id
Skripsi
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Skripsi
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LEMBAR VALIDASI
Judul Skripsi :
Ditulis Oleh :
Di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan
Dosen Penguji
Dosen Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi :
Ditulis Oleh :
Mengetahui,
SURAT PERNYATAAN
ORISINALITAS KARYA ILMIAH
Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Adhi Dwi Arta
Nim : I 1308502
Judul tugas akhir : Perancangan Ulang Alat Mesin Pembuat Es Puter
Berdasarkan Aspek Ergonomi
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun tidak
mencontoh atau melakukan plagiat dari karya tulis orang lain. Jika terbukti bahwa
Tugas Akhir yang saya susun mencontoh atau melakukan plagiat dapat dinyatakan
batal atau gelar Sarjana yang saya peroleh dengan sendirinya dibatalkan atau
dicabut.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
dikemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup
menanggung segala konsekuensinya.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Adhi Dwi Arta
Nim : I 1308502
Judul tugas akhir : Perancangan Ulang Alat Mesin Pembuat Es Puter
Berdasarkan Aspek Ergonomi
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat
lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama dengan Pembimbing I dan
Pembimbing II. Bersamaan dengan syarat pernyataan ini bahwa hasil penelitian
dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk
publikasi dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat
nasional maupun internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian
dari publikasi karya ilmiah
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10. Seluruh pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas
segala bimbingan, bantuan, kritik, dan saran dalam penyusunan tugas akhir
ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa maupun
siapa saja yang membutuhkannya. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati dan
terbuka sangat mengharapkan berbagai masukan maupun kritikan dari pembaca.
Penulis
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Adhi Dwi Arta, NIM: I 1308502. PERANCANGAN ULANG ALAT MESIN
PEMBUAT ES PUTER BERDASARKAN ASPEK ERGONOMI. Skripsi.
Surakarta: Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas
Maret, Mei 2011.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Facts in the real condition is show that the little entrepreneur using the
conventional devices in small village for make es puter, causes the worker have
many complaint while making es puter. Appear this complaint can make
musculoskeletal injury for the worker. As a result of this activity there are many
complaints with the most dominant of complaints occur in the neck, arm, wrist,
knee, and ankle.That injuries happen while revolve the ice tube, the process
experience friction with ice in the outside of the tube.
In this research have done identify desire and expectation of worker had
done with interview, and the result is translated become necessity and become a
concept of design device. The second phase is determinate device dimension base
on anthropometric dimension. The last phase is making machining Es Puter.
The result is es Puter machine with revolve mechanism using motor
with 1400 rpm, is reduction became 70 rpm, and the production cost Rp
3.557.400,00. This device giving repair in processing position in making Es
Puter then can decrease musculoskeletal injury, as well as have safety,
comfortable, and can shorten production time became 1 hour.
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi, dan sistematika
penulisan.
I-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai konsep dan teori yang digunakan dalam
penelitian, sebagai landasan dan dasar pemikiran untuk membahas serta
menganalisa permasalahan yang ada.
2.1 ERGONOMI
Ergonomi berasal dari kata Yunani ergo yang berarti kerja dan nomos yang
berarti hukum. Jadi ergonomi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya. Ergonomi dapat juga
didefinisikan sebagai suatu ilmu yang memanfaatkan informasi mengenai sifat,
kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja. Dengan
ergonomi, diharapkan manusia yang berperan sentral dalam suatu sistem kerja
dapat bekerja lebih efektif dan optimal. Dengan demikian jelas bahwa pendekatan
ergonomi akan mampu menimbulkan efektifitas fungsional dan kenyamanan
pemakaian dari peralatan, fasilitas maupun lingkungan kerja yang dirancang
(Wignjosoebroto, 1995).
II-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sehari-harinya. Sebagai contoh desain dari dials atau instrumental displays (man-
machine interface) akan banyak mempertimbangkan aspek-aspek ergonomi ini.
Demikian juga dalam sebuah stasiun kerja, semua fasilitas kerja seperti peralatan,
material dll haruslah diletakkan didepan dan berdekatan (jarak jangkauan normal)
dengan posisi operator bekerja. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi
gerakan. Dengan mengaplikasikan aspek-aspek ergonomi atau human
engineering, maka dapat dirancang sebuah stasiun kerja yang bisa dioperasikan
oleh rata-rata manusia. Disiplin ergonomi, khususnya yang berkaitan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia (anthropometri) telah menganalisa,
mengevaluasi dan membakukan jarak jangkauan yang memungkinkan rata
manusia untuk melaksanakan kegiatannya dengan mudah dan gerakan-gerakan
yang sederhana. Contoh lain dari aplikasi disiplin ergonomi juga bisa dilihat
dalam proses perancangan peralatan kerja (tools) untuk penggunaan yang lebih
efektif. Perkakas kerja seperti obeng atau gunting misalnya dengan pegangan
(handles) yang berbentuk kurva pada dasarnya merupakan hasil dari human
engineering studies. Desain handle yang berbentuk kurva dan disesuaikan dengan
bentuk genggaman tangan akan memudahkan cara pengoperasian peralatan
tersebut. Dengan demikian manusia tidak lagi harus menyesuaikan dirinya
dengan mesin yang dioperasikan (the man fits to the design), melainkan
sebaliknya yaitu mesin dirancang dengan terlebih dahulu memperhatikan
kelebihan dan keterbatasan manusia yang mengoperasikannya (Wignjosoebroto,
1995).
II-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Istilah anthropometri berasal dari kata anthro yang berarti manusia dan
metri yang berarti ukuran. Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut
pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas akan digunakan
sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan
(design) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia
(Wignjosoebroto, 1995). Data antropometri yang diperoleh akan diaplikasikan
secara luas dalam hal :
II-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun
untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan untuk berkurang
setelah mencapai usia 60 tahun.
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali
dada dan pinggul.
3. Suku Bangsa (Etnis)
Dimensi tubuh suku bangsa negara Barat lebih besar dari pada dimensi tubuh
suku bangsa negara Timur.
4. Sosio Ekonomi
Tingkat Sosio Ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh manusia.
Dimana pada negara-negara maju dengan tingkat sosio ekonomi tinggi,
penduduknya mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan
negara-negara berkembang.
5. Posisi tubuh
Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh
karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei
pengukuran.
II-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Cacat tubuh
Diperlukan untuk perancangan produk bagi orang-orang cacat.
2. Tebal tipis pakaian
Hal ini dipertimbangkan berkaitan dengan faktor iklim dimana perbedaan iklim
akan memberikan perbedaan bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian.
3. Kehamilan
Hal ini akan mempengaruhi bentuk dan ukuran tubuh perempuan yang hamil.
II-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1 : Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung
kepala).
2 : Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.
3 : Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.
4 : Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).
5 : Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam
gambar tidak ditunjukkan).
6 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk (di ukur dari alas tempat duduk pantat
sampai dengan kepala).
7 : Tinggi mata dalam posisi duduk.
8 : Tinggi bahu dalam posisi duduk.
9 : Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).
10 : Tebal atau lebar paha.
11 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan ujung lutut.
12 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari
lutut betis.
13 commit
: Tinggi lutut yang bisa di ukur to userposisi berdiri ataupun duduk.
baik dalam
II-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang di ukur dari lantai sampai dengan
paha.
15 : Lebar dari bahu (bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk).
16 : Lebar pinggul ataupun pantat.
17 : Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan
dalam gambar).
18 : Lebar perut.
19 : Panjang siku yang di ukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam
posisi siku tegak lurus.
20 : Lebar kepala.
21 : Panjang tangan di ukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.
22 : Lebar telapak tangan.
23 : Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan
(tidak ditunjukkan dalam gambar).
24 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak.
25 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak.
26 : Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan di ukur dari bahu sampai
dengan ujung jari tangan.
Adanya berbagai variasi yang cukup luas pada ukuran tubuh manusia secara
perorangan, maka besar nilai rata-rata menjadi tidak begitu penting bagi
perancang. Hal yang justru harus diperhatikan adalah rentang nilai yang ada.
Secara statistik sudah diketahui bahwa data pengukuran tubuh manusia pada
berbagai populasi akan terdistribusi dalam grafik sedemikian rupa sehingga data-
data yang bernilai kurang lebih sama akan terkumpul di bagian tengah grafik,
sedangkan data-data dengan nilai penyimpangan ekstrim akan terletak di ujung-
ujung grafik. Merancang untuk kepentingan keseluruhan populasi sekaligus
merupakan hal yang tidak praktis (Nurmianto, 1996). Berdasarkan uraian tersebut,
maka kebanyakan data antropometri disajikan dalam bentuk persentil.
Persentil menunjukkan jumlah bagian per seratus orang dari suatu populasi
yang memiliki ukuran tubuh tertentu (atau yang lebih kecil) atau nilai yang
commit to user
menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau di
II-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bawah nilai tersebut. Sebagai contoh bila dikatakan presentil pertama dari suatu
data pengukuran tinggi badan, maka pengertiannya adalah bahwa 99% dari
populasi memiliki data pengukuran yang bernilai lebih besar dari 1% dari populasi
yang tadi disebutkan. Contoh lainnya : bila dikatakan presentil ke-95 dari suatu
pengukuran data tinggi badan berarti bahwa hanya 5% data merupakan data tinggi
badan yang bernilai lebih besar dari suatu populasi dan 95% populasi merupakan
data tinggi badan yang bernilai sama atau lebih rendah pada populasi tersebut. The
Antropometric Source Book yang diterbitkan oleh Badan Administrasi Nasional
Aeronotika dan penerbangan Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA)
merumuskan pengertian presentil yaitu definisi presentil sebenarnya sederhananya
saja. Untuk suatu kelompok data apapun. Misalnya data berat badan pilot,
presentil pertama menunjukkan data sejumlah pilot yang berat badannya lebih
besar daripada 1% data para pilot yang disebutkan paling kecil berat badannya,
dan dilain pihak merupakan data berat badan dari setiap pilot yang kurang berat
badannya dari 99% pilot dengan berat badan yang terbesar. Dapat juga dikatakan
bahwa presentil kedua merupakan data yang bernilai lebih besar daripada 2% pilot
yang paling ringan, dan lebih kecil dari 98% pilot-pilot terberat. Jadi, berapapun
besaran nilai k dari 1 hingga 99 maka presentil ke-k tersebut merupakan nilai yang
lebih besar dari k% berat badan terkecil dan kurang dari yang terbesar (100k)%.
Presentil 50 yang merupakan nilai dari suatu rata-rata, merupakan nilai yang
membagi data menjadi dua bagian, yaitu yang berisi data bernilai terkecil dan
terbesar masing-masing sebesar 50% dari keseluruhan nilai tersebut (Nurmianto,
1996).
commit to user
II-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ada dua hal penting yang harus selalu diingat bila menggunakan presentil.
Pertama, suatu persentil antropometri dari tiap individu hanya berlaku untuk satu
data dimensi tubuh saja. Hal ini dapat merupakan data tinggi badan atau data
tinggi duduk. Kedua, tidak dapat dikatakan seseorang memiliki persentil yang
sama, ke-95 atau ke-90 atau ke-5, untuk keseluruhan dimensi tubuhnya. Hal ini
hanya merupakan gambaran dari suatu makhluk dalam khayalan, karena
seseorang dengan persentil ke-50 untuk data tinggi badannya, dapat saja memiliki
persentil ke-40 untuk data tinggi lututnya, atau persentil ke-60 untuk data panjang
lengannya seperti ilustrasi pada gambar 2.2 (Roebuck, 1975).
II-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 2.1 Jenis persentil dan cara perhitungan dalam distribusi normal
Persentil Perhitungan
1-St x - 2.325 sx
2.5-th x - 1.96 sx
5-th x - 1.645 sx
10-th x - 1.28 sx
50-th x
90-th x + 1.28 sx
95-th x + 1.645 sx
97.5-th x + 1.96 sx
99-th x + 2.325 sx
Sumber : Nurmianto, 1996
commit to user
II-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana
yang nantinya difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut,
2. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut,
dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data
structural body dimension ataukah functional body dimension,
3. Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi,
diakomodasikan dan menjadi target utama pemakai rancangan produk
tersebut,
4. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan
rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran
yang fleksibel atau ukuran rata-rata,
5. Pilih persentil populasi yang harus diikuti; ke-5, ke-50, ke-95 atau nilai
persentil yang lain yang dikehendaki,
Setiap dimensi tubuh yang diidentifikasikan selanjutnya pilih atau
tetapkan nilai ukurannya dari tabel data antropometri yang sesuai.
Aplikasikan data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran (allowance)
commit to user
bila diperlukan seperti halnya tambahan ukuran akibat faktor tebalnya
II-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Homogenitas data
2. Apakah berasal dari suatu populasi yang sama
3. Data extrim atau yang berada di luar batas harus dihilangkan dan tidak
perlu disertakan dalam perhitungan
Rumus yang digunakan dalam uji ini, yaitu:
xi
x= ............................................................................................... (2.1)
N
sx=
xi - x( )2
.................................................................................. (2.2)
N -1
keterangan; x = rata-rata
sx = standar deviasi atau simpangan baku
N = jumlah data
BKA = batas kendali atas
BKB = batas kendali bawah
commit to user
II-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jika data berada diluar batas kendali atas ataupun batas kendali bawah
maka data tersebut dihilangkan, keseragaman data dapat diketahui dengan
2
k / s N X 2 - ( X )2
N' = .......................................................... (2.5)
X
c. Uji Kenormalan
Banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian normalitas
sampel, salah satunya ialah dengan rumus chi-kuadrat. Langkah-langkah
uji kenormalan diuraikan, sebagai berikut:
II-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
keterangan;
k = banyaknya kelas
n = jumlah pengamatan
keterangan;
z1 = nilai z padanan batas bawah kelas
z2 = nilai z padanan batas atas kelas
x = rata-rata contoh
s = standar deviasi contoh
commit to user
II-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
keterangan;
ei = frekuensi harapan
P(z1<Z<z2) = luas daerah di bawah kurva normal antara z1 dan z2
n = jumlah pengamatan
Jika harga c teramati lebih kecil dari harga c dalam tabel statistika,
2 2
c2 =
(oi - ei )2 ......................................................................... (2.10)
ei
keterangan;
c 2 = nilai chi-kuadrat
oi = frekuensi pengamatan
ei = frekuensi harapan
II-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Salah satu alat ukur ergonomik sederhana yang dapat digunakan untuk
mengenali sumber penyebab keluhan musculoskeletal adalah nordic body map.
