Anda di halaman 1dari 198

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI


GEOGRAFIS FASILITAS KESEHATAN BERBASIS WEBSITE
DI KOTA SURAKARTA

Skripsi
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

AGUNG DWI PRASETYO


I 0307025

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi :
PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS FASILITAS KESEHATAN BERBASIS WEBSITE
DI KOTA SURAKARTA

Ditulis Oleh :

AGUNG DWI PRASETYO


I0307025

Mengetahui,

commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LEMBAR VALIDASI

Judul Skripsi :
PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS FASILITAS KESEHATAN BERBASIS WEBSITE
DI KOTA SURAKARTA

Ditulis Oleh :

AGUNG DWI PRASETYO


I0307025

Telah disidangkan pada hari Senin tanggal 09 Januari 2012


Di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, dengan

Dosen Penguji

1. Irwan Iftadi, M.Eng


NIP. 19700404 199603 1 002

2. Fakhrina Fahma, STP, MT


NIP. 19741008 200003 2 001

Dosen Pembimbing

1. Yusuf Priyandari, ST, MT


NIP. 19791222 200312 1 001

2. Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT


NIP. 19711104 199903 1 001
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

SURAT PERNYATAAN
ORISINALITAS KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Agung Dwi Prasetyo
NIM : I 0307025
Judul tugas akhir : Perancangan Prototipe Sistem Informasi Geografis Fasilitas
Kesehatan Berbasis Website di Kota Surakarta.
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun tidak
mencontoh atau melakukan plagiat dari karya tulis orang lain. Jika terbukti bahwa
Tugas Akhir yang saya susun mencontoh atau melakukan plagiat dapat dinyatakan
batal atau gelar Sarjana yang saya peroleh dengan sendirinya dibatalkan atau
dicabut.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
dikemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup
menanggung segala konsekuensinya.

Surakarta, 1 Februari 2012

commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Agung Dwi Prasetyo
NIM : I 0307025
Judul tugas akhir : Perancangan Prototipe Sistem Informasi Geografis Fasilitas
Kesehatan Berbasis Website di Kota Surakarta.
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat
lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama dengan Pembimbing 1 dan
Pembimbing 2. Bersamaan dengan syarat pernyataan ini bahwa hasil penelitian
dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk
publikasi dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat
nasional maupun internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian
dari publikasi karya ilmiah.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surakarta, 1 Februari 2012

commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi
ini. Dalam proses penyusunan laporan ini, Penulis banyak dibantu oleh pihak-
pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan
dan dukungan yang sangat berharga. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ayah dan Bunda tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa di setiap
perjalanan hidupku. Segala yang terjadi dalam diriku adalah atas perhatian,
ajaran dan kasih sayang yang selalu mereka berikan untukku.
2. Kakak tercinta Eko Prasetyo dan Eli yang selalu mendukung, memberi
motivasi dan memberi warna dalam setiap langkahku untuk selalu siap dengan
apapun yang terjadi di dunia ini.
3. Keluarga besar tercinta yang tak henti-hentinya membantu, mendukung dan
memberikan gambaran tentang makna dan kewajiban hidup.
4. Bapak Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
atas segala fasilitas yang diberikan selama masa perkuliahan.
5. Bapak Yusuf Priyandari, ST, MT dan Bapak Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT
selaku dosen pembimbing skripsi I dan dosen pembimbing skripsi II yang
selalu membimbing, memberikan wawasan dan motivasi selama penyusunan
laporan skripsi.
6. Bapak Irwan Iftadi, M.Eng dan Ibu Fakhrina Fahma, STP, MT selaku dosen
penguji skripsi I dan dosen penguji skripsi II yang memberikan kritik dan
saran untuk perbaikan laporan skripsi.
7. Bapak Eko Liquidanu, ST, MT selaku Pembimbing Akademis, terimakasih
atas segala bimbingan dan nasehatnya selama ini.
8. Segenap Dosen-Dosen Teknik Industri Universitas Sebelas Maret atas
pendidikan yang diberikan dan seluruh staf-staf yang telah banyak membantu.
9. Seluruh staf di Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang telah bersedia
memberikan arahan dan bimbingan selama proses penyusunan laporan skripsi.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10. Atipa (Andi, Bayu R, Bayu S, Hendy, Tiwi, Rokha, Lisyani, Fola, Dewi, Bita)
atas kerjasamanya, motivasi dan dukungannya selama ini.
11. Teman-teman sepermainan futsal Teknik Industri (Taruna, Abi, Idoz, Wishnu,
Sethy, Bunyan, Topik, Hendy, Ridha, Totok, Hindy, Beny, Andi, Winarno,
dll) terima kasih atas kerjasama dan kerja kerasnya sehingga pada akhirnya
bisa meraih gelar juara di Teknik Industri.
12. Sahabatku tercinta di Teknik Industri untuk dedikasi, kompetensi dan segala
edukasi bersama yang terjadi sampai saat ini. Terimakasih selalu ada dalam
suka maupun duka. Semangat yaa sahabat!!
13. Keluarga besar Laboratorium Optimasi dan Perancangan Sistem Informasi
terimakasih untuk segala sesuatu serta kebersamaannya selama ini. Semoga
persahabatan kita semakin erat. Hidup OPSI!!!!!!
14. Teman-temanku angkatan 2007 di Teknik Industri yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, atas segala warna hidup yang diberikan serta rekan -
rekan Industri dari seluruh angkatan yang pernah kukenal dan berjasa bagi
kemajuan Teknik Industri.
15. Teman-teman kos Nugroho 2 terima kasih atas semangat dan canda tawanya
selama ini sehingga pengerjaan skripsi terasa lebih ringan.
16. Semua pihak yang belum tertulis di atas, yang telah banyak membantu dalam
proses pengerjaan skripsi ini.

Akhir kata Penulis berharap semoga laporan skripsi ini dapat berguna bagi
Penulis pribadi, bagi Jurusan Teknik Industri dan untuk siapa saja yang
membutuhkan. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna karena segala keterbatasan yang ada. Oleh sebab itu, dengan segenap
kerendahan hati Penulis menerima saran dan kritik untuk perbaikan atas
kekurangan yang ada.

Surakarta, Februari 2012

Penulis
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Agung Dwi Prasetyo, NIM : I 0307025. PERANCANGAN PROTOTIPE


SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS KESEHATAN
BERBASIS WEBSITE DI KOTA SURAKARTA. Skripsi. Surakarta :
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret,
Januari 2012.

Penelitian ini merancang sebuah prototipe Sistem Informasi Geografis


(SIG) fasilitas kesehatan berbasis website di Kota Surakarta. SIG tersebut perlu
disediakan karena Kota Surakarta memiliki sejumlah fasilitas kesehatan yang
banyak dikunjungi oleh masyarakat Kota Surakarta dan luar Kota Surakarta. Oleh
karena itu informasi mengenai fasilitas kesehatan seperti peta lokasi, layanan yang
disediakan, nomor telepon dan lain sebagainya menjadi penting.
Proses perancangan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta
dilakukan dalam 7 tahap. Tahap pertama yaitu analisis kebutuhan dan rancangan
sistem. Analisis kebutuhan didasarkan pada analisis peneliti berdasarkan studi
pustaka dan mengamati beberapa website SIG. Tahap kedua yaitu digitasi peta
Kota Surakarta. Tahap ketiga yaitu pengumpulan data spasial dan data non spasial
fasilitas kesehatan. Tahap keempat yaitu digitasi fasilitas-fasilitas kesehatan.
Tahap kelima yaitu pengolahan data spasial untuk mendapatkan data rute menuju
fasilitas kesehatan. Tahap keenam yaitu perancangan aplikasi prototipe sistem
informasi geografis fasilitas kesehatan. Tahap ketujuh yaitu pengujian aplikasi
prototipe sistem informasi geografis. Perancangan aplikasi menggunakan
Mapserver dan framework Pmapper.
Hasil penelitian berupa basis data yang mampu menyimpan data spasial
dan data non spasial fasilitas kesehatan dan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota
Surakarta yang mampu melakukan sejumlah fungsi. Fungsi tersebut meliputi
menampilkan peta fasilitas kesehatan, menampilkan informasi fasilitas kesehatan,
mencari fasilitas kesehatan, mencari dan menampilkan rute menuju fasilitas
kesehatan, mencari fasilitas kesehatan berdasarkan radius. Selain itu prototipe
juga dapat melakukan perbesaran dan pengecilan skala peta, melakukan
pengukuran, melakukan pengunduhan peta, menampilkan dan menyembunyikan
layer, melakukan pembaharuan data spasial dan non spasial fasilitas kesehatan,
manajemen pengguna, dan manajemen rute.

Kata kunci : sistem informasi geografis, prototipe, fasilitas kesehatan, website

xxi + 177 halaman; 81 gambar; 91 tabel; 14 lampiran;


Daftar pustaka : 29 (1999-2011).

commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Agung Dwi Prasetyo, NIM : I 0307025. DESIGN OF WEB-BASED


GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEM PROTOTYPE OF HEALTH
FACILITIES IN SURAKARTA. Thesis. Surakarta: Industrial Engineering
Department, Faculty of Engineering, Sebelas Maret Surakarta University,
January 2012.

The aim of this research is to design a web-based geographical information


system (web-GIS) prototype of health facilities in Surakarta. The web-GIS is
important because Surakarta has many health facilities which is visited by people
inside and outside Surakarta. Therefore information of health facilities such as
map location, address, phone number, and others becomes important.
The web-GIS design is conducted in 7 steps. The first step is concerned in
requirement analysis and system design. The requirement analysis is based on
researcher analysis which is generated from literature studies and observation of
some GIS websites. The second step, map of Surakarta is digitized. The third step,
spatial and non spatial data of health facilities is collected and then the data is
digitized. After that, route data toward health facilities is generated. Last step,
web-GIS prototype of health facilities is built and tested. The web-GIS prototype
use Mapserver and framework Pmapper.
The results of this research are a database that can save spatial and non
spatial data of health facilities and the web-GIS prototype of health facilities in
Surakarta. The web-GIS prototype has some functions such as it can display map
location of health facilities, generate health facilities information, search health
facilities, search and give information about route toward health facilities, and
search health facilities in certain radius. In addition, the prototype can zoom in
and out, measure the distance, export the map, show and hide layer, update spatial
and non spatial data, manage the user data, and manage the route data.

Keywords : geographical information system, prototype, health facilities, website

xix + 177 pages; 81 pictures; 91 tables; 14 appendixes;


References : 29 (1999-2011).

commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
LEMBAR VALIDASI .......................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH ....................... iv
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... I-1
1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................... I-1
1.2 PERUMUSAN MASALAH ............................................................... I-3
1.3 TUJUAN PENELITIAN ..................................................................... I-4
1.4 MANFAAT PENELITIAN ................................................................. I-4
1.5 BATASAN PENELITIAN .................................................................. I-4
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN ........................................................... I-4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... II-1
2.1 FASILITAS KESEHATAN .............................................................. II-1
2.1.1 Pengertian Fasilitas Kesehatan ................................................ II-1
2.1.2 Jenis Fasilitas Kesehatan ......................................................... II-1
2.2 PERMASALAHAN OPTIMASI ...................................................... II-2
2.2.1 Penyelesaian Masalah Optimasi .............................................. II-3
2.2.2 Konsep Penyelesaian Jalur Terpendek (Shortest Path Problem)
................................................................................................ II-3
2.2.3 Penyelesaian Rute Berdasarkan Waktu Tempuh .................... II-4
2.2.4 Langkah-langkah Penentuan Rute Berdasasarkan Waktu
Tempuh ................................................................................... II-5
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.3 SISTEM INFORMASI GEOGRAFI .............................................. II-13


2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Geografi .................................. II-13
2.3.2 Peta ........................................................................................ II-17
2.3.3 Proyeksi dan Sistem Koordinat ............................................. II-20
2.3.4 Analisa Jaringan (Network Analyst) ...................................... II-21
2.4 WEB SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ................................... II-21
2.5 KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI..................................... II-24
2.6 PROTOTIPE ................................................................................... II-25
2.7 DESAIN SISTEM ........................................................................... II-27
2.7.1 Mapserver .............................................................................. II-27
2.7.2 Mapserver for Windows (MS4W)......................................... II-29
2.7.3 Basis Data (Database) ........................................................... II-30
2.7.4 Pmapper Framework ............................................................. II-32
2.7.5 Desain Antarmuka (Interface)............................................... II-33
2.8 PEMROGRAMAN BERBASIS WEB ............................................ II-34
2.9 PENELITIAN SEBELUMNYA ..................................................... II-35
2.9.1 Penentuan Rute Optimal Menuju Lokasi Pelayanan Gawat
Darurat Berdasarkan Waktu Tempuh Tercepat .................... II-35
2.9.2 Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lokasi Rumah
Sakit di Jakarta Selatan Menggunakan Quantum GIS 0.9.1 dan
Mapserver ............................................................................. II-36
2.9.3 Aplikasi Sistem Informasi Geografis Pelayanan Kesehatan Kota
Depok Berbasis Web Menggunakan Quantum GIS .............. II-36
2.9.4 GIS enabled Hospital Services and Facilities Information
System (G-HIS) ..................................................................... II-37
2.9.5 Tabel Penelitian..................................................................... II-37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... III-1
3.1 TAHAP IDENTIFIKASI MASALAH ............................................. III-2
3.1.1 Studi Pustaka .......................................................................... III-2
3.1.2 Observasi Awal ...................................................................... III-2
3.1.3 Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian ........................... III-3
3.2 TAHAP PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ........... III-4
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3.2.1 Analisis Kebutuhan dan Rancangan Sistem ........................... III-4


3.2.2 Digitasi Peta Surakarta ........................................................... III-5
3.2.3 Pengumpulan Data Spasial dan Non Spasial Fasilitas Kesehatan
Kota Surakarta ....................................................................... III-6
3.2.4 Digitasi Fasilitas Kesehatan ................................................... III-6
3.2.5 Pengolahan Data Spasial ........................................................ III-6
3.2.6 Perancangan Aplikasi Prototipe Sistem Informasi Geografis
Fasilitas Kesehatan ................................................................ III-7
3.2.7 Pengujian Aplikasi ................................................................. III-7
3.3 TAHAP ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL ...................... III-8
3.4 TAHAP KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... III-8
3.4.1 Kesimpulan............................................................................. III-8
3.4.2 Saran....................................................................................... III-8
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA .......................... IV-1
4.1 ANALISIS KEBUTUHAN DAN RANCANGAN SISTEM .......... IV-1
4.1.1 Studi Pustaka Penelitian Sistem Informasi Geografis Fasilitas
Kesehatan ............................................................................... IV-1
4.1.2 Identifikasi Informasi Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta IV-5
4.1.3 Rancangan Sistem Prototipe Sistem Informasi Geografis
Fasilitas Kesehatan Kota Surakarta ..................................... IV-10
4.2 DIGITASI PETA SURAKARTA .................................................. IV-18
4.2.1 Peta Dasar Kota Surakarta.................................................... IV-18
4.2.2 Peta Jaringan Jalan Kota Surakarta ...................................... IV-20
4.3 PENGUMPULAN DATA SPASIAL DAN NON SPASIAL
FASILITAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA .................... IV-22
4.3.1 Data Spasial Fasilitas Kesehatan .......................................... IV-23
4.3.2 Data Non Spasial Fasilitas Kesehatan .................................. IV-29
4.4 DIGITASI FASILITAS KESEHATAN ......................................... IV-34
4.5 PENGOLAHAN DATA SPASIAL ............................................... IV-40
4.5.1 Penentuan Titik Lokasi Awal ............................................... IV-42
4.5.2 Penentuan Titik Lokasi Tujuan ............................................ IV-44
4.5.3 Penentuan Rute Menuju Fasilitas Kesehatan ....................... IV-45
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.6 PERANCANGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


FASILITAS KESEHATAN .......................................................... IV-57
4.6.1 Perancangan Basis Data (Database) .................................... IV-59
4.6.2 Perancangan Basis Antarmuka (User Interface) .................. IV-93
4.6.3 Pembuatan Aplikasi............................................................ IV-114
4.7 PENGUJIAN APLIKASI ............................................................. IV-117
BAB V ANALISIS HASIL ............................................................................... V-1
5.1 ANALISIS RANCANGAN BASIS DATA ...................................... V-1
5.2 ANALISIS APLIKASI PROTOTIPE SIG FASILITAS KESEHATAN
KOTA SURAKARTA ..................................................................... V-3
5.3 ANALISIS IMPLEMENTASI .......................................................... V-4
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... VI-1
6.1 KESIMPULAN ................................................................................ VI-1
6.2 SARAN ............................................................................................ VI-2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Graf ABCDEFG .............................................................................. II-3


Gambar 2.2 IDEF0 penghitungan kapasitas tiap ruas jalan ................................ II-5
Gambar 2.3 IDEF0 Penentuan Tingkat Pelayanan Jalan .................................... II-6
Gambar 2.4 IDEF0 penghitungan waktu tempuh tiap ruas jalan ........................ II-7
Gambar 2.5 IDEF0 pembagian rentang waktu harian......................................... II-8
Gambar 2.6 IDEF0 pengklasifikasian kondisi normal/padat .............................. II-9
Gambar 2.7 IDEF0 penentuan penggunaan jenis waktu tempuh ...................... II-10
Gambar 2.8 Diagram alir penentuan jenis waktu tempuh ................................. II-11
Gambar 2.9 IDEF0 penentuan titik lokasi asal kejadian ................................... II-12
Gambar 2.10 IDEF0 penentuan titik lokasi tujuan kejadian ............................. II-12
Gambar 2.11 IDEF0 penentuan rute berdasarkan waktu tempuh ..................... II-13
Gambar 2.12 Tampilan arccatalog ................................................................... II-15
Gambar 2.13 Model data raster ........................................................................ II-15
Gambar 2.14 Model data vector ........................................................................ II-16
Gambar 2.15 Tampilan arcmap ........................................................................ II-16
Gambar 2.16 Tampilan arctoolbox ................................................................... II-17
Gambar 2.17 Pembagian sistem koordinat UTM .............................................. II-20
Gambar 2.18 Arsitektur Web GIS ..................................................................... II-22
Gambar 2.19 Perbandingan Thin dan Thick Sistem pada Client Server ........... II-23
Gambar 2.20 Siklus prototipe ........................................................................... II-26
Gambar 2.21 Arsitektur Mapserver................................................................... II-29
Gambar 3.1 Diagram alir metodologi penelitian................................................ III-1
Gambar 4.1 Peta administrasi Solo Raya ......................................................... IV-19
Gambar 4.2 Peta Kota Surakarta dengan batas-batas desa dan kelurahan ....... IV-20
Gambar 4.3 Peta jaringan jalan Kota Surakarta ............................................... IV-21
Gambar 4.4 Peta Kota Surakarta dilengkapi dengan jaringan jalan................. IV-22
Gambar 4.5 Lokasi rumah sakit ....................................................................... IV-35
Gambar 4.6 Lokasi apotek ............................................................................... IV-35
Gambar 4.7 Lokasi dokter praktek ................................................................... IV-36
Gambar 4.8 Lokasi puskesmas ......................................................................... IV-37
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.9 Lokasi rumah bersalin .................................................................. IV-38


Gambar 4.10 Lokasi klinik dan balai pengobatan............................................ IV-39
Gambar 4.11 Lokasi laboratorium ................................................................... IV-40
Gambar 4.12 Titik lokasi awal menuju fasilitas kesehatan .............................. IV-42
Gambar 4.13 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 06.00-07.59 ............. IV-45
Gambar 4.14 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 08.00-10.59 ............. IV-46
Gambar 4.15 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 11.00-12.59 ............. IV-47
Gambar 4.16 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 13.00-15.59 ............. IV-48
Gambar 4.17 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 06.00-07.59 ............. IV-49
Gambar 4.18 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 18.00-05.59 ............. IV-50
Gambar 4.19 Rute menuju apotek K24 pukul 06.00-07.59 ............................. IV-51
Gambar 4.20 Rute menuju Prof.Dr.Aris Sudianto,Sp.KJ pukul 06.00-07.59 .. IV-52
Gambar 4.21 Rute menuju puskesmas Gajahan pukul 16.00-17.59 ................ IV-53
Gambar 4.22 Rute menuju rumah bersalin Bunda pukul 08.00-10.59............. IV-54
Gambar 4.23 Rute menuju balai pengobatan PMS pukul 18.00-05.59 ............ IV-55
Gambar 4.24 Rute menuju laboratorium Prodia pukul 08.00-10.59 ................ IV-56
Gambar 4.25 Hubungan antar tabel ................................................................. IV-78
Gambar 4.26 Skema perancangan basis antarmuka ......................................... IV-94
Gambar 4.27 Rancangan tampilan halaman home ........................................... IV-95
Gambar 4.28 Rancangan tampilan halaman registrasi ..................................... IV-96
Gambar 4.29 Rancangan tampilan halaman login ........................................... IV-97
Gambar 4.30 Rancangan tampilan halaman lupa password ............................ IV-97
Gambar 4.31 Rancangan tampilan halaman administrator .............................. IV-97
Gambar 4.32 Rancangan halaman edit profil................................................... IV-98
Gambar 4.33 Rancangan halaman edit email dan password............................ IV-99
Gambar 4.34 Rancangan tampilan manajemen user ........................................ IV-99
Gambar 4.35 Rancangan halaman tambah pengguna .................................... IV-100
Gambar 4.36 Rancangan halaman edit pengguna .......................................... IV-101
Gambar 4.37 Rancangan halaman manajemen rute ....................................... IV-101
Gambar 4.38 Rancangan halaman tambah data rute ...................................... IV-102
Gambar 4.39 Rancangan halaman edit data rute............................................ IV-103
Gambar 4.40 Rancangan halaman edit data rumah sakit ............................... IV-104
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.41 Rancangan halaman edit data pelayanan dan dokter rumah
sakit ........................................................................................... IV-105
Gambar 4.42 Rancangan halaman tambah layanan dan dokter rumah sakit
1 ................................................................................................ IV-105
Gambar 4.43 Rancangan halaman tambah layanan dan dokter rumah sakit
2 ................................................................................................ IV-106
Gambar 4.44 Rancangan halaman edit detail layanan dan dokter rumah
sakit ........................................................................................... IV-106
Gambar 4.45 Rancangan halaman edit data apotek ....................................... IV-107
Gambar 4.46 Rancangan halaman edit data klinik dan balai pengobatan...... IV-108
Gambar 4.47 Rancangan halaman edit dokter klinik ..................................... IV-108
Gambar 4.48 Rancangan halaman edit detail data dokter klinik ................... IV-109
Gambar 4.49 Rancangan halaman tambah dokter klinik ............................... IV-109
Gambar 4.50 Rancangan halaman edit data laboratorium ............................. IV-110
Gambar 4.51 Rancangan halaman edit layanan laboratorium ....................... IV-111
Gambar 4.52 Rancangan halaman tambah layanan laboratorium 1 ............... IV-111
Gambar 4.53 Rancangan halaman tambah layanan laboratorium 2 ............... IV-111
Gambar 4.54 Rancangan halaman pencarian rute .......................................... IV-112
Gambar 4.55 Hasil pencarian rute .................................................................. IV-112
Gambar 4.56 Rancangan halaman pencarian fasilitas kesehatan berdasarkan
radius ......................................................................................... IV-113
Gambar 4.57 Output mencari pengguna ........................................................ IV-114
Gambar 4.58 Skema kerja Pmapper ............................................................... IV-115
Gambar 5.1 Perbandingan data yang tersimpan dalam basis data dan jumlah total
fasilitas kesehatan di Kota Surakarta ............................................. V-2

commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Prinsip-prinsip Pengembangan SIG .................................................. II-22


Tabel 2.2 Hasil penelitian sebelumnya ............................................................. II-38
Tabel 4.1 Fasilitas kesehatan pada penelitian sebelumnya ................................ IV-2
Tabel 4.2 Informasi terkait fasilitas kesehatan yang disajikan pada penelitian
sebelumnya ...................................................................................... IV-2
Tabel 4.3 Fungsi yang terdapat SIG fasilitas kesehatan pada penelitian
sebelumnya ...................................................................................... IV-3
Tabel 4.4 Pengguna SIG pada penelitian sebelumnya ....................................... IV-4
Tabel 4.5 Software yang digunakan pada penelitian sebelumnya...................... IV-4
Tabel 4.6 Informasi yang disajikan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota
Surakarta.......................................................................................... IV-8
Tabel 4.7 Fungsi-fungsi pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota
Surakarta........................................................................................ IV-12
Tabel 4.8 Data spasial rumah sakit .................................................................. IV-23
Tabel 4.9 Data spasial apotek........................................................................... IV-24
Tabel 4.10 Data spasial dokter praktek ............................................................ IV-25
Tabel 4.11 Data spasial klinik dan balai pengobatan ....................................... IV-26
Tabel 4.12 Data spasial rumah bersalin ........................................................... IV-27
Tabel 4.13 Data spasial puskesmas .................................................................. IV-27
Tabel 4.14 Data spasial laboratorium............................................................... IV-28
Tabel 4.15 Data non spasial apotek.................................................................. IV-30
Tabel 4.16 Data non spasial dokter praktek ..................................................... IV-31
Tabel 4.17 Data non spasial rumah bersalin .................................................... IV-32
Tabel 4.18 Data non spasial klinik dan balai pengobatan ................................ IV-33
Tabel 4.19 Data non spasial laboratorium........................................................ IV-33
Tabel 4.20 Pembagian waktu harian ................................................................ IV-41
Tabel 4.21 Titik lokasi awal menuju fasilitas kesehatan.................................. IV-43
Tabel 4.22 Petunjuk arah rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul
06.00-07.59.................................................................................... IV-46

commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.23 Petunjuk arah rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul
08.00-10.59.................................................................................... IV-47
Tabel 4.24 Petunjuk arah rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul
11.00-12.59.................................................................................... IV-48
Tabel 4.25 Petunjuk arah rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul
13.00-15.59.................................................................................... IV-49
Tabel 4.26 Petunjuk arah rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul
06.00-07.59.................................................................................... IV-50
Tabel 4.27 Petunjuk arah rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul
18.00-05.59.................................................................................... IV-51
Tabel 4.28 Petunjuk arah rute menuju apotek K24 pukul 06.00-07.59 ........... IV-52
Tabel 4.29 Petunjuk arah rute menuju Prof. Dr. Aris Sudianto, Sp.KJ pukul
06.00-07.59.................................................................................... IV-53
Tabel 4.30 Petunjuk arah rute menuju puskesmas Gajahan pukul 16.00-
17.59 .............................................................................................. IV-54
Tabel 4.31 Petunjuk arah rute menuju rumah bersalin Bunda pukul
08.00-10.59.................................................................................... IV-55
Tabel 4.32 Petunjuk arah rute menuju balai pengobatan PMS pukul
18.00-05.59.................................................................................... IV-56
Tabel 4.33 Petunjuk arah rute menuju laboratorium Prodia pukul 08.00-
10.59 .............................................................................................. IV-57
Tabel 4.34 Atribut Surakarta ............................................................................ IV-61
Tabel 4.35 Atribut jalan ................................................................................... IV-62
Tabel 4.36 Atribut apotek ................................................................................ IV-62
Tabel 4.37 Atribut rumah sakit ........................................................................ IV-63
Tabel 4.38 Atribut rumah bersalin ................................................................... IV-64
Tabel 4.39 Atribut puskesmas .......................................................................... IV-64
Tabel 4.40 Atribut klinik dan balai pengobatan ............................................... IV-65
Tabel 4.41 Atribut dokter praktek .................................................................... IV-66
Tabel 4.42 Atribut laboratorium ...................................................................... IV-67
Tabel 4.43 Atribut pengguna............................................................................ IV-68
Tabel 4.44 Atribut kategori pengguna ............................................................. IV-69
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.45 Atribut jenis fasilitas kesehatan ..................................................... IV-69


Tabel 4.46 Atribut dokter rumah sakit ............................................................. IV-69
Tabel 4.47 Atribut dokter rumah bersalin ........................................................ IV-70
Tabel 4.48 Atribut dokter puskesmas............................................................... IV-71
Tabel 4.49 Atribut dokter klinik dan balai pengobatan.................................... IV-71
Tabel 4.50 Atribut layanan rumah sakit ........................................................... IV-72
Tabel 4.51 Atribut layanan rumah bersalin ...................................................... IV-72
Tabel 4.52 Atribut layanan puskesmas ............................................................ IV-72
Tabel 4.53 Atribut layanan laboratorium ......................................................... IV-72
Tabel 4.54 Atribut jenis praktek dokter ........................................................... IV-73
Tabel 4.55 Atribut dokter klinik dan balai pengobatan.................................... IV-73
Tabel 4.56 Atribut jenis layanan laboratorium ................................................ IV-74
Tabel 4.57 Atribut waktu ................................................................................. IV-74
Tabel 4.58 Atribut lokasi awal ......................................................................... IV-75
Tabel 4.59 Atribut lokasi tujuan....................................................................... IV-75
Tabel 4.60 Atribut rute ..................................................................................... IV-76
Tabel 4.61 Tabel entitas SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta .................... IV-76
Tabel 4.62 Tabel rumah sakit (rumah_sakit) ................................................... IV-81
Tabel 4.63 Tabel apotek (apotik) ..................................................................... IV-82
Tabel 4.64 Tabel rumah bersalin (rumah_bersalin) ......................................... IV-82
Tabel 4.65 Tabel puskesmas (puskesmas) ....................................................... IV-83
Tabel 4.66 Tabel klinik dan balai pengobatan (klinik_bp) .............................. IV-84
Tabel 4.67 Tabel dokter praktek (dokter_praktek) .......................................... IV-84
Tabel 4.68 Tabel laboratorium (laboratorium)................................................. IV-85
Tabel 4.69 Tabel pelayanan rumah sakit (pelayanan_rumah_sakit) ................ IV-86
Tabel 4.70 Tabel dokter rumah sakit (dokter_rs) ............................................. IV-86
Tabel 4.71 Tabel pelayanan rumah bersalin (pelayanan_rumah_bersalin) ...... IV-86
Tabel 4.72 Tabel dokter rumah bersalin (dokter_rb) ....................................... IV-87
Tabel 4.73 Tabel pelayanan puskesmas (pelayanan_puskesmas) .................... IV-87
Tabel 4.74 Tabel dokter puskesmas ................................................................. IV-87
Tabel 4.75 Tabel jenis praktek (jenis_praktek) ................................................ IV-88
Tabel 4.76 Tabel dokter klinik dan balai pengobatan (dokter_klinik_bp) ....... IV-88
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.77 Tabel jadwal dokter klinik dan balai pengobatan


(jadwal_dokter_klinik_bp) ............................................................ IV-88
Tabel 4.78 Tabel pelayanan laboratorium (pelayanan_laboratorium) ............. IV-89
Tabel 4.79 Tabel jenis layanan laboratorium (jenis_layanan_lab) .................. IV-89
Tabel 4.80 Tabel pengguna (users) .................................................................. IV-89
Tabel 4.81 Tabel kategori pengguna (groups) ................................................. IV-90
Tabel 4.82 Tabel jenis fasilitas kesehatan (jenis_fasilitas) .............................. IV-91
Tabel 4.83 Tabel lokasi awal (lokasi_awal) ..................................................... IV-91
Tabel 4.84 Tabel lokasi tujuan (lokasi_tujuan) ................................................ IV-91
Tabel 4.85 Tabel waktu (waktu) ...................................................................... IV-92
Tabel 4.86 Tabel rute (rute) ............................................................................. IV-92
Tabel 4.87 Tabel Kota Surakarta (kota_ska).................................................... IV-93
Tabel 4.88 Tabel jalan (jalan) .......................................................................... IV-93
Tabel 4.89 Checklist hasil pengujian aplikasi ................................................ IV-117

commit to user
xx
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Non Spasial Rumah Sakit ........................................................ L-1


Lampiran 2 Data Non Spasial Puskesmas ............................................................ L-4
Lampiran 3 Proses Sistem Prototipe Sistem Informasi Fasilitas Kesehatan Kota
Surakarta............................................................................................ L-5
Lampiran 4 Hasil Aplikasi Prototipe SIG Fasilitas Kesehatan Kota Surakarta ... L-6

commit to user
xxi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan beberapa hal pokok mengenai penelitian ini, yaitu
latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan
masalah, dan sistematika penulisan.

1.1 LATAR BELAKANG


Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah dengan
jumlah penduduk sebanyak 500.642 jiwa berdasarkan hasil sensus penduduk
tahun 2010 (Badan Pusat Statistik, 2010). Terdapat banyak fasilitas-fasilitas
umum penting (pasar, rumah sakit, bank, pusat perbelanjaan, obyek pariwisata,
perkantoran) yang menjadi pusat kegiatan bagi masyarakat. Fasilitas-fasilitas
tersebut tidak hanya menjadi pusat kegiatan bagi masyarakat lokal Kota Surakarta
saja tetapi juga masyarakat dari luar Kota Surakarta. Salah satu fasilitas di Kota
Surakarta yang juga banyak digunakan oleh masyarakat dari luar Kota Surakarta
adalah fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, laboratorium, rumah bersalin, dan
lain sebagainya. Menurut Argon dan Moor dalam Pudjiantoro (2008) mengartikan
fasilitas kesehatan sebagai suatu organisasi yang mengkhususkan pada pemberian
pelayanan kesehatan meliputi pemeriksaan (diagnosis), perawatan dan pengobatan
dalam suatu program atau kurun waktu yang telah ditentukan. Pemerintah Kota
Surakarta telah berupaya mengembangkan wisata kesehatan di Kota Surakarta
layaknya wisata kesehatan yang ada di Singapura (Sindo, 2009). Sehingga
nantinya diharapkan Kota Surakarta tidak hanya menjadi kota yang menawarkan
obyek wisata saja tetapi juga menjadi kota pusat fasilitas kesehatan. Dengan kata
lain Kota Surakarta telah menjadi trend setter bagi kota lain di sekitarnya dalam
rujukan fasilitas kesehatan.
Sebagai pusat fasilitas kesehatan, informasi mengenai fasilitas kesehatan
yang ada di Kota Surakarta menjadi sangat penting. Saat ini, informasi tersebut
disajikan oleh masing-masing penyedia fasilitas kesehatan dalam berbagai bentuk
seperti website, call center, advertising board, atau media lainnya. Idealnya
informasi tersebut disajikan dalam satu media informasi yang terintegrasi,

commit to user
I-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sehingga memudahkan masyarakat mencari informasi fasilitas kesehatan yang


dibutuhkan. Selain itu, konten informasi yang disediakan oleh masing-masing
penyedia fasilitas kesehatan masih berupa informasi umum seperti nama, alamat,
telepon, layanan, fasilitas, dan lain sebagainya. Idealnya perlu diinformasikan
juga mengenai peta lokasi fasilitas kesehatan tersebut di wilayah Kota Surakarta.
Sistem informasi geografis (SIG) bisa menjadi media solusi dalam
penyajian informasi lokasi fasilitas kesehatan karena sistem informasi geografis
tidak hanya dapat menyajikan peta lokasi (data spasial) tetapi juga dapat memuat
informasi-informasi yang berkaitan dengan peta yang disajikan (data non spasial).
Penelitian tentang sistem informasi geografis fasilitas kesehatan telah
dikembangkan oleh beberapa peneliti diantaranya Nugraha dan Agushinta (2010),
Dharmaputeri (2009), dan Babu (2008). Dharmaputeri (2009) dan Nugraha dan
Agushinta (2010) merancang sebuah sistem informasi geografis berbasis website.
Dimana Nugraha dan Agushinta (2010) hanya menyajikan informasi fasilitas
kesehatan berupa rumah sakit saja. Sedangkan Dharmaputeri (2009) menyajikan
informasi fasilitas kesehatan berupa puskesmas, rumah sakit, klinik umum, dan
Dinas Kesehatan Kota Depok. Sistem informasi geografis fasilitas kesehatan
berbasis website lebih relevan digunakan karena dapat memberikan akses yang
luas kepada masyarakat terhadap informasi fasilitas kesehatan.
Berbeda dengan Dharmaputeri (2009) dan Nugraha dan Agushinta (2010),
Babu (2008) mengembangkan sistem informasi geografis fasilitas kesehatan
berbasis desktop. Sistem informasi geografis yang dikembangkan Babu (2008)
mampu menyajikan informasi rute terdekat dari satu rumah sakit ke rumah sakit
yang lain. Namun demikian, terminologi dekat dalam penelitian Babu (2008)
adalah jarak terpendek (shortest path). Padahal rute dengan jarak terpendek tidak
selalu mereprensentasikan rute dengan waktu tempuh tercepat. Menurut Tamin
(2000) waktu tempuh perjalanan adalah waktu total perjalanan yang dibutuhkan,
termasuk berhenti dan tundaan, dari suatu tempat menuju tempat lain melalui rute
tertentu. Sebagai ilustrasi, terdapat dua rute yang dapat dilalui untuk mencapai
lokasi X. Rute pertama memiliki jarak tempuh 1.500 meter tetapi di dalam rute
tersebut terdapat ruas jalan yang sering mengalami kemacetan sehingga
membutuhkan waktu tempuh sebesar 15 menit. Adapun rute kedua memiliki jarak
commit to user
I-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1800 meter tetapi bebas dari kemacetan sehingga mampu ditempuh dalam 10
menit. Informasi waktu tempuh pada kedua rute menunjukkan bahwa rute kedua
adalah rute yang sebaiknya dipilih karena menghasilkan waktu tempuh yang lebih
cepat. Penelitian mengenai langkah-langkah pencarian rute yang
mempertimbangkan waktu tempuh telah dilakukan oleh Sukoco (2010). Pada
penelitian Sukoco (2010) dikembangkan langkah-langkah pencarian rute menuju
UGD rumah sakit di Kota Surakarta dengan mempertimbangkan waktu tempuh
dimana jaringan jalan yang digunakan jaringan jalan kelas arteri dan kolektor.
Oleh karena itu sebaiknya sistem informasi geografis juga dapat menyajikan rute
perjalanan menuju fasilitas kesehatan dengan mempertimbangkan waktu tempuh.
Berdasarkan hasil wawancara, pada tahun 2011 Dinas Kesehatan Kota
Surakarta telah mulai melakukan pendataan titik koordinat lokasi fasilitas
kesehatan. Fasilitas kesehatan tersebut antara lain rumah sakit, puskesmas, rumah
bersalin, klinik atau balai pengobatan, dokter praktek, apotek, dan laboratorium.
Tetapi fasilitas kesehatan yang dikumpulkan titik koordinatnya oleh Dinas
Kesehatan Kota Surakarta baru rumah sakit saja. Data titik koordinat yang didapat
masih hanya sekedar informasi untuk kelengkapan data laporan saja. Belum ada
tindak lanjut lain untuk memanfaatkan data titik koordinat tersebut. Idealnya data
titik koordinat tersebut dapat dimanfaatkan dalam bentuk lain. Salah satu cara
memanfaatkan data titik koordinat tersebut adalah dengan menggambarkan titik
koordinat tersebut ke dalam sebuah peta. Oleh karena itu penelitian ini merancang
prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan berbasis website sebagai
upaya untuk membantu Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam hal penyebaran
dan pengelolaan informasi serta promosi tentang fasilitas kesehatan. Rancangan
masih berupa prototipe karena pihak Dinas Kesehatan Kota Surakarta selaku
pihak yang nantinya sebagai pengelola sistem informasi geografis fasilitas
kesehatan belum mengetahui detail input, proses, dan output yang diperlukan
dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan tersebut.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah


dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang prototipe sistem informasi
geografis (SIG) fasilitas kesehatan berbasis website di Kota Surakarta.
commit to user
I-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini, yaitu :
1. Membangun basis data spasial mengenai lokasi dan data non spasial fasilitas
kesehatan yang ada di Kota Surakarta.
2. Merancang prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan berbasis
website di Kota Surakarta.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari perancangan sistem informasi geografis


fasilitas kesehatan di Kota Surakarta yaitu :
1. Memberi kemudahan bagi masyarakat mencari informasi fasilitas kesehatan
yang ada di Kota Surakarta.
2. Memberi kemudahan bagi masyarakat mengetahui peta lokasi fasilitas
kesehatan yang ada di Kota Surakarta.
3. Membantu Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam proses pengelolaan data
lokasi dan layanan fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta.

