id
PROYEK AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar
Ahli Madya (A.Md)
Disusun Oleh:
AGUS SUPRIYANTO
I 8609003
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Proyek Akhir dengan Judul ”Perbaikan Chassis Dan Body Chevrolet Luv (Sistem
Rem)” ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Tugas
Akhir Program Studi DIII Teknik Mesin Otomotif Fakultas Teknik
Universitas SebelasMaret Surakarta.
Pada Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh :
AGUS SUPRIYANTO
NIM. I 8609003
Telah dapat disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
(A.Md)
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi Diploma III TeknikMesin
FakultasTeknikUniversitasSebelasMaret Surakarta
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN MOTTO
“Makasesungguhnyabersamakesulitanadakemudahan,
sesungguhnyabersamakesulitanadakemudahan” (QS Al-Insyirah ; 5-6)
Keberhasilantidakakantercapaihanyadenganmengkhayalnya,
tapibagaimanakitamemulaikeberhasilanitudengansebuahusaha.
(TanadiSantoso)
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebuah hasil karya yang saya buat demi menggapai sebuah cita-cita, yang ingin
ku-persembahkan kepada:
§ Program D III Teknik Mesin Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
§ Ayah dan Ibu yang saya sayangi dan cintai yang telah memberi dorongan
moril maupun materil serta semangat yang tinggi sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.
§ Teman-teman seperjuangan yang saya sayangi, ayokejar cita – citamu.
§ Teman-teman BKI D III FT UNSterimakasihbanyak atas pengalamannya.
§ Teman-teman DIII Teknik Mesin Otomotif dan Produksi angkatan ’09
yang masih tertinggal, tetap semangat Bro !!! perjungan belum berakhir,
lanjutkan.
§ Gilang dan Erwin terima kasih atas kerjasamanya.
§ Adik-adik D IIIOtomotif khususnya, tingkatkan mutu dan kualitas diri,
jangan pernah menyerah dan tetap semangat!!!
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Akhir kata
penulishanyabisaberharapsemogalaporaninidapatbermanfaatbagipenulissendirikhu
susnyadanparapembacabaikdarikalanganakademismaupunlainnya.
Penulis
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN MOTTO iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
ABSTRAK vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakangMasalah 1
1.2. PerumusanMasalah 1
1.3. BatasanMasalah 1
1.4. TujuanProyekAkhