Anda di halaman 1dari 103

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

RANCANGAN ALAT UJI TEKAN PADA BAHAN KOMPOSIT


NATURAL FIBER DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK
KETERULANGAN PADA HASIL PENGUJIAN

Skripsi
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

WISNHU WAHYU WIJAYA


I 1308534

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi :

RANCANGAN ALAT UJI TEKAN PADA BAHAN KOMPOSIT


NATURAL FIBER DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK
KETERULANGAN HASIL PENGUJIAN

Ditulis oleh:
WISNHU WAHYU WIJAYA
I 1308534

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ilham Priadythama, ST, MT Ir. Lobes Herdiman, MT


NIP 19801124 200812 1 002 NIP 19641007 199702 1 001

Ketua Program S-1 Non Reguler


Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknik UNS

Taufiq Rochman, STP, MT


NIP. 19701030 199802 1 001

Pembantu Dekan I Ketua Jurusan


Fakultas Teknik Teknik Industri UNS

Ir. Noegroho Djarwanti, MT Ir. Lobes Herdiman, MT


NIP 19561112 198403 2 007 NIP 19641007 199702 1 001

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LEMBAR VALIDASI

Judul Skripsi :

RANCANGAN ALAT UJI TEKAN PADA BAHAN KOMPOSIT


NATURAL FIBER DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK
KETERULANGAN HASIL PENGUJIAN

Ditulis oleh:
WISNHU WAHYU WIJAYA
I 1308534

Telah disidangkan pada hari Kamis tanggal 16 Desember 2010


Di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta,
dengan

Dosen Penguji

1. Retno Wulan Damayanti, ST, MT


NIP 19800306 200501 2 002

2. Wakhid Ahmad J, ST, MT


NIP 19791005 200312 1 003

Dosen Pembimbing

1. Ilham Priadythama, ST, MT


NIP 19801124 200812 1 002

2. Ir. Lobes Herdiman, MT


NIP 19641007 199702 1 001

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

SURAT PERNYATAAN
ORISINALITAS KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Wisnhu Wahyu Wijaya
Nim : I 1308534
Judul tugas akhir : Rancangan Alat Uji Tekan Pada Bahan Komposit Natural
Fiber Dengan Memperhatikan Aspek Keterulangan Hasil
Pengujian.

Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun tidak
mencontoh atau melakukan plagiat dari karya tulis orang lain. Jika terbukti bahwa
Tugas Akhir yang saya susun mencontoh atau melakukan plagiat dapat dinyatakan
batal atau gelar Sarjana yang saya peroleh dengan sendirinya dibatalkan atau
dicabut.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
dikemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup
menanggung segala konsekuensinya.

Surakarta, Januari 2011

Wisnhu Wahyu Wijaya


I 1308534

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Wisnhu Wahyu Wijaya
Nim : I 1308534
Judul tugas akhir : Rancangan Alat Uji Tekan Pada Bahan Komposit Natural
Fiber Dengan Memperhatikan Aspek Keterulangan Hasil
Pengujian.

Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat
lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama dengan Pembimbing 1 dan
Pembimbing 2. Bersamaan dengan syarat pernyataan ini bahwa hasil penelitian
dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk
publikasi dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat
nasional maupun internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian
dari publikasi karya ilmiah
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surakarta, Januari 2011

Wisnhu Wahyu Wijaya


I 1308534

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Wisnhu Wahyu Wijaya, NIM: I1308534. RANCANGAN ALAT UJI


TEKAN PADA BAHAN KOMPOSIT NATURAL FIBER DENGAN
MEMPERHATIKAN ASPEK KETERULANGAN HASIL PENGUJIAN.
Skripsi. Surakarta: Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret, Desember 2010.

Pengujian tekan merupakan salah satu pengujian untuk mengetahui perilaku


dan sifat mekanik suatu bahan saat pembebanan tekan secara aksial. Untuk
mengukur seberapa besar kekuatan tekan yang dimiliki spesimen komposit, maka
harus ada sebuah alat yang spesifik. Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana
merancang alat uji tekan yang dapat memenuhi aspek keterulangan hasil
pengujian.
Pada dasarnya rancangan alat uji tekan didasari pada kebutuhan standarisasi
ASTM 3410M-03. Kombinasikan standar ini dengan kebutuhan pengguna,
Kepala Laboratorium dan Statistik Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas
Maret, sehingga didapatkan informasi yang komprehensif dari kebutuhan
fungsional. Spesimen yang digunakan adalah Medium Density Fiberbroad
(MDF) berukuran 110 mm x 25 mm x 12 mm. Pengujian analisis varian (
ANOVA) digunakan sebagai alat uji untuk mengetahui aspek keterulangan hasil
pengujian.
Penelitian ini dihasilkan alat uji tekan yang dilengkapi dengan hydraulic
powerpack, fixture dan loadcell yang semua komponen ini mendukung
terpenuhinya aspek keterulangan. Hasil uji ANOVA menunjukan bahwa
rancangan alat uji tekan telah mampu membaca data kekuatan tekan secara
konsisten. Dari penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa alat uji tekan telah
berhasil memenuhi tuntutan aspek keterulangan.

Kata kunci: Komposit, natural fiber, aspek keterulangan, uji ANOVA.

xvi + 87 halaman, 23 tabel, 37 gambar, 4 lampiran


Daftar pustaka: 23 (1989-2010)

commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Wisnhu Wahyu Wijaya, NIM: I1308534. DESIGN OF COMPRESSIVE


TEST DEVICE AT NATURAL FIBER COMPOSITE MATERIAL WITH
REGARD REPEATABILITY ASPECT ON THE EXAMINATION
RESULT. Thesis. Surakarta: Industrial Engineering Department, Faculty of
Engineering, Sebelas Maret University, December 2010.

The compressive test is one of examination to determine behavior and


mechanical characteristics of materials under axial compress loads. To measure
how much compressive strength that a natural fiber composite spesimen has, there
must be a specific device. The objective of this research is designing compressive
test device can fullfil repeatability aspect on the test result.
Basically the design of compressive test device was based on ASTM 3410 -
03 standardization. Combined those standard with user requirements, Head of
Laboratorium Statistik Kualitas of Industrial Engineering Department of Sebelas
Maret University, so there would be more comprehensive information of
functional requirement be gained. The specimen applied is Medium Density
Fiberbroad (MDF) sizes 110 mm x 25 mm x 12 mm. Examination of analysis
variance ( ANOVA) applied as a means of test to know repeatability aspect on the
examination results. Before
From this research was produced a compressive test device equipped with
hydraulic powerpack, fixture and loadcell that all this component support
repeatability aspects . The results of ANOVA test show that the design of
compressive test device has capable to read compressive strength data
consistently From this research can be concluded that compressive test device has
successfully fullfil the requirement of repeatability aspect.

Keywords: Composite, natural fiber, repeatability aspects, ANOVA. test

xvi + 87 pages, 23 table, 37 drawings, 4 attachments


Bibliography: 23 (1989-2010)

commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Wr.Wb


Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, Al Amin
suri tauladan kita.
Pada kesempatan yang sangat baik ini, dengan segenap kerendahan hati
dan rasa yang setulus-tulusnya, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua tercinta, bapak dan ibuku yang telah memberikan doa, kasih
sayang dan dukungan kupersembahkan karyaku untuk kedua orang tuaku
tercinta.
2. Ir. Noegroho Djarwanti, MT. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Ir. Lobes Herdiman, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Ilham Priadyhitama, ST, MT. dan Ir. Lobes Herdiman, MT. selaku
dosen pembimbing yang telah sabar dalam memberikan pengarahan dan
bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
5. Retno Wulan Damayanti, STP, MT. selaku dosen penguji skripsi I dan
Wakhid Ahmad J, ST, MT. selaku dosen penguji skripsi II yang berkenan
memberikan saran dan perbaikan terhadap skripsi ini.
6. Bapak Yusuf Priyandari, ST, MT. selaku pembimbing akademis. Terima kasih
atas bimbinganya selama ini.
7. Dosen-dosen Teknik Industri yang memberikan ilmu dan nilai yang obyektif
selama ini.
8. Para staf dan karyawan Jurusan Teknik Industri (mba’ Yayuk, mba’ Rina, pak
Agus, mba’Tutik), atas segala kesabaran dan pengertiannya dalam
memberikan bantuan demi kelancaran penyelesaian skripsi ini.
9. Mas Huma serta karyawan yang telah membantu menyelesaikan rancangan
alat uji tekan pada bahan komposit natural fiber ini. Semoga bengkelnya
commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tambah maju dan banyak order daripada bengkel sebelah. Tolong dibimbing
adik-adik Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta.
10. Mas Mbop-Mbak dina atas dukungannya selama ini baik moril maupun
materiil. Semoga keluarga serta anak keturunan menjadi ahli Surga-Nya
Amiin...
11. ”Bibehh” (Lusiana Trias Darmayanti) yang telah ikhlas menjadi tempat curhat
atas segala masalah dalam proses pembuatan skripsi ini. Sementara hanya ini
yang bisa aku persembahkan buat kamu behh.. By the way, Cincinnya
InsyaAllah nyusul ya.. Muacchh.. Semoga kita diberi Hidayah-Nya serta
ditunjukkan Jalan Lurus-Nya.. Amiin..
12. Teman-teman Teknik Industri Transfer 2008 Hadi Pakem, Ridho Celuler,
SandEst, Komandan, Arli Gajah, Simbah Romi, Galih Pencari Hidayah, Mas
Zai (pak camat), Vembi, Topix, Wendy, Henry, Faris, Rika, Agarika,
Desty,Anand, Putri, Cici, Gambrenx, Yohanez, Joko Sembung, Safi’i, Restu,
Fuad, Altona. Semoga kita selalu prend. Gak salah aku punya teman-teman
kayak kalian.
13. Kang Joni Mansyur, Yudha-Pengusaha Sukses, Mas Soleh, Ustadz Joko serta
keluarga pengajian Al-Hidayah, Al Ustadz Ahmad Sukino serta keluarga
besar Majelis Tafsir Al-qur’an, Om Nonot serta keluarga dan Pakde Minto
sekeluarga. Terima kasih atas semuanya baik Ilmu, Nasehat, Wejangan,
Tausiyah, maupun Materiil. Semoga kita dipertemukan di Surga-Nya.
14. Seluruh teman Teknik Industri angkatan 04,05,06,07 UNS yang bersama
berjuang dalam menyelesaikan studi Strata-1. Atas semua bantuannya saya
mengucapkan banyak terima kasih.
15. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan dalam kata pengantar ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa maupun
siapa saja yang membutuhkannya. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir
ini masih jauh dari sempurna, dengan senang hati dan terbuka penulis menerima
segala saran dan kritik yang membangun.

Surakarta, Januari 2011


Penulis
commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... ii
LEMBAR VALIDASI.................................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH............... iv
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...................... v
KATA PENGANTAR.................................................................................. vi
ABSTRAK.................................................................................................... viii
ABSTRACT.................................................................................................. ix
DAFTAR ISI................................................................................................. x
DAFTAR TABEL........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. I-1
1.2 Perumusan Masalah......................................................................... I-2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. I-2
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................... I-3
1.5 Batasan Masalah.............................................................................. I-3
1.6 Asumsi Penelitian............................................................................ I-3
1.7 Sistematika Penulisan ..................................................................... I-4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komposit Natural Fiber................................................................... II-1
2.1.1 Karakteristik Pada Komposit Natural Fiber......................... II-1
2.1.2 Pengujian Tekan Pada Bahan Komposit Natural Fiber........ II-2
2.1.3 Spesimen Pengujian Pada Bahan Komposit Natural Fiber.. II-4
2.2 Alat Uji Tekan…………………………………………………….. II-5
2.2.1 Deskripsi Alat Uji Tekan...................................................... II-5
2.2.2 Teori Konstruksi Alat Uji Tekan....................................... II-6
2.2.3 Cara Kerja Alat Uji Tekan Dengan Sistem Hidrolik........... II-8
2.2.4 Proses Pembacaan Alat Uji Tekan............................. II-10
commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.2.5 Sistem Kendali Pada Alat Uji Tekan.................................... II-12


2.2.6 Perancangan Eksperimen Pada Alat Uji Tekan.................... II-15
2.3 Penelitian Penunjang....................................................................... II-21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Identifikasi Masalah......................................................................... III-2
3.2 Perumusan Masalah......................................................................... III-2
3.3 Identifikasi Kebutuhan Alat Uji Tekan......................................... III-2
3.4 Perancangan Alat Uji Tekan............................................................ III-3
3.5 Running Test Dan Kalibrasi ............................................................ III-3
3.6 Pengujian Data Uji Tekan Dengan Anova....................................... III-3
3.7 Analisa Hasil Pengujian................................................................... III-4
3.8 Kesimpulan Rancangan Alat Uji Tekan........................................... III-4
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data........................................................................... IV-1
4.1.1 Pengujian Tekan ASTM D3410M-03.................................... IV -1
4.1.2 Identifikasi Kebutuhan Alat Uji Tekan................................. IV -2
4.1.3 Bill of Material Alat Uji Tekan.............................................. IV -5
4.2 Pengolahan Data.............................................................................. IV -13
4.2.1 Mekanika Struktur Rancangan Alat Uji Tekan...................... IV -13
4.2.2 Elemen Mesin Penggerak Alat Uji Tekan.............................. IV -21
4.2.3 Rangkaian Pengendali Dan Kelistrikan Alat Uji Tekan........ IV-23
4.2.4 Estimasi Biaya Alat Uji Tekan............................................... IV-28
4.2.5 Spesifikasi Alat Uji Tekan..................................................... IV-28
4.3 Pengujian Data Hasil Uji Tekan....................................................... IV-29
4.3.1 Pengujian data Hasil Perhitungan Compressive Load.......... IV-29
4.3.2 Uji ANOVA Untuk Compressive Load…….. .................... IV-38
4.3.3 Pengujian data Hasil Perhitungan Compressive Strength.... IV-41

4.3.4 Uji ANOVA Untuk Compressive Strength…...................... IV-49

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL


5.1 Analisis Rancangan.......................................................................... V-1
5.2 Analisis data Hasil Pengujian Statistik............................................ V-2

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan...................................................................................... VI-1
6.2 Saran................................................................................................. VI-1
DAFTAR PUSTAKA

commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kurva stress-strain pengujian tekan....................................... II-2


Gambar 2.2 Ilustrasi Pengujian tekan..................................................... II-3
Gambar 2.3 Spesimen uji tekan standar ASTM D 3410........................ II-4
Gambar 2.4 Fixture uji tekan ASTM D 3410............................................ II-5
Gambar 2.5 Diagram aliran sistem hidrolik........................................... II-9
Gambar 2.6 Power pack unit.................................................................... II-9
Gambar 2.7 Blok diagram sistem kontrol.............................................. II-12
Gambar 2.8 Blok diagram open loop……………………………………. II-14
Gambar 2.9 Sistem kontrol closed loop…………………………………. II-15
Gambar 3.1 Metodologi penelitian…………………………………….. III-1
Gambar 4.1 Fixture ASTM D3410M-03.............................................. IV-2
Gambar 4.2 Fishbone diagram................................................................ IV-4
Gambar 4.3 Bill of material alat uji tekan............................................... IV-5
Gambar 4.4 Rancangan alat uji tekan.................................................... IV-6
Gambar 4.5 Fixture uji tekan.................................................................... IV-7
Gambar 4.6 Upper.................................................................................. IV-7
Gambar 4.7 Plunger.............................................................................. IV-8
Gambar 4.8 Bottom................................................................................. IV-8
Gambar 4.9 Side..................................................................................... IV-9
Gambar 4.10 Fix dan move clamp............................................................ IV-9
Gambar 4.11 Meja.................................................................................. IV-10
Gambar 4.12 Sisi depan panel box.......................................................... IV-10
Gambar 4.13 Sisi dalam panel box............................................................. IV-11
Gambar 4.14 Hydraulic powerpack.......................................................... IV-11
Gambar 4.15 Aktuator.............................................................................. IV-12
Gambar 4.16 Loadcell............................................................................... IV-12
Gambar 4.17 Weighting Indicator............................................................ IV-13
Gambar 4.18 Outside dial........................................................................ IV-13
Gambar 4.19 Spesimen uji tekan............................................................ IV-14
Gambar 4.20 Skema gaya pada Bottom................................................... IV-16
commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.21 Dimensi perhitungan momen inersia lower jig...................... IV-17


Gambar 4.22 Buckling pada rod aktuator................................................. IV-20
Gambar 4.23 Teori euller-tetmayer......................................................... IV-20
Gambar 4.24 Rangkaian pengendali alat uji tekan...................................... IV-23
Gambar 4.25 Rangkaian kelistrikan alat uji tekan...................................... IV-25
Gambar 4.26 Grafik plot residual compressive load............................... IV-37
Gambar 4.27 Grafik plot residual compressive strength........................... IV-49

commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Powerpack-gear pump


Lampiran 2 Loadcell low profile type
Lampiran 3 Material Properties
Lampiran 4 Cylinder hydraulic

commit to user

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kebutuhan Geometeri Spesimen Uji Tekan............................... II-4


Tabel 2.2 Skema umum daftar analisis ragam uji homogenitas................. II-20
Tabel 4.1 Kebutuhan dimensi spesimen uji tekan...................................... IV-1
Tabel 4.2 Harapan pengguna alat uji tekan................................................ IV-3
Tabel 4.3 Komponen alat uji tekan............................................................ IV-26
Tabel 4.4 Estimasi biaya material.............................................................. IV-27
Tabel 4.5 Estimasi biaya non material....................................................... IV-28
Tabel 4.6 Total biaya perancangan ……………………………………... IV-28
Tabel 4.7 Spesifikasi Alat Uji Tekan......................................................... IV-28
Tabel 4.8 Perhitungan uji normalitas level 12 mm.................................... IV-29
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Kolmogorov-Smirnov............................ IV-32
Tabel 4.10 Residual data antar level ketebalan............................................ IV-33
Tabel 4.11 Hasil perhitungan uji homogenitas faktor ketebalan................. IV-34
Tabel 4.12 Residual data kekuatan tekan…………………………………. IV-34
Tabel 4.13 ANOVA untuk compressive load…………………………… IV-38
Tabel 4.14 Hasil perhitungan ANOVA data eksperimen…………………. IV-40
Tabel 4.15 Perhitungan uji normalitas strength level 12 mm...................... IV-41
Tabel 4.16 Hasil perhitungan uji kolmogorov-Smirnov.............................. IV-43
Tabel 4.17 Residual data antar level faktor ketebalan................................. IV-45
Tabel 4.18 Hasil uji homogenitas strength level ketebalan……………... IV-46
Tabel 4.19 Residual data kekuatan tekan..................................................... IV-46
Tabel 4.20 ANOVA untuk kekuatan tekan.................................................. IV-50
Tabel 4.21 Hasil perhitungan ANOVA data eksperimen............................. IV-51

commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang, perumusan


masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah, asumsi yang diangkat dalam
penelitian serta sistematika penulisan untuk menyelesaikan penelitian.
Keseluruhan pokok bahasan dalam bab ini diharapkan memberikan gambaran
umum tentang penelitian ini dan perlunya penelitian ini dilakukan.

1.1 LATAR BELAKANG


Rekayasa teknik dalam teknologi modern masih memerlukan suatu bahan
dengan kombinasi yang memiliki sifat-sifat khusus seperti memiliki kepadatan
rendah, kekuatan dan kekakuan yang tinggi, tahan abrasi dan impact, serta tingkat
korosi kecil. Kombinasi sifat-sifat tersebut tidak dapat dipenuhi oleh paduan
logam konvensional, keramik, maupun bahan polimer. Bahan ini sering disebut
sebagai komposit. Secara umum, komposit merupakan kombinasi dari dua atau
lebih bahan yang berlainan dimana adanya campur tangan manusia pada proses
pembentukkannya (Callister, 2007).
Dewasa ini teknologi komposit mengalami perkembangan pesat terutama
pada serat penyusun komposit. Pengembangan dan penggunaan material komposit
yang berpenguat serat alam ( natural fiber ) dapat dibuat menjadi produk dengan
biaya murah karena harga bahan baku yang rendah, karakteristik akustik dan
thermal yang baik, penggunaan energi yang rendah dan ramah lingkungan
(Biswas, 2001). Komposit natural fiber adalah bahan komposit organik yang
terdiri dari dua atau lebih bahan organik yang berbeda yang digabung atau
dicampur secara makroskopis melalui proses kimiawi dengan zat pencampur
(Jamasri, 2009).
Sejumlah instansi maupun universitas telah melakukan penelitian tentang
bahan komposit natural fiber tidak terkecuali oleh Jurusan Teknik Industri
Universitas Sebelas Maret. Untuk mendukung penelitian tersebut, pihak Jurusan
Teknik Industri baik dosen maupun mahasiswa memerlukan suatu alat uji sebagai
suatu alat ukur untuk membantu mengetahui karakteristik mekanik bahan yang
sedang diteliti. Sampai saat ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan

commit to user

I-1

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Universal Testing Machine milik Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas


Maret. Dengan mempertimbangkan perihal prosedural dan biaya penelitian, maka
pihak Jurusan Teknik Industri berinisiatif untuk memiliki alat uji sendiri. Namun
dikarenakan harga Universal Testing Machine yang sangat tinggi serta tuntutan
kelengkapan Laboratorium Statistik dan Kualitas yang harus segera diadakan,
maka pihak jurusan ingin merancang alat uji sendiri. Alat uji diharapkan dapat
digunakan dalam beberapa pengujian dan salah satunya adalah pengujian tekan.
Dalam proses perancangan, peneliti menggunakan standar ASTM D3410M-03
yang menjelaskan mengenai prosedur, ukuran spesimen, maupun komponen yang
diperlukan dalam uji tekan pada bahan komposit. Dalam merancang alat uji
ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu accuracy (ketelitian) dan precision
(keterulangan). Selain merancang dan menghitung kekuatan konstruksi, penelitian
ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah rancangan alat uji tekan juga mampu
memenuhi aspek keterulangannya. Untuk mengetahuinya, digunakan suatu
perhitungan statistik yaitu berupa uji ANOVA dalam bentuk Complete Random
Design yang dibagi menjadi 3 level ketebalan terhadap spesimen MDF (Medium
Density Fiberboard) yang masing-masing diuji secara berulang-ulang sebanyak
30 kali pengujian.
Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa perancangan alat uji tekan
untuk bahan komposit natural fiber sangat diperlukan dalam perkembangan
penelitian komposit natural fiber di masa mendatang khususnya pada Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka dirumuskan pokok
permasalahan penelitian yaitu “Bagaimana merancang alat uji tekan untuk bahan
komposit natural fiber dengan memperhatikan aspek keterulangan hasil
pengujian?”.

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan konstruksi alat uji tekan untuk menunjang terciptanya aspek
keterulangan hasil pengujian.
commit to user

I-2

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Menguji aspek keterulangan hasil pengujian pada rancangan alat uji tekan.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Manfaat yang dicapai dalam penelitian ini adalah menghasilkan alat uji
tekan untuk komposit natural fiber dengan memperhatikan aspek keterulangan
hasil pengujian.

1.5 BATASAN MASALAH


Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Dimensi benda uji memenuhi kriteria standarisasi No D3410M-03 dengan
geometri panjang spesimen 110 mm, lebar 25 mm dan tebal disesuaikan
dengan penentuan level saat pengujian (12, 11,& 10 mm). Spesimen yang
diuji berupa komposit natural fiber jenis MDF (Medium Density Fiberbroad)
produksi PT. Sumalindo.
2. Perhitungan kekuatan hanya dilakukan pada fixture alat uji tekan serta
menggunakan bahan fiberglass sebagai dasar penentuan kapasitas maksimum
beban yang ditahan oleh fixture.
3. Untuk mengetahui aspek keterulangan menggunakan uji ANOVA dengan
menganalisa data compressive strength spesimen diuji pada 3 level
ketebalan (12, 11, & 10 mm) dengan setiap level diuji berulang-ulang
sebanyak 30 replikasi. Sedangkan uji ANOVA terhadap compressive load
digunakan sebagai pendukung dari pengujian terhadap compressive strength.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah alat uji tekan telah berfungsi
dengan benar.

1.6 ASUMSI
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Setiap spesimen (MDF) diasumsikan memiliki compressive strength yang
sama sehingga mampu digunakan sebagai acuan saat pengujian aspek
keterulangan alat uji tekan.
2. Nilai compressive load (kg) merupakan nilai yang ditampilkan pada
weighting indicator saat spesimen mengalami kepatahan. Compressive
Strenght (kg/mm2) diperoleh dengan membagi compressive load dengan
luas area pengujian tekan (mm2).
commit to user

I-3

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan yang digunakan pada penyusunan laporan tugas
akhir, seperti diuraikan di bawah ini.

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang dan identifikasi masalah
yang diangkat dalam perancangan alat uji tekan, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, penetapan
asumsi-asumsi serta sistematika yang digunakan dalam perancangan
alat uji tekan sebagai alat pengujian tekan pada bahan komposit
natural fiber.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini memberi penjelasan secara terperinci mengenai teori-teori
yang digunakan sebagai landasan pemecahan masalah serta
memberikan penjelasan secara garis besar metode yang digunakan oleh
penulis sebagai kerangka pemecahan masalah guna mendapatkan
desain rancangan alat uji tekan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini berisikan gambaran terstruktur tahap-tahap proses
pelaksanaan penelitian dan tahapan pengerjaan pengolahan data yang
digambarkan dalam diagram alir (flow chart).

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


Bab ini berisikan uraian mengenai data-data penelitian yang
digunakan dalam proses pengolahan data sesuai dengan langkah-
langkah pemecahan masalah yang dikembangkan pada bab
sebelumnya.

BAB V ANALISIS & INTERPRETASI HASIL


Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil terhadap
pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan.

commit to user

I-4

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh dari analisis pemecahan
masalah maupun hasil pengumpulan data serta saran-saran perbaikan
atas permasalahan yang dibahas.

commit to user

I-5

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang landasan teori dan kajian pustaka yang
digunakan untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan.

2.1 KOMPOSIT NATURAL FIBER


Pada sub-bab berikut dibahas mengenai karakteristik pada komposit natural
fiber, pengujian pada bahan komposit natural fiber, dan spesimen pengujian pada
bahan komposit natural fiber.

2.1.1 Karakteristik Pada Komposit Natural Fiber


Kata komposit (composite) berasal dari kata "to compose" yang berarti
menyusun atau menggabung. Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari
kombinasi dua atau lebih material, dimana sifat mekanik dari material
pembentuknya berbeda-beda (Jones, 1975), karena bahan komposit merupakan
bahan gabungan secara makro, maka bahan komposit dapat didefinisikan sebagai
suatu sistem material yang tersusun dari campuran/kombinasi dua atau lebih
unsur-unsur utama yang secara makro berbeda di dalam bentuk dan atau
komposisi material yang pada dasarnya tidak dapat dipisahkan (Schwartz, 1984).
Secara umum komposit tersusun dari dua material utama yaitu matrik dan
serat (fiber). Antar kedua unsur material tersebut tidak terjadi reaksi kimia dan
tidak larut satu sama lain, melainkan hanya ikatan antar muka diantara keduanya.
Serat yang memiliki kekuatan lebih tinggi berperan sebagai komponen penguat,
sedangkan matrik yang bersifat lemah dan liat berperan sebagai pengikat dan
memberi bentuk pada struktur komposit. Matrik berperan sebagai pengisi ruang
komposit, memegang peranan penting dalam mentransfer tegangan, melindungi
serat dari lingkungan dan menjaga permukaan serat dari pengikisan. Serat secara
umum terdiri dari dua jenis yaitu serat sintetis dan serat alam (natural fiber). Serat
sintetis adalah serat yang dibuat dari bahan-bahan anorganik dengan komposisi
kimia tertentu. Serat sintetis yang telah banyak digunakan antara lain serat gelas,
serat karbon, kevlar, nylon, dan lain-lain. Serat alam adalah serat yang dapat
langsung diperoleh dari alam. Biasanya berupa serat yang dapat langsung
diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dan binatang. Serat ini telah banyak digunakan
commit to user

II-1 

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

oleh manusia diantaranya adalah kapas, wol, sutera, pelepah pisang, sabut kelapa,
ijuk, bambu, nanas dan knaf atau goni.
Natural Fiber atau serat alami memiliki beberapa keuntungan dibandingkan
dengan serat sintetis, seperti berat lebih ringan, diolah secara alami dan ramah
lingkungan. Natural Fiber merupakan bahan terbaru dan mempunyai kekuatan
dan kekakuan yang relatif tinggi dan tidak menyebabkan iritasi kulit. Keuntungan-
keuntungan yang lainnya adalah kualitas dapat divariasikan dan stabilitas panas
yang rendah. Adapun kekurangan dari natural fiber adalah variabilitas yang
tinggi, ketahanan kelembaban rendah, ketahanan api rendah, dan adhesi serat dan
matrik yang kurang baik (Lokantara, 2007).

2.1.2 Pengujian Tekan Pada Bahan Komposit Natural Fiber


Pengujian tekan adalah usaha untuk mengetahui besar kapasitas dari suatu
material untuk menahan beban secara aksial ketika batas kekuatan tekan
maksimum tercapai maka spesimen mengalami cracking (kepatahan) yang
bertujuan mengetahui karaketristik maupun sifat mekanik dari suatu bahan.

Gambar 2.1 Kurva stress-strain pengujian tekan


Sumber: Pickering, 2008
Kekuatan tekan ditunjukkan dengan titik merah pada kurva. Pada gambar
2.1 terdapat wilayah linear dimana berlaku Hukum Hooke (Hooke Law). wilayah
ini dijelaskan dalam rumus σ ε = E dimana E merupakan Young Modulus, σ
adalah stress (tegangan),dan ε adalah strain (regangan). Rumusan mengenai stress
dijelaskan pada persamaan berikut :

commit to user

II-2 

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

F ...................................................... persaamaan 2.1


σ=
A

dengan,
σ = teganngan N/mm2)
(N
F = bebaan yang diterrapkan (N
N)
A = luasaan area mm2)
(m

s
sedangkan ru
umusan menngenai strainn dijelaskan dengan
d rumuusan sebagaii berikut :

……………
…………………….perssamaan 2.2

dengan,
ε = strainn
lo = panjaang awal spesimen mm)
(m
li = panjaang saat pataah (m
mm)

Gam
mbar 2.2 Ilu
ustrasi Penggujian tekan
n
Suumber: Junaidi,, 2009

Pada gambar
g 2.2 merupakan sebuah ilusttrasi dari peengujian tekkan. Rumus
t
tegangan dan
n regangan sama
s dengann yang dipakkai pada pengujian tarik, perbedaan
t
terdapat hannya pada tanda bebann berupa neegatif. Hal ini dikarennakan pada
r
rumusan straain lo lebih besar
b dari li sehingga dipperoleh nilaii yang negatiif.

commit to user

II-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2
2.1.3 Spesim
men Pengujian Tekan P
Pada Bahan
n Komposit Natural Fib
ber
Dimennsi spesimenn komposit natural
n fiber disesuaikann dengan menggunakan
s
standar penggujian ASTM
M (Americaan Society for
f Testing aand Materiaal). ASTM
d
dibentuk perrtama kali pada
p tahun 1898 dan sam
mapi saat inni ASTM mempunyai
m
l
lebih dari 12.000
1 buahh standarisaasi. Standar ASTM baanyak digunnakan pada
n
negara majuu maupun beerkembang dalam
d peneliitian akadem
mis maupun industri.
i

Gambar 2.3
2 Spesimeen uji tekan standar AS
STM D 3410
0
Sumber: ASTM
A internattional, 1999
Dimeensi spesimeen pengujiann tekan mennggunakan standar
s AST
TM D 3410
y
yang ditunju
ukkan pada gambar
g 2.3. Pemasangann spesimen pada clamp dipastikan
s
satu sumbuu dengan sumbu
s crosshead alaat uji. Hal ini bertujuuan untuk
m
menghindari
i efek buckliing pada speesimen saat pengujian.
p

Tabel 2.1 Kebutuhan


n Geometri Spesimen
S U
Uji Tekan

commit to user

II-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Buckkling merup
pakan kegaagalan penggujian tekaan berupa terjadinya
k
kebengkokan
n sebelum
m spesimenn belum m
mencapai uultimate coompressive
s
strenght.Pad
da tabel 2.1 menjelaskann bahwa padda ASTM 33410M-03 memberikan
m
k
kebebasan s
sesuai dengaan kebutuhaan pengujian
n untuk mem
mberikan uk
kuran pada
s
spesimen akkan yang diujji

2 ALAT UJI
2.2 U TEKAN
N
Sub bab ini membbahas menggenai deskrippsi alat uji ttekan, konsttruksi pada
a uji tekan
alat n, cara kerjaa alat uji tekaan dengan siistem hidroliik, proses pembacaan
p
h
hasil pengujian, serta peerancangan eeksperimen pengujian
p tekkan.

2
2.2.1 Deskriipsi Alat Ujji Tekan
Alat uji
u tekan adalah
a perallatan uji unntuk mengeetahui seberrapa besar
k
kekuatan tek
kan maksimu
um (ultimatee strength off compressioon) yang dappat ditahan
o
oleh spesimen pada konndisi pembebbanan stabil dan smoothh yang ditandai dengan
s
spesimen meengalami keppatahan.
Langkkah pertama memasang spesimen pada
p kedua ppasang grip fixture uji
t
tekan yang terdapat
t pad
da gambar 2.4
2 dengan posisi gariss tengah speesimen satu
s
sumbu denggan garis tengah
t moveeable head dari univeersal testing
g machine.
M
Mendekatka
an posisi mooveable headd kearah bagian
b atas fi
fixture uji tekkan hingga
w
weighting inndicator mennunjukkan addanya pembebanan. Atuur speed of teesting yang
t
telah direkom
mendasikan oleh ASTM
M yaitu 1.3 ± 0.3 mm/minn .

ure uji tekaan ASTM D 3410


Gambar 2.4 Fixtu
Sumber : ASTM inteernational,19999

commit to user

II-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Selanjutnya melakukan proses pengompresian secara konstan sampai terjadi


kepatahan pada spesimen. Seketika itu weighting indicator akan menyimpan dan
menampilkan angka digital. Angka tersebut merupakan nilai maximum
compressive load yang dapat ditahan oleh spesimen. Nilai maximum compressive
load kemudian dibagi dengan luas area spesimen yang diukur sebelum pengujian,
sehingga didapatkan nilai ultimate compressive strenght dari spesimen tersebut.

2.2.2 Teori Konstruksi Alat Uji Tekan


Dalam merancang suatu alat diperlukan pertimbangan atas dua hal yaitu
pemilihan material dan desain rancangan dari alat tersebut. Pertimbangan untuk
menetukan material yang digunakan dalam perancangan alat uji tekan adalah
sebagai berikut :
1. Kekuatan bahan (strength of material).
Dalam perencanaan struktur, semua elemen harus diberikan ukuran tertentu.
Ukuran harus diproporsikan cukup kuat untuk memikul gaya yang mungkin
terjadi. Setiap elemen struktur juga harus cukup kaku sehingga tidak
melengkung atau berubah bentuk (deformation) berlebihan pada saat struktur
dipakai. Setiap elemen struktur juga tidak boleh terlalu langsing, sehingga tidak
kehilangan kestabilan akibat adanya gaya tekan. Jadi perencananaan struktur
meliputi penentuan proporsi elemen struktur yang memenuhi kekuatan
(strength), kekakuan (stiffness) dan stabilitas (stability) setiap elemen struktur.
Kekuatan suatu material dapat dilihat menurut :
a. Tegangan.
Tegangan didefinisikan sebagai tahanan terhadap gaya-gaya luar. Ini
diukur dalam bentuk gaya per satuan luas (Alfred, 1983). Dalam praktek
teknik, gaya umumnya diberikan dalam pound atau newton, dan luas yang
menahan dalam inchi persegi atau millimeter persegi. Akibatnya tegangan
dinyatakan dalam pound per inchi persegi, yang sering disingkat menjadi
psi, atau newton per-milimeter persegi (Mpa). Besarnya gaya persatuan luas
pada bahan tersebut disebut sebagai tegangan dan lazimnya ditunjukkan
dengan huruf Yunani σ (sigma) (Kurniawan, 2000)

commit to user

II-6 

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Didefinisikan dengan rumus.


F
σ=
A
dengan; F adalah gaya yang bekerja dalam arah tegak lurus atau normal
terhadap penampang, dan A adalah luas penampang. Bila gaya luar yang
bekerja pada suatu batang sejajar terhadap sumbu utamanya dan potongan
penampang batang tersebut konstan, atau secara substansial memang
demikian, tegangan dalam yang dihasilkan adalah sejajar terhadap sumbu
tersebut. Gaya-gaya itu disebut gaya aksial, dan tegangan yang timbul
dikenal sebagai tegangan aksial.
Pada batang-batang yang hanya menahan gaya aksial, tegangan yang
bekerja pada potongan yang tegak lurus terhadap sumbu batang adalah
tegangan normal saja, tegangan geser tidak terjadi. Arah potongan ini juga
memberikan tegangan normal maksimum dibandingkan arah-arah potongan
lainnya. Penyajian tanda gaya aksial, yaitu positif (+) untuk tegangan tarik
dan negatif (-) untuk tegangan tekan.
b. Regangan.
Regangan adalah perubahan bentuk. Semua bagian bahan yang mengalami
gaya-gaya luar, dan selanjutnya tegangan dalam akan menjalani perubahan
bentuk (mengalami regangan). Perubahan bentuk total (total deformation)
yang dihasilkan oleh suatu bahan atau benda dinyatakan dengan huruf
Yunani δ (delta). Jika panjang adalah L, perubahan bentuk per satuan
panjang dinyatakan dengan huruf Yunani ε (epsilon).
∆L
ε=
L
c. Hukum Hooke (Hooke's Law).
Hampir semua logam, pada tahap sangat awal dari pengujian geser,
hubungan antara beban atau gaya yang diberikan berbanding lurus dengan
pergeseran bahan tersebut. Ini disebut daerah linier atau linear zone.


‫ܧ‬ൌ ………………………persamaan 2.3

commit to user

II-7 

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Di daerah ini, kurva pertambahan panjang vs beban mengikuti aturan Hooke


yaitu: rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah konstan.

2.2.3 Cara Kerja Alat Uji Tekan Dengan Sistem Hidrolik


Pada cara kerja alat uji tekan, mekanisasi pengerak utama pada alat adalah
dengan menggunakan sistem penggerak hidrolik. Kata hidrolik (hidraulik,
hydraulic) berasal dan kata Yunani “hydor” yang berarti “air”. atau “zat cair”
atau “fluida cair”, bermakna semua benda atau zat yang berhubungan dengan
“air”. Didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan air.
Sekarang kita mendefinisikan “hidrolik” sebagai pemindahan, pengaturan, gaya-
gaya dan gerakan-gerakan zat cair (Punarwan, 2005). Beberapa sifat khusus yang
dimiliki sistem hidrolik, yaitu :
1. Gaya yang tinggi (berupa momen putar) dengan ukuran yang kompak, yaitu
berupa kepadatan tenaga yang tinggi.
2. Penyesuaian gaya otomatis.
3. Dapat bergerak dari keadaan diam meskipun pada beban penuh.
4. Pengubahan (pengendalian atau pengaturan) tanpa tingkatan dan kecepatan,
momen putar (torsi), gaya langkah yang dapat dilakukan dengan mudah.
5. Perlindungan terhadap beban berlebih yang sederhana.
6. Sesuai untuk mengendalikan proses gerakan yang cepat dan untuk gerakan
sangat lambat yang akurat.
7. Penumpukan energi yang relatif sederhana dengan menggunakan gas.
8. Dapat dikombinasikan dengan tranformasi yang tidak terpusat dari energi
hidrolik kembali ke energi mekanik, dapat diperoleh sistem penggerak sentral
yang sederhana sehingga dapat ekonomis.
Energi hidrolik adalah salah satu sistem yang paling serbaguna dalam
mengubah dan memindahkan tenaga. Terbukti dari sifat kekakuannya, namun
mempunyai sifat flexible. Dalam bentuk apapun cairan minyak hidrolik mengikuti
bentuk yang ditempatinya pada beberapa bagian dari sistem. Setiap bagian
melakukan kerja sesuai dengan ukuran yang ditempatinya, dan disatukan kembali
menjadi satu kesatuan.

commit to user

II-8 

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Penggerak User
U
Elemen kerja
motor listrik ppompa hidrolik Kontroler yang
Silindeer hidrolik
dioperasikan
motor bakar motorr hidrolik

Energi listrik
Enerrgi Energi
E Ennergi Energi
atau energi
mekaanik hiidrolik hiddrolik mekanik
termal

Gam n sistem hidrrolik


mbar 2.5 Diaagram aliran
Sumbeer: Punarwan, 2005
2

Pomppa hidrolikk dapat meenggunakann motor lisstrik sebagaai sumber


ppenggeraknyya. Setelah oli hidrolikk dipompa pada tekanaan tertentu, kemudian
ntrol arah yaang bertugass mengatur kkemana cairaan hidrolik
ddisalurkan kke katup kon
n. Diagram allir sistem hiddrolik dapat dilihat padaa gambar 2.55
iitu dialirkan

Gambar 22.6 Power pack unit


Graco Inc, 19996
Sumber: G
Urutan aliran diimulai dari pembangkitt berupa mootor listrik atau
a motor
o meningkaatkan tekanaan oli yang
bbakar yang menggerakkkan pompa ooli, pompa oli
dditampung pada
p reservooir. Melalui kkatup kontrool hidrolik, ooli bertekanaan dialirkan
commit to user

II-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ke pemakai berupa elemen kerja silinder atau motor hidrolik yang mengubah
energi hidrolik itu menjadi energi gerak atau mekanis. Urutan energinya dari
motor listrik atau bakar ke silinder hidrolik berturut – turut adalah energi
listrik atau mekanis – energi hidrolik – energi hidrolik – energi mekanis
Pada sebuah pompa hidrolik (gambar 2.6), lebih dikenal dalam sebuah
kesatuan utuh pompa hidrolik yang digunakan sebagai penggerak yang dikenal
sebagai Power Pack Unit. Power Pack unit tersusun dari beberapa bagian, yaitu:
1. Tangki hidrolik (hydraulic tank).
Tangki hidrolik adalah sebagai tempat penampung oli dari sistem. Selain itu
juga berfungsi sebagai pendingin oli yang kembali.
2. Pompa hidrolik (hydraulic pump).
Pompa hidrolik sebagai pemindah oli dari tangki ke dalam sistem. Dan
bersama komponen lain menimbulkan hydraulic pressure (tenaga hidrolik).
3. Katup pengendali (control valve).
Katup Pengendali gunanya untuk mengarahkan jalannya oli ke tempat yang
diinginkan.
4. Main (relieve valve)
Main relieve valve gunanya untuk membatasi tekanan maksimum yang
diijinkan dalam hydraulic system, agar sistem sendiri tidak rusak akibat over
pressure.
5. Silinder hidrolik (actuator).
Silinder hidrolik adalah sebagai perubah dari tenaga hidrolik menjadi tenaga
mekanik.
6. Filter.
Filter digunakan sebagai media penyaring kotoran-kotoran atau gram-gram
yang ikut terbawa agar tidak ikut bersikulasi kembali.

2.2.4 Proses Pembacaan Alat Uji Tekan


Load cell adalah sebuah transducer gaya yang bekerja berdasarkan prinsip
deformasi sebuah material akibat adanya tegangan mekanis yang bekerja
(Purwanto, 2004). Sebuah sensor load cell pada dasarnya adalah sebuah perangkat
listrik atau elektronika (transduser) yang digunakan untuk mengubah gaya
menjadi sinyal listrik (en.wikipedia.org, 2010).
commit to user

II-10 

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menurut Hastomo (2001) load cell merupakan sebuah alat yang dipasang
sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai sensor yang mengirimkan data analog
yang kemudian diubah menjadi data digital. Konversi ini tidak terjadi secara
langsung, namun melalui dua tahap. Proses pertama melalui pengaturan mekanis,
perubahan gaya menjadi sebuah sinyal diukur menggunakan alat ukur bernama
strain gauge. Strain gage adalah transducer pasif yang mengubah suatu
pertarikan mekanis menjadi perubahan tahanan. Strain gauge digunakan juga
untuk mengubah gaya yang masuk menjadi sebuah sinyal listrik. Sebuah load cell
biasanya terdiri dari empat regangan dalam sebuah konfigurasi jembatan
wheatstone (Madison, 1989). Tipe-tipe dari load cell (www.omega.com, 2010),
terdiri dari 3 tipe, yaitu:
1. Hydraulic load cells.
Hidrolik load cell merupakan alat penyeimbang gaya, dimana mengukur
beban berat sebagai perubahan tekanan pada silider hidrolik. Pada diagram
perubahan gaya hidrolik, beban atau gaya yang bekerja pada kepala piston
yang dikenai beban pemampatan fluida sebagai media penghantar kemudian
melaui load cell untuk dirubah menjadi sinyal elektrik yang ditampilkan
dalam angka atau digital. Keluaran dari load cell bersifat linear dan relatif
tidak terpengaruh oleh volume cairan pengisi silinder atau temperatur yang
mengenainya.
2. Pneumatic load cells.
Pnumatik load cell juga beroperasi pada gaya prinsip keseimbangan. Pada
alat ini menggunakan beberapa ruang pemampatan, sehingga menghasilkan
ketepatan yang lebih tinggi dibandingkan perangkat hidrolik. Dalam
beberapa desain yang diketemukan, ruang pemampatan pertama digunakan
sebagai ruang tera berat sehingga beban yang nantinya akan dikenakan
dapat diketahui lebih awal untuk menjaga supaya tidak terjadi overload
beban. Pneumatik load cell digunakan pada aplikasi beban yang relative
lebih kecil atau ringan dan menuntut keamanan dan kebersihan sebagai hal
yang utama.

commit to user

II-11 

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Strain--gauge loadd cells.


Strain--gauge loadd cells menngubah bebaan yang bekkerja padanyya menjadi
sinyal listrik. Penngukur alat terikat atauu tertempel pada spesiimen yang
mengaalami deform
masi ketika ddikenakan beeban. Beberaapa kasus, em
mpat strain
gauge digunakan untuk mendapatkan kepekaan
k suhu maksim
mum yang
mpresi. Dua dari alat ukkur diletakkaan sebagai pengukur
terkom p teg
gangan dan
sisany
ya sebagai peengukur kom
mpresi.

2
2.2.5 Sistem
m Kendali paada Alat Ujji Tekan

Sistem
m kendali addalah suatu pproses pengaaturan atau pengendaliaan terhadap
s
satu atau beberapa bessaran (variaable, parameeter) sehingga berada pada
p suatu
h
harga atau dalam
d suatuu rangkaian hharga (rangge) tertentu. Komponen--komponen
y
yang terdapaat dalam sistem kontrol lebih mudaah digambarkkan dalam bentuk
b blok
d
diagram (Praastyo, 2008)).

Gam
mbar 2.7 Blook diagram sistem konttrol
Suumber: Prastyo, 2008
Blok diagram
d padda gambar 22.10 merupaakan suatu ppernyataan grafis
g yang
d
ditujukan unntuk menggaambarkan seebuah sistem
m kendali. F
Fungsi dari komponen-
k
k
komponen penyusun
p blook diagram, yyaitu:

a
a. Input (R
R(t)),
Adalah nilai yanng diinginkkan bagi variabel
v yanng dikontro
ol selama
pengenddalian.
b
b. Error siignal (e(t)),
Selisih antara r(t))-c(t), inputt dengan output.
o Merrupakan inpputan bagi
kontroleer dan nilain
nya harus sekecil
s munggkin. Error signal men
nggerakkan
controlller untuk meendapatkan kkeluaran pad
da satu hargaa yang diingiinkan.
commit to user

II-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Kontroler,
Fungsi utama kontroler adalah membandingkan harga yang sebenarnya dari
keluaran (plant) dengan harga yang diinginkan (setting point).
d. Control signal U(t),
Output dari kontroler berfungsi sebagai sinyal pengontrol. Control signal ini
menyebabkan output menjadi sama dengan input.
e. Aktuator,
Komponen yang secara fisik melakukan keinginan kontroler dengan suntikan
energi tertentu.
f. Plant/proses,
Objek yang dikontrol oleh sistem berupa proses mekanis, elektris, hidrolis,
pneumatic atau kombinasinya.
g. Output (c(t)),
Harga atau nilai yang akan dipertahankan bagi variabel yang dikontrol dan
merupakan harga yang ditunjuk oleh alat pencatat.
h. Error Detector.
Merupakan pembanding antara input dengan output yang menghasilkan error
signal.
Sistem kendali dikelompokkan menjadi dua yaitu sistem pengendalian secara
manual dan sistem pengendalian secara otomatis. Pengertian dari kedua sistem
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sistem pengendalian secara manual.
Sistem pengendalian manual masih sering dipakai pada beberapa aplikasi
tertentu. Sistem ini dipakai pada proses yang tidak banyak mengalami
perubahan beban (load). Salah satu contoh pengendalian secara manual
adalah pengendalian manual temperature di sebuah heat exchanger. Load
sistem adalah steam (uap air panas) dimana steam tersebut masuk ke dalam
tangki untuk memindahkan energi panas ke air dingin yang sudah masuk
terlebih dahulu ke dalam tangki. Manusia bertindak sebagai operator untuk
membuka dan menutup valve (kran), perannya cukup penting. Operator
berperan untuk memperbesar atau memperkecil bukaan valve dimana besar
kecilnya bukaan tersebut berpengaruh pada banyaknya steam yang masuk ke
commit to user

II-13 

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dalam tangki.
t mlah steam yang masu
Jum uk ke dalam
m tangki ittulah yang
mempen
ngaruhi outp
put dari heatt exchanger tersebut, berrupa air panaas atau uap
air saja.

Gambar 22.8 Blok diagram open loop


Sumber: Prrastyo, 2008

Sistem pengendalia
p an seperti gaambar 2.11 disebut sisteem pengenddalian open
loop karrena loop daari pengontrrolan terputu
us oleh perann manusia yang
y masih
berada dalam sisttem tersebuut. Perlu diketahui
d bbahwa sebuuah sistem
pengenddalian disebbut open looop jika peerintah koreeksi kesalahhan masih
dilakukaan oleh mannusia.
b
b. Sistem pengendalian
p n secara otom
matis
Pengertiian sistem pengendalia
p an secara ottomatis adallah pengend
dalian oleh
mesin-m
mesin atau peralatan
p yaang bekerjaa secara otoomatis dan operasinya
dibawahh kendali maanusia. Sisteem ini dilakuukan pada siistem kerja closed
c loop
karena perintah kooreksi kesallahan bekerjja secara ootomatis tan
npa adanya
campur tangan mannusia.
Terdapaat umpan baalik atau feeedback padaa sistem konntrol closed loop yang
berfung
gsi mengkoreeksi kesalahaan dimana tuugas untuk m
mengkoreksii kesalahan
dilakukaan oleh konntroler ataupuun instrumeentasi elektroonik lainnyaa tanpa ada
campur tangan manusia.
m Hassilnya lebihh akurat kaarena memiliki error
detectorr.

commit to user

II-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

 
Gambar 2.9 Sistem kontrol closed loop
Sumber: Prastyo, 2008

Sistem kendali pada alat uji tarik merupakan kendali proses mesin secara
otomatis. Pergerakan silinder hidrolis diatur secara otomatis melalui
rangkaian elektronik dalam control panel yang terdiri dari beberapa push
button.

2.2.6 Perancangan Eksperimen Pada Alat Uji Tekan

Desain eksperimen merupakan langkah-langkah lengkap yang perlu diambil


jauh sebelum eksperimen dilakukan agar supaya data yang semestinya diperlukan
dapat diperoleh sehingga akan membawa kepada analisis objektif dan kesimpulan
yang berlaku untuk persoalan yang sedang dibahas. (Sudjana, 1997).
Beberapa istilah atau pengertian yang perlu diketahui dalam desain
eksperimen (Montgomery, 1997), yaitu:
a. Experimental unit (unit eksperimen)
Objek eksperimen dimana nilai-nilai variabel respon diukur.
b. Variabel respon (effect)
Disebut juga dependent variable atau ukuran performansi, yaitu output yang
ingin diukur dalam eksperimen.
c. Faktor
Disebut juga independent variable atau variabel bebas, yaitu input yang
nilainya akan diubah-ubah dalam eksperimen.

commit to user

II-15 

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d. Level (taraf)
Merupakan nilai-nilai atau klasifikasi-klasifikasi dari sebuah faktor. Taraf
(levels) faktor dinyatakan dengan bilangan 1, 2, 3 dan seterusnya. Misalkan
dalam sebuah penelitian terdapat faktor-faktor :
a = jenis kelamin
b = cara mengajar
Selanjutnya taraf untuk faktor a adalah 1 menyatakan laki-laki, 2 menyatakan
perempuan (a1, a2). Bila cara mengajar ada tiga, maka dituliskan dengan b1, b2,
dan b3.
e. Treatment (perlakuan)
Sekumpulan kondisi eksperimen yang akan digunakan terhadap unit
eksperimen dalam ruang lingkup desain yang dipilih. Perlakuan merupakan
kombinasi level-level dari seluruh faktor yang ingin diuji dalam eksperimen.
f. Replikasi
Pengulangan eksperimen dasar yang bertujuan untuk menghasilkan taksiran
yang lebih akurat terhadap efek rata-rata suatu faktor ataupun terhadap
kekeliruan eksperimen.
g. Faktor Pembatas/ Blok (Restrictions)
Sering disebut juga sebagai variabel kontrol (dalam Statistik Multivariat).
Yaitu faktor-faktor yang mungkin ikut mempengaruhi variabel respon tetapi
tidak ingin diuji pengaruhnya oleh eksperimenter karena tidak termasuk ke
dalam tujuan studi.
h. Randomisasi
Yaitu cara mengacak unit-unit eksperimen untuk dialokasikan pada
eksperimen. Metode randomisasi yang dipakai dan cara mengkombinasikan
level-level dari fakor yan berbeda menentukan jenis disain eksperimen yang
akan terbentuk.
i. Kekeliruan eksperimen
Merupakan kegagalan daripada dua unit eksperimen identik yang dikenai
perlakuan untuk memberi hasil yang sama.

commit to user

II-16 

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Langkah-langkah dalam setiap proyek eksperimen secara garis besar


terdiri atas tiga tahapan, yaitu planning phase, design phase dan analysis phase.
(Hicks, 1993). Langkah-langkah dari ketiga tahap tersebut sebagai berikut :
a Planning Phase
Tahapan dalam planning phase adalah :
1. Membuat problem statement sejelas-jelasnya.
2. Menentukan variabel bebas (dependent variables), yaitu efek yang ingin
diukur, sering disebut sebagai kriteria atau ukuran performansi.
3. Menentukan independent variables.
4. Menentukan level-level yang akan diuji, tentukan sifatnya, yaitu :
a Kualitatif atau kuantitatif ?
b Fixed atau random ?
5. Tentukan cara bagaimana level-level dari beberapa faktor akan
dikombinasikan (khusus untuk eksperimen dua faktor atau lebih).
b Design Phase
Tahapan dalam design phase adalah :
1. Menentukan jumlah observasi yang diambil.
2. Menentukan urutan eksperimen (urutan pengambilan data).
3. Menentukan metode randomisasi.
4. Menentukan model matematik yang menjelaskan variabel respon.
5. Menentukan hipotesis yang akan diuji.
c Analysis Phase
Tahapan dalam analysis phase adalah :
1. Pengumpulan dan pemrosesan data.
2. Menghitung nilai statistik-statistik uji yang dipakai.
3. Menginterpretasikan hasil eksperimen.
Adapun tahap-tahap dalam pengolahan data hasil eksperimen meliputi uji
krakteristik data, uji ANOVA dan uji pembanding ganda. Apabila menggunakan
analisis variansi sebagai alat analisa data eksperimen, maka seharusnya sebelum
data diolah, terlebih dahulu dilakukan uji karakteristik data berupa uji
kenormalan, homogenitas variansi, dan independensi, terhadap data hasil
eksperimen.
commit to user

II-17 

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data kita memiliki
distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik
inferensial). Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk menguji pola
distribusi. Dua diantaranya adalah metode statistik Chi Squared dan Kolmogorov-
Smimov. Namun uji chi-squared tidak cocok digunakan untuk menentukan pola
distribusi dari data yang berjumlah kecil. Hal ini dikarenakan terjadinya kesulitan
atau kesalahan dalam penentuan interval pada data jumlah kecil. Akibatnya adalah
terjadinya kesalahan pengelompokan, selanjutnya ini menyebabkan uji chi-
squared ini tidak sensitif dalam penolakan atau penerimaan temadap H0
(Tjahyanto, 2008).
Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan
membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi
normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke
dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov
Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal
baku (Konsultan Statistik, 2009).
Uji Kolmogorov-Smirnov ini dilakukan pada tiap threatment/perlakuan,
dimana pada tiap perlakuan terdiri dari n buah data (replikasi). Persyaratan dalam
melakukan uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut (Cahyono, 2006):
1. Data berskala interval atau ratio (kuantitatif)
2. Data tunggal / belum dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi
3. Dapat digunakan untuk n besar maupun n kecil.

Adapun mengenai Langkah - langkah uji Kolmogorov-Smirnov dijelaskan


sebagai berikut (Sudjana, 2005) yaitu:
1. Urutkan data dari yang terkecil sampai terbesar.
2. Hitung rata-rata ( x ) dan standar deviasi ( s ) data tersebut.
⎛ n ⎞

⎜ ∑ x ⎟⎟ i

x=⎝ ⎠
i =1
n  .......................................................................... persamaan 2.4

commit to user

II-18 

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(∑ x ) 2

∑x i
2

n
i

s=
n −1 ............................................. persamaan 2.5
Keterangan,
xi = data ke-i
n = banyaknya data

3. Transformasikan data tersebut menjadi nilai baku ( z ).

z
       i
= (x i − x ) / s ...................................................persamaan 2.6
Keterangan,
xi = data ke-i
x = rata-rata
s = standar deviasi

4. Berdasarkan nilai baku ( z ), tentukan nilai probabilitasnya P( z ) berdasarkan


sebaran normal baku, sebagai probabilitas pengamatan. Gunakan tabel standar
luas wilayah di bawah kurva normal.
5. Tentukan nilai probabilitas harapan kumulatif P(x) dengan rumus, sebagai
berikut:
P( x i ) = i / n
 ........................................................................ persamaan 2.7 
Keterangan.
i = data ke-
n = jumlah data

6. Tentukan nilai maksimum dari selisih absolut P( z ) dan P( x ) yaitu:


maks | P( z ) - P( x )| , sebagai nilai L hitung.
Tahap berikutnya adalah menganalisis apakah data observasi dalam n kali
replikasi berdistribusi normal. Hipotesis yang diajukan adalah:
H0 : Sampel data observasi berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel data observasi berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal
7. Memilih taraf nyata α, dengan wilayah kritik Lhitung > Lα(n). Apabila nilai
Lhitung < Ltabel , maka terima H0 dan simpulkan bahwa data observasi berasal
commit to user

II-19 

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dari populasi yang berdistribusi normal. Dimana Lhitung merupakan distribusi


normal dari data yang didapatkan sedangkan Ltabel merupakan nilai dari tabel
Kolmogorov-Smimov.

b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan menguji apakah variansi error dari tiap level
atau perlakuan bernilai sama. Alat uji yang sering dipakai adalah uji bartlett.
Namun uji bartlett dapat dilakukan setelah uji normalitas terlampaui. Untuk
menghindari adanya kesulitan dalam urutan proses pengolahan, maka alat uji yang
dipilih adalah uji levene test. Uji levene dilakukan dengan menggunakan analisis
ragam terhadap selisih absolut dari setiap nilai pengamatan dalam sampel dengan
rata-rata sampel yang bersangkutan (Permana, 2008).
Prosedur uji homogenitas levene (Wijaya, 2000) sebagai berikut :
1. Kelompokkan data berdasarkan faktor yang akan diuji.
2. Hitung selisih absolut nilai pengamatan terhadap rata-ratanya pada tiap level.
3. Hitung nilai-nilai berikut ini :
(∑ x i ) 2
a Faktor koreksi ( FK ) =  
n
Keterangan,
xi = data hasil pengamatan
i = 1, 2, . . ., n (n banyaknya data)

b

SS faktor  =  ⎜
(∑ x )⎞⎟ − FK
i
2

⎜ k ⎟
⎝ ⎠
Keterangan,
k = banyaknya data pada tiap level

c SS total = (∑ y ) − FK  
i
2

Keterangan,
yi = selisih absolut data hasil pengamatan dengan rata-ratanya untuk tiap
level
d SS error =  SS total − SSfaktor

Adapun mengenai nilai-nilai hasil perhitungan di atas dapat dirangkum


dalam sebuah daftar analisis ragam sebagaimana tabel 2.2 berikut ini.
commit to user

II-20 

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 2. 2 Skema umum daftar analisis ragam uji homogenitas


Sumber
df SS MS F
Keragaman
MS faktor
Faktor F SS(Faktor) SS(Faktor)/ Df
MS error
Error n-1-f SSe SSe / Df
Total n-1 SStotal
Sumber: Wijaya, 2000.

4. Hipotesis yang diajukan adalah :


2 2 2 2 2 2
H0 : σ 1 = σ 2 = σ 3 = σ 4 = σ 5 = σ 6
H1: Ragam seluruh level faktor tidak semuanya sama.
5. Memilih taraf nyata α.
6. Wilayah kritik : F > F α (v1 ; v2)

c Uji independensi
Salah satu upaya mencapai sifat independen adalah dengan melakukan
pengacakan terhadap observasi. Namun demikian, jika masalah acak ini diragukan
maka dapat dilakukan pengujian dengan cara memplot residual versus urutan
pengambilan observasinya. Hasil plot tersebut akan memperlihatkan ada tidaknya
pola tertentu. Jika ada pola tertentu, berarti ada korelasi antar residual atau error
tidak independen. Apabila hal tersebut terjadi, berarti pengacakan urutan
eksperimen tidak benar/ eksperimen tidak terurut secara acak (Hicks, 1993).

2.3 PENELITIAN PENUNJANG


Perkembangan metode standard pengujian sangat diperlukan dalam
pengujian serta penerapan komposit yang semakin luas. Satu sisi dari
perkembangan pemilihan metode standard pengujian adalah tidak diperhatikannya
identifikasi dan pemilihan metode pengujian komposit yang tepat. Walaupun
kemajuan standarisasi metode pengujian komposit telah tercapai, masih terdapat
banyak kasus yang menimbulkan sejumlah variasi hasil dikarenakan masalah
dalam teknik pengujian. Banyaknya standar test dan variasi tersebut
menyebabkan kerancuan serta dapat menghambat kemajuan perkembangan
commit to user

II-21 

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

komposit. Dalam penelitian dilakukan bertujuan untuk identifikasi serta pemilihan


metode standarisasi pengujian yang tepat dalam perancangan komposit salah
satunya ASTM D3410. Dari penelitian memberikan kesimpulan bahwa meskipun
sejumlah besar standar pengujian tidak memberikan ketepatan standarisasi yang
menyebabkan hambatan perkembangan desain standar serta perkembangan
penerapan yang baru dari komposit, aspek positif yang dapat diambil adalah
semakin berkembangnya standar-standar pengujian yang lebih memberikan
pilihan serta ketepatan standarisasi yang kedepannya dapat menjadi sumber bahan
untuk perkembangan standarisai pengujian selanjutnya. (Lackey, 2008)

commit to user

II-22 

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian menggambarkan langkah-langkah penelitian yang


dilakukan dalam pemecahan masalah. Adapun langkah-langkah penyelesaian
masalah adalah seperti dalam gambar 3.1.

Gambar 3.1 Metodologi penelitian

commit to user

III-1

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3.1 IDENTIFIKASI MASALAH


Pada tahap ini masalah penelitian merupakan suatu pertanyaan yang belum
dapat dijawab oleh peneliti. Untuk itu dilakukan studi pendahuluan tentang latar
belakang mengenai kebutuhan alat uji tekan untuk bahan komposit serat alam di
Fakultas Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penjelasan latar
belakang masalah telah diuraikan pada bab satu.
3.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
pokok permasalahan penelitian yaitu bagaimana merancang alat uji tekan untuk
bahan komposit serat alam dengan memperhatikan aspek keterulangan hasil
pengujian.

3.3 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN ALAT UJI TEKAN


Peneliti memerlukan beberapa bahan yang dapat mendukung perancangan
alat uji tekan . Untuk mengidentifikasi bahan-bahan tersebut peneliti melakukan
pengumpulan informasi mengenai studi pustaka dan studi lapangan. Dalam studi
pustaka dilakukan untuk memperoleh informasi pendukung yang diperlukan
dalam penyusunan laporan penelitian, yakni mempelajari literatur standarisasi
pengujian bahan komposit natural fiber yaitu ASTM D 3410M-03. Standar ini
merupakan literatur tentang konsep dan langkah pengujian tekan pada spesimen
komposit serta komponen-komponen utama yang diperlukan oleh sebuah alat uji
tekan . Dalam studi lapangan diperlukan untuk memperoleh informasi mengenai
kebutuhan yang diperlukan dalam perancangan alat uji tekan dengan cara
wawancara kepada pengguna alat uji tekan serta melakukan observasi kebutuhan
komponen-komponen yang diperlukan baik dari internet maupun beberapa toko
teknik yang berada di kota Surakarta. Kedua studi diatas dijelaskan pada sub bab
pengumpulan data yang terdiri dari:
1. Identifikasi Kebutuhan Pengguna Alat Uji Tekan.
Pada tahap ini dilakukan wawancara kebutuhan kepada Ketua Jurusan Teknik
Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta selaku penanggung jawab
laboratorium pengendali kualitas untuk mendapatkan harapan pengguna
mengenai alat uji tekan yang akan dirancang pada tahap selanjutnya.

commit to user

III-2

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Identifikasi kebutuhan sesuai standar ASTM D3410M-03.


Pada tahap ini menjelaskan mengenai komponen-komponen yang dibutuhkan
dalam perancangan alat uji yang sesuai dengan rekomendasi standar
pengujian ASTM D3410M-03.
3. Fishbone diagram alat uji tekan.
Pada tahap ini merupakan penjabaran dari identifikasi pengguna dan
identifikasi kebutuhan ASTM D3410M-03 yang dijelaskan dalam sebuah
diagram fishbone yang dibagi menjadi 8 faktor pemandau dalam merancang
sehingga rancangan alat uji tekan dapat diselesaikan menurut tuntutan
pengguna dan ASTM yang memenuhi aspek keterulangan.

3.4 PERANCANGAN ALAT UJI TEKAN


.Pada tahap ini menjelaskan mengenai komponen- komponen penyusun
sebuah alat uji tekan yang dijabarkan dalam Bill of Material serta perhitungan
terkait tentang kekuatan konstruksi fixture uji tekan dan penentuan kapasitas
hydraulic powerpack yang digunakan sebagai sumber kekuatan penekan pada
alat uji tekan. Pada tahap ini juga membahas tentang rangkaian pengendali dan
kelistrikan yang bertujuan sebagai solusi penyelesaian masalah pada penggunaan
maupun penelitian rancangan alat uji tekan selanjutnya.

3.5 RUNNING TEST DAN KALIBRASI ALAT UJI TEKAN


Pada tahap running test peneliti melakukan uji coba untuk mengetahui
performance, optimal setting, dan kekurangan dari hasil rancangan alat uji tekan
yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan apakah rancangan alat uji
tekan sudah siap beroperasi.
Pada tahap kalibrasi peneliti melakukan proses penyetingan nol weighting
indicator pada keadaan fixture tanpa ada pembeban (tanpa spesimen). Hal ini
bertujuan untuk mengkoreksi hasil pembebanan apabila weighting indicator
menampilkan angka selain nol saat alat uji beroperasi tanpa ada pembebanan.

3.6 PENGUJIAN DATA UJI TEKAN DENGAN ANOVA


Pada tahap ini peneliti melakukan pengujian data yang didapatkan dari
pengujian spesimen yang terbagi dalam 3 level ketebalan (12,11, dan 10 mm) dan
masing-masing diulang 30 pengujian (30 replikasi). Data kemudian di uji
commit to user

III-3

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

karakteristiknya dengan melakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji


independensi. Setelah data memenuhi ketiga uji karakteristik tersebut, maka
peneliti siap melakukan pengujian ANOVA yang dibagi atas pengujian Load dan
pengujian Strenght. Dengan pengujian ini didapatkan kesimpulan apakah hasil
rancangan alat uji tekan telah memenuhi aspek keterulangan atau tidak.

3.7 ANALISA HASIL PENGUJIAN


Tahap ini membahas mengenai hasil dari tahap-tahap sebelumnya yang
dibagi menjadi analisis rancangan serta analisis data hasil pengujian alat uji tekan
terhadap spesimen natural fiber (MDF). Analisis rancangan menjabarkan
pencapaian apa saja yang telah diperoleh hasil rancangan alat uji tekan serta
mengevaluasi segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk penelitian
selanjutnya. Analisis data pengujian menjelaskan atas hasil ANOVA yang telah
diperoleh..

3.8 KESIMPULAN RANCANGAN ALAT UJI TEKAN


Tahap ini menjelaskan kesimpulan mengenai hasil rancangan alat uji tekan
serta pengujian data hasil eksperimen dengan menggunakan ANOVA sehingga
didapatkan kesimpulan akhir apakah hasil rancangan alat uji telah memenuhi
aspek keterulanganya

commit to user

III-4

 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
P
PENGUM PULAN D
DAN PENGGOLAHA
AN DATA

Padaa bab ini dibbagi menjaddi 3 sub bab


b utama yaiitu pertama membahas
p
proses peng membahas prroses pengolahan data, dan ketiga
gumpulan daata, kedua m
m
membahas mengenai performance
p e alat uji yang
y telah dirancang. Ketiganya
d
dilakukan seebagai dasar pertimbangan pada bab selanjutnyaa.

4 PENGU
4.1 UMPULAN
N DATA
Tahaap pengumppulan data ddibagi menjaadi pengujiaan tekan sesuuai standar
A
ASTM D34410M-03, iddentifikasi kkebutuhan alat
a uji tekann, dan bill of
o material
a uji tekann.
alat

4
4.1.1 Peng
gujian Tekaan ASTM D
D3410M-03
Standdar pengujiian ASTM D3410M-0
03 menjelasskan langkah-langkah
b
berkaitan peengujian tekkan pada baahan komposit dan dim
mensi standarr spesimen
y
yang digunaakan.
Langgkah pertamaa memasangg spesimen pada
p kedua pasang grip
p fixture uji
t
tekan (lihat gambar
g 4.1)) dengan poosisi garis teengah spesim
men satu sum
mbu dengan
g
garis tengah
h moveable head
h dari unniversal testiing machinee. Mendekatk
kan posisi
m
moveable heead kearah bagian ataas fixture uji tekan hinggga weighting
g indicator
m
menunjukka
an adanya pembebannan. Atur speed of testing y
yang telah
d
direkomenda
asikan oleh ASTM
A yaituu 1.3 ± 0.3 mm/min
m .

Tabel 4.1 Kebutuhaan dimensi spesimen


s ujji tekan

Selannjutnya mellakukan prooses pengom


mpresian seecara konstan sampai
t
terjadi kepatahan padda spesimenn. Seketikaa itu weighhting indiccator akan
commit to user

IV-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menyimpan dan menampilkan data digital. Data tersebut merupakan maximum


compressive load yang dapat ditahan oleh spesimen. Data maximum compressive
load kemudian dibagi dengan luas area spesimen yang diukur sebelum pengujian,
sehingga didapatkan nilai ultimate compressive strength dari spesimen tersebut.

Gambar 4.1 Fixture ASTM D3410M-03


Sumber: ASTM international, 2003

ASTM memberikan kebebasan dalam menentukan dimensi standar


spesimen yang disesuai dengan kebutuhan saat pengujian. Untuk selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 4.1. Dalam penelitian ini ukuran ketebalan spesimen
dibagi atas tebal 12, 11, dan 10 mm. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
hasil rancangan alat uji tekan mampu menunjukkan nilai ultimate compressive
strength yang konsisten meskipun dilakukan pada ketebalan spesimen yang
berbeda-beda

4.1.2 Identifikasi Kebutuhan Alat Uji Tekan


Identifikasi alat uji tekan dibagi menjadi dua yaitu identifikasi kebutuhan
terhadap pengguna alat uji tekan dan identifikasi kebutuhan sesuai standar
pengujian ASTM D3410M-03 yang kemudian dari kedua identifikasi ini
digabungkan menjadi identifikasi baru yang diwujudkan dalam diagram fishbone.

commit to user

IV-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Identifikasi kebutuhan alat terhadap pengguna


Pengumpulan data ini didapatkan dari hasil wawancara dengan calon pengguna
hasil rancangan alat uji tekan. Wawancara hanya ditujukan kepada Ketua
Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret selaku penanggung jawab
laboratorium pengendali kualitas. Hasil wawancara ini dianggap dapat
mewakili keinginan seluruh pengguna. Dari wawancara ini diperoleh harapan
pengguna atas hasil rancangan alat uji tekan yang ditunjukkan pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Harapan pengguna alat uji tekan


Tingkat
No Faktor kebutuhan Harapan pengguna alat uji tekan
kepentingan

Bergerak secara stabil dan smooth 10%


1 Sistem Penggerak
Kapasitas pembebanan max 2 ton 5%

Hemat ruangan 10%


2 Geometri
Bentuk fleksibel 5%

3 Sistem Pembacaan Keakurasian dan kepresisian yang tinggi 25%

4 Sistem Kendali Mudah dioperasikan 5%

5 Perawatan Mudah & Jangka waktu perawatan lama 10%

6 Konstruksi Bobot ringan dan konstruksi kokoh 5%

7 Keamanan Menjamin keselamatan operator 10%

8 Standar metode Sesuai ASTM D3410M-03 15%

Total 100%

2. Identifikasi kebutuhan alat terhadap ASTM D3410M-03

Pengumpulan data ini didapatkan dari standar ASTM 3410M-03 yang


diperoleh dengan men-download artikel tersebut dari situs www.
gigapedia.org. Berikut merupakan komponen-komponen yang
direkomendasikan oleh ASTM untuk kelayakan suatu alat uji tekan, yaitu

commit to user

IV-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Drive Mechanism merupakan sebuah penggerak mekanik yang digunakan


untuk menggerakkan dan mengontrol kecepatan bagian moveable-head.
Untuk sebuah standard pengujian, pergerakan moveable-head mampu
bergerak pada kecepatan 1.5 mm/min.
b. Compressive Fixture merupakan sebuah alat bantu penempatan spesimen
yang bertujuan menahan pergerakan spesimen yang tidak diinginkan
ketika dilakukan proses penekan serta menjamin kelurusan sumbu aksial
spesimen terhadap sumbu aksial moveable head.
c. Force Indicator merupakan sebuah sistem pembacaan gaya dengan
menggunakan sebuah loadcell yang terhubung dengan weighting indicator
yang berfungsi menampilkan hasil berupa data digital. Komponen ini
mampu untuk mengindikasikan dan menyimpan total gaya yang dapat
ditahan spesimen ketika terjadi kepatahan.
d. Strain Indicating Device merupakan komponen untuk mengukur dan
menyimpan data dari jarak antara dua fixed points dari sebuah spesimen
selama proses penekanan berlangsung.

3. Diagram Fishbone
Berdasar harapan dan tingkat kepentingan yang didapatkan dari kebutuhan
pengguna alat uji serta kebutuhan alat uji terhadap ASTM maka dapat dijabarkan
dengan menggunakan fishbone diagram mengenai perancangan alat uji tekan.

Gambar 4.2 Fishbone diagram


Fishbone diagram atau diagram tulang ikan merupakan langkah untuk
mengetahui hal apa saja yang diperlukan dari perancangan alat uji tekan komposit
serat alam. Variabel-variabelnya diperoleh dari kelompok kebutuhan alat uji tekan
commit to user

IV-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Fishbone diagram dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang menyusun dalam


ketersediaan perancangan alat uji tekan yang diuraikan, sebagai berikut:
1. Sistem penggerak, gerakan penekanan yang bersumber dari hydraulic
powerpack harus stabil dan smooth serta memiliki kapasitas max. 2 ton.
2. Geometri, alat uji tekan memiliki geometri yang penyimpanannya fleksibel
dan hemat ruang.
3. Sistem pembacaan, pembacaan alat uji tekan harus akurat dan presisi.
4. Sistem kendali, alat uji tekan dilengkapi dengan komponen kendali yang
bertujuan untuk mempermudah operator saat melakukan pengujian.
5. Safety, alat uji harus dapat menjamin keselamatan operator saat melakukan
pengujian.
6. Method, metode pengujian alat uji tekan sesuai dengan standar ASTM D
3410M-03.
7. Perawatan, Perawatan alat uji dilakukan dalam jangka waktu lama serta mudah
dalam pengaplikasiaanya.
8. Konstruksi, konstruksi diharuskan kuat tetapi memiliki bobot yang ringan.

4.1.3 Bill of Material Alat Uji Tekan


Dari diagram fishbone, diperoleh acuan dasar dari kebutuhan rancangan alat
uji tekan yang kemudian dijelaskan melalui bill of material (BOM). Bill of
material merupakan daftar dari semua material dan komponen yang diperlukan
untuk membangun sebuah alat uji tekan yang diwujudkan dalam sebuah chart
yang dijelaskan pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Bill of material alat uji tekan


commit to user

IV-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari bill of material bertujuan memberikan gambaran mengenai


keseluruhan susunan rancangan alat uji tekan serta memberikan informasi
mengenai bagian maupun komponen yang perlu disiapkan terlebih dahulu
sehingga waktu pengerjaan dapat dicapai paling optimal. Gambar 4.4 merupakan
hasil rancangan alat uji tekan.

Cylinder
Panel Box
Loadcell

Fixture
Weighting indicator Uji Tekan

Hydraulic
Meja
powerpack

Gambar 4.4 Rancangan alat uji tekan

BOM alat uji tekan terdiri dari dua bagian utama yaitu fixture uji tekan
dan main base dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Fixture uji tekan.
Fixture uji tekan merupakan bagian alat uji tekan yang berhubungan langsung
dengan spesimen uji. fixture merupakan alat yang digunakan untuk membantu
kelangsungan proses pengujian berupa penekanan yang terjadi berulang-ulang.
terhadap kekuatan spesimen.
Gambar 4.5 menjelaskan gambaran dari fixture uji tekan yang digunakan
sebagai tempat menaruh spesimen saat pengujian. Fixture tersebut memiliki
beberapa part sebagai berikut :

commit to user

IV-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Rod Aktuator
Upper

Plunger Plunger
plate

Move clamp

Side

Rod
Plunger
l t
Fix clamp

Gambar 4.5 Fixture uji tekan Bottom

a. Upper, bahan dasar dari St 37 dengan dimensi panjang 230 mm, lebar 60
mm, tebal 30 mm. Upper merupakan komponen yang diam berfungsi
sebagai penopang dan menjamin kepresisian jarak kedua rod serta menjaga
kekokohan keseluruhan konstruksi fixtures uji tekan.
Gambar 4.6 menjelaskan upper yang digunakan dalam alat uji tekan.
Terdapat dua lubang yang merupakan tempat untuk shaft sebagai alat untuk
meneruskan gaya ke bottom.

Gambar 4.6 Upper

commit to user

IV-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Plunger, bahan dasarnya St 37 dengan dimensi panjang 160 mm, lebar 56


mm, tebal 45 mm. Fixed jig merupakan komponen yang bergerak dan
berfungsi meneruskan gaya dari aktuator ke spesimen.

Gambar 4.7 Plunger

Gambar 4.7 menjelaskan plunger yang digunakan dalam alat uji tekan.
Bagian tengah merupakan tempat plunger plate dipasang berfungsi sebagai
bagian yang berkontak langsung dengan spesimen. Pemasangan plunger
plate ditujukan agar plunger tidak aus dikarenakan saat proses penekanan
hanya plunger plate yang mengenai spesimen.
c. Bottom, bahan dasar dari St 37 dengan dimensi panjang 230 mm, lebar 60
mm, tebal 40 mm. Bottom merupakan komponen yang diam berfungsi
sebagai penopang dan menjamin kepresisian jarak kedua rod serta menjaga
kekokohan keseluruhan konstruksi fixtures uji tekan
Gambar 4.8 menjelaskan Bottom yang digunakan dalam alat uji tekan.
Bagian tengah mempunyai fungsi sama dengan plunger.

Gambar 4.8 Bottom

d. Side, bahan dasar dari St 37 dengan dimensi panjang 230 mm, lebar 60 mm,
tebal 40 mm. Side merupakan komponen yang diam berfungsi menjaga
kekokohan keseluruhan konstruksi fixtures uji tekan serta menjamin
kesejajaran jarak kedua rod.
commit to user

IV-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.9 Side

Gambar 4.9 menjelaskan side yang digunakan dalam alat uji tekan. Bagian
tiap ujung side terdapat dua lubang ulir M10 sebagai pengikat dan
penghubung upper dengan Bottom serta dua lubang pin diameter 6 mm
sebagai guide pemasangan side terhadap upper dan Bottom.
e. Fix dan move clamp, bahan dari plat besi dengan tebal 5 mm. Bagian ini
berfungsi sebagai pencekam spesimen serta mengurangi spesimen dari efek
buckling.

Gambar 4.10 Fix dan move clamp

Gambar 4.10 menjelaskan fix dan move clamp yang digunakan dalam alat
uji tekan. Tiap bagian clamp mempunyai 4 lubang yang berfungsi sebagai
tempat masuknya baut M6 yang berperan menjamin kekuatan clamp saat
menjepit spesimen dan mengurangi efek buckling saat spesimen ditekan.

2. Main base.
Pada rancangan alat uji tekan diperlukan main base merupakan komponen
yang mendukung kerja fixture uji tekan sehingga diperoleh hasil pengujian
yang memenuhi keperluan hasil pengujian sesuai dengan aspek keterulangan.
Main base terbagi menjadi beberapa bagian, sebagai berikut :

commit to user

IV-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Meja,
Berfun
ngsi sebagaii rangka utaama agar keseluruhan
k komponen utama dan
kompo
onen pendukkung lainnyaa dapat terpaasang menjaadi satu kesaatuan. Meja
dirancang sefleksiibel mungkin agar dapaat dipindahkkan dengan mudah
m dan
tidak memakan
m baanyak tempatt

Gambar 4.11 Meja

Materiial penyusunn meja adallah besi profil C tebal 3 mm. Geom


metri meja
beruku
uran panjangg 90 cm, lebbar 60 cm daan tinggi 90 cm. Proses pembuatan
meja utama
u onvensional dengan messin gerinda
melaluui proses manufaktur ko
potong
g sebagai alat
a potong dan mengggunakan laas listrik seebagai alat
pembaangun meja

b. Panel box,
Panel box merupaakan tempatt disusunnyaa seluruh koomponen eleektrik yang
berfunngsi sebagai pengatur keendali pengooperasian alaat uji tekan. Panel box
berbahhan dasar plaat besi tebal 1 mm dengan dimensi panjang
p 400
0 mm, lebar
m dan tebal 150 mm.. Penyusunaan komponenn terbagi menjadi
300 mm, m dua
bagiann yaitu sisi depan
d (gambaar 4.12) dan sisi dalam (gambar
( 4. 13).

reversee
push buttton Inverterr

forward
push
p button

STAART/STOP
puush button
Gambaar 4.12 Sisi depan
d panell box
commit to user

IV-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Relay
MCB

MC

Terminal

OL

Gambar 4.13 Sisi dalam panel box

c. Hydraulic powerpack,
Hydraulic powerpack merupakan penyedia sumber tenaga untuk aktuator.
Hydraulic powerpack memiliki komponen berupa tangki kapasitas 20 liter,
motor 3 phase, valve 5/3 double solenoid, pompa 4 cc/rev, check valve, dan
manometer.

Gambar 4.14 Hydraulic powerpack

d. Aktuator,
Aktuator merupakan bagian yang berfungsi meneruskan presure oli hasil
keluaran Hydraulic powerpack menjadi force yang digunakan untuk
menekan fixture. Memiliki panjang stroke 100 mm dengan diameter
cylinder 63 mm dan diameter piston 25 mm.

commit to user

IV-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

G
Gambar 4.155 Aktuator

e. Loadccell,
Loadccell merupakkan sensor pembaca beeban yang mengukur force
f yang
terjadii saat aktuattor menekann spesimen.. Loadcell diambil
d darii jenis low
profilee dengan tippe LFB. Ukkuran tinggi A = 25 mm
m, tinggi B = 21 mm,
diametter C = 50 mm, diameeter D = 100 mm. Ukuuran F adalaah ulir M5
sedalaam 7 mm. Ukkuran G diseebut pitch cirrcle diametrre (PCD) 42 mm.

G
Gambar 4.16
6 Loadcell

f. Weighht indicator,
Weighht indicator merupakan
m k
komponen yaang menamppilkan besar force
f yang
dibacaa loadcell ke dalam bentuk digital. Weigght indicato
or mampu
menyimpan data maksimum
m terakhir saat
s spesimeen mengalaami proses
fracturre.

commit to user

IV-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.17 Weighting Indicator


g. Outside dial,
Sistem pembacaan secara analog digunakan untuk mengukur pertambahan
panjang yang terjadi setelah pengujian. Alat yang dipakai adalah outside
dial untuk penyangganya menggunakan stand magnet. Pemilihan outside
dial tidak memerlukan perhitungan konstruksi dan dipilih yang memiliki
rentang ukuran semaksimal mungkin dengan satuan terkecil 0,01 mm.

Gambar 4.18 Outside dial

4.2 PENGOLAHAN DATA


Tahap pengolahan data dibagi menjadi mekanika struktur rancangan alat
uji tekan, elemen mesin penggerak, rangkaian pengendali dan kelistrikan, estimasi
biaya, serta spesifikasi alat uji tekan.

4.2.1 Mekanika Struktur Rancangan Alat Uji Tekan


Perhitungan beban maksimum digunakan sebagai acuan dasar untuk
perhitungan mekanika konstruksi dan pemilihan hidrolik power pack. Besarnya
beban tekan pada saat pengujian ditentukan oleh ukuran dan kekuatan maksimum
spesimen yang diasumsikan terlebih dahulu. Spesimen yang digunakan berasal
commit to user

IV-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dari jenis serat fiber glass dengan matrix polypropylene (PP). Dengan
menggunakan fiber glass sebagai acuan penentuan kapasitas maksimum alat uji,
diharapkan sudah mewakili atas kekuatan maksimum dari spesimen natural fiber
yang sudah ada. Pada pengujian tekan diasumsikan juga batas kekuatan tekan
spesimen mempunyai nilai sama dengan tensile strength spesimen yang ada pada
lampiran..
Spesimen memiliki tensile strength 100 N/mm2 dan luas penampang bidang
patahan 25 mm x 10 mm dapat dihitung besar force yang diperlukan dengan
persamaan sebagai berikut:

=100 25 10
= 25000 N
= 25 kN

dengan;
F = Force yang diperlukan untuk memenuhi tegangan tekan (N).
σ = Tensile strength 100 N/mm2.
A = Luas Penampang spesimen (mm2).

Gambar 4.19 Spesimen uji tekan

commit to user

IV-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Jadi, nilai F = 25000 N. Pada rancangan ini tidak diberikan faktor over load
karena pemilihan spesimen telah dipilih dari jenis spesimen fiber glass yang
mempunyai nilai tensile strength diatas jenis spesimen natural fiber yang lain,
maka besar gaya tekan yang ditetapkan pada rancangan sebesar 25 kN.
Konstruksi rancangan alat uji tekan dibagi menjadi dua bagian utama yaitu
main base testing dan fixture uji tekan. Main base testing merupakan rangka
utama yang menjadi tempat peletakan semua komponen meliputi hydraulic
powerpack, actuator, panel control, weight indicator, maupun loadcell.
Sedangkan, fixture uji tekan merupakan bagian dimana diletakkan spesimen yang
diuji. Perhitungan konstruksi hanya diperhatikan pada kekuatan fixture uji tekan.
Fixture uji tekan harus dalam keadaan tegar dan tidak mengalami defleksi yang
terlalu besar sebab ketegaran dan defleksi suatu konstruksi alat uji akan
mempengaruhi hasil pengujian spesimen menjadi sangat bervariasi. Untuk
merancang suatu alat uji harus memenuhi beberapa standar salah satunya tingkat
keseragaman hasil pengujian.
Pada konstruksi dihitung pada dua part yaitu bottom dan rod aktuator.
Asumsi awal rancangan bahwa dimensi setiap part diasumsikan fix, sehingga
hasil perhitungan dihasilkan tegangan serta jenis material yang digunakan.
Perhitungan mengenai defleksi dimana tingkat defleksi ditentukan sepersepuluh
dari defleksi spesimen yang menjadi acuan penentuan kekuatan tekan maksimum
alat uji tekan ( fiberglass ), yaitu :
1. Perencanaan konstruksi bottom,
Bottom merupakan bagian yang menahan gaya saat spesimen dikenakan gaya
oleh aktuator sampai spesimen tersebut mengalami kepatahan yang menjadi
indikasi gaya tekan maksimum yang mampu ditahan spesimen, atau kekuatan
tekan dari spesimen itu sendiri. Konstruksi kekuatan bottom harus lebih kuat
dari kekuatan tekan spesimen sehingga diperlukan bentuk balok untuk
menjamin kekuatannya dengan melakukan perhitungan beberapa langkah,
yaitu :
a. Kekuatan material (σ)
Langkah awal perhitungan yaitu pemilihan material berdasarkan kekuatan
material kemudian dilanjutkan perhitungan defleksi. Dimensi awal
commit to user

IV-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ditentukan dahulu sebagai bantuan dalam perhitungan. Persamaan untuk


menentukan kekuatan material yaitu:
.
.......................... persamaan 4.1
dengan,
σ = Kekuatan material (N/mm2)
M = Momen gaya (kNm)

C = ½ h (m)

h = tebal material (mm)


.
I= (m4)

b = lebar material (mm)

F = 25 KN

F1 F2
110

Gambar 4.20 Skema gaya pada Bottom

Gambar 4.20 menunjukkan gaya yang terjadi pada Bottom. Jarak F1 dengan
F2 sebesar l =110 mm, nilai F1 sama dengan F2 diperoleh melalui
perhitungan beban maksimum dibagi dua.

F1 = F2

= 12,5 kN
commit to user

IV-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Perhituungan momeen gaya (M),


Momeen gaya dipeeroleh dengaan mengkaliikan salah ssatu gaya ( F1 atau F2)
dengann setengah tootal panjangg jarak antaraa F1 dengan F2.
M = F1 x l / 2
= 12,5 kN x 110 mm/2
= 12,5 kN x 0,,055 m
= 0,6875 kNm
m
• Perhituungan momeen inersia (I)),
momen inersia merupakan
m m
momen tahanan yang dimiliki olleh sebuah
batangg balok maaupun batanng silindris yang mennggunakan dimensinya
d
sebagaai dasar perhhitungannya..

b = 60 m
mm = 0,06 m
h = 40 m
mm = 0,04 m
c = ½ h = 0,02 m

Gaambar 4.21 Dimensi peerhitungan momen


m inerrsia lower jiig

Perhiitungan mom
men inersia diperoleh dengan
d menngkalikan lebbar bottom
denggan pangkat tiga
t dari tingggi bottom kemudian
k dibbagi dengan 12.

I ........................... persamaaan 4.2

I m4

• Perhituungan menentukan kekuuatan materiaal (σ).

= 42968.75 kN/m2
2
= 42.97 N/mm
N
commit to user

IV-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

= 42.97 Mpa
Hasil perhitungan kekuatan material 42.97 N/mm2, sedangkan pemilihan
material pada penjelasan BOM (St 37) memiliki kekuatan material 370
N/mm2. Perbandingan kekuatan material yang terjadi adalah 42.97 N/mm2
≤ 370 N/mm2. Jadi material yang dipilih sudah memenuhi syarat untuk
konstruksi kekuatan.

b. Defleksi (Vmax)
Langkah berikutnya adalah perhitungan defleksi yang terjadi pada bottom.
Gambar 4.18 juga menjelaskan delfleksi yang terjadi pada bottom. Spesimen
dianggap kuat sebagai asumsi dasar perhitungan sehingga bottom
mengalami defleksi. Persamaan untuk defleksi, yaitu:

.......................... persamaan 4.3


. .
dengan,
Vmax = Besarnya defleksi (µm)
F= Beban maksimum (kN)
l = Jarak F1 dengan F2 (m)
E= Modulus elastisitas (Gpa)
I = Momen inersia (m4)

48. .
.
.
= 10.8 µm
Syarat konstruksi aman yaitu defleksi material (Vmax) ≤ 1/10 dari
pertambahan spesimen uji (∆l). Pertambahan panjang dihitung sebagai
berikut:
• Mencari besarnya regangan dengan Espesimen 6000 N/mm2,

∆l = l0 x = Espesimen

commit to user

IV-18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

= 0,0167
• Pertambahan panjang yang terjadi

∆l = l0 x

= 100 mm x 0,0167
= 1.67 mm
1/10 ∆l = 0,167 mm
Perhitungan 1/10 pertambahan panjang spesimen 0,167 mm, sedangkan
defleksi maksimal yang terjadi pada lower jig 10.8 µm. Maka
perbandingannya adalah 10.8 µm ≤ 0,167 mm. Jadi, material dengan
kekuatan dan dimensi yang dipilih sudah memenuhi konstruksi perhitungan
kekuatan dan defleksi material.

2. Perencanaan konstruksi rod actuator


Rod actuator merupakan bagian yang meneruskan force dari actuator hingga
ke konstruksi fixture uji tekan. Rod actuator berbentuk silindris berbahan dasar
St. 37 berdiameter 30 mm dengan panjang 100. Setiap bentuk konstruksi jika
dikenakan gaya searah sumbu aksialnya, silindris cenderung mengalami
buckling. Hal ini terjadi apabila gaya yang diberikan lebih besar dari gaya
tahan tekuk silindris. Mengacu pada teori ini, diperlukan perhitungan kekuatan
tekuk terhadap konstruksi rod. Rancangan ini bertujuan agar mampu
meneruskan gaya tanpa mengalami efek buckling.
Perhitungannya menggunakan teori euller-tetmayer dengan membandingkan
dengan λ0. Material shaft ditentukan menggunakan St 37 dengan batas mulur σp
= 240 N/mm2, modulus elastisitas E = 2x105 N/mm2, diameter (d) = 30 mm,
panjang (L) = 100 mm.

commit to user

IV-19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

F = 25 KN
F

Gambar
G 4.222 Buckling pada
p rod ak
ktuator

Gaya yaang terjadi pada rod aktuator adalah


a buckkling. Perhiitungannya
menggunnakan teori euller-tetmaayer dengan
n membanddingkan dengan
d λ0.
Material shaft ditenttukan mengggunakan St 37 dengan batas mulurr σp = 240
N/mm2, modulus
m elasstisitas E = 22x105 N/mm
m2, diameter d = 30 mm,, panjang L
= 100 mm
m.

batas mulur
m

λ = L/r
rumuus tetmayer λo rum
mus euler

Gambar 44.23 Teori euller-tetma


e ayer

λ0 meerupakan baatas pemilihhan untuk penggunaann rumus euller


e atau
tetmayyer. Jika < λ0 meenggunakan rumus tettmayer, jikaa > λ0
mengggunakan rum
mus euller.

commit to user

IV-20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Menentukan nilai λ0,

.
λ0 = ........................ persamaan 4.4

λ0 = 90,7
• Menentukan nilai ,

= ........................ persamaan 4.5

= 13.33
Perhitungan nilai < λ0 (13.33 < 90.7) maka digunakan rumus tetmayer.
Rumus tetmayer untuk material St 37, yaitu:
σcr = 310 – 1,14 ........................ persamaan 4.6
= 310 – 1,14.(13.33)
σcr = 294.80 N/mm2
Untuk memastikan penggunaan material aman dilakukan perbandingan
beban maksimum (F) dengan gaya tahan bengkok material (Pcr). Gaya
tahan bengkok diperoleh melalui rumus sebagai berikut:
Pcr = σcr x A ........................ persamaan 4.7

= 294.80 N/mm2 x x 302

= 208384.53 N
= 208.38 KN
Karena F < Pcr (25 KN < 208.38 KN) maka konstruksi shaft aman.

4.2.2 Elemen Mesin Penggerak Alat Uji Tekan


Tipe pompa yang direncanakan adalah tipe gear pump dengan
pertimbangan mudah dipeoleh dipasaran, harga yang relatif murah, dan mampu
commit to user

IV-21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menghasilkan tenaga besar. Menghitung besar tekanan kerja yang harus


dihasilkan oleh pompa dihitung dengan persamaan, sebagai berikut :
........................ persamaan 4.8
25000 N = P . 3117.42 mm2. 0.95
25000
3117,24
P = 8,442 N/mm2
P = 84,42 bar
Adanya faktor power loss pada rangkaian hidrolik sebesar 30%, maka
besaran P dikoreksi dengan menambahkan harga sebesar 30% dari hasil
perhitungan awal. Jadi besar P = 109.75 bar.
Perancangan ini dipilih dari spesifikasi pompa dan motor yang telah
dikeluarkan oleh supplier. Penentuan spesifikasi ditentukan dengan cara
membandingkan nilai dari perhitungan tekanan kerja maksimum yang diperlukan
dengan nilai out put tekanan yang dihasilkan dari jenis spesifikasi yang ditentukan
oleh saran supplier. Besaran akan dibandingkan ke dalam satuan bar. Spesifikasi
yang disarankan oleh supplier adalah motor 3 phase dengan daya 1,5 KW
1450 rpm serta pompa dengan flow rate 4 cc/rev. Diperlukan perhitungan
pengoreksian daya loss motor dengan mengalikan nilai rendemen motor sebesar
85% sebelum melakukan perhitungan lebih lanjut. Besar daya loss motor dihitung
dengan persamaan, sebagai berikut:
........................ persamaan 4.9
P2 = 0.85 . 1,5
P2 = 1.275 KW
Daya loss motor (P2) sebagai daya aktual yang terjadi pada sistem.
Sehingga, faktor rendemen pada perhitungan diharapkan motor tidak mengalami
overload saat bekerja. Diperlukan juga perhitungan debit oli yang diperlukan
untuk menghitung besar tekanan yang terjadi. Persamaan yang digunakan, sebagai
berikut:
........................ persamaan 4.10
dengan,
D = kapasitas flow rate pompa (cc/rev)

commit to user

IV-22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

N = putaran motor ( rpm )

maka,
Q = 4 cc/rev × 1450 rev/min
Q = 5800 cc/min
Q = 5,8 l/min
Besar tekanan yang dihasilkan oleh spesifikasi tersebut dapat dihitung dengan
persamaan, sebagai berikut:

........................ persamaan 4.11

1,275 600
5,8
Pe = 131.89 bar
Hasil perhitungan dari besar tekanan pada spesifikasi supplier sebesar
131,89 bar serta besar tekanan pada perhitungan tekanan kerja maksimum
109,75 bar, maka diambil kesimpulan bahwa spesifikasi pompa dan motor yang
digunakan telah memenuhi syarat.

4.2.3 Rangkaian Pengendali dan Kelistrikan Alat Uji Tekan


Rangkaian pengendali alat uji tekan menggunakan pengendalian secara
otomatis karena obyek yang dikendalikan adalah laju pergerakan dari silinder
hidrolik. Pengendalian secara manual tidak dapat menghasilkan pergerakan yang
stabil. Laju pergerakannya dikendalikan dari Panel box melalui push button.

Gambar 4.24 Rangkaian pengendali alat uji tekan


Gambar 4.24 menunjukkan rangkaian closed loop karena ada feedback
berupa limit switch. Laju pergerakan silinder dimulai dari input Panel box
mengirim sinyal ke controller. Output dari controller menuju ke motor hidrolik
untuk mengatur aliran oli hidrolik menuju silinder hidrolik untuk pergerakan maju
commit to user

IV-23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

atau mundur. Sensor limit switch berfungsi membatasi panjang langkah silinder
baik pergerakan maju maupun mundur atau sebagai pengaman (safety product)
gerakan silinder.
Kelistrikan alat uji tekan terdapat pada controller yang berhubungan
dengan motor hidrolik. Kompnen-komponen yang terdapat di dalamnya adalah
rangkaian push button, miniature circuit breaker (MCB), kontaktor, relay,
overload relay (OL), terminal, dan inverter.
Arus listrik dihubungkan ke rangkaian melalui MCB kemudian diteruskan
menuju inverter. Inverter mengubah listrik 1 phase ke 3 phase, relay secara
otomatis terhubung jika tombol start ditekan . Output inverter diteruskan ke
motor hidrolik melalui kontaktor yang terhubung dengan overload relay. Jika
tombol START ditekan komponen kontaktor, relay, dan overload relay terhubung
sehingga motor hidrolik hidup. Tombol F untuk menggerakkan silinder hidrolik
maju. Tombol R menggerakkan silinder hidrolik mundur.
Tombol F dan R dilengkapi sensor limit switch untuk membatasi panjang
pergerakan silinder. Jika tombol STOP ditekan, maka memutus arus ke MC secara
otomatis rangkaian holding MC juga terputus, sehingga mengakibatkan motor
berhenti.

commit to user

IV-24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

220VAC
E L N

MCB 10 A
MC OL
E U

L
inverter V
M
N W

CC F/R

Ry

OL
STOP START
F B

MC

LS1 LS2

PL VALVE F VALVE B PL MC Ry
POWER RUN
E L N

Gambar 4.25 Rangkaian kelistrikan alat uji tekan

Bila rangkaian terjadi overload maka komponen OL secara otomatis akan


memutus sebelum rangkaian tombol START/STOP sehingga rangkaian ini tidak
dapat dinyalakan jika terjadi overload.

4.2.4 Estimasi Biaya Alat Uji Tekan


Estimasi biaya dilakukan untuk memperkirakan besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk perancangan alat uji tekan. Estimasi biaya dihitung meliputi
biaya material dan biaya non material.

commit to user

IV-25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Untuk mempermudah biaya total dari material yang diperlukan, kita terlebih
dahulu memetakan material per komponen dari perancangan alat uji tekan yang
dapat dilihat pada tabel 4.3. Selanjutnya kita dapat mengelompokan sesuai dengan
jenis material dan raw material yang dibutuhkan. Keseluruhan biaya material
ditunjukkan dalam tabel 4.4 Harga yang tertera diperoleh dari pihak bengkel
Erwin Development, observasi di Pasar Besi Kusumodilagan dan Pasar Besi
Gilingan pada bulan Juli 2010
Tabel 4.3 Komponen alat uji tekan
No Bagian Komponen Material Jumlah Dibutuhkan (mm)
1 Main Base Besi profil C (t = 3 mm) 1 900 x 900 x 600
a. Motor Listrik 2 HP 1480 rpm ‐ 1 ‐
b. Gear Pump 4 cc ‐ 1 ‐
c. Flow Control Rate type SCIT ‐ 1 ‐
2 Power Pack d. Pressure control valve ‐ 1 ‐
e. Filter Oil resistence ‐ 1 ‐
f. 5/3 selenoid valve ‐ 1 ‐
e. Oli hidrolik ‐ 20 liter ‐
a. Outside Dial ‐ 1 ‐
3 Measuring Displacement (Tool)
b. Magnetic Stand Dial ‐ 1 ‐
a. Load Cell tipe LFB ASSAB 760 1 ‐
Bracket Hidro Cylinder (inc Load Cell  b. Weight Indicator Pick Hold Function ‐ 1 ‐
4
Arrangement) c. Housing Load Cell Mild steel (MS) / A36 1 ‐
d. Silinder Bor Size 63 stroke 100 mm ‐ 1 ‐
a. Selang ‐ 2 2 x Ø3/4 inch x 500
Bracket Power pack include housing 
5 b. Nipple Support ‐ 4 ‐
and fitting+piping
c. Cramping Nipple+selang hidrolick ‐ 4 ‐
a. Panel control box Steel Plate t 1,7 1 ‐
b. Inverter 2 hp 1 to 3 phase ‐ 1 ‐
c. Kontaktor ‐ 1 ‐
d. Relay ‐ 1 ‐
6 Electricity+control e. Terminal ‐ 1 ‐
f. Push Button ‐ 4 ‐
g. MCB ‐ 1 ‐
h. Indicator Lamp ‐ 1 ‐
i. Overload ‐ 1 ‐
Holder clamp for Lamp+Display 
7 a. Lampu meja kerja ‐ 1 ‐
weighing Indicator
a. Upper MS 1 230 x 60 x 30
b. Plunger MS 1 160 x 56 x45
c. Bottom MS 1 230 x 60 x 40
d. Side MS 2 230 x 60 x 40

8 Compress Test Device
e. Plunger Plate MS 1 60 x 56 x 10
f. Bottom Plate MS 1 60 x 60 x 10
g. Fix Clamp MS 1 95 x 58 x 5
h. Move Clamp MS 1 50 x 58 x 5
i. Rod MS 2 Ø28 x 240
j. Bush Nylon 2 Ø34 x 45
9 Roda Roda  ‐ 4 ‐

commit to user

IV-26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.4 Estimasi biaya material


No Item Material Dibutuhkan Keterangan Jumlah Total Harga (Rp)
1 Upper MS 230 x 60 x 30 10000/kg 1 Rp32,540
2 Plunger MS 160 x 56 x45 10000/kg 1 Rp31,692
3 Bottom MS 230 x 60 x 40 10000/kg 1 Rp43,387
4 Side MS 230 x 60 x 40 10000/kg 2 Rp86,774
5 Plunger Plate MS 60 x 56 x 10 10000/kg 1 Rp2,641
6 Bottom Plate MS 60 x 60 x 10 10000/kg 1 Rp2,830
7 Fix Clamp MS 95 x 58 x 5 10000/kg 1 Rp2,165
8 Move Clamp MS 50 x 58 x 5 10000/kg 1 Rp1,140
9 Rod MS Ø28 x 240 16000/kg 2 Rp23,219
10 Bush Nylon Ø34 x 45 2 Rp1,699
11 Power Pack Unit - 1 Unit - 1 Rp7,500,000
12 Main Base - 1 Unit - 1 Rp1,500,000
13 Outside Dial - Dial micro 0,01 - 1 Rp125,000
14 Magnetic Stand Dial - - - 1 Rp125,000
15 Load Cell tipe LFB ASSAB 760 Tipe LFB 2 ton Max 2 ton 1 Rp3,300,000
16 Weight Indicator Pick Hold Function - Max cap. 2 ton Excellent XK3190-A12E 1 Rp1,790,000
17 Housing Load Cell Mild steel (MS) / A36 Ø100 x 60 1 Kg = Rp 10000 1 Rp30,000
18 Silinder hidrolik - Stroke 100 mm - 1 Rp1,700,000
19 Selang - 2 x Ø3/4 inch x 500 - 2 Rp300,000
20 Nipple Support - - - 1 Rp50,000
21 Cramping Nipple+selang hidrolick - - 1 pcs cramp = 20000 4 Rp80,000
22 Panel control box Steel Plate t 1,7 - - 1 Rp200,000
23 Inverter 2 hp 1 to 3 phase - - - 1 Rp2,350,000
24 Kontaktor - - - 1 Rp250,000
25 Relay - - - 1 Rp80,000
26 Terminal - - - 1 Rp10,000
27 Push Button - - 1 pcs = 10000 4 Rp40,000
28 MCB - - - 1 Rp210,000
29 Indicator Lamp - LED Lamp - 1 Rp8,000
30 Overload - - - 1 Rp75,000
31 Lampu meja kerja - - - 1 Rp60,000
32 Roda - - 1 pcs = 20000 4 Rp80,000
33 Oli Hidrolik - - Water Glycol 20 Liter Rp700,000
34 Baut+Mur M10 Mild steel (MS) / A36 M10 x 150 1 pcs = 5000 2 Rp10,000
35 Baut+Mur M6 Mild steel (MS) / A36 M6 x 25 1 pcs = 4000 4 Rp16,000
36 Standar pin Silver steel Ø6 x 60 1 pcs = 75000 4 Rp75,000
37 Baut+Mur M6 Mild steel (MS) / A36 M6 x 60 1 pcs = 4000 2 Rp8,000
38 Baut+Mur M4 Mild steel (MS) / A36 M4 x 15 1 pcs = 1500 2 Rp3,000
Total biaya material = Rp20,903,087

Dari tabel 4.4 diketahui bahwa besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
pembelian material adalah sebesar Rp 20.903.087
Biaya non material terdiri dari biaya pengerjaan (termasuk biaya tenaga
kerja dan biaya proses permesinan) dan biaya ide. Besarnya biaya ide ditentukan
sendiri oleh perancang, yaitu diambil prosentase 10% dari biaya material
ditambah biaya pengerjaan. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diperkirakan
biaya non material yang dikeluarkan untuk keperluan perancangan dapat dilihat
pada tabel 4.5

commit to user

IV-27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.5 Estimasi Biaya Non Material


No Biaya Non Material Pengeluaran
1 Biaya Pengerjaan 800.000
2 Ide 2.170.308
Total Biaya Non Material 2.970.308
Keterangan :
Biaya ide = 10% x (biaya material + biaya pengerjaan)
= 10% x ( Rp 20.903.087 + Rp 800.000)
= Rp 2.170.308

Dengan demikian, total biaya yang diperlukan dalam pembuatan mesin uji
tekan dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Total Biaya Perancangan
No Jenis Biaya Biaya
1 Biaya Material Rp 20.903.087
2 Biaya Non Material Rp 2.970.308
Total Biaya Rp 23.873.395

Besarnya biaya yang diperlukan dalam pembuatan mesin uji tekan hasil
rancangan adalah sebesar Rp 23.873.395,00

4.2.5 Spesifikasi Alat Uji Tekan


Hasil pemilihan dan perhitungan komponen alat uji tekan diperoleh
spesifikasi alat meliputi dimensi, kapasitas, dan hidrolik power pack.
Tabel 4.7 Spesifikasi Alat Uji Tekan
Spesifikasi
Dimension L x H x W (cm) 90 x 150 x 60
Power (W / ph) 600 / 1,5
Motor (V / Hz) 220 / 50
Range of spindle speeds (rpm) 1450
Max. Flow rate (cc/rev) 4
Max. Pump rate (itr/min) 6
Max. Pressure (bar) 270
Mac. Capacity press (KN) 20
Dia. Bor size Cyl (mm) 63
Max. Length stroke Cyl (mm) 100
Max. Weight (ton) 3
Max. Travel device (mm) 30

commit to user

IV-28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.3 PENGUJIAN DATA HASIL UJI TEKAN


Pengujian data hasil uji tekan diuji dengan menggunakan ANOVA.
Sebelum melakukan pengujian dengan ANOVA, data perlu diuji karakteristiknya
terlebih dahulu dengan melakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji
independensi. Pengujian ini dibagi atas pengujian data load serta data strength
dari spesimen yang telah diuji.
4.3.1 Pengujian Data Hasil Perhitungan Compressive Load
Data load diperoleh dari angka yang ditampilkan oleh weighting indicator.
Data tersebut dicatat dan selanjutnya dilakukan pengujian baik uji karakteristik
data maupun uji ANOVA.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov terhadap data
pengujian di setiap level bertujuan untuk mengetahui apakah data pengujian
tersebut berdistrbusi normal. Terdapat 3 level pada pengujian ini (12.11.&10
mm). Berikut merupakan uji normalitas dapat dlihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8 Perhitungan uji normalitas level 12 mm
i x x2 z P(z) P(x) |P(z)-P(x)|
1  199.5  39800.25 ‐2.199 0.014 0.033 0.019 
2  200.8  40320.64 ‐2.029 0.021 0.067 0.045 
3  202.3  40925.29 ‐1.833 0.033 0.100 0.067 
4  203  41209 ‐1.742 0.041 0.133 0.093 
5  205.6  42271.36 ‐1.403 0.080 0.167 0.086 
6  207.3  42973.29 ‐1.181 0.119 0.200 0.081 
7  213.3  45496.89 ‐0.398 0.345 0.233 0.112 
8  213.8  45710.44 ‐0.333 0.370 0.267 0.103 
9  215.8  46569.64 ‐0.072 0.471 0.300 0.171 
10  216.4  46828.96 0.006 0.502 0.333 0.169 
11  216.9  47045.61 0.071 0.528 0.367 0.162 
12  217.3  47219.29 0.123 0.549 0.400 0.149 
13  217.4  47262.76 0.137 0.554 0.433 0.121 
14  217.4  47262.76 0.137 0.554 0.467 0.088 
15  217.5  47306.25 0.150 0.559 0.500 0.059 
16  217.9  47480.41 0.202 0.580 0.533 0.047 
17  218  47524 0.215 0.585 0.567 0.018 
18  219.3  48092.49 0.384 0.650 0.600 0.050 
19  219.5  48180.25 0.410 0.659 0.633 0.026 
20  219.6  48224.16 0.424 0.664 0.667 0.003 
21  220  48400 0.476 0.683 0.700 0.017 
22  220.9  48796.81 0.593 0.723 0.733 0.010 
23  221  48841 0.606 0.728 0.767 0.039 
commit to user

IV-29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24  221.2  48929.44 0.632 0.736 0.800 0.064 


25  221.3  48973.69 0.645 0.741 0.833 0.093 
26  222.7  49595.29 0.828 0.796 0.867 0.071 
27  224.4  50355.36 1.050 0.853 0.900 0.047 
28  224.8  50535.04 1.102 0.865 0.933 0.069 
29  226.2  51166.44 1.285 0.901 0.967 0.066 
30  229.5  52670.25 1.715 0.957 1.000 0.043 
Average  216.3533       max 0.171 
Stdev  7.665675       L hitung 0.171 
      L tabel 0.240 

Contoh perhitungan uji normalitas load tekan komposit untuk perlakuan a1


adalah sebagai berikut :
a. Mengurutkan data observasi dari yang terkecil sampai terbesar :
199.5; 200.8; 202.3;….;226.2;229.5 sebagaimana ditunjukan pada tabel
4.7 di atas.

b. Menghitung rata-rata ( x ) dan standar deviasi (s) data tersebut,


⎛ n ⎞
⎜ ∑ xi ⎟
x = ⎝ i =1 ⎠
n
199.5 + 200.8 + .... + 229.5
x= = 216.35
30

(∑ x ) 2

∑x i
2

n
i

s=
n −1

(199.52 + 200.82 + ... + 229.52 ) −


(199.5 + 200.8 + ... + 229.5)2
s= 3 = 7.67
30 − 1

c. Mentransformasikan data (x) tersebut menjadi nilai baku (z),

( xi − x )
zi =
s

(199.5 − 216.35)
z1 = = −2.199
7.67

commit to user

IV-30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keterangan:
xi = nilai pengamatan ke-i
x = rata-rata
s = standar deviasi
Dengan cara yang sama diperoleh seluruh nilai baku, sebagaimana
ditunjukan pada kolom z tabel 4.8 di atas.
d. Menentukan nilai probabilitasnya P(z) berdasarkan sebaran normal baku,
sebagai probabilitas pengamatan. Nilai P (z) didapat dari tabel standar
luas wilayah di bawah kurva normal, sebagaimana dapat dilihat pada
kolom P(z) tabel 4.8.
e. Menentukan nilai probabilitas harapan kumulatif P(x) dengan cara,
sebagai berikut:
i
P ( xi ) =
n
1
P( x1 ) = = 0,33
3
Dengan cara yang sama akan diperoleh seluruh nilai P(x) sebagaimana
pada kolom P( x ) tabel 4.8 di atas.
f. Menentukan nilai maksimum dari selisih absolut P(z) dan P(x), yaitu :
maks | P(z) - P(x)| , sebagai nilai L hitung.
maks | P(z) - P(x)| = 0,17
g. Menganalisis apakah semua data observasi berdistribusi normal. Hipotesis
yang diajukan adalah :
H0: Sampel data observasi berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1: Sampel data observasi berasal dari populasi yang berdistribusi tidak
normal..
h. Memilih taraf nyata α = 0.05, dengan wilayah kritik Lhitung > Ltabel.
Lhitung = 0,17
L 0,05(3) = 0,24

Hasil = Lhitung < Ltabel, maka terima H0 dan disimpulkan bahwa data
observasi berdistribusi normal.
Hasil perhitungan uji Kolmogorov-Smirnov untuk semua perlakuan
secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini
commit to user

IV-31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.9 Hasil perhitungan uji Kolmogorov-Smirnov  


Ho (Ho diterima jika L
No Perlakuan L hitung L tabel Kesimpulan
hitung<L tabel)
1  12mm  0.171 0.24 diterima normal
2  11mm  0.080 0.24 diterima normal
3  10mm  0.096 0.24 diterima normal

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas menggunakan metode lavene test melalui cara menguji
kesamaan ragam data pengujian antar level. Untuk uji homogenitas antar level,
hipotesis yang diajukan, adalah:
H0 : σ12 = σ22 (Data antar level faktor ketebalan memiliki ragam yang sama)
H1 :σ12≠ σ22 (Data antar level faktor ketebalan memiliki ragam yang tidak sama)
Taraf nyata α = 0.05 dan wilayah kritik F > F0.05 (2 ; 87)
Langkah pengujian dengan cara mengelompokkan data berdasarkan level
ketebalan, kemudian dicari rata-rata tiap level ketebalan dan dihitung selisih
absolut nilai pengamatan terhadap rata-ratanya sebagaimana diperoleh tabel 4.10.

Selanjutnya menghitung nilai-nilai berikut :


a Faktor koreksi (FK),

171.560 210.133 270.373


4724.344
90
b Sum Square (SS) faktor, total, dan error

171.560 210.133 270.373


4724.344
90
165.3426

172.835 9.902 197.496 4724.344


2549.247
commit to user

IV-32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.10 Residual data antar level ketebalan


faktor ketebalan Residual Kuadrat residual
replikasi
12mm 11mm 10mm 12mm 11mm 10mm 12mm 11mm 10mm
1 229.5 193.8 183.9 13.147 1.483 9.013 172.835 2.200 81.240
2 219.5 205.4 186.5 3.147 13.083 11.613 9.902 171.174 134.870
3 217.3 200 187 0.947 7.683 12.113 0.896 59.034 146.733
4 222.7 194.2 195.3 6.347 1.883 20.413 40.280 3.547 416.704
5 221.2 186.8 186.4 4.847 5.517 11.513 23.490 30.434 132.557
6 221.3 197.3 186.7 4.947 4.983 11.813 24.470 24.834 139.555
7 213.3 190.3 182.1 3.053 2.017 7.213 9.323 4.067 52.032
8 217.9 186.4 172.4 1.547 5.917 2.487 2.392 35.007 6.184
9 224.8 199.2 191 8.447 6.883 16.113 71.346 47.380 259.640
10 217.4 186.5 176.7 1.047 5.817 1.813 1.096 33.834 3.288
11 217.5 198.7 177.7 1.147 6.383 2.813 1.315 40.747 7.915
12 219.6 197.1 167.1 3.247 4.783 7.787 10.541 22.880 60.632
13 216.9 190 185 0.547 2.317 10.113 0.299 5.367 102.280
14 217.4 177.2 187.5 1.047 15.117 12.613 1.096 228.514 159.096
15 220.9 179.9 182.4 4.547 12.417 7.513 20.672 154.174 56.450
16 218 205.8 174 1.647 13.483 0.887 2.712 181.800 0.786
17 200.8 201.8 162.6 15.553 9.483 12.287 241.906 89.934 150.962
18 224.4 204.6 170.5 8.047 12.283 4.387 64.749 150.880 19.243
19 199.5 172.9 175.4 16.853 19.417 0.513 284.035 377.007 0.264
20 205.6 187.2 173.4 10.753 5.117 1.487 115.634 26.180 2.210
21 226.2 185.3 172.7 9.847 7.017 2.187 96.957 49.234 4.782
22 207.3 191.1 165.6 9.053 1.217 9.287 81.963 1.480 86.242
23 215.8 201.8 154.6 0.553 9.483 20.287 0.306 89.934 411.549
24 219.3 203.2 157.9 2.947 10.883 16.987 8.683 118.447 288.547
25 213.8 191.3 165.8 2.553 1.017 9.087 6.520 1.034 82.568
26 221 194.6 172.2 4.647 2.283 2.687 21.592 5.214 7.218
27 216.4 190.3 163.3 0.047 2.017 11.587 0.002 4.067 134.251
28 202.3 190 167.2 14.053 2.317 7.687 197.496 5.367 59.085
29 203 176.7 164.1 13.353 15.617 10.787 178.312 243.880 116.352
30 220 190.1 159.6 3.647 2.217 15.287 13.298 4.914 233.682
Average 216.353 192.317 174.887
Sum 6490.600 5769.500 5246.600 171.560 210.133 270.373 1704.115 2212.562 3356.915

2549.247 165.3426
2383.905
c Mean Square (MS) faktor dan error

165.3426
2
82.6713

2383.905
87

27.4012
commit to user

IV-33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d Nilai F (F hitung)

82.6713
27.4012
3.017
Hasil perhitungan uji homogenitas terhadap faktor ketebalan dapat dilihat
pada tabel 4.11 berikut ini.
Tabel 4.11 Hasil perhitungan uji homogenitas faktor ketebalan 
Sumber
df SS MS Fhitung Ftabel Hasil kesimpulan
Keragaman
Ketebalan  2  165.34 82.67 3.017 3.10 diterima homogen 
Error  87  2383.90 27.40         
Total  89  2549.25               

Taraf nyata yang dipilih α= 0,05, dengan wilayah kritik penolakan


terhadap Fhitung > Ftabel. Berdasarkan tabel 4.10, nilai Fhitung sebesar 3.017 < Ftabel
(3.10), sehingga H0 diterima dan disimpulkan bahwa data antar level faktor
ketebalan memiliki ragam yang sama (homogen).

3. Uji Independensi
Pengujian independensi dilakukan dengan membuat plot residual data
untuk setiap perlakuan berdasarkan urutan pengambilan data pada eksperimen.
Nilai residual tersebut merupakan selisih data observasi dengan rata-rata tiap
perlakuan. Hasil perhitungan nilai residual untuk tiap perlakuan dapat dilihat pada
tabel 4.12.
Tabel 4.12 Residual data kekuatan tekan
Perlakuan kg  Rata‐rata  Residual
a2(1)  193.8  192.317  1.483 
a3(9)  191  174.887  16.113 
a1(16)  218  216.353  1.647 
a2(10)  186.5  192.317  ‐5.817 
a1(1)  229.5  216.353  13.147 
a2(9)  199.2  192.317  6.883 
a3(8)  172.4  174.887  ‐2.487 
commit to user

IV-34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a1(22)  207.3  216.353  ‐9.053 


a2(23)  201.8  192.317  9.483 
a3(3)  187  174.887  12.113 
a1(7)  213.3  216.353  ‐3.053 
a2(12)  197.1  192.317  4.783 
a3(12)  167.1  174.887  ‐7.787 
a1(26)  221  216.353  4.647 
a3(28)  167.2  174.887  ‐7.687 
a1(10)  217.4  216.353  1.047 
a2(2)  205.4  192.317  13.083 
a1(18)  224.4  216.353  8.047 
a3(30)  159.6  174.887  ‐15.287 
a3(4)  195.3  174.887  20.413 
a2(3)  200  192.317  7.683 
a3(29)  164.1  174.887  ‐10.787 
a1(2)  219.5  216.353  3.147 
a3(20)  173.4  174.887  ‐1.487 
a2(29)  176.7  192.317  ‐15.617 
a1(23)  215.8  216.353  ‐0.553 
a3(21)  172.7  174.887  ‐2.187 
a2(17)  201.8  192.317  9.483 
a2(5)  186.8  192.317  ‐5.517 
a1(28)  202.3  216.353  ‐14.053 
a1(6)  221.3  216.353  4.947 
a2(4)  194.2  192.317  1.883 
a1(29)  203  216.353  ‐13.353 
a3(25)  165.8  174.887  ‐9.087 
a2(6)  197.3  192.317  4.983 
a1(27)  216.4  216.353  0.047 
a3(7)  182.1  174.887  7.213 
a3(19)  175.4  174.887  0.513 
a1(17)  200.8  216.353  ‐15.553 
a2(7)  190.3  192.317  ‐2.017 
a3(22)  165.6  174.887  ‐9.287 
a1(3)  217.3  216.353  0.947 
commit to user

IV-35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a2(8)  186.4  192.317  ‐5.917 


a3(5)  186.4  174.887  11.513 
a2(21)  185.3  192.317  ‐7.017 
a1(13)  216.9  216.353  0.547 
a3(17)  162.6  174.887  ‐12.287 
a2(28)  190  192.317  ‐2.317 
a3(24)  157.9  174.887  ‐16.987 
a1(20)  205.6  216.353  ‐10.753 
a2(16)  205.8  192.317  13.483 
a3(6)  186.7  174.887  11.813 
a3(27)  163.3  174.887  ‐11.587 
a2(18)  204.6  192.317  12.283 
a2(22)  191.1  192.317  ‐1.217 
a1(8)  217.9  216.353  1.547 
a2(19)  172.9  192.317  ‐19.417 
a3(11)  177.7  174.887  2.813 
a3(26)  172.2  174.887  ‐2.687 
a1(21)  226.2  216.353  9.847 
a3(23)  154.6  174.887  ‐20.287 
a1(14)  217.4  216.353  1.047 
a2(14)  177.2  192.317  ‐15.117 
a3(10)  176.7  174.887  1.813 
a3(18)  170.5  174.887  ‐4.387 
a2(24)  203.2  192.317  10.883 
a1(5)  221.2  216.353  4.847 
a3(13)  185  174.887  10.113 
a2(27)  190.3  192.317  ‐2.017 
a2(25)  191.3  192.317  ‐1.017 
a1(19)  199.5  216.353  ‐16.853 
a3(1)  183.9  174.887  9.013 
a1(9)  224.8  216.353  8.447 
a3(15)  182.4  174.887  7.513 
a2(15)  179.9  192.317  ‐12.417 
a3(14)  187.5  174.887  12.613 
a1(12)  219.6  216.353  3.247 
commit to user

IV-36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a2(13)  190  192.317  ‐2.317 


a1(24)  219.3  216.353  2.947 
a2(30)  190.1  192.317  ‐2.217 
a3(2)  186.5  174.887  11.613 
a2(11)  198.7  192.317  6.383 
a1(11)  217.5  216.353  1.147 
a2(20)  187.2  192.317  ‐5.117 
a3(16)  174  174.887  ‐0.887 
a1(15)  220.9  216.353  4.547 
a1(25)  213.8  216.353  ‐2.553 
a2(26)  194.6  192.317  2.283 
a1(30)  220  216.353  3.647 
a1(4)  222.7  216.353  6.347 

Data residual kemudian diplotkan berdasarkan urutan pengambilan data


eksperimen seperti gambar 4.26.

Grafik Uji Independensi 
25
20
15
10
5
Residual

0
‐5 0 20 40 60 80 100
‐10
‐15
‐20
‐25
Urutan Eksperimen

Gambar 4. 26 Grafik plot residual compressive load

Berdasarkan Gambar 4.26 terlihat bahwa nilai residual tersebar di sekitar


garis nol dan tidak membentuk pola khusus, sehingga dapat disimpulkan bahwa
data hasil eksperimen memenuhi syarat independensi.

commit to user

IV-37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.3.2 Uji ANOVA Untuk Compressive Load


Uji ANOVA bertjuan untuk menguji apakah alat uji tekan mampu
membedakan load tekan meskipun dilakukan pengujiaan antar level ketebalan.
Hipotesis umum yang diajukan adalah ada perbedaan yang signifikan antar level
dalam faktor ketebalan yang diteliti. Hipotesis umum ini disebut sebagai hipotesis
satu (H1). Hipotesis nol yang diajukan dalam analisis variansi, adalah: : 0
Perbedaan ketebalan tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap
besarnya load tekan. Model matematik yang dipakai dalam analisis ini, adalah:
Model matematik yang dipakai dalam analisis ini, adalah:

Keterangan:
Yij : variabel respon
τj : faktor ketebalan
εij : random error
i : urutan data, i = 1, 2,...,30
j : jumlah faktor ketebalan, j = 1, 2, 3

Berikut merupakan langkah perhitungan uji ANOVA dijelaskan oleh


pembahasan yang dapat dilihat pada tabel 4.13

Tabel 4.13 ANOVA untuk compressive load


ketebalan  
no 
12 11 10  
1  229.5 193.8 183.9  
2  219.5 205.4 186.5  
3  217.3 200 187  
4  222.7 194.2 195.3  
5  221.2 186.8 186.4  
6  221.3 197.3 186.7  
7  213.3 190.3 182.1  
8  217.9 186.4 172.4  
9  224.8 199.2 191  
10  217.4 186.5 176.7  
11  217.5 198.7 177.7  
12  219.6 197.1 167.1  
13  216.9 190 185  
14  217.4 177.2 187.5  
15  220.9 179.9 182.4  
commit to user

IV-38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16  218 205.8 174  


17  200.8 201.8 162.6  
18  224.4 204.6 170.5  
19  199.5 172.9 175.4  
20  205.6 187.2 173.4  
21  226.2 185.3 172.7  
22  207.3 191.1 165.6  
23  215.8 201.8 154.6  
24  219.3 203.2 157.9  
25  213.8 191.3 165.8  
26  221 194.6 172.2  
27  216.4 190.3 163.3  
28  202.3 190 167.2  
29  203 176.7 164.1  
30  220 190.1 159.6  
τj  6490.6  5769.5  5246.6  17506.7 
nj  30  30  30  90 
ΣYij2  1405967 1111784 920917.3 3438667.9 

Kemudian dilakukan perhitungan jumlah kuadrat/ sum of square (SS) dari


faktor ketebalan dan interaksinya. Proses perhitungan SS dan hasilnya, adalah:
a Jumlah kuadrat total (SStotal) :

..

17506.7
3438667.9
90
33284.1
b. Jumlah kuadrat faktor ketebalan (SSketebalan) :

..

6490.6 5769.5 5246.6 17506.7


30 30 30 90
26010.51
c. Jumlah kuadrat random error (SSerror) :

33284.1 26010.51

commit to user

IV-39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7273.591
Mean of square (MS) atau disebut juga kuadrat tengah (KT), dihitung
dengan membagi antara jumlah kuadrat (SS) yang diperoleh dengan derajat
bebasnya (df). Contoh perhitungan MS, sebagai berikut:
26010.51
13005.25
2
Besarnya Fhitung didapat dari pembagian antara MS faktor yang ada dengan MSerror
dari eksperimen. Contoh perhitungannya adalah sebagai berikut :

155.5569

Berpedoman pada contoh di atas, maka didapat MS dan Fhitung semua faktor
selengkapnya yang dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Keputusan terhadap hipotesis nol didasarkan pada nilai Fhitung, yakni
hipotesis nol (H0) ditolak jika Fhitung > Ftabel dan diterima jika Fhitung < Ftabel. Ftabel
diperoleh dari tabel distribusi F kumulatif, dengan df1 = df yang bersangkutan dan
df2 = dferror. Perhitungan Ftabel dengan menggunakan Microsoft excel dengan
rumus: FINV(probability, df1, df2).
Contoh perhitungan Ftabel adalah Ftabel untuk faktor jenis kertas, df1 = 2 dan
df2 = 87. Berdasarkan hasil perhitungan Microsoft excel diperoleh Ftabel = FINV
(0.05, 2, 87) = 3.10

Tabel 4.14 Hasil perhitungan ANOVA data eksperimen


Sumber Keragaman df SS MS F hitung F tabel Hasil kesimpulan
Ssketebalan 2 26010.51 13005.25 155.5569 3.101296 Tolak ada pengaruh
Sserror 87 7273.591 83.60449
Sstotal 89

Penggunaan Fhitung memberikan kesimpulan tentang hasil uji hipotesis


analisis variansi. Keputusan yang diambil terhadap hasil analisis variansi data
eksperimen untuk pengujian keterulangan alat, yaitu ditinjau dari faktor ketebalan,
nilai Fhitung > Ftabel, sehingga tolak H0 dan simpulkan bahwa ketebalan berpengaruh
signifikan terhadap kekuatan tekan. Dengan hal ini dapat diambil kesimpulan
bahwa alat uji mampu membedakan load spesimen dengan tebal yang berbeda.

commit to user

IV-40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.3.3 Pengujian Data Hasil Perhitungan Strength Tekan


Data strength diperoleh dengan membagi data load tiap spesimen dengan
luas area penekanan masing-masing spesimen. Data strength merupakan kekuatan
tekan maksimum yang mampu ditahan oleh sebuah spesimen.
1. Uji Normalitas
Berikut merupakan perhitungan uji normalitas melalui metode
Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4.15 Perhitungan uji normalitas strength level 12 mm


i x x2 z P(z) P(x) |P(z)-P(x)|
1  0.654 0.428 ‐2.199 0.014 0.033 0.019 
2  0.658 0.433 ‐2.029 0.021 0.067 0.045 
3  0.663 0.440 ‐1.833 0.033 0.100 0.067 
4  0.666 0.443 ‐1.742 0.041 0.133 0.093 
5  0.674 0.454 ‐1.403 0.080 0.167 0.086 
6  0.680 0.462 ‐1.181 0.119 0.200 0.081 
7  0.699 0.489 ‐0.398 0.345 0.233 0.112 
8  0.701 0.491 ‐0.333 0.370 0.267 0.103 
9  0.708 0.501 ‐0.072 0.471 0.300 0.171 
10  0.710 0.503 0.006 0.502 0.333 0.169 
11  0.711 0.506 0.071 0.528 0.367 0.162 
12  0.712 0.508 0.123 0.549 0.400 0.149 
13  0.713 0.508 0.137 0.554 0.433 0.121 
14  0.713 0.508 0.137 0.554 0.467 0.088 
15  0.713 0.509 0.150 0.559 0.500 0.059 
16  0.714 0.510 0.202 0.580 0.533 0.047 
17  0.715 0.511 0.215 0.585 0.567 0.018 
18  0.719 0.517 0.384 0.650 0.600 0.050 
19  0.720 0.518 0.410 0.659 0.633 0.026 
20  0.720 0.518 0.424 0.664 0.667 0.003 
21  0.721 0.520 0.476 0.683 0.700 0.017 
22  0.724 0.525 0.593 0.723 0.733 0.010 
23  0.725 0.525 0.606 0.728 0.767 0.039 
24  0.725 0.526 0.632 0.736 0.800 0.064 
25  0.726 0.526 0.645 0.741 0.833 0.093 
26  0.730 0.533 0.828 0.796 0.867 0.071 
27  0.736 0.541 1.050 0.853 0.900 0.047 
28  0.737 0.543 1.102 0.865 0.933 0.069 
29  0.742 0.550 1.285 0.901 0.967 0.066 
30  0.752 0.566 1.715 0.957 1.000 0.043 
Average  0.709355       L hitung 0.171 
Stdev  0.025133       L Tabel 0.240 

commit to user

IV-41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Contoh perhitungan uji normalitas kekuatan tekan komposit untuk perlakuan


a1 adalah sebagai berikut :
a. Mengurutkan data observasi dari yang terkecil sampai terbesar :
0.654; 0.658; 0.663;….;0.742;0.752 sebagaimana ditunjukan pada tabel
4.15 di atas.

b. Menghitung rata-rata ( x ) dan standar deviasi (s) data tersebut,


⎛ n ⎞
⎜ ∑ xi ⎟
x = ⎝ i =1 ⎠
n
0.654 + 0.658 + .... + 0.752
x= = 0.709
30

(∑ x ) 2

∑x i
2

n
i

s=
n −1

(0.6542 + 0.6582 + ... + 0.7522 ) −


(0.654 + 0.658 + ... + 0.752)2
s= 3 = 0.025
30 − 1

c. Mentransformasikan data (x) tersebut menjadi nilai baku (z),

( xi − x )
zi =
s

(0.654 − 0.709)
z1 = = −2.199
0.025
Keterangan:
xi = nilai pengamatan ke-i
x = rata-rata
s = standar deviasi

Dengan cara yang sama diperoleh seluruh nilai baku, sebagaimana


ditunjukan pada kolom z tabel 4.15 di atas.
d. Menentukan nilai probabilitasnya P(z) berdasarkan sebaran normal baku,
sebagai probabilitas pengamatan. Nilai P (z) didapat dari tabel standar

commit to user

IV-42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

luas wilayah di bawah kurva normal, sebagaimana dapat dilihat pada


kolom P(z) tabel 4.15.
e. Menentukan nilai probabilitas harapan kumulatif P(x) dengan cara,
sebagai berikut:
i
P ( xi ) =
n
1
P( x1 ) = = 0,33
3
Dengan cara yang sama akan diperoleh seluruh nilai P(x) sebagaimana
pada kolom P( x ) tabel 4.15 di atas.
f. Menentukan nilai maksimum dari selisih absolut P(z) dan P(x), yaitu :
maks | P(z) - P(x)| , sebagai nilai L hitung.
maks | P(z) - P(x)| = 0,17
g. Menganalisis apakah semua data observasi berdistribusi normal. Hipotesis
yang diajukan adalah :
H0: Sampel data observasi berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1: Sampel data observasi berasal dari populasi yang berdistribusi tidak
normal..
h. Memilih taraf nyata α = 0.05, dengan wilayah kritik Lhitung > Ltabel.
Lhitung = 0,17
L 0,05(3) = 0,24

Hasil = Lhitung < Ltabel, maka terima H0 dan disimpulkan bahwa data
observasi berdistribusi normal.
Hasil perhitungan uji Kolmogorov-Smirnov untuk semua perlakuan
secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini

Tabel 4.16 Hasil perhitungan uji Kolmogorov-Smirnov


Ho (Ho diterima jika L
No Perlakuan L hitung L tabel Kesimpulan
hitung<L tabel)
1  12mm  0.171 0.24 diterima normal
2  11mm  0.079 0.24 diterima normal
3  10mm  0.094 0.24 diterima normal

commit to user

IV-43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Uji Homogenitas
Pada tabel 4.17 disajikan perhitungan mengenai uji homogenitas melalui
metode lavene test. Berikut merupakan perhitungan uji yang dilakukan pada
strength tekan.
a Faktor koreksi (FK),

0.562 0.755 0.742


0.047
90

b Sum Square (SS) faktor, total, dan error


0.562 0.755 0.742


0.047
90
0.00077

0.043 0.010 0.05 0.047


0.024

0.024 0.00077
0.023
c Mean Square (MS) faktor dan error

0.00077
2
0.000389

0.0234
87

0.000269

commit to user

IV-44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.17 Residual data antar level faktor ketebalan


faktor ketebalan Residual Kuadrat residual
replikasi
12mm 11mm 10mm 12mm 11mm 10mm 12mm 11mm 10mm
1 0.752459 0.686625 0.707308 0.043 0.012 0.013 0.002 0.000 0.000
2 0.719672 0.729015 0.710476 0.010 0.031 0.016 0.000 0.001 0.000
3 0.712459 0.70922 0.70566 0.003 0.011 0.011 0.000 0.000 0.000
4 0.730164 0.711355 0.744 0.021 0.013 0.049 0.000 0.000 0.002
5 0.725246 0.681752 0.73098 0.016 0.017 0.036 0.000 0.000 0.001
6 0.725574 0.708438 0.732157 0.016 0.010 0.037 0.000 0.000 0.001
7 0.699344 0.687624 0.714118 0.010 0.011 0.019 0.000 0.000 0.000
8 0.714426 0.66512 0.676078 0.005 0.033 0.019 0.000 0.001 0.000
9 0.737049 0.729003 0.734615 0.028 0.031 0.040 0.001 0.001 0.002
10 0.712787 0.707109 0.699802 0.003 0.009 0.005 0.000 0.000 0.000
11 0.713115 0.692334 0.694141 0.004 0.006 0.001 0.000 0.000 0.000
12 0.72 0.681417 0.661782 0.011 0.017 0.033 0.000 0.000 0.001
13 0.711148 0.71161 0.718447 0.002 0.013 0.024 0.000 0.000 0.001
14 0.712787 0.633989 0.735294 0.003 0.064 0.041 0.000 0.004 0.002
15 0.724262 0.643074 0.73697 0.015 0.055 0.042 0.000 0.003 0.002
16 0.714754 0.74229 0.725 0.005 0.044 0.030 0.000 0.002 0.001
17 0.658361 0.729178 0.65697 0.051 0.031 0.038 0.003 0.001 0.001
18 0.735738 0.73432 0.695918 0.026 0.036 0.001 0.001 0.001 0.000
19 0.654098 0.633914 0.698805 0.055 0.064 0.004 0.003 0.004 0.000
20 0.674098 0.678876 0.686733 0.035 0.020 0.008 0.001 0.000 0.000
21 0.741639 0.681877 0.697778 0.032 0.017 0.003 0.001 0.000 0.000
22 0.679672 0.677059 0.669091 0.030 0.021 0.026 0.001 0.000 0.001
23 0.707541 0.731159 0.672174 0.002 0.033 0.023 0.000 0.001 0.001
24 0.719016 0.738238 0.63798 0.010 0.040 0.057 0.000 0.002 0.003
25 0.700984 0.696903 0.669899 0.008 0.001 0.025 0.000 0.000 0.001
26 0.72459 0.741333 0.689489 0.015 0.043 0.005 0.000 0.002 0.000
27 0.709508 0.687624 0.6532 0.000 0.011 0.042 0.000 0.000 0.002
28 0.663279 0.714286 0.666135 0.046 0.016 0.029 0.002 0.000 0.001
29 0.665574 0.669953 0.676701 0.044 0.028 0.018 0.002 0.001 0.000
30 0.721311 0.717358 0.644848 0.012 0.019 0.050 0.000 0.000 0.002
Average 0.709355 0.698402 0.694752
Sum 21.28066 20.95206 20.84255 0.562492 0.755771 0.742603 0.018318889 0.027159109 0.025906089

d Nilai F (F hitung)

0.00077
2
1.444
Hasil perhitungan uji homogenitas terhadap level ketebalan dapat dilihat
pada tabel 4.18 berikut ini.

commit to user

IV-45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.18 Hasil uji homogenitas strength level ketebalan


Sumber Keragaman df SS MS F hitung F tabel Hasil kesimpulan
Ketebalan 2 0.0008 0.000389 1.444 3.10 diterima homogen
Error 87 0.0234 0.000269
Total 89 0.02

Taraf nyata yang dipilih α= 0,05, dengan wilayah kritik penolakan


terhadap Fhitung > Ftabel. Berdasarkan tabel 4.10, nilai Fhitung sebesar 1.444 < Ftabel
(3.10), sehingga H0 diterima dan disimpulkan bahwa data antar level ketebalan
memiliki ragam yang sama (homogen).

3. Uji Independensi
Pada tabel 4.19 disajikan penjelasan mengenai uji Independensi pada data
Strength tekan.
Tabel 4.19 Residual data kekuatan tekan
Perlakuan kg/mm2  Rata‐rata Residual 
a2(5)  0.681752 192.3167 ‐0.01665 
a1(18)  0.735738 216.3533 0.026383
a2(18)  0.73432  192.3167 0.035918
a1(6)  0.725574 216.3533 0.016219
a2(23)  0.731159 192.3167 0.032758
a2(14)  0.633989 192.3167 ‐0.06441 
a1(9)  0.737049 216.3533 0.027694
a1(21)  0.741639 216.3533 0.032284
a2(10)  0.707109 192.3167 0.008707
a3(19)  0.698805 174.8867 0.004053
a1(10)  0.712787 216.3533 0.003432
a3(20)  0.686733 174.8867 ‐0.00802 
a1(28)  0.663279 216.3533 ‐0.04608 
a1(15)  0.724262 216.3533 0.014907
a2(22)  0.677059 192.3167 ‐0.02134 
a1(16)  0.714754 216.3533 0.005399
a2(27)  0.687624 192.3167 ‐0.01078 
a2(3)  0.70922  192.3167 0.010818
a1(1)  0.752459 216.3533 0.043104
a3(5)  0.73098  174.8867 0.036229
a1(17)  0.658361 216.3533 ‐0.05099 

commit to user

IV-46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a3(30)  0.644848 174.8867 ‐0.0499 


a2(25)  0.696903 192.3167 ‐0.0015 
a1(7)  0.699344 216.3533 ‐0.01001 
a2(24)  0.738238 192.3167 0.039836
a1(19)  0.654098 216.3533 ‐0.05526 
a2(29)  0.669953 192.3167 ‐0.02845 
a3(24)  0.63798  174.8867 ‐0.05677 
a1(24)  0.719016 216.3533 0.009661
a2(21)  0.681877 192.3167 ‐0.01653 
a1(11)  0.713115 216.3533 0.00376 
a3(13)  0.718447 174.8867 0.023695
a3(18)  0.695918 174.8867 0.001167
a2(4)  0.711355 192.3167 0.012953
a1(22)  0.679672 216.3533 ‐0.02968 
a2(26)  0.741333 192.3167 0.042931
a3(12)  0.661782 174.8867 ‐0.03297 
a1(2)  0.719672 216.3533 0.010317
a3(29)  0.676701 174.8867 ‐0.01805 
a1(29)  0.665574 216.3533 ‐0.04378 
a2(15)  0.643074 192.3167 ‐0.05533 
a3(10)  0.699802 174.8867 0.00505 
a1(5)  0.725246 216.3533 0.015891
a3(23)  0.672174 174.8867 ‐0.02258 
a2(8)  0.66512  192.3167 ‐0.03328 
a3(4)  0.744  174.8867 0.049248
a1(30)  0.721311 216.3533 0.011956
a3(3)  0.70566  174.8867 0.010909
a1(8)  0.714426 216.3533 0.005071
a2(30)  0.717358 192.3167 0.018957
a3(27)  0.6532  174.8867 ‐0.04155 
a2(11)  0.692334 192.3167 ‐0.00607 
a1(12)  0.72  216.3533 0.010645
a3(17)  0.65697  174.8867 ‐0.03778 
a3(26)  0.689489 174.8867 ‐0.00526 
a2(6)  0.708438 192.3167 0.010036
a1(23)  0.707541 216.3533 ‐0.00181 
commit to user

IV-47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a3(2)  0.710476 174.8867 0.015725


a2(13)  0.71161  192.3167 0.013209
a1(3)  0.712459 216.3533 0.003104
a2(7)  0.687624 192.3167 ‐0.01078 
a3(9)  0.734615 174.8867 0.039864
a2(16)  0.74229  192.3167 0.043888
a1(20)  0.674098 216.3533 ‐0.03526 
a3(1)  0.707308 174.8867 0.012556
a3(28)  0.666135 174.8867 ‐0.02862 
a2(1)  0.686625 192.3167 ‐0.01178 
a3(7)  0.714118 174.8867 0.019366
a3(14)  0.735294 174.8867 0.040542
a1(14)  0.712787 216.3533 0.003432
a2(9)  0.729003 192.3167 0.030601
a3(8)  0.676078 174.8867 ‐0.01867 
a2(19)  0.633914 192.3167 ‐0.06449 
a1(25)  0.700984 216.3533 ‐0.00837 
a2(17)  0.729178 192.3167 0.030776
a3(11)  0.694141 174.8867 ‐0.00061 
a1(13)  0.711148 216.3533 0.001792
a2(12)  0.681417 192.3167 ‐0.01698 
a3(21)  0.697778 174.8867 0.003026
a3(15)  0.73697  174.8867 0.042218
a1(4)  0.730164 216.3533 0.020809
a2(20)  0.678876 192.3167 ‐0.01953 
a3(22)  0.669091 174.8867 ‐0.02566 
a3(6)  0.732157 174.8867 0.037405
a2(2)  0.729015 192.3167 0.030613
a3(25)  0.669899 174.8867 ‐0.02485 
a1(26)  0.72459  216.3533 0.015235
a3(16)  0.725  174.8867 0.030248
a1(27)  0.709508 216.3533 0.000153
a2(28)  0.714286 192.3167 0.015884

Data residual kemudian diplotkan berdasarkan urutan pengambilan data


eksperimen seperti gambar 4.27.
commit to user

IV-48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Grafik Uji Independensi 
0.06

0.04

0.02
Residual
0
0 20 40 60 80 100
‐0.02

‐0.04

‐0.06

‐0.08
Urutan Eksperimen

Gambar 4. 27 Grafik plot residual compressive strength

Berdasarkan Gambar 4.27 terlihat bahwa nilai residual tersebar di sekitar


garis nol dan tidak membentuk pola khusus, sehingga dapat disimpulkan bahwa
data hasil eksperimen memenuhi syarat independensi.
4.3.4 Uji ANOVA Untuk Compressive Strength
Pengujian ANOVA dilakukan untuk mengetahui apakah alat uji tekan
tetap konsisten menunjukkan nilai ultimate compressive strength yang sama
meskipun digunakan untuk menguji antar level ketebalan .
Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai-nilai yang dibutuhkan untuk
perhitungan ANOVA. Prosedur perhitungan nilai-nilai tersebut dijelaskan oleh
pembahasan di bawah ini. Adapun data mengenai strength serta pengolahannya
dapat dilihat pada tabel 4.20.

Tabel 4.20 ANOVA untuk kekuatan tekan


ketebalan   
data urutan ke‐
12 11 10   
1  0.752 0.687 0.707   
2  0.720 0.729 0.710   
3  0.712 0.709 0.706   
4  0.730 0.711 0.744   
5  0.725 0.682 0.731   
6  0.726 0.708 0.732   
7  0.699 0.688 0.714   
8  0.714 0.665 0.676   
commit to user

IV-49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9  0.737 0.729 0.735   


10  0.713 0.707 0.700   
11  0.713 0.692 0.694   
12  0.720 0.681 0.662   
13  0.711 0.712 0.718   
14  0.713 0.634 0.735   
15  0.724 0.643 0.737   
16  0.715 0.742 0.725   
17  0.658 0.729 0.657   
18  0.736 0.734 0.696   
19  0.654 0.634 0.699   
20  0.674 0.679 0.687   
21  0.742 0.682 0.698   
22  0.680 0.677 0.669   
23  0.708 0.731 0.672   
24  0.719 0.738 0.638   
25  0.701 0.697 0.670   
26  0.725 0.741 0.689   
27  0.710 0.688 0.653   
28  0.663 0.714 0.666   
29  0.666 0.670 0.677   
30  0.721 0.717 0.645   
τj  21.28066 20.95206 20.84255 63.07526 
nj  30  30  30  90 
ΣYij2   15.11386 14.66012 14.5063  44.28028 

Kemudian dilakukan perhitungan jumlah kuadrat/ sum of square (SS) dari


faktor ketebalan dan interaksinya. Proses perhitungan SS dan hasilnya, adalah:
a Jumlah kuadrat total (SStotal) :

..

63.075
44.28
90
0.7485

b. Jumlah kuadrat faktor ketebalan (SSketebalan) :

..

commit to user

IV-50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21.28 10.95 20.84 63.075


30 30 30 90
0.003466
c. Jumlah kuadrat random error (SSerror) :

0.07485 0.00347
Mean of square (MS) atau disebut juga kuadrat tengah (KT), dihitung
dengan membagi antara jumlah kuadrat (SS) yang diperoleh dengan derajat
bebasnya (df). Contoh perhitungan MS, sebagai berikut:
0.003466
0.001733
2
Besarnya Fhitung didapat dari pembagian antara MS faktor yang ada dengan MSerror
dari eksperimen. Contoh perhitungannya adalah sebagai berikut :

2.11

Berpedoman pada contoh di atas, maka didapat MS dan Fhitung semua faktor
selengkapnya yang dapat dilihat pada Tabel 4.21.
Keputusan terhadap hipotesis nol didasarkan pada nilai Fhitung, yakni
hipotesis nol (H0) ditolak jika Fhitung > Ftabel dan diterima jika Fhitung < Ftabel. Ftabel
diperoleh dari tabel distribusi F kumulatif, dengan df1 = df yang bersangkutan dan
df2 = dferror. Perhitungan Ftabel dengan menggunakan Microsoft excel dengan
rumus: FINV(probability, df1, df2).
Contoh perhitungan Ftabel adalah Ftabel untuk faktor jenis kertas, df1 = 2 dan
df2 = 87. Berdasarkan hasil perhitungan Microsoft excel diperoleh Ftabel = FINV
(0.05, 2, 87) = 3.10

Tabel 4.21 Hasil perhitungan ANOVA data eksperimen


Sumber Keragaman df SS MS F hitung F tabel Hasil kesimpulan
Ssketebalan 2 0.003466 0.001733 2.111879 3.101296 Terima tidak ada pengaruh
Sserror 87 0.071384 0.000821
Sstotal 89

Penggunaan Fhitung memberikan kesimpulan tentang hasil uji hipotesis


analisis variansi. Keputusan yang diambil terhadap hasil analisis variansi data
eksperimen untuk pengujian keterulangan alat, yaitu ditinjau dari faktor ketebalan,
nilai Fhitung < Ftabel, sehingga terima H0 dan disimpulkan bahwa ketebalan tidak
commit to user

IV-51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berpengaruh signifikan terhadap kekuatan tekan sehingga dalam pengujian, alat


uji tekan selalu konsisten dalam menguji meskipun dengan ketebalan yang
berbeda-beda.

commit to user

IV-52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Bab ini membahas tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian yang
telah dikumpulkan dan diolah sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil dalam
penelitian ini diuraikan pada sub bab berikut.

5.1 ANALISIS RANCANGAN


Dalam proses pembuatan alat uji tekan, peneliti menggunakan software
catia sebagai alat bantu untk menentukan konsep perancangan secara 3D.
Penggunaan software untuk melakukan simulasi gerakan serta pengamatan posisi
dan jarak satu komponen dengan komponen lain sangat membantu dalam
menentukan dimensi dan pemberian ukuran komponen, sehingga jika terjadi
ketidaksesuaian dalam gerakan maupun kendala teknis lain dapat diketahui lebih
awal tanpa harus menunggu proses produksi. Proses pembuatan rancangan
mengalami dua kali perubahan pada dimensi serta penempatan posisi clamp. Hal
ini terjadi dikarenakan saat melakukan trial, spesimen yang patah belum
memenuhi tuntutan pengujian. Dalam penggunaan, alat uji tekan hanya mampu
untuk mengukur Ultimate Compressive Strength. Hal ni dikarenakan sistem
sensor yang dimiliki alat uji tekan hanya dapat untuk membaca beban saja. Selain
mengukur Ultimate Compressive Strength , alat uji yang dijual dipasaran juga
sudah mampu mengukur Ultimate Compressive Strain, Compressive Yield
Strength serta Compressive Modulus of Elasticity. Untuk penelitian selanjutnya,
diharapkan adanya penambahan sistem sensor untuk pembacaan strain sehingga
dapat ditampilkan secara digital serta mengintegrasikan sistem pembacaan beban
dengan sistem pembacaan strain sehingga dapat menampilkan output data berupa
grafik. Dalam Speed of Testing , alat uji tekan belum mampu memenuhi tuntutan
standar ASTM. Kecepatan piston rancangan alat uji tekan yang masih terlalu
cepat yaitu ±0.05 mm/min sedangkan ASTM memberikan standar kecepatan 1.3 ±
0.3 mm/min. Hal ini dikarenakan pemilihan kapasitas pompa yang masih besar.
Pada kenyataannya peneliti pada awal perancangan telah menambahakan flowrate
contol valve sebagai pengatur laju oli hidrolik tetapi hal ini tidak berpengaruh
besar terhadap laju stroke piston hidrolik bahkan jika flowrate control valve
commit to user
V-1
 
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

diposisikan minimum maka pergerakan piston menjadi tersendat-sendat (tidak


konstan). Hal ini akan berakibat terhadap kepresisian pengujian. Tetapi dengan
penambahan inverter pada komponen kendali listrik, alat uji tekan masih dapat
mengatur rpm motor sehingga laju oli hidrolik bisa diturunkan meskipun belum
dapat mencapai kecepatan yang telah distandarkan ASTM. Untuk penelitian
selanjutnya, diharapkan untuk adanya penambahan akumulator pada sistem
hihrolik sebagai kemungkinan jalan keluar atas permasalahan diatas. Pada saat
pengujian strain masih digunakan outside dial sebagai alat ukur. Meskipun
keakurasian outside dial 0.01mm, peneliti masih kesulitan ketika menyeting posisi
outside dial terhadap fixture. Hentakan yang berasal dari proses pengompresian
akan mempengaruhi keakuratan data yang akan diambil. Disamping itu keahliaan
seseorang dalam membaca hasil yang ditampilkan outside dial juga perlu
diperhatikan. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan pembacaan strain sudah
dapat ditampilkan secara digital dengan menggunakan sistem sensor.

5.2 ANALISIS DATA HASIL PENGUJIAN STATISTIK


Setelah melewati tahap pengerjaan rancangan alat uji tekan, maka sebelum
dilakukan pengujian, masih dilakukan beberapa trial tanpa spesimen. Hal ini
bertujuan untuk menstabilkan sistem kerja keseluruhan komponen baik itu fixture
uji tekan, sistem kelistrikan maupun sistem pergerakan hidoliknya. Ketika
dianggap sudah cukup maka tahap berikutnya trial dengan spesimen. Dari tahap
ini akan diketahui bagaimana kondisi alat, letak patahan spesimen dan setingan
parameter yang optimal untuk pengujian sebenarnya. Setelah semua tahap ini
dilalui maka alat uji tekan telah siap untuk melakukan pengujian.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan material MDF keluaran PT
Sumalindo sebagai spesimen yang dapat digunakan sebagai standar untuk
mengetahui tingkat kepresisian alat uji tekan. Dimensi awal material MDF adalah
2440 mm × 1220 mm × 12 mm kemudian dipotong-potong kecil menjadi persegi
panjang ukuran 110 mm × 25 mm. Dalam pengujian statistik, peneliti
menggunakan ANOVA untuk menganilisa dua data, yaitu Compressive Load dan
Compressive Strength. Untuk compressive load data langsung dapat ditampilkan
oleh weighting indicator sedangkan untuk Compressive Strength didapat dari
commit to user
V-2
 
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pembagian nilai compressive load dengan luas bidang penekanan permukaan


spesimen yang akan diuji. Sebelum diuji dengan ANOVA, data-data hasil
pengujian perlu dilakukan pengujian karakteristik pengujian data yang terdiri dari
uji normalitas , uji homogenitas, dan uji independensi. Setelah data memenuhi
kriteria pengujian karekteristik diatas maka selanjutnya dilakukan pengujian
ANOVA baik Compressive Load maupun Compressive Strength. Hasil ANOVA
dari Compressive Load menunjukkan bahwa H0 ditolak, ini berati alat uji tekan
mampu membedakan beban meskipun melakukan pengujian pada level tebal
spesimen yang berbeda-beda sedangkan hasil ANOVA dari Compressive Strength
menunjukkan bahwa H0 diterima, ini berarti alat uji tekan tetap menunjukkan
hasil yang tetap konsisten meskipun melakukan pengujian pada level tebal
spesimen yang berbeda-beda.

commit to user
V-3
 
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan mengenai hasil rancangan alat uji
tekan serta hasil eksperimen untuk mengetahui keterulangan pengujian dengan
menggunakan ANOVA. Sedangkan saran berisi tentang hal-hal yang perlu
dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya agar rancangan alat uji tekan
memenuhi standar yang belum tercapai.

6.1 KESIMPULAN
Dengan mengacu pada analisis penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan, sebagai berikut:
1. Penelitian ini menghasilkan alat uji tekan pada bahan komposit natural fiber
yang mampu menunjang aspek keterulangan.
2. Pengujian statistik terhadap rancangan alat uji tekan menunjukkan bahwa alat
uji telah memenuhi tuntutan keterulangan dalam keseragaman pengujian

6.2 SARAN
Saran yang disampaikan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut,
sebagai berikut:
1. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan Speed of Testing alat uji tekan
semaksimal mungkin memenuhi tuntutan standar ASTM.
2. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan hasil pengujian yang sebelumnya
masih berupa pembacaan load secara digital dapat ditampilkan secara grafik
yang telah terhubung dengan komputer sehingga hasil pengujian dapat diamati
lebih detail lagi.

commit to user

VI-1

Anda mungkin juga menyukai