https://www.tokopedia.com/lampup-1/kijo-battery-
baterai-aki-accu-opzv-tubular-gel-2v-1000ah-opzv2-1000ah
Lampu Panel Surya. (2021, November 20). Panel Surya 500Wp Monocrystaline Maysun
Solar. Retrieved from Tokopedia: Toko Lampu panel Surya 79:
https://www.tokopedia.com/lampup-1/panel-surya-sollar-cell-500wp-mono-
maysun-solar
Mone, C., & Maples, B. (2014). Land-Based Wind Plant Balance of System Cost Drivers
and Sensitivities. Golden, Colorado: National Rewenable Energy Laboratory.
Ondak Jaya. (2021, November 21). Mesin Cetak Pelet Sampah TOSS. Retrieved from
Tokopedia: Toko Ondak Jaya: https://www.tokopedia.com/ondakjaya/mesin-
cetak-pelet-sampah-toss
Oto Maniac. (2021, November 21). 6 Harga Motor Roda Tiga Viar Terbaru 2021.
Retrieved from Otomaniac: Review Otomotif:
https://www.otomaniac.com/harga-motor-roda-tiga-viar/
Universitas Indonesia
116
Pemerintah Desa Pantai Bakti. (2020). Monografi Desa Pantai Bakti 2020. Kecamatan
Muaragembong, Kabupaten Bekasi: Pemdes Pantai Bakti.
Pemerintah Desa Pantai Bakti. (2021). Profil Desa Pantai Bakti. Retrieved Mei 31, 2021,
from Desa Pantaibakti: http://pantaibakti.desa.id/
Philibert, C. (2011). Solar energy perspectives. Paris: Organisation for Economic Co-
operation and Development, International Energy Agency.
PT Surya Utama Putra. (2021, November 21). Komponen panel surya dan fungsinya.
Retrieved from PT Surya Utama Putra:
https://suryautamaputra.co.id/blog/2017/01/03/komponen-panel-surya-dan-
fungsinya/
Pusdalibang Bappeda Jawa Barat. (2017). Statistik Desa Provinsi Jawa Barat. Bandung:
Badan Perencanaan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Putra, R. (2021). Kajian Kelayakan Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
dengan Daya 750 kW di Kelurahan Tanjung Selamat Kabupaten Aceh Besar.
Jakarta: Institut Teknologi PLN.
Rahardjo, S., & Gudnanto. (2011). Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Kudus: Nora
Media Enterprises.
Rajagukguk, R. J. (2020). Studi Kelayakan Desain Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
(PLTSa) Sebagai Sumber Energi Listrik 200 MW (Studi Kasus TPA Bantar
Gebang Kabupaten Bekasi). Media Ilmiah Teknik Lingkungan, Volume 5, Nomor
1, Hal. 51-61.
Ramadhani, A. (2011). Studi Perencanaan PLTMH 1x12 kW sebagai Desa Mandiri
Energi di Desa Karangsewu. Surabaya: Teknik Elektro Institut Teknik Sepuluh
Nopember.
Ramadhani, B. (2018). Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya: Do & Don'ts. Jakarta:
GIZ EnDev Indonesia.
REGEN. (2017). Proposal Pengembangan Bungin Techno Village. Jakarta: REGEN -
Your Future Power.
REN21. (2017). Global Status Report 2016. Paris: Renewable Energy Policy Network for
the 21st Century.
Schroder, K., & Smith, R. C. (2008). Distant future of the Sun and Earth revisited.
Monthly Notices of the Royal Astronomical Society 386 (1): 155–163.
Schwanz, D., & Henke, R. (2012). Wind Power Integration in Southern Brazil. Sixth
IEEE/PES Transmission and Distribution: Latin America Conference and
Exposition, 1-6.
Universitas Indonesia
117
SEI. (2012). LEAP: Long range Energy Alternatives Planning System: a tool for energy
policy analysis and climate change mitigation assessment. Sommerville: SEI US
Center.
Shabib, A., & Abdallah, M. (2020). Life cycle analysis of waste power plants: systematic
framework. International Journal of Environmental Studies, Volume 77, 786-806.
Shanefield, D. J. (2001). Industrial Electronics for Engineers, Chemists, and Technicians.
New York: William Andrew Publishing.
Sharief, F. (2020). Kajian Kelayakan Pemanfaatan Sampah di Kota Lhokseumawe
Kelurahan Ujong Blang Aceh Menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah.
Jakarta: Institut Teknologi PLN.
Siddiqi, M., Naseer, M., Wahab, Y., & Kamangar, S. (2019). Evaluation of Municipal
Solid Wastes Based Energy Potential in Urban Pakistan. MDPI Processes, 7, 848.
Siregar, K. (2019). Teknologi Gasifikasi Dan Proses Produksinya. Jakarta: Statistik, B.
P.
Smith, C. (1998). The Science of Energy – a Cultural History of Energy Physics in
Victorian Britain. Chicago: The University of Chicago Press.
Smith, C. (2001). Environmental Physics (Vols. ISBN 0-415-20191-8). London:
Routledge.
Sofianita, R. (2019). Analisis Keekonomian dan Potensi Dampak Lingkungan Energi
Terbarukan di Kampung Bungin, Bekasi. Depok: Tesis Program Studi Teknik
Mesin FTUI.
Sofianita, R., Surjosatyo, A., & Siregar, S. R. (2019). Solution concerning climate change
and utilization of Wind. ASEAN Journal of Community Engagement Volume 3,
Number 2.
Solution Tech. (2021, November 21). Solar Charge Controller Mppt Schneider 60 V 150
A. Retrieved from Shopee: Toko Solution Tech: https://shopee.co.id/Solar-
Charge-Controller-Mppt-Schneider-60-150
Spiegel, M., & Stephens, L. (2007). Schaum's Outline of Statistics. New York: McGraw
Hill Professional.
Srodes, J. (2002). Franklin: The Essential Founding Father. Washington DC: Regnery
Publishing.
Statista. (2020, Agustus). Energy mix for power generation in Indonesia as of May 2020,
by source. Retrieved Mei 31, 2021, from Statista:
https://www.statista.com/statistics/993362/indonesia-energy-mix-for-power-
generation-by-source/
Universitas Indonesia
118
Statista. (2020, Januari). Indonesia's Share of Economic Sectors in the GDP. Retrieved
Mei 31, 2021, from Statista: https://www.statista.com/statistics/319236/share-of-
economic-sectors-in-the-gdp-in-indonesia/
Stewart, J. (2001). Intermediate Electromagnetic Theory. Singapore: World Scientific
Publishing.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Method). Bandung: Alfabeta.
Taizhou Technology. (2021, November 21). 200kva 160kw Soundproof Type Diesel
Generator Taizhou City. Retrieved from Alibaba: Toko Taizhou Wetech Power
Technology: https://www.alibaba.com/product-detail/200kva-Generator-200kva-
160kw-Soundproof-Type
Tallungs, K. (2010). Indonesia's electricity production by source. Washington DC: US
EIA.
Tampubolon, A. (2020). Transisi Energi dan Prospek Energi Terbarukan di Indonesia
tahun 2020. Jakarta: IESR.
Thohiroh, N., & Mardiati, R. (2017). Desain Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
Menggunakan Teknologi Pembakaran Yang Fisibel Studi Kasus TPST
Bantargebang. SENTER 2017, pp. 212-224.
Tom Motor. (2021, October 22). 2000 watt/2kw Turbin Angin . Retrieved from
Aliexpress: Tom Motor Machinery Store:
https://id.aliexpress.com/item/32810059278.html
USDE. (2014). Energy Literacy: Essential Principles and Fundamental Concepts for
Energy Education. Washington DC: United States Department of Energy.
Warits, A. D & Surjosatyo, A. 2016. Desain Micro Scale Horizontal Axis Wind Turbine
Blade Untuk Karakteristik Angin Di Muara Gembong Bekasi. Proceeding
Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XV PM-066, 2016, 163-172.
Wilczkiewicz, M., & Wilkosz, M. (2015). Revitalization – definition, genesis, examples.
Geomatics, Landmanagement and Landscape No. 2, 2015, 71–79.
Wilkerson, T., Cullenward, D., Davidian, D., & Weyant, P. (2013). End use technology
choice in the National Energy Modeling System (NEMS): an analysis of the
residential and commercial building sectors. Energy Economics 40: 773–784.
Winarno, O. T. (2005). LEAP: Panduan Perencanaan Energi. Bandung: Pusat Kajian
Kebijakan Energi ITB.
Woofenden, I. (2012). How A Wind Turbine works. Texas: Wind Workings.
Zed, M. (2014). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Universitas Indonesia