1.5 BATASAN PENELITIAN

Agar penelitan ini tidak terlalu luas topik pembahasannya maka diperlukan
adanya pembatasan masalah, adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Jaringan jalan yang digunakan dalam penentuan rute adalah ruas-ruas jalan di
wilayah Surakarta yang memiliki fungsi sebagai jalan arteri dan kolektor.
2. Langkah-langkah pencarian rute dengan mempertimbangkan waktu tempuh
menggunakan langkah-langkah yang dikembangkan oleh Sukoco (2010).
3. Analisis kebutuhan sistem untuk desain prototipe didasarkan pada analisis
pihak pengembang atau peneliti.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Penulisan hasil penelitian dalam laporan ini mengikuti uraian yang


diberikan pada setiap bab yang berurutan untuk mempermudah pembahasannya.
Dari pokok-pokok permasalahan dapat dibagi menjadi enam bab seperti
dijelaskan di bawah ini.
BAB I : PENDAHULUAN
commit to user
I-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab ini berisikan pendahuluan yang meliputi latar belakang, perumusan


masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika
penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi mengenai landasan teori yang mendukung dan terkait
langsung dengan penelitian yang akan dilakukan dari buku, jurnal penelitian,
internet dan sumber literatur lainnya.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang uraian langkah-langkah penelitian yang dilakukan,
selain itu juga merupakan gambaran kerangka berpikir penulis dalam melakukan
penelitian dari awal sampai penelitian selesai.
BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi tentang proses pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian dan berisi tentang proses pengolahan data sebagai upaya penciptaan
solusi bagi permasalahan yang ada.
BAB V : ANALISIS HASIL
Bab ini berisi tentang analisis terhadap hasil telah dicapai pada bagian
sebelumnya. Tujuan dari bagian ini yaitu dapat memberikan informasi yang lebih
jelas mengenai hasil penelitan dan mampu memberikan solusi dari permasalahan
penelitian yang muncul.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari perancangan sistem
dan analisis yang telah dilakukan serta rekomendasi yang diberikan untuk
perbaikan.

commit to user
I-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini membahas tentang pengembangan sistem informasi geografis


fasilitas kesehatan di kota Surakarta. Oleh karena itu, untuk mengakomodasi hal
tersebut maka pada bab ini dibahas beberapa teori yang dipakai sebagai pedoman.

2.1 FASILITAS KESEHATAN

2.1.1 Pengertian Fasilitas Kesehatan

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dalam


Pudjiantoro (2008) menyatakan bahwa kesehatan adalah kesehatan badan, rohani,
mental, dan sosial dari manusia bukan hanya keadaan yang terbebas dari penyakit
dan kelemahan, keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan fasilitas adalah suatu
aktivitas ataupun materi yang berfungsi melayani kebutuhan individu atau
kelompok dalam suatu lingkungan kehidupan.
Berdasarkan dua pernyataaan di atas, maka dapat diartikan bahwa fasilitas
kesehatan adalah suatu aktivitas atau materi yang berfungsi melayani kebutuhan
baik individu atau kelompok dalam bidang pelayanan kesehatan pada suatu
lingkungan kehidupan. Sedangkan menurut Argon dan Moor dalam Pudjiantoro
(2008) mengartikan fasilitas kesehatan sebagai suatu organisasi yang
mengkhususkan pada pemberian pelayanan kesehatan meliputi pemeriksaan
(diagnosis), perawatan dan pengobatan dalam suatu program atau kurun waktu
yang telah ditentukan.

2.1.2 Jenis Fasilitas Kesehatan

Berdasarkan Pasal 56 Undang - Undang Nomor 23 tahun 1992 Tentang


Kesehatan dalam Pudjiantoro (2008) menyatakan bahwa fasilitas kesehatan
meliputi balai pengobatan, pusat kesehatan masyarakat, RSU, RS Khusus, praktek
dokter gigi, praktek dokter spesialis, praktek dokter gigi spesialis, praktek bidan,
toko obat, apotek, pedagang besar farmasi, pabrik obat dan bahan obat,
laboratorium, sekolah dan akademi kesehatan, balai pelatihan kesehatan, balai
commit to user
II-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kesehatan mata masyarakat, balai pengobatan penyakit paru-paru, pusat atau balai
atau sistem penelitian kesehatan, rumah sakit atau balai kesehatan ibu dan anak.
Sedangkan menurut Dirjen Cipta Karya DPU dalam Pudjiantoro (2008)
menyatakan bahwa fasilitas kesehatan meliputi balai pengobatan atau klinik, balai
kesehatan masyarakat, puskesmas, rumah sakit wilayah, dokter praktek. Jenis
pelayanan fasilitas kesehatan dapat dibedakan dalam pelayanan medik swasta dan
pemerintah. Pelayanan kesehatan swasta baik secara individu maupun kelompok
biasanya mempertimbangkan perolehan keuntungan (profit oriented). Sedangkan
fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah meliputi fasilitas pelayanan yang
penyediaannya dilakukan pemerintah biasanya merupakan fasilitas dengan
keuntungan minimal (non-profit oriented). Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 523/KEPMENKES/PER/XI/1982 tentang Upaya Pelayanan
Medik dalam Pudjiantoro (2008) menyatakan bahwa fasilitas kesehatan swasta
meliputi RSU, RS Khusus, klinik spesialis, rumah bersalin, klinik bersalin, rumah
sakit bersalin, praktek berkelompok, balai pengobatan/poliklinik. Sedangkan
menurut Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I. 1990/1991 dalam Pudjiantoro (2008)
menyatakan bahwa fasilitas kesehatan pemerintah meliputi RSU, puskesmas
perawatan, puskesmas pembantu, dan puskesmas keliling.

2.2 PERMASALAHAN OPTIMASI

Optimasi, menurut Hannawati et al. (2002), adalah pencarian nilai-nilai


variabel yang dianggap optimal, efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Permasalahan optimasi beraneka ragam sesuai kondisi dimana sistem
tersebut bekerja. Salah satu masalah optimasi yang paling sering muncul
khususnya dalam bidang transportasi yaitu mengenai pencarian jalur terpendek.
Optimisasi dalam jalur terpendek dapat didasarkan pada jarak tempuh
terdekat menuju suatu fasilitas maupun berdasarkan waktu tercepat untuk
mencapainya. Proses penyelesaian ini tetap harus memperhatikan kondisi-kondisi
yang timbul di dalamnya untuk sebuah perjalanan dari tempat asal menuju titik
tujuan semisal kemacetan dan arah jalan yang dilewati. Hasil dari penyelesaian
masalah rute terpendek dapat disebut sebagai rute optimal. Rute optimal adalah
rute yang memiliki waktu tempuh dan jarak yang minimum.

commit to user
II-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.2.1 Penyelesaian Masalah Optimasi


Menurut Mutakhiroh et al. (2007), penyelesaian masalah pencarian jalur
terpendek dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode
konvensional dan metode heuristik. Metode konvensional diterapkan dengan
perhitungan matematis biasa, sedangkan metode heuristik diterapkan dengan
perhitungan kecerdasan buatan.
1. Metode Konvensional
Metode konvensional adalah metode yang menggunakan perhitungan
matematis biasa. Ada beberapa metode konvensional yang biasa digunakan untuk
melakukan pencarian jalur terpendek, diantaranya: algoritma Djikstra, algoritma
Floyd-Warshall, dan algoritma Bellman-Ford.
2. Metode Heuristik
Metode heuristik adalah sub bidang dari kecerdasan buatan yang digunakan
untuk melakukan pencarian dan optimasi. Ada beberapa algoritma pada metode
heuristik yang biasa digunakan dalam permasalahan optimasi, diantaranya
algoritma genetika, algoritma semut, logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan,
pencarian tabu, simulated annealing, dan lain-lain.

2.2.2 Konsep Penyelesaian Jalur Terpendek (Shortest Path Problem)


Jalur terpendek adalah suatu jaringan pengarahan perjalanan dimana
seseorang pengarah jalan ingin menentukan jalur terpendek antara dua kota,
berdasarkan beberapa jalur alternatif yang tersedia, dimana titik tujuan hanya satu.
Kasus tersebut dapat diilustrasikan seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.1 Graf ABCDEFG


Sumber : Sukoco, 2010
Pada gambar 2.1, misalkan dari kota A ingin menuju kota G. Untuk menuju
kota G, dapat dipilih beberapa jalur yang tersedia :
commit to user
II-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. A B C D E G 7. A B D G
2. A B C D F G 8. A B E G
3. A B C D G 9. A C D E G
4. A B C F G 10. A C D F G
5. A B D E G 11. A C D G
6. A B D F G 12. A C F G
Berdasarkan data di atas, dapat dihitung jalur terpendek dengan mencari
jarak antara jalur-jalur tersebut. Apabila jarak antar jalur belum diketahui, jarak
dapat dihitung berdasarkan koordinat kota-kota tersebut, kemudian menghitung
jalur terpendek yang dapat dilalui. Selain faktor jarak, beberapa faktor yang dapat
pula mempengaruhi proses pengambilan keputusan pemilihan rute menurut Tamin
(2000) yaitu :
1. Waktu Tempuh
Waktu tempuh dapat didefinisikan sebagai waktu total perjalanan yang
dibutuhkan, termasuk berhenti dan tundaan, dari suatu tempat yang lain melalui
rute tertentu.
2. Nilai Waktu
Nilai Waktu adalah sejumlah uang yang dihemat seseorang untuk suatu unit
waktu perjalanan.
3. Biaya Perjalanan
Dinyatakan sebagai total biaya perjalanan yang dihasilkan sepanjang rute
yang ditempuh.
4. Biaya Operasi Kendaraan
Total biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar, pelumas dan penggantian
suku cadang selama proses tempuh suatu rute.

2.2.3 Penyelesaian Rute Berdasarkan Waktu Tempuh

Permasalahan optimasi yang ingin dicapai adalah rute dengan parameter


waktu tempuh tercepat. Kondisi yang timbul pada sebuah perjalanan dari tempat
asal menuju titik tujuan semisal kemacetan ikut mempengaruhi hasil akhir dari
waktu tempuh suatu perjalanan. Dalam rekayasa lalu lintas dikenal hubungan
yang sering digunakan yaitu pengaruh arus pada kecepatan kendaraan bergerak
pada ruas jalan tertentu atau dikenal dengan model pembebanan rute yang
commit to user
II-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mempertimbangkan kemacetan (Tamin, 2000). Kemacetan semakin meningkat


apabila arus begitu besar sehingga kendaraan sangat berdekatan satu sama lain
sehingga kecepatan kendaraan cenderung menurun secara perlahan. Penurunan
kecepatan menyebabkan waktu tempuh bertambah. Kemacetan juga dapat timbul
karena besarnya hambatan samping jalan. Indonesian Higway Capacity Manual
dalam Abeto (2008) menyebutkan bahwa hambatan samping adalah aktivitas di
samping segmen jalan seperti pejalan kaki, pemberhentian angkutan dan
kendaraan lainnya, kendaraan masuk dan keluar sisi jalan dan kendaraan lambat,
yang menimbulkan masalah sepanjang jalan dengan menghambat kinerja lalu-
lintas untuk berfungsi secara maksimal.

2.2.4 Langkah-langkah Penentuan Rute Berdasasarkan Waktu Tempuh

Langkah-langkah penentuan rute berdasarkan waktu tempuh yang


dikembangkan oleh Sukoco (2010) disusun dalam 9 tahapan yang dilakukan
secara sekuensial. Tahapan tersebut secara berurutan sebagai berikut :
1. Proses penghitungan kapasitas tiap ruas jalan
Tahapan pertama dari langkah-langkah penentuan rute yang dikembangkan
oleh Sukoco (2010) adalah tahapan penghitungan kapasitas jalan untuk
mengetahui kemampuan suatu ruas jalan dalam menampung arus atau volume lalu
lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu.

Tabel Faktor Koreksi Kapasitas


Akibat Lebar Jalan Tabel Faktor Koreksi
Kapasitas Akibat Gangguan
Jalan
Tabel Faktor Koreksi Kapasitas
Akibat Pembagian Arah

Tabel Kapasitas Tabel Faktor Kapasitas


Dasar Akibat Ukuran Kota

Data Faktor Koreksi Penghitungan


Kapasitas Kapasitas Tiap Ruas Kapasitas Jalan
Jalan

NODE : 1 TITLE : Penghitungan Kapasitas Tiap Ruas Jalan

Gambar 2.2 IDEF0 penghitungan kapasitas tiap ruas jalan


Sumber : Sukoco, 2010
Penjelasan dari IDEF0 proses penghitungan kapasitas tiap ruas jalan pada
gambar 2.2 yaitu :
commit to user
II-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Input : data faktor koreksi kapasitas.


b. Kontrol : tabel koreksi faktor akibat lebar jalan, tabel koreksi faktor kapasitas
akibat pembagian arah, tabel faktor koreksi kapasitas akibat gangguan jalan,
tabel faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota dan tabel kapasitas dasar.
c. Output : nilai kapasitas jalan.
Hasil dari tahapan ini adalah nilai kapasitas untuk tiap ruas jalan dimana
nilai kapasitas ini digunakan sebagai data input pada tahapan kedua (penentuan
tingkat pelayanan jalan).

2. Proses penentuan tingkat pelayanan jalan


Tahapan kedua yaitu penentuan tingkat pelayanan jalan. Tingkat pelayanan
jalan dihitung dengan membandingkan volume kendaraan dengan kapasitas jalan
sehingga hasilnya berupa indeks tingkat pelayanan jalan yang dapat digunakan
untuk mengetahui karakteristik tingkat pelayanan suatu jalan.

Tabel Karakteristik Tingkat


Pelayanan Jalan

Kapasitas Jalan Indeks Tingkat


Pelayanan Jalan

Penentuan Tingkat
Volume Kendaraan Pelayanan Jalan

NODE : 2 TITLE : Penentuan Tingkat Pelayanan Jalan

Gambar 2.3 IDEF0 Penentuan Tingkat Pelayanan Jalan


Sumber : Sukoco, 2010
Penjelasan dari IDEF0 proses penentuan tingkat pelayanan jalan pada
gambar 2.3 yaitu :
a. Input : volume kendaraan saat jam sibuk dan kapasitas jalan hasil perhitungan
tahapan pertama.
b. Kontrol : tabel karakteristik tingkat pelayanan jalan.
c. Output : indeks tingkat pelayanan jalan.

commit to user
II-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Proses penghitungan waktu tempuh tiap ruas jalan


Tahapan ketiga yaitu penghitungan waktu tempuh tiap ruas jalan. Nilai
waktu tempuh suatu ruas dibagi menjadi dua yaitu waktu tempuh saat kondisi
normal (t0) dan waktu tempuh saat kondisi padat (tC).

Tabel Faktor Koreksi


Kecepatan Akibat Lebar Tabel Faktor Koreksi Kecepatan
Jalan Akibat Gangguan Samping

Tabel Kecepatan Tabel Faktor Koreksi


Dasar Kecepatan Akibat Ukuran
Kota

Penghitungan Waktu Waktu Tempuh Normal &


Data Faktor Koreksi
Tempuh Tiap Ruas Waktu Tempuh Padat
Kecepatan
Jalan

NODE : 3 TITLE :Penghitungan Waktu Tempuh Tiap Ruas Jalan

Gambar 2.4 IDEF0 penghitungan waktu tempuh tiap ruas jalan


Sumber : Sukoco, 2010

Penjelasan IDEF0 proses penghitungan waktu tempuh tiap ruas jalan pada
gambar 2.4 yaitu :
a. Input : data faktor koreksi kecepatan.
b. Kontrol : tabel kecepatan dasar, tabel faktor koreksi kecepatan akibat lebar
jalan, tabel faktor koreksi kecepatan akibat gangguan samping, tabel faktor
koreksi kecepatan akibat ukuran kota.
c. Output : waktu tempuh normal dan waktu tempuh padat.
Hasil dari tahapan penghitungan waktu tempuh untuk tiap ruas jalan
menjadi input proses keenam (penentuan penggunaan jenis waktu tempuh pada
tiap ruas jalan).

4. Proses pembagian rentang waktu harian


Tahapan keempat yaitu pembagian rentang waktu harian. Pembagian
rentang waktu harian dimaksudkan untuk membagi sistem dalam beberapa
rentang waktu agar dapat menguraikan waktu terjadinya kepadatan di ruas jalan.
Pembagian rentang waktu harian dilakukan berdasarkan aktivitas jam bekerja
commit to user
II-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

masyarakat, berdasarkan jam mulai dan selesai aktivitas sekolah serta berdasarkan
aktivitas pasar tradisional dan modern.

Pola Pergerakan
Masyarakat
Waktu Harian

Hasil Observasi Pembagian


Aktivitas Rentang Waktu
Harian
Pengelompokkan
4 Waktu Harian

NODE : 4 TITLE :P embagian Rentang Waktu Harian


Gambar 2.5 IDEF0 pembagian rentang waktu harian
Sumber : Sukoco, 2010

Penjelasan dari IDEF0 proses pembagian rentang waktu harian pada gambar
2.5 yaitu :
a. Input : hasil observasi aktivitas.
b. Kontrol : waktu harian dan pola pergerakan masyarakat.
c. Output : pengelompokkan waktu harian.
Pada tahapan ini dikembangkan pembagian rentang waktu harian yang lebih
mendekati karakteristik kepadatan yang terjadi tiap rentang waktu tertentu.
Pembagian rentang waktu harian dilakukan berdasarkan aktivitas jam bekerja
masyarakat, berdasarkan jam mulai dan selesai aktivitas sekolah serta berdasarkan
aktivitas pasar tradisional dan modern. Hasil dari tahapan ini berupa
pengelompokkan karakteristik kepadatan berdasarkan rentang waktu yang
kemudian akan menjadi input tahapan pengolahan data kelima.

5. Proses pembuatan aturan pengklasifikasian kondisi normal/padat pada


tiap rentang waktu
Tahapan kelima pada model Sukoco (2010) dimaksudkan untuk membuat
sebuah aturan yang dapat mengklasifikasikan suatu ruas jalan sedang dalam
kondisi normal atau sedang dalam kondisi padat pada rentang waktu tertentu.
commit to user
II-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Proses pembuatan aturan ini mempertimbangkan waktu harian yang telah dibagi
pada tahapan keempat sehingga pada tahapan ini akan menghasilkan tabel aturan
pengklasifikasian yang dapat digunakan sebagai kontrol pengerjaan tahapan
pengolahan data kedelapan (penentuan penggunaan jenis waktu tempuh pada tiap
ruas jalan).

Pengelompokkan
Waktu Harian
Pembuatan Aturan
Pengklasifikasian Kondisi
Tabel Aturan
Normal/Padat pada Tiap
Pengklasifikasian
Rentang Waktu
5

NODE : 5 TITLE : Pembuatan Aturan Pengklasifikasian


Kondisi Normal/Padat pada Tiap
Rentang Waktu

Gambar 2.6 IDEF0 pengklasifikasian kondisi normal/padat


Sumber : Sukoco, 2010

Penjelasan dari IDEF0 proses pembuatan aturan pengklasifikasian kondisi


normal/padat pada tiap rentang waktu pada gambar 2.6 yaitu :
a. Input : pengelompokkan waktu harian.
b. Output : tabel aturan pengklasifikasian kondisi normal/padat.

6. Proses penentuan penggunaan jenis waktu tempuh pada tiap ruas jalan
Pada tahapan keenam ini dilakukan proses untuk menentukan jenis waktu
tempuh apakah yang akan digunakan di setiap ruas jalan pada tiap rentang waktu
sesuai dengan kepadatan jalan yang terjadi.
Proses penentuan jenis waktu tempuh dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Apabila ruas jalan pada suatu rentang waktu dalam kondisi normal maka waktu
tempuh ruas jalan tersebut sebesar waktu tempuh normal (t0).
b. Apabila ruas jalan pada suatu rentang waktu dalam kondisi puncak kapasitas
maka waktu tempuh ruas jalan tersebut sebesar waktu tempuh puncak
kapasitas/padat (tc).

commit to user
II-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lokasi Sekolah
Lokasi Pasar Tabel Aturan
Pengklasifikasian
Indeks Tingkat
Pelayanan Jalan

Peta Jaringan Jalan Penentuan Penggunaan


Jenis Waktu Tempuh
pada Tiap Ruas Jalan
Waktu Tempuh Geodatabase :
Normal & Waktu 6 Waktu Tempuh
Tempuh Padat

NODE : 6 TITLE : Penentuan Penggunaan Jenis Waktu Tempuh pada


Tiap Ruas Jalan
Gambar 2.7 IDEF0 penentuan penggunaan jenis waktu tempuh
Sumber : Sukoco, 2010

Penjelasan dari IDEF0 proses penentuan penggunaan jenis waktu tempuh


pada tiap ruas jalan pada gambar 2.7 yaitu :
a. Input : peta jaringan jalan dan waktu tempuh normal/waktu tempuh padat.
b. Kontrol : tabel aturan pengklasifikasian kondisi normal/padat, indeks tingkat
pelayanan, lokasi pasar dan lokasi sekolah.
c. Output : geodatabase waktu tempuh.
Penentuan jenis waktu tempuh yang digunakan untuk suatu ruas jalan dalam
rentang waktu tertentu mempertimbangankan karakteristik kepadatan yang ada
pada ruas jalan tersebut. Karakteristik kepadatan suatu ruas jalan pada rentang
waktu tertentu ditampilkan pada tabel aturan pengklasifikasian kepadatan yang
telah dirancang pada tahapan kelima.
Proses pada tahapan ini juga mempertimbangkan lokasi sekolah dan pasar
yang menjadi sumber kepadatan. Hal ini karena sekolah dan pasar dapat
diidentifikasi waktu puncak terjadinya kepadatan sehingga mudah diketahui kapan
aktivitas dua elemen tersebut mempengaruhi kepadatan ruas jalan disekitarnya.
Secara umum proses penentuan penggunaan jenis waktu tempuh
ditampilkan pada diagram alir gambar 2.8.

commit to user
II-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mulai

memilih ruas
jalan

ITP Padat? Ada sekolah? Ada pasar? to

tc tc tc

selesai

Gambar 2.8 Diagram alir penentuan jenis waktu tempuh


Sumber : Sukoco, 2010

Suatu ruas jalan dapat mempunyai waktu tempuh padat atau waktu tempuh
normal dengan melihat kondisi yang terjadi. Pertimbangan pertama, dengan
melihat indeks tingkat pelayanan jalan. Apabila suatu ruas jalan memiliki indeks
C,D,E atau F dimana keempat indeks tersebut merupakan kategori lalu lintas
dalam keadaan padat maka ruas jalan tersebut memiliki waktu tempuh padat (t c).
Apabila indeks dalam kategori tidak padat (A dan B) maka selanjutnya dilihat
ada-tidaknya sekolah pada ruas jalan tersebut karena aktivitas sekolah dapat
menimbulkan kepadatan jalan. Aktivitas awal dan akhir sekolah menyebabkan
ruas jalan memiliki waktu tempuh dalam keadaan padat (tc). Apabila tidak
terdapat bangunan sekolah maka selanjutnya mempertimbangkan apakah ada-
tidaknya kawasan pasar tradisional atau modern. Apabila terdapat kawasan pasar
maka ruas jalan akan memiliki waktu tempuh padat (t c) dan apabila tidak terdapat
kawasan pasar maka ruas jalan akan memiliki waktu tempuh normal (t0).
Hasil proses ini akan menjadi sebuah geodatabase waktu tempuh yang
dapat digunakan untuk menentukan rute berdasarkan waktu tempuh.

7. Proses penentuan titik lokasi asal kejadian


Proses penentuan titik lokasi asal kejadian yaitu proses menentukan titik-
titik yang menjadi asal dalam menentukan sebuah rute.

commit to user
II-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lokasi Asal
(contoh lokasi kecelakaan)

Penentuan Titik
Lokasi Asal Kejadian

7
Peta Lokasi
Asal Kejadian

NODE : 7 TITLE :Penentuan Titik Lokasi Asal Kejadian


Gambar 2.9 IDEF0 penentuan titik lokasi asal kejadian
Sumber : Sukoco, 2010

Penjelasan dari IDEF0 proses penentuan titik lokasi asal kejadian pada
gambar 2.9 yaitu :
a. Input : lokasi kecelakaan.
b. Output : peta lokasi asal kejadian.

8. Proses penentuan titik lokasi tujuan kejadian


Proses penentuan titik lokasi tujuan kejadian yaitu proses menentukan titik-
titik yang menjadi tujuan dalam menentukan sebuah rute. Dalam penelitian
Sukoco (2010) yang menjadi titik lokasi tujuan kejadian yaitu UGD rumah sakit.

Penentuan Titik
Lokasi Tujuan Lokasi Tujuan
(contoh lokasi UGD) Kejadian Peta Lokasi Tujuan

NODE : 8 TITLE :Penentuan Titik Lokasi Tujuan Kegiatan


Gambar 2.10 IDEF0 penentuan titik lokasi tujuan kejadian
Sumber : Sukoco, 2010

Penjelasan dari IDEF0 proses penentuan titik lokasi tujuan kejadian pada
gambar 2.10 yaitu :
a. Input : lokasi tujuan yaitu lokasi UGD.
b. Output : peta lokasi tujuan kejadian.
commit to user
II-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9. Proses penentuan rute berdasarkan waktu tempuh


Tahapan pencarian rute berdasarkan waktu tempuh menggunakan bantuan
network analyst yang ada di ArcGIS 9.3.

Peta Lokasi Asal Kejadian :


Peta Tujuan : Peta Lokasi UGD
Lokasi Kecelakaan

Peta
Jaringan Jalan
Penentuan Rute
Geodatabase :
Waktu Tempuh Rute Optimal
8

ArcGIS

NODE : 8 TITLE : Penentuan Rute Optimal

Gambar 2.11 IDEF0 penentuan rute berdasarkan waktu tempuh


Sumber : Sukoco, 2010

Penjelasan dari IDEF0 proses penentuan rute berdasarkan waktu pada


gambar 2.11 yaitu :
a. Input : geodatabase waktu tempuh, peta lokasi asal kejadian dan peta jaringan
jalan.
b. Mekanisme kerja : network analyst dari perangkat lunak ArcGIS 9.3.
c. Kontrol : peta tujuan.
d. Output : rute berdasarkan waktu tempuh.

2.3 SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Geografi

Sistem informasi geografi adalah sistem yang dapat mendukung (proses)


pengambilan keputusan (terkait aspek) spasial dan mampu mengintegrasikan
deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang
ditemukan di lokasi tersebut. Menurut Gistut dalam Prahasta (2009), sistem
informasi geografi yang lengkap akan mencakup metodologi dan teknologi yang
diperlukan yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak dan struktur
organisasi. ArcGIS merupakan salah satu aplikasi sistem informasi geografi yang
dikembangkan oleh ESRI.
commit to user
II-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Salah satu alasan mengapa konsep-konsep sistem informasi geografi (SIG)


beserta sistem aplikasinya menjadi menarik untuk digunakan di berbagai disiplin
ilmu karena SIG dapat menurunkan informasi secara otomatis tanpa keharusan
untuk selalu melakukan interpretasi secara manual sehingga SIG dengan mudah
dapat menghasilkan data spasial tematik yang merupakan (hasil) turunan dari data
spasial yang lain (primer) dengan hanya memanipulasi atribut-atributnya dengan
melibatkan beberapa operator logika dan matematis (Prahasta, 2009).
Sistem informasi geografi dapat diuraikan menjadi beberapa sub-sistem
sebagai berikut :
1. Data Input
Sub sistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan dan
menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber.
2. Data Output
Sub sistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan keluaran
(termasuk mengekspornya ke format yang dikehendaki) seluruh atau sebagian
basis data (spasial) baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti halnya
tabel, grafik, laporan, peta dan sebagainya.
3. Data Manajeman
Sub sistem ini mengorganisasi baik data spasial maupun tabel-tabel atribut
terkait ke dalam sebuah sistem basis data sehingga mudah dipanggil kembali.
4. Data Manipulasi dan Analisis
Sub Sistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh
SIG. Selain itu, sub sistem ini juga melakukan manipulasi (evaluasi dan
penggunaan fungsi-fungsi dan operator matematis dan logika) dan pemodelan
data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
Selain 4 hal di atas, dalam dokumen ArcGIS 9.3 disebutkan bahwa ada 3 hal
yang mendukung sistem informasi geografi yaitu: geodatabase, geoprocessing
dan geovisualization.
Berikut ini adalah penjelasan dari ketiga hal pendukung sistem informasi
geografi di atas :
1. Geodatabase

commit to user
II-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Geodatabase adalah sistem manajeman basis data yang berisi kumpulan


data spasial yang mempresentasikan informasi geografi, dari model data SIG yang
umum seperti raster, topologi, jaringan dan lainnya, Sub sistem ini dijalankan
dalam ArcCatalog. Bentuk dari ArcCatalog ditampilkan dalam gambar 2.12.

Gambar 2.12 Tampilan arccatalog


Sumber : GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007
Terdapat dua jenis model data spasial yang mampu merepresentasikan
permukaan bumi dalam SIG yaitu raster dan vector. Raster adalah model data
yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid. Model
raster mampu merepresentasikan permukaan bumi hampir menyerupai kondisi
nyata dibandingkan model data vector. Contoh model raster ditampilkan dalam
gambar 2.13.

Gambar 2.13 Model data raster


Sumber : GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007
Vector adalah model data berbasis koordinat yang menampilkan,
menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis dan

commit to user
II-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bidang. Model data vector menghasilkan ukuran data file yang lebih kecil
daripada model data raster. Bentuk dari model vector ditampilkan dalam gambar
2.14.

Gambar 2.14 Model data vector


Sumber : GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007
2. Geoprocessing
Geoprocessing adalah proses pengubahan informasi yang dapat
menghasilkan informasi geografis baru dari kumpulan data yang sudah ada. Sub-
sistem ini dijalankan dengan ArcMap yang dilengkapi dengan Arctoolbox.
ArcMap adalah bagian dari aplikasi ArcGIS untuk menampilkan data spasial dan
melakukan operasi operasi reporting query, edit, komposisi dan mempublikasikan
peta (GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007).

Gambar 2.15 Tampilan arcmap


Sumber : GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007
Arctoolbox adalah sekumpulan alat bantu yang disediakan untuk melakukan
operasi-operasi tertentu.

commit to user
II-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 2.16 Tampilan arctoolbox


Sumber : GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007
3. Geovisualization
Geovisualization adalah kemampuan dari sistem informasi geografi untuk
memperlihatkan data-data spasial beserta hubungan antar data spasial tersebut
yang merupakan representasi dari permukaan bumi dalam berbagai bentuk digital
seperti peta interaktif, tabel dan grafik, peta dinamis maupun skema jaringan.
Menggunakan Arcmap sebagai media untuk mengeksekusi.

2.3.2 Peta
Peta merupakan pengecilan dari permukaan bumi atau benda angkasa yang
digambarkan pada bidang datar, dengan menggunakan ukuran, simbol dan sistem
generalisasi (penyederhanaan). Menurut Hidayat (2005), jenis-jenis peta adalah
sebagai berikut :
Berdasarkan teknik penggambarannya, peta dibagi menjadi 2 yaitu peta
sketsa dan peta berskala.
1. Peta Sketsa,
Peta yang dibuat secara bebas tanpa berdasarkan alat ukur dan tidak
menggunakan skala, tetapi dibuat berdasarkan kondisi sebenarnya dari suatu
wilayah.
2. Peta Berskala,
Peta yang dibuat berdasarkan skala, sehingga harus menggunakan alat-alat
ukur seperti kompas dan GPS. Peta tersebut merupakan gambaran asli dari apa
yang ada di permukaan bumi dengan perbandingan tertentu, sehingga jarak dua
commit to user
II-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

titik di dalam peta adalah sama dengan jarak sebenarnya dalam perbandingan
tertentu.
Penggolongan peta menurut isi (content) yaitu peta umum, tematik dan
navigasi. Penjabaran dari ketiga peta tersebut yaitu :
1. Peta umum atau peta Rupa Bumi atau dahulu disebut peta Topografi
Peta yang menggambarkan bentang alam secara umum dipermukaan bumi,
dengan menggunakan skala tertentu. Peta-peta yang bersifat umum masuk dalam
kelompok ini seperti peta dunia, atlas, dan peta geografi yang berisi informasi
umum.
2. Peta Tematik
Peta yang memuat tema-tema khusus untuk kepentingan tertentu, yang
bermanfaat dalam penelitian, ilmu pengetahuan, perencanaan, pariwisata, dan
sebagainya. Komponen peta tematik merupakan informasi tepi peta, meliputi
judul peta, skala peta, orientasi peta, garis tepi peta, letak koordinat, sumber peta,
inset peta dan legenda peta. Biasanya komponen peta tematik ini diatur
sedemikian rupa dengan memperhatikan aspek selaras, serasi, seimbang atau
disingkat 3S.
3. Peta Navigasi (Chart)
Peta yang dibuat secara khusus atau bertujuan praktis untuk membantu para
navigasi laut, penerbangan maupun perjalanan. Unsur yang digambarkan dalam,
chart meliputi rute perjalanan dan faktor-faktor yang sangat penting sebagai
panduan perjalanan seperti lokasi kota-kota, ketinggian daerah atau bukit-bukit,
maupun kedalaman laut.
Penggolongan peta berdasarkan skala (scale) yaitu :
1. Peta skala sangat besar : > 1 : 10.000
2. Peta skala besar : < 1 : 100.000 1 : 10.000
3. Peta skala sedang : 1 : 100.000 1 : 1.000.000
4. Peta skala kecil : > 1 : 1.000.000
Penggolongan peta berdasarkan kegunaan (purpose) meliputi peta
pendidikan, peta ilmu pengetahuan, informasi umum, turis, navigasi, aplikasi
teknik dan perencanaan.

commit to user
II-18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Proses pembuatan peta disebut pemetaan. Proses pemetaan yaitu tahapan


yang harus dilakukan dalam pembuatan peta. Pada tahap proses pemetaan yang
dilakukan yaitu :
1. Tahap pengumpulan data
Keberadaan data sangat penting artinya, dengan data seseorang dapat
melakukan analisis evaluasi tentang suatu data wilayah tertentu. Data yang
dipetakan dapat berupa data primer atau data sekunder. Data yang dapat dipetakan
adalah data yang bersifat spasial, artinya data tersebut terdistribusi atau tersebar
secara keruangan pada suatu wilayah tertentu. Pada tahap ini data yang telah
dikumpulkan kemudian dikelompokkan dahulu menurut jenisnya seperti
kelompok data kualitatif atau data kuantitatif. Pengenalan sifat data sangat penting
untuk simbolisasi atau penentuan dan pemilihan bentuk simbol, sehingga simbol
tersebut akan mudah dibaca dan dimengerti. Setelah data dikelompokkan dalam
tabel-tabel, sebelum diolah ditentukan dulu jenis simbol yang akan digunakan.
Untuk data kuantitatif dapat menggunakan simbol batang, lingkaran, arsir
bertingkat dan sebagainya, lakukan perhitungan perhitungan untuk memperoleh
bentuk simbol yang sesuai.
2. Tahap penyajian data
Langkah pemetaan kedua berupa panyajian data/tahap pemetaan/pembuatan
peta. Tahap ini merupakan upaya melukiskan atau menggambarkan data dalam
bentuk simbol, supaya data tersebut menarik, mudah dibaca dan dimengerti oleh
pengguna (users). Penyajian data pada sebuah peta harus dirancang secara baik
dan benar supaya tujuan pemetaan dapat tercapai.
3. Tahap penggunaan peta
Tahap penggunaan peta merupakan tahap penting karena menentukan
keberhasilan pembuatan suatu peta. Peta yang dirancang dengan baik akan dapat
digunakan/dibaca dengan mudah. Peta merupakan alat untuk melakukan
komunikasi, sehingga pada peta harus terjalin interaksi antar pembuat peta (map
maker) dengan pengguna peta (map users). Pembuat peta harus dapat merancang
peta sedemikian rupa sehingga peta mudah dibaca, diinterpretasi dan dianalisis
oleh pengguna peta. Pengguna harus dapat membaca peta dan memperoleh
gambaran informasi sebenarnya di lapangan (real world).
commit to user
II-19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.3.3 Proyeksi dan Sistem Koordinat


Pembuatan data-data spasial yang akan digunakan dalam sistem infomasi
geografi harus memperhatikan proyeksi agar mampu mempertahankan
karakteristik data tersebut sesuai keadaan nyata. Proyeksi Universal Transverse
Mercator (UTM) dibuat oleh US Army sekitar tahun 1940-an. Sejak saat itu
proyeksi ini menjadi standar untuk pemetaan topografi (GIS Konsorsium Aceh
Nias, 2007).
GIS Konsorsium Aceh Nias (2007) menjelaskan bahwa UTM memiliki
beberapa sifat yaitu :
1. Proyeksi ini adalah proyeksi Transverse Mercator yang memotong bola bumi
pada dua buah.
2. Meridian, yang disebut dengan meridian standar. Meridian pada pusat zone
disebut sebagai meridian tengah.
3. Daerah diantara dua meridian ini disebut zone. Lebar zone adalah 6 sehingga
bola bumi dibagi menjadi 60 zone.
4. Perbesaran pada meridian tengah adalah 0,9996.
5. Perbesaran pada meridian standar adalah 1.
6. Perbesaran pada meridian tepi adalah 1,001.
7. Satuan ukuran yang digunakan adalah meter.
Untuk menghindari koordinat negatif dalam proyeksi UTM setiap meridian
tengah dalam tiap zone diberi harga 500.000 mT (meter timur). Pembagian sistem
koordinat UTM ditampilkan dalam gambar 2.17.

Gambar 2.17 Pembagian sistem koordinat UTM


Sumber : GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007
commit to user
II-20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Untuk harga-harga ke arah utara, ekuator dipakai sebagai garis datum dan
diberi harga 0 mU (meter utara). Untuk perhitungan ke arah selatan ekuator diberi
harga 10.000.000 mU. Wilayah Indonesia (90° 144° BT dan 11° LS 6° LU)
terbagi dalam 9 zone UTM, dengan demikian wilayah Indonesia dimulai dari zona
46 sampai zona 54 (meridian sentral 93° 141° BT).

2.3.4 Analisa Jaringan (Network Analyst)


Seperti dijelaskan di atas, bahwa salah satu kegunaan sistem informasi
geografi yaitu mampu menyajikan informasi data-data jaringan dan mengolahnya
menjadi sebuah informasi lebih lanjut yang mampu menjadi pertimbangan untuk
mengambil sebuah keputusan. Pada dunia transportasi, informasi jaringan jalan
mempunyai banyak manfaat. Untuk mampu menyajikan informasi yang bersifat
jaringan, dibutuhkan sebuah geoprocessing berupa network analyst. Network
analyst adalah salah satu toolbox yang telah disediakan di dalam ArcMAP untuk
menganalisis jaringan transportasi. Dengan analisis dari toolbox ini mampu
membantu pengguna untuk menemukan rute terpendek diantara dua tempat,
menempatkan sebuah sumber tepat di tengah atau menemukan rute paling efisien
yang menghubungkan antara beberapa tempat.

2.4 WEB SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Menurut Charter (2008) sistem informasi geografis merupakan sistem yang


dirancang untuk bekerja dengan data tereferensi secara spasial atau koordinat-
koordinat geografi. SIG memiliki kemampuan untuk melakukan pengolahan data
dan melakukan operasi-operasi tertentu dengan menampilkan dan menganalisa
data.
Aplikasi SIG saat ini tumbuh tidak hanya secara jumlah aplikasi namun juga
bertambah dari jenis keragaman aplikasinya. Pengembangan aplikasi SIG ke
depannya mengarah kepada aplikasi berbasis website yang dikenal dengan Web
GIS. Hal ini disebabkan karena pengembangan aplikasi di lingkungan jaringan
telah menunjukkan potensi yang besar dalam kaitannya dengan geo informasi.
Sebagai contoh adalah adanya peta online sebuah kota dimana pengguna dapat
dengan mudah mencari lokasi yang diinginkan secara online melalui jaringan
intranet/internet tanpa mengenal batas geografi penggunanya. Secara umum SIG
commit to user
II-21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dikembangkan berdasarkan pada prinsip input/masukan data, manajemen, analisis,


dan representasi data. Pada lingkungan website prinsip-prinsip tersebut
digambarkan dan diimplementasikan seperti pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Prinsip-prinsip Pengembangan SIG
GIS Prinsip Pengembangan Web
Data Input Client
Manajemen Data DBMS dengan komponen spasial
Analisis Data GIS Library di Server
Representasi Data Client/Server
Sumber : Denny Charter, 2008
Untuk dapat melakukan komunikasi dengan komponen yang berbeda-beda
di lingkungan website maka dibutuhkan sebuah web server. Karena standar dari
geo data berbeda-beda dan sangat spesifik maka pengembangan arsitektur sistem
Client Server

Gambar 2.18 Arsitektur Web GIS


Sumber : Charter, 2008
Gambar di atas menunjukkan arsitektur minimum sebuah sistem Web GIS.
Aplikasi berada di sisi client yang berkomunikasi dengan server sebagai penyedia
data melalui web protocol seperti HTTP (Hyper Text Transfer Protocol). Aplikasi
seperti ini bisa dikembangkan dengan web browser (Mozzila Firefox, Opera,
Internet Explorer, dll). Untuk menampilkan dan berinteraksi dengan data GIS,
sebuah browser membutuhkan Plugin atau Java Applet atau bahkan keduanya.
Web server bertanggung jawab terhadap respon tersebut. Dalam arsitektur web,
sebuah web juga mengatur komunikasi dengan server side GIS komponen. Server
side GIS komponen bertanggung jawab terhadap koneksi kepada database spasial
seperti menerjemahkan query ke dalam SQL dan membuat representasi yang
diteruskan ke server. Dalam kenyataannya server side GIS komponen berupa
software libraries yang menawarkan layanan khusus untuk analisis spasial pada
data. Selain komponen hal lain yang juga sangat penting adalah aspek fungsional
commit to user
II-22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang terletak di sisi client atau di server. Gambar berikut dua pendekatan yang
menunjukkan kemungkinan distribusi fungsional pada sistem client/server
berdasarkan konsep pipelibe visualization.

Gambar 2.19 Perbandingan Thin dan Thick Sistem pada Client Server
Sumber : Charter, 2008
Pendekatan 1 : Thin Client : Memfokuskan diri pada sisi server. Hampir
semua proses dan analisa data dilakukan berdasarkan request di sisi server. Data
hasil pemrosesan dikirimkan ke client dalam format HTML, yang di dalamnya
terdapat file gambar sehingga dapat dilihat dengan browser. Pada pendekatan ini
interaksi pengguna terbatas dan tidak fleksibel.
Pendekatan 2 : Thick/Fat Client : Pemrosesan data dilakukan di sisi client,
data dikirim dari server ke client dalam bentuk data vektor yang disederhanakan.
Pemrosesan dan penggambaran kembali dilakukan di sisi client. Cara ini
menjadikan user dapat berinteraksi lebih interaktif dan fleksibel.
Sementara internet merupakan kumpulan jaringan komputer yang tersebar
secara geografis dan terhubung dalam satu alat komunikasi dan protokol yang
sama sehingga memungkinkan untuk saling berhubungan. Web atau lebih dikenal
dengan world wide web (www) merupakan aplikasi jaringan yang mendukung
terlaksananya HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) dalam suatu jaringan
internet. Sehingga dapat disimpulkan bahwa internet tidak sama dengan web.
Internet merujuk ke pada infrastruktur jaringan, sedangkan web merujuk kepada
salah satu aplikasi yang berjalan dalam jaringan internet. Oleh karena itu menurut
Peng dan Ming dalam Murdiyanto (2010), Internet GIS tidak sama dengan Web
GIS. Internet GIS merujuk kepada penggunaan internet untuk melakukan
pertukaran data, melakukan analisis spasial, dan menyajikan hasil analisis.
Sedangkan Web GIS menggunakan aplikasi web dalam melakukan operasi GIS.
commit to user
II-23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.5 KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI


Lucas dalam Riyanto dan Putra (2009) mendefinisikan sistem adalah suatu
pengorganisasian yang saling berinteraksi, saling tergantung dan terintegerasi
dalam kesatuan variabel atau komponen.
Suatu sistem pada kenyataannya dapat terdiri dari beberapa subsistem atau
sistem-sistem bagian. Komponen-komponen atau subsistem-subsistem dalam
suatu sistem tidak dapat berdiri lepas sendiri-sendiri. Komponen-komponen atau
subsistem-subsistem harus saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk
satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai.
Untuk menganalisis dan merencanakan suatu sistem, analis dan perancang
sistem harus mengerti terlebih dahulu mengenai komponen-komponen atau
elemen-elemen atau subsistem-subsistem dari sistem tersebut.
Sebuah sistem informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras dan
perangkat lunak komputer serta perangkat manusia yang akan mengolah data
menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut.
Kumpulan data yang digunakan dalam sistem informasi ini akan diolah,
kemudian disajikan dalam bentuk formulir-formulir, grafik, tabel, dan bentuk
lainnya. Sehingga kumpulan data yang sebelumnya tidak mempunyai arti akan
menjadi sebuah informasi yang berguna bagi pengguna setelah diolah dalam
sistem informasi. Sistem informasi dapat dibagi menjadi enam komponen.
Komponen komponen tersebut diuraikan sebagai berikut.
1. Masukan (input)
Input adalah semua data yang dimasukkan ke dalam sebuah sistem
informasi. Input dapat berupa sebuah data, atau sekumpulan data dan dokumen-
dokumen yang kemudian membentuk formulir-formulir tertentu. Sekumpulan data
mengalami proses pencatatan, pengkodean, pengeditan, dan lainnya.
2. Proses
Proses adalah suatu tindakan yang mengolah data masukan menjadi data
keluaran. Proses ini memilki algoritma tertentu sehingga dapat mengolah data
menjadi informnasi yang berguna bagi pengguna.
3. Keluaran (output)

commit to user
II-24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Output adalah semua keluaran yang berasal dari input yang telah diolah
dalam proses. Komponen ini adalah komponen yang akan diperoleh pengguna.
Output berisi informasi yang berguna bagi pengguna sehingga pengguna dapat
mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan informasi yang didapat.
4. Teknologi
Teknologi adalah sebuah perangkat yang berfungsi untuk mengolah sistem
informasi menjadi lebih handal. Teknologi bisa berupa perangkat keras
(hardware), perangkat lunak (software) dan juga manusia. Perangkat keras berupa
perangkat CPU, monitor, mouse, keyboard dan lain-lain. Perangkat lunak berupa
aplikasi yang digunakan. Sedangkan manusia berfungsi sebagai programmer,
analis sistem, atau bekerja sebagai maintenance sistem.
5. Basis Data (Database)
Basis data adalah suatu aplikasi terpisah yang menyimpan suatu koleksi
data. Basis data ini disimpan dalam perangkat keras dan diolah oleh perangakat
lunak. Basis data ini terdiri dari kumpulan file-file yang dikelompokkan
berdasarkan kategori tertentu.
6. Kendali (control)
Kendali adalah sebuah tindakan yang digunakan untuk menjaga sistem
informasi agar tetap berjalan dengan baik. Kendali berperan sangat penting untuk
sebuah sistem informasi. Karena jika sistem informasi ini tidak lagi berfungsi
dengan baik, output yang diperoleh pun tidak lagi akurat dan relevan.

2.6 PROTOTIPE

Sering, seorang pengguna mendefinisikan sekelompok tujuan umum untuk


sebuah sistem tetapi tidak mengidenfikasi detail input, proses, atau output yang
diperlukan. Pada kasus lain, pengembang mungkin tidak mengetahui secara pasti
dari efisiensi sebuah algoritma, kemampuan adaptasi dari sebuah sistem operasi,
atau form interaksi antara manusia dan mesin yang seharusnya digunakan. Oleh
karena itu pada situasi seperti ini langkah pembuatan prototipe merupakan salah
satu langkah pemecahan terbaik (Pressman, 2001).
Prototipe merupakan simulasi atau animasi dari bakal sistem. Prototipe
merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan
pendekatan untuk membuat suatu program dengan cepat dan bertahap sehingga
commit to user
II-25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

segera dapat dievaluasi oleh pemakai. Prototipe ini memang benar-benar cocok
untuk user yang awam teknologi informasi.
Pembuatan prototipe dimulai dengan bertemunya kebutuhan. Pengembang
dan pengguna bertemu dan mendefinisikan semua tujuan untuk sistem,
identifikasi apa saja yang dibutuhkan, dan garis-garis besar dari definisi sistem
tersebut. Maka proses desain secara cepat terjadi. Desain cepat ini fokus pada
representasi aspek-aspek dari sistem yang akan terlihat oleh pengguna (contoh :
format input dan output). Desain cepat ini membawa ke arah konstruksi dari
sebuah prototipe. Prototipe dievaluasi oleh pengguna dan terbiasa memberikan
masukan apa yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem. Iterasi yang terjadi
pada prototipe bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dari pengguna, selama itu
juga membuat pengembang lebih memahami apa yang dibutuhkan yang harus
dikerjakan.

Gambar 2.20 Siklus prototipe


Sumber : Pressman, 2001
Idealnya, prototipe merupakan sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi
kebutuhan sistem. Jika sebuah prototipe yang berfungsi secara penuh dibuat,
pengembang bertujuan untuk menggunakan program tersebut sebagai bagian dari
program keseluruhan agar dapat dibangkitkan secara cepat.
Prototipe dapat dianggap sebagai sistem awal. Tetapi mungkin ini
pandangan yang ideal. Memang benar jika pengguna dan pengembang senang
menggunakan langkah pembuatan prototipe. Pengguna dapat merasakan sistem
secara langsung dan pengembang dapat membangun sistem secara cepat.

commit to user
II-26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Prototipe ada dua jenis yaitu prototipe jenis I dan prototipe jenis II.
Prototipe jenis I merupakan gambaran sesungguhnya dari sistem yang akan
menjadi sistem operasional. Sedangkan prototipe jenis II merupakan suatu model
yang dapat berfungsi sebagai cetak biru bagi sistem operasional.

2.7 DESAIN SISTEM

Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan


pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam
kesatuan yang utuh dan berfungsi. Tahap desain sistem mempunyai dua tujuan
utama, yaitu memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem dan memberikan
gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram
komputer dan ahli teknik lainnya yang terlibat.

2.7.1 Mapserver

Menurut Prahasta (2006), Mapserver merupakan aplikasi freeware dan open


source yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi berbasis
internet yang melibatkan data spasial (peta). Aplikasi pertama kali dikembangkan
di Universitas Minessota, Amerika Serikat untuk proyek ForNet (sebuah proyek
untuk manajemen sumber daya alam) yang didukung oleh NASA dilanjutkan
dengan dikembangkan proyek TerraSIP untuk manajemen data lahan.
Pengembangan Mapserver menggunakan berbagai aplikasi open source atau
freeware seperti Shapelib yang digunakan untuk baca tulis format data Shapefile,
FreeType untuk me-render karakter, GDAL/OGR untuk baca atau tulis format
data vektor maupun raster, dan Proj 4 untuk mengganti beragam proyeksi peta.
Menurut Nuryadin dalam Murdiyanto (2010), pada bentuk paling dasar
Mapserver merupakan sebuah program CGI (Common Gateway Interface).
Program tersebut akan dieksekusi di web server, dan berdasarkan parameter
tertentu terutama konfigurasi dalam bentuk file *.MAP yang disebut mapfile akan
menghasilkan data yang kemudian akan dikirim ke web browser.
Fitur-fitur dari Mapserver diantaranya adalah:
a. Menampilkan data spasial dalam format vektor seperti Shapefile (ESRI),
ArcSDE (ESRI), PostGIS dan berbagai format vektor lain dengan
menggunakan library OGR.
commit to user
II-27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Menampilkan data spasial dalam bentuk format raster seperti TIFF/GeoTIFF,


APPL7, dan berbagai format data raster lain dengan menggunakan library
GDAL.
c. Menggunakan quadtree dalam indexing data spasial, sehingga operasi-operasi
spasial dapat dilakukan dengan cepat.
d. Dapat dikembangkan dengan tampilan keluaran yang dapat diatur dengan
menggunakan file template.
e. Dapat melakukan seleksi obyek berdasarkan nilai, titik, area, atau berdasarkan
sebuah obyek spasial tertentu.
f. Mendukung rendering karakter berupa font TrueType.
g. Mendukung penggunaan data raster maupun vektor yang dibagi-bagi menjadi
sub bagian yang lebih kecil sehingga proses untuk mengambil dan
menampilkan gambar dapat dipercepat.
h. Dapat menggambarkan peta tematik yang dibangun menggunakan ekspresi
logik atau ekspresi regular.
i. Dapat menampilkan label dari obyek spasial, dengan label dapat diatur
sedemikian rupa sehingga tidak saling tumpang tindih.
j. Konfigurasi dapat diatur secara on the fly melalui parameter yang ditentukan
pada URL.
k. Dapat menangani beragam sistem proyeksi secara on the fly.
Saat ini selain dapat mengakses Mapserver sebagai program CGI, dapat
diakses Mapserver sebagai modul Mapscript, melalui berbagai bahasa skrip: PHP,
Perl, Phyton atau Java. Sehingga akses fungsi-fungsi Mapserver melalui skrip
akan lebih memudahkan pengembangan aplikasi. Pengembang dapat memilih
bahasa yang paling familiar.
Mapserver menggunakan pendekatan Thin Client. Sehingga pemrosesan
dilakukan di sisi server. Informasi peta dikirim ke web browser di sisi klien dalam
bentuk file gambar (JPG, PNG, GIF, atau TIFF). Pada saat ini kelemahan
pendekatan thin client sudah dapat diatasi dengan adanya framework aplikasi
seperti Chameleon CartoWeb, Kmap.
Aplikasi yang dibangun dengan menggunakan Mapserver memiliki
arsitektur sebagai berikut:
commit to user
II-28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HTTP/CGI request Mapserver

Mapserv CGI or Mascript + PHP


or Mapscript + Perl or ...

File HTML

HTTP Mapfile
Server
Internet
(Apache,
IIS, )
HTML Template
(app, scripts)
MAP
x,y click location, layer
status on/off, etc
Map Data

Eksternal Data
Browser

Gambar 2.21 Arsitektur Mapserver


Sumber : Prahasta, 2006
Pada sistem aplikasi, browser (client) mengirimkan request ke web server
dalam bentuk request yang terkait dengan data spasial (lokasi [X,Y]) klik kursor,
status [on/off] layer yang akan dimunculkan, dan lain sebagainya. Kemudian oleh
web server request tersebut dikirim ke server dan Mapserver. Kemudian
Mapserver akan membaca mapfile, dan data peta untuk membentuk sebuah
gambar yang sesuai dengan request dari client. Setelah gambar tersebut di-render,
file gambar yang bersangkutan akan dikirim ke web server kembali dan diteruskan
ke browser client sesuai dengan format template tampilannya.

2.7.2 Mapserver for Windows (MS4W)

Mapserver for Windows (MS4W) adalah suatu perangkat lunak yang sangat
memudahkan para pengguna di dalam meng-install (atau melakukan setup)
Mapserver (UMN atau Cheetah) pada platform sistem operasi Ms. Windows.
Tujuan utama pembuatan paket ini adalah untuk memudahkan semua (tingkatan)
pengguna, secepatnya (terhindar dari segala detail yang rumit, di dalam
mempersiapkan lingkungan kerja yang diperlukan oleh Mapserver di lingkungan
Ms. Windows. Selain itu, paket ini juga merupakan suatu cara atau lingkungan
yang sangant baik untuk memaketkan dan kemudian mendistribusikan aplikasi-
aplikasi Mapserver kepada pihak manapun (Prahasta, 2006).
Dalam MS4W ada beberapa isi paket, paket dasar MS4W akan melakukan
instalasi lingkungan server web (pre-configured) bersama dengan beberapa
komponen seperti berikut.
commit to user
II-29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Server HTTP Apache


2. PHP
3. MapServer CGI
4. PHP/Mapscript
5. Program Utility (pustaka) GDAL & OGR
6. Program Utility MapServer

2.7.3 Basis Data (Database)

Sistem manajeman basis data didefinisikan sebagai suatu sistem yang


terdiri atas kumpulan file/tabel yang saling berhubungan (dalam sebuah basis data
pada sebuah sistem komputer) dan kumpulan program (sistem manajeman
database) yang memungkinkan beberapa pemakai dan atau program lain untuk
mengakses dan memanipulasi file/tabel tersebut (Fathansyah, 2002). Salah satu
server basis data terkenal yaitu PostgreSQL menggunakan bahasa pemrograman
SQL.
Menurut Adam dalam Murdiyanto (2010) PostgreSQL atau postgres adalah
server Object Relational Database Management System (ORDBMS) open source.
PostgreSQL menawarkan fitur-fitur yang dimiliki DBMS komersial diantaranya:
a. Dukungan tipe data yang banyak digunakan pada database komersial, seperti
floating point, integer, character string, money, date/time dan tipe data binary.
b. Dukungan tipe data yang semakin beragam, seperti tipe data untuk geometri
(seperti Point, Polygon, Circle, dan Line), tipe data jaringan (TCP/IP) untuk
menyimpan data pada IP4, IP6, dan Mac Address (Lnet, cidr, maddr).
c. Didukung tipe data array dan tipe data komposit serta konsep tipe data Object
Identifiers (OIDS), yang digunakan PostgreSQL sebagai primary key pada
beberapa tabel.
d. Dukungan penyimpanan binary large object (gambar, suara, video). Kinerja
PostgreSQL sebagai server database object relational semakin memudahkan
user untuk mengimplementasikan sistem aplikasi yang dibuat.
e. Dukungan fitur foreign key dan referential integrity, membuat PostgreSQL
banyak dipilih sebagai database server dalam pengembangan aplikasi.
f. PostgreSQL telah mengimplementasikan tipe join SQL99 : inner join, left,
right, full outer join, natural join, yang mempermudah proses query.
commit to user
II-30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

g. Dukungan fitur view dan trigger menyederhanakan proses query yang


kompleks pada sisi server. Fungsi trigger bisa ditulis dalam bahasa C,
Procedural Language.
h. Dukungan fungsi Full text indexing.
i. Tersedianya fungsi ODBC.
j. Fitur rule yang dapat digunakan untuk memanipulasi data pada operasi SQL
yang dilakukan, serta fungsi yang berkenaan dengan keamanan data, seperti
fungsi hash cryptographic (MD5, SHAI).
k. Dukungan standard regular expression (full POSIX) dan case-intensitive
regular expression matching.
l. Dukungan dari bahasa pemrograman pada sisi server, seperti: C, SQL,
PL/pgSQL, Tcl, Perl, Phyton, dan Ruby.
m. Temporay table yang digunakan sebagai tabel temporer, dimana akan dihapus
pada saat koneksi database berakhir.
PostGIS adalah sebuah perangkat lunak tambahan (geo-spatial extentsion)
untuk database PostgreSQL yang berfungsi untuk menyimpan obyek-obyek
sistem informasi geografis (data spasial) (Anonymous, 2011). PostGIS
dikembangkan sebagai sebuah teknologi database spasial open source di bawah
lisensi GNU general public licence. Fungsi PostGIS pada database PostgreSQL
adalah spatially enables (menambahkan tabel khusus untuk penyimpanan data-
data spasial) untuk menyimpan obyek-obyek sistem informasi geografis (data
spasial) dalam database PostgreSQL selain menambahkan tabel data spasial.
PostGIS juga menambahkan tabel geometry (geom_table) untuk menyimpan
informasi dan atribut geometri data spasial, sehingga dengan adanya informasi
geometri peta tersebut bisa dilakukan analisis dan pemrosesan data SIG
menggunakan query SQL.
Dalam PostGIS juga sudah terintegrasi dua konverter yaitu shp2pgsql dan
pgsql2shp. Fungsi shp2pgsql adalah untuk mengkonversi data shapefile (format
yang dikembangkan ESRI untuk menyimpan informasi-informasi atribut dan
geometri data spasial) ke format database (format .sql) sehingga memungkinkan
database postgres untuk membuat kolom geometri yang digunakan oleh

commit to user
II-31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PHP/Mapscript untuk menampilkan fitur geometri, sedangkan pgsql2shp


berfungsi mengkonversi database (format .sql) ke format shapefile.

2.7.4 Pmapper Framework

Framework adalah sekumpulan library yang diorganisasikan pada sebuah


rancangan arsitektur untuk memberikan kecepatan, ketepatan, kemudahan dan
konsistensi di dalam pengembangan aplikasi atau pemecahan suatu masalah (Aini,
2009).
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan framework adalah:
1. Penggunaan komponen-komponen reusable, waktu pengembangan lebih
singkat, penerapan design, patterns memudahkan dalam rancangan,
pengembangan dan pemeliharaan sistem.
2. Stability dan reliability, aplikasi yang dibangun lebih stabil dan handal karena
berbasis pada framework yang sudah teruji stabilitas dan kehandalannya.
3. Coding style konsisten, memudahkan dalam membaca kode dan dalam
menemukan bugs.
4. Security concern, framework mengantisipasi dan memasang perisai terhadap
adanya berbagai masalah keamanan yang mungkin timbul.
5. Dokumentasi, framework dapat mendisiplinkan pengembang aplikasi untuk
menulis dokumentasi untuk apa yang dituliskan.
Pmapper framework menyediakan fungsi besar serta multiple konfigurasi
untuk mengatur fasilitas pada aplikasi Mapserver yang didasarkan pada
PHP/Mapscript (Anonymous, 2011). Pmapper dibangun dengan bahasa PHP dan
Javascript. Fungsi yang termasuk di dalamnya antara lain:
1. DHTML (DOM) zoom/pan, didukung browser: Mozzila/Firefox 1.+/Netscape
6.1+, IE 5/6, Opera 6.+, Konqueror 3.+.
2. Pan/zoom dengan mouse, keyboard, slider, dan reference map.
3. Fungsi query (identity, select, search).
4. Hasil query ditampilkan dengan menggabungkan basis data dan hyperlink.
5. Fungsi print dalam format HTML dan PDF.
6. Konfigurasi pada beberapa fungsi, tingkah laku dan tampilan menggunakan
INI file.
7. HTML legends.
commit to user
II-32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8. Berbagai macam model untuk tampilan legenda dan tabel.


9. Penggunaan banyak bahasa interface (yaitu: Bahasa Inggris, Bahasa Jerman,
Bahasa Italia, Bahasa Perancis, Bahasa Swedia, dan lain-lain).
Aplikasi Pmapper ini telah diuji pada Mapserver versi 5.4 sampai 6.0
dengan sistem operasi Windows, Linux, dan MAC OS X. Aplikasi ini mendukung
format data raster dan vektor. Format data vektor adalah shapefile dan data raster
adalah JPEG, TIFF, dan ECW.

2.7.5 Desain Antarmuka (Interface)


Tujuan dari antarmuka pengguna adalah untuk memungkinkan pengguna
menjalankan setiap tugas dalam kebutuhan pengguna (user requirement). Jadi
dalam membangun sebuah antarmuka pengguna harus berdasar pada kebutuhan
pengguna.
Dalam mengembangkan antarmuka pengguna perlu diingat beberapa prinsip
antarmuka pengguna yang lain, yaitu :
1. Antarmuka yang baik tidak mengharuskan pengguna untuk mengingat tampilan
antarmuka pengguna.
2. Antarmuka pengguna menampilkan apa yang dimengerti oleh pengguna atau
visualisasi keadaan dari sistem yang sekarang.
Ada beberapa hal yang harus dihindari dalam merancang interface
(antarmuka), yaitu :
1. Menampilkan terlalu banyak informasi dan terlalu banyak pilihan.
2. Menampilkan terlalu sedikit informasi, terlalu sedikit pilihan dan tanpa
konteks.
3. Eksploitasi struktur menu standar yang sudah familiar dengan perangkat lunak
yang sering digunakan pengguna.
Adapun tahapan dalam merancang interface adalah sebagai berikut :
1. Desain perangkat lunak/ menu
Desain perangkat lunak/ menu meliputi desain menu yang akan ditampilkan
dalam aplikasi yang dirancang. Desain menu mengakomodasi kebutuhan dari
administrator dan user. Desain menu harus dibuat mudah untuk dipahami.
Biasanya menu dibagi menjadi beberapa kategori dan di setiap kategori menu
terdapat submenu yang berhubungan dengan menu sebelumnya.
commit to user
II-33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Desain antarmuka
Desain antarmuka merupakan desain tampilan dari masing masing menu
yang dirancang. Desain antarmuka ini meliputi :
a. Desain form masukan
Desain form masukan merupakan desain form yang berfungsi sebagai
masukan data ke sistem atau ke basis data. Desain form masukan disesuaikan
dengan kebutuhan data yang disimpan dalam basis data.
b. Desain aplikasi server
Desain aplikasi server merupakan desain yang dijadikan tampilan bagi
administrator. Desain aplikasi server berdasarkan kebutuhan administrator.
c. Desain aplikasi klien
Desain aplikasi klien merupakan desain yang dijadikan tampilan bagi user.
Desain aplikasi klien berdasarkan kebutuhan user.
d. Desain form keluaran
Desain form keluaran meliputi desain laporan dan desain tampilan dokumen
yang tersimpan. Dalam mendesain form keluaran didasarkan pada keinginan
bagaimana data ditampilkan.

2.8 PEMROGRAMAN BERBASIS WEB


Aplikasi web dibagi menjadi dua yaitu aplikasi web statis dan aplikasi web
dinamis. Aplikasi web statis dibentuk dengan menggunakan HTML saja.
Kekurangan aplikasi web statis adalah terletak pada kurang dinamisnya web yang
dibuat. Sehingga ketika ingin melakukan perubahan, harus diubah seluruh
sistemnya. Sedangkan aplikasi web dinamis jika ingin melakukan perubahan
cukup mengubah di bagian tertentu saja. Dalam membuat web dibutuhkan
beberapa informasi mengenai Hyper Text Markup Language (HMTL), Cascade
Style Sheet (CSS), Pre Hipertext Procesor (PHP).
HTML adalah kependekan dari Hyper Text Markup Language, yang artinya
tata cara penulisan yang digunakan dalam dokumen web. Dokumen HTML ini
merupakan dokumen teks murni yang dapat dibuat dengan editor teks biasa sepeti
notepad atau notepad++. Dokumen HTML ini dapat dibuka dengan browser
seperti Mozilla, Opera, Internet Explore dan lain-lain. HTML mampu
menampilkan gambar, video, suara dan sebagainya. Dalam dokumen HTML
commit to user
II-34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dikenal istilah tag, yaitu sebuah elemen dalam HTML yang diapit oleh tanda
kurang dari (<) dan lebih dari (>).
CSS digunakan oleh web designer untuk mengatur style elemen yang ada
dalam halaman web, mulai dari memformat teks, sampai pada memformat layout.
Tujuan dari penggunaan CSS ini adalah supaya diperoleh sustu kekonsistensiam
style pada elemen tertentu.
PHP (PHP Hypertext Prepocessor) adalah bahasa pemrogaman yang yang
dieksekusi di dalam dokumen HTML. Sintaks PHP akan dijalankan pada server
sedangkan yang dikirim ke browser hanya hasilnya saja. Inilah yang merupakan
kelebihan sintaks PHP, yaitu tingkat sekuritas yang tinggi. Bahasa PHP ini ditulis
menyatu dalam dengan tag-tag HTML. Penulisan bahasa PHP ini dimulai dengan
tanda <? atau <?php dan diakhiri dengan tanda ?>

2.9 PENELITIAN SEBELUMNYA

2.9.1 Penentuan Rute Optimal Menuju Lokasi Pelayanan Gawat Darurat


Berdasarkan Waktu Tempuh Tercepat

Sukoco (2010) mengembangkan sebuah metode dan sistem penentuan rute


optimal menuju lokasi pelayanan gawat darurat berdasarkan waktu tempuh
tercepat berbasis web dengan memanfaatkan sistem informasi geografis.
Metode penentuan rute optimal tersebut disusun dalam 9 tahapan yang
dilakukan secara sekuensial. Tahapan tersebut secara berurutan yaitu
penghitungan kapasitas tiap ruas jalan, penentuan tingkat pelayanan jalan,
penghitungan waktu tempuh tiap ruas jalan, pembagian rentang waktu harian,
pembuatan aturan pengklasifikasian kondisi normal/padat pada tiap rentang
waktu, penentuan penggunaan jenis waktu tempuh pada tiap ruas jalan, penentuan
titik lokasi asal kejadian, penentuan titik lokasi tujuan kejadian dan penentuan rute
optimal menggunakan sistem informasi geografi.
Hasil proses pencarian rute optimal disimpan dalam basis data yang dapat
digunakan sebagai pendukung proses mitigasi gawat darurat. Bentuk mitigasi
dalam penelitian ini diwujudkan dengan perancangan media informasi rute
optimal menuju unit gawat darurat berbasis website yang dapat diakses melalui
telepon seluler oleh masyarakat. Selain rute optimal, pada web yang dirancang
commit to user
II-35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

juga disajikan informasi lain seperti nama, alamat, dan nomor telepon unit gawat
darurat.

2.9.2 Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lokasi Rumah Sakit di


Jakarta Selatan Menggunakan Quantum GIS 0.9.1 dan Mapserver
Nugraha dan Agushinta (2010) merancang sebuah sistem informasi tentang
lokasi rumah sakit yang berada di Jakarta Selatan dengan menggunakan sistem
informasi geografis berbasis website menggunakan Quantum GIS dan Mapserver.
Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) ini menggambarkan peta
Kota Jakarta Selatan dimana di dalamnya tersebar titik-titik lokasi keberadaan
rumah sakit serta informasi yang terkait di dalamnya seperti nama, alamat,
nomor telepon, nomor fax, website, dan gambar rumah sakit. Selain itu, pada
bagian legenda ditambahkan beberapa unsur seperti letak stasiun kereta api,
sungai-sungai, jaringan jalan dan lokasi pusat perbelanjaan atau mall yang
berada di wilayah Jakarta Selatan. Aplikasi SIG ini diharapkan dapat memberi
kemudahan bagi pengguna dalam mencari lokasi rumah sakit, stasiun kereta
maupun mall yang berada di wilayah Jakarta Selatan.
Pembuatan web SIG ini menggunakan perangkat lunak Quantum GIS 0.9.1
untuk membuat digitasi peta, database menggunakan PostgreSQL 8.2.X dan
MapServer 5 dengan framework Chameleon untuk membuat sistem informasi
berbasis web. Aplikasi SIG ini dikembangkan menjadi aplikasi berbasis web
sehingga pengguna dapat terbantu dalam mencari lokasi rumah sakit yang
diinginkan secara online melalui jaringan internet atau intranet tanpa
mengenal batas geografi penggunanya. Sistem informasi geografis yang
dikembangkan oleh Nugraha dan Agushinta (2010) juga telah mengakomodasi
adanya pembaharuan data baik spasial maupun non spasial yang dapat dilakukan
oleh seorang administrator.

2.9.3 Aplikasi Sistem Informasi Geografis Pelayanan Kesehatan Kota Depok


Berbasis Web Menggunakan Quantum GIS

Dharmaputeri (2009) merancang sebuah sistem informasi geografis


pelayanan kesehatan di Kota Depok. Sistem informasi geografis yang
dikembangkan berbasis web. Aplikasi SIG berbasis web tersebut memberikan
commit to user
II-36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

informasi kepada pengguna mengenai gambaran peta lokasi fasilitas kesehatan


yang ada di Kota Depok yang meliputi puskesmas, rumah sakit, klinik umum, dan
Dinas Kesehatan Kota Depok. Selain itu aplikasi SIG tersebut juga memberikan
informasi terkait dengan fasilitas kesehatan tersebut. Aplikasi SIG tersebut
dikembangkan dengan menggunakan Quantum GIS untuk digitasi peta dan
Mapserver dengan framework Chameleon untuk membuat sistem informasi
berbasis web. Pada SIG yang dirancang oleh Dharmaputeri (2009) telah mampu
untuk melakukan pembaharuan data. Tetapi pembaharuan hanya dapat dilakukan
sebatas pada data non spasial. Pembaharuan terhadap data spasial belum dapat
dilakukan. Pembaharuan data dapat dilakukan oleh seorang administrator.

2.9.4 GIS enabled Hospital Services and Facilities Information System (G-HIS)

Babu et al (2008) merancang sebuah sistem informasi geografis pelayanan


dan fasilitas rumah sakit berbasis desktop. Pada penelitian tersebut sistem
informasi geografis yang dirancang dapat memberikan informasi peta lokasi
rumah sakit dan informasi-informasi yang terkait dengan rumah sakit yang ada di
kota Thiruvananthapuran. Informasi yang terkait dengan rumah sakit yaitu nama,
alamat, nomor telepon, website, layanan, dan dokter. Sistem informasi geografis
yang dirancang juga memungkinkan pengguna untuk mencari dan mengetahui
rumah sakit yang diinginkan berdasarkan layanan tertentu. Selain itu sistem
informasi geografis yang dirancang dapat menentukan rumah sakit mana saja
yang dapat dikunjungi oleh pengguna berdasarkan radius tertentu dari titik lokasi
pengguna berada serta dapat mengetahui rute dengan jarak terpendek yang dapat
ditempuh untuk menuju rumah sakit satu ke rumah sakit yang lain.

2.9.5 Tabel Penelitian

Berdasarkan empat penelitian, dapat diambil benang merah penelitian (state


of the art) yang dapat menunjang penelitian yang akan dilakukan. Penelitian yang
dikembangkan mengambil konsep penelitian yang dilakukan oleh Nugraha dan
Agushinta (2010) dan Dharmaputeri (2009) dimana sistem informasi geografis
yang dapat menampilkan peta lokasi dan menampilkan informasi. Konsep
mengenai pemilihan rumah sakit oleh pengguna berdasarkan layanan dan fasilitas
tertentu yang terdapat pada penelitian Babu (2008) juga diadopsi dalam penelitian
commit to user
II-37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ini. Pencarian rute menuju layanan kesehatan dengan mempertimbangkan waktu


tempuh berdasarkan langkah-langkah yang dikembangkan oleh Sukoco (2010)
juga akan digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian, penelitian yang akan
dilakukan memanfaatkan beberapa konsep dari penelitian sebelumnya.
Tabel 2.2 Hasil penelitian sebelumnya
Dharmaputeri Nugraha dan Sarath Babu M.G.
Sukoco (2010)
(2009) Agushinta (2010) et al (2008)
Aplikasi Sistem Sistem Informasi Penentuan Rute GIS enabled Hospital
Informasi Geografis Geografis (SIG) Optimal Menuju Services and
Pelayanan Kesehatan Pemetaan Lokasi Lokasi Pelayanan Facilities Information
Kota Depok Berbasis Rumah Sakit di Gawat Darurat System (G-HIS)
Judul
Web Menggunakan Jakarta Selatan Berdasarkan Waktu
Quantum GIS Menggunakan Tempuh Tercepat
Quantum GIS 0.9.1
dan Mapserver
Kota Depok Jakarta Selatan Kota Surakarta Thiruvananthapuram
Lokasi

Rumah sakit, Rumah sakit Rumah sakit yang Rumah sakit


puskesmas, klinik mempunyai fasilitas
Obyek
umum dan Dinas UGD
Kesehatan
Terdapat Terdapat Tidak terdapat Terdapat
penggambaran titik penggambaran titik penggambaran titik penggambaran titik
lokasi rumah sakit lokasi rumah sakit, lokasi rumah sakit, lokasi rumah sakit
Penggambaran
puskesmas, klinik, hanya
titik lokasi
dan Dinas penggambaran rute
Kesehatan menuju UGD
rumah sakit
Informasi yang Tersedia informasi Tersedia informasi Terdapat informasi
tersedia berkaitan berupa nama, berupa nama, berupa nama, alamat,
Ketersediaan dengan fasilitas alamat, nomor alamat dan nomor nomor telepon,
informasi kesehatan tidak telepon, nomor fax, telepon rumah sakit website, layanan, dan
dijelaskan secara website, dan dokter rumah sakit
detail dalam jurnal gambar
Kemampuan Tidak dapat mencari Tidak dapat Tidak dapat Dapat mencari rumah
pencarian rumah sakit dengan mencari rumah mencari rumah sakit dengan kriteria
fasilitas kriteria tertentu sakit dengan sakit dengan tertentu
kesehatan kriteria tertentu kriteria tertentu
Tidak dapat Tidak dapat Dapat memberikan Dapat memberikan
Kemampuan
memberikan rute memberikan rute rute dengan rute dengan jarak
penentuan rute
menuju rumah sakit menuju rumah sakit pertimbangan terpendek dari satu
menuju waktu tempuh rumah sakit ke rumah
fasilitas
menuju UGD sakit yang lain
kesehatan rumah sakit
Dapat melakukan Dapat melakukan Tidak dapat Dapat melakukan
pembaharuan data pembaharuan data melakukan pembaharuan data
Kemampuan
berupa data non berupa data non pembaharuan data baik non spasial
pembaharuan
spasial oleh spasial dan data baik spasial maupun spasial
data
administrator spasial oleh maupun non spasial
administrator
Website Website Website Desktop
Teknologi

commit to user
II-38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan secara sistematis mengenai langkah-langkah yang


dilakukan dalam perancangan sistem informasi geografis fasilitas kesehatan
berbasis website di Kota Surakarta. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
untuk mencapai hasil dari penelitian ini ditunjukkan pada gambar 3.1.
Mulai

Studi Literatur Observasi Awal

Perumusan Masalah dan


Tujuan Penelitian

Analisis Kebutuhan dan


Rancangan Sistem

Digitasi Peta Surakarta

Pengumpulan data spasial


dan non spasial fasilitas
kesehatan

Digitasi fasilitas kesehatan

Pengolahan data spasial

Perancangan Aplikasi Sistem


Informasi Geografis Fasilitas
Kesehatan

Pengujian Aplikasi

Cukup

Analisis Hasi l

Kesimpulan dan Sar an

Selesai

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi penelitian


commit to user
III-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Diagram alir metodologi penelitian pada gambar 3.2 dapat diuraikan sebagai
berikut.

3.1 TAHAP IDENTIFIKASI MASALAH

Tahap ini diawali dengan studi literatur, pengamatan aktifitas, perumusan


masalah, penentuan tujuan penelitian. Langkah-langkah yang ada pada tahap
identifikasi masalah tersebut dijelaskan pada sub bab berikut ini.

3.1.1 Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mendukung proses penyelesaian penelitian


ini. Studi pustaka dilakukan dengan mencari informasi yang berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas dalam perancangan prototipe sistem informasi
geografis fasilitas kesehatan berbasis website. Studi pustaka ini dilakukan dengan
mempelajari beberapa literatur, yaitu buku, internet, jurnal, dan penelitian yang
berkaitan. Teori yang harus dikuasai dalam studi pustaka ini yaitu mengenai
optimasi, konsep dasar sistem informasi geografis, konsep dasar sistem informasi,
konsep perancangan sistem, perancangan database, perancangan interface,
prototipe dan pembuatan sistem informasi geografis berbasis website.

3.1.2 Observasi Awal

Observasi awal dilakukan untuk mengetahui aktifitas yang biasa dilakukan


oleh masyarakat ketika melakukan pencarian fasilitas kesehatan di Kota Surakarta
baik lokasi maupun informasi lain yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan.
Observasi awal dilakukan dengan cara mengamati secara langsung keseharian
orang-orang mencari infomasi mengenai fasilitas kesehatan. Berdasarkan hasil
observasi awal diperoleh kesimpulan bahwa kebanyakan orang mencari informasi
fasilitas kesehatan dengan datang ke fasilitas kesehatan, melihat papan reklame,
melihat brosur, bertanya melalui call center, atau dari website.
Observasi awal juga dilakukan terhadap cara penyajian informasi yang
dilakukan oleh penyedia fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta. Observasi
awal terhadap cara penyajian informasi oleh penyedia fasilitas kesehatan
dilakukan dengan cara mengamati media yang digunakan oleh penyedia fasilitas
kesehatan untuk menginformasikan fasilitas kesehatannya. Berdasarkan hasil
commit to user
III-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pengamatan didapatkan kesimpulan bahwa kebanyakan penyedia fasilitas


kesehatan menginformasikan fasilitas kesehatannya melalui papan reklame, call
center, website, atau brosur.
Informasi fasilitas kesehatan masih disajikan oleh masing-masing penyedia
fasilitas kesehatan. Selain itu berdasarkan pencarian pada mesin pencarian di
internet juga tidak ditemukan sistem informasi atau website yang menyediakan
informasi seluruh fasilitas kesehatan di Kota Surakarta. Dengan kata lain belum
ada media informasi yang terintegrasi yang menyediakan informasi seluruh
fasilitas kesehatan di Kota Surakarta.
Observasi awal juga dilakukan dengan mengambil sejumlah brosur dari
beberapa fasilitas kesehatan terutama rumah sakit seperti RS Dr. Oen, RSUD
Moewardi, dan RS Kasih Ibu. Berdasarkan brosur dapat diketahui bahwa
informasi yang disajikan hanya berupa informasi umum seperti nama, alamat,
nomor telepon, fasilitas, layanan, dan lain sebagainya. Berdasarkan pengamatan
terhadap website beberapa fasilitas kesehatan juga diketahui bahwa informasi
yang disajikan masih bersifat umum seperti nama, alamat, nomor telepon, dan lain
sebagainya. Belum terdapat penggambaran peta lokasi fasilitas kesehatan dalam
wilayah Kota Surakarta dan rute menuju fasilitas kesehatan.
Informasi fasilitas kesehatan juga diambil pada Dinas Kesehatan Kota
Surakarta. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta
dapat diketahui bahwa informasi fasilitas kesehatan masih hanya nama, alamat,
nomor telepon, dan lain sebagainya yang masih bersifat umum. Tetapi
berdasarkan wawancara didapatkan informasi bahwa Dinas Kesehatan sudah
memulai melakukan pendataan titik koordinat fasilitas kesehatan yaitu rumah
sakit. Tetapi data titik koordinat tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal
masih sekedar pelengkap laporan fasilitas kesehatan saja.

3.1.3 Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan, kemudian disusun sebuah


perumusan masalah. Adapun permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut adalah
bagaimana merancang prototipe sistem informasi geografis (SIG) fasilitas
kesehatan berbasis website di Kota Surakarta. Adapun tujuan penelitian yang
ditetapkan dari hasil perumusan masalah adalah membangun basis data spasial
commit to user
III-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan non spasial fasilitas kesehatan dan merancang sebuah prototipe sistem
informasi geografis berbasis website di Kota Surakarta.

3.2 TAHAP PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.2.1 Analisis Kebutuhan dan Rancangan Sistem


Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dari prototipe
SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Pada analisis kebutuhan sistem ini desain
prototipe dari sistem berdasarkan analisis dari pengembang. Terdapat tiga tahapan
dalam analisis kebutuhan sistem yaitu :
A. Studi pustaka penelitian sistem informasi geografis fasilitas kesehatan
Studi pustaka terhadap penelitian SIG fasilitas kesehatan bertujuan untuk
mengetahui fungsi apa saja yang terdapat dalam SIG fasilitas kesehatan yang
sudah dirancang pada penelitian sebelumnya, fasilitas kesehatan apa saja yang
sudah disajikan dalam penelitian sebelumnya, informasi apa saja yang disajikan
yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan, pengguna SIG fasilitas kesehatan, dan
software yang digunakan untuk pengembangan SIG fasilitas kesehatan. Pada
tahap studi pustaka ini digunakan empat penelitian yang berkaitan dengan SIG
fasilitas kesehatan yang dijadikan acuan. Empat penelitian tersebut yaitu
penelitian Dharmaputeri (2009), Nugraha dan Agushinta (2010), Babu (2008), dan
Sukoco (2010).
B. Identifikasi informasi fasilitas kesehatan di Kota Surakarta
Tahap identifikasi informasi fasilitas kesehatan ini bertujuan untuk
mengetahui fasilitas kesehatan apa saja yang sebaiknya disajikan, informasi apa
saja yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan yang sebaiknya disajikan, dan
pengguna dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Identifikasi ini
dilakukan dengan melihat data dan hasil wawancara yang didapatkan dari Dinas
Kesehatan Kota Surakarta. Identifikasi informasi fasilitas kesehatan ini juga
dilakukan dengan melihat dan menelaah informasi yang terdapat dalam brosur,
papan reklame, atau website yang disediakan oleh masing-masing fasilitas
kesehatan. Selain itu identifikasi juga melihat hasil studi pustaka penelitian
sebelumnya.

commit to user
III-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Rancangan sistem prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota


Surakarta
Hasil studi pustaka penelitian SIG fasilitas kesehatan pada penelitian
sebelumnya dan identifikasi informasi fasilitas kesehatan di Kota Surakarta dibuat
detail rancangan sistemnya. Detail dari rancangan sistem dikemukakan dalam
deskripsi umum, karakteristik pengguna, kebutuhan fungsional, batasan sistem,
dan pemilihan software untuk perancangan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota
Surakarta.
Deskripsi umum merupakan gambaran umum bagaimana prototipe SIG
fasilitas kesehatan Kota Surakarta berjalan. Karakteristik pengguna merupakan
penjelasan secara lebih detail mengenai pengguna yang terdapat pada tahap
identifikasi informasi fasilitas kesehatan. Kebutuhan fungsional diperoleh dari
hasil telaah dan penggabungan informasi yang ada pada tahap studi pustaka
penelitian SIG fasilitas kesehatan dan tahap identifikasi informasi fasilitas
kesehatan di Kota Surakarta. Selain itu kebutuhan fungsional juga diperoleh
dengan cara mengamati dan mencoba fungsi atau kemampuan yang ada pada
website SIG lain seperti google maps, urban planning Pula, dan lain sebagainya.
Kebutuhan fungsional berisi fungsi atau kemampuan apa saja yang seharusnya
ada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Batasan sistem menjelaskan
mengenai batasan-batasan yang terdapat pada prototipe SIG fasilitas kesehatan
Kota Surakarta yang dirancang. Pemilihan software merupakan langkah untuk
memperoleh software apa yang digunakan untuk perancangan dengan cara
melihat dan mencoba software yang digunakan pada penelitian sebelumnya dan
software yang ada di pasaran.

3.2.2 Digitasi Peta Surakarta

Digitasi peta Surakarta ini dilakukan untuk membuat peta digital Surakarta
sesuai dengan yang diinginkan. Peta Surakarta hasil digitasi ini akan digunakan
sebagai peta dasar dalam pembuatan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota
Surakarta. Peta Surakarta yang didigitasi berasal dari peta Bakosurtanal dan peta
hasil olahan Sukoco (2010). Peta hasil olahan Sukoco (2010) yang digunakan
yaitu peta jaringan jalan yang di dalam telah terdapat hasil perhitungan model

commit to user
III-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sukoco (2010). Proses digitasi peta Surakarta ini dilakukan dengan menggunakan
aplikasi sistem informasi geografis ArcGIS 9.3.

3.2.3 Pengumpulan Data Spasial dan Non Spasial Fasilitas Kesehatan Kota
Surakarta
Data non spasial yang dimaksud adalah informasi yang berkaitan dengan
fasilitas kesehatan seperti nama, alamat, nomor telepon, dan lain sebagainya.
Sedangkan data spasial yang dimaksud adalah data titik koordinat fasilitas
kesehatan. Pengumpulan data non spasial dilakukan dengan cara meminta data
dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta, mengambil brosur, melihat website, atau
melihat papan reklame fasilitas kesehatan. Sedangkan pengumpulan data spasial
yang dilakukan dengan cara datang langsung ke fasilitas-fasilitas kesehatan dan
mencatat titik koordinat fasilitas-fasilitas kesehatan tersebut dengan menggunakan
Global Positioning System (GPS). Terdapat juga data spasial yang didapatkan dari
penelitian sebelumnya yaitu data spasial puskesmas. Data spasial puskesmas
diperoleh dari penelitian Fatchiyati (2009).

3.2.4 Digitasi Fasilitas Kesehatan

Digitasi fasilitas kesehatan ini dilakukan setelah mendapatkan data-data


spasial dan non spasial. Digitasi ini dilakukan dengan maksud untuk
menggabungkan data spasial dan non spasial fasilitas-fasilitas kesehatan dengan
peta dasar Surakarta yang telah didigitasi sebelumnya. Sehingga didapat peta
Surakarta yang telah berisi lokasi fasilitas kesehatan serta informasi mengenai
fasilitas-fasilitas kesehatan tersebut. Proses digitasi fasilitas kesehatan juga
dilakukan dengan bantuan aplikasi sistem informasi geografis ArcGIS 9.3.

3.2.5 Pengolahan Data Spasial

Data spasial yang didapat kemudian diolah dengan salah satu aplikasi sistem
informasi geografis yang ada yaitu ArcGIS 9.3 untuk mendapatkan berbagai data
baru yang akan digunakan untuk membangun database dalam prototipe SIG
fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Data baru yang dapat diperoleh dari
pengolahan data spasial ini adalah rute menuju fasilitas kesehatan. Penentuan rute
menggunakan data waktu tempuh tiap ruas jalan dari hasil penelitian Sukoco
commit to user
III-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(2010). Selain itu untuk dapat melakukan penentuan rute diperlukan titik lokasi
awal dan titik lokasi tujuan. Titik lokasi awal merupakan titik lokasi yang dapat
dijadikan acuan keberangkatan oleh pengguna menuju fasilitas kesehatan yang
diinginkan. Titik lokasi awal pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota
Surakarta menggunakan data penelitian Sukoco (2010) dimana titik lokasi awal
merupakan nama atau bangunan yang dikenal oleh publik. Sedangkan titik lokasi
tujuan merupakan fasilitas kesehatan. Data titik lokasi tujuan diperoleh dari hasil
digitasi fasilitas kesehatan. Data hasil penentuan rute disimpan dalam bentuk
gambar untuk ditampilkan dalam sistem informasi fasilitas kesehatan Kota
Surakarta.

3.2.6 Perancangan Aplikasi Prototipe Sistem Informasi Geografis Fasilitas


Kesehatan
Perancangan aplikasi prototipe SIG fasilitas kesehatan ini melalui beberapa
tahap antara lain perancangan database dimana dalam pengembangan prototipe
SIG fasilitas kesehatan ini menggunakan data-data spasial dan non spasial yang
telah diolah sebelumnya dengan aplikasi sistem informasi geografis ArcGIS 9.3.
Nantinya jika memang dibutuhkan, dalam perancangan database, dapat digunakan
proses normalisasi. Berikutnya yaitu perancangan interface ini dilakukan dalam
dua tahap perancangan berdasarkan tahap perancangan interface yang
dikemukakan oleh Al Fatta (2007). Tahap pertama yaitu perancangan perangkat
lunak / menu dan tahap perancangan interface yang terdiri dari desain form
masukan, desain aplikasi server, desain aplikasi klien dan desain form keluaran.
Kemudian perancangan program prototipe SIG fasilitas kesehatan ini
menggunakan pemrograman berbasis web dengan menggunakan Mapserver dan
framework Pmapper.

3.2.7 Pengujian Aplikasi

Pengujian aplikasi dilakukan untuk mengetahui apakah aplikasi yang dibuat


telah sesuai dengan kebutuhan sistem atau belum. Pengujian sistem ini terdiri dari
dua tahap yaitu black box testing dan white box testing. Black box testing
dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul, kemudian
diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses bisnis yang diingin kan (Al
commit to user
III-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Fatta, 2007). Jika ditemukan kesalahan output dalam black box testing maka
dilakukan white box testing. White box testing adalah cara pengujian dengan
melihat ke dalam modul untuk meneliti kode-kode program yang ada, dan
menganalisis apakah ada kesalahan atau tidak (Al Fatta, 2007).

3.3 TAHAP ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Bagian ini berisi tentang analisis hasil perancangan prototipe SIG fasilitas
kesehatan Kota Surakarta. Analisis hasil ini akan menjawab apakah sistem baru
yang dibuat telah menyelesaikan permasalahan yang ada atau belum.

3.4 TAHAP KESIMPULAN DAN SARAN

3.4.1 Kesimpulan

Bagian ini berisi tentang kesimpulan yang didapat dari perancangan


prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta.

3.4.2 Saran

Bagian ini berisi tentang saran-saran yang diberikan kepada peneliti


selanjutnya untuk mengembangkan sistem informasi geografis fasilitas kesehatan.

commit to user
III-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai proses pengumpulan dan


pengolahan data yang dilakukan sesuai dengan metodologi yang telah dipaparkan
pada bahasan sebelumnya.

4.1 ANALISIS KEBUTUHAN DAN RANCANGAN SISTEM


Analisis kebutuhan adalah tahapan untuk mengetahui kebutuhan dari
prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang dirancang. Analisis
kebutuhan desain prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta berdasarkan
analisis peneliti. Oleh karena itu analisis kebutuhan prototipe SIG fasilitas
kesehatan ini dilakukan dengan cara mempelajari dan melakukan studi pustaka
terhadap jurnal dan tugas akhir yang berkaitan dengan perancangan SIG fasilitas
kesehatan. Selain itu analisis kebutuhan juga dilakukan dengan mengamati
website SIG yang ada baik website SIG fasilitas kesehatan atau bukan.

4.1.1 Studi Pustaka Penelitian Sistem Informasi Geografis Fasilitas


Kesehatan

Studi pustaka penelitian ini dilakukan terhadap penelitian sebelumnya yang


berkaitan dengan perancangan SIG fasilitas kesehatan. Penelitian sebelumnya
yang dijadikan acuan untuk studi pustaka yaitu penelitian Dharmaputeri (2009),
Nugraha dan Agushinta (2010), Babu (2008), dan Sukoco (2010). Studi pustaka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan apa saja yang ada pada
SIG fasilitas kesehatan, fasilitas apa saja yang disajikan pada SIG fasilitas
kesehatan, informasi apa saja yang perlu disajikan yang berkaitan dengan fasilitas
kesehatan, dan software yang digunakan untuk perancangan SIG. Berikut ini
pembahasan dari hasil studi pustaka yang dilakukan terhadap penelitian
sebelumnya.
A. Fasilitas kesehatan yang disajikan
Hasil studi pustaka terhadap penelitian Dharmaputeri (2009) dapat diketahui
bahwa fasilitas kesehatan yang disajikan berupa rumah sakit, puskesmas, dan
klinik. Sedangkan Sukoco (2010), Nugraha dan Agushinta (2010), dan Babu
commit to user
IV-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(2008) fasilitas kesehatan yang disajikan hanya berupa rumah sakit. Tabel 4.1
menampilkan fasilitas kesehatan yang disajikan pada masing-masing penelitian
sebelumnya.
Tabel 4.1 Fasilitas kesehatan pada penelitian sebelumnya
Penelitian Fasilitas kesehatan yang disajikan
Dharmaputeri (2009) Rumah sakit, puskesmas, klinik
Nugraha dan Agushinta (2010) Rumah sakit
Babu (2008) Rumah sakit
Sukoco (2010) Rumah sakit

B. Informasi yang disajikan yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan


Berdasarkan hasil studi pustaka empat penelitian didapatkan hasil bahwa
terdapat penyajian informasi yang terkait dengan fasilitas kesehatan. Tabel 4.2
memuat informasi yang disajikan yang berkaitan fasilitas kesehatan pada masing-
masing penelitian. Sebagai contoh pada tabel 4.2 memperlihatkan bahwa
penelitian Nugraha dan Agushinta (2010) menyajikan informasi berkaitan dengan
rumah sakit berupa nama alamat, nomor telepon, nomor fax, website, dan gambar
rumah sakit.
Tabel 4.2 Informasi terkait fasilitas kesehatan yang disajikan pada penelitian
sebelumnya
Penelitian Informasi yang disajikan
Tidak dijelaskan secara detail
Dharmaputeri (2009) informasi yang disajikan terkait rumah
sakit, puskesmas, dan klinik
Disajikan informasi berupa nama,
Nugraha dan Agushinta (2010) alamat, nomor telepon, nomor fax,
website, dan gambar rumah sakit
Disajikan informasi berupa nama,
Babu (2008) alamat, nomor telepon, website,
layanan, dan dokter rumah sakit
Disajikan informasi berupa nama,
Sukoco (2010)
alamat, dan nomor telepon rumah sakit

commit to user
IV-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Fungsi-fungsi yang terdapat pada sistem informasi geografis


Berdasarkan hasil studi pustaka empat penelitian didapatkan hasil bahwa
terdapat beberapa kemampuan yang dapat dilakukan oleh SIG yang dirancang.
Tabel 4.3 menampilkan kemampuan SIG yang terdapat pada masing-masing
penelitian.
Tabel 4.3 Fungsi yang terdapat SIG fasilitas kesehatan pada penelitian
sebelumnya
Fungsi D N B S
Menampilkan peta lokasi fasilitas kesehatan
Menampilkan informasi fasilitas kesehatan
Mencari fasilitas kesehatan * * -
Mencari fasilitas kesehatan berdasarkan radius - - -
Mencari dan menampilkan rute menuju fasilitas
- -
kesehatan
Melakukan perbesaran dan pengecilan skala peta -
Melakukan pergeseran peta -
Menampilkan dan menyembunyikan layer -
Melakukan pembaharuan data spasial - -
Melakukan pembaharuan data non spasial -
Keterangan :
D : Dharmaputeri (2009)
N : Nugraha dan Agushinta (2010)
B : Babu (2008)
S : Sukoco (2010)
: Menandakan ada fungsi
- : Menandakan tidak ada fungsi
* : Menandakan tidak disebutkan fungsi tersebut dalam penelitian
Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa fungsi SIG untuk menampilkan peta
lokasi fasilitas kesehatan terdapat pada keempat penelitian. Sedangkan fungsi
pencarian dan menampilkan rute menuju fasilitas kesehatan terdapat pada SIG
penelitian Babu (2008) dan Sukoco (2010).

commit to user
IV-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D. Pengguna sistem informasi geografis fasilitas kesehatan


Berdasarkan hasil studi pustaka didapatkan hasil bahwa pengguna SIG
fasilitas kesehatan pada penelitian Babu (2008), Dharmaputeri (2009) dan
Nugraha dan Agushinta (2010) adalah masyarakat umum dan administrator.
Sedangkan pada penelitian Sukoco (2010) penggunanya adalah masyarakat
umum. Tabel 4.4 menunjukkan pengguna sistem informasi geografis fasilitas
kesehatan pada empat penelitian.
Tabel 4.4 Pengguna SIG pada penelitian sebelumnya
Penelitian Pengguna
Dharmaputeri (2009) Masyarakat umum dan administrator
Nugraha dan Agushinta (2010) Masyarakat umum dan administrator
Babu (2008) Masyarakat umum dan administrator
Sukoco (2010) Masyarakat umum

E. Software yang digunakan untuk perancangan sistem informasi geografis


fasilitas kesehatan
Berdasarkan hasil studi pustaka didapat hasil bahwa terdapat beberapa
software yang digunakan untuk dapat merancang SIG fasilitas kesehatan. Tabel
4.5 menunjukkan software yang digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya
untuk merancang SIG.
Tabel 4.5 Software yang digunakan pada penelitian sebelumnya
Software Basis Data
Software Pengolah
Penelitian Pengolah
Data Spasial
Website SIG
Mapserver,
Dharmaputeri framework
Quantum GIS PostgreSQL
(2009) Chameleon, dan
php
Mapserver,
Nugraha dan framework
Quantum GIS PostgreSQL
Agushinta (2010) Chameleon, dan
php

commit to user
IV-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.5 Software yang digunakan pada penelitian sebelumnya (lanjutan)


Software Basis Data
Software Pengolah
Penelitian Pengolah
Data Spasial
Website SIG
ArcView GIS, basis Microsoft
Babu (2008)
data Access
Sukoco (2010) ArcGIS php MySQL

Tabel 4.5 memperlihatkan penelitian Nugraha dan Agushinta (2010) dan


Dharmaputeri (2009) menggunakan Quantum GIS untuk mengolah data spasial.
Penelitian Nugraha dan Agushinta (2010) dan Dharmaputeri (2009) menggunakan
Mapserver, framework Chameleon, dan php untuk menampilkan olahan data
spasial dalam bentuk website. Selain itu basis data yang digunakan yaitu
PostgreSQL.

4.1.2 Identifikasi Informasi Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta

Identifikasi dilakukan terhadap data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan


Kota Surakarta, hasil wawancara dengan Dinas Kesehatan Kota Surakarta, dan
informasi yang terdapat pada brosur, papan reklame, atau website fasilitas
kesehatan. Hasil identifikasi ini berupa fasilitas kesehatan apa saja yang disajikan
sebaiknya disajikan, informasi apa saja yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan
yang sebaiknya disajikan, dan pengguna dari prototipe SIG fasilitas kesehatan
Kota Surakarta. Berikut ini hasil identifikasi yang telah dilakukan.
A. Fasilitas kesehatan yang disajikan
Hasil dari studi pustaka penelitian sebelumnya dapat diketahui bahwa
keempat penelitian menyajikan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit. Tetapi
pada penelitian Dharmaputeri (2009) juga menyajikan fasilitas kesehatan berupa
puskesmas dan klinik. Oleh karena itu pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota
Surakarta yang dirancang tidak hanya menyajikan fasilitas kesehatan berupa
rumah sakit tetapi juga fasilitas kesehatan lain. Berdasarkan data yang didapatkan
dari Dinas Kota Surakarta terdapat tujuh jenis fasilitas kesehatan yang sebaiknya
disajikan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Tujuh jenis
fasilitas kesehatan tersebut sering dikunjungi oleh masyarakat baik dari lokal Kota
commit to user
IV-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Surakarta maupun luar Kota Surakarta. Selain itu tujuh jenis fasilitas kesehatan
tersebut juga sering dipantau oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Tujuh jenis
fasilitas kesehatan tersebut yaitu:
1. Rumah sakit
2. Puskesmas
3. Rumah bersalin
4. Klinik atau balai pengobatan
5. Apotek
6. Dokter praktek
7. Laboratorium.

B. Informasi terkait fasilitas kesehatan yang disajikan


Berdasarkan hasil melihat dan menelaah informasi-informasi yang terdapat
pada brosur, papan reklame, atau website yang disediakan masing-masing
penyedia fasilitas kesehatan serta data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota
Surakarta maka informasi yang sebaiknya disajikan dalam prototipe SIG fasilitas
kesehatan Kota Surakarta berbeda-beda untuk masing-masing fasilitas kesehatan.
Berikut ini detail dari informasi yang disajikan dalam prototipe SIG fasilitas
kesehatan Kota Surakarta.
1. Rumah sakit
Informasi yang biasa tersedia pada brosur atau website rumah sakit berupa
nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email, website, layanan, fasilitas, dokter-
dokter, jam buka layanan, dan jam dokter bertugas. Informasi yang didapat dari
Dinas Kesehatan Kota Surakarta mengenai rumah sakit juga berupa nama, alamat,
nomor telepon, nomor fax, email, dan website. Berdasarkan hasil studi pustaka
penelitian sebelumnya juga dapat diketahui bahwa informasi yang disajikan untuk
rumah sakit berupa nama, alamat, nomor telepon, layanan, dan dokter. Oleh
karena itu dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta informasi utama
yang sebaiknya disajikan berkaitan dengan rumah sakit yaitu nama, alamat, nomor
telepon, nomor fax, email, website, layanan, fasilitas, dokter-dokter, jam buka
layanan, dan jam dokter bertugas.

commit to user
IV-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Apotek
Tidak ada brosur, website, atau papan reklame yang menginformasikan
secara detail mengenai apotek. Apotek biasanya hanya memberikan informasi
berupa nama apotek dalam papan reklamenya. Sedangkan dari data yang
diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta diperoleh informasi berkaitan
dengan apotek yaitu nama dan alamat. Oleh karena itu informasi utama yang
disajikan berupa nama dan alamat. Tetapi untuk lebih menambah informasi
berkaitan dengan apotek dapat ditambahkan juga informasi berupa nomor telepon,
nomor fax, email, website, dan apoteker yang bertugas.
3. Dokter praktek
Dokter praktek biasanya menyajikan informasi berupa nama dan jam buka
praktek dalam papan reklamenya. Sedangkan dari data Dinas Kesehatan Kota
Surakarta diperoleh informasi dokter praktek berupa nama, alamat praktek, dan
jenis praktek. Oleh karena itu informasi utama yang disajikan untuk fasilitas
kesehatan berupa dokter praktek yaitu nama, alamat praktek, jam buka praktek,
dan jenis praktek. Tetapi untuk lebih menambah informasi juga dapat
ditambahkan informasi berupa nomor telepon, nomor fax, email, website.
4. Puskesmas
Puskesmas hanya memberikan informasi berupa nama puskesmas yang
terdapat pada papan reklamenya. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota
Surakarta didapatkan informasi mengenai puskesmas berupa nama, alamat, dan
nomor telepon. Oleh karena itu informasi utama berkaitan dengan puskesmas
yang disajikan berupa nama, alamat, dan nomor telepon. Tetapi untuk lebih
menambah informasi dapat ditambahkan informasi berupa nomor fax, email,
website, layanan, dokter-dokter, jam buka layanan, jam dokter bertugas di
puskesmas.
5. Klinik atau balai pengobatan
Informasi yang disajikan klinik atau balai pengobatan dalam papan
reklamenya biasanya hanya berupa nama. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan
Kota Surakarta diperoleh informasi berupa nama, alamat, dan penanggung jawab
klinik atau balai pengobatan. Oleh karena itu informasi utama yang disajikan
berkaitan dengan klinik atau balai pengobatan yaitu nama, alamat, dan
commit to user
IV-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

penanggung jawab. Tetapi untuk menambah informasi dapat ditambahkan


informasi berupa nomor telepon, nomor fax, email, website, dokter-dokter, jam
dokter bertugas.
6. Rumah bersalin
Informasi yang disajikan oleh rumah bersalin biasanya hanya berupa nama
dan nomor telepon. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta
diperoleh informasi berupa nama, alamat, dan nomor telepon. Oleh karena itu
informasi utama yang disajikan berupa nama, alamat, dan nomor telepon. Tetapi
untuk menambah informasi dapat ditambahkan informasi berupa nomor fax,
email, website, layanan, fasilitas, dokter-dokter, jam buka layanan, jam dokter
bertugas.
7. Laboratorium
Informasi yang disajikan oleh laboratorium dalam brosur atau papan
reklamenya berupa nama, alamat, nomor telepon, dan layanan. Sedangkan data
dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta diperoleh informasi berupa nama dan
alamat. Oleh karena itu informasi utama yang disajikan berkaitan dengan
laboratorium berupa nama, alamat, nomor telepon, dan layanan. Tetapi untuk
lebih menambah informasi dapat ditambahkan informasi berupa nomor fax, email,
website.
Secara lebih jelas informasi yang sebaiknya disajikan untuk masing-masing
jenis fasilitas kesehatan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta
dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Informasi yang disajikan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota
Surakarta
Jenis Fasilitas Informasi yang disajikan
Nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email,
Rumah sakit website, layanan, fasilitas, dokter-dokter, jam
buka layanan, dan jam dokter bertugas.
Nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email,
Apotek
website, apoteker yang bertugas
Nama, alamat praktek, jam buka praktek, jenis
Dokter praktek praktek, nomor telepon, nomor fax, email,
website
commit to user
IV-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.6 Informasi yang disajikan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota
Surakarta (lanjutan)
Jenis Fasilitas Informasi yang disajikan
Nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email,
Puskesmas website, layanan, dokter-dokter, jam buka
layanan, jam dokter bertugas
Nama, alamat, penanggung jawab, nomor
Klinik atau balai
telepon, nomor fax, email, website, dokter-
pengobatan
dokter, jam dokter bertugas
Nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email,
Rumah bersalin website, layanan, fasilitas, dokter-dokter, jam
buka layanan, jam dokter bertugas
Nama, alamat, nomor telepon, layanan, nomor
Laboratorium
fax, email, website

C. Pengguna prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota


Surakarta
Hasil studi pustaka penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengguna
SIG fasilitas kesehatan pada empat penelitian sebelumnya adalah masyarakat
umum. Tetapi pada penelitian Babu (2008), Dharmaputeri (2009), dan Nugraha
dan Agushinta (2010) terdapat pengguna berupa administrator.
Berdasarkan hasil diskusi dengan Dinas Kesehatan Kota Surakarta diperoleh
hasil bahwa Dinas Kesehatan Kota Surakarta menginginkan agar prototipe SIG
fasilitas kesehatan Kota Surakarta dapat digunakan oleh masyarakat umum. Dinas
Kesehatan Kota Surakarta juga menginginkan agar ada peran serta dari pihak
penyedia fasilitas kesehatan untuk menginformasikan informasi apa saja yang
berkaitan dengan fasilitas kesehatan yang dimiliki. Dinas Kesehatan Kota
Surakarta juga berharap dapat memantau dan mengelola informasi fasilitas-
fasilitas kesehatan tersebut. Oleh karena itu pada prototipe SIG fasilitas kesehatan
Kota Surakarta terdapat tiga pengguna yaitu :
1. Masyarakat umum sebagai pengguna umum
2. Penyedia fasilitas kesehatan sebagai pengguna khusus
3. Dinas Kesehatan Kota Surakarta sebagai administrator
commit to user
IV-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.1.3 Rancangan Sistem Prototipe Sistem Informasi Geografis Fasilitas


Kesehatan Kota Surakarta
Rancangan sistem terdiri dari deskripsi umum, karakteristik pengguna,
kebutuhan fungsional, batasan sistem, dan pemilihan software untuk perancangan
prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Berikut
ini penjelasan selengkapnya.
A. Deskripsi umum sistem
Prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta merupakan sistem
informasi geografis berbasis website yang menyajikan peta lokasi fasilitas
kesehatan dan informasi berkaitan dengan fasilitas kesehatan di wilayah Kota
Surakarta. Prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta di-hosting pada
sebuah server. Pengguna hanya cukup menggunakan browser internet untuk dapat
mengakses prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta tanpa melakukan
instalasi. Terdapat tujuh fasilitas kesehatan yang disajikan yaitu rumah sakit,
puskesmas, rumah bersalin, klinik atau balai pengobatan, dokter praktek, apotek,
dan laboratorium. Pengguna dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta
adalah masyarakat umum, penyedia fasilitas kesehatan, dan Dinas Kesehatan Kota
Surakarta.

B. Karakteristik pengguna
Pengguna dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta ini dibagi
menjadi tiga yaitu :
1. Pengguna umum
Pengguna umum dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta
adalah masyarakat secara umum. Pengguna umum dapat menggunakan semua
fungsi yang terdapat pada web SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta kecuali
fungsi penambahan titik lokasi fasilitas kesehatan dan pembaharuan informasi
mengenai fasilitas kesehatan.
2. Pengguna khusus
Pengguna khusus dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta
adalah pihak yang memiliki fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta.
Pengguna khusus dapat menggunakan semua fungsi yang terdapat dalam
commit to user
IV-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta termasuk fungsi penambahan


titik lokasi dan pembaharuan informasi fasilitas kesehatan. Pengguna khusus
hanya mewakili satu fasilitas kesehatan yang ada. Jadi satu pengguna khusus
tidak bisa menambahkan titik lokasi dan pembaharuan terhadap informasi lebih
dari satu fasilitas kesehatan. Sebelum bisa menggunakan fasilitas penambahan
titik lokasi dan pembaharuan informasi fasilitas kesehatan pengguna khusus
harus melakukan login terlebih dahulu. Pengguna khusus didapat dengan cara
melakukan pendaftaran atau registrasi terlebih dahulu dalam prototipe SIG
fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Setelah itu pengguna akan mendapatkan
email konfirmasi pendaftaran. Pengguna melakukan konfirmasi dan menunggu
akun diaktifkan oleh administrator. Pengaktifan akun oleh administrator
bertujuan untuk meminimalisir terjadinya pembuatan akun secara sembarangan
yang dapat menyebabkan keakuratan informasi spasial dan non spasial fasilitas
kesehatan menjadi berkurang.
3. Administrator
Pihak yang bertindak sebagai administrator dalam prototipe SIG fasilitas
kesehatan Kota Surakarta berasal dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Karena
Dinas Kesehatan Kota Surakarta merupakan badan yang menaungi semua
fasilitas kesehatan di Kota Surakarta. Sehingga akan lebih memudahkan dalam
pengelolaan datanya. Administrator dapat menggunakan semua fungsi yang
terdapat dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Fungsi-fungsi
yang dapat dilakukan oleh administrator antara lain dapat menambahkan
pengguna khusus dalam sistem, dapat mengubah data pengguna khusus, dapat
menghapus pengguna khusus, dapat menon-aktifkan pengguna khusus. Selain
itu administrator juga dapat memperbaharui data rute menuju fasilitas
kesehatan.

C. Kebutuhan fungsional
Kebutuhan fungsional merupakan kemampuan atau fungsi-fungsi yang
sebaiknya ada pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Kebutuhan
fungsional prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta ini diperoleh dari hasil
telaah dan penggabungan informasi yang ada pada tahap studi pustaka penelitian
commit to user
IV-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

SIG fasilitas kesehatan dan tahap identifikasi informasi fasilitas kesehatan di Kota
Surakarta serta pengamatan terhadap website SIG lain seperti google maps, urban
planning Pula, dan lainnya.
Tabel 4.7 menampilkan kemampuan atau fungsi-fungsi yang sebaiknya ada
pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta disertai dengan keterangan
dari sumber mana kemampuan atau fungsi-fungsi tersebut muncul. Sebagai
contoh pada tabel 4.7 tercantum kemampuan atau fungsi menampilkan peta lokasi
fasilitas kesehatan sebaiknya ada pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota
Surakarta yang dirancang. Kemampuan atau fungsi menampilkan fasilitas
kesehatan muncul karena pada penelitian Dharmaputeri (2009), Nugraha dan
Agushinta (2010), Babu (2008), dan Sukoco (2010) terdapat fungsi tersebut.
Tabel 4.7 Fungsi-fungsi pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta
Fungsi Sumber Keterangan
Fasilitas kesehatan yang ditampilkan
Dharmaputeri (2009),
yaitu rumah sakit, puskesmas, rumah
Menampilkan peta lokasi Nugraha dan Agushinta
bersalin, klinik atau balai
fasilitas kesehatan (2010), Babu (2008),
pengobatan, dokter praktek, apotek,
Sukoco (2010)
dan laboratorium
Informasi untuk masing-masing
Dharmaputeri (2009),
fasilitas kesehatan berbeda-beda.
Menampilkan informasi Nugraha dan Agushinta
Informasi apa saja yang ditampilkan
fasilitas kesehatan (2010), Babu (2008),
telah dibahas sebelumnya dan dapat
Sukoco (2010)
dilihat pada tabel 4.6
Pencarian fasilitas kesehatan
Mencari fasilitas dilakukan dengan cara mengetik
Babu (2008)
kesehatan nama fasilitas kesehatan atau layanan
fasilitas kesehatan yang ingin dicari
Pencarian fasilitas kesehatan
Mencari fasilitas
berdasarkan radius dilakukan dengan
kesehatan berdasarkan Babu (2008)
cara mengetik besarnya radius
radius
kemudian melakukan klik pada peta

commit to user
IV-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.7 Fungsi-fungsi pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta
(lanjutan)
Fungsi Sumber Keterangan
Pencarian rute dilakukan dengan cara
memilih tempat asal, fasilitas
kesehatan tujuan, dan rentang waktu
keberangkatan. Rute ditampilkan
Mencari dan dalam bentuk gambar hasil
menampilkan rute Babu (2008), Sukoco ungggahan. Pencarian rute
menuju fasilitas (2010) menggunakan langkah-langkah yang
kesehatan ada pada penelitian Sukoco (2010).
Informasi yang ditampilkan pada
hasil pencarian rute berupa gambar,
rute yang dilalui, waktu tempuh, dan
jarak
Dharmaputeri (2009),
Melakukan perbesaran Nugraha dan Agushinta
dan pengecilan skala peta (2010), Babu (2008),
website SIG lain
Dharmaputeri (2009),
Melakukan pergeseran Nugraha dan Agushinta
peta (2010), Babu (2008),
website SIG lain
Dharmaputeri (2009),
Layer yang ditampilkan yaitu
Menampilkan dan Nugraha dan Agushinta
fasilitas kesehatan, Kota Surakarta,
menyembunyikan layer (2010), Babu (2008),
dan jaringan jalan Kota Surakarta
website SIG lain
Data spasial yang dapat diubah yaitu
data spasial fasilitas kesehatan.
Melakukan pembaharuan Nugraha dan Agushinta
Pembaharuan data spasial dapat
data spasial (2010), Babu (2008)
dilakukan oleh pengguna khusus dan
administrator

commit to user
IV-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.7 Fungsi-fungsi pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta
(lanjutan)
Fungsi Sumber Keterangan
Data non spasial yang dapat diubah
yaitu data informasi tentang fasilitas
Dharmaputeri (2009),
Melakukan pembaharuan kesehatan, rute, dan data pengguna.
Nugraha dan Agushinta
data non spasial Pembaharuan data non spasial dapat
(2010), Babu (2008)
dilakukan oleh pengguna khusus dan
administrator
Melakukan pengunduhan
Website SIG lain Peta hasil unduhan berupa gambar
peta
Pengukuran dilakukan seperti
Melakukan pengukuran menggunakan penggaris yaitu
Website SIG lain
peta mengukur garis lurus dari satu titik
ke titik yang lain

Selain fungsi-fungsi tersebut di atas terdapat fungsi-fungsi tambahan. Sesuai


dengan pembahasan sebelumnya bahwa terdapat pengguna khusus dan
administrator. Pengguna khusus dan administrator memiliki peran tersendiri.
Pengguna khusus berperan untuk melakukan pembaharuan informasi fasilitas
kesehatan yang dimiliki maka perlu dibuat fungsi-fungsi tambahan untuk
pengguna khusus agar dapat melakukan pembaharuan data. Sedangkan
administrator berperan untuk melakukan manajemen pengguna dan manajemen
rute. Oleh karena itu perlu dibuat fungsi-fungsi tambahan untuk administrator.
Berikut ini merupakan penjelasan selengkapnya fungsi-fungsi tambahan yang
dapat digunakan oleh pengguna khusus dan administrator.
1. Pengguna Khusus
Fungsi-fungsi yang dapat digunakan oleh pengguna khusus yaitu :
a. Melakukan proses pendaftaran atau registrasi
Fungsi pendaftaran atau registrasi muncul untuk memudahkan pengguna
khusus untuk melakukan pendaftaran tanpa harus datang langsung ke Dinas
Kesehatan Kota Surakarta.

commit to user
IV-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Melakukan proses login dan logout


Fungsi login dan logout muncul untuk membedakan hak akses pengguna
sehingga tidak terjadi salah melakukan pembaharuan data.
c. Melakukan perubahan terhadap data profil pengguna
Fungsi ini muncul untuk memudahkan pengguna jika ingin melakukan
perubahan terhadap data profil yang dimiliki seperti nama, nomor telepon,
email, dan password.
d. Melakukan pembaharuan data spasial fasilitas kesehatan sesuai yang
dimiliki.
Seperti yang sudah ditampilkan pada tabel 4.7 terdapat fungsi pembaharuan
data spasial fasilitas kesehatan. Fungsi pembaharuan data spasial ini
membantu pengguna khusus jika fasilitas kesehatan yang dimiliki berpindah
tempat. Sebagai contoh ada seorang dokter yang tadinya praktek di jalan Ir.
Sutami dan sudah mencatat titik pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota
Surakarta. Kemudian dokter tersebut pindah praktek ke jalan MT. Haryono.
Dokter tersebut dapat mengubah titik koordinat lokasi tempat praktek yang
lama dengan titik koordinat tempat praktek yang baru pada prototipe SIG
fasilitas kesehatan Kota Surakarta.
e. Melakukan pembaharuan data non spasial fasilitas kesehatan sesuai yang
dimiliki.
Seperti yang sudah ditampilkan pada tabel 4.7 terdapat fungsi pembaharuan
data non spasial fasilitas kesehatan. Data non spasial yang dapat
diperbaharui seperti nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email,
website, layanan, fasilitas, dan lain sebagainya sesuai dengan fasilitas yang
dimiliki dan sesuai dengan informasi yang ingin disajikan pada prototipe
SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta.
2. Administrator
Fungsi-fungsi tambahan yang dapat digunakan oleh administrator yaitu :
a. Melakukan proses login dan logout
b. Manajemen pengguna khusus
Fungsi manajemen pengguna khusus muncul untuk memudahkan Dinas
Kesehatan Kota Surakarta mengelola dan memantau penyedia fasilitas
commit to user
IV-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kesehatan. Fungsi manajemen pengguna khusus terdiri dari penambahan,


perubahan data profil, penghapusan, pengaktifan atau penonaktifan
pengguna khusus, melakukan pembaharuan data spasial dan data non spasial
fasilitas kesehatan milik pengguna khusus.
c. Manajemen rute
Fungsi manajemen rute muncul karena rute menuju fasilitas kesehatan
berupa gambar yang perlu diunggah. Algoritma pencarian rute menuju
fasilitas kesehatan belum ditambahkan pada prototipe SIG fasilitas
kesehatan Kota Surakarta. Fungsi manajemen rute terdiri dari penambahan
data rute, perubahan data rute, dan penghapusan data rute.

D. Batasan sistem
Batasan-batasan dalam prototipe sistem informasi geografis fasilitas
kesehatan Kota Surakarta ini adalah :
1. Jaringan jalan yang digunakan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota
Surakarta adalah jalan arteri dan jalan kolektor dari hasil penelitian Sukoco
(2010). Jalan kelas arteri dan kolektor yang digunakan karena pada jaringan
jalan kelas lokal dan lingkungan di Kota Surakarta belum memiliki data atribut
tambahan seperti data kapasitas, waktu tempuh dan arus volume kendaraan
yang digunakan untuk melakukan penentuan rute.
2. Data rute menuju fasilitas kesehatan harus selalu diperbaharui setiap kali ada
pembaharuan data spasial fasilitas-fasilitas kesehatan. Data rute menuju
fasilitas kesehatan harus selalu diperbaharui karena pengolahan data rute
menuju fasilitas kesehatan ini dilakukan di luar sistem. Data rute menuju
fasilitas kesehatan didapatkan dengan mengikuti langkah-langkah dan
memanfaatkan data yang dikembangkan oleh Sukoco (2010). Pengolahan rute
pada penelitian Sukoco (2010) menggunakan ArcGIS 9.3 maka pengolahan
rute menuju fasilitas kesehatan pada penelitian ini juga menggunakan ArcGIS
9.3. Hasil pengolahan rute menuju fasilitas kesehatan oleh ArcGIS 9.3 yaitu
berupa gambar. Setelah itu gambar hasil pengolahan rute ini diunggah ke
prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta.

commit to user
IV-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Pembaharuan data rute menuju fasilitas kesehatan dilakukan oleh


administrator. Pembaharuan data rute dilakukan oleh administrator untuk
menghindari adanya penumpukan data rute yang berlebihan pada sistem yang
dapat menyebabkan penyimpanan basis data yang terlalu banyak.
4. Pembaharuan data spasial dan non spasial fasilitas kesehatan hanya dapat
dilakukan oleh pengguna khusus yang telah diaktifasi oleh administrator dan
administrator sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir terjadinya
pembaharuan data spasial maupun non spasial fasilitas kesehatan secara
sembarangan yang dapat menyebabkan keakuratan informasi yang disajikan
oleh prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta berkurang.

E. Pemilihan software perancangan prototipe sistem informasi geografis


fasilitas kesehatan Kota Surakarta
Berdasarkan hasil studi pustaka penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian
Dharmaputeri (2009) dan Nugraha dan Agushinta (2010) dapat diketahui bahwa
perancangan SIG berbasis website dapat menggunakan software Mapserver.
Mapserver merupakan free software yang lumayan sering digunakan untuk
perancangan SIG karena mendukung format data vektor maupun data raster yang
sering ditampilkan dalam SIG. Oleh karena itu pada perancangan prototipe SIG
fasilitas kesehatan Kota Surakarta juga digunakan software Mapserver.
Selain Mapserver terdapat framework yang digunakan untuk memudahkan
dalam perancangan SIG berbasis website. Penelitian Dharmaputeri (2009) dan
Nugraha dan Agushinta (2010) menggunakan framework Chameleon. Karena SIG
yang dirancang oleh Dharmaputeri (2009) atau Nugraha dan Agushinta (2010)
tidak dapat diakses maka fungsi-fungsi dari framework Chameleon tidak dapat
diketahui secara pasti. Website SIG yang menggunakan framework Chameleon
juga sulit untuk ditemui sehingga sulit untuk diamati dan dicoba fungsi-fungsi
yang ada pada framework Chameleon.
Berdasarkan hasil pencarian di internet ditemukan framework lain yang
dapat digunakan untuk perancangan SIG berbasis website yaitu Pmapper.
Terdapat beberapa website SIG yang telah menggunakan framework Pmapper
salah satunya yaitu urban planning Pula. Berdasarkan hasil pengamatan dan
commit to user
IV-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mencoba website SIG tersebut dapat diketahui bahwa fungsi-fungsi yang terdapat
pada framework Pmapper dapat mendukung perancangan fungsi-fungsi yang
sebaiknya terdapat pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang
telah dibahas sebelumnya pada tabel 4.7. Selain itu bahasa yang digunakan dalam
framework Pmapper sudah cukup familiar yaitu html dan javascript yang sering
digunakan untuk perancangan website. Oleh karena itu pada perancangan
prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta digunakan framework Pmapper.
Penelitian Dharmaputeri (2009) dan Nugraha dan Agushinta (2010)
menggunakan database PostgreSQL. PostgreSQL merupakan basis data yang
mendukung pengolahan data spasial karena terdapat tipe data geometri. Tipe data
geometri sendiri merupakan tipe data dalam basis data yang dapat
merepresentasikan data spasial vektor seperti poligon, linestring, atau titik. Selain
itu PostgreSQL juga didukung dengan perangkat lunak tambahan yaitu PostGIS
yang di dalamnya terdapat fungsi-fungsi yang berguna untuk pengolahan data
spasial seperti fungsi untuk penambahan titik koordinat, perubahan titik koordinat,
dan lainnya. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan basis data PostgreSQL.

4.2 DIGITASI PETA SURAKARTA

Proses digitasi peta Surakarta ini bertujuan untuk memperoleh peta digital
Surakarta sesuai yang diinginkan. Peta digital Kota Surakarta yang dihasilkan
menjadi peta dasar dalam pembuatan prototipe sistem informasi geografis fasilitas
kesehatan Kota Surakarta.

4.2.1 Peta Dasar Kota Surakarta

Peta Kota Surakarta yang akan dijadikan dasar berasal dari peta dasar Solo
Raya yang berasal dari Bakosurtanal. Peta administrasi Solo Raya Bakosurtanal
dapat dilihat pada gambar 4.1.

commit to user
IV-18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.1 Peta administrasi Solo Raya


Sumber : Bakosurtanal, 2009
Dari gambar peta administrasi Solo Raya di atas masih terdapat enam
kabupaten dalam satu peta yaitu Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karanganyar,
Kotamadya Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, dan Kabupaten Klaten. Padahal peta
yang dibutuhkan dalam perancangan sistem informasi geografis fasilitas
kesehatan Kota Surakarta adalah Kotamadya Surakarta saja. Oleh karena itu perlu
dilakukan pemisahan antara Kotamadya Surakarta dengan kabupaten yang lain.
Proses pemisahan peta antara Kotamadya Surakarta dan kabupaten lainnya
dilakukan dengan menggunakan sistem informasi geografis ArcGIS 9.3 dengan
menggunakan fasilitas Intersect pada Overlay yang terletak pada menu Analysis
Tools pada Arc Toolbox. Peta Kota Surakarta yang telah dipisahkan dapat dilihat
pada gambar 4.2.

commit to user
IV-19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.2 Peta Kota Surakarta dengan batas-batas desa dan kelurahan
Sumber : Bakosurtanal, 2009

4.2.2 Peta Jaringan Jalan Kota Surakarta

Peta jaringan jalan Kota Surakarta yang dibutuhkan dalam perancangan


prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta berasal
dari penelitian Sukoco (2010). Peta jaringan jalan dalam penelitian Sukoco (2010)
telah dilengkapi dengan data-data hasil perhitungan model yang dilakukan oleh
Sukoco (2010). Peta jaringan jalan hasil penelitian Sukoco (2010) akan dijadikan
dasar dalam penentuan rute menuju fasilitas kesehatan yang diinginkan dalam
sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Peta jaringan jalan
pada penelitian Sukoco (2010) terdiri atas jalan kelas arteri dan jalan kelas
kolektor. Jalan kelas arteri dan kolektor yang digunakan karena pada jaringan
jalan kelas lokal dan lingkungan di Surakarta belum memiliki data atribut
tambahan seperti data kapasitas, waktu tempuh dan arus volume kendaraan yang
commit to user
IV-20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

digunakan untuk melakukan penentuan rute. Peta jaringan jalan hasil penelitian
Sukoco (2010) digambarkan dalam gambar 4.3.

Gambar 4.3 Peta jaringan jalan Kota Surakarta


Sumber : Sukoco, 2010
Peta dasar Kota Surakarta hasil digitasi dari peta Solo Raya Bakosurtanal
pada gambar 4.2 jika digabungkan dengan peta jaringan jalan hasil penelitian
Sukoco (2010) pada gambar 4.3 maka didapat peta Kota Surakarta yang lengkap
dengan jaringan jalan kelas arteri dan kolektor. Peta Kota Surakarta gabungan
tersebut yang nantinya dapat dijadikan sebagai peta dasar dalam perancangan
prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Peta Kota
Surakarta yang dilengkapi dengan jaringan jalan akan memudahkan dan
memperjelas dalam visualisasi titik lokasi fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada di
Surakarta. Gambar 4.4 berikut ini menggambarkan peta Kota Surakarta yang
telah lengkap dengan jaringan jalan.

commit to user
IV-21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.4 Peta Kota Surakarta dilengkapi dengan jaringan jalan

4.3 PENGUMPULAN DATA SPASIAL DAN NON SPASIAL FASILITAS


KESEHATAN KOTA SURAKARTA

Pengumpulan data non spasial dilakukan dengan cara meminta data dari
Dinas Kesehatan Kota Surakarta, mengambil brosur, melihat website, atau melihat
papan reklame fasilitas kesehatan. Sedangkan pengumpulan data spasial yang
dilakukan dengan cara datang langsung ke fasilitas-fasilitas kesehatan dan
mencatat titik koordinat fasilitas-fasilitas kesehatan tersebut dengan menggunakan
Global Positioning System (GPS). Terdapat juga data spasial yang didapatkan dari
penelitian sebelumnya yaitu data spasial puskesmas. Data spasial puskesmas
diperoleh dari penelitian Fatchiyati (2009).

commit to user
IV-22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.3.1 Data Spasial Fasilitas Kesehatan


Data-data spasial yang dikumpulkan antara lain data spasial rumah sakit,
data spasial apotek, data spasial dokter praktek, data spasial puskesmas, data
spasial rumah bersalin, data spasial klinik atau balai pengobatan, dan data spasial
laboratorium. Berikut ini adalah keterangan lengkap mengenai data-data spasial
fasilitas kesehatan Kota Surakarta:
1. Data spasial rumah sakit
Menurut data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta terdapat 13
rumah sakit di Kota Surakarta. Rumah sakit-rumah sakit tersebut terdiri dari
rumah sakit umum, rumah sakit ibu dan anak, serta rumah sakit jiwa. Rumah
sakit-rumah sakit tersebut tidak semua diambil data spasialnya. Pengumpulan
data spasial rumah sakit hanya menggunakan beberapa sampel saja.
Penggunaan sampel ini tidak akan mengurangi fungsi sistem informasi
geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Tabel 4.8 menampilkan data
spasial rumah sakit-rumah sakit.
Tabel 4.8 Data spasial rumah sakit
No Nama Lintang Bujur
1 RSUD Dr. Moewardi 482568 9164387
2 RS Slamet Riyadi 478542 9163758
3 RSUD Surakarta 480861 9164090
4 RS Dr. Oen Surakarta 482207 9164798
5 RS Brayat Minulya 479501 9165114
6 RS Panti Waluyo 476873 9164278
7 RS Kasih Ibu 478088 9163904
8 RS PKU Muhammadiyah Surakarta 479756 9163696
9 RS Kustati 481325 9162033
10 RS Triharsi 480697 9164566
Sumber : Survei lapangan, 2011
2. Data spasial apotek
Menurut data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta terdapat
148 apotek di Kota Surakarta. Apotek-apotek tersebut tidak semua diambil data
spasialnya. Pengumpulan data spasial apotek juga menggunakan beberapa
sampel saja. Penggunaan sampel ini tidak akan mengurangi fungsi sistem
informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Tabel 4.9 menampilkan
data spasial apotek.
commit to user
IV-23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.9 Data spasial apotek


No Nama Lintang Bujur
1 Apotek Utama Sehat 484208 9164970
2 Apotek Kimia Farma 482801 9164436
3 Apotek Jebres 482630 9164383
4 Apotek Amanah 482480 9164377
5 Apotek MM Farma 482457 9164375
6 Apotek San Farma 482700 9163703
7 Apotek MTA 481538 9161720
8 Apotek Kimia Farma 481057 9161636
9 Apotek Gading 480913 9161680
10 Apotek Jamisaren 479724 9162027
11 Apotek Sehat Jaya 479100 9162196
12 Apotek Fajar 478313 9163095
13 Apotek Natasha 478090 9163126
14 Apotek Mikro 477873 9163165
15 Apotek Badan Segar 477685 9163398
16 Apotek Mugi Waras 477664 9164025
17 Apotek Aria 481948 9164377
18 Apotek Empat Mata 482337 9165138
19 Apotek Pamor Sehat 482459 9165621
20 Apotek Taruna Sehat 482644 9166676
21 Apotek Murah Waras 481222 916230
22 Apotek Kimia Farma 477313 9165198
23 Apotek Cempaka Medika 476632 9165365
24 Apotek Jajar 476487 9164909
25 Apotek Ndang Saras 476464 9164816
26 Apotek Anugerah Putra 476421 9164662
27 Apotek Vivomellisa 481886 9164066
28 Apotek Budi Asih 481814 9163949
29 Apotek Berseri 481332 9163705
30 Apotek Sakti 481098 9163805
31 Apotek Widuran 481070 9163817
32 Apotek Surya Sehat 480709 9163913
33 Apotek Padma 479717 9164359
34 Apotek Ruri 479571 9163996
35 Apotek Kencana 479166 9164125
36 Apotek LBC 479254 9164090
37 Apotek Kimia Farma 479363 9164048
38 Apotek Rapi 479751 9163700
Sumber : Survei lapangan, 2011
commit to user
IV-24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.9 Data spasial apotek (lanjutan)


No Nama Lintang Bujur
39 Apotek Kondang Sehat 480078 9164148
40 Apotek C24 480524 9163165
41 Apotek Bunda 478989 9164191
42 Apotek Nur Asyifa 478665 9166140
43 Apotek K24 479785 9162527
Sumber : Survei lapangan, 2011
3. Data spasial dokter praktek
Menurut data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta terdapat
1802 alamat dokter praktek di Kota Surakarta. Dokter praktek-dokter praktek
tersebut tidak semua diambil data spasialnya. Pengumpulan data spasial dokter
praktek juga menggunakan beberapa sampel saja. Penggunaan sampel ini tidak
akan mengurangi fungsi sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota
Surakarta. Tabel 4.10 menampilkan data spasial dokter praktek.
Tabel 4.10 Data spasial dokter praktek
No Nama Lintang Bujur
1 drg. Bintang S.N. 482801 9164436
2 dr. Alfianto, Sp.BS 482801 9164436
3 dr. Moerbono Mochtar, Sp.KK 482457 9164375
4 dr. Agustin C.H. 482381 9164369
5 drg. Erfa Santoso 482680 9163558
6 dr. Surawijaya B.K. 482051 9163191
7 dr. Sutrisno D.S., Sp.M 481638 9163227
8 dr. Sigit Hermawan 481646 9162397
9 Prof. Lucas Meliala (Neurolog) 479724 9162112
10 dr. Ganung Harsono, Sp.A 477892 9163156
11 dr. Tri Budi 477670 9163345
12 dr. Bambang Pramono 482344 9165165
13 dr. Troy Arief 482644 9166714
14 dr. Yulian Budi Ady 483317 9164340
15 dr. Danie H, MARS 481886 9164066
16 drg. Grace Novita 481886 9164066
17 drg. Eric Rahardjo 481886 9164066
18 dr. Senyum, Sp.M 479965 9164196
19 dr. Retno Setianing, Sp.KFR 479710 9164363
20 dr. Subandi, Sp.S 479619 9164245
21 dr. Imam Prabowo, Sp.THT 479619 9164245
Sumber : Survei lapangan, 2011

commit to user
IV-25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.10 Data spasial dokter praktek (lanjutan)


No Nama Lintang Bujur
22 Prof. Dr. Aris Sudianto, Sp.KJ 479033 9163906
23 drg. Tridarmani 479076 9164158
24 dr. Nana Humar Dewi 479089 9164154
25 dr. Ira Syahriartie, Sp.OG 479363 9164015
26 dr. Syahrir Dullah, Sp.A 479363 9164015
27 drg. Darmawan K. 479588 9163961
28 drg. Grace R. 479588 9163961
29 dr. Ana Rima, Sp.P 479679 9163925
Sumber : Survei lapangan, 2011
4. Data spasial klinik dan balai pengobatan
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta
terdapat 71 klinik dan balai pengobatan. Data spasial klinik dan balai
pengobatan tidak semua diambil. Pengumpulan data spasial klinik dan balai
pengobatan menggunakan sampel. Penggunaan sampel ini tidak akan
mengurangi fungsi sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota
Surakarta. Tabel 4.11 menampilkan data spasial klinik dan balai pengobatan.
Tabel 4.11 Data spasial klinik dan balai pengobatan
No Nama Lintang Bujur
1 Balai Pengobatan Aisyiyah 483387 9164685
2 Klinik Seger Saras 482639 9166714
3 Klinik Ngesti Husadajati 480315 9166524
4 Klinik Mitra Medika 481218 9165205
5 Klinik PMI 482684 9164384
6 Balai Pengobatan MTA 481538 9161720
7 Klinik Wijaya 480411 9161826
8 Klinik Mecadita 479624 9164273
9 Balai Pengobatan Pely. Ksh A&A Rachmad 484318 9163418
10 Balai Pengobatan Bhakti Sehat 483417 9163246
11 Balai Pengobatan PMS 481823 9163560
12 Klinik Lucia 478225 9165265
13 Balai Pengobatan PKU Muhammadiyah 479184 9165935
Sumber : Survei lapangan, 2011
5. Data spasial rumah bersalin
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta
terdapat 18 rumah bersalin. Rumah-rumah bersalin tersebut tidak semua
diambil data spasialnya. Pengumpulan data spasial klinik dan balai pengobatan
commit to user
IV-26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menggunakan sampel. Penggunaan sampel ini tidak akan mengurangi fungsi


sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Tabel 4.12
menampilkan data spasial rumah bersalin.
Tabel 4.12 Data spasial rumah bersalin
No Nama Lintang Bujur
1 Rumah Bersalin Aisyiyah 483387 9164685
2 Rumah Bersalin MTA 481538 9161720
3 Rumah Bersalin Annisa 480670 9161753
4 Rumah Bersalin Bunda 481823 9163984
5 Rumah Bersalin Barokah 476183 9163476
6 Rumah Bersalin Solo Peduli 481370 9164217
Sumber : Survei lapangan, 2011
6. Data spasial puskesmas
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta
terdapat 42 puskesmas. Puskesmas-puskesmas tersebut terdiri dari puskesmas
pusat dan puskesmas pembantu. Pengumpulan data spasial puskesmas
menggunakan data spasial hasil penelitian Fatchiyati (2010). Tabel 4.13
menampilkan data spasial puskesmas.
Tabel 4.13 Data spasial puskesmas
No Nama Lintang Bujur
1 Puskesmas Banyuanyar 478887 9166844
2 Puskesmas Pembantu Sumber 478297 9165623
3 Puskesmas Pucangsawit 483845 9163005
4 Puskesmas Pembantu Sorogenen 482395 9163466
5 Puskesmas Pembantu Kampung sewu 482819 9162616
6 Puskesmas Pajang 476752 9162866
7 Puskesmas Pembantu Laweyan 476571 9163458
8 Puskesmas Pembantu Karangasem 475684 9165155
9 Puskesmas Manahan 477932 9164656
10 Puskesmas Gilingan 481759 9164751
11 Puskesmas Pembantu Tirtonadi 480080 9165191
12 Puskesmas Ngoresan 484824 9165167
13 Puskesmas Nusukan 480108 9166355
14 Puskesmas Pembantu Cengklik 481161 9165654
15 Puskesmas Pembantu Minapadi 479957 9165604
16 Puskesmas Purwodiningratan 482166 9163802
17 Puskesmas Pembantu Gandekan 482131 9162910
18 Puskesmas Kratonan 479608 9162212
Sumber : Fatchiyati, 2010
commit to user
IV-27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.13 Data spasial puskesmas (lanjutan)


No Nama Lintang Bujur
19 Puskesmas Pembantu Danusuman 480225 9161508
20 Puskesmas Pembantu Joyontakan1 480646 9160523
21 Puskesmas Pembantu Joyontakan2 480084 9160730
22 Puskesmas Purwosari 478107 9164187
23 Puskesmas Pembantu Jajar 476308 9164667
24 Puskesmas Jayengan 480003 9162683
25 Puskesmas Pembantu Makam cilik 479503 9161707
26 Puskesmas Pembantu Pringgolayan 479531 9161714
27 Puskesmas Gajahan 480747 9161730
28 Puskesmas Pembantu Semanggi 481632 9161373
29 Puskesmas Sangkrah 482651 9166685
30 Puskesmas Pembantu Joyosuran 481156 9161345
31 Puskesmas Gambirsari 481009 9166035
32 Puskesmas Pembantu Krembyongan 479330 9167352
33 Puskesmas Pembantu Clolo 480759 9167670
34 Puskesmas Sibela 483005 9167016
35 Puskesmas Pembantu Mojosongo I 482589 9166255
36 Puskesmas Pembantu Mojosongo II 482323 9167097
37 Puskesmas Setabelan 481046 9164300
38 Puskesmas Pembantu Timuran 480032 9163559
39 Puskesmas Penumping 478834 9163190
40 Puskesmas Pembantu Sriwedari 479585 9163098
Sumber : Fatchiyati, 2010
7. Data spasial laboratorium
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta
terdapat 12 laboratorium. Laboratorium-laboratorium tersebut tidak semua
diambil data spasialnya. Pengumpulan data spasial laborarotorium
menggunakan sampel. Penggunaan sampel ini tidak akan mengurangi fungsi
sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Tabel 4.14
menampilkan data spasial laboratorium.
Tabel 4.14 Data spasial laboratorium
No Nama Lintang Bujur
1 Laboratorium Cito 478938 9163059
2 Laboratorium Parahita 478619 9163752
3 Laboratorium Kimia Farma 477313 9165198
4 Laboratorium Promedis 476632 9165365
Sumber : Survei lapangan, 2011

commit to user
IV-28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.14 Data spasial laboratorium (lanjutan)


No Nama Lintang Bujur
5 Laboratorium Prodia 479978 9163616
6 Laboratorium Darma Usada 479620 9163940
7 Laboratorium Budi Sehat 480597 9164326
8 Laboratorium Ultra Medica 478511 9165847
9 Laboratorium Sarana Medika 479741 9162825
10 Laboratorium Sololab 482654 9164080
11 Laboratorium Notosuman 480285 9162350
Sumber : Survei lapangan, 2011

4.3.2 Data Non Spasial Fasilitas Kesehatan

Data non spasial fasilitas kesehatan diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota
Surakarta, survei, dan media internet. Fasilitas kesehatan yang dikumpulkan data-
data non spasialnya yaitu rumah sakit, apotek, dokter praktek, puskesmas, rumah
bersalin, klinik atau balai pengobatan, dan laboratorium. Berikut ini penjelasan
lebih lengkap mengenai data non spasial yang dikumpulkan dari fasilitas-fasilitas
kesehatan:
1. Rumah sakit
Data-data non spasial yang dikumpulkan untuk rumah sakit yaitu alamat,
nomor telepon, nomor fax, data pelayanan yang disediakan, dan data dokter
yang bertugas. Data non spasial yang dikumpulkan ini dijadikan sebagai
basisdata dalam perancangan sistem informasi geografis fasilitas kesehatan
Kota Surakarta. Data non spasial yang dikumpulkan memang tidak semuanya
lengkap hanya ada beberapa saja. Tetapi dengan adanya data non spasial ini
bisa dijadikan acuan dalam perancangan basisdata agar sistem dapat berjalan.
Data non spasial rumah sakit yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran 1.
2. Apotek
Data non spasial yang dikumpulkan untuk apotek yaitu alamat. Data seperti
nomor telepon dan apoteker belum bisa didapat. Tetapi dalam sistem informasi
geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta akan memungkinkan untuk
menambahkan data tersebut. Data non spasial apotek yang diperoleh dapat
dilihat pada tabel 4.15.

commit to user
IV-29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.15 Data non spasial apotek


No Nama Alamat
1 Apotek Utama Sehat Jalan KH Dewantoro 23
2 Apotek Kimia Farma Jalan Kolonel Sutarto 57
3 Apotek Jebres Jalan Kolonel Sutarto 52
4 Apotek Amanah Jalan Kolonel Sutarto 35
5 Apotek MM Farma Jalan Kolonel Sutarto 31
6 Apotek San Farma Jalan Surya 118
7 Apotek MTA Jalan Sungai Serayu 12
8 Apotek Kimia Farma Jalan Veteran 25 C
9 Apotek Gading Jalan Veteran 65
10 Apotek Jamisaren Jalan Veteran 253
11 Apotek Sehat Jaya Jalan Veteran 317
12 Apotek Fajar Jalan Laweyan 7
13 Apotek Natasha Jalan Dr. Rajiman 452
14 Apotek Mikro Jalan Dr. Rajiman 489
15 Apotek Badan Segar Jalan Perintis Kemerdekaan 71 A
16 Apotek Mugi Waras Jalan Slamet Riyadi 468
17 Apotek Aria Jalan Monginsidi 4
18 Apotek Empat Mata Jalan Brigjen Katamso 86
19 Apotek Pamor Sehat Jalan Brigjen Katamso 148
20 Apotek Taruna Sehat Jalan Tangkuban Perahu 44
21 Apotek Murah Waras Jalan Bibis Baru RT 06/24 Nusukan
22 Apotek Kimia Farma Jalan Adi Sucipto 70
23 Apotek Cempaka Medika Jalan Prof. Suharso 54
24 Apotek Jajar Jalan Prof. Suharso 51
25 Apotek Ndang Saras Jalan Prof. Suharso 22
26 Apotek Anugerah Putra Jalan Prof. Suharso 21 B
27 Apotek Vivomellisa Jalan Urip Sumoharjo 112
28 Apotek Budi Asih Jalan Jend. Urip Sumoharjo 104
29 Apotek Berseri Jalan Arifin 41
30 Apotek Sakti Jalan Sutan Syahrir 110
31 Apotek Widuran Jalan Sutan Syahrir 101
32 Apotek Surya Sehat Jalan Lingga 3
33 Apotek Padma Jalan R.M. Said 156
34 Apotek Ruri Jalan Dr. Supomo 42
35 Apotek Bunda Jalan Yosodipuro 146
36 Apotek Kencana Jalan Yosodipuro 116 A
37 Apotek LBC Jalan Yosodipuro 121
38 Apotek Kimia Farma Jalan Yosodipuro 111B
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2011
commit to user
IV-30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.15 Data non spasial apotek (lanjutan)


No Nama Alamat
39 Apotek Rapi Jalan Ronggowarsito 161
40 Apotek Kondang Sehat Jalan Gajah Mada 112
41 Apotek C24 Jalan Slamet Riyadi 102 A
42 Apotek Nur Asyifa Jalan Letjend Suprapto 85 A
43 Apotek K24 Jalan Moh. Yamin 91
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2011
3. Dokter praktek
Data non spasial yang dikumpulkan untuk dokter praktek yaitu alamat
praktek dan jenis praktek. Data non spasial seperti nomor telepon belum bisa
didapat. Tetapi dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota
Surakarta akan memungkinkan untuk menambahkan data tersebut. Data non
spasial dokter praktek yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16 Data non spasial dokter praktek
No Nama Alamat Jenis
1 drg. Bintang S.N. Jalan Kolonel Sutarto 57 Jebres Dokter gigi
2 dr. Alfianto, Sp.BS Jalan Kolonel Sutarto 57 Jebres Dokter spesialis
3 dr. Moerbono Mochtar, Sp.KK Jalan Kolonel Sutarto 31 Jebres Dokter spesialis
4 dr. Agustin C.H. Jalan Kolonel Sutarto 21 Jebres Dokter umum
5 drg. Erfa Santoso Jalan Gotong Royong 11 Jagalan Dokter gigi
6 dr. Surawijaya B.K. Jalan RE. Martadinata 194 Dokter umum
7 dr. Sutrisno D.S., Sp.M Jalan RE. Martadinata 76 Dokter spesialis
8 dr. Sigit Hermawan Jalan Untung Suropati 69 Dokter umum
9 Prof. Lucas Meliala (Neurolog) Jalan Veteran 293 Dokter spesialis
10 dr. Ganung Harsono, Sp.A Jalan Dr. Rajiman 476 A Dokter spesialis
11 dr. Tri Budi, Sp.OG(K) Jalan Perintis Kemerdekaan 74 Dokter spesialis
12 dr. Bambang Pramono Jalan Brigjen Katamso 77 Dokter umum
13 dr. Troy Arief Jalan Rinjani Tengah Mojosongo Dokter umum
14 dr. Yulian Budi Ady Jalan Ir. Sutami 26 Jebres Dokter umum
15 dr. Daniel H, MARS Jalan Urip Sumoharjo 112 Dokter umum
16 drg. Grace Novita Jalan Urip Sumoharjo 112 Dokter gigi
17 drg. Eric Rahardjo Jalan Urip Sumoharjo 112 Dokter gigi
18 dr. Senyum, Sp.M Jalan RM. Said 87 Dokter spesialis
19 dr. Retno Setianing, Sp.KFR Jalan RM. Said 149 Dokter spesialis
20 dr. Subandi, Sp.S Jalan Dr. Supomo 72 Dokter spesialis
21 dr. Imam Prabowo, Sp.THT Jalan Dr. Supomo 72 Dokter spesialis
22 Prof. Dr. Aris Sudianto, Sp.KJ Jalan Dr. Sutomo 25 Dokter spesialis
23 drg. Tridarmani Jalan Yosodipuro 136 Dokter gigi
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2011
commit to user
IV-31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.16 Data non spasial dokter praktek (lanjutan)


No Nama Alamat Jenis
24 dr. Nana Humar Dewi Jalan Yosodipuro 134 Dokter umum
25 dr. Ira Syahriartie, Sp.OG Jalan Yosodipuro 103 Dokter spesialis
26 dr. Syahrir Dullah, Sp.A Jalan Yosodipuro 103 Dokter spesialis
27 drg. Darmawan K. Jalan Yosodipuro 78 Dokter gigi
28 drg. Grace R. Jalan Yosodipuro 78 Dokter gigi
29 dr. Ana Rima, Sp.P Jalan Aster III/4 Tumenggungan Dokter spesialis
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2011
4. Puskesmas
Data non spasial yang dikumpulkan untuk puskesmas yaitu alamat dan
nomor telepon. Data non spasial untuk pelayanan yang disediakan dan dokter
yang bertugas di puskesmas belum didapatkan. Tetapi dalam sistem informasi
geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta akan memungkinkan untuk
menambah data tersebut. Data non spasial puskesmas yang diperoleh dapat
dilihat pada lampiran 2.
5. Rumah bersalin
Data non spasial yang dikumpulkan untuk rumah bersalin yaitu alamat dan
nomor telepon. Data non spasial dokter yang bertugas dan pelayanan yang
disediakan oleh rumah bersalin belum didapatkan. Tetapi dalam sistem
informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta akan memungkinkan
untuk menambah data tersebut. Tabel 4.17 menampilkan data non spasial
rumah bersalin yang diperoleh.
Tabel 4.17 Data non spasial rumah bersalin
No Nama Alamat Telepon
1 Barokah Jalan Dr. Rajiman 666 (0271) 712639
2 RBG. Solo Peduli Jalan Arif Rahman Hakim 74 Kepatihan
3 MTA Semanggi 02/XIII Pasar Kliwon
4 Bunda Jalan Aru No. 18 Tegalharjo, Jebres
5 Aisyiyah Medical Center Jalan KH. Dewantoro No. 10 Kentingan
6 Annisa Jalan Veteran No. 113 Surakarta (0271) 656687
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2011
6. Klinik dan balai pengobatan
Data non spasial yang dikumpulkan untuk klinik dan balai pengobatan yaitu
alamat dan penanggungjawab. Data non spasial dokter yang tersedia dan
nomor telepon yang bisa dihubungi belum didapatkan. Tetapi dalam sistem
commit to user
IV-32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta akan memungkinkan


untuk menambah data tersebut. Data non spasial klinik dan balai pengobatan
yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.18.
Tabel 4.18 Data non spasial klinik dan balai pengobatan
No Nama Alamat Penanggungjawab
Balai Pengobatan Jalan KH. Dewantoro 10
1 dr. Mudjahid
Aisyiyah Kentingan
Jalan Tangkuban Prahu No. 16 C dr. Wahyu Kurniawan,
2 Klinik Seger Saras
Mojosongo Mkes
Klinik Ngesti Jalan Sumpah Pemuda No. 6, dr. Ivan Hendra
3
Husadajati Kadipiro Sudarmawan
Jalan Letjend Sutoyo No. 13
4 Klinik Mitra Medika dr. Margono, MKK
Nusukan
5 Klinik PMI Jalan Kolonel Sutarto No. 58 dr. Christina Roosarjani
Balai Pengobatan Jalan Semanggi RT 02/XIII Pasar
6 dr. Indah Musyiatun
MTA Kliwon
dr. Willy Handoko
7 Klinik Wijaya Jalan Veteran No. 153
Wijaya, MARS
8 Klinik Mecadita Jalan Dr. Supomo No. 78 drg. Koestanto Ph.Mkes
Balai Pengobatan
dr. M.I. Dish
9 Pely. Ksh A&A Jalan Ir. Juanda 307 Pucang Sawit
Pramudianti
Rachmad
Balai Pengobatan
10 Jalan Ir. Juanda 229 A dr. Yulius Widiyarta
Bhakti Sehat
Balai Pengobatan dr. Julita Sri Wulani
11 Jalan Ir. H. Juanda No. 47
PMS Sugandi
12 Klinik Lucia Jalan Pajajaran I/16 Trangkilan dr. Lucia S. Gunawan
Balai Pengobatan
13 PKU Tapen RT. 02/II Nusukan dr. Sukirno
Muhammadiyah
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2011
7. Laboratorium
Data non spasial yang dikumpulkan untuk laboratorium yaitu alamat. Data
non spasial pelayanan yang disediakan dan nomor telepon yang bisa dihubungi
belum didapatkan. Tetapi dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan
Kota Surakarta akan memungkinkan untuk menambah data tersebut. Data non
spasial laboratorium yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.19 Data non spasial laboratorium
No Nama Alamat
1 Notosuman Jalan Moh. Yamin No. 9 Surakarta
2 Sarana Medika Jalan Honggowongso 79 Surakarta
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2011
commit to user
IV-33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.19 Data non spasial laboratorium (lanjutan)


No Nama Alamat
3 Prodia Jalan Ronggowarsito 143 Surakarta
4 Budi Sehat Jalan S. Parman No. 137 Surakarta
5 Ultra Medika Jalan Letjen Suprapto No. 65 Sumber Surakarta
6 Promedis Jalan Prof. Dr. Suharso No. 54 Jajar, Surakarta
7 Kimia Farma Jalan Adi Sucipto No. 70 Jajar, Surakarta
8 Parahita Jalan Slamet Riyadi No. 319 Surakarta
9 Cito Jalan Dr. Rajiman No. 349 Panularan Laweyan
10 Solo Lab Jalan Pratanggapati No. 36 Jebres, Surakarta
11 Darma Usada Jalan Yosodipuro No. 89 Surakarta
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2011

4.4 DIGITASI FASILITAS KESEHATAN

Digitasi fasilitas kesehatan dilakukan dengan maksud untuk


menggabungkan data spasial dan beberapa data non spasial fasilitas-fasilitas
kesehatan dengan peta dasar Surakarta yang telah didigitasi sebelumnya. Sehingga
didapat peta Surakarta yang telah berisi lokasi fasilitas kesehatan serta informasi
mengenai fasilitas-fasilitas kesehatan tersebut. Proses digitasi fasilitas kesehatan
dilakukan dengan menggunakan aplikasi sistem informasi geografis ArcGIS 9.3.
Hasil dari digitasi fasilitas kesehatan ini berupa shapefile (*.shp). Masing-masing
fasilitas kesehatan menjadi satu shapefile (*.shp). Jadi dari hasil digitasi fasilitas
kesehatan ini dihasilkan tujuh shapefile (*.shp) fasilitas kesehatan yang terdiri
dari rumah sakit, dokter praktek, apotek, puskesmas, rumah bersalin, klinik dan
balai pengobatan, dan puskesmas. Berikut ini penjelasan selengkapnya hasil
digitasi fasilitas kesehatan yang dilakukan.
1. Rumah Sakit
Digitasi terhadap data rumah sakit dilakukan dengan menggabungkan data
spasial rumah sakit dengan data non spasial rumah sakit. Data spasial ini
digunakan untuk mengetahui titik koordinat rumah sakit di peta dasar Kota
Surakarta sehingga dapat tergambar secara jelas lokasi dari rumah sakit.
Sedangkan data non spasial yang didigitasi bersamaan dengan data spasial
dalam shapefile berupa data nama, alamat, nomor telepon, dan nomor fax.
Sedangkan data non spasial pelayanan yang disediakan dan dokter yang
bertugas diletakkan dalam basis data yang terpisah untuk menghindari
commit to user
IV-34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

duplikasi lokasi yang terlalu berlebihan pada data spasial. Gambar 4.5
menggambarkan lokasi rumah sakit setelah didigitasi.

Gambar 4.5 Lokasi rumah sakit


Sumber : Survei lapangan, 2011
2. Apotek

Gambar 4.6 Lokasi apotek


Sumber : Survei lapangan, 2011
commit to user
IV-35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.6 di atas menggambarkan lokasi apotek setelah didigitasi. Digitasi


terhadap data apotek dilakukan dengan menggabungkan data spasial apotek
dengan data non spasial apotek. Data spasial ini digunakan untuk mengetahui
titik koordinat apotek di peta dasar Kota Surakarta sehingga dapat tergambar
secara jelas lokasi dari apotek. Sedangkan data non spasial yang didigitasi
bersamaan dengan data spasial dalam shapefile berupa data nama, alamat,
nomor telepon, dan apoteker. Walaupun data non spasial nomor telepon dan
apoteker belum didapat tetapi dalam shapefile sudah disiapkan basis data untuk
menampung data tersebut.
3. Dokter praktek

Gambar 4.7 Lokasi dokter praktek


Sumber : Survei lapangan, 2011
Gambar 4.7 di atas menggambarkan lokasi dokter praktek setelah didigitasi.
Digitasi terhadap data dokter dilakukan dengan menggabungkan data spasial
dokter praktek dengan data non spasial dokter praktek. Data spasial ini
digunakan untuk mengetahui titik koordinat dokter praktek di peta dasar Kota
Surakarta sehingga dapat tergambar secara jelas lokasi dari apotek. Sedangkan
data non spasial yang didigitasi bersamaan dengan data spasial dalam shapefile
berupa data nama, alamat, nomor telepon, dan jenis praktek. Walaupun data

commit to user
IV-36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

non spasial nomor telepon belum didapat tetapi dalam shapefile sudah
disiapkan basis data untuk menampung data tersebut.
4. Puskesmas

Gambar 4.8 Lokasi puskesmas


Sumber : Fatchiyati, 2010
Gambar 4.8 di atas menggambarkan lokasi puskesmas setelah didigitasi.
Digitasi terhadap data puskesmas dilakukan dengan menggabungkan data
spasial puskesmas dengan data non spasial puskesmas. Data spasial ini
digunakan untuk mengetahui titik koordinat puskesmas di peta dasar Kota
Surakarta sehingga dapat tergambar secara jelas lokasi dari puskesmas.
Sedangkan data non spasial yang didigitasi bersamaan dengan data spasial
dalam shapefile berupa data nama, alamat, nomor telepon. Sedangkan data non
spasial pelayanan yang disediakan dan dokter yang bertugas diletakkan dalam
basis data yang terpisah untuk menghindari duplikasi lokasi yang terlalu
berlebihan pada data spasial. Walaupun data non spasial pelayanan yang
disediakan dan dokter yang bertugas belum didapatkan tetapi basis data tetap
disiapkan untuk menampung data tersebut.

commit to user
IV-37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Rumah bersalin

Gambar 4.9 Lokasi rumah bersalin


Sumber : Survei lapangan, 2011
Gambar 4.9 di atas menggambarkan lokasi rumah bersalin setelah didigitasi.
Digitasi terhadap data rumah bersalin dilakukan dengan menggabungkan data
spasial rumah bersalin dengan data non spasial rumah bersalin. Data spasial ini
digunakan untuk mengetahui titik koordinat rumah bersalin di peta dasar Kota
Surakarta sehingga dapat tergambar secara jelas lokasi dari rumah bersalin.
Sedangkan data non spasial yang didigitasi bersamaan dengan data spasial
dalam shapefile berupa data nama, alamat, nomor telepon. Sedangkan data non
spasial pelayanan yang disediakan dan dokter yang bertugas diletakkan dalam
basis data yang terpisah untuk menghindari duplikasi lokasi yang terlalu
berlebihan pada data spasial. Walaupun data non spasial pelayanan yang
disediakan dan dokter yang bertugas belum didapatkan tetapi basis data tetap
disiapkan untuk menampung data tersebut.
6. Klinik dan balai pengobatan
Digitasi terhadap data klinik dan balai pengobatan dilakukan dengan
menggabungkan data spasial klinik dan balai pengobatan dengan data non
spasial klinik dan balai pengobatan. Data spasial ini digunakan untuk
mengetahui titik koordinat klinik dan balai pengobatan di peta dasar Kota
commit to user
IV-38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Surakarta sehingga dapat tergambar secara jelas lokasi dari klinik dan balai
pengobatan. Sedangkan data non spasial yang didigitasi bersamaan dengan data
spasial dalam shapefile berupa data nama, alamat, penanggungjawab, nomor
telepon. Sedangkan data non spasial dokter yang bertugas diletakkan dalam
basis data yang terpisah untuk menghindari duplikasi lokasi yang terlalu
berlebihan pada data spasial. Walaupun data non spasial dokter yang bertugas
belum didapatkan tetapi basis data tetap disiapkan untuk menampung data
tersebut. Gambar 4.10 menggambarkan lokasi klinik dan balai pengobatan
setelah didigitasi.

Gambar 4.10 Lokasi klinik dan balai pengobatan


Sumber : Survei lapangan, 2011
7. Laboratorium
Digitasi terhadap data laboratorium dilakukan dengan menggabungkan data
spasial laboratorium dengan data non laboratorium. Data spasial ini digunakan
untuk mengetahui titik koordinat laboratorium di peta dasar Kota Surakarta
sehingga dapat tergambar secara jelas lokasi dari laboratorium. Sedangkan data
non spasial yang didigitasi bersamaan dengan data spasial dalam shapefile
berupa data nama, alamat, nomor telepon. Sedangkan data non spasial
pelayanan yang disediakan diletakkan dalam basis data yang terpisah untuk
menghindari duplikasi lokasi yang terlalu berlebihan pada data spasial.

commit to user
IV-39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Walaupun data non spasial pelayanan yang disediakan belum didapatkan tetapi
basis data tetap disiapkan untuk menampung data tersebut. Gambar 4.11
menggambarkan lokasi laboratorium setelah didigitasi.

Gambar 4.11 Lokasi laboratorium


Sumber : Survei lapangan, 2011

4.5 PENGOLAHAN DATA SPASIAL

Tahapan pengolahan data spasial ini dimaksudkan untuk memperoleh data


baru setelah data-data spasial hasil observasi dan referensi didigitasi. Data baru
yang dihasilkan dari pengolahan data spasial ini berupa rute menuju fasilitas
kesehatan yang diinginkan. Pengolahan data spasial menggunakan aplikasi sistem
informasi geografis ArcGIS 9.3. Aplikasi sistem informasi geografis ArcGIS 9.3
menyediakan tool Network Analyst. Analisis jaringan (Network Analyst)
merupakan salah fitur dalam perangkat lunak ArcGIS 9.3 yang bekerja dengan
bantuan basis data spasial (geodatabase). Geodatabase yang digunakan yaitu data
waktu tempuh yang didapat dari hasil penelitian Sukoco (2010). Penelitian
Sukoco (2010) membagi waktu harian dalam 6 rentang waktu. Pembagian rentang
waktu harian ini bertujuan untuk membuat aturan pengklasifikasian kapan suatu
ruas dalam kondisi padat atau dalam kondisi puncak. Tabel 4.20 menunjukkan
pembagian waktu harian yang telah dilakukan oleh Sukoco (2010).
commit to user
IV-40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.20 Pembagian waktu harian


Kondisi Rentang Karakteristik Kepadatan
Waktu
Waktu I 06.00-07.59 1. Hampir semua ruas mengalami kepadatan karena
(W-1) pergerakan masyarakat akibat aktivitas bekerja
dan bersekolah. Contoh : Jl. Slamet Riyadi dan
Jl. Monginsidi Surakarta.
2. Ruas jalan di daerah pasar tradisional mengalami
kepadatan karena pasar memulai aktivitasnya.
Contoh : Jl. S. Parman (Pasar Legi) Surakarta.
Waktu II 08.00-10.59 1. Kepadatan terjadi di ruas jalan sekitar pasar
(W-2) tradisional. Contoh : Jl. S. Parman (Pasar Legi)
dan Jl. dr. Radjiman (Pasar Klewer) Surakarta.
2. Pasar modern/mal memulai aktivitasnya sehingga
meningkatkan kepadatan di ruas jalan di
sekitanya. Contoh : Jl. Slamet Riyadi (Solo
Grand Mall) dan Jl. Honggowongso (Sami
Luwes) Surakarta.
Waktu III 11.00-12.59 1. Kepadatan terjadi di ruas jalan sekitar pasar
(W-3) tradisional. Contoh : Jl. S. Parman (Pasar Legi)
dan Jl. dr. Radjiman (Pasar Klewer) Surakarta.
2. Kepadatan terjadi di ruas jalan sekitar pasar
modern/mall. Contoh: Jl. Slamet Riyadi (Solo
Grand Mall) dan Jl. Honggowongso (Sami
Luwes) Surakarta.
Waktu IV 13.00-15.59 1. Terjadi peningkatan kepadatan di ruas jalan
(W-4) sekitar sekolah karena aktivitas sekolah berakhir.
Contoh : Jl. Monginsidi (SMA 1-2 Surakarta).
2. Kepadatan terjadi di ruas jalan sekitar pasar
tradisional dan pasar modern/mal.
Sumber : Sukoco, 2010

commit to user
IV-41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.20 Pembagian waktu harian (lanjutan)


Kondisi Rentang Karakteristik Kepadatan
Waktu
Waktu V 16.00-17.59 1. Peningkatan kepadatan akibat pergerakan
(W-5) masyarakat karena selesainya aktivitas bekerja.
Contoh : Jl. Slamet Riyadi, Jl. Adi Sucipto dan Jl
Ahmad Yani Surakarta.
2. Kepadatan di ruas jalan sekitar pasar tradisional
dan pasar modern/mal
Waktu VI 18.00-05.59 Kepadatan di ruas jalan sekitar pasar modern/mal
(W-6) masih terjadi sampai dengan malam hari.
Sumber: Sukoco, 2010
Data waktu tempuh ini yang dimasukkan dalam geodatabase pada aplikasi
ArcGIS 9.3 untuk diolah dengan menggunakan Network Analyst untuk
menghasilkan rute menuju fasilitas kesehatan.

4.5.1 Penentuan Titik Lokasi Awal

Gambar 4.12 Titik lokasi awal menuju fasilitas kesehatan


Sumber : Sukoco, 2010
commit to user
IV-42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.12 menggambarkan titik lokasi awal dari hasil penelitian Sukoco
(2010). Titik lokasi awal merupakan titik lokasi yang dapat dijadikan acuan
keberangkatan oleh pengguna menuju fasilitas kesehatan yang diinginkan. Titik
lokasi awal pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta juga
menggunakan data penelitian Sukoco (2010) dimana titik lokasi awal merupakan
nama atau bangunan yang dikenal oleh publik.
Simbol, keterangan dari gambar 4.12 ditampilkan tabel 4.21 sebagai berikut:
Tabel 4.21 Titik lokasi awal menuju fasilitas kesehatan
No. Nama Tempat (Landmark)
1 Gapura Kleco, Pasar Kleco, Alfabank Kleco
2 Kerten, Pertigaan Faroka, Pos Polisi Kerten
3 Solo Square, SD Kleco 1, Makorem Laweyan, UNS IV
4 Stasiun Purwosari
5 Diamond Resto, Rel Bengkong, BII, Megaland Plaza
6 Solo Grand Mall, Loji Gandrung
7 Sriwedari, Pengadilan Negeri, Museum Radya Pustaka
8 Sami Luwes, Novotel
9 Lippo/CIMB Niaga, Graha Wisata
10 Ngarsopuro
11 SMP Bintang Laut, Nonongan, RM Kusuma Sari
12 Patung Slamet Riyadi, Gladak, Galabo
13 Telkom, BI Solo, Kantor Pos Besar
14 Pasar Gede, Balaikota
15 Perempatan Panggung, Hotel Asia
16 Optik Melawai, Perempatan Warung Pelem
17 Pasar Ngemplak
18 Terminal Tirtonadi
19 SPBU Balaikambang
20 Bundaran Manahan, Lokananta, SMK 6. Tugu Wisnu
21 Tugu Adipura, Kantor Solo Pos, Gedung DPRD
22 Fajar Indah
23 Poltabes Surakarta, Stadion Manahan
24 Kota Barat
25 Pendaringan
26 Gerbang Belakang UNS
27 Gapura Palur, Gerbang Depan UNS, Jurug
28 Taman Makam Pahlawan
29 Pasar Kliwon
31 Pasar Klewer, Keraton
30 Pasar Gading, Alun-Alun Kidul
Sumber: Sukoco, 2010
commit to user
IV-43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.21 Titik lokasi awal menuju fasilitas kesehatan (lanjutan)


No. Nama Tempat (Landmark)
32 Perempatan Gemblegan, BPR Internasional
33 Nikmat Rasa, Makro
34 Singosaren
35 Pasar Kembang
36 Bundaran Penumping
38 Jongke
37 Pasar Kabangan
39 Pasar Nusukan
40 Joglo
41 Universitas Tunas Pembangunan
42 Pasar Mojosongo
43 Kelurahan Mojosongo
44 Pasar Tanggul Godean
45 Pasar Klithikan Semanggi
47 Mangkunegaran
46 Balaikambang, Ce'es Resto
48 Griya Kalitan
49 Monumen Pers
50 Stasiun Balapan
51 Pasar Legi
52 Gapura Joyontakan
Sumber: Sukoco, 2010

4.5.2 Penentuan Titik Lokasi Tujuan

Titik lokasi tujuan dalam penentuan rute ini adalah fasilitas kesehatan yang
ada di Kota Surakarta. Titik lokasi fasilitas kesehatan yang digunakan dalam
penentuan rute ini menggunakan hasil pengumpulan data spasial yang telah
didigitasi menjadi peta dengan menggunakan ArcGIS 9.3. Pada penentuan rute ini
data titik lokasi tujuan yang digunakan masih sebatas sampel. Fasilitas kesehatan
belum terkumpul semua data spasialnya. Pada sistem informasi geografis fasilitas
kesehatan Kota Surakarta disediakan fungsi untuk menambah data spasial fasilitas
kesehatan. Sehingga data-data spasial fasilitas kesehatan dapat terkumpul dengan
baik dan dapat diolah untuk mendapatkan rute menuju fasilitas kesehatan yang
lebih baik dan lebih aktual.
Titik lokasi tujuan fasilitas kesehatan untuk rumah sakit ditunjukkan pada
gambar 4.5. Sedangkan gambar 4.6 menunjukkan titik lokasi tujuan berupa
apotek. Titik lokasi tujuan berupa dokter praktek ditunjukkan pada gambar 4.7.
commit to user
IV-44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.8 menunjukkan titik lokasi tujuan berupa puskesmas. Titik lokasi tujuan
berupa rumah bersalin ditunjukkan pada gambar 4.9. Titik lokasi tujuan berupa
klinik dan balai pengobatan ditunjukkan pada gambar 4.10 dan gambar 4.11 yang
menunjukkan fasilitas kesehatan berupa laboratorium.

4.5.3 Penentuan Rute Menuju Fasilitas Kesehatan

Penentuan rute menuju fasilitas kesehatan dilakukan dengan menggunakan


Network Analyst yang terdapat pada ArcGIS 9.3. Berikut ini adalah contoh
penentuan rute hasil dari analisis jaringan :
1. Penentuan rute menuju rumah sakit
i. Titik lokasi awal : Perempatan Bank Indonesia Surakarta
ii. Titik lokasi tujuan : RS Dr. Oen Surakarta
Maka rute yang sebaiknya ditempuh dari titik lokasi awal tersebut pada tiap
rentang waktu adalah sebagai berikut :
a. W-1 (06.00-07.59)
Pada rentang waktu ini, apabila ingin menuju rumah sakit Dr. Oen Surakarta
sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.13 karena
menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 5 menit.

Gambar 4.13 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 06.00-07.59


commit to user
IV-45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan
sebagai berikut :
Tabel 4.22 Petunjuk arah rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 06.00-07.59
Waktu
Rute Jarak
Tempuh
1: Mulai dari perempatan BI
2: Ke arah timur pada Jl. Kusmanto menuju Jl. Kapten Mulyadi 357.8 m < 1 min
3: Belok kiri pada Jl. Kapten Mulyadi 542.2 m < 1 min
4: Belok kiri pada Jl. Sutan Syahrir 91.2 m < 1 min
5: Belok kanan pada Jl. Urip Sumoharjo 841.8 m < 2 min
6: Lanjut pada Jl. Katamso 480.5 m < 2 min
7: Sampai pada RS Dr. Oen Surakarta
Total waktu tempuh : 5 min
Total jarak : 2313.6 m

b. W-2 (08.00-10.59)
Pada rentang waktu ini, apabila ingin menuju rumah sakit Dr. Oen Surakarta
sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.14 karena
menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 3 menit.

Gambar 4.14 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 08.00-10.59


Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan
sebagai berikut :
commit to user
IV-46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.23 Petunjuk arah rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 08.00-10.59
Waktu
Rute Jarak
Tempuh
1: Mulai dari perempatan BI
2: Ke arah utara pada Jl. Jend. Sudirman menuju Jl. Arifin/Jl.
141 m < 1 min
Urip Sumoharjo
3: Belok kanan pada Jl. Urip Sumoharjo 1331.9 m < 2 min
4: Lanjut pada Jl. Katamso 480.5 m < 1 min
5: Sampai pada RS Dr. Oen Surakarta
Total waktu tempuh : 3 min
Total jarak : 1953.4 m

c. W-3 (11.00-12.59)
Pada rentang waktu ini, apabila ingin menuju rumah sakit Dr. Oen Surakarta
sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.15 karena
menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 3 menit.

Gambar 4.15 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 11.00-12.59


Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan
sebagai berikut :

commit to user
IV-47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.24 Petunjuk arah rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 11.00-12.59
Waktu
Rute Jarak
Tempuh
1: Mulai dari perempatan BI
2: Ke arah utara pada Jl. Jend. Sudirman menuju Jl. Arifin/Jl.
141 m < 1 min
Urip Sumoharjo
3: Belok kanan pada Jl. Urip Sumoharjo 1331.9 m < 2 min
4: Lanjut pada Jl. Katamso 480.5 m < 1 min
5: Sampai pada RS Dr. Oen Surakarta
Total waktu tempuh : 3 min
Total jarak : 1953.4 m

d. W-4 (13.00-15.59)
Pada rentang waktu ini, apabila ingin menuju rumah sakit Dr. Oen Surakarta
sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.16 karena
menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 3 menit.

Gambar 4.16 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 13.00-15.59


Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan
sebagai berikut :

commit to user
IV-48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.25 Petunjuk arah rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 13.00-15.59
Waktu
Rute Jarak
Tempuh
1: Mulai dari perempatan BI
2: Ke arah utara pada Jl. Jend. Sudirman menuju Jl. Arifin/Jl.
141 m < 1 min
Urip Sumoharjo
3: Belok kanan pada Jl. Urip Sumoharjo 1331.9 m < 2 min
4: Lanjut pada Jl. Katamso 480.5 m < 1 min
5: Sampai pada RS Dr. Oen Surakarta
Total waktu tempuh : 3 min
Total jarak : 1953.4 m

e. W-5 (16.00-17.59)
Pada rentang waktu ini, apabila ingin menuju rumah sakit Dr. Oen Surakarta
sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.17 karena
menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 3 menit.

Gambar 4.17 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 06.00-07.59


Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan
sebagai berikut :

commit to user
IV-49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.26 Petunjuk arah rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 06.00-07.59
Waktu
Rute Jarak
Tempuh
1: Mulai dari perempatan BI
2: Ke arah timur pada Jl. Kusmanto menuju Jl. Kapten Mulyadi 357.8 m < 1 min
3: Belok kiri pada Jl. Kapten Mulyadi 542.2 m < 1 min
4: Belok kiri pada Jl. Sutan Syahrir 91.2 m < 1 min
5: Belok kanan pada Jl. Urip Sumoharjo 841.8 m < 2 min
6: Lanjut pada Jl. Katamso 480.5 m < 2 min
7: Sampai pada RS Dr. Oen Surakarta
Total waktu tempuh : 5 min
Total jarak : 2313.6 m

f. W-6 (18.00-05.59)
Pada rentang waktu ini, apabila ingin menuju rumah sakit Dr. Oen Surakarta
sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.18 karena
menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 3 menit.

Gambar 4.18 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 18.00-05.59


Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan
sebagai berikut :

commit to user
IV-50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.27 Petunjuk arah rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 18.00-05.59
Waktu
Rute Jarak
Tempuh
1: Mulai dari perempatan BI
2: Ke arah utara pada Jl. Jend. Sudirman menuju Jl. Arifin/Jl.
141 m < 1 min
Urip Sumoharjo
3: Belok kanan pada Jl. Urip Sumoharjo 1331.9 m < 2 min
4: Lanjut pada Jl. Katamso 480.5 m < 1 min
5: Sampai pada RS Dr. Oen Surakarta
Total waktu tempuh : 3 min
Total jarak : 1953.4 m

2. Penentuan rute menuju apotek


i. Titik lokasi awal : Pasar Klewer
ii. Titik lokasi tujuan : Apotek K24
Maka hasil penentuan rute dari titik lokasi awal tersebut pada rentang waktu
W-1 (06.00-07.59) adalah sebagai berikut :
Pada rentang waktu ini, apabila ingin menuju apotek K24 sebaiknya melalui
rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.19 karena menghasilkan waktu tempuh
tercepat yaitu sebesar 3 menit.

Gambar 4.19 Rute menuju apotek K24 pukul 06.00-07.59


commit to user
IV-51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan
sebagai berikut :
Tabel 4.28 Petunjuk arah rute menuju apotek K24 pukul 06.00-07.59
Waktu
Rute Jarak
Tempuh
1: Mulai dari Pasar Klewer
2: Ke arah barat pada Jl. Dr. Rajiman menuju Jl. KH Ashari 193.2 m < 1 min
3: Belok kiri pada Jl. KH Ashari 72.6 m < 1 min
4: Belok kanan pada Jl. Gajah Suranto 168.1 m < 1 min
5: Belok kiri pada Jl. Reksoniten 385.5 m < 1 min
6: Belok kanan pada Jl. Magangan Baluwarti 189.5 m < 1 min
7: Lurus pada Jl. Muh. Yamin 587.9 m < 1 min
8: Sampai pada Apotek K24
Total waktu tempuh : 3 min
Total jarak : 1596.7 m

3. Penentuan rute menuju dokter praktek


i. Titik lokasi awal : Monumen Pers
ii. Titik lokasi tujuan : Prof. Dr. Aris Sudianto, Sp.KJ
Maka hasil penentuan rute dari titik lokasi awal tersebut pada rentang
waktu W-1 (06.00-07.59) adalah sebagai berikut :

Gambar 4.20 Rute menuju Prof. Dr. Aris Sudianto, Sp.KJ pukul 06.00-07.59
commit to user
IV-52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pada rentang waktu ini, apabila ingin menuju dokter Prof. Dr. Aris
Sudianto, Sp.KJ sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.20
karena menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 3 menit.
Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan
sebagai berikut :
Tabel 4.29 Petunjuk arah rute menuju Prof. Dr. Aris Sudianto, Sp.KJ pukul
06.00-07.59
Waktu
Rute Jarak
Tempuh
1: Mulai dari Monumen Pers
2: Ke arah barat pada Jl. Dr. Rajiman menuju Jl. Dr. Supomo 1095 m < 3 min
3: Belok kiri tajam pada Jl. Dr. Sutomo 362.7 m < 1 min
4: Sampai pada Prof. Dr. Aris Sudianto, Sp.KJ
Total waktu tempuh : 3 min
Total jarak : 1456.7 m
4. Penentuan rute menuju puskesmas
i. Titik lokasi awal : Pasar Kliwon
ii. Titik lokasi tujuan : Puskesmas Gajahan

Gambar 4.21 Rute menuju puskesmas Gajahan pukul 16.00-17.59

commit to user
IV-53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pada rentang waktu W-5 (16.00-17.59) ini, apabila ingin menuju puskesmas
Gajahan sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.21 karena
menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 4 menit.
Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan
sebagai berikut :
Tabel 4.30 Petunjuk arah rute menuju puskesmas Gajahan pukul 16.00-17.59
Waktu
Rute Jarak
Tempuh
1: Mulai dari Pasar Kliwon
2: Ke arah selatan pada Jl. Kapten Mulyadi menuju Jl.
949.7 m < 1 min
Carangan
3: Belok kanan pada Jl. Ibu Pertiwi 382.9 m < 1 min
4: Belok kiri pada Jl. Kasunanan 231.4 m < 1 min
5: Belok kanan pada Jl. Veteran 37.9 m < 1 min
6: Sampai pada Puskesmas Gajahan
Total waktu tempuh : 4 min
Total jarak : 1601.8 m
5. Penentuan rute menuju rumah bersalin
i. Titik lokasi awal : Gerbang Depan UNS
ii. Titik lokasi tujuan : Rumah Bersalin Bunda

Gambar 4.22 Rute menuju rumah bersalin Bunda pukul 08.00-10.59


commit to user
IV-54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Apabila ingin menuju rumah bersalin Bunda pada rentang waktu W-2
(08.00-10.59) sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.22
karena menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 4 menit.
Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan
sebagai berikut :
Tabel 4.31 Petunjuk arah rute menuju rumah bersalin Bunda pukul 08.00-10.59
Waktu
Rute Jarak
Tempuh
1: Mulai dari Gerbang Depan UNS
2: Ke arah barat laut pada Jl. Ir. Sutami menuju Jl. HOS
1268.3 m < 2 min
Cokroaminoto
3: Belok kiri pada Jl. Kolonel Sutarto 1197.2 m < 2 min
4: Belok kiri pada Jl. Urip Sumoharjo 426.1 m < 1 min
5: Sampai pada RB. Bunda
Total waktu tempuh : 4 min
Total jarak : 2891.6 m

6. Penentuan rute menuju klinik dan balai pengobatan


i. Titik lokasi awal : Pedaringan
ii. Titik lokasi tujuan : Balai Pengobatan PMS

Gambar 4.23 Rute menuju balai pengobatan PMS pukul 18.00-05.59


commit to user
IV-55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pada rentang waktu W-6 (18.00-05.59), apabila ingin menuju balai


pengobatan PMS sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.23
karena menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 3 menit.
Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan
sebagai berikut :
Tabel 4.32 Petunjuk arah rute menuju balai pengobatan PMS pukul 18.00-05.59
Waktu
Rute Jarak
Tempuh
1: Mulai dari Pedaringan
2: Ke arah barat pada Jl. Kol. Sutarto 1197.2 m 2 min
3: Belok kiri pada Jl. Urip Sumoharjo 841.8 m 1 min
4: Belok kiri pada Jl. Sutan Syahrir 91.2 m < 1 min
5: Lanjut pada Jl. Ir. Juanda 142.9 m < 1 min
6: Sampai pada BP. PMS
Total waktu tempuh : 3 min
Total jarak : 2273.1 m

7. Penentuan rute menuju laboratorium


i. Titik lokasi awal : Gerbang Belakang UNS
ii. Titik lokasi tujuan : Laboratorium Prodia

Gambar 4.24 Rute menuju laboratorium Prodia pukul 08.00-10.59

commit to user
IV-56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Apabila ingin menuju laboratorium Prodia pada rentang waktu W-2 (08.00-
10.59) sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.24 di atas
karena menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 7 menit. Sedangkan
untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan sebagai
berikut :
Tabel 4.33 Petunjuk arah rute menuju laboratorium Prodia pukul 08.00-10.59
Waktu
Rute Jarak
Tempuh
1: Mulai dari Gerbang Belakang UNS
2: Ke arah barat pada Jl. Ki Hajar Dewantoro menuju Jl. Kol.
716.2 m 1 min
Sutarto/Jl. Kali Baru/T.G. Pljr
3: Lanjut pada Jl. Kol. Sutarto 1197.2 m 2 min
4: Belok kiri pada Jl. Urip Sumoharjo 1331.9 m 2 min
5: Belok kiri pada Jl. Jend Sudirman 141 m < 1 min
6: Belok kanan pada Jl. Ronggowarsito, sampai di Lab. Prodia 1345.6 m 2 min
Total waktu tempuh : 7 min
Total jarak : 4732 m

Rute-rute yang didapatkan nantinya akan disimpan dalam database sistem


informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Apabila pengguna aplikasi
ingin mengetahui rute menuju fasilitas kesehatan yang diinginkan yang perlu
dilakukan yaitu memilih lokasi awal, jenis fasilitas, dan lokasi tujuan. Setelah itu
sistem akan melakukan proses query untuk memperoleh rute dari database sesuai
dengan kriteria yang telah dipilih oleh pengguna.

4.6 PERANCANGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


FASILITAS KESEHATAN

Tahap ini ditujukan untuk mencapai sebuah bentuk yang baik dan optimal
pada aplikasi yang akan dibangun, berdasarkan pada analisis kebutuhan sistem
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pembangunan aplikasi ini dengan
berbagai pertimbangan faktor-faktor permasalahan dan kebutuhan sistem. Upaya
yang dilakukan adalah dengan berusaha mencari kombinasi teknologi, perangkat
keras (hardware), dan perangkat lunak (software) yang tepat sehingga diperoleh
hasil yang optimal dan mudah untuk diimplementasikan. Tahap perancangan
aplikasi ini melalui dua tahap yaitu tahap perancangan basis data (database) dan
tahap perancangan antarmuka (interface). Sebelum memulai perancangan aplikasi
commit to user
IV-57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perlu disiapkan terlebih dahulu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software) yang dibutuhkan. Berikut beberapa perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software) yang digunakan yaitu :
1. Perangkat keras (hardware) yang digunakan pada penelitian ini yaitu :
a. Intel Celeron M 530 1.73 GHz
b. RAM 512 MB DDR2
c. Harddisk berkapasitas 80 GB
2. Perangkat lunak (software) yang digunakan pada penelitian ini yaitu :
a. Sistem operasi Windows XP Service Pack 2
b. ArcGIS 9.3 yang digunakan untuk pengolahan data spasial dan non spasial.
ArcGIS 9.3 memiliki fasilitas Network Analyst yang sangat berguna untuk
penentuan rute. ArcGIS 9.3 memiliki kemudahan dalam pengoperasiannya
dan sesuai dengan lingkungan sistem operasi.
c. Mapserver yang digunakan untuk pemrosesan data-data spasial sehingga
dapat ditampilkan dalam halaman website. Mapserver yang digunakan yaitu
Mapserver for Windows (MS4W) karena sesuai dengan lingkungan sistem
operasi dan mudah dalam proses instalasinya.
d. PostgreSQL yang digunakan sebagai manajemen basis data (database).
PostgreSQL dilengkapi dengan fungsi tambahan berupa PostGIS yang
memiliki kemampuan untuk pengelolaan basis data (database) berupa data
spasial. Selain itu dalam PostGIS juga tersedia konverter shp2pgsql yang
berfungsi mengubah shapefile (*.shp) hasil olahan ArcGIS 9.3 ke dalam
format database (*.sql). PostgreSQL pada penelitian ini dikelola dengan
menggunakan Navicat 9.0.14 karena kemudahan pengoperasiannya.
e. Framework Pmapper untuk memunculkan peta. Pmapper menyediakan
layanan peta dilengkapi dengan konfigurasi pada beberapa fungsi seperti
reference map, slider zoom serta tampilan antarmuka.
f. Teks editor seperti Notepad++ yang digunakan untuk proses pembuatan
kode-kode mapfile dan pemrograman website berupa HTML, CSS, dan
PHP.

commit to user
IV-58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.6.1 Perancangan Basis Data (Database)


Desain basis data terdiri dari tahap analisis kebutuhan basis data dan tahap
perancangan fisik basis data.
1. Tahap analisis kebutuhan basis data
Pada tahap analisis kebutuhan basis data ditentukan entitas beserta
atributnya yang akan dimasukkan ke database. Tahap analisis kebutuhan basis
data harus mampu mendukung hasil analisis kebutuhan sistem. Melihat hasil
analisis kebutuhan sistem, maka diperoleh bahwa sistem ini akan melakukan
proses berupa menampilkan peta Kota Surakarta, jaringan jalan arteri dan kolektor
Kota Surakarta, titik lokasi fasilitas kesehatan, informasi mengenai fasilitas
kesehatan, melakukan proses pembaharuan data spasial maupun non spasial
fasilitas kesehatan, proses pencarian fasilitas kesehatan, pencarian dan
menampilkan rute menuju fasilitas kesehatan, melakukan proses pembaharuan
rute menuju fasilitas kesehatan, melakukan proses login sesuai dengan kategori
pengguna, melakukan proses registrasi akun. Gambaran proses prototipe sistem
informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta dapat dilihat pada lampiran
3. Gambaran proses tersebut dapat digunakan untuk membantu dalam
perancangan basis data.
Pada perancangan basis data untuk proses menampilkan peta Kota
Surakarta, jaringan jalan arteri dan kolektor Kota Surakarta, titik lokasi fasilitas,
informasi fasilitas kesehatan, dan melakukan proses pembaharuan data spasial
maupun non spasial fasilitas kesehatan ini membutuhkan basis data yang mampu
menampung data spasial dan non spasial Kota Surakarta, jaringan jalan, dan
fasilitas kesehatan termasuk basis data yang mampu membedakan jenis fasilitas
kesehatan yang ada.
Proses pencarian fasilitas kesehatan adalah proses yang dilakukan oleh
pengguna untuk memasukkan kata kunci yang dapat digunakan oleh sistem untuk
melakukan pencarian fasilitas kesehatan dalam basis data. Oleh karena itu
dibutuhkan basis data yang mampu menampung data spasial dan non spasial
fasilitas-fasilitas kesehatan seperti data pelayanan, data dokter, dan data jadwal
dokter.

commit to user
IV-59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Proses pencarian dan menampilkan rute menuju fasilitas kesehatan


merupakan proses yang dilakukan oleh sistem dengan melakukan query terhadap
data rute yang telah disimpan dan akan menampilkan data tersebut berdasarkan
kata kunci lokasi kejadian dan waktu kejadian yang dimasukkan oleh pengguna.
Proses pembaharuan data rute adalah proses yang dilakukan oleh pengguna untuk
menambah atau menghapus data rute menuju fasilitas kesehatan. Oleh karena itu
untuk dapat melakukan proses-proses ini diperlukan basis data yang mampu
menampung data lokasi awal, data lokasi tujuan, data waktu, dan data rute.
Proses login merupakan proses yang dilakukan oleh pengguna apabila ingin
melakukan proses pembaharuan data pada sistem. Proses login ini sesuai dengan
kategori pengguna. Oleh karena itu diperlukan basis data yang mampu
menampung data kategori pengguna.
Proses registrasi akun adalah proses yang dilakukan pengguna untuk
mendaftarkan diri agar dapat melakukan proses pembaharuan data. Oleh karena
itu diperlukan basis data yang dapat menampung data pengguna.
Berdasarkan proses kerja yang telah dijelaskan sebelumnya, maka diperoleh
beberapa data store yang akan dijadikan entitas dalam perancangan database
yaitu :
1. Data store Kota Surakarta
2. Data store jalan
3. Data store apotek
4. Data store rumah sakit
5. Data store rumah bersalin
6. Data store puskesmas
7. Data store dokter praktek
8. Data store klinik dan balai pengobatan
9. Data store laboratorium
10. Data store pengguna
11. Data store kategori pengguna
12. Data store jenis fasilitas
13. Data store dokter klinik dan balai pengobatan
14. Data store jadwal dokter klinik dan balai pengobatan
commit to user
IV-60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15. Data store dokter rumah sakit


16. Data store layanan rumah sakit
17. Data store dokter puskesmas
18. Data store layanan puskesmas
19. Data store dokter rumah bersalin
20. Data store layanan rumah bersalin
21. Data store jenis praktek dokter
22. Data store jenis layanan laboratorium
23. Data store layanan laboratorium
24. Data store waktu
25. Data store lokasi awal
26. Data store lokasi tujuan
27. Data store rute
Dari data store di atas ditentukan entitas beserta atribut atributnya. Atribut
atribut tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan informasi dari entitas-
entitasnya.
1. Entitas : Surakarta
Entitas ini berisi nomor identitas geografis (gid), nama kabupaten (nama)
yaitu Kota Surakarta, dan geometri polygon Kota Surakarta (the_geom) yang telah
diterjemahkan dalam bentuk heksadesimal dalam database. Entitas ini yang
nantinya dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta
menjadi peta dasar Kota Surakarta. Entitas ini tidak berhubungan dengan entitas
lain pada database. Berikut ini merupakan atribut-atribut yang terdapat dalam
entitas Surakarta.
Tabel 4.34 Atribut Surakarta
Atribut
gid
nama
the_geom
2. Entitas : Jalan
Entitas jalan ini berisi nomor identitas geografis masing-masing jalan (gid),
nama masing-masing jalan yang ada di Kota Surakarta (nama_jalan), dan
geometri linestring masing-masing jalan (the_geom). Entitas jalan ini berasal dari
commit to user
IV-61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

jaringan jalan hasil penelitian Sukoco (2010). Entitas jalan tidak berhubungan
dengan entitas lain dalam database. Berikut ini atribut-atribut yang terdapat dalam
entitas jalan.
Tabel 4.35 Atribut jalan
Atribut
gid
nama_jalan
the_geom
3. Entitas : Apotek
Entitas apotek ini berisi nomor identitas geografis masing-masing apotek
(gid), nama apotek (nama), alamat apotek (alamat), nomor telepon apotek
(telepon), alamat email apotek (email), nomor fax apotek (fax), alamat website
apotek (website), gambar apotek (gambar), nama apoteker yang bertugas
(apoteker), geometri point dari apotek (the_geom), dan nomor identitas pengguna
(id_users) yang berhak melakukan proses perubahan data apotek dalam sistem
informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Entitas apotek
berhubungan dengan entitas pengguna untuk mengetahui pengguna yang berhak
melalukan perubahan data apotek. Berikut ini merupakan atribut-atribut yang
terdapat dalam entitas apotek.
Tabel 4.36 Atribut apotek
Atribut
gid
nama
alamat
telepon
fax
email
website
apoteker
gambar
the_geom
id_users

commit to user
IV-62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Entitas : Rumah Sakit


Entitas rumah sakit ini berisi nomor identitas geografis masing-masing
rumah sakit (gid), nama rumah sakit (nama), alamat rumah sakit (alamat), nomor
telepon rumah sakit (telepon), alamat email rumah sakit (email), nomor fax rumah
sakit (fax), alamat website rumah sakit (website), gambar rumah sakit (gambar),
geometri point dari rumah sakit (the_geom), dan nomor identitas pengguna
(id_users) yang berhak melakukan proses perubahan data rumah sakit dalam
sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Entitas rumah sakit
berhubungan dengan entitas pengguna untuk mengetahui pengguna yang berhak
melalukan perubahan data rumah sakit. Selain itu entitas rumah sakit ini juga
berhubungan dengan entitas dokter rumah sakit untuk mengetahui dokter-dokter
yang bertugas di rumah sakit.
Tabel 4.37 Atribut rumah sakit
Atribut
gid
nama
alamat
telepon
fax
email
website
gambar
the_geom
id_users
5. Entitas : Rumah Bersalin
Entitas rumah bersalin ini berisi nomor identitas geografis masing-masing
rumah bersalin (gid), nama rumah bersalin (nama), alamat rumah bersalin
(alamat), nomor telepon rumah bersalin (telepon), alamat email rumah bersalin
(email), nomor fax rumah bersalin (fax), alamat website rumah bersalin (website),
gambar rumah bersalin (gambar), geometri point dari rumah bersalin (the_geom),
dan nomor identitas pengguna (id_users) yang berhak melakukan proses
perubahan data rumah bersalin dalam sistem informasi geografis fasilitas
kesehatan Kota Surakarta. Entitas rumah bersalin berhubungan dengan entitas
commit to user
IV-63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pengguna untuk mengetahui pengguna yang berhak melalukan perubahan data


rumah bersalin. Selain itu entitas rumah bersalin ini juga berhubungan dengan
entitas dokter rumah bersalin untuk mengetahui dokter-dokter yang bertugas di
rumah bersalin.
Tabel 4.38 Atribut rumah bersalin
Atribut
Gid
nama
alamat
telepon
fax
email
website
gambar
the_geom
id_users
6. Entitas : Puskesmas
Tabel 4.39 Atribut puskesmas
Atribut
gid
nama
alamat
telepon
fax
email
website
gambar
the_geom
id_users
Entitas puskesmas ini berisi nomor identitas geografis masing-masing
puskesmas (gid), nama puskesmas (nama), alamat puskesmas (alamat), nomor
telepon puskesmas (telepon), alamat email puskesmas (email), nomor fax
puskesmas (fax), alamat website puskesmas (website), gambar puskesmas
commit to user
IV-64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(gambar), geometri point dari puskesmas (the_geom), dan nomor identitas


pengguna (id_users) yang berhak melakukan proses perubahan data puskesmas
dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Entitas
puskesmas berhubungan dengan entitas pengguna untuk mengetahui pengguna
yang berhak melalukan perubahan data puskesmas. Selain itu entitas puskesmas
ini juga berhubungan dengan entitas dokter puskesmas untuk mengetahui dokter-
dokter yang bertugas di puskesmas.
7. Entitas : Klinik dan Balai Pengobatan
Tabel 4.40 Atribut klinik dan balai pengobatan
Atribut
gid
nama
alamat
telepon
fax
email
website
penanggungjawab
gambar
the_geom
id_users
Entitas klinik dan balai pengobatan ini berisi nomor identitas geografis
masing-masing klinik dan balai pengobatan (gid), nama klinik dan balai
pengobatan (nama), alamat klinik dan balai pengobatan (alamat), nomor telepon
klinik dan balai pengobatan (telepon), alamat email klinik dan balai pengobatan
(email), nomor fax klinik dan balai pengobatan (fax), alamat website klinik dan
balai pengobatan (website), gambar klinik dan balai pengobatan (gambar),
geometri point dari klinik dan balai pengobatan (the_geom), dan nomor identitas
pengguna (id_users) yang berhak melakukan proses perubahan data klinik dan
balai pengobatan dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota
Surakarta. Entitas ini berhubungan dengan entitas pengguna untuk mengetahui
pengguna yang berhak melalukan perubahan data klinik dan balai pengobatan.

commit to user
IV-65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Selain itu entitas ini juga berhubungan dengan entitas jadwal dokter klinik untuk
mengetahui jam dokter-dokter yang bertugas di klinik dan balai pengobatan.
8. Entitas : Dokter Praktek
Entitas dokter praktek ini berisi nomor identitas geografis masing-masing
dokter praktek (gid), nama dokter praktek (nama), alamat dokter praktek (alamat),
nomor telepon dokter praktek (telepon), alamat email dokter praktek (email),
nomor fax dokter praktek (fax), alamat website dokter praktek (website), gambar
dokter praktek (gambar), geometri point dari dokter praktek (the_geom), nomor
identitas jenis praktek (id_jenis_praktek) untuk mengetahui jenis praktek dari
dokter praktek, jam buka praktek dokter (jam) dan nomor identitas pengguna
(id_users) yang berhak melakukan proses perubahan data data dokter praktek
dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Entitas
dokter praktek berhubungan dengan entitas pengguna untuk mengetahui pengguna
yang berhak melalukan perubahan data dokter praktek. Entitas ini juga
berhubungan dengan entitas jenis praktek. Berikut ini atribut-atribut yang terdapat
dalam entitas dokter praktek.
Tabel 4.41 Atribut dokter praktek
Atribut
gid
nama
alamat
telepon
fax
email
website
gambar
the_geom
id_users
id_jenis_praktek
jam

commit to user
IV-66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9. Entitas : Laboratorium
Entitas laboratorium ini berisi nomor identitas geografis masing-masing
laboratorium (gid), nama laboratorium (nama), alamat laboratorium (alamat),
nomor telepon laboratorium (telepon), alamat email laboratorium (email), nomor
fax laboratorium (fax), alamat website laboratorium (website), gambar
laboratorium (gambar), geometri point dari laboratorium (the_geom), dan nomor
identitas pengguna (id_users) yang berhak melakukan proses perubahan data
laboratorium dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta.
Entitas puskesmas berhubungan dengan entitas pengguna untuk mengetahui
pengguna yang berhak melalukan perubahan data laboratorium. Selain itu entitas
laboratorium ini juga berhubungan dengan entitas pelayanan laboratorium untuk
mengetahui layanan-layanan yang terdapat pada laboratorium. Berikut ini
merupakan atribut-atribut yang terdapat dalam entitas laboratorium.
Tabel 4.42 Atribut laboratorium
Atribut
gid
nama
alamat
telepon
fax
email
website
gambar
the_geom
id_users

10. Entitas : Pengguna


Entitas pengguna ini merupakan entitas bagi kelompok pengguna khusus.
Entitas pengguna ini terdiri dari nomor identitas pengguna (id_users), nama
pengguna (nama_pengguna), jenis kelamin pengguna (jenis_kelamin), nomor
telepon pengguna (nomor_telepon), username (username) sebagai nama pengguna
jika ingin mengakses sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota
Surakarta dan ingin melakukan perubahan pada fasilitas kesehatan tertentu,
commit to user
IV-67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

password (password) sebagai kata kunci untuk dapat mengakses fasilitas


perubahan data pada sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota
Surakarta, email pengguna (email), nomor identitas jenis fasilitas kesehatan yang
dimiliki oleh pengguna (id_jenis_fasilitas), nomor identitas kelompok pengguna
(id_groups) yang menunjukkan hak akses pengguna sistem, tanda nomor
verifikasi pendaftaran (verifikasi) yang digunakan untuk melakukan verifikasi
setelah melakukan pendaftaran, dan tanda pengaktifan pengguna oleh
administrator (approval).
Entitas pengguna ini berhubungan dengan entitas apotek, rumah sakit,
rumah bersalin, puskesmas, klinik dan balai pengobatan, dokter praktek, dan
laboratorium. Jadi satu pengguna akan memiliki akses pada satu fasilitas
kesehatan. Entitas pengguna ini juga berhubungan dengan entitas jenis fasilitas
kesehatan. Pengguna akan terklasifikasi berdasarkan jenis fasilitas kesehatan yang
dipilih ketika dia mendaftar. Entitas pengguna memiliki hubungan dengan entitas
kategori pengguna untuk mengetahui hak akses dari pengguna apakah sebagai
pengguna khusus atau sebagai administrator. Berikut ini atribut-atribut yang
terdapat dalam entitas pengguna.
Tabel 4.43 Atribut pengguna
Atribut
id_users
nama_pengguna
jenis_kelamin
nomor_telepon
username
password
email
id_jenis_fasilitas
id_groups
verifikasi
approval
11. Entitas : Kategori Pengguna
Entitas kategori pengguna dimaksudkan untuk mengetahui kelompok
pengguna dari sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta.
commit to user
IV-68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Entitas kategori pengguna terdiri dari nomor identitas kategori pengguna


(id_groups) dan deskripsi dari kategori pengguna (deskripsi) yang terdiri dari
pengguna khusus dan administrator. Entitas kategori pengguna berhubungan
dengan entitas pengguna.
Tabel 4.44 Atribut kategori pengguna
Atribut
id_groups
deskripsi
12. Entitas : Jenis Fasilitas Kesehatan
Entitas jenis fasilitas kesehatan merupakan entitas yang menunjukkan
kelompok jenis fasilitas kesehatan yang terdapat dalam sistem informasi geografis
fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Pada entitas jenis fasilitas kesehatan terdiri
dari nomor identitas jenis fasilitas kesehatan (id_jenis_fasilitas) dan nama
kelompok fasilitas kesehatan (nama_fasilitas). Entitas jenis fasilitas kesehatan ini
berhubungan dengan entitas pengguna. Selain itu entitas jenis fasilitas juga
memiliki hubungan dengan entitas lokasi tujuan sehingga lokasi tujuan dapat
terklasifikasi. Dimana ketika seorang pengguna akan menentukan lokasi tujuan
perlu memilih terlebih dahulu jenis fasilitas yang akan dituju kemudian nama dari
fasilitas yang dituju. Berikut atribut yang terdapat dalam entitas jenis fasilitas
kesehatan.
Tabel 4.45 Atribut jenis fasilitas kesehatan
Atribut
id_jenis_fasilitas
nama_fasilitas
13. Entitas : Dokter Rumah Sakit
Tabel 4.46 Atribut dokter rumah sakit
Atribut
id_dokter_rs
nama_dokter
id_pelayanan_rs
gid
jam

commit to user
IV-69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Entitas dokter rumah sakit merupakan entitas yang menunjukkan dokter-


dokter yang bertugas di rumah sakit, pelayanan atau departemen dimana dokter
tersebut berada, dan jam tugas dokter-dokter tersebut. Entitas dokter rumah sakit
terdiri dari nomor identitas dokter (id_dokter_rs), nama dokter (nama_dokter),
nomor identitas pelayanan rumah sakit (id_pelayanan_rs) dimana dokter berada,
nomor identitas geografis (gid) rumah sakit, dan jam dokter bertugas (jam).
Entitas dokter rumah sakit ini berhubungan dengan entitas rumah sakit dan entitas
layanan rumah sakit.
14. Entitas : Dokter Rumah Bersalin
Entitas dokter rumah bersalin merupakan entitas yang menunjukkan dokter-
dokter yang bertugas di rumah bersalin, pelayanan atau departemen dimana dokter
tersebut berada, dan jam tugas dokter-dokter tersebut. Entitas dokter rumah
bersalin terdiri dari nomor identitas dokter (id_dokter_rb), nama dokter
(nama_dokter), nomor identitas pelayanan rumah bersalin (id_pelayanan_rb)
dimana dokter berada, nomor identitas geografis (gid) rumah bersalin, dan jam
dokter bertugas (jam). Entitas dokter rumah bersalin ini berhubungan dengan
entitas rumah bersalin dan entitas layanan rumah bersalin. Berikut ini atribut yang
terdapat dalam entitas dokter rumah bersalin.
Tabel 4.47 Atribut dokter rumah bersalin
Atribut
id_dokter_rb
nama_dokter
id_pelayanan_rb
gid
jam
15. Entitas : Dokter Puskesmas
Entitas dokter puskesmas merupakan entitas yang menunjukkan dokter-
dokter yang bertugas di puskesmas, pelayanan atau departemen dimana dokter
tersebut berada, dan jam tugas dokter-dokter tersebut. Entitas dokter puskesmas
terdiri dari nomor identitas dokter (id_dokter_puskesmas), nama dokter
(nama_dokter), nomor identitas pelayanan rumah bersalin
(id_pelayanan_puskesmas) dimana dokter berada, nomor identitas geografis (gid)

commit to user
IV-70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

puskesmas, dan jam dokter bertugas (jam). Entitas dokter puskesmas berhubungan
dengan entitas puskesmas dan entitas layanan puskesmas.
Tabel 4.48 Atribut dokter puskesmas
Atribut
id_dokter_puskesmas
nama_dokter
id_pelayanan_puskesmas
gid
jam
16. Entitas : Dokter Klinik dan Balai Pengobatan
Entitas dokter klinik dan balai pengobatan merupakan entitas yang
menunjukkan di klinik dan balai pengobatan mana dokter-dokter berada dan jam
tugas dokter-dokter tersebut. Entitas ini terdiri dari nomor identitas dokter
(id_dokter_klinik), nama dokter (nama_dokter), alamat dokter (alamat), dan
nomor telepon dokter (telepon). Entitas ini berhubungan dengan entitas jadwal
dokter klinik dan balai pengobatan. Berikut ini atribut yang terdapat dalam entitas
dokter klinik dan balai pengobatan.
Tabel 4.49 Atribut dokter klinik dan balai pengobatan
Atribut
id_dokter_klinik
nama_dokter
alamat
telepon

17. Entitas : Layanan Rumah Sakit


Entitas layanan rumah sakit merupakan entitas yang menunjukkan jenis-
jenis layanan atau departemen yang terdapat pada rumah sakit-rumah sakit yang
ada di Kota Surakarta. Entitas layanan rumah sakit ini terdiri dari nomor identitas
layanan rumah sakit (id_pelayanan_rs) dan nama pelayanan atau departemen yang
terdapat di rumah sakit (nama_pelayanan_rs). Entitas layanan rumah sakit ini
berhubungan dengan entitas dokter rumah sakit. Berikut ini merupakan atribut
yang terdapat dalam entitas layanan rumah sakit.

commit to user
IV-71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.50 Atribut layanan rumah sakit


Atribut
id_pelayanan_rs
nama_pelayanan_rs
18. Entitas : Layanan Rumah Bersalin
Entitas layanan rumah bersalin merupakan entitas yang menunjukkan jenis-
jenis layanan yang terdapat pada rumah bersalin. Entitas layanan rumah bersalin
ini terdiri dari nomor identitas layanan rumah bersalin (id_pelayanan_rb) dan
nama pelayanan yang terdapat di rumah sakit (nama_pelayanan_rb). Entitas
layanan rumah bersalin ini berhubungan dengan entitas dokter rumah bersalin.
Berikut ini merupakan atribut yang terdapat dalam entitas layanan rumah bersalin.
Tabel 4.51 Atribut layanan rumah bersalin
Atribut
id_pelayanan_rb
nama_pelayanan_rb
19. Entitas : Layanan Puskesmas
Entitas layanan puskesmas merupakan entitas yang menunjukkan jenis-jenis
layanan yang terdapat pada puskesmas. Entitas layanan puskesmas ini terdiri dari
nomor identitas layanan puskesmas (id_pelayanan_puskesmas) dan nama
pelayanan yang terdapat di puskesmas (nama_pelayanan_puskesmas). Entitas
layanan puskesmas ini berhubungan dengan entitas dokter puskesmas. Berikut ini
merupakan atribut yang terdapat dalam entitas layanan puskesmas.
Tabel 4.52 Atribut layanan puskesmas
Atribut
id_pelayanan_puskesmas
nama_pelayanan_puskesmas
20. Entitas : Layanan Laboratorium
Tabel 4.53 Atribut layanan laboratorium
Atribut
id_layanan_lab
id_jenis_layanan_lab
gid

commit to user
IV-72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Entitas layanan laboratorium merupakan entitas yang menunjukkan layanan-


layanan yang terdapat pada laboratorium-laboratorium. Entitas layanan
laboratorium ini berhubungan dengan entitas laboratorium dan entitas jenis
layanan laboratorium. Entitas layanan laboratorium ini terdiri dari identitas
layanan laboratorium (id_layanan_lab), nomor identitas jenis layanan
laboratorium (id_jenis_layanan_lab), dan nomor identitas geografis (gid)
laboratorium.
21. Entitas : Jenis Praktek Dokter
Entitas jenis dokter praktek menunjukkan jenis-jenis praktek dokter yang
ada di Kota Surakarta. Entitas jenis praktek dokter terdiri dari nomor identitas
jenis praktek dokter (id_jenis_praktek_dokter) dan nama jenis praktek dokter
(jenis_praktek) yang terdiri dari praktek dokter umum, dokter spesialis, dan dokter
gigi. Entitas jenis praktek dokter berhubungan dengan entitas dokter praktek.
Berikut ini atribut yang terdapat pada entitas jenis praktek dokter.
Tabel 4.54 Atribut jenis praktek dokter
Atribut
id_jenis_praktek
jenis_praktek
22. Entitas : Jadwal Dokter Klinik dan Balai Pengobatan
Tabel 4.55 Atribut dokter klinik dan balai pengobatan
Atribut
id_dokter_klinik
id_jadwal
gid
jam
Entitas jadwal dokter klinik dan balai pengobatan ini menunjukkan jam
dokter-dokter yang bertugas pada klinik dan balai pengobatan. Entitas ini terdiri
dari nomor identitas jadwal dokter (id_jadwal), nomor identitas dokter klinik dan
balai pengobatan (id_dokter_klinik), nomor identitas geografis (gid) klinik dan
balai pengobatan, dan jam bertugas (jam). Entitas ini berhubungan dengan entitas
dokter klinik dan balai pengobatan dan entitas klinik dan balai pengobatan.

commit to user
IV-73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23. Entitas : Jenis Layanan Laboratorium


Entitas jenis layanan laboratorium menunjukkan jenis-jenis layanan apa saja
yang terdapat pada laboratorium-laboratorium di Kota Surakarta. Pada entitas
jenis layanan laboratorium ini terdiri dari nomor identitas jenis layanan
(id_jenis_layanan_lab), nama jenis layanan laboratorium (nama_pelayanan_lab).
Entitas jenis layanan laboratorium berhubungan dengan entitas layanan
laboratorium. Berikut ini atribut yang terdapat pada entitas jenis layanan
laboratorium.
Tabel 4.56 Atribut jenis layanan laboratorium
Atribut
id_jenis_layanan_lab
nama_pelayanan_lab
24. Entitas : Waktu
Entitas ini terdiri dari identitas dari suatu rentang waktu (id_waktu) dan
deskripsi yang menunjukkan panjang rentang waktu tersebut (deskripsi_waktu).
Seperti telah dijelaskan pada tahapan pengolahan spasial bahwa penelitian ini
menggunakan model Sukoco (2010) yang membagi waktu dalam satu hari dalam
beberapa rentang waktu. Rentang waktu ini yang akan mempengaruhi rute menuju
fasilitas kesehatan yang terpilih. Keenam rentang waktu tersebut disimpan
seluruhnya dalam entitas ini dan akan diberi identitas untuk membedakan satu
sama lain. Sebagai contoh, kejadian pukul 06.00 07.59 mempunyai identitas 1.
Atribut id_waktu ini yang akan berhubungan dengan entitas rute untuk mencari
data rute yang diinginkan. Berikut ini atribut yang terdapat pada entitas waktu.
Tabel 4.57 Atribut waktu
Atribut
id_waktu
deskripsi_waktu
25. Entitas : Lokasi Awal
Entitas lokasi awal ini menunjukkan data-data lokasi awal keberangkatan
yang dapat dijadikan acuan oleh pengguna ketika ingin menuju fasilitas kesehatan
tertentu sesuai yang diinginkan. Data-data lokasi awal pada entitas ini didapatkan
dari hasil penelitian Sukoco (2010). Pada entitas ini berisi nomor identitas lokasi
awal (id_lokasi), nomor identitas titik awal (id_tempat), dan nama tempat awal
commit to user
IV-74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

keberangkatan (nama_tempat_awal). Entitas lokasi awal ini berhubungan dengan


entitas rute ketika proses query dilakukan untuk mendapatkan data rute menuju
fasilitas kesehatan. Berikut ini atribut yang terdapat pada entitas lokasi awal.
Tabel 4.58 Atribut lokasi awal
Atribut
id_lokasi
id_tempat
nama_tempat_awal
26. Entitas : Lokasi Tujuan
Entitas lokasi tujuan ini menunjukkan data-data lokasi tujuan yaitu fasilitas-
fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi oleh pengguna. Pada entitas ini terdiri
dari nomor identitas lokasi tujuan (id_lokasi_tujuan), nomor identitas geografis
(gid) fasilitas-fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, apotek, rumah bersalin,
puskesmas, klinik dan balai pengobatan, dokter praktek, dan laboratorium, nomor
identitas jenis fasilitas kesehatan (id_jenis_fasilitas), dan nama tempat tujuan
(nama_tempat_tujuan). Entitas lokasi tujuan ini berhubungan dengan entitas jenis
fasilitas kesehatan dan entitas-entitas fasilitas kesehatan (rumah sakit, apotek,
rumah bersalin, puskesmas, klinik dan balai pengobatan, dokter praktek, dan
laboratorium). Entitas ini juga berhubungan dengan entitas rute. Pengguna akan
memasukkan lokasi tujuan yang diinginkan dan dilakukan proses query untuk
mendapatkan rute yang dapat ditempuh. Berikut ini atribut yang terdapat pada
entitas lokasi tujuan.
Tabel 4.59 Atribut lokasi tujuan
Atribut
id_tujuan
id_jenis_fasilitas
gid
nama_tempat_tujuan
27. Entitas : Rute
Entitas rute terdiri dari nomor identitas rute (id_rute), nomor identitas lokasi
awal (id_lokasi), nomor identitas lokasi tujuan (id_tujuan), rute yang
direkomendasikan (rute), total waktu tempuh (total_waktu), total jarak tempuh
(total_jarak) dan gambar peta rute (gambar). Entitas rute memiliki hubungan
commit to user
IV-75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dengan tiga entitas yaitu entitas waktu, entitas lokasi awal, dan entitas lokasi
tujuan. Hubungan antar entitas ini jika lakukan proses query akan menghasilkan
data rute yang terpilih sesuai dengan kriteria dari pengguna. Berikut ini atribut
yang terdapat pada entitas rute.
Tabel 4.60 Atribut rute
Atribut
id_rute
id_lokasi
id_tujuan
id_waktu
rute
gambar
total_waktu
total_jarak

Setelah entitas-entitas dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan


Kota Surakarta didefinisikan maka kemudian dibuat tabel untuk masing-masing
entitas. Berikut ini daftar nama tabel untuk masing-masing entitas.
Tabel 4.61 Tabel entitas SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta
No Entitas Nama Tabel
1 Surakarta kota_ska
2 Jalan jalan
3 Rumah sakit rumah_sakit
4 Apotek apotik
5 Rumah bersalin rumah_bersalin
7 Klinik dan balai pengobatan klinik_bp
6 Puskesmas puskesmas
8 Dokter praktek dokter_praktek
9 Laboratorium laboratorium
10 Layanan rumah sakit pelayanan_rumah_sakit
11 Dokter rumah sakit dokter_rs
12 Layanan rumah bersalin pelayanan_rumah_bersalin

commit to user
IV-76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.61 Tabel entitas SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta (lanjutan)
No Entitas Nama Tabel
13 Dokter rumah bersalin dokter_rb
14 Layanan puskesmas pelayanan_puskesmas
15 Dokter puskesmas dokter_puskesmas
16 Dokter klinik dokter_klinik
17 Jadwal dokter klinik dan balai pengobatan jadwal_dokter_klinik_bp
18 Layanan laboratorium pelayanan_laboratorium
19 Jenis layanan laboratorium jenis_layanan_lab
20 Jenis praktek dokter jenis_praktek
21 Pengguna users
22 Kategori pengguna groups
23 Jenis fasilitas jenis_fasilitas
24 Lokasi awal lokasi_awal
25 Lokasi tujuan lokasi_tujuan
26 Waktu waktu
27 Rute rute
Tabel-tabel yang telah dibuat akan menjadi tempat penyimpanan data bagi
SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Tabel-tabel tersebut dibuat menggunakan
aplikasi Navicat 9.0.14 dengan basis data yaitu PostgreSQL dengan PostGIS.
Penggunaan PostGIS pada database bertujuan agar data-data spasial yang berupa
geometri dapat terakomodasi. Karena pada PostGIS sudah terdapat fungsi-fungsi
untuk pengelolaan data-data spasial. Data-data spasial yang terdapat pada sistem
ini antara lain data geometri poligon Kota Surakarta, data geometri linestring
jaringan jalan, dan data geometri point titik fasilitas kesehatan. Setelah itu tabel-
tabel tersebut dibuat hubungan antar tabel. Gambar 4.25 menunjukkan hubungan
antar tabel pada database sistem ini.

commit to user
IV-77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.25 Hubungan antar tabel


IV-78

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan gambar 4.25 dapat terlihat bahwa tabel pengguna (users)


berhubungan dengan tabel kategori pengguna (groups) dimana nomor identitas
kategori pengguna (id_groups) sebagai atribut kunci untuk menghubungkan kedua
tabel. Tabel pengguna (users) memiliki hubungan dengan tabel-tabel fasilitas
kesehatan (rumah_sakit, apotik, rumah_bersalin, puskesmas, klinik_bp,
dokter_praktek, dan laboratorium) dengan atribut kunci nomor identitas pengguna
(id_users) sebagai penghubung antar tabel. Selain itu tabel pengguna (users) juga
memiliki hubungan dengan tabel jenis fasilitas (jenis_fasilitas) dengan atribut
kunci nomor identitas jenis fasilitas (id_jenis_fasilitas) sebagai penghubung antar
tabel. Hubungan antara tabel pengguna dengan tabel-tabel lain ini bermanfaat
untuk pengelolaan data yang berkaitan dengan proses sistem antara lain
pendaftaran atau registrasi pengguna, autentifikasi pengguna sistem, perubahan
data profil pengguna, perubahan data spasial dan non spasial, dan pengelolaan
pengguna.
Tabel rumah sakit (rumah_sakit) juga memiliki hubungan dengan tabel
dokter rumah sakit (dokter_rs) dengan atribut kunci penghubung yaitu nomor
identitas geografis rumah sakit (gid). Sedangkan tabel dokter rumah sakit
(dokter_rs) memiliki hubungan dengan tabel pelayanan rumah sakit
(pelayanan_rumah_sakit) dengan atribut kunci (id_pelayanan_rs). Hubungan
tabel-tabel ini akan bermanfaat untuk proses sistem yang berkaitan dengan
perubahan data spasial dan non spasial rumah sakit.
Tabel rumah bersalin (rumah_bersalin) juga memiliki hubungan seperti
tabel rumah sakit yaitu tabel rumah bersalin (rumah_bersalin) berhubungan
dengan tabel dokter rumah rumah bersalin (dokter_rb) dengan atribut kunci
penghubung yaitu nomor identitas geografis rumah bersalin (gid). Sedangkan
tabel dokter rumah bersalin (dokter_rb) memiliki hubungan dengan tabel
pelayanan rumah bersalin (pelayanan_rumah_bersalin) dengan atribut kunci
(id_pelayanan_rb). Hubungan tabel-tabel ini akan bermanfaat untuk proses sistem
yang berkaitan dengan perubahan data spasial dan non spasial rumah bersalin.
Tabel puskesmas (puskesmas) juga memiliki tipe hubungan yang sama
seperti seperti tabel rumah sakit dan tabel rumah bersalin yaitu tabel puskesmas
(puskesmas) berhubungan dengan tabel dokter puskesmas (dokter_puskesmas)
commit to user
IV-79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dengan atribut kunci penghubung yaitu nomor identitas geografis puskesmas


(gid). Sedangkan tabel dokter puskesmas (dokter_puskesmas) memiliki hubungan
dengan tabel pelayanan puskesmas (pelayanan_puskesmas) dengan atribut kunci
(id_pelayanan_puskesmas). Hubungan tabel-tabel ini akan bermanfaat untuk
proses sistem yang berkaitan dengan perubahan data spasial dan non spasial
puskesmas.
Tabel klinik dan balai pengobatan (klinik_bp) memiliki hubungan dengan
tabel jadwal dokter klinik dan balai pengobatan (jadwal_dokter_klinik_bp)
dengan atribut kunci nomor identitas geografis klinik (gid). Sedangkan tabel
jadwal dokter klinik dan balai pengobatan (jadwal_dokter_klinik_bp) memiliki
hubungan dengan tabel dokter klinik (dokter_klinik) pada atribut kunci nomor
identitas dokter klinik (id_dokter_klinik). Hubungan antar tabel-tabel ini
bermanfaat pada proses sistem berupa perubahan data spasial dan non spasial
klinik dan balai pengobatan.
Tabel dokter praktek (dokter_praktek) memiliki hubungan dengan tabel
jenis praktek dokter (jenis_praktek) dengan nomor identitas jenis praktek
(id_jenis_praktek) sebagai atribut penghubung. Hubungan tabel ini bermanfaat
pada proses sistem yang berkaitan dengan dengan perubahan data spasial dan non
spasial dokter praktek.
Tabel lokasi tujuan (lokasi_tujuan) memiliki hubungan dengan tabel-tabel
fasilitas kesehatan (apotik, rumah_sakit, rumah_bersalin, puskesmas, klinik_bp,
dokter_praktek, dan laboratorium) yang dihubungkan dengan atribut nomor
identitas geografis (gid). Selain itu tabel lokasi tujuan (lokasi_tujuan) memiliki
hubungan dengan tabel jenis fasilitas (jenis_fasilitas) dengan atribut kunci nomor
identitas jenis fasilitas (id_jenis_fasilitas) sebagai penghubung. Hubungan antar
tabel ini bermanfaat pada proses sistem pencarian lokasi tujuan untuk pencarian
rute menuju fasilitas kesehatan.
Tabel rute (rute) memiliki hubungan dengan tabel lokasi awal (lokasi_awal)
dengan atribut kunci penghubung yaitu nomor identitas lokasi awal (id_lokasi).
Tabel rute juga memiliki hubungan dengan tabel lokasi tujuan (lokasi_tujuan)
dengan atribut kunci yaitu nomor identitas lokasi tujuan (id_tujuan) sebagai
penghubung. Selain itu rute juga memiliki hubungan dengan tabel waktu yang
commit to user
IV-80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

terhubung oleh atribut kunci nomor identitas waktu (id_waktu). Hubungan yang
terjadi pada tabel rute ini sangat bermanfaat pada proses sistem yang berkaitan
dengan pencarian rute menuju fasilitas kesehatan oleh pengguna. Pengguna sistem
akan memasukkan lokasi awal keberangkatan, lokasi tujuan, dan waktu
keberangkatan kemudian sistem akan memproses masukan tersebut untuk
menghasilkan rute yang dapat ditempuh oleh pengguna. Selain itu hubungan
tabel-tabel ini juga bermanfaat untuk pengelolaan data rute oleh administrator.
2. Tahap perancangan fisik basis data
Pada tahap perancangan fisik database, tabel-tabel tersebut akan
diwujudkan secara fisik yaitu dengan merancang tabel tersebut di dalam database
server PostgreSQL seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada tahap
perancangan fisik basis data ini lebih spesifik karena pembuatan tabel juga
mempertimbangkan tipe data.
1. Tabel rumah sakit
Tabel 4.62 Tabel rumah sakit (rumah_sakit)
Field Type Size Keterangan
gid (primary key) integer 16 Nomor identitas geografis rumah sakit
nama varchar 30 Nama rumah sakit
alamat varchar 100 Alamat rumah sakit
telepon varchar 15 Nomor telepon rumah sakit
fax varchar 15 Nomor fax rumah sakit
email varchar 30 Alamat email rumah sakit
website varchar 30 Alamat website rumah sakit
gambar varchar 30 Gambar dari rumah sakit
the_geom geometry Geometri point rumah sakit
id_users (foreign key) integer 16 Nomor identitas pengguna
Tabel rumah sakit ini berasal dari shapefile rumah sakit yang diolah dengan
ArcGIS 9.3 pada tahap digitasi fasilitas kesehatan. Shapefile ini kemudian diimpor
ke dalam database dengan menggunakan konverter shp2pgsql yang dimiliki oleh
PostGIS. Tabel rumah sakit ini berfungsi menyimpan data-data spasial dan non
spasial rumah sakit.

commit to user
IV-81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Tabel apotek
Tabel 4.63 Tabel apotek (apotik)
Field Type Size Keterangan
gid (primary key) integer 16 Nomor identitas geografis apotek
nama varchar 30 Nama apotek
alamat varchar 100 Alamat apotek
telepon varchar 15 Nomor telepon apotek
fax varchar 15 Nomor fax apotek
email varchar 30 Alamat email apotek
website varchar 30 Alamat website apotek
gambar varchar 30 Gambar dari apotek
apoteker varchar 100 Nama apoteker yang bertugas di apotek
the_geom geometry Geometri point apotek
id_users (foreign key) integer 16 Nomor identitas pengguna
Tabel apotek ini berasal dari shapefile apotek yang diolah dengan ArcGIS
9.3 pada tahap digitasi fasilitas kesehatan. Shapefile ini kemudian diimpor ke
dalam database dengan menggunakan konverter shp2pgsql yang dimiliki oleh
PostGIS. Tabel apotek ini berfungsi menyimpan data-data spasial dan non spasial
apotek.

3. Tabel rumah bersalin


Tabel rumah bersalin juga berasal dari shapefile rumah bersalin yang diolah
dengan ArcGIS 9.3 pada tahap digitasi fasilitas kesehatan. Shapefile ini kemudian
diimpor ke dalam database dengan menggunakan konverter shp2pgsql yang
dimiliki oleh PostGIS. Tabel rumah bersalin ini berfungsi menyimpan data-data
spasial dan non spasial rumah bersalin.
Tabel 4.64 Tabel rumah bersalin (rumah_bersalin)
Field Type Size Keterangan
gid (primary key) integer 16 Nomor identitas geografis rumah
bersalin
nama varchar 30 Nama rumah bersalin
alamat varchar 100 Alamat rumah bersalin

commit to user
IV-82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.64 Tabel rumah bersalin (rumah_bersalin) (lanjutan)


Field Type Size Keterangan
telepon varchar 15 Nomor telepon rumah bersalin
fax varchar 15 Nomor fax rumah bersalin
email varchar 30 Alamat email bersalin
website varchar 30 Alamat website rumah bersalin
gambar varchar 30 Gambar dari rumah bersalin
the_geom geometry Geometri point rumah bersalin
id_users (foreign key) integer 16 Nomor identitas pengguna

4. Tabel puskesmas
Tabel 4.65 Tabel puskesmas (puskesmas)
Field Type Size Keterangan
gid (primary key) integer 16 Nomor identitas geografis puskesmas
nama varchar 30 Nama puskesmas
alamat varchar 100 Alamat puskesmas
telepon varchar 15 Nomor telepon puskesmas
fax varchar 15 Nomor fax puskesmas
email varchar 30 Alamat email puskesmas
website varchar 30 Alamat website puskesmas
gambar varchar 30 Gambar dari puskesmas
the_geom geometry Geometri point puskemas
id_users (foreign key) integer 16 Nomor identitas pengguna
Tabel puskesmas ini berasal dari shapefile puskesmas yang diolah dengan
ArcGIS 9.3 pada tahap digitasi fasilitas kesehatan. Shapefile ini kemudian diimpor
ke dalam database dengan menggunakan konverter shp2pgsql yang dimiliki oleh
PostGIS. Tabel puskesmas ini berfungsi menyimpan data-data spasial dan non
spasial puskesmas.

5. Tabel klinik dan balai pengobatan


Tabel klinik dan balai pengobatan ini berasal dari shapefile klinik dan balai
pengobatan yang diolah dengan ArcGIS 9.3 pada tahap digitasi fasilitas
kesehatan. Shapefile ini kemudian diimpor ke dalam database dengan
commit to user
IV-83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menggunakan konverter shp2pgsql yang dimiliki oleh PostGIS. Tabel klinik dan
balai pengobatan ini berfungsi menyimpan data-data spasial dan non spasial klinik
dan balai pengobatan.
Tabel 4.66 Tabel klinik dan balai pengobatan (klinik_bp)
Field Type Size Keterangan
gid (primary key) integer 16 Nomor identitas geografis klinik
nama varchar 30 Nama klinik
alamat varchar 100 Alamat klinik
telepon varchar 15 Nomor telepon klinik
fax varchar 15 Nomor fax klinik
email varchar 30 Alamat email klinik
website varchar 30 Alamat website klinik
gambar varchar 30 Gambar dari klinik
penanggungjawab varchar 100 Nama penanggungjawab klinik
the_geom geometry Geometri point klinik
id_users (foreign key) integer 16 Nomor identitas pengguna

6. Tabel dokter praktek


Tabel dokter praktek ini berasal dari shapefile dokter praktek yang diolah
dengan ArcGIS 9.3 pada tahap digitasi fasilitas kesehatan. Shapefile ini kemudian
diimpor ke dalam database dengan menggunakan konverter shp2pgsql yang
dimiliki oleh PostGIS. Tabel dokter praktek ini berfungsi menyimpan data-data
spasial dan non spasial dokter praktek.
Tabel 4.67 Tabel dokter praktek (dokter_praktek)
Field Type Size Keterangan
gid (primary key) integer 16 Nomor identitas geografis dokter
praktek
nama varchar 30 Nama dokter praktek
alamat varchar 100 Alamat dokter praktek
telepon varchar 15 Nomor telepon dokter praktek
fax varchar 15 Nomor fax dokter praktek
email varchar 30 Alamat email dokter praktek

commit to user
IV-84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.67 Tabel dokter praktek (dokter_praktek) (lanjutan)


Field Type Size Keterangan
website varchar 30 Alamat website dokter praktek
gambar varchar 30 Gambar dari dokter praktek
the_geom geometry Geometri point dokter praktek
jam varchar 20 Jam buka dokter praktek
id_users (foreign key) integer 16 Nomor identitas pengguna
id_jenis_praktek (foreign key) integer 16 Nomor identitas jenis praktek

7. Tabel laboratorium
Tabel laboratorium ini berasal dari shapefile laboratorium yang diolah
dengan ArcGIS 9.3 pada tahap digitasi fasilitas kesehatan. Shapefile ini kemudian
diimpor ke dalam database dengan menggunakan konverter shp2pgsql yang
dimiliki oleh PostGIS. Tabel laboratorium ini berfungsi menyimpan data-data
spasial dan non spasial laboratorium.
Tabel 4.68 Tabel laboratorium (laboratorium)
Field Type Size Keterangan
gid (primary key) integer 16 Nomor identitas geografis dokter praktek
nama varchar 30 Nama dokter praktek
alamat varchar 100 Alamat dokter praktek
telepon varchar 15 Nomor telepon dokter praktek
fax varchar 15 Nomor fax dokter praktek
email varchar 30 Alamat email dokter praktek
website varchar 30 Alamat website dokter praktek
gambar varchar 30 Gambar dari dokter praktek
the_geom geometry Geometri point dokter praktek
id_users (foreign key) integer 16 Nomor identitas pengguna

8. Tabel pelayanan rumah sakit


Tabel pelayanan rumah sakit ini sebagai tempat untuk menyimpan data-data
nama jenis layanan apa saja yang disediakan oleh rumah sakit-rumah sakit yang
ada di Kota Surakarta.

commit to user
IV-85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.69 Tabel pelayanan rumah sakit (pelayanan_rumah_sakit)


Field Type Size Keterangan
id_pelayanan_rs (primary key) integer 16 Nomor identitas pelayanan rumah
sakit
nama_pelayanan_rs varchar 30 Nama jenis pelayanan rumah sakit

9. Tabel dokter rumah sakit


Tabel 4.70 Tabel dokter rumah sakit (dokter_rs)
Field Type Size Keterangan
id_dokter_rs (primary key) integer 16 Nomor identitas dokter rumah sakit
nama_dokter varchar 100 Nama dokter rumah sakit
id_pelayanan_rs (foreign integer 16 Nomor identitas pelayanan rumah sakit
key)
gid (foreign key) integer 16 Nomor identitas geografis rumah sakit
jam varchar 20 Jam tugas dokter atau pelayanan
Tabel dokter rumah sakit ini merupakan tempat penyimpanan data-data
dokter yang bertugas di rumah sakit, pelayanan atau departemen tempat dokter
bertugas, jam layanan, dan pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit.

10. Tabel pelayanan rumah bersalin


Tabel pelayanan rumah bersalin ini sebagai tempat untuk menyimpan data-
data nama jenis layanan apa saja yang disediakan oleh rumah bersalin-rumah
bersalin yang ada di Kota Surakarta.
Tabel 4.71 Tabel pelayanan rumah bersalin (pelayanan_rumah_bersalin)
Field Type Size Keterangan
id_pelayanan_rb (primary key) integer 16 Nomor identitas pelayanan rumah
bersalin
nama_pelayanan_rb varchar 30 Nama jenis pelayanan rumah
bersalin

11. Tabel dokter rumah bersalin


Tabel dokter rumah bersalin ini merupakan tempat penyimpanan data-data
dokter yang bertugas di rumah bersalin, pelayanan atau departemen tempat dokter
bertugas, jam layanan, dan pelayanan yang disediakan oleh rumah bersalin.

commit to user
IV-86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.72 Tabel dokter rumah bersalin (dokter_rb)


Field Type Size Keterangan
id_dokter_rb (primary key) integer 16 Nomor identitas dokter rumah
bersalin
nama_dokter varchar 100 Nama dokter rumah bersalin
id_pelayanan_rb (foreign integer 16 Nomor identitas pelayanan rumah
key) bersalin
gid (foreign key) integer 16 Nomor identitas geografis rumah
bersalin
jam varchar 20 Jam tugas dokter atau pelayanan

12. Tabel pelayanan puskesmas


Tabel pelayanan puskesmas ini sebagai tempat untuk menyimpan data-data
nama jenis layanan apa saja yang disediakan oleh puskesmas-puskesmas yang ada
di Kota Surakarta.
Tabel 4.73 Tabel pelayanan puskesmas (pelayanan_puskesmas)
Field Type Size Keterangan
id_pelayanan_puskesmas integer 16 Nomor identitas pelayanan
(primary key) puskesmas
nama_pelayanan_puskesmas varchar 30 Nama jenis pelayanan puskesmas

13. Tabel dokter puskesmas


Tabel 4.74 Tabel dokter puskesmas
Field Type Size Keterangan
id_dokter_puskesmas integer 16 Nomor identitas dokter puskesmas
(primary key)
nama_dokter varchar 100 Nama dokter puskesmas
id_pelayanan_puskesmas integer 16 Nomor identitas pelayanan
(foreign key) puskesmas
gid (foreign key) integer 16 Nomor identitas geografis
puskesmas
jam varchar 20 Jam tugas dokter atau pelayanan
Tabel dokter puskesmas ini merupakan tempat penyimpanan data-data
dokter yang bertugas di puskesmas, pelayanan atau departemen tempat dokter
bertugas, jam layanan, dan pelayanan yang disediakan oleh puskesmas.
commit to user
IV-87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14. Tabel jenis praktek


Tabel 4.75 Tabel jenis praktek (jenis_praktek)
Field Type Size Keterangan
id_jenis_praktek (primary key) integer 16 Nomor identitas jenis praktek
dokter
jenis_praktek varchar 30 Nama jenis praktek dokter
Tabel jenis praktek dokter ini menyimpan data-data jenis-jenis praktek
dokter yang ada di Kota Surakarta. Jenis praktek dokter terbagi menjadi tiga
berdaasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta yaitu
praktek dokter umum, praktek dokter spesialis, dan praktek dokter gigi.

15. Tabel dokter klinik dan balai pengobatan


Tabel 4.76 Tabel dokter klinik dan balai pengobatan (dokter_klinik_bp)
Field Type Size Keterangan
id_dokter_klinik (primary integer 16 Nomor identitas dokter klinik
key)
nama_dokter varchar 100 Nama dokter klinik
alamat varchar 100 Alamat dokter klinik
telepon varchar 15 Telepon dokter klinik
Tabel dokter klinik dan balai pengobatan ini menyimpan data-data yang
berkaitan dengan dokter yang bertugas di klinik dan balai pengobatan termasuk
alamat dan nomor telepon dokter yang bersangkutan.

16. Tabel jadwal dokter klinik dan balai pengobatan


Tabel 4.77 Tabel jadwal dokter klinik dan balai pengobatan
(jadwal_dokter_klinik_bp)
Field Type Size Keterangan
id_jadwal (primary key) integer 16 Nomor identitas jadwal dokter klinik
id_dokter_klinik (foreign integer 16 Nomor identitas dokter klinik
key)
gid (foreign key) integer 16 Nomor identitas geografis klinik
jam varchar 20 Jam tugas dokter klinik

commit to user
IV-88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel jadwal dokter klinik dan balai pengobatan ini menyimpan data-data
yang berkaitan dengan dokter yang bertugas di klinik dan balai pengobatan yaitu
jam tugas dokter yang bersangkutan.
17. Tabel pelayanan laboratorium
Tabel pelayanan laboratorium ini berisi data-data pelayanan yang
disediakan oleh masing-masing laboratorium.
Tabel 4.78 Tabel pelayanan laboratorium (pelayanan_laboratorium)
Field Type Size Keterangan
id_layanan_lab (primary integer 16 Nomor identitas pelayanan
key) laboratorium
id_jenis_layanan_lab integer 16 Nomor identitas jenis layanan
(foreign key) laboratorium
gid (foreign key) integer 16 Nomor identitas geografis
laboratorium

18. Tabel jenis layanan laboratorium


Tabel jenis pelayanan laboratorium ini berisi data jenis-jenis pelayanan yang
disediakan oleh laboratorium.
Tabel 4.79 Tabel jenis layanan laboratorium (jenis_layanan_lab)
Field Type Size Keterangan
id_jenis_layanan_lab integer 16 Nomor identitas jenis layanan
(primary key) laboratorium
nama_pelayanan_lab varchar 30 Nama jenis layanan laboratorium

19. Tabel pengguna


Tabel 4.80 Tabel pengguna (users)
Field Type Size Keterangan
id_users (primary key) integer 16 Nomor identitas pengguna
nama_pengguna varchar 30 Nama lengkap pengguna
jenis_kelamin varchar 1 Jenis kelamin pengguna
nomor_telepon varchar 15 Nomor telepon pengguna
username varchar 30 Username pengguna
password varchar 30 Password pengguna
commit to user
IV-89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.80 Tabel pengguna (users) (lanjutan)


Field Type Size Keterangan
email_pengguna varchar 30 Email pengguna
id_jenis_fasilitas (foreign integer 16 Nomor identitas jenis fasilitas
key) kesehatan
id_groups (foreign key) integer 16 Nomor identitas kelompok
pengguna
verifikasi integer 16 Status verifikasi pengguna
approval integer 16 Status aktifasi pengguna
kode_verifikasi varchar 255 Kode verifikasi pengguna
Tabel pengguna ini berfungsi untuk menyimpan data-data yang berkaitan
dengan pengguna seperti username, password, nama pengguna, alamat, nomor
telepon, dan lain sebagainya. Pada tabel pengguna ini juga berisi jenis fasilitas
yang didaftarkan oleh pengguna. Tabel pengguna ini juga berisi status dari
pengguna apakah sebagai pengguna khusus atau administrator dalam sistem.
Selain itu dalam tabel pengguna ini juga tersimpan data apakah pengguna telah
melakukan proses verifikasi atau belum dan statusnya telah diaktifkan oleh
administrator atau belum.
20. Tabel kategori pengguna
Tabel kategori pengguna ini berisi data kategori pengguna sistem. Pada
sistem ini kategori pengguna dibagi menjadi tiga yaitu pengguna umum,
pengguna khusus, dan administrator. Tetapi dalam database yang disimpan hanya
kategori pengguna khusus dan administrator.
Tabel 4.81 Tabel kategori pengguna (groups)
Field Type Size Keterangan
id_groups (primary key) integer 16 Nomor identitas kategori pengguna
deskripsi varchar 10 Deskripsi kategori pengguna

21. Tabel jenis fasilitas


Tabel jenis fasilitas ini berisi data jenis-jenis fasilitas kesehatan yang ada
dalam sistem. Pada sistem ini jenis fasilitas kesehatan ada tujuh yaitu rumah sakit,
apotek, rumah bersalin, puskesmas, klinik dan balai pengobatan, dokter praktek,
dan laboratorium.
commit to user
IV-90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.82 Tabel jenis fasilitas kesehatan (jenis_fasilitas)


Field Type Size Keterangan
id_jenis_fasilitas (primary integer 16 Nomor identitas jenis fasilitas
key) kesehatan
nama_fasilitas varchar 20 Nama fasilitas kesehatan

22. Tabel lokasi awal


Tabel lokasi awal menyimpan data-data tempat yang bisa digunakan oleh
pengguna sebagai titik acuan awal keberangkatan menuju fasilitas kesehatan yang
diinginkan. Tabel lokasi awal keberangkatan ini didapatkan dari tabel 4.14 pada
proses penentuan titik lokasi awal.
Tabel 4.83 Tabel lokasi awal (lokasi_awal)
Field Type Size Keterangan
id_lokasi (primary key) integer 16 Nomor identitas lokasi awal
keberangkatan
id_tempat integer 16 Nomor identitas tempat lokasi awal
keberangkatan
nama_tempat_awal varchar 30 Nama tempat awal keberangkatan

23. Tabel lokasi tujuan


Tabel 4.84 Tabel lokasi tujuan (lokasi_tujuan)
Field Type Size Keterangan
id_tujuan (primary key) integer 16 Nomor identitas lokasi tujuan
id_jenis_fasilitas (foreign integer 16 Nomor identitas jenis fasilitas
key) kesehatan
gid (foreign key) integer 16 Nomor identitas geografis fasilitas
kesehatan
nama_tempat_tujuan varchar 30 Nama tempat tujuan
Tabel lokasi tujuan merupakan tabel yang berfungsi menyimpan data-data
tempat yang dapat dijadikan oleh pengguna sebagai tempat tujuan fasilitas
kesehatan yang ingin dikunjungi. Lokasi tujuan yang dimaksud adalah fasilitas-
fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta.

commit to user
IV-91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24. Tabel waktu


Tabel waktu ini merupakan tempat menyimpan data rentang waktu bagi
rute. Rentang waktu dalam tabel ini didapat dari tabel 4.13 pada saat tahapan
pengolahan data spasial.
Tabel 4.85 Tabel waktu (waktu)
Field Type Size Keterangan
id_waktu (primary key) integer 16 Nomor identitas rentang waktu
deskripsi_waktu varchar 15 Deskripsi rentang waktu

25. Tabel rute


Tabel rute ini merupakan tabel yang berisi data-data rute yang dapat
ditempuh jika ingin menuju fasilitas kesehatan tertentu. Data rute ini didapat dari
hasil pengolahan data spasial yang dilakukan dengan Network Analyst pada
ArcGIS 9.3.
Tabel 4.86 Tabel rute (rute)
Field Type Size Keterangan
id_rute (primary key) integer 16 Nomor identitas rute
id_lokasi (foreign key) integer 16 Nomor identitas lokasi awal
keberangkatan
id_tujuan (foreign key) integer 16 Nomor identitas lokasi tujuan
id_waktu (foreign key) integer 16 Nomor identitas rentang waktu
rute varchar 1000 Deskripsi rute yang ditempuh
gambar varchar 30 Gambar rute
total_waktu varchar 15 Total waktu tempuh rute
total_jarak varchar 15 Total jarak tempuh rute

26. Tabel Kota Surakarta


Tabel Kota Surakarta ini merupakan tabel yang menyimpan data geometri
dari Kota Surakarta. Tabel ini berasal dari shapefile Kota Surakarta yang diolah
dengan ArcGIS 9.3 pada tahap digitasi fasilitas kesehatan. Shapefile ini kemudian
diimpor ke dalam database dengan menggunakan konverter shp2pgsql yang
dimiliki oleh PostGIS.

commit to user
IV-92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.87 Tabel Kota Surakarta (kota_ska)


Field Type Size Keterangan
gid (primary key) integer 16 Nomor identitas geografis Kota
Surakarta
nama varchar 30 Nama Kota Surakarta
the_geom geometry Geometri polygon Kota Surakarta

27. Tabel jalan


Tabel jalan ini merupakan tabel yang menyimpan data-data jaringan jalan
Kota Surakarta. Tabel jaringan jalan ini didapatkan dari shapefile jaringan jalan
Kota Surakarta seperti pada tahap digitasi peta Surakarta yang merupakan hasil
dari penelitian Sukoco (2010). Shapefile ini kemudian diimpor ke dalam database
dengan menggunakan konverter shp2pgsql yang dimiliki oleh PostGIS.
Tabel 4.88 Tabel jalan (jalan)
Field Type Size Keterangan
gid (primary key) integer 16 Nomor identitas geografis jalan
nama_jalan varchar 30 Nama jalan
the_geom geometry Geometri linestring jalan

4.6.2 Perancangan Basis Antarmuka (User Interface)

Program yang dirancang berfungsi sebagai perantara komunikasi antara


pengguna dengan sistem. Komunikasi ini dapat berupa proses pemasukan data ke
dalam sistem, memperbaharui data, menghapus data, atau menampilkan output
sistem.
Pada tahap ini dilakukan perancangan bentuk interface program yang
dibuat, dengan tujuan supaya pemakai mudah mengerti (user friendly).
Perancangan interface ini meliputi perancangan interface input dan perancangan
interface output.
Sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta memiliki tiga
kategori pengguna yaitu pengguna umum, pengguna khusus, dan administrator.
Setiap pengguna memiliki menu tersendiri di dalam sistem yang dapat diakses
sesuai dengan hak akses masing-masing. Berikut ini skema hak akses untuk setiap
pengguna.
commit to user
IV-93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.26 Skema perancangan basis antarmuka


1. Rancangan tampilan halaman home
Halaman home adalah halaman awal yang akan tampil pada saat sistem
informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta dijalankan. Halaman home
dirancang dengan menggunakan framework Pmapper. Halaman home
menampilkan peta Kota Surakarta, jaringan jalan, dan letak geografis fasilitas-
fasilitas kesehatan. Halaman home dapat diakses oleh pengguna umum, pengguna
khusus, dan administrator. Berikut ini rancangan tampilan halaman home sistem
informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta.

commit to user
IV-94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.27 Rancangan tampilan halaman home

Pada halaman home ini terdapat beberapa menu yaitu menu register, editing,
pencarian, dan login. Menu register digunakan untuk melakukan proses registrasi
pengguna khusus. Menu editing digunakan oleh pengguna khusus untuk
melakukan proses perubahan profil maupun perubahan data fasilitas kesehatan.
Menu pencarian digunakan untuk melakukan pencarian rute menuju fasilitas
kesehatan dan pencarian fasilitas dalam radius tertentu.
Selain itu pada halaman home juga terdapat untuk mencetak, mengunduh,
tautan, dan panduan. Kontrol terhadap layer peta juga terdapat pada halaman
home. Kontrol layer ini berguna untuk mengatur layer-layer yang akan tampil
pada peta. Tombol untuk navigasi peta juga terdapat pada halaman home antara
lain tombol pergeseran peta, tombol perbesaran dan perkecilan skala peta, dan
tombol pengukuran. Menu pencarian fasilitas kesehatan maupun layanan terdapat
pada halaman home juga.

commit to user
IV-95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Rancangan tampilan halaman registrasi


Halaman registrasi merupakan halaman yang digunakan untuk melakukan
registrasi pengguna khusus. Pada halaman registrasi ini pengguna harus
memasukkan beberapa data sebagai masukan bagi sistem.

Gambar 4.28 Rancangan tampilan halaman registrasi

3. Rancangan tampilan halaman login


Halaman login merupakan halaman yang digunakan oleh sistem untuk
mendeteksi pengguna sistem serta hak akses dari pengguna sistem. Pada halaman
login pengguna sistem harus memasukkan username dan password.

commit to user
IV-96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.29 Rancangan tampilan halaman login


Pada halaman login terdapat menu lupa password yang dapat digunakan
oleh pengguna untuk mendapatkan kembali username dan password jika
pengguna sistem lupa username dan password.
4. Rancangan tampilan halaman lupa password
Halaman lupa password ini merupakan halaman yang digunakan oleh
pengguna sistem yang lupa username dan password. Pada halaman ini pengguna
harus memasukkan email pengguna sebagai masukkan bagi sistem.

Gambar 4.30 Rancangan tampilan halaman lupa password


5. Rancangan tampilan halaman administrator
Halaman administrator ini merupakan halaman yang dapat digunakan oleh
administrator untuk melakukan berbagai pengelolaan data sistem informasi
geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta.

Gambar 4.31 Rancangan tampilan halaman administrator


commit to user
IV-97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pada halaman administrator ini terdapat menu home, edit profil, manajemen
user, manajemen rute, dan logout. Menu home berisi ucapan selamat datang bagi
pengguna sistem. Menu edit profil digunakan untuk melakukan perubahan
terhadap data-data individu dari pengguna sistem. Menu manajemen user
merupakan menu yang dapat digunakan oleh administrator untuk mengatur
pengguna sistem. Menu manajemen rute merupakan menu yang dapat digunakan
oleh administrator untuk mengatur data-data rute menuju fasilitas kesehatan.
6. Rancangan tampilan halaman edit profil
Halaman edit profil merupakan halaman yang dapat digunakan oleh
pengguna sistem baik pengguna khusus maupun administrator untuk melakukan
terhadap data-data individu. Berikut ini gambaran rancangan halaman edit profil.

Gambar 4.32 Rancangan halaman edit profil


Pada halaman edit profil terdapat menu untuk melakukan edit email dan
password. Menu tersebut dapat digunakan oleh pengguna sistem untuk melakukan
perubahan terhadap email pengguna maupun password.
7. Rancangan halaman edit email dan password
Halaman edit email dan password ini dapat digunakan oleh pengguna
khusus dan administrator untuk mengganti email dan password. Penggantian
commit to user
IV-98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

email dan password ini bersifat optional. Artinya pengguna dapat memilih untuk
mengganti email saja atau password saja atau keduanya. Pada halaman ini
pengguna harus memasukkan data-data sesuai permintaan sistem. Berikut ini
gambaran rancangan halaman edit email dan password.

Gambar 4.33 Rancangan halaman edit email dan password


8. Rancangan tampilan halaman manajemen user

Gambar 4.34 Rancangan tampilan manajemen user

commit to user
IV-99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Halaman manajemen user ini merupakan halaman yang dapat digunakan


oleh administrator untuk mengatur pengguna-pengguna sistem. Administrator
dapat mengubah data pengguna, dapat mengaktifkan maupun menon-aktifkan
pengguna, dapat menghapus pengguna, mencari pengguna, dan menambah
pengguna.
9. Rancangan tampilan halaman tambah pengguna
Halaman tambah pengguna merupakan halaman yang dapat digunakan oleh
administrator untuk menambah pengguna sistem. Penambahan pengguna sistem
oleh administrator dapat berupa pengguna khusus maupun administrator.
Administrator harus memasukkan data-data yang dibutuhkan sistem antara lain
username, password, nama lengkap, jenis kelamin, nomor telepon, jenis fasilitas
kesehatan, dan kategori pengguna.

Gambar 4.35 Rancangan halaman tambah pengguna

commit to user
IV-100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10. Rancangan halaman edit pengguna


Halaman edit pengguna ini dapat digunakan oleh administrator untuk
melakukan perubahan terhadap data pengguna. Data-data yang dapat diubah
antara lain username, password, nama lengkap, nomor telepon, jenis kelamin,
nama fasilitas, nomor telepon fasilitas, dan kategori pengguna. Berikut ini
gambaran rancangan halaman edit pengguna.

Gambar 4.36 Rancangan halaman edit pengguna


11. Rancangan halaman manajemen rute

Gambar 4.37 Rancangan halaman manajemen rute


commit to user
IV-101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Halaman manajemen rute merupakan halaman yang dapat digunakan oleh


administrator untuk melakukan pengaturan terhadap data-data rute. Pada halaman
ini administrator dapat mengubah data rute, menghapus data rute, mencari data
rute, dan menambah data rute. Berikut gambaran rancangan halaman manajemen
rute.
12. Rancangan halaman tambah data rute

Gambar 4.38 Rancangan halaman tambah data rute

commit to user
IV-102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Halaman tambah data rute ini dapat digunakan administrator untuk


menambah data-data rute. Pada halaman ini administrator harus memasukkan
beberapa data antara lain lokasi awal, jenis fasilitas kesehatan, nama fasilitas
kesehatan, rentang waktu, deskripsi rute, total waktu tempuh, total jarak tempuh,
dan gambar rute.
13. Rancangan halaman edit data rute
Halaman edit data rute ini digunakan oleh administrator untuk melakukan
perubahan terhadap data-data rute yang telah masuk ke dalam sistem. Data-data
yang dapat diubah antara lain lokasi awal, jenis fasilitas kesehatan, nama fasilitas
kesehatan, rentang waktu, deskripsi rute, total waktu tempuh, total jarak tempuh,
dan gambar rute.

Gambar 4.39 Rancangan halaman edit data rute


commit to user
IV-103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14. Rancangan halaman edit data rumah sakit, rumah bersalin, dan puskesmas
Halaman edit data ini merupakan halaman yang dapat digunakan oleh
pengguna khusus yang memiliki fasilitas berupa rumah sakit, rumah bersalin, atau
puskesmas. Pada halaman edit ini pengguna dapat mengubah data-data antara lain
nama, alamat, nomor telepon, email, nomor fax, website, koordinat fasilitas
(lintang dan bujur), dan gambar. Pada halaman edit ini juga tersedia menu edit
layanan dan dokter. Isi dari halaman ini akan menyesuaikan dengan data fasilitas
yang dimiliki oleh pengguna.

Gambar 4.40 Rancangan halaman edit data rumah sakit


15. Halaman edit data pelayanan dan dokter rumah sakit, rumah bersalin,
puskesmas
Halaman edit data pelayanan dan dokter rumah sakit ini merupakan halaman
yang dapat digunakan oleh pengguna khusus yang memiliki fasilitas kesehatan
berupa rumah sakit, rumah bersalin, atau puskesmas untuk mengubah data
pelayanan, data dokter, jam pelayanan atau jam tugas dokter, dan menambah data
pelayanan dan dokter, serta menghapus pelayanan dan dokter.
commit to user
IV-104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.41 Rancangan halaman edit data pelayanan dan dokter rumah sakit
16. Rancangan halaman tambah layanan dan dokter rumah sakit, rumah bersalin,
dan puskesmas
Halaman tambah layanan dan dokter ini dapat digunakan oleh pengguna
khusus yang memiliki fasilitas berupa rumah sakit, rumah bersalin, atau
puskesmas untuk menambah layanan dan dokter. Pada halaman ini pengguna
harus memilih data pelayanan, memasukkan data dokter, dan jam.

Gambar 4.42 Rancangan halaman tambah layanan dan dokter rumah sakit 1
Jika pilihan data pelayanan tidak tersedia, pengguna dapat menggunakan
halaman tambah layanan dan dokter rumah sakit berikut ini.
commit to user
IV-105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.43 Rancangan halaman tambah layanan dan dokter rumah sakit 2
17. Rancangan halaman edit detail pelayanan dan dokter
Halaman edit detail pelayanan dan dokter ini digunakan untuk mengubah
data-data pelayanan dan dokter yang telah dimasukkan ke dalam sistem. Berikut
ini gambaran rancangan halaman edit detail pelayanan dan dokter.

Gambar 4.44 Rancangan halaman edit detail layanan dan dokter rumah sakit
18. Rancangan halaman edit data apotek
Halaman edit data ini merupakan halaman yang dapat digunakan oleh
pengguna khusus yang memiliki fasilitas berupa apotek. Pada halaman edit ini
commit to user
IV-106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pengguna dapat mengubah data-data yang berkaitan dengan apotek antara lain
nama, alamat, nomor telepon, email, nomor fax, website, apoteker, koordinat
fasilitas (lintang dan bujur), dan gambar.

Gambar 4.45 Rancangan halaman edit data apotek

19. Rancangan halaman edit data klinik dan balai pengobatan


Halaman edit data ini merupakan halaman yang dapat digunakan oleh
pengguna khusus yang memiliki fasilitas berupa klinik dan balai pengobatan.
Pada halaman edit ini pengguna dapat mengubah data-data yang berkaitan dengan
klinik dan balai pengobatan antara lain nama, alamat, nomor telepon, email,
nomor fax, website, penanggungjawab, koordinat fasilitas (lintang dan bujur), dan
gambar.

commit to user
IV-107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.46 Rancangan halaman edit data klinik dan balai pengobatan

20. Rancangan halaman edit data dokter klinik

Gambar 4.47 Rancangan halaman edit dokter klinik


Halaman edit data dokter klinik ini merupakan halaman yang dapat
digunakan oleh pengguna khusus yang memiliki fasilitas kesehatan berupa klinik

commit to user
IV-108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan balai pengobatan untuk mengubah data dokter, jam tugas dokter, menambah
dokter, serta menghapus data dokter.
21. Rancangan halaman edit detail data dokter klinik
Halaman edit detail dokter klinik dan balai pengobatan ini digunakan untuk
mengubah data-data dokter klinik dan balai pengobatan yang telah dimasukkan ke
dalam sistem. Berikut ini gambaran rancangan halaman edit detail dokter klinik
dan balai pengobatan.

Gambar 4.48 Rancangan halaman edit detail data dokter klinik


22. Rancangan halaman tambah dokter klinik

Gambar 4.49 Rancangan halaman tambah dokter klinik


commit to user
IV-109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Halaman tambah dokter klinik dan balai pengobatan ini dapat digunakan
oleh pengguna khusus yang memiliki fasilitas berupa klinik dan balai pengobatan
untuk menambah dokter. Pada halaman ini pengguna harus memasukkan data
dokter, alamat, telepon, dan jam.
23. Rancangan halaman edit data laboratorium
Halaman edit data ini merupakan halaman yang dapat digunakan oleh
pengguna khusus yang memiliki fasilitas berupa laboratorium. Pada halaman edit
ini pengguna dapat mengubah data-data yang berkaitan dengan laboratorium
antara lain nama, alamat, nomor telepon, email, nomor fax, website, koordinat
fasilitas (lintang dan bujur), dan gambar.

Gambar 4.50 Rancangan halaman edit data laboratorium


24. Rancangan halaman edit layanan laboratorium
Halaman edit data layanan laboratorium ini merupakan halaman yang dapat
digunakan oleh pengguna khusus yang memiliki fasilitas kesehatan berupa
laboratorium untuk menambah data layanan dan menghapus data layanan.

commit to user
IV-110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.51 Rancangan halaman edit layanan laboratorium


25. Rancangan halaman tambah layanan laboratorium
Halaman tambah layanan laboratorium ini dapat digunakan oleh pengguna
khusus yang memiliki fasilitas berupa laboratorium untuk menambah layanan.
Pada halaman ini pengguna harus memilih data pelayanan.

Gambar 4.52 Rancangan halaman tambah layanan laboratorium 1


Jika pilihan data pelayanan tidak tersedia, pengguna dapat menggunakan
halaman tambah layanan berikut ini. Pengguna perlu memasukkan nama
pelayanan kesehatan.

Gambar 4.53 Rancangan halaman tambah layanan laboratorium 2


commit to user
IV-111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26. Rancangan halaman pencarian rute


Halaman pencarian rute merupakan halaman yang dapat digunakan oleh
pengguna umum, pengguna khusus, maupun administrator untuk mencari rute
menuju suatu fasilitas kesehatan. Pengguna perlu memilih lokasi awal
keberangkatan, jenis fasilitas yang ingin dituju, nama fasilitas yang ingin dituju,
dan rentang waktu keberangkatan.

Gambar 4.54 Rancangan halaman pencarian rute

Gambar 4.55 Hasil pencarian rute

commit to user
IV-112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.55 Hasil pencarian rute (lanjutan)


Setelah semua data yang diperlukan telah dipilih oleh pengguna maka
sistem akan melakukan query terhadap database untuk mencari rute yang sesuai
dengan kriteria.
27. Rancangan halaman pencarian fasilitas kesehatan berdasarkan radius
Halaman pencarian fasilitas ini merupakan halaman yang dapat digunakan
oleh pengguna umum, pengguna khusus, maupun administrator untuk mengetahui
fasilitas kesehatan yang terdapat pada radius tertentu dari suatu titik. Pada
halaman pencarian fasilitas ini pengguna perlu menyentang checkbox query dan
menuliskan besarnya radius yang diinginkan dalam meter. Setelah itu pengguna
tinggal menekan pada titik tertentu pada peta.

Gambar 4.56 Rancangan halaman pencarian fasilitas kesehatan berdasarkan


radius
commit to user
IV-113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.6.3 Pembuatan Aplikasi


Pada tahapan pembuatan aplikasi dicantumkan beberapa contoh sintax
pemrograman baik itu pemograman SQL pada bagian pembuatan basis data dan
pemrogramam mapfile, PHP, maupun HTML pada bagian pembuatan basis
antarmuka.
1. Pembuatan basis data
Berikut ini adalah contoh pemrograman SQL yang digunakan saat seleksi
data (query) dalam basis data :
Kasus :
Pengecekan pengguna yang akan masuk ke dalam sistem informasi
geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta untuk melakukan perubahan data.
Misal pengguna yang akan masuk dengan username admin dan password admin
berikut sintax SQL yang digunakan :

SELECT username, password, email_pengguna, id_groups,


id_jenis_fasilitas, id_users
FROM users
WHERE username= 'admin'
AND password='admin'
AND verifikasi='1'
AND approval='1'

Hasil yang didapat dari pencarian dengan menggunakan bahasa SQL tersebut
yaitu :

Gambar 4.57 Output mencari pengguna


2. Pemrograman Aplikasi
Berikut ini adalah contoh pemrograman yang digunakan untuk membangun
sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Contoh kasus ini
adalah pada saat pembuatan halaman home sistem informasi fasilitas kesehatan
Kota Surakarta. Pembuatan halaman home menggunakan framework Pmapper.
Berikut ini merupakan gambaran skema kerja pada framework Pmapper.
commit to user
IV-114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

User Pmapper Mapfile

Mapserver

Database

Gambar 4.58 Skema kerja Pmapper


Sebelum framework Pmapper dapat menampilkan peta perlu dibuat mapfile
(*.MAP) terlebih dahulu. Mapfile merupakan file yang menyimpan segala
konfigurasi peta yang akan ditampilkan. Berikut ini sebagian source code mapfile
yang digunakan untuk menampilkan peta Kota Surakarta.
MAP
NAME "SIGKES"
SIZE 640 480
UNITS meters
EXTENT 473634.012051 9160172.633672 488872.860998 9168532.733672
SYMBOLSET "../common/symbols/symbols-pmapper.sym"
FONTSET "../common/fonts/msfontset.txt"

LAYER
NAME 'Kota_SKA'
TYPE POLYGON
CONNECTIONTYPE postgis
CONNECTION "dbname='sigkes' host=localhost port=5432 user='postgres'
password='adprast'"
DATA 'the_geom FROM kota_ska USING UNIQUE gid USING srid=-1'
TRANSPARENCY 100
PROJECTION
'init=epsg:32749'
END
METADATA
"DESCRIPTION" "Kota"
"RESULT_FIELDS" "nama"
"RESULT_HEADERS" "Kota"
"LAYER_ENCODING" "UTF-8"
"ows_title" "Kota Surakarta"
END
TEMPLATE void
CLASS
NAME 'Kota SKA'
STYLE
WIDTH 0.91
OUTLINECOLOR 0 0 0
COLOR 255 255 127
END
END
END
END

commit to user
IV-115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Setelah kita selesai membuat mapfile yang sesuai dengan kebutuhan peta
yang akan ditampilkan kita perlu mengatur beberapa syntax pemrograman pada
file konfigurasi pada framework Pmapper. Hal ini perlu dilakukan agar peta dapat
tampil seperti yang kita harapkan. Konfigurasi dilakukan terutama pada bagian
penampilan layer. Berikut ini merupakan contoh syntax pemrograman yang
dilakukan pada file konfigurasi framework Pmapper untuk menampilkan layer
Kota Surakarta.
<map>
<mapFile>Surakarta.map</mapFile>
<tplMapFile>common/template.map</tplMapFile>
<categories>
<category name="Kota">
<group>Kota_SKA</group>
</category>
</categories>
<allGroups>
<group>Kota_SKA</group>
</allGroups>
</map>

Sedangkan untuk contoh syntax pemrograman PHP untuk pembuatan


halaman login adalah sebagai berikut.
<?php
include "../config.php";
include "../fungsi2.php";
echo flash_message();
?>
<center> <h1> LOGIN </h1> </center>
<form name="login" id="form_login" method="POST" action="aksi_login.php">
<center>
<b>Username : </b></br>
<input type="text" name="username"></br>
<b>Password : </b></br>
<input type="password" name="password"></br></br>
<input type="submit" value="Login"> &nbsp;&nbsp;&nbsp;
<input type="reset" value="Cancel">
</center></br>
commit to user
IV-116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

<center>
<a href="../register"><b>Register</b></a>&nbsp;&nbsp;&nbsp;
<a href="forgot_password.php"><b>Lupa Password?</b></a>
</center></br></br>
</form>

4.7 PENGUJIAN APLIKASI

Pengujian aplikasi dilakukan untuk mengetahui apakah aplikasi yang dibuat


telah sesuai dengan kebutuhan sistem atau belum, baik dalam perancangan basis
data maupun perancangan basis antar muka. Pengujian aplikasi juga dilakukan
dengan tujuan untuk memeriksa kesesuaian input dan output yang dihasilkan oleh
sistem, untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi pada sistem dapat berjalan dengan
baik atau tidak, dan memeriksa terjadinya error pada saat sistem digunakan.
Berikut ini merupakan hasil pengujian terhadap sistem yang dibuat.
Tabel 4.89 Checklist hasil pengujian aplikasi
Kebutuhan sistem Keterangan
Menampilkan peta Kota Surakarta
Menampilkan peta jaringan jalan arteri dan kolektor Kota
Surakarta
Menampilkan titik lokasi fasilitas kesehatan di Kota
Surakarta
Menampilkan informasi mengenai fasilitas kesehatan
Mencari fasilitas kesehatan
Mencari dan menampilkan rute menuju fasilitas kesehatan
yang diinginkan
Menampilkan dan menyembunyikan layer berdasarkan
kategori tertentu
Melakukan proses login dan logout
Melakukan proses pendaftaran atau registrasi akun untuk
fasilitas kesehatan
Mencari fasilitas kesehatan dalam radius tertentu

commit to user
IV-117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.89 Checklist hasil pengujian aplikasi (lanjutan)


Kebutuhan sistem Keterangan
Memperbaharui data spasial dan data non spasial fasilitas
kesehatan
Melakukan proses pendaftaran pengguna
Melakukan pergeseran posisi peta
Melakukan perbesaran dan pengecilan skala peta
Melakukan pengunduhan terhadap peta
Melakukan pengukuran
Melakukan manajemen pengguna
Melakukan manajemen rute

commit to user
IV-118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
ANALISIS HASIL

Pada bab ini membahas tentang analisis hasil perancangan dalam penelitian
yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Analisis yang dibahas pada bab ini
meliputi analisis rancangan basis data, analisis aplikasi prototipe sistem informasi
geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta, dan analisis implementasi hasil
rancangan.

5.1 ANALISIS RANCANGAN BASIS DATA

Basis data yang dirancang sudah dapat memenuhi kebutuhan prototipe SIG
fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Kebutuhan basis data untuk prototipe SIG
fasilitas kesehatan Kota Surakarta yaitu dapat menyimpan data spasial maupun
data non spasial. Data spasial yang dapat disimpan pada basis data yang dirancang
yaitu data titik koordinat fasilitas kesehatan yang ada di wilayah Kota Surakarta,
data poligon wilayah Kota Surakarta, dan data line jaringan jalan kelas arteri dan
kelas kolektor Kota Surakarta.
Basis data yang dirancang dapat menyimpan data titik koordinat tujuh jenis
fasilitas kesehatan yang disajikan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan yaitu
rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, klinik atau balai pengobatan, dokter
praktek, apotek, dan laboratorium. Data titik koordinat untuk masing-masing jenis
fasilitas kesehatan dalam basis data yang dirancang dapat ditambah, dikurangi,
atau diperbaharui dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta.
Sedangkan data poligon Kota Surakarta dan data line jaringan jalan Kota
Surakarta tidak dapat ditambah, dikurangi, atau diperbaharui dari prototipe SIG
fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Selain data spasial, basis data yang dirancang
juga dapat menyimpan data non spasial fasilitas kesehatan sesuai dengan
kebutuhan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang dapat dilihat
pada tabel 4.6. Data non spasial dalam basis data yang dirancang dapat ditambah,
dikurangi, atau diperbaharui dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta.
Data yang tersimpan dalam basis data saat ini masih hanya sebagian saja.
Belum semua data spasial maupun data non spasial fasilitas kesehatan terkumpul.

commit to user
V-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Grafik 5.1 menunjukkan perbandingan antara jumlah data spasial fasilitas


kesehatan yang telah tersimpan dalam basis data dengan total jumlah fasilitas
kesehatan yang ada di Kota Surakarta berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota
Surakarta. Data spasial yang tersimpan dalam basis data berjumlah 10 rumah sakit
dari total 13 rumah sakit menurut data Dinas Kesehatan Kota Surakarta.

1082

148

Terkumpul
71
Total

42 42 43
29
18
10 13 13 11 12
6

Gambar 5.1 Perbandingan data yang tersimpan dalam basis data dan jumlah total
fasilitas kesehatan di Kota Surakarta

Data non spasial fasilitas kesehatan yang tersimpan dalam basis data yang
dirancang juga masih belum lengkap. Data non spasial yang tersimpan dalam
basis data sesuai dengan data spasial fasilitas kesehatan yang dimasukkan dalam
basis data. Data non spasial rumah sakit mengenai pelayanan dan fasilitas yang
disediakan rumah sakit yang tersimpan dalam basis data masih hanya ada 3 rumah
sakit yaitu pelayanan dan fasilitas milik RS Brayat Minulya, RS Kasih Ibu, dan
RS Kustati seperti yang tercantum pada lampiran 1. Walaupun data non spasial
commit to user
V-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang tersimpan yang ada di dalam basis data masih belum lengkap tetapi basis
data yang dirancang masih bisa ditambah dan diperbaharui.

5.2 ANALISIS APLIKASI PROTOTIPE SIG FASILITAS KESEHATAN


KOTA SURAKARTA
Aplikasi prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang dirancang
sudah dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan analisis kebutuhan yang telah
dibahas sebelumnya. Aplikasi prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta
dapat menampilkan peta lokasi fasilitas kesehatan yang ada di wilayah Kota
Surakarta. Hasil dari tampilan peta lokasi fasilitas kesehatan dalam aplikasi dapat
dilihat pada lampiran 4. Aplikasi prototipe SIG juga dapat menampilkan informasi
yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan dengan cara melakukan klik pada
fasilitas kesehatan yang diinginkan pada peta. Tampilan dari informasi yang
disajikan dapat dilihat pada lampiran 4. Aplikasi prototipe yang dirancang juga
dapat mencari fasilitas kesehatan. Pencarian fasilitas kesehatan pada aplikasi
prototipe SIG bisa berdasarkan beberapa pilihan yaitu nama fasilitas, layanan,
atau nama dokter. Contoh hasil pencarian fasilitas kesehatan pada aplikasi
prototipe SIG dapat dilihat pada lampiran 4.
Aplikasi prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang dirancang
dapat mencari fasilitas kesehatan berdasarkan radius tertentu. Pencarian fasilitas
kesehatan berdasarkan radius tertentu ini terdapat pada penelitian Babu (2008)
dimana SIG yang dirancang Babu (2008) berbasis desktop. Tetapi pada aplikasi
prototipe SIG fasilitas kesehatan ini yang berbasis website juga dapat dilakukan
hal serupa. Contoh hasil pencarian fasilitas kesehatan berdasarkan radius dapat
dilihat pada lampiran 4. Aplikasi prototipe yang dirancang dapat melakukan
pencarian dan menampilkan rute menuju fasilitas kesehatan yang diinginkan.
Hasil dari pencarian rute ditampilkan dalam bentuk gambar dan arah rute
perjalanan. Selain itu juga ditampilkan perkiraan waktu tempuh dan jarak. Contoh
hasil dari pencarian rute dapat dilihat pada lampiran 4.
Aplikasi prototipe SIG yang dirancang juga dapat melakukan perbesaran
dan pengecilan skala peta, pergeseran peta, menampilkan dan menyembunyikan
layer, pengukuran, pengunduhan peta yang biasa yang merupakan fungsi-fungsi
biasa terdapat pada aplikasi SIG berbasis website. Fungsi-fungsi yang sudah
commit to user
V-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

disebutkan merupakan fungsi-fungsi yang dapat digunakan oleh semua pengguna


aplikasi. Aplikasi prototipe SIG yang dirancang juga memiliki fungsi-fungsi yang
hanya dapat digunakan oleh pengguna khusus dan administrator. Fungsi-fungsi
tersebut antara lain melakukan login dan logout, perubahan data spasial dan data
non spasial, perubahan perubahan data profil pengguna, manajemen rute, dan
manajemen pengguna. Fungsi-fungsi yang terdapat pada aplikasi SIG fasilitas
kesehatan Kota Surakarta yang dirancang dapat berjalan dengan baik dan sesuai
dengan yang diinginkan.

5.3 ANALISIS IMPLEMENTASI

Prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta telah


dirancang sesuai dengan analisis kebutuhan, desain basis data, dan desain
antarmuka. Oleh karena itu prototipe sistem informasi geografis fasilitas
kesehatan Kota Surakarta ini siap untuk diimplementasikan. Prototipe sistem
informasi geografis ini dapat diimplementasikan dengan baik pada server dengan
sistem operasi berbasis Windows ataupun server dengan sistem operasi berbasis
Linux. Apabila prototipe sistem informasi geografis ini diimplementasikan pada
server berbasis Windows maka web server yang digunakan yaitu Mapserver for
Windows (MS4W). Sebaliknya jika diimplementasikan pada server berbasis
Linux maka web server yang digunakan yaitu FGS Mapserver. Apabila prototipe
sistem informasi geografis ini diimplementasikan pada server dengan sistem
operasi berbasis Linux ada yang hal diperlu diperhatikan yaitu hak akses semua
file prototipe sistem informasi geografis ini harus dibuat supaya bisa diakses oleh
semua pengguna. Biasanya pada sistem operasi Linux aturan hak akses file oleh
pengguna sangat ketat. Pengguna yang tidak memiliki hak akses tidak akan bisa
mengakses file yang diinginkan walaupun hanya melihat saja. Apabila file
prototipe sistem informasi geografis ini tidak diatur supaya dapat diakses oleh
semua pengguna, maka prototipe sistem informasi geografis ini tidak dapat
berjalan jika diakses dari luar.
Prototipe sistem informasi geografis yang dirancang ini menggunakan
PostgreSQL dan Postgis sebagai basis datanya. Pemilihan PostgreSQL dan
Postgis sebagai basis data dikarenakan kemampuannya dalam mengolah data-data
spasial. Penggunaan PostgreSQL dan Postgis ini akan sangat membantu untuk
commit to user
V-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pengembangan prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan nantinya.


PostgreSQL dan Postgis memiliki fungsi-fungsi khusus pengolahan data-data
spasial seperti perhitungan jarak, perhitungan area, intersect, dan lain-lain.
PostgreSQL dan Postgis ini dapat berjalan dengan baik pada sistem operasi Linux
dan sistem operasi Windows. Tetapi ada yang perlu diperhatikan pada
penggunaan PostgreSQL pada sistem operasi Linux yaitu gunakan PostgreSQL
yang sudah memiliki tipe data geometri yang dibutuhkan untuk menyimpan data-
data spasial berupa point, line, ataupun polygon. Jika PostgreSQL yang digunakan
tidak memiliki tipe data geometri maka fungsi-fungsi Postgis tidak dapat
dikompilasi dalam basis data. Hal ini menyebabkan data spasial tidak dapat
diolah. Jika menggunakan FGS Mapserver sebagai web server pada Linux sudah
terdapat paket PostgreSQL yang memiliki tipe data geometri sehingga fungsi-
fungsi Postgis dapat dikompilasi dan data spasial dapat diolah.
Prototipe sistem informasi geografis yang dirancang ini menggunakan
framework Pmapper. Framework Pmapper yang digunakan ini dapat berjalan
dengan baik pada server dengan sistem operasi Windows maupun server dengan
sistem operasi Linux. Framework Pmapper yang digunakan tidak memerlukan
konfigurasi khusus ketika diimplementasikan pada server berbasis Windows
maupun server berbasis Linux. Konfigurasi framework Pmapper tetap sama.
Sehingga memberikan kemudahan apabila sistem ingin dipindahkan dari server
berbasis Windows ke server berbasis Linux maupun sebaliknya.
Berdasarkan keterangan dari pihak Dinas Kesehatan Kota Surakarta
didapatkan informasi bahwa Dinas Kesehatan Kota Surakarta sendiri belum
memiliki server tersendiri. Jika Dinas Kesehatan ingin membuat sebuah website,
Dinas Kesehatan akan melakukan hosting ke sebuah web hosting yang sesuai
dengan website yang dirancang. Kemudian tautan dari domain web hosting
tersebut akan diportalkan ke website milik Pemerintah Kota Surakarta.
Berdasarkan peraturan yang ada Dinas Kesehatan Kota Surakarta sendiri
tidak bisa membuat website yang berdiri sendiri tanpa melalui portal website milik
Pemerintah Kota Surakarta. Sehingga jika prototipe sistem informasi geografis
fasilitas kesehatan Kota Surakarta ini diimplementasikan maka Dinas Kesehatan
akan melakukannya dengan cara mencari web hosting yang sesuai dengan
commit to user
V-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

prototipe sistem informasi geografis ini. Kemudian tautan domain web hosting
tersebut diportalkan ke website milik Pemerintah Kota Surakarta.
Dinas Kesehatan Kota Surakarta menyatakan bahwa ketika akan melakukan
hosting sebuah website, Dinas Kesehatan Kota Surakarta akan mencari web
hosting dengan server berupa Linux atau FreeBSD. Berdasarkan pengamatan
yang peneliti lakukan kebanyakan web hosting yang menyediakan Mapserver
menggunakan server dengan basis Linux. Mungkin yang harus diperhatikan oleh
Dinas Kesehatan Kota Surakarta jika akan melakukan hosting prototipe sistem
informasi geografis ini adalah memilih web hosting yang memiliki kecepatan
upstream yang cukup tinggi.
Dinas Kesehatan Kota Surakarta telah memiliki sumber daya manusia yang
cukup memadai untuk menangani prototipe sistem informasi geografis ini. Hal ini
akan memudahkan Dinas Kesehatan Kota Surakarta sebagai pihak administrator
dalam pengelolaannya. Mungkin terdapat kendala bagi Dinas Kesehatan Kota
Surakarta untuk pengelolaan data yang berkaitan dengan data spasial. Cara
mengatasi kendala tersebut sebaiknya untuk pengolahan data yang berkaitan
dengan data-data spasial seperti penambahan data jalan dan pengolahan data rute
Dinas Kesehatan Kota Surakarta dapat bekerja sama dengan Bappeda,
Bakosurtanal, maupun dari pihak Universitas.
Saat ini prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota
Surakarta ini sudah dilakukan uji coba hosting ke server milik Teknik Industri
UNS. Prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta ini
sudah dapat berjalan. Tetapi pengujian kemampuan riil prototipe sistem informasi
geografis ini jika diakses oleh banyak pengguna belum dilakukan.

commit to user
V-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta
saran yang berisi tentang hal-hal yang harus dipertimbangkan untuk
pengembangan penelitian selanjutnya. Kesimpulan dan saran secara rinci
dipaparkan pada sub bab berikut :

6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Rancangan basis data yang dihasilkan mampu menyimpan data spasial meliputi
data titik koordinat fasiltas kesehatan, data line jaringan jalan, data poligon
wilayah Kota Surakarta dan data non spasial meliputi nama, alamat, nomor
telepon, nomor fax, email, website, layanan, fasilitas, dokter, jam tugas dokter
dari fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, klinik atau
balai pengobatan, dokter praktek, apotek, dan laboratorium) yang berada di
wilayah Kota Surakarta.
2. Prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta mampu
melakukan sejumlah fungsi. Fungsi tersebut meliputi : (1) menampilkan peta
fasilitas kesehatan, (2) menampilkan informasi fasilitas kesehatan, (3)
melakukan pencarian fasilitas kesehatan, (4) melakukan pencarian dan
menampilkan rute menuju fasilitas kesehatan, (5) melakukan pencarian fasilitas
kesehatan berdasarkan radius, (6) melakukan pembaharuan data spasial dan
data non spasial, (7) melakukan perbesaran dan pengecilan skala peta, (8)
melakukan pengukuran, (9) menampilkan dan menyembunyikan layer, dan
(10) melakukan pengunduhan.
3. Prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta
mengakomodasi pihak Dinas Kesehatan dalam pengelolaan data spasial dan
data non spasial fasilitas kesehatan melalui fungsi manajemen pengguna dan
manajemen rute.

commit to user
VI-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk langkah pengembangan atau penelitian
selanjutnya, sebagai berikut :
1. Data jaringan jalan yang digunakan pada penelitian ini masih jaringan jalan
kelas arteri dan kolektor. Sebaiknya ditambahkan jaringan jalan kelas lokal dan
lingkungan karena masih banyak fasilitas kesehatan yang berada di jalan kelas
lokal maupun lingkungan.
2. Pengembangan prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan untuk
fungsi pencarian fasilitas kesehatan dapat ditambahkan dengan fungsi
pencarian fasilitas kesehatan berdasarkan wilayah tertentu.
3. Apabila pihak Dinas Kesehatan akan melakukan hosting prototipe sistem
informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta sebaiknya memilih
hosting yang memiliki kecepatan upstream yang cukup tinggi.
4. Perlu diadakan wawancara atau kuesioner umpan balik kepada penyedia
fasilitas kesehatan dan masyarakat umum mengenai kebutuhan sistem yang
telah dibangun untuk mengetahui seberapa jauh prototipe sistem informasi
geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang dibangun telah memenuhi
kebutuhan pengguna.

commit to user
VI-2

Anda mungkin juga menyukai