id
LAPORAN KHUSUS
Oleh :
Karina Angelina
NIM R0007007
PENGESAHAN
dengan peneliti :
Karina Angelina
NIM. R0007007
Pembimbing I Pembimbing II
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN PERUSAHAAN
dengan peneliti :
Karina Angelina
NIM. R0007007
Pembimbing Magang,
iii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
iv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan YME yang telah
memberikan begitu banyak kelimpahan rahmat, hidayah serta karunia yang tidak
Sebelas Maret Surakarta. Disamping itu praktek kerja lapangan ini dilaksanakan
serta problematika dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di
selesainya laporan ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik
dalam proses penyusunan laporan ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak
1. Bapak Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr., M.S., Selaku Dekan Fakultas Kedokteran
v
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Bapak Putu Suriyasa, dr., P.K.K., M.S., Sp.Ok., Selaku Ketua Progam
7. Seluruh keluarga besar karyawan PT. Trakindo Utama cabang Jakarta, yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala ilmu yang sangat
berharga dan bimbingan yang telah diberikan, serta penerimaan yang begitu
magang.
9. Kedua Orang Tuaku, Ayahanda Christian Raprap dan Ibunda Nia Kurniawati,
vi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
selalu menjadi inspirasi bagi penulis, Oma, adik-adikku Novita Krisna Lestari,
pada penulis, Om Mul Budi Muliawan dan Bar Sabar Nugroho yang tiada
henti mendukung dan membimbing penulis, serta seluruh keluarga besar yang
telah memberikan kasih sayang, doa, serta dukungan yang tak ternilai
harganya.
Dahlan, terima kasih atas kerjasamanya serta dukungan dan bantuan yang
11. Teman-teman Program Studi DIII Hiperkes & KK Angkatan 2007 khususnya
Dyah Ayu K., Kalpika Anis S., Tatik Madiyati, Melinda Putri, Dimas Okhy
Anto P., Anton Sujarwo, terima kasih banyak atas segala dukungan yang
13. Sofan Putra Perdana dan keluarga, terima kasih banyak atas segala dukungan,
14. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan magang dan penulisan
laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan yang besar kepada semua
pihak yang telah banyak membantu. Penulis menyadari tidak akan bisa membalas
vii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak dan semoga Tuhan YME membalas
semua budi baik dan bantuan yang telah diberikan, amin. Akhir kata penulis
menyadari dengan keterbatasan yang ada pada laporan khusus ini jauh dari sempurna
baik materi maupun teknik penulisannya. Karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun guna penyempurnaan laporan khusus ini. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya serta pembaca pada umumnya.
Penulis,
Karina Angelina
viii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN
ix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Pembahasan ....................................................................................... 63
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 73
B. Saran .................................................................................................. 74
LAMPIRAN
x
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 9. Diagram Proses Pelatihan K3L dan Kompetensi Personil non SHE
Lampiran 10. Analisa Kebutuhan Pelatihan K3L (&Matriks) untuk Personil SHE
Lampiran 11. Analisa Kebutuhan Pelatihan K3L (&Matriks) untuk Personil non SHE
xii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
dihadapkan pada tantangan-tantangan baru yang harus bisa segera diatasi bila
perusahaan tersebut ingin tetap eksis. Berbagai macam tantangan baru muncul
seiring dengan perkembangan jaman. Namun masalah yang selalu berkaitan dan
melekat dengan dunia kerja sejak awal dunia industri dimulai adalah timbulnya
Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi
kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban
jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini
Kerugian yang langsung yang nampak dari timbulnya kecelakaan kerja adalah
keselamatan yang lebih baik, penghentian alat produksi, dan hilangnya waktu
Jumlah kerugian materi yang timbul akibat kecelakaan kerja sangat besar.
Sebagai ilustrasi bisa dilihat catatan National Safety Council (NSC) tentang
1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
kecelakaan kerja yang terjadi di Amerika Serikat. Di Amerika pada tahun 1980
kecelakaan kerja telah membuat kerugian bagi negara sebesar 51,1 milyar dollar.
Kerugian ini setiap tahun terus bertambah seiiring dengan berkembangnya dunia
industri di Amerika.
Pada tahun 1995 jumlah kerugian yang diderita oleh pemerintah Amerika
sudah mencapai angka 119 milyar dollar. Pertumbuhan kerugian sebesar 67,9
milyar dollar selama 15 tahun merupakan angka yang sulit dibayangkan besarnya.
Kerugian ini belum termasuk hilangnya korban jiwa yaitu setiap tahun 1 dari 10
Di Indonesia sendiri sangat sulit menentukan jumlah angka kerugian materi yang
muncul akibat dari kecelakaan kerja. Hal ini karena setiap kejadian kecelakaan
yang mereka derita. Namun menurut catatan dari Departemen Tenaga Kerja
(Depnaker) pada tahun 1999 terjadi 27.297 kasus kecelakaan kerja, dengan jumlah
korban mencapai 60.975 pekerja. Dari sejumlah korban tersebut terdiri dari 1.125
pekerja tewas, 5.290 cacat seumur hidup dan 54.103 pekerja sementara tidak bisa
bekerja.
lingkungan perusahaan agar angka kecelakaan kerja yang tinggi bisa diatasi. Dana
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
agar lebih aman dan meningkatkan sistem manajemen keselamatan kerja secara
mengurangi angka kecelakaan kerja. Namun masih jauh untuk mencapai angka
membuat para ahli dibidang industri bertanya-tanya faktor apakah yang terlupakan
bahwa para praktisi safety telah melupakan aspek utama dalam mencegah
terjadinya kecelakaan kerja yaitu aspek behavioral para pekerja. Pernyataan ini
sulit untuk di kontrol secara tepat, 80-95 persen dari seluruh kecelakaan kerja
Pendapat Cooper tersebut didukung oleh hasil riset dari NCS tentang
penyebab kecelakaan kerja 88% adalah adanya unsafe behavior, 10% karena
Unsafe behavior adalah tipe perilaku yang mengarah pada kecelakaan seperti
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
untuk mencegah kecelakaan kerja. Perubahan yang didapatkan tidak bisa bertahan
lama karena para pekerja kembali pada kebiasaan lama yaitu unsafe behavior.
dalam terjadinya kecelakaan kerja maka untuk mengurangi kecelakaan kerja dan
behavior di tempat kerja, yang bila diterapkan oleh seluruh pekerja maka akan
B. Rumusan Masalah
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah, “Bagaimana P.T.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
Area Workshop?”
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Perusahaan
3. Penulis
di tempat kerja.
b. Mempraktekkan ilmu keselamatan dan kesehatan kerja yang telah didapat dan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Sumber Bahaya
kerugian langsung maupun tidak langsung. Kerugian ini bisa dikurangi jika
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dengan cara dideteksi sumber-
sumber bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
a. Manusia
Rumondang B. Silalahi, 1995). Selain itu apa yang diterima atau gagal diterima
b. Peralatan
jika tidak digunakan sesuai fungsinya, tidak ada latihan tentang penggunaan alat
tersebut, tidak dilengkapi dengan pelindung dan pengaman serta tidak ada
6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
dari mesin atau alat yang berbahaya dapat dideteksi sedini mungkin (Syukri
Sahab, 1997)
c. Bahan
Menurut Syukri Sahab (1997) bahaya dari bahan meliputi berbagai resiko
1) Mudah terbakar,
2) Mudah meledak,
3) Menimbulkan alergi,
4) Menyebabkan kanker,
5) Bersifat racun,
6) Radioaktif,
tergantung pada :
d. Proses
Dalam proses kadang menimbulkan asap, debu, panas, bising dan bahaya
mekanis seperti terjepit, terpotong atau tertimpa bahan. Hal ini dapat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
mengakibatkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Tingkat bahaya dari proses
4) Lingkungan kerja,
f. Lingkungan Kerja
2) Kebersihan udara,
4) Kekuatan bunyi,
2. Kecelakaan Kerja
terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena
berangkat dari rumah menuju tempat kerja daan pulang kerumah melalui jalan
kerja sebagai berikut: “Kejadian tak terkontrol atau tak direncanakan yang
terganggunya proses kerja dengan atau tanpa berakibat pada cedera, sakit,
Pada dasarnya kecelakaan disebabkan oleh dua hal yaitu tindakan yang
tidak aman (unsafe act) dan kondisi yang tidak aman (unsafe condition). Dari
data kecelakaan didapatkan 85% sebab kecelakaan adalah faktor manusia. Oleh
karena itu sumber daya manusia dalam hal ini memegang peranan penting dalam
(Suma‟mur, 1996).
digunakan pada cara berpikir modern dalam prinsip pencegahan kecelakaan dan
loss control. Teori ini menyatakan bahwa kecelakaan tidak datang dengan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
terjadinya kecelakaan tersebut. Urutan domino dapat dilihat seperti di bawah ini.
Dalam Teori Domino Heinrich, kecelakaan terdiri atas lima faktor yang
saling berhubungan :
a. Kondisi kerja,
b. Kelalaian manusia,
d. Kecelakaan,
e. Cedera.
Kelima faktor ini tersusun layaknya kartu domino yang diberdirikan. Jika
satu kartu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan
Ilustrasi ini mirip dengan efek domino yang telah kita kenal sebelumnya,
jika satu bangunan roboh, kejadian ini akan memicu peristiwa beruntun yang
menghilangkan tindakan tidak aman sebagai poin ketiga dari lima faktor penyebab
Jika kartu nomer 3 tidak ada lagi, seandainya kartu nomer 1 dan 2 jatuh,
Dengan adanya gap/jarak antara kartu kedua dengan kartu keempat, pun
jika kartu kedua terjatuh, ini tidak akan sampai menimpa kartu nomer 4.
dalam hal ini ialah salah satu dari empat fungsi manajemen yaitu : planing
controling (pengendalian).
Teori Domino yang pertama akan jatuh karena kelemahan pengawas dan
faktor :
kesehatan kerja yang baik perusahaan harus membuat suatu program keselamatan
spesifik dan tidak cukup jelas serta kurang tingginya standar yang diterapkan.
a) Kurangnya pengetahuan,
b) Kurangnya ketrampilan,
d) Kurangnya motivasi,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
h) Penyalahgunaan wewenang.
Adalah tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman yang secara langsung
Yaitu pelanggaran terhadap tata cara kerja yang aman sehingga dapat
f) Kondisi lingkungan kerja mengandung debu, gas, asap, atau uap yang
h) Paparan radiasi,
d. Kecelakaan (Accident)
jalannya akan selalu terbuka untuk kontak dengan sumber bahaya. Kecelakaan
3. Safety Behavior
mengidentifikasi bahaya serta menilai potensi resiko yang timbul hingga bisa
error hingga pada skala lebih dari 80%. Penyebab langsung (Direct Cause)
sebagai penyebab utama berasal dari unsafe act (tindakan tidak aman) serta unsafe
oleh :
Berpendapat bahwa bila selama ini bekerja dengan cara ini (unsafe) tidak
namun tentu saja hal ini merupakan potensi besar untuk terjadinya kecelakaan
kerja.
kebutuhan akan keselamatan (safety needs) namun adanya need lain menimbukan
Para manajer ini secara langsung atau tidak langsung memotivasi para
demi kepentingan produksi. Keadaan ini menghasilkan efek negatif yaitu para
reward. Hal ini membuat unsafe behavior yang seharusnya dihilangkan namun
Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa perubahan sikap akan mengubah
perilaku. Berbagai upaya yang dapat dilakukan adalah melalui kampanye dan
safety training. Pendekatan ini tidak selalu berhasil karena ternyata perubahan
sikap tidak diikuti dengan perubahan perilaku. Sikap sering merupakan apa yang
perilaku unsafe harus konsisten dan segera setelah muncul, hal inilah yang sulit
dilakukan karena tidak semua unsafe behavior dapat terpantau secara langsung.
Cara ini sulit dilakukan karena reward minimal harus setara dengan
level saja. Hal ini berarti para pekerja yang berhubungan langsung dengan unsafe
safety mengatasi hal ini dengan menerapkan sistem bottom-up, sehingga individu
unsafe behavior (sampai pada proporsi yang terkecil) yang menjadi penyumbang
analisis terapan dan memberi reward tertentu pada individu yang mengidentifikasi
unsafe behavior.
berhubungan agar cepat ditangani sehingga tidak lagi memicu terjadinya unsafe
behavior. Unsafe atau safety behavior yang teridentifikasi dari proses tersebut
disusun dalam check list dalam format tertentu, kemudian dimintakan persetujuan
dikontrol atau dihilangkan. Syarat utama yang harus dipenuhi yaitu, unsafe
tertentu. Makin banyak observasi makin reliabel data tersebut, dan safety behavior
akan meningkat.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
jumlah safety behavior. Berdasarkan data tersebut bisa dilihat letak hambatan
yang dihadapi. Data ini menjadi umpan balik yang bisa menjadi reinforcement
positif bagi karyawan yang telah berprilaku safe, selain itu bisa juga menjadi dasar
kerja yang dilibatkan, karyawan diminta untuk menjadi relawan yang bertugas
sebagai observer yang tergabung dalam sebuah project team. Observer ditraining
behavior yang diletakkan dalam check list. Daftar ini ditunjukkan pada para
observasi pada periode waktu tertentu, untuk menentukan baseline. Setelah itu
dilakukan oleh karyawan sendiri. Observer terus melakukan observasi. Data hasil
observasi kemudian dianalisis untuk mendapatkan feed back bagi para karyawan.
Team project juga bertugas memonitor data secara berkala, sehingga perbaikan
Dalam sistem behavioral safety umpan balik dapat berbentuk: umpan balik
verbal yang langsung diberikan pada karyawan sewaktu observasi; umpan balik
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
dalam bentuk data (grafik) yang ditempatkan dalam tempat-tempat yang strategis
dalam lingkungan kerja; dan umpan balik berupa briefing dalam periode tertentu
dimana data hasil observasi dianalis untuk mendapatkan umpan balik yang
menyediakan sarana dan bantuan bagi tindakan yang harus segera dilakukan,
Ada delapan hasil penerapan behavioral safety yang terencana dalam suatu
perusahaan (Cooper,1999).
behavior as part of a health and safety management system, unsur inti dari
ABC Model of Behavior menentukan perilaku yang dipicu oleh satu set
perilaku) dan diikuti oleh konsekuensi (hasil dari perilaku bagi individu) yang
sudah jelas dan pada tempatnya, banyak staf tidak mengenakan pelindung telinga
memperkuat terjadinya perilaku dan konsekuensi yang terjadi untuk perilaku yang
yang jelas mengenai perilaku dan apa yang penting bagi orang-orang yang
pengalaman spesifik perilaku sangat penting. ABC model of behavior adalah dasar
utama :
umpan balik yang diterima) memiliki dampak yang kuat dalam menentukan
perilaku. Apa yang terjadi sebelum perilaku (antecedents) juga dapat memiliki
kebijakan perusahaan).
berubah sebagai dimaksudkan, dan apakah perubahan itu karena intervensi, atau
faktor lainnya.
organisasi, target populasi dan perilaku yang harus diubah. Ketiga unsur ini
diperbaiki
membangun hasil yang diinginkan atau output dari kelompok individu yang
dicapai karena jika hal ini tidak diketahui, maka tidaklah mungkin untuk menilai
keberhasilan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
diperlukan untuk mencapai hasil ini perlu didirikan. Ketika menentukan perilaku
yang diinginkan adalah penting untuk ingat bahwa perilaku yang nyata dan
diamati, bukanlah keyakinan, sikap atau subjektif. Perilaku ini perlu didefinisikan
keselamatan‟ adalah terlalu umum. Hal ini diperlukan untuk menentukan perilaku
memeriksa apa yang membedakan perilaku karyawan yang efektif dari mereka
yang kurang efektif di daerah di mana perbaikan yang dicari. Penilaian risiko juga
dapat digunakan untuk mengidentifikasi perilaku kritis yang aman dan tidak aman
Perilaku ini harus dinyatakan sebagai tindakan yang positif, sebagai lawan
mencapai yang terakhir dengan tidak melakukan apa-apa, yang berarti itu bukan
perilaku. perangkap ini dapat dihindari dengan menerapkan Dead Man Test yang
melakukan itu, itu bukanlah perilaku dan Anda tidak perlu membuang waktu
keselamatan umum organisasi adalah nol kecelakaan, yang melanggar Dead Man
Test, sebagaimana fakta bahwa orang mati tidak pernah mengalami kecelakaan.
Hal ini penting untuk menentukan perilaku kritis yang positif meningkatkan
keselamatan.
Selain menjadi tindakan positif, perilaku harus dapat diamati, diukur, dan
yang tidak diamati, tetapi ini tidak dapat menjadi kasus, misalnya dengan definisi
semua perilaku yang diamati, bahkan jika perilaku tersebut hanya diamati
oleh seorang aktor. Jika sesuatu itu tidak dapat diamati, maka sesuatu itu bukanlah
perilaku.
Begitu sesuatu yang dapat diamati maka dapat diukur, bahkan jika perilaku
tidak terjadi itu dapat diukur, "ukurannya adalah nol". Adalah penting bahwa
perilaku dapat diukur secara andal apakah perubahan perilaku akan terjadi. Cara
yang paling efektif untuk menguji keandalan adalah untuk membandingkan hasil
dari dua pengamat yang mengamati perilaku yang sama. Jika mereka datang
dengan hasil yang sama, maka pengukuran perilaku mereka cukup handal. Ketiga
Sasaran individu atau kelompok harus memiliki kendali atas perilaku kritis
untuk intervensi perilaku untuk bekerja. Jika perilaku tersebut tidak berada dalam
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
kendali mereka, maka tidak akan mungkin bagi mereka untuk mengubah perilaku
Analisis ABC dilakukan pada perilaku yang diinginkan dan perilaku saat
1) Mengubah antecedents
diinginkan tidak di tempat maka hal ini perlu ditangani. Pendahulu yang penting
dan diperlukan agar individu untuk melakukan perilaku sehingga, semua individu
semua karyawan yang bekerja di atas enam kaki harus mengenakan safety
harness. Akibatnya, ini berarti bahwa semua operator proses perlu memakai safety
proses operator tidak menggunakan safety harness dengan benar dan dengan
2) Analisis Konsekuensi
perilaku yang tidak diinginkan dalam hal jangka waktu mereka, prediktabilitas
dan signifikansi. Sebuah cara yang efektif untuk memastikan bahwa konsekuensi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
ini, yang menyoroti area yang membutuhkan perubahan. Intervensi ini akan
ini dari perilaku yang tidak diinginkan. Pada kenyataannya, campuran keduanya
akan dibutuhkan.
tingkat perubahan.
pada Model ABC, tetapi ABC analysis jarang digunakan secara eksplisit.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
a. Pelaksanaan
perilaku yang sesuai dengan tingkat kematangan budaya di tempat kerja, karena
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
gagal. Karena itu penting bagi organisasi untuk menetapkan bahwa mereka siap
terjadi selama pelaksanaan program, maka program bisa ditunda sampai setelah
reorganisasi.
karyawan dalam program ini. Bagi individu untuk terlibat mereka harus merasa
bahwa pandangan dan pendapat mereka adalah penting dan bahwa mereka dapat
kelompok sangat penting untuk dilibatkan adalah para supervisor baris pertama
dilakukan.
karyawan untuk terlibat dalam menjalankan program ini karena individu yang
kasus, karyawan diminta untuk secara sukarela untuk menjadi pengamat, tetapi
cara memberikan umpan balik, baik tatap muka atau ke grup. Jumlah
individu terlatih dan kedalaman pelatihan akan tergantung pada program tertentu.
Beberapa program melatih semua staf, sedangkan yang lain melatih minoritas
sendiri akan situasi dengan pengamatan peserta pelatihan itu. Mayoritas penyedia
pengamat internal.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
daftar perilaku keselamatan penting untuk disertakan pada daftar periksa yang
keterbatasan yang jarang tetapi kritis kesehatan dan perilaku keselamatan dapat
asbes) dan perilaku yang karena kebetulan belum belum menyebabkan cedera
recordable. Selain itu, kualitas dan tingkat detail yang diberikan oleh laporan
Ini melibatkan melakukan observasi awal untuk menetapkan tingkat saat ini
umpan balik dimulai. Ini adalah proses yang berkelanjutan dari observasi, umpan
1) Pengamatan
memakai semua APD benar) dan pengamat harus menunjukkan apakah individu
tersebut aman, tidak aman atau perilaku tidak diamati. Sangat penting bahwa
Umpan balik positif adalah salah satu elemen yang paling penting dalam
memperkuat perilaku yang aman. Ada dua jenis utama umpan balik, sumatif dan
mereka, misalnya "Pada saat Anda melakukan penilaian risiko, coba melibatkan
tim Anda, karena mereka cenderung memiliki pengetahuan lebih tentang praktis
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
Umpan balik sumatif dapat diberikan di depan umum atau secara pribadi, namun
khusus untuk formatif harus diberikan secara pribadi karena bila disampaikan di
a) Waktu
berguna dan bermakna bagi orang menerima umpan balik. Umpan balik
b) Fokus
Umpan balik harus spesifik dan fokus pada perilaku yang diinginkan
c) Kesesuaian
Umpan balik harus sesuai dengan harapan orang yang menerima umpan
balik.
diberikan. Beberapa program memberikan umpan balik kepada individu pada saat
tujuan yang akan dicapai yang realistis sehingga orang akan menjadi termotivasi.
4) Modifikasi Lingkungan
karyawan. Informasi ini dikumpulkan dan tindakan yang diambil untuk membuat
perbaikan. Minta umpan balik kepada staf tentang status tidak aman
kondisi disorot oleh sistem sangat penting bagi komitmen yang berkesinambungan
5) Monitor Performance
perubahan atau perbaikan terbatas dalam perilaku tertentu dari waktu ke waktu,
perilaku yang aman, atau perancangan pabrik miskin dapat membuat aman
ditambahkan dan yang sudah ada perilaku diganti. Suatu perilaku kritis dapat
dihapus dari daftar dan diganti dengan perilaku baru, ketika telah mencapai
Setelah tujuan tercapai maka putaran lain penetapan sasaran partisipatif dilakukan.
(misalnya kuartalan).
seseorang)
PERSON ENVIRONMENT
BEHAVIOR
salah satu faktor dapat mempengaruhi dua faktor lainnya. Sebagai contoh,
perubahan lingkungan dan menuju kepada sikap yang konsisten dengan safe
behaviors. Hal ini secara khusus benar jika behaviors/perilaku dilakukan dengan
sukarela. Dengan kata lain, ketika seseorang memilih untuk bertindak dengan
aman (act safely), mereka bertindak dalam pola pikir aman (safe thinking).
menurun. Tahapan safety culture dibagi menjadi empat tahapan, yaitu antara lain :
d. Setiap orang merasa bertanggung jawab untuk safety dan melakukan hal yang
f. Praktek kerja aman didukung penuh dengan rewarding feedback dari rekan
tergantung pada keadaan, tetapi safety dianggap sebagai suatu nilai yang
B. Kerangka Pemikiran
Tempat Kerja
Manusia
Mesin atau peralatan
Bahan
Proses
Cara Kerja
Lingkungan kerja
Sumber-sumber bahaya
Safety Behavior
Insiden / Accident
Safety Culture
Risiko Kerugian
Kecelakaan
Turun
Zero Accident
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang,
proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang
B. Lokasi Penelitian
Jakarta.
C. Objek Penelitian
Sebagai obyek penelitian adalah tenaga kerja, proses kerja, potensi bahaya
yang ada, sikap kerja, peralatan dan mesin yang digunakan di workshop P.T.
berikut :
42
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
jawab dengan pihak yang terkait dengan upaya penerapan safety behavior di
tempat kerja.
penelitian yang sudah ada serta sumber lain yang berhubungan dengan
penelitian ini.
E. Sumber Data
berikut :
1. Data Primer
tempat kerja dan wawancara serta diskusi dengan tenaga kerja (mekanik dan
administrasi).
2. Data Sekunder
ini.
F. Analisis Data
BAB IV
A. HASIL PENELITIAN
operasinya. Dalam rangka mendukung hal tersebut maka PT. Trakindo Utama
tempat kerja agar unsafe behavior yang termasuk penyumbang terbesar pada
diperusahaan.
area workshop PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta terutama berfokus pada
serta didukung upaya-upaya lain, yaitu : Safety Induction, Toolbox Meeting, Safety
Talk, CIM Ideku, Lomba K3L, Personal SHE Performance Award, Sistem Work
Permit, Safety Training, Working Instruction serta Papan Informasi Kinerja K3L.
45
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
Seperti yang dijelaskan dalam ABC Model of Behavior Change, bahwa sebuah
ini upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai activator yang memberi arahan
mengidentifikasi secara acak adanya tindakan / kondisi tak aman dalam wilayah
kondisi tidak aman, atasan tersebut berhak untuk menghentikan pekerjaan tersebut
perbaikan.
aspek K3. Sebagai alat bantu dalam melakukan inspeksi bagi setiap personnel
tanpa mengenal jabatan dan ruang lingkup pekerjaan untuk perbaikan behavior
dan lingkungan kerja. Rincian tentang cara pengisian dan keterangan Kartu
Semua hasil temuan yang dicatat dalam Kartu Laporan Observasi harus
47
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
Dari gambar diatas dapat di lihat bahwa faktor penyumbang terbesar dalam
Equipment (PPE) atau Alat Pelindung Diri, disusul oleh Standards and
Procedures, lalu Tools and Equipment atau Peralatan dan Perlengkapan, lalu oleh
Position and Action of People atau Posisi dan Tindakan Pekerja, dan terakhir
Environment atau Lingkungan. Dari hasil temuan tersebut akan dibahas dan
Prosedur dan Peraturan Keselamatan Perusahaan adalah hal yang paling penting
XIX. Semua karyawan harus terbiasa dengan semua Standar, Prosedur, Peraturan
Keselamatan Perusahaan yang ada, baru atau pun revisi secara terus menerus.
2. Safety Induction
dan pemasok yang ingin memasuki daerah tanggung jawab PT. Trakindo Utama
petugas.
c) Khusus bagi tamu yang memasuki workshop dan gudang harus diberikan
induction card.
d) Tamu harus selalu memakai / diperlihatkan Tanda Tamu (di bagian saku atau
Selain hal tersebut, para kontraktor yang bekerja di PT. Trakindo Utama
a) Pada awal mula memenuhi semua persyaratan yang berlaku untuk tamu diatas.
c) Tanpa kecuali semua kontraktor serta sub kontraktor wajib memenuhi semua
penegakannya.
semua peralatan kerja, peralatan pengaman dan APD (Alat Pelindung Diri)
a) Jika kunjungan ke cabang lain kurang dari 5 hari, karyawan harus mengikuti
prosedur induksi tamu. Materi induksi sama dengan materi induksi tamu di
Matrix Induksi.
b) Karyawan yang pindah sementara dari satu cabang ke cabang yang lain harus
c) Karyawan yang pindah tetap dari satu cabang ke cabang yang lain, harus
yang telah mengikuti induksi awal, harus mengikuti induksi ulang yang materinya
sesuai dengan Matrix Induksi, minimal setahun sekali. Karyawan, kontraktor, sub
kontraktor, dan penyedia jasa (pemasok) yang belum mengikuti induksi ulang
masuk atau melakukan pekerjaan apapun di semua daerah tanggung jawab PT.
Trakindo Utama.
khusus (bukan pekerjaan “kontrak”), harus mengikuti sesi induksi khusus. Induksi
khusus akan termasuk semua materi serta topic yang terdapat di Matrix Induksi
yang berlaku. Induksi khusus akan mencakup sosialisasi mengenai porsi dari
Profil Resiko, SOP, dan WIN yang terkait dengan semua aktivitas yang akan
dilakukan oleh jasa penyedia / pemasok. Jika aktivitas atau kegiatan tidak
tercakup dalam Profil Resiko, SOP dan WIN yang telah ada, maka dalam sesi
induksi khusus ini penyedia jasa / pemasok harus membuat Profil Resiko, SOP,
3. Toolbox Meeting
dilakukan setiap hari sebelum dimulainya suatu pekerjaan. Semua foreman harus
memberikan kesadaran pada karyawan tentang K3L, setiap Branch Manager harus
Topik-topik bagi semua toolbox meeting dan safety talk didasarkan pada :
4. Safety Talk
talk, harus di catat dalam formulir SHE.FRM.011.R00. Bahan safety talk juga
Trakindo Utama Cabang Jakarta Safety Talk dilaksanakan di setiap section pada
hari jum’at jam 08.00 pagi sampai jam 09.00 pagi. Safety talk dipimpin oleh
supervisor dari tiap section lalu materi yang telah disiapkan dan distribusikan
5. CIM Ideku
terobosan baru oleh P.T. Trakindo Utama. Dimana di tiap section disediakan
sebuah papan besar yang berisi kartu dan stiker penanda berwarna warni. Papan
ini adalah sebagai media penampung ide atau kritik dan saran dari para pekerja
tentang suatu masalah kedalam kartu lalu di tempelkan stiker penanda sesuai
masalah yang mereka bahas, seperti untuk masalah SHE diberi warna hijau,
setelah itu diselipkan di kolom new. Tiap minggunya para supervisor atau
foreman perwakilan dari tiap section akan berkumpul dan menggelar CIM Ideku
Meeting yang membahas tiap-tiap masalah yang ada di kolom new. Setelah
dibahas lalu ditentukan penanggung jawab dari tiap-tiap masalah maka kartu dari
perbaikan maka kartu dipindahkan ke kolom in process short term (untuk jangka
pendek), atau in process long term (untuk jangka panjang). Bila dalam jangka
waktu lama masalah yg assigned tidak diperbaiki, maka kartu tersebut akan
masuk ke dalam kolom past due. Setelah masalah terselesaikan, kartu akan
dipindahkan ke kolom review, untuk sebelumnya direview bersama pada saat CIM
Dengan adanya Program CIM Ideku ini, maka dapat terus dilakukan
pekerja.
6. Lomba K3L
yang diadakan antara lain : lomba ketangkasan P3K, lomba Fire Fighting, SHE
Quiz, lomba slogan K3, dan lain-lain, bervariasi setiap tahunnya. Lomba-lomba
ini bebas diikuti oleh seluruh karyawan yang bekerja di PT. Trakindo Utama
Cabang Jakarta. Pemenang akan mendapatkan hadiah yang akan diumumkan pada
para pekerja pada masalah K3L dengan cara yang menyenangkan dan kompetitif.
meningkatkan motivasi & partisipasi karyawan dalam program SHE &CC serta
CIM “Ideku”. Periode pemberian personal SHE Performance Award ini setiap
empat bulan sekali, dengan metode penilaian kwalitatif & kwantitatif, yang dinilai
c) Juara diambil sebanyak 3 orang dari Service (Workshop), Field Service, Part
Warehouse
work yang telah diisi antaranya : jenis pekerjaan, jumlah karyawan, durasi waktu
pekerjaan, peralatan pekerjaan, Alat Pelindung Diri (APD), potensi resiko dari
diperlukan. Setelah disetujui, formulir permit to work yang telah diisi kemudian
dibuat rangkap tiga kali (untuk user 1, untuk kontraktor 1, dan 1 untuk petugas
teretentu untuk meyakinkan apakan pekerjaan telah dilakukan dengan aman dan
telah memenuhi persyaratan sesuai surat ijin. Jika pekerjaan dilakukan diluar jam
kerja normal (pada malam hari atau hari-hari libur) harus tetap dilakukan
pengawasan oleh user atau personel dari department yang bersangkutan. Apabila
waktu atau permanen) bagi kontraktorm sub kontraktor, atau karyawan apabila
mereka melanggar persyaratan surat ijin kerja atau ketentuan SOP perusahaan
dalam proses kerja. Setelah pekerjaan selesai kontraktor, sub kontraktor dan/atau
harus membuat JSA yang terkait dan melakukan sosialisasi bagian dari profil
lain di dalam area PT. Trakindo Utama yang tidak sesuai dengan persyaratan, hal
ini dicatat dalam form work permit. Jika didapatkan kontraktor, sub kontraktor,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
atau karyawan yang bekerja di area PT. Trakindo Utama tanpa work permit
dimana ini diwajibkan, harus segera dihentikan pekerjaannya sampai dibuat surat
izin kerja.
Surat izin bekerja perlu untuk (tapi tidak dibatasi) hal-hal berikut :
kurang oksigen.
dilakukan di dekat bahan yang berbahaya atau bahan mudah terbakar di dalam
d) Pada saat pekerjaan penggalian dilakukan mungkin terdapat kabel atau pipa.
e) Pada tugas jenis tertentu yang diluar tugas biasa (one-of-a-kind) dilakukan,
f) Pada saat perlu melakukan pekerjaan lebih dari 1,8 m diatas permukaan tanah
9. Safety Training
Kepala cabang, kepaala departemen HR, dan departemen SHE Head Office
dalam matriks kebutuhan pelatihan K3L untuk personil SHE dan Matriks
Kebutuhan Pelatihan K3L untuk personil non SHE. Analisa harus dilakukan untuk
Analisa di atas harus berdasarkan penilaian resiko dari semua kegiatan di cabang.
membuat bahan pelatihan K3L untuk semua cabang, sedangkan untuk awareness
dapat disusun oleh masing-masing cabang. Bahan pelatihan yang telah dibuat oleh
di cabang atau dibantu oleh departemen SHE-HO. Setiap bahan pelatihan K3L
pekerjaan karyawan di semua cabang. Efektifitas dari setiap bahan pelatihan K3L
dapat ditinjau dan dievaluasi jika dibutuhkan. Coordinator / perwakilan SHE dan
yang tidak dapat dilakukan internal dilakukan oleh pihak eksternal yang telah
diseleksi kompetensinya.
sebelumnya, yaitu :
a) Bekerja di ketinggian
c) Lifting / Rigging
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
e) Perbaikan listrik
Untuk karyawan yang baru masuk atau baru pindah harus diberikan
Peserta yang mengikuti pelatihan yang berdurasi sama dengan atau lebih
dari 4 jam atau setengah hari akan diberikan sertifikat yang akan diterbitkan oleh
harus memastikan bahwa ada rekaman rinci mengenai para Staff SHE department
Semua karyawan yang tergabung dalam First Aider dan karyawan yang
sering bertugas ke field harus mengikuti pelatihan P3K. pelatihan penyegar P3K
mengevaluasi karyawan tiap 6 bulan sekali untuk melihat sejauh mana kinerja
tahapan pekerjaan dengan aman sesuai dengan instruksi yang diberikan. Instruksi
kerja ini dapat dijadikan pekerja sebagai pedoman untuk bekerja secara aman.
komunikatif yang berisi himbauan untuk bekerja aman. Di Area Workshop PT.
Trakindo Utama Cabang Jakarta, telah terpasang berbagai macam safety sign,
rambu, poster serta banner. Safety sign ini juga selalu direview keadaan fisiknya
dan diganti dengan yang baru bila keadaannya sudah tidak baik lagi.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
B. Pembahasan
Trakindo Utama Cabang Jakarta sudah berjalan baik, dan tersosialisasikan dengan
baik. Program observasi keselamatan kerja ini juga telah masuk ke dalam SOP
tujuh kriteria yang sangat penting bagi pelaksanaan program behavioral safety,
kerja yang dilaksanakan di area workshop PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta.
keselamatan kerja dipusatkan pada perilaku unsafe yang spesifik, namun dapat
juga kepada perilaku aman yang patut mendapat apresiasi, lalu memberikan
umpan balik terhadap perilaku kerja pekerja, setelah itu didasarkan pada hasil
oleh karyawan sendiri, dengan terus dilaksanakan observasi, para atasan juga
bertugas memonitor data secara berkala, sehingga perbaikan dan koreksi terhadap
dasarnya mengadopsi program observasi kartu STOP dari DuPont. DuPont sendiri
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
seiring dengan berkembangnya safety culture di perusahaan. Pada saat ini culture
yang ada di area workshop PT. Trakindo Utama dapat digolongkan kedalam tahap
dependent, karena pendistribusian kartu obervasi itu sendiri masih terbatas untuk
para supervisor yang masih juga ditargetkan jumlah pengumpulannya tiap bulan,
dan masih banyak yang belum mencapai target. Sehingga perilaku keselamatan
ini, diharapkan akan terbentuk safety culture yang independent, yaitu sadar akan
interdependent, atau bisa disebut juga Total Safety Culture, dimana semua orang
sadar akan safety dan saling mengingatkan akan safety masing-masing. Pada
seluruh pekerja, dan seluruh pekerja dapat berpartisipasi dalam program observasi
keselamatan kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang aman yang tentu saja
dapat mengurangi angka kecelakaan. Kendala yang sering terjadi adalah pada
dengan standard yang digunakan perusahaan yaitu OHSAS 18001 : 2007 klausul
2. Safety Induction
efektif. Setiap pekerja, vendor atau tamu yang memasuki area workshop PT.
saat safety induction juga padat dan tepat sasaran, namun yang perlu diperhatikan
adalah durasi dari pemberian safety induction, karena bila terlalu lama, peserta
cenderung mengantuk, karena itu perlu dihadirkan presentasi yang interaktif dan
induction.
Pelaksanaan safety induction ini sesuai dengan UU no. 1 Tahun 1970 pasal
kerjanya.
kerjanya.
3. Toolbox Meeting
sebagai media komunikasi antara atasan dengan pekerja dalam koordinasi list
pekerjaan dan tahapan pekerjaan yang akan dilakukan pada hari itu untuk masing-
meeting sebagian besar digunakan untuk membahas proses kerja yang akan
dilakukan pada hari tersebut, namun kadang membahas juga masalah safety dalam
memberi arahan untuk melakukan pekerjaan dengan cara yang aman kepada
pekerja.
Informasi tentang kegiatan dan masalah keselamatan dan kesehatan kerja disebarkan
4. Safety Talk
Safety talk dilaksanakan tiap hari jum’at, dengan durasi 1 jam, di tiap section,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
tempat kerja. Dari observasi yang dilakukan penulis selama masa magang,
pelaksanaan safety talk yang paling efektif adalah yang bertempat di FIP Room,
dipandu oleh Bapak Toni selaku supervisor dari small component section.
parsitipatif. Setiap masalah yang ada dibahas dan diuraikan oleh pemandu sampai
secara umum, pelaksanaan safety talk di area workshop PT. Trakindo Utama
Cabang Jakarta sudah berjalan dengan baik, hanya perlu meningkatkan kualitas
penyajian dan format dari materi safety talk, agar pekerja juga bersemangat untuk
tentang kegiatan dan masalah keselamatan dan kesehatan kerja disebarkan secara
keselamatan dan kesehatan kerja dipelihara dan disediakan untuk seluruh tenaga kerja
5. CIM Ideku
pekerja. Seluruh pekerja bebas mengisi kartu CIM Ideku bila menemui hambatan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
dalam bekerja lalu mengusulkan ide sebagai solusinya. Pelaksanaan program CIM
dengan bantuan partisipasi ide pekerja. Dengan adanya program CIM Ideku, para
pekerja dapat menganalisa potensi-potensi bahaya yang ada di tempat kerja lalu
mencari solusi yang tepat untuk menanganinya, dengan demikian terbentuk pola
CIM Ideku sudah terselenggara dengan baik, namun dalam penyelenggaraan CIM
Ideku meeting kadang masih kurang koordinasi, dan kadang masih timbul
6. Lomba K3L
pelaksanaannya berjalan cukup baik dan lancar. Namun kendala yang terjadi
adalah kurangnya animo pekerja untuk mengikuti lomba, karena hadiah yang
diberikan kurang bervariasi. Jenis lomba yang diadakan cukup bervariasi dan
direncanakan untuk diadakan, tetapi gagal karena kurangnya animo pekerja, yang
membutuhkan perwakilan dari tiap section, dibutuhkan perhatian lebih dari atasan
lomba.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70
Secara umum pelaksanaan lomba K3L ini telah sesuai dengan Kepmenaker
2007).
tersosialisasi pada pekerja. Hanya sebagian orang, terutama yang termasuk dalam
P2K3 yang mengerti jelas tentang perihal Personal SHE Performance Award,
karena dijelaskan dalam Rapat P2K3. Sebaiknya tata cara, hal-hal yang dinilai,
serta alur proses untuk meraih Personal SHE Performance Award ini
kompetitif bagi pekerja untuk bertindak aman dan lebih memperhatikan aspek
dengan standar OHSAS 18001 : 2007 klausa 4.5.1, tentang Pemantauan dan
Pengukuran Kinerja.
8. Work Permit
sangat baik. Bila ada kontraktor yang ingin bekerja di dalam area workshop PT.
Trakindo Utama Jakarta, maka pihak security hanya akan memberi ijin bekerja
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
bila sudah mendapat surat ijin kerja dari SHE Department. Para kontraktor juga
harus menyertakan JSA dari pekerjaan yang akan dilakukan, bila belum ada, maka
membuat JSA tersebut. Bila ada penambahan jam kerja dari yang dituliskan di
form work permit, maka kontraktor akan kembali mengisi work permit untuk
oleh supervisor dari pihak trakindo maupun dari pihak kontraktor. Dengan
prosedur langkah kerja aman yang ada dan menggunakan alat pelindung diri yang
pekerjaan tersebut.
manajemen K3, poin 6.1.3, Terdapat prosedur kerja yang didokumentasikan dan
jika diperlukan diterapkan suatu sistem “ijin kerja“ untuk tugas-tugas yang
Kerja, 2007).
9. Safety Training
training sudah cukup baik dan tepat sasaran dengan adanya Matriks Kebutuhan
Pelatihan K3L. Namun untuk safety awareness yang ditargetkan seminggu sekali
memberikan awareness.
Kemampuan, serta UU No.1 Tahun 1970 pasal 9 ayat 3, yang berisi : “Pengurus
cukup baik, dan telah ditempel di mesin dan peralatan yang akan digunakan dalam
proses pekerjaan.
dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang cara-cara dan sikap yang
untuk bertindak aman. Pada pelaksanaannya pemasangan safety sign sudah cukup
simbol yang komunikatif. Yang perlu dibenahi mungkin adalah merutinkan review
safety sign setiap bulan, sehingga bila ada safety sign yang ditemukan dalam kondisi
Dengan demikian, hal ini sudah sesuai dengan UU No.1 Tahun 1970 pasal 14
(b) mengenai kewajiban pengurus, yang berbunyi : “Memasang dalam tempat kerja
yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua
bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
behavior di area workshop PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta, dapat ditarik
CIM Ideku, Lomba K3L, Personal SHE Performance Award, Sistem Work
Dengan demikian, PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta telah melakukan upaya
penerapan safety behavior di Area Workshop dengan baik sesuai dengan standar
B. SARAN
area workshop P.T. Trakindo Utama Cabang Jakarta sebagai upaya proaktif dalam
maupun semua orang yang terlibat dalam suatu proses kegiatan perusahaan, yang
73
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74
3. Perlu adanya peningkatan kualitas penyajian dan format dari materi safety
peserta.
K3L.
6. Sebaiknya tata cara, hal-hal yang dinilai, serta alur proses untuk meraih
untuk bertindak aman dan lebih memperhatikan aspek K3L dalam bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Fleming, M. dan Lardner, R., 2002. Strategies to promote safe behaviour as part
of a health and safety management system. The Keil Centre
Trakindo Utama Cabang Jakarta, 2007a. Komunikasi dan Konsultasi Internal K3.
Jakarta: PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta.
Trakindo Utama Cabang Jakarta, 2007b. Pelatihan K3L. Jakarta: PT. Trakindo
Utama Cabang Jakarta.
Trakindo Utama Cabang Jakarta, 2007c. Pemantauan Perilaku K3L. Jakarta: PT.
Trakindo Utama Cabang Jakarta.
Trakindo Utama Cabang Jakarta, 2007d. Standar untuk Induksi K3L. Jakarta: PT.
Trakindo Utama Cabang Jakarta.
Trakindo Utama Cabang Jakarta, 2007e. Surat Ijin Bekerja. Jakarta: PT. Trakindo
Utama Cabang Jakarta.