Nordic Body Map ini dipakai untuk mengetahui keluhan-keluhan yang dirasakan
oleh para pekerja. Kuesioner ini diberikan sebelum dan setelah melakukan
pekerjaan (Corlett, 1992). Kuesioner nordic body map terhadap segmen-segmen
tubuh dapat dilihat dalam gambar 2.4.
II-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5 : Punggung
6 : Lengan atas kanan
7 : Pinggang
8 : Pinggul
9 : Pantat
10 : Siku kiri
11 : Siku kanan
12 : Lengan bawah kiri
13 : Lengan bawah kanan
14 : Pergelangan tangan kiri
15 : Pergelangan tangan kanan
16 : Jari jari kiri
17 : Jari kanan
18 : Paha kiri
19 : paha kanan
20 : Lutut kiri
21 : Lutut kanan
22 : Betis kiri
23 : Betis kanan
24 : Engkel kiri
25 : Engkel kanan
26 : Telapak kaki kiri
27 : Telapak kaki kanan
commit to user
II-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.4.1 Statika
Statika adalah ilmu yang mempelajari tentang statik dari suatu beban
terhadap gaya-gaya dan beban yang mungkin ada pada bahan tersebut, atau juga
dapat dikatakan sebagai perubahan terhadap panjang benda awal karena gaya atau
beban (Popov, 1986). Terdapat 3 jenis tumpuan dalam ilmu statika untuk
menentukan jenis perletakan yang digunakan dalam menahan beban yang ada
dalam struktur, beban yang ditahan oleh perletakan masing-masing, yaitu:
1. Tumpuan Rol
Tumpuan yang dapat menahan gaya tekan yang arahnya tegak lurus
dengan bidang tumpuannya. Tumpuan rol tidak dapat menahan gaya yang
arahnya sejajar dengan bidang tumpuan dan momennya.
2. Tumpuan sendi.
Tumpuan yang mampu menahan gaya yang arahnya sembarang pada
bidang tumpuannya. Tumpuan sendi dapat menumpu gaya yang arahnya
tegak lurus maupun sejajar dengan bidang tumpuannya.
3. Tumpuan Jepitan :
Jepitan adalah tumpuan yang dapat meneruskan segala gaya dan momen
sehingga dapat mendukung H, V dan M yang berati mempunyai tiga gaya.
Kesetimbangan dapat dipenuhi bahwa agar susunan gaya dalam keadaan
setimbang haruslah dipenuhi tiga syarat yaitu FHorisontal = 0, FVertikal = 0,
M= 0.
commit to user
II-18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.4.2 Gaya
Gaya adalah sesuatu yang menyebabkan suatu benda dari keadaan diam
menjadi bergerak atau sebaliknya (Popov, 1986). Dalam ilmu statika berlaku
hukum (Aksi = Reaksi), gaya dalam statika kemudian dikenal dibedakan menjadi :
1. Gaya Luar.
Gaya luar adalah gaya yang diakibatkan oleh beban yang berasal dari luar
sistem yang pada umumnya menciptakan kestabilan konstruksi. Sedangkan
beban adalah beratnya beban atau barang yang didukung oleh suatu konstruksi
atau bangunan beban dan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Beban mati yaitu beban yang sudah tidak bisa dipindah-pindah, seperti
dining, penutup lantai.
b. Beban sementara yaitu beban yang masih bisa dipindah-pindahkan, ataupun
beban yang dapat berjalan seperti beban orang, mobil (kendaraan), kereta.
c. Beban terbagi rata yaitu beban yang secara merata membebani struktur.
Beban dapat dibedakan menjadi beban segi empat dan beban segitiga.
d. Beban titik terpusat adalah beban yang membebani pada suatu titik.
e. Beban berjalan adalah beban yang bisa berjalan atau dipindah-pindahkan
baik itu beban merata, titik, atau kombinasi antar keduanya.
commit to user
II-19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Gaya dalam.
Akibat adanya gaya luar yang bekerja, maka bahan memberikan perlawanan
sehingga timbul gaya dalam yang menyebabkan terjadinya deformasi atau
perubahan bentuk. Agar suatu struktur tidak hancur atau runtuh maka besarnya
gaya bergantung pada struktur gaya luar.
Gaya bidang lintang ditunjukan dengan SFD (shearing force diagram), dimana
penentuan tanda pada SFD berupa tanda negatif (-) atau positif (+) bergantung
dari arah gaya.
II-20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Agar batang tetap utuh, maka gaya dalam sama dengan gaya luar. Pada gambar
diatas nampak bahwa tanda (-) negative yaitu batang tertekan, sedang bertanda
(+) batang tertarik.
5. Momen.
Momen adalah gaya yang bekerja dikalikan dengan panjang lengan yang
terjadi akibat adanya beban yang terjadi pada struktur tersebut.
commit to user
II-21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Profil adalah batang yang digunakan pada konstruksi, jenis profil yang
digunakan pada pembuatan konstruksi mesin adalah profil L, Perhitungan
kekuatan rangka yang digunakan yaitu profil L (Popov, 1986). Kekuatan profil
yang digunakan pada konstruksi dapat dihitung menggunakan persamaan 2.13.
1. Profil L
= A y ...................................................................................... (2.13)
A
keterangan;
= Titik pusat massa (mm).
A = Luas (mm2).
y = Titik berat batang (mm).
keterangan ;
I1 = Momen inersia balok (mm4).
A = Luas batang (mm2).
d = Diameter batang (mm).
Ix = I1 - I2 ........................................................................................ (2.15)
keterangan;
commit to user
Ix = Momen inersia batang (mm4).
II-23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
......................................................................................... (2.16)
keterangan;
t = Tegangan geser yang terjadi (kgf/mm2).
M = Momen yang terjadi (kgf.mm).
Ix = Momen inersia batang (mm4).
Y = Titik berat batang (mm).
Va = La x t .............................................................................................. (2.17)
Va = pr x t ............................................................................................. (2.18)
2
II-24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pd = P x fc ....................................................................................... (2.19)
keterangan;
Pd = daya rencana motor listrik (Watt)
P = daya motor listrik (Watt)
fc = faktor koreksi
Puli merupakan salah satu elemen dalam mesin pemotong tempe keripik
yang berfungsi sebagai alat yang meneruskan daya dari satu poros ke poros yang
lain dengan menggunakan sabuk. Puli tersebut terbuat dari besi cor, baja cor, baja
pres, aluminium (Sularso dan Suga, K., 1997).
Sabuk berfungsi sebagai alat yang meneruskan daya dari satu poros satu ke
poros yang lain melalui dua puli dengan kecepatan rotasi sama maupun berbeda.
Tipe sabuk antara lain : sabuk flat, sabuk V, sabuk circular.
a. Perbandingan kecepatan.
Perbandingan antara kecepatan puli penggerak dengan puli pengikut
ditulis dengan persamaan sebagai berikut :
N2 D1 ............................................................................... (2.20)
=
N1 D2
Keterangan :
D1 : Diameter puli penggerak (mm).
D2 : Diameter puli pengikut (mm).
N1 : Kecepatan puli penggerak (rpm).
N2 : Kecepatan puli pengikut (rpm).
commit to user
II-25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sebagai berikut :
p D N
V = ............................................................................ (2.22)
60
Keterangan :
V : Kecepatan linear sabuk (m/s)
D : Diameter puli pengikut (mm)
N : Putaran puli pengikut(rpm)
c. Panjang sabuk
Panjang sabuk adalah panjang total dari sabuk yang digunakan untuk
menghubungkan puli penggerak dengan puli pengikut. Dalam
perancangan ini digunakan sabuk terbuka.
II-26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1
+ ( Dp + dp )
p C
L =2C+ (dp + Dp ) + ....................................... (2.23)
2 4
Keterangan :
L : Panjang total sabuk (mm).
c : Jarak titik pusat puli penggerak dengan puli pengikut (mm).
dp : Diameter puli kecil (mm)
Dp : Diameter puli besar (mm)
d1 - d 2
sin-1 = ........................................................................... (2.24)
C
p
q = (180 0 - 2a ) rad ............................................................... (2.25)
180
commit to user
II-27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.4.6 Poros
commit to user
II-28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keterangan :
* = menyatakan bahwa bilangan yang bersangkutan dipilih dari bilangan
standar.
( ) = Menyatakan bahwa bilangan hanya dipakai untuk bagian dimana
akan dipasang bantalan gelinding.
2.4.7 Pengelasan
commit to user
II-29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
las listrik (Harsono, W. dan Okumura, T., 1991). Proses pengelasan ada tiga
macam antara lain :
- Pengelasan termit
- Pengelasan gas
- Pengelasan listrik.
Tipe-tipe sambungan pada las, antara lain : sambungan/las sudut (fillet
joint) dan las temu (butt joint). Las sudut ada tiga macam, antara lain : pengelasan
single melintang, pengelasan double melintang dan las sudut paralel. Berikut tipe
dari pengelasan sudut :
Las temu mempunyai beberapa tipe pengelasan antara lain : las dengan
kampuh I, las kampuh V single, las kampuh U single, las kampuh V double, las
kampuh U double. Berikut ini tipe-tipe dari pengelasan temu :
commit to user
II-30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengelasan yang baik terlihat dari kualitas dan kemudahan serta kecepatan
pengelasan. Untuk memperoleh lebar kampuh yang ideal pada kekuatan
sambungan maka ayunan tidak lebih dari tiga kali diameter elektroda (Suharto,
1991).
II-31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
akan mengapung dan membeku melapisi permukaan las yang masih panas
(kampuh).
Kekuatan sambungan las.
Berdasarkan kekuatannya, maka sambungan las dapat dibedakan menjadi las
kampuh (butt joint) dan las sudut (fillet weld).
commit to user
II-32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2 L 2 L
2 2
F
s = + 1 + 1,8 - 1 (2.32)
2hl b b
keterangan;
s = tegangan kombinasi (N/mm2)
commit to user
II-33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Data
Buang Data Tidak
Seragam,
Ekstrim
dan Cukup
Ya
Perhitungan Persentil
Penyusunan Konsep
Perancangan
Perhitungan teknik
A
commit to user
Gambar 3.1 Diagram alir metodologi penelitian
III-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
III-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
III-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xi
x=
N
sx=
xi - x( )
2
N -1
BKA = x + 3s x
BKB = x - 3s x
Keterangan;
x = rata-rata
sx = standar deviasi atau simpangan baku
N = jumlah data
BKA = batas kendali atas
BKB = batas kendali bawah
Jika data berada diluar batas kendali atas ataupun batas kendali bawah
maka data tersebut dihilangkan, keseragaman data dapat diketahui
dengan menggunakan peta kendali x .
N' = k / s
i x
Data dianggap telah mencukupi jika memenuhi persyaratan N < N,
dengan kata lain jumlah data secara teotitis lebih kecil daripada jumlah
data pengamatan (Wignjosoebroto, 1995).
commit to user
III-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Perhitungan persentil
Pada proses perancangan mesin es puter persentil yang digunakan
adalah persentil 5. Cara perhitungan persentil dapat dilihat pada tabel
2.1.
commit to user
III-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
= A y
A
keterangan;
= Titik pusat massa (mm).
A = Luas (mm2).
y = Titik berat batang (mm).
b. Momen inersia balok besar dan kecil.
I1 = I0 + A1 x d12
keterangan ;
I1 = Momen inersia balok (mm4).
A = Luas batang (mm2).
d = Diameter batang (mm).
c. Momen inersia batang.
Ix = I1 - I2
keterangan;
Ix = Momen inersia batang (mm4).
I1 = Momen inersia batang 1 (mm4).
I2 = Momen inersia batang 2 (mm4).
d. Besar tegangan geser yang dijinkan.
MxU
t=
Ix
keterangan;
t = Tegangan geser yang terjadi (kgf/mm2).
M = Momen yang terjadi (kgf.mm).
Ix = Momen inersia batang (mm4).
Y = Titik berat batang (mm).
III-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1,414 F L
sb =
hl b
keterangan;
s b = tegangan lentur (N/mm2)
F = gaya yang diterima dari las (N)
L = jarak eksentrisitas (mm)
h = tinggi/ukuran las (mm)
l = panjang las (mm)
b = lebar benda yang dilas (mm)
c. Tegangan kombinasi dirumuskan:
2 L 2 L
2 2
F
s = + 1 + 1,8 - 1
2hl b b
keterangan;
3. Pemilihan Daya
Untuk menghitung daya motor dapat menggunakan perhitungan sebagai
berikut :
2p .N .T
P =
60
Keterangan ;
P = daya motor
N= putaran yang direncanakan
T= gaya yang terjadi
III-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dikeluarkan untuk membuat mesin es puter. Biaya tersebut terdiri dari biaya
bahan baku, biaya pembuatan dan biaya ide. Adapun perhitungan biaya
perancangan mesin es puter dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Biaya ide
Biaya ide = 20% x (biaya material + biaya pengerjaan)
2. Biaya total perancangan
Biaya total = Biaya bahan baku + Biaya pembuatan + Biaya ide
commit to user
III-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan data
penelitian meliputi perancangan dan evaluasi hasil perancangan ulang alat mesin
es puter berdasarkan aspek ergonomi. Langkah-langkah serta hasil pengumpulan
dan pengolahan data diuraikan pada sub bab ini.
commit to user
Gambar 4.1 Skema proses pembuatan es puter
IV-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Yang pertama dilakukan setelah adonan berada pada tabung dalam yaitu
memberi es batu dan garam yang berada diantara tabung dalam dan luar, hal ini
dilakukan karena es batu dan garam berfungsi sebagai media pembeku pada saat
adonan yang berada di tabung dalam diputar secara terus menerus. Kemudian
setelah memberi es batu dan garam langkah selanjutnya adalah memutar tabung
dalam selama kurang lebih 2 jam, pada saat aktifitas memutar tabung dalam es
batu dan garam yang berada diantara tabung dalam dan luar akan mencair
sehingga perlu diberi lagi es batu dan garam. Aktifitas ini dilakukan secara
berulang-ulang sampai adonan tersebut menjadi es puter.
commit to user
IV-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Posisi jongkok.
Posisi aktifitas pembuatan es puter dengan jongkok dilakukan seperti
pada gambar 4.3. Biasanya pekerja menggunakan posisi ini ketika
melakukan aktifitas memberi es batu dan garam serta memutar tabung es
puter dengan menggunakan tangan kanan dan kiri secara bergantian. Posisi
jongkok cenderung tidak stabil dan tidak seimbang. Seorang pekerja atau
operator yang bekerja dengan cara memutar tabung dengan posisi jongkok
commit to user
IV-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
secara terus menerus selama kurang lebih 2 jam akan menimbulkan rasa
tidak nyaman pada diri pekerja.
commit to user
Gambar 4.4 Grafik kelelahan pekerja berdasarkan NBM
IV-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keluhan atau ketidaknyamanan apa yang anda alami ketika sedang melakukan
aktivitas proses pembuatan es puter ?
Kesulitan apa yang anda alami ketika sedang melakukan aktivitas proses
pembuatan es puter?
Hasil wawancara terhadap pekerja mengenai keluhan ketidaknyamanan
dan kesulitan pada aktivitas pembuatan es puter dapat dilihat pada tabel 4.1.
commit to user
IV-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Desain alat
dibuat agar
Alat yang dapat tabung bisa
Kesulitan Pekerja tidak perlu
membantu diputar tanpa
dalam memutar menyesuaikan
pekerja memutar menggunakan
tabung pada posisi tubuhnya
tabung tanpa tangan sehingga
2 waktu dalam memutar
menggunakan pekerja tidak
pembuatan es tabung pada saat
tangan pada saat perlu
puter pembuatan es
pembuatan es menyesuaikan
berlangsung. puter.
puter posisi tubuhnya
dalam memutar
tabung.
IV-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pemilihan material,
Mesin es puter harus mampu perhitungan teknik
menahan beban maksimal yang yang tepat
Kualitas baik, kuat dan tahan lama berat dan pemakaian yang cukup diharapkan akan
2
(tidak mudah rusak) sering, sehingga konstruksi yang menjamin
dibutuhkan harus berkualitas,kuat rancangan produk
dan tahan lama. yang
berkualitas,kuat
dan tahan lama.
Desain difokuskan
terutama pada
pemilihan jenis dan
Harga mesin es puter diharapkan profil material,
3 Harga yang terjangkau
tidak terlalu mahal. serta sistem
penggerak yang
dapat menekan
ongkos produksi.
Dimensi utama
mesin es puter
Dengan area kerja yang sempit
dibuat sebisa
diharapkan peletakkan mesin es
4 Tidak terlalu makan tempat mungkin tidak
puter bisa meminimalisir penggunaan
terlalu
area kerja
membutuhkan
commit to user
banyak tempat.
IV-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Data ke- JT
1 73.5
2 70
3 72
4 71
5 73
6 71.5
7 72
8 73.5
9 73
10 69
11 71.5
12 70.8
13 70
14 73
15 70
16 72
17 73
18 70
19 72.5
20 70
IV-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
diperoleh nilai mean dan standar deviasi variabel tinggi siku berdiri dan jangkauan
tangan.
a) Perhitungan mean,
xi
x =
N
x = 101,70 cm
sx=
(
xi - x )
2
N -1
SD = 4,62 cm
BKA = x + 2s x
BKA = 110,95 cm
IV-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BKB = 92,45 cm
Hasil dari perhitungan, dihasilkan batas kendali atas 110,95 dan batas kendali
bawah 92,45 di gambarkan pada gambar 4.24 di bawah ini.
Dari hasil perhitungan uji keseragaman data, semua data sudah memenuhi
syarat keseragaman dan dianggap seragam, maka tidak perlu dilakukan
pengujian keseragaman data lagi.
a) Perhitungan mean,
xi
x =
N
73,5 + 70 + ... + 70
x =
20
x = 71,57 cm
sx=
(
xi - x )2
commit to user
N -1
IV-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
SD = 1,39 cm
BKA = x + 2s x
BKA = 74,35 cm
BKB = x - 2s x
BKB = 68,78 cm
Hasil dari perhitungan, dihasilkan batas kendali atas 74,35 dan batas kendali
bawah 68,78 di gambarkan pada gambar 4.25 di bawah ini.
IV-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
N ( x i ) - ( x i ) 2
2
N'= k / s
xi
2
2 0.05 (20 207264) - 4137156
N'=
2034
N = 3,14 4
2
N ( x i ) - ( x i ) 2
2
N ' = k / s
xi
2
2 0.05 (20 102467,89) - 2048619,69
N'=
1431,30
N = 0,58 1
3. Perhitungan Persentil
Persentil adalah suatu nilai yang menunjukkan prosentase tertentu dari
orang yang memiliki ukuran pada atau di bawah nilai tersebut. Pada tahap ini
digunakan persentil 5 untuk tinggi siku berdiri dan jangkauan tangan. Perhitungan
commit
persentil digunakan untuk perancangan to userdapat dilihat pada tabel 2.1
produk
IV-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x = 98,93 cm
SD = 2,94 cm
Perhitungan persentil
P5 = x - 1,645
= 94,09 cm
x = 71,44 cm
SD = 1,28 cm
Perhitungan persentil
P5 = x - 1,645
= 69,27 cm
IV-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
panjang rangka mesin es puter adalah persentil ke-5. Penggunaan persentil ke-5
untuk penentuan ukuran tinggi, lebar dan panjang rangka mesin es puter adalah
agar individu yang memiliki dimensi tubuh minimum tidak merasa terlalu tinggi
atau lebar untuk menggunakan mesin es puter hasil rancangan dan untuk individu
dengan dimensi tubuh maksimum juga dapat menggunakannya dengan nyaman.
b. Dimensi tabung
IV-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
= 22 cm + 18 cm
= 40 cm
IV-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV-19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Rangka mesin.
commit to user
IV-20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Papan penutup
3. Speed reducer
Komponen ini berfungsi sebagai pemindah daya dari motor sekaligus
sebagai pereduksi kecepatan motor dari putaran yang lebih tinggi ke
putaran yang lebih rendah. Adapun alasan penggunaan speed reducer
ini dikarenakan pada pembuatan es puter tidak membutuhkan putaran
dengan rpm yang cukup tinggi. Dengan menggunakan speed reducer
dengan ukuran 1:30 maka kecepatan motor dari putaran 1400 rpm
dapat di reduksi menjadi 70 rpm. Gambar 4.14 berikut ini menunjukan
gambar speed reducer yang digunakan pada mesin es puter.
IV-21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Motor
Motor Berfungsi sebagai sumber daya penggerak mesin es puter.
Motor yang digunakan dalam perancangan mesin ini adalah motor AC
0,25 HP dengan putaran 1400 rpm. Alasan pemilihan motor ini adalah
jika dibandingkan dengan motor dengan jumlah HP yang lebih kecil,
maka umur pakai motor yang digunakan akan sangat singkat.
Penempatan motor pada mesin es puter terdapat pada bawah rangka
secara vertikal agar pada saat pemasangan sabuk dari pulley yang ada
pada motor ke pulley yang ada pada speed reducer bisa dengan mudah.
Gambar 4.15 berikut ini menunjukan gambar motor yang digunakan
pada mesin es puter.
5. Poros
Komponen ini berfungsi sebagai penopang 2 bearing, dimana 2
bearing ini digunakan sebagai sistem rotary flange dan tabung.
Komponen ini dibuat dengan menggunakan material besi bulat dengan
bahan ST 37. Gambar 4.16 berikut ini menunjukan gambar poros yang
digunakan pada mesin es puter.
IV-22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6. Pulley
Pulley selain sebagai salah satu komponen yang utama dari mesin es
puter juga berfungsi sebagai tempat untuk sabuk dengan tipe V yang
fungsinya adalah mentransmisikan daya putaran motor dari pulley
yang berada pada motor ke pulley yang berada pada speed reducer,
adapun dimensi dari pulley tersebut yang diambil adalah dengan
diameter 70 mm berjumlah 3 buah dan diameter 100 mm berjumlah 1
buah. Berikut merupakan gambar 3D dari pulley yang ditunjukan pada
gambar 4.17.
7. Bearing.
Penggunaan komponen ini pada mesin es puter berfungsi untuk
mendukung agar flends dan tabung dapat berputar. Bearing yang
digunakan pada mesin es puter ini adalah jenis bearing tipe 6204
dengan dimensi diameter dalam 20 mm dan diameter luar 42 mm serta
memiliki ketebalan 12 mm dan berjumlah 2 buah. Pemasangan bearing
terhadap poros dan penggabungannya ditunjukan pada Gambar 4.18
dan 4.19 sebagai berikut.
commit to4.18
Gambar user
Bearing 6204
IV-23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8. Bushing
Komponen ini berfungsi sebagai rumah untuk bearing 6204 yang
berjumlah 2 buah seperti yang ditunjukan pada gambar 4.19.
Sedangkan untuk pemasangannya diletakkan ditengah rangka dengan
cara dilas. Bushing dibuat dengan bahan dasar ST 37. ST 37 dipilih
karena memiliki konstruksi yang kuat tetapi tetap ringan, mudah
dikerjakan dengan mesin dan mudah dilas. Selain itu, material ST 37
mudah didapat di pasaran tanpa harus melakukan pemesanan pada
pabrik baja. Pemasangan poros dengan bearing dan penggabungannya
terhadap bushing ditunjukan pada Gambar 4.20 dan 4.21.
9. Flange pemutar.
Flange pemutar berfungsi sebagai penopang tabung adonan yang
berputar dan bertumpu melalui poros serta bushing. Sedangkan untuk
bahan yang dipertimbangkan digunakan untuk flange pemutar ini ada
commit to user
beberapa alternatif yaitu alumunium dan ST 37, namun agar dapat
IV-24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV-25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Profil A y Axy
Besar 40 x 40 = 1600 mm 0,5 x 40 = 20 mm 1600 x 20 = 32000 mm
Kecil 37 x 37 = 1369 mm 0,5 x 37 = 18,5 mm 1366 x 18,5 = 25356,5 mm
B-K 231 6673,5 mm
Berdasarkan tabel 4.4 kita bisa mencari besarnya jumlah titik pusat massa
profil L, yaitu :
=
A.Y
A
6673,5
=
231
= 28,89 mm
IV-27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bh 3
I1 = + Ad 2
12
40( 40) 3
= + 1600 * ( 20 - 28,89) 2
12
= 213333 + 126451,4
= 339784,7 mm4
Bh 3
I2 = + Ad 2
12
37 (37 ) 3
= + 1369 * (18,5 - 28,89) 2
12
= 156180,1 + 147786,4
= 303966,5 mm4
Ix = 339784,7 303966,5
= 35818,19 mm4
1225.28,89
=
35818,19
IV-28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
0,5 x 37
=
Tegangan ijin profil 2
Jarak eksentrisitas ( L ) : 40 mm
0,707.245
t =
5.48
t = 0,721 N/mm2
IV-29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
0,707.245.40
sb =
5.48 2
sb = 0,601 N/mm2
sb = 0,060 kg/mm2
3.245.40
s =
5.48 2
s = 2,55 N/mm2
s = 0,255 kg/mm2
Jadi tegangan yang terjadi pada pengelasan masih dibawah tegangan luluh
yang dijinkan (0,255 kg/mm2 < 35,2 kg/mm2), dengan demikian pengelasan
dikatakan aman.
C. Pemilihan Daya
Daya motor listrik yang ditransmisikan dihitung dengan faktor koreksi,
untuk memperoleh daya rencana, commit
karena daya motor yang digunakan adalah daya
to user
IV-30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
normal dan kejutan terjadi hanya pada saat awal pembebanan (Sularso dan Suga,
K., 1997), maka faktor koreksi daya diambil dari harga faktor koreksi pada saat
daya maksimum, dengan harga 0,8 sampai 1,2. Harga faktor koreksi yang diambil
sebesar 1,0, maka daya rencana dapat ditentukan tetapi terlebih dahulu dicari
kapasitas maksimal tabung :
Kapasitas maksimal tabung
Va = La x t
Va = pr x t
2
Va = 18,9 dm3
w = Va x g
w = 18,9 x 1
w = 18,9 kg
= 20 kg + 5 kg
= 25 kg ( dimana g = 10 m/s2)
= 25kg x 10 m/s2
= 250 kg m2/s2
= 250 N
commit to user
IV-31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
V =pxDxN
= 3,14 x 0,22 x 70
= 48,3 m/min
F =mxW
= 0,3 x 250
= 75 N
T =Fxr
= 75 x 0,0625
= 4,6875 N
2p .N .T
P =
60
2p .70.4,6875
=
60
= 34,343 W
= 0,034343 KW
= 0,046 HP
Pd = P x fc
Pd = 48,88 Watt
P total < P rencana, maka untuk pemilihan motor dengan 0,25 HP, 1400
rpm sudah memenuhi syarat. commit to user
IV-32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D1 N 2
=
D2 N 1
70x1400
N2 =
70
N2 = 1400 rpm
p .D.N 2
V =
60
p .14cm.700rpm
=
60
= 513 cm/s
= 5,13 m/s
Px4500
T =
2pxN
0,25x4500
=
2px1400 commit to user
IV-33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
= 0,128 kg m
= 12,8 kg cm
1
N3 = 1400 x
30
N3 = 46,6 rpm
D3 N 4
=
D4 N 3
N 3 xD 3
N4 =
D3
46,6x100
=
70
p .D.N 4
V =
60
p .7cm.70rpm
=
60
= 25,6 cm/s
= 0,256 m/s
Px4500
T =
2pxN
0,25x4500
=
2px70
IV-34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
T = 255,9 kg cm
E. Perhitungan Sabuk V
Sabuk merupakan salah satu elemen mesin yang lugas selain kabel dan
rantai. Digunakan untuk memindahkan daya pada jarak yang terhitung panjang.
Elemen ini biasanya digunakan untuk menggantikan roda gigi, poros dan bantalan
atau alat pemindah daya yang sejenis. Sehingga alat ini menyederahanakan suatu
mesin dan merupakan penekanan biaya yang penting. Disamping elsatis dan
panjang, komponen ini mempunyai peranan penting dalam menyerap beban-beban
kejut dan dalam meredam pengaruh gaya getaran.
13
IV-35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
= 190
p .D.N
v =
60
px0,07 x1400
=
60
= 5,12 m/sec
9
Tg =
x
9
tg(90 19)0 =
x
9
x =
tg 710
x = 3,10
2x = 6,2 mm
IV-36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
= 89,1 mm2
= 2,5 N/mm2
Tmax = t.a
Tmax = 222,7 N
aclxr
w =
1000
w = 0.067 kg/m
Tc = w x v2
= 0,067 x 5,122
Tc = 1,756 N
T1 = Tmax - Tc
= 222,7 1,756
T1 = 220,944 N
r1 - r2 d 1 - d 2
sin = =
x 2x
commit to user
IV-37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70 - 70
=
2 x 200
=0
=0
= 180o - 2
= 180 2(0)
= 180
p
= 1800 x
180 0
= 3,14 radian
T1
2,3log = m..cosec
T2
= 2,889
T1
2,3log = 2,889
T2
T1
log = 1,25
T2
T1
= 17,78
T2
T1
T2 =
17,78
IV-38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
T2 = 12,43
P = (T1 T2) v
= 1067,59 W
= 1,429 Hp
Pmotor
n =
P
0,25 Hp
=
1,429 Hp
= 0,1787 1 sabuk
r -r
2
2
3,5 - 3,5
= 3,14(3,5 + 3,5) +2.(18,5)+
18,5
= 21,98 + (37).(0)
= 58,98 cm
= 589,8 mm
Untuk standart panjang sabuk V, maka kita ambil panjang sabuk 584 mm.
commit to user
IV-39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
=
6,0 x3,0
t = 2,94 kg mm2
= 1,5 x 0,186
Pd = 0,279 Kw
commit to user
IV-40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
0,279
= 9,74 x 105x
70
T = 3882,08 kg mm
5,1
= x1,0 x1,0 x3882,08
2,94
ds = 18,88 mm
5,1x3882,08
=
20 3
t = 2,474 kg/mm2
Karena tegangan geser yang terjadi < tegangan geser yang dijinkan maka
perencanaan diameter poros sudah memenuhi syarat.
IV-41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Diketahui :
N1 = 1400 rpm
D1 = 70 mm
D2 = 70 mm
D3 = 100 mm
D4 = 70 mm
N 1 D2
=
N 2 D1
1400 70
=
N2 70
N2 = 1400 rpm
Speed Reducer :
N2 = putaran poros input pada speed reducer
N2 = 1400 rpm
Perbandingan gigi pada speed reducer adalah 1:30 maka:
1
N3 = x N2
30
1
= x 1400
30
commit to user
N3 = 46.6 rpm
IV-42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
N 3 D4
=
N 4 D3
N 3 xD3
N4 =
D4
46,6 x100
=
70
N4 = 66,6 rpm 70 rpm
Putaran akhir yang diperoleh untuk poros dengan pulley berdiameter yang
sama yaitu 70 mm adalah 70 rpm.
Jadi Tc = W x V2
= 25 kg x 48,3 m/sec
= 1207,5 kg m 1207 kg m
IV-43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
motor dan speed reducer dengan rangka. Adapun perhitungan kekuatan baut dan
mur pada rangka sebagai berikut:
Diketahui :
Baja liat dengan 0,22 %C
Beban (W0) = 10 kg
Faktor koreksi (fc) = 1,2
Beban rencana = 10 x 1,2
= 12 kg
Tegangan ijin ( s a ) = 12 kg/mm2
t ijin
Tegangan geser ijin ( ) = 0,5 x s a
= 0,5 x 12
= 6 kg/mm2
1. Pemilihan baut
H
z =
P
10
=
1,5
commit to user
IV-44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
= 6,67 7
W
tb =
p .d1 .k . p.z
12
=
px8,376 x0,84 x1,5 x7
= 0,05 kg/mm2
2. Pemilihan Mur
Bidang Tumpu
12
=
px10 x0,75 x1,5 x7
= 0,152 kg/mm2
IV-45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Bagian rangka
Rangka yang dibuat mampu menahan beban sebesar 25 kg. Material yang
digunakan untuk membuat rangka adalah baja ST 37 profil L yang berukuran
40 x 40 x 3 mm. Mesin mempunyai dimensi 400 x 400 x 940 mm.
a. Dudukan motor
Dudukan motor adalah tempat bertumpunya motor, yang nantinya
motor dan dudukan ini akan disatukan dengan cara dibaut. Bahan
dudukan yang digunakan adalah plat baja ST 37 dengan ketebalan 3
mm.
b. Dudukan speed reducer
Dudukan speed reducer adalah tempat bertumpunya speed reducer
yang dipasang dengan cara dibaut. Bahan dudukan yang digunakan
commit to user
adalah plat baja ST 37 dengan ketebalan 3 mm.
IV-46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Dudukan Bushing
Dudukan bushing adalah tempat bertumpunya bushing yang dipasang
dengan cara dilas. Letak dari dudukan bushing berada pada titik
tengah rangka dengan dimensi letaknya 200 x 200 x 497 mm. Bahan
dudukan yang digunakan adalah plat baja ST 37 dengan ketebalan 3
mm.
d. Mur dan baut
Mur dan baut digunakan untuk mengunci motor, speed reducer
dengan rangka. Adapun baut yang digunakan adalah baut M 10 yaitu
baut dengan lubang kunci 10 mm.
2. Bagian mekanis
a. Motor
Motor yang digunakan mempunyai spesifikasi 0,25 Hp dan putaran
1400 rpm.
b. Speed reducer
Speed reducer digunakan untuk mereduksi putaran motor dengan
perbandingan 1:30 dari 1400 rpm menjadi 70 rpm.
c. Pulley
Bahan pulley yang direncanakan adalah jenis alumunium karena
memiliki kelebihan ringan dan dapat mengurangi beban.
d. Sabuk
Sabuk yang digunakan adalah sabuk V tipe A dengan ukuran 13 x 9
mm.
e. Poros
Bahan poros yang digunakan adalah jenis baja karbon S35C-D dengan
diameter 20 mm.
f. Bushing
Berfungsi sebagai tempat rumah bearing yang ditempelkan pada
rangka dengan cara dilas.
g. Flens
Berfungsi sebagai tempat dudukan tabung es yang bertumpu pada
poros dan bushing. commit to user
IV-47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
h. Tabung
Tabung berfungsi sebagai tempat adonan yang diputar melalui flange,
dengan dimensi tinggi 500 mm, dan diameter 220 mm.
IV-48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Pada bab ini akan dilakukan analisis dan interpretasi hasil penelitian yang
telah dikumpulkan dan diolah pada bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi
hasil tersebut akan diuraikan dalam sub bab dibawah ini.
commit to user
V-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
No KELUHAN
FAKTOR
MODEL LAMA MODEL REDESIGN
Alat pembuat es Berdasarkan Kuesioner Tidak terdapat adanya
puter manual Nordic Body Map keluhan atau cedera
hanya berupa adanya keluhan pada musculoskeletal karena
ember kayu dan bagian tubuh seperti proses memutar tabung
tabung dalam lengan, dan pergelangan diganti dengan putaran
1 sebagai wadah dari tangan. motor 1400 rpm dan
adonan untuk komponen-komponen
diputar pada saat pendukung lainnya.
proses pembuatan
es puter
dilakukan.
commit to user
V-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
V-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Kekurangan produk
Ada beberapa kekurangan yang dimiliki produk hasil rancangan, yaitu:
a. Membutuhkan investasi besar.
Biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan mesin es puter cukup
besar yaitu Rp 3.557.400. Hal ini dikarenakan pemilihan material
yang ada. Selain itu karena produk dibuat secara khusus sehingga
membutuhkan biaya lebih besar dibandingkan produk yang dibuat
secara massal.
b. Flange pemutar rentan terkena korosi.
Ketika proses produksi es puter flange pemutar terkena es batu
yang mencair dengan garam sehingga dapat membuat korosi flange
pemutar yang ada dibawah tabung.
c. Penempatan tabung yang tinggi.
Pada saat proses pembuatan es puter akan dilakukan, penempatan
tabung dari bawah atau lantai ke dudukan flange pemutar terlalu tinggi
tempatnya. Sehingga mungkin dapat menyebabkan keluhan baru yaitu
cedera pada punggung.
V-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Material Rangka
Rangka yang dibuat mampu menahan beban sebesar 25 kg. Material
yang digunakan untuk membuat rangka adalah baja ST 37 profil L.
b. Material Mesin Es Puter
1. Motor yang digunakan adalah motor AC 0,25 HP dengan putaran
1400 rpm yang berfungsi sebagai sumber daya penggerak mesin
es puter.
2. Speed reducer yang digunakan mempunyai perbandingan 1:30
yang berfungsi sebagai pereduksi dari putaran motor dengan rpm
yang tinggi ke rpm yang rendah.
3. Puli yang digunakan berdiameter 70 mm dan 100 mm yang
berfungsi untuk mentransmisikan daya.
4. Poros yang digunakan menggunakan bahan ST 37 dengan diameter
20 mm yang berfungsi sebagai penopang dan sebagai sistem rotary
flange.
5. Bushing yang digunakan menggunakan bahan ST 37 yang
berfungsi sebagai rumah bearing.
6. Flange berfungsi sebagai penopang tabung yang berputar dan
bertumpu melalui poros serta bushing.
7. Tabung berfungsi sebagai wadah adonan yang diputar melalui
flange, dimensi tabung berdiamater 220 mm dan panjang 500 mm.
V-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dari biaya material dan non material yang telah disebutkan, total biaya produksi
adalah sebesar Rp 2.964.500,-.
Jika pada biaya non material mempertimbangkan biaya ide maka besar
biaya ide dalam suatu perancangan biasanya ditentukan sendiri oleh perancang,
yaitu diambil prosentase 20% dari biaya material ditambah biaya pengerjaan. Dari
hasil perhitungan maka diperoleh biaya ide yang diperlukan adalah sebesar Rp
592.900,-. Dengan demikian besarnya perkiraan biaya total produk hasil
rancangan jika mempertimbangkan biaya ide adalah Rp 3.557.400,-.
commit to user
V-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran berdasarkan
hasil yang telah diperoleh dalam penelitian.
6.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini, sebagai berikut:
1. Penelitian ini telah menghasilkan mesin es puter yang dapat memperbaiki
posisi kerja sebagai usaha pengurangan cedera musculoskeletal pada para
pekerja.
2. Perancangan alat mesin es puter ini menggunakan pendekatan
anthropometri diperoleh rancangan dengan dimensi tinggi alat 94 cm, panjang
dan lebar rangka 40 cm yang mengakomodasi penggunanya.
3. Posisi berdiri adalah posisi kerja yang digunakan untuk mengoperasikan
mesin es puter hasil perancangan. Posisi ini bertujuan agar operator mudah
bergerak atau berpindah tempat pada saat pemberian es batu dan garam serta
membuang es batu dan garam yang sudah mencair. Mesin ini dioperasikan
oleh 1 orang pekerja tanpa menggunakan keahlian khusus.
6.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk langkah pengembangan atau penelitian
selanjutnya, yaitu:
1. Desain rancangan mesin es puter pada bagian flange pemutar sebagai
bahan pertimbangan sebaiknya bahan yang digunakan adalah bahan yang
tidak mudah terkena korosi karena posisi flange pemutar yang berada
dibawah tabung dan rentan terkena korosi.
2. Desain rancangan mesin es puter dapat dikembangkan menjadi mesin
es puter yang otomatis dengan memasang system timer yang berfungsi
untuk mematikan mesin secara otomatis dengan mengatur waktunya
terlebih dahulu dan juga untuk mempermudah pekerja pada saat proses
pembuatan es puter. commit to user
VI-1