id
Skripsi
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
ITA DESTIANA
I1305036
i
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi :
Ditulis oleh:
Ita Destiana
I 1305036
Mengetahui,
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LEMBAR VALIDASI
Judul Skripsi :
Ditulis oleh:
Ita Destiana
I 1305036
Dosen Penguji
Dosen Pembimbing
iii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
SURAT PERNYATAAN
ORISINALITAS KARYA ILMIAH
Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Ita Destiana
Nim : I 1305036
Judul tugas akhir : Perancangan Alat Penyaring Tahu Berdasarkan Prinsip
Ergonomi (Studi Kasus Industri Tahu Sari Murni
Surakarta)
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun tidak
mencontoh atau melakukan plagiat dari karya tulis orang lain. Jika terbukti bahwa
Tugas Akhir yang saya susun mencontoh atau melakukan plagiat dapat dinyatakan
batal atau gelar Sarjana yang saya peroleh dengan sendirinya dibatalkan atau
dicabut.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
dikemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup
menanggung segala konsekuensinya.
iv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Ita Destiana
Nim : I 1305036
Judul tugas akhir : Perancangan Alat Penyaring Tahu Berdasarkan Prinsip
Ergonomi (Studi Kasus Industri Tahu Sari Murni
Surakarta)
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat
lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama dengan Pembimbing 1 dan
Pembimbing 2. Bersamaan dengan syarat pernyataan ini bahwa hasil penelitian
dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk
publikasi dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat
nasional maupun internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian
dari publikasi karya ilmiah
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Ita Destiana
I 1305036
v
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
vi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10. Andika, sahabat sekaligus ”saudara” terbaik yang pernah aku miliki. Terima
kasih atas semua waktu dan kebersamaanya.
11. Teman-temanku “Afiq, Rendi, Rangga, bang Sunar, Picil, Hanafi, Antok,
Anis, Dika, Alex” you are my best friends, thanx for your help, terima kasih
buat semua persahabatan pengertian, waktu, dukungan, semangat, semuanya.
12. Buat Lia thanx banget atas semua bantuannya.
13. Mbak Yayuk, Mbak Rina, Mbak Tuti, Pak Agus , dan semua tim TU, terima
kasih atas segala urusan administrasi selama kuliah di teknik industri ini.
14. Teman-teman Teknik Industri angkatan 2005, yang selalu mendukung dan
membantuku, kalian semua teman-teman terbaikku, jaga kekeluargaan meski
kita akan jarang bertemu.
15. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran membangun yang dapat membantu
penulis di masa yang akan datang. Semoga apa yang penulis sampaikan dalam
laporan ini dapat berguna bagi penulis, rekan-rekan mahasiswa maupun semua
pihak yang membutuhkan.
Penulis
vi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Ita Destiana, NIM: I1305036. PERANCANGAN ALAT PENYARING TAHU
BERDASARKAN PRINSIP ERGONOMI. ( STUDI KASUS : INDUSTRI
TAHU SARI MURNI SURAKARTA). Tugas Akhir. Surakarta: Jurusan
Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, April 2010.
Kata kunci: nordic body map, anthropometri, konsumsi energi, ergonomi, alat
penyaring tahu
vi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Ita Destiana, NIM: I1305036. DESIGNING FOR TOFU FILTER BASE ON
ERGONOMIC PRINCIPLE. (CASE STUDY OF SARI MURNI TOFU
INDUSTRI OF SURAKARTA) FINAL ASSESMENT. Surakarta :
Industrial Engineering Department, Engineering Faculty, The University of
Sebelas Maret, on April 2010.
ix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………… ii
LEMBAR VALIDASI................................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH............. iv
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH................... v
KATA PENGANTAR................................................................................ vi
ABSTRAK................................................................................................... viii
ABSTRACT................................................................................................ ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………... x
DAFTAR TABEL…………………………………................................... xiii
DAFTAR GAMBAR……………………………...................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………...................................... xv
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….. I-1
x
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tindakan yang harus dilakukan sesuai batas angkat II-6
Tabel 2.2 Kriteria pekerjaan berdasarkan konsumsi energi, II-7
denyut jantung dan energy ekspenditure
Tabel 2.3 Macam persentil dan cara perhitungan dalam II-20
distribusi normal
Tabel 2.4 Klasifikasi Roda Gigi II-26
Tabel 4.1 Aktivitas penyaringan tahu Sari Murni IV-1
Tabel 4.2 Rekapitulasi keluhan pekerja IV-4
Tabel 4.3 Rekapitulasi keinginan pekerja IV-5
Tabel 4.4 Penentuan Solusi Perancangan IV-7
Tabel 4.5 Konsumsi Energi pada Bagian Penyaringan IV-8
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Persentil Data IV-9
Anthropometri
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Dimensi Alat Saring IV-14
Tabel 4.8 Estimasi biaya material IV-24
Tabel 4.9 Estimasi biaya non material IV-25
Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Konsumsi Energi V-2
Tabel 5.2 Perbandingan Hasil Kecepatan Proses V-2
Tabel 5.3 Mekanisme penggunaan alat penyaring tahu V-4
sebelum dan sesudah memakai hasil rancangan
xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Pembuatan Tahu II-2
Gambar 2.2 Hubungan Kecepatan Denyut Jantung II-4
dengan Aktivitas Faali
Gambar 2.3 Kuisioner NBM II-10
Gambar 2.4 Anthropometri Untuk Perancangan Produk atau II-15
Fasilitas
Gambar 2.5 Distribusi Normal Yang Mengakomodasi 95% dari II-17
populasi
Gambar 2.6 Ilustrasi Seseorang dengan Tinggi Badan P 50 II-19
Mungkin Saja Memiliki Jangkauan Tangan Ke
Samping P55
Gambar 2.7 Langkah-langkah Ergonomi dalam Perancangan II-23
Produk
Gambar 2.8 Nama-nama dan Istilah dalam Roda Gigi II-29
Gambar 3.1 Metodologi Penelitian III-1
Gambar 4.1 Alat Saring Saat Ini IV-3
Gambar 4.2 Alat Saring Tampak Atas (2d) IV-11
Gambar 4.3 Alat Saring Tampak Depan (2d) IV-12
Gambar 4.4 Alat Saring Tampak Samping (2d) IV-12
Gambar 4.5 Alat Penyaring Tahu (3d) IV-13
Gambar 4.6 Rancangan Alat Saring IV-13
Gambar 4.7 Bill of material Alat Penyaring Tahu IV-14
Gambar 4.8 Bevel Gear IV-16
Gambar 4.9 Sprocket IV-16
Gambar 4.10 Flywheel IV-17
Gambar 4.11 Wadah Penyaringan IV-17
Gambar 4.12 Rangka IV-18
Gambar 4.13 Proses Perakitan Alat Saring IV-19
Gambar 4.14 Prototipe Rancangan Alat Penyaring Tahu IV-19
xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
x
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari
penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah, asumsi yang
yang diangkat dalam penelitian serta sistematika penulisan untuk menyelesaikan
penelitian.
Sari Murni merupakan salah satu industri tahu berskala kecil yang terletak
di daerah Mojosongo, Surakarta. Industri tersebut memiliki jumlah pekerja
sebanyak 16 orang dan mayoritas berjenis kelamin laki-laki. Proses pembuatan
tahu Sari Murni masih bersifat sederhana, sebab masih banyak proses yang
dilakukan secara manual. Adapun proses pembuatan tahu meliputi: proses
pencucian, penggilingan, masak, penyaringan, pencetakan dan pengepresan,
pemotongan serta finishing.
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
membutuhkan waktu 10 menit. Proses terakhir adalah finishing, dimana tahu yang
telah dipotong direbus dengan air asam selama 10 menit.
Saat seseorang melakukan kerja fisik diperlukan aktivitas otot serta energi
sebagai suplai terhadap beban kerja. Pada proses produksi tahu dapat diketahui
bahwa tingkat konsumsi energi untuk masing-masing proses adalah sebagai
berikut: proses pencucian konsumsi energi sebesar 2,48 kcal/min (yang tergolong
jenis pekerjaan ringan), proses penggilingan sebesar 1,66 kcal/min (tergolong
jenis pekerjaan ringan), proses masak sebesar 3,79 kcal/min (termasuk jenis
pekerjaan sedang), rata-rata proses penyaringan sebesar 6,06 kcal/min (termasuk
jenis pekerjaan berat), rata-rata proses pencetakan dan pengepresan sebesar 1,70
kcal/min (termasuk jenis pekerjaan ringan), rata-rata untuk proses pemotongan
sebesar 1,77 kcal/min (termasuk jenis pekerjaan ringan), sedangkan finishing 1,76
kcal/min (termasuk jenis pekerjaan ringan). Rata-rata waktu yang dibutuhkan
untuk pengukuran konsumsi energi pada tiap-tiap proses adalah 15 menit.
Berdasarkan hasil pengukuran yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat
konsumsi energi terbesar terdapat pada proses penyaringan, maka dalam hal ini
penelitian difokuskan pada proses penyaringan.
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu menghasilkan alat
penyaring tahu yang ergonomik untuk mengurangi beban kerja.
1.5 Asumsi
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
BAB I Pendahuluan
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas gambaran umum industri tahu Sari Murni Mojosongo
yang merupakan tempat peneliti mengamati sistem yang berlangsung di dalamnya
dan teori-teori yang digunakan sebagai landasan dan dasar pemikiran untuk
membahas serta menganalisa permasalahan yang ada.
Proses produksi tahu Sari Murni masih bersifat sederhana, sebab sebagian
besar peralatan yang digunakan masih bersifat manual. Adapun proses produksi
tahu, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Proses pencucuian, pada proses ini semua bahan baku yang berupa kedelai
direndam terlebih dahulu selama ±15 menit, kemudian baru dilakukan
pencucian.
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
6. Proses pemotongan, tahu yang sudah jadi dipotong sesuai dengan ukuran
yang telah ditentukan/ diinginkan oleh konsumen.
7. Proses finishing, pada proses ini tahu yang telah dipotong kecil kemudian
dibungkus dengan kain syfon untuk direbus dengan air asam (air sisa
proses pemasakan kedelai) selama ± 10 menit, dan kemudian dicuci
hingga bersih, setelah itu ditiriskan dan tahu siap untuk dijual. Proses
tersebut digambarkan pada gambar 2.1 sebagi berikut:
Proses Pencucian
Proses Penggilingan
Proses Masak Proses Penyaringan Proses Pencetakan &
Pengepresan
Proses Pemotongan
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
Fatigue adalah kelelahan yang terjadi pada syaraf dan otot-otot manusia
sehingga tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Makin berat beban yang
dikerjakan dan semakin tidak teraturnya pergerakan, maka timbulnya fatigue akan
semakin cepat. Jika seseorang bekerja pada tingkat energi diatas 5,2 kcal per
menit , maka pada saat itu timbul rasa lelah. Menurut Murrel (1965) kita masih
mempunyai cadangan sebesar 25 kcal sebelum munculnya asam laktat sebagai
tanda saat dimulainya waktu istirahat. Cadangan energi akan hilang jika kita
bekerja lebih dari 5,0 kcal per menit. Selama periode istirahat, cadangan energi
tersebut dibentuk kembali. Timbulnya Fatigue ini perlu dipelajari untuk
menentukan kekuatan otot manusia, sehingga kerja yang akan dilakukan atau
dibebankan dapat disesuaikan dengan kemampuan otot tersebut.
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
Konsumsi oksigen
Denyut jantung
Peredaran udara dalam paru-paru
Temperatur tubuh
Konsentrasi asam laktat dalam darah
Komposisi kimia dalam darah dan air seni
Tingkat penguapan
Faktor lainnya
Kerja fisik akan mengeluarkan energi yang berhubungan erat dengan konsumsi
energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan cara tidak
langsung, yaitu dengan pengukuran :
Kecepatan denyut jantung
Konsumsi Oksigen
2. Kelelahan mental merupakan kerja yang melibatkan proses berpikir dari otak
kita. Pekerjaan ini akan mengakibatkan kelelahan mental bila kerja tersebut dalam
kondisi yang lama, bukan diakibatkan oleh aktivitas fisik secara langsung
melainkan akibat kerja otak kita. Kecepatan denyut jantung memiliki hubungan
yang sangat erat dengan aktivitas faali lainnya (dapat dilihat pada gambar 2.2).
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
Kecepatan
Cara dan sikap melakukan aktivitas
Jenis Olah Raga
Jenis Kelamin
Umur
1. Beban Kerja
Merupakan volume pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga kerja baik fisik
maupun mental dan tanggung jawab (Depkes, 1991: 146). Beban kerja yang
melebihi kemampuan akan mengakibatkan kelelahan kerja. Apabila aktivitas kerja
tersebut dilakukan secara berulang – ulang dan dilakukan dalam jangka waktu
yang lama maka akan menimbulkan kelelahan dan dapat menimbulkan cidera otot
muscolosceletal. Berikut ini tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan batas
angkat dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan batas angkat
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
2. Beban Tambahan
Saat seseorang melakukan kerja fisik diperlukan gaya otot, dan aktivitas otot
yang memerlukan energi dimana suplai energi memberi beban kepada sistem
pernafasan dan sistem kardiovaskular. Sistem pernafasan dibebani oleh kerja fisik
karena adanya peningkatan ventilation (inhalation dan exhalation) untuk
mensuplai kebutuhan oksigen pada otot yang melakukan pekerjaan. Sedangkan
pembebanan pada sistem kardiovaskular dikarenakan jantung harus memompa
lebih cepat untuk memberikan oksigen pada otot yang terlibat melalui pembuluh
darah. Kesimpulannya bahwa saat tubuh melakukan kerja fisik akan terjadi
perubahan pada kecepatan denyut jantung dan konsumsi oksigen. Berikut ini
adalah tabel yang menunjukkan berat ringannya suatu pekerjaan dalam
hubungannya dengan perubahan konsumsi oksigen, kecepatan denyut jantung dan
energy expenditure.
Tabel 2.2 Kriteria pekerjaan berdasar konsumsi oksigen, denyut jantung, dan
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
energy expenditure
Energy
Heart Rate Expenditure
Work Severity VO2 (beats/min)
(kcal/min)
Extremely Heavy
> 2.0 150-170 >10,0
Work
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
untuk memberikan oksigen pada otot yang terlibat melalui pembuluh darah.
Dengan kata lain denyut jantung seperti sinyal yang menunjukkan adanya beban
pada tubuh, dan dapat digunakan sebagai indeks untuk mengetahui fisiologi kerja.
Bilangan nadi atau denyut jantung merupakan peubah yang penting dalam
penelitian lapangan maupun penelitian laboratorium. Dalam hal penentuan
konsumsi energi, biasa digunakan parameter indeks kenaikan bilangan kecepatan
denyut jantung. Indeks ini merupakan perbedaan antara kecepatan denyut jantung
pada waktu kerja tertentu dengan kecepatan denyut jantung pada waktu istirahat.
Dimana :
KE = Et - Ej
Dimana :
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
Pada umumnya manusia berbeda dalam hal bentuk dan ukuran tubuh. Ada
beberapa faktor yang akan mempengaruhi ukuran tubuh manusia
(Wignyosoebroto,2000), seperti yang telah dijelaskan di atas diantaranya:
1. Umur
Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar
seiring dengan bertambahnya umur yaitu sejak awal kelahirannya sampai
dengan umur sekitar 20 tahunan. Penelitian yang dilakukan oleh A. F. Roche
dan G. H. Davila (1972) di USA diperoleh kesimpulan bahwa laki-laki akan
tumbuh dan berkembang naik sampai dengan usia 21,2 tahun, sedangkan
wanita 17,3 tahun. Meskipun ada sekitar 10% yang masih terus bertambah
tinggi sampai usia 23,5 tahun untuk laki-laki dan 21,1 tahun untuk wanita,
setelah itu tidak lagi akan terjadi pertumbuhan.
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali
dada dan pinggul.
3. Suku bangsa
Dimensi tubuh suku bangsa negara Barat lebih besar dari pada dimensi tubuh
suku bangsa negara Timur.
4. Posisi tubuh
Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh
karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei
pengukuran.
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
Tubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak. Istilah lain
untuk pengukuran ini dikenal dengan ‘static anthropometri’. Dimensi tubuh
yang diukur dengan posisi tetap meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam
posisi berdiri, maupun duduk, ukuran kepala, tinggi/ panjang lutut berdiri
maupun duduk, panjang lengan dan sebagainya.
Data dari hasil pengukuran, atau yang disebut dengan data anthropometri,
digunakan sebagai data untuk perancangan peralatan. Mengingat bahwa keadaan
dan ciri fisik dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga berbeda satu sama lainnya,
maka terdapat 3 prinsip dalam pemakaian data tersebut, yaitu:
Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar bisa menampung
atau dipakai dengan nyaman oleh semua orang yang mungkin memerlukannya.
Kursi pengemudi mobil yang bisa diatur maju-mundur dan kemiringan
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
1 : Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung
kepala).
5 : Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam
gambar tidak ditunjukkan).
6 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk (di ukur dari alas tempat duduk pantat
sampai dengan kepala).
11 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan. ujung lutut.
12 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari
lutut betis.
13 : Tinggi lutut yang bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.
14 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang di ukur dari lantai sampai dengan
paha.
15 : Lebar dari bahu (bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
18 : Lebar perut.
19 : Panjang siku yang di ukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam
posisi siku tegak lurus.
20 : Lebar kepala.
23 : Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan
(tidak ditunjukkan dalam gambar).
26 : Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan di ukur dari bahu sampai
dengan ujung jari tangan.
Adanya variansi tubuh yang cukup besar pada ukuran tubuh manusia
secara perseorangan, maka perlu memperhatikan rentang nilai yang ada. Masalah
adanya variansi ukuran sebenarnya akan lebih mudah diatasi bilamana mampu
merancang produk yang memiliki fleksibilitas dan sifat ‘mampu suai’ dengan
suatu rentang ukuran tertentu. Pada penetapan data anthropometri, pemakaian
distribusi normal akan umum diterapkan. Distribusi normal dapat diformulasikan
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
berdasarkan harga rata-rata dan simpangan standarnya dari data yang ada.
Berdasarkan nilai yang ada tersebut, maka persentil (nilai yang menunjukkan
persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau di bawah nilai
tersebut) bisa ditetapkan sesuai tabel probabilitas distribusi normal. Bilamana
diharapkan ukuran yang mampu mengakomodasikan 95% dari populasi yang ada,
maka diambil rentang 2,5th dan 97,5th persentil sebagai batas-batasnya.
Persentil menunjukkan jumlah bagian per seratus orang dari suatu populasi
yang memiliki ukuran tubuh tertentu. Tujuan penelitian, dimana sebuah populasi
dibagi-bagi berdasarkan kategori-kategori dengan jumlah keseluruhan 100% dan
diurutkan mulai dari populasi terkecil hingga terbesar berkaitan dengan beberapa
pengukuran tubuh tertentu. Sebagai contoh bila dikatakan persentil
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
ke-95 dari suatu pengukuran tinggi badan berarti bahwa hanya 5% data
merupakan data tinggi badan yang bernilai lebih besar dari suatu populasi dan
95% populasi merupakan data tinggi badan yang bernilai sama atau lebih rendah
pada populasi tersebut.
Menurut Julius Panero dan Martin Zelnik (2003), persentil ke-50 memberi
gambaran yang mendekati nilai rata-rata dari suatu kelompok tertentu. Suatu
kesalahan yang serius pada penerapan suatu data adalah dengan mengasumsikan
bahwa setiap ukuran pada persentil ke-50 mewakili pengukuran manusia rata-rata
pada umumnya, sehingga sering digunakan sebagai pedoman perancangan.
Kesalahpahaman yang terjadi dengan asumsi tersebut mengaburkan pengertian
atas makna 50% dari kelompok. Sebenarnya tidak ada yang dapat disebut
“manusia rata-rata”.
Ada dua hal penting yang harus selalu diingat bila menggunakan persentil.
Pertama, suatu persentil anthropometri dari tiap individu hanya berlaku untuk satu
data dimensi tubuh saja. Kedua, tidak dapat dikatakan seseorang memiliki
persentil yang sama, ke-95, atau ke-90 atau ke-5, untuk keseluruhan dimensi.
Tidak ada orang dengan keseluruhan dimensi tubuhnya mempunyai nilai persentil
yang sama, karena seseorang dengan persentil ke-50 untuk data tinggi badannya,
memiliki persentil 40 untuk data tinggi lututnya, atau persentil ke-60 untuk data
panjang lengannya seperti ilustrasi pada Gambar 2.6, berikut.
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
Gambar 2.6 Ilustrasi Seseorang dengan Tinggi Badan P50 Mungkin Saja
Memiliki Jangkauan Tangan Ke Samping P55
Sumber: Panero, Julius dan Zelnik, Martin, 2003
Tabel 2.3 Macam Persentil Dan Cara perhitungan Dalam Distribusi Normal
Percentil Perhitungan
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
1st x 2.325 x
2.5th
x 1.96 x
5th x 1.645 x
10th x 1.28 x
50th x
90th x 1.28 x
95th x 1.645 x
97.5th
x 1.96 x
99th
x 2.325 x
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
b. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas
dari populasi yang ada), Agar dapat memenuhi sasaran pokok tersebut
maka ukuran diaplikasikan, yaitu:
Produk dirancang berdasarkan pada ukuran rata-rata tubuh manusia atau dalam
rentang 50-th percentile.
1. Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana yang
nantinya difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut,
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
5. Pilih persentil populasi yang harus diikuti; ke-5, ke-50, ke-95 atau nilai
persentil yang lain yang dikehendaki.
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
yang ada. Atribut-atribut tersebut bisa berupa sikap/posisi kerja orang, kesesuaian-
tidaknya dimensi/ukuran produk ataupun fasilitas kerja dengan antropometri,
tingkat produktivitas kerja (diukur dari waktu maupun standar keluaran),
kenyamanan, pengaruh beban kerja terhadap fisik maupun mental manusia, dan
lain-lain. Langkah awal dilakukan dengan mengumpulkan, mengolah, menguji
dan melakukan analisa data terhadap atribut-atribut ergonomi yang dipilih serta
relevan dengan rancangan yang ingin diperbaiki.
Selanjutnya mengembangkan konsep rancangan produk, fasilitas maupun
kondisi kerja yang bisa diharapkan bisa memperbaiki memperbaiki kinerja
(performance) dengan mengacu pada atribut-atribut ergonomis yang telah
ditetapkan. Pertimbangan aspek ergonomi didalam rancangan diharapkan akan
mampu memperbaiki kinerja produk maupun fasilitas kerja seperti mengurangi
waktu interaksi (interaction time), menekan tingkat kesalahan dalam
pengoperasian (human errors), memperbaiki tingkat kepuasan pengguna (user
satisfaction), dan mempermudah pemakaiannya (device usability) (Stanton and
Young, 1999).
Modifikasi terhadap rancangan yang berdasarkan pertimbangan ergonomi
kemudian direalisasikan dengan langkah pembuatan prototipe. Selanjutnya
dilakukan langkah pengujian terhadap prototipe tersebut untuk melihat seberapa
jauh dan signifikan kinerja rancangan produk/silitas kerja yang baru tersebut
mampu memenuhi tolok ukur kelayakan ergonomis seperti aplikasi data
antropometri yang sesuai, waktu/output standard, penggunaan enersi kerja fisik
dan keluhan subyektif.
2.12 Prototipe
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
produk yang menarik bagi tim pengembangan produk dapat ditampilkan sebagai
sebuah prototipe.
Profil gigi suatu roda gigi adalah merupakan gambar bentuk gigi yang
digambar atau dilukis menggunakan beberapa metode. Menggambar profil gigi
roda gigi dapat menggunakan beberapa metode sesuai dengan yang dikehendaki,
oleh karena itu di dalam industri banyak jenis roda gigi yang dipakai. Ada gigi
yang profilnya bentuk sikloide, ada yang evolvente, dan ada yang bentuknya dari
koordinat. Perlu diketahui bahwa pada kendaraan maupun mesin yang bergerak
putar maupun gerak lurus dilengkapi dengan komponen roda gigi. Roda gigi
sangat bermanfaat dalam pemindahan gaya atau beban dari suatu poros ke poros
yang lain. Pemindahan gaya dari satu poros ke poros yang lain dapat dilakukan
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
dengan cara kedua poros tersebut sejajar, bersilangan, dan juga posisi poros tegak
lurus. Hal ini tergantung kondisi dari posisi penggeraknya. Oleh karena itu bentuk
roda gigi sangat berfariasi, ada yang lurus, miring, kerucut, rak, dan berbentuk
ulir. (TEKNOIN, Vol. 11, No. 1, Maret 2006, 13-24 17)
Roda gigi Roda gigi kerucut lurus, (f) (Klasifikasi atas dasar
dengan poros Roda gigi kerucut spiral, bentuk jalur gigi)
berpotongan (g)
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
Roda gigi miring (b) mempunyai jalur gigi yang membentuk ulir pada silinder
jarak bagi. Pada roda gigi miring ini, jumlah pasangan gigi yang saling membuat
kontak serentak (disebut “perbandingan kontak”) adalah lebih besar dari pada
roda gigi lurus, sehingga pemindahan momen atau putaran melalui gigi-gigi
tersebut dapat berlangsung dengan halus. Sifat ini sangat baik untuk
mentransmisikan putaran tinggi dan beban besar. Namun roda gigi miring
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
memerlukan bantalan aksial dan kotak roda gigi yang lebih kokoh, karena jalur
gigi yang berbentuk ukir tersebut menimbulkan gaya reaksi yang sejajar dengan
poros. Dalam hal roda gigi miring ganda (c) gaya aksial yang timbul pada gigi
yang mempunyai alur berbentuk V tersebut, akan saling meniadakan. Dengan
roda gigi ini, perbandingan reduksi, kecepatan keliling, dan daya yang diteruskan
diperbesar, tetapi pembuatannya sukar. Roda gigi dalam (d) dipakai jika diingini
alat transmisi dengan ukuran kecil dengan perbandingan reduksi besar, karena
pinyon terletak didalam roda gigi. Batang gigi (e) merupakan dasar profil pahat
pembuat gigi. Pasangan antara batang gigi dan pinyon dipergunakan untuk
merubah gerakan putar menjadi lurus atau sebaliknya.
a. Roda gigi lurus. Pada roda gigi jenis ini pemotongan giginya searah dengan
poros gigi. Untuk permukaan memanjang pemotongan giginya kadang-kadang
dilakukan dengan arah membentuk sudut terhadap batang gigi rack.
b. Roda gigi helix. Jenis gigi ini pemotongan giginya tidak lurus tetapi sedikit
miring membentuk sudut di sepanjang badan gigi yang bentuknya silinder
c. Roda gigi payung . Pada jenis roda gigi ini pemotongan gigi-giginya pada
bagian ujung yang berbentuk konis. Gigi-giginya dibentuk dengan arah lurus,
searah degan poros roda gigi.
d. Roda gigi spiral. Gigi gigi roda gigi ini arahnya membentuk suatu kurva,
biasanya pemotongan gigi-giginya juga pada permukaan yang berbentuk konis.
e. Roda gigi cacing. Jenis roda gigi ini biasanya merupakan suatu pasangan yang
terdiri dari batang berulir cacing dan roda gigi cacing.
f. Roda gigi dalam. Pada jenis roda gigi ini pemotongan gigi-giginya adalah pada
bagian dalam dari permukaan ring / lubang. Pada umumnya bentuk gignya
adalah lurus seperti roda gigi lurus. (TEKNOIN, Vol. 11, No. 1, Maret 2006, 13-
24 17).
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
Secara umum fungsi roda gigi yaitu untuk meneruskan gaya dari poros
penggerak ke poros yang digerakkan, mengubah putaran tinggi ke putaran rendah
atau sebaliknya, dapat juga memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang
lain, seperti yang digunakan pada pompa roda gigi. Roda gigi dikelompokan
menjadi tiga kelompok, sesuai kedudukan yang diambil oleh poros yang
dipergunakan dalam industri, yaitu posisi poros yang satu terhadap poros yang
lain. (TEKNOIN, Vol. 11, No. 1, Maret 2006, 13-24 17).
Pada gambar profil gigi gambar 2.6, terdapat banyak nama yang harus
dipahami betul. Oleh karena itu uraian nama-nama bagian gigi yang penting disini
dengan singkat.
Lingkaran alas, adalah lingkaran pada alas roda gigi. Diameter dari
lingkaran ini dinyatakan dengan Dv.
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
Jumlah gigi dari suatu roda gigi dinyatakan dengan huruf z, jumlah
putaran tiap-tiap menit dengan n.
..................................................persamaan (1)
Jarak antara t adalah jarak dua gigi berturut-turut, diukur pada lingkaran
jarak. Jadi, jarak antara ialah busur A-C. Jarak antara adalah juga sama
dengan lebar lekuk+ tebal gigi, diukur pada lingkaran jarak. Lebar lekuk
ialah busur A-B, tebal gigi ialah busur B-C.
t = m x..................................................persamaan (2)
.....................................persamaan (3)
ternyata :
.........................................persamaan (4)
Tinggi puncak Hk, adalah jarak dari lingkaran puncak sampai lingkaran
jarak.
Hk = m..................................................persamaan (5)
Tinggi alasHv, adalah jarak dari lingkaran – jarak sampai lingkaran – alas.
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
Alas gigi ialah bagian gigi antara lingkaran jarak dan lingkaran alas.
Profil gigi ialah bentuk penampang lintang tegak lurus dari gigi.
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan secara sistematis mengenai langkah-langkah yang
dilakukan dalam penelitian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
penelitian ditunjukan pada gambar. 3.1 sebagai berikut.
Mulai
Perumusan Masalah
Manfaat Penelitian
Pengumpulan data
Dokumentasi
Wawancara
Tahap Pengumpulan Data
Identifikasi alat penyaring tahu
Perhitungan Mekanika
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
1.1.1.1 Tahap ini diawali dengan studi pustaka, studi lapangan, perumusan
masalah, penentuan tujuan penelitian dan menentukan manfaat
penelitian. Langkah-langkah yang ada pada tahap identifikasi
masalah tersebut dijelaskan pada sub bab berikut ini.
3.1.1 Studi Pustaka
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
3.2.1 Dokumentasi
3.2.2 Wawancara
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Permasalahan dalam penelitian akan lebih mudah untuk diselesaikan
bilamana ada data yang berkaitan langsung dengan permasalahan.
Penyelesaian dalam penelitian ini dilakukan dengan tahap pengumpulan dan
pengolahan data. 4.1 Pengumpulan Data
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
4.1.2 Wawancara
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
pengering mesin cuci. Prinsip kerja dari bebrapa peralatan tersebut nantinya akan
didapatkan masukan tentang hal – hal yang ingin diganti ataupun dilakukan
penambahan baik pada komponen atau kelengkapan alat penyaring tahu sebagai
pertimbangan dalam perancangan.
Setelah itu katup bilas ditutup dan katup air masuk dibuka air pun masuk
ke drum mesin cuci, bila level sudah sampai katup air masuk pun ditutup dan
mesin cuci pun mulai membilas. Jika waktu bilas sudah habis, maka kontrol akan
membuka katup buang dan air bilasan pun keluar. Setelah itu proses pengeringan
pun dilakukan dengan jalan memutar drum mesin cuci. Jika waktu pengeringan
sudah habis maka mesin cuci pun berhenti secara otomatis dan proses pencucian
telah selesai.
Lain halnya dengan prinsip ekstraktor madu, cara kerja dari ekstraktor
madu yaitu madu dimasukkan ke dalam suatu seri keranjang kawat yang
berbentuk tangki silinder, yang berisikan empat kawat dengan ukuran berbeda,
lalu madu dialirkan pada keranjang kecil hingga menuju pinggir, pada proses
penyaringan madu, tenaga yang digunakan adalah tenaga manual yang berasal
dari engkol tanggan penggunanya (Winarno,1982).
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
k.
Sebelum
Bekerja Setelah Bekerja
Pekerja (per menit) (per menit) Ya Yb KE
1 79 142 2.938795453 8.063795 5.124999
Rata-rata 6.056899
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
Diameter lingkar
2 genggam dlg 0.57735 2.55 3.50 4.45
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
= 47,19 – 5
= 42,19 cm
= 119,68 + 10 - 80
= 49,68 cm
3. Tebal engkol
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
= 2,55 cm
4. Panjang engkol
= 16,62 -5
= 11,62 cm
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
No Bagian Ukuran
Dimensi engkol
- Tebal engkol 2,55 cm
2 - Panjang engkol 11,62 cm
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
1. Bevel gear
2. Sprocket
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
3. Flywheel
4. Wadah
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
5. Rangka
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
(a) (b)
(d)
(c)
Gambar 4.13 Proses perakitan alat saring
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
Z2 Z
Z4 Z3
Jika diketahui
Z1 = 32
Z2 = 16
Z3 = 10
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
Z4 = 16
120 : Nawal = 32 x 10 : 16 x 16
Nawal = 96 rpm
Dimana :
Z = jumlah gigi
Jika diketahui :
m = 62 kg
R = 40 cm = 0.4 m
ω = 120 rpm
V=ωx2xπxR
120
= x 2 x π x 0.4
60
= 5.024 m/s
Fr = m x a
v 2
= m
R
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
(5.024)2
= 62 x
0.4
= 3912.289 kg.m/s2
Dimana :
m = massa (kg)
R = jari-jari (cm)
V = kecepatan (m/s)
τ=Fxl
= 20 x 11,62
= 232,4 kg.f.cm.
F3
F1
F2
Jika diketahui:
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
massa (m) = 62 kg
gaya flywheel = 20 N
F=0
N- m.g = 0
N = m.g
N = 620 N
kekuatan rangka
F=0
– F1 – F2 + F3 = 0
– 620 – 20 + F3 = 0
F3 = 640 N
Jika diketahui :
IV-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
3,14
V = x r ²x t
V = 3,14 x 20 ²x 28
V = 35168 cm3
IV-
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV-80
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
Biaya non material terdiri dari biaya tenaga kerja (termasuk biaya
proses permesinan) dan biaya ide, dan transportasi. Besarnya biaya non
material yang dikeluarkan adalah sebagi berikut.
I
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
BAB V
ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Analisis dan interpretasi hasil penelitian bertujuan menjelaskan hasil dari
pengolahan data, sehingga hasil penelitian menjadi lebih jelas. Analisis dalam
penelitian ini diuraikan pada sub bab berikut ini.
Analisis dalam hal ini meliputi analisis alat penyaring tahu yang ada saat
ini. Alat penyaring tahu pada industri Sari Murni saat ini, hanya berfungsi
sebagai penopang beban, sehingga dalam pengoperasiaanya masih menggunakan
tenaga manual dan membutuhkan energi yang besar untuk melakukannya. Selain
itu waktu yang dibutuhkan untuk proses penyaringan dengan menggunakan alat
penyaring tahu saat ini membutuhkan waktu sebesar 30 menit untuk satu kali
proses penyaringan. Sedangkan dalam satu hari proses penyaringan biasa
dilakukan dengan rata-rata sebesar 13 kali. Hal ini jelas membutuhkan tenaga
ekstra untuk melakukan pekerjaan tersebut.
I-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
I-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
I-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
Tabel 5.3 Mekanisme penggunaan alat penyaring tahu sebelum dan sesudah
memakai hasil rancangan
Sebelum
No Analisa Setelah Perancangan Analisa
Perancangan
Pekerja Pekerja
meletakkan meletakkan
alat saring alat saring
dan dan
memasang mengaitkan
1 kain syfon kain syfon.
dengan
mengaitkan
ke dalam
kaitan yang
telah tersedia.
Pekerja Pekerja
mengangkut mengangkut
ember yang ember yang
berisi kedelai berisi
2 cair dari kedelai cair
tungku dari tungku
masak ke masak ke
dalam alat dalam alat
saring. saring.
Pekerja
menggoyang- Pekerja
goyangkan hanya
kedelai cair memutar
panas dan engkol pada
menahan alat saring
3 beban yang tanpa perlu
akan menahan
disaring. beban yang
akan
disaring.
I-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan berdasarkan analisis yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya serta saran pengembangan penelitian selanjutnya.
6.1 KESIMPULAN
6.2 SARAN
I-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
DAFTAR PUSTAKA
Nurmianto, Eko, 2004. Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasi, Surabaya: Prima
Printing.
Murrel, 1965. Ergonomic design for peole at work: the design of jobs, including
works..
Sularso, Ir, MSME dan Kiyokatsu. S. 1987. Dasar Perencanaan dan Pemilihan
elemen Mesin. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Sutalaksana, I.Z. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Jakarta: PT Guna Widya.
Wignjosoebroto Sritomo, 2000. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Guna Widya,
Surabaya.
Bernard, B.P. and Fine, L.J. 1997. Musculoskeletal Disorders and Workplace
Factors. A Critical Review of Epidemiologic Evidence for Work-Related
Musculoskeletal Disorders of the Neck, Upper extremity, and Low Back.
NIOSH US Department of Health and Human Services. New York: Taylor
& Francis.
Panero dan Zelnik. 2003. Dimensi Manusia & Ruang Interior. Jakarta: Erlangga.
Sanders, Marks S., & Cornic, Erness J. 1993. Physical Works end Human Factor
Engineering. USA : McGraw – Hill Inc.
Barnes, R.M., 1937, Motion and Time Study, Design and Mesurement of Work,
Willy and Sons, New York.
Cara Kerja Mesin Pengering pada Mesin Cuci . 2010. [online accesed
08:30 Januari 15, 2010] available at URL: http://www.google.com.
I-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
Winarno, 1982. Mesin Ekstraktor Madu[online accesed 09:00 Januari 15, 2010]
available at URL: http://www.google.com.
I-
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.i
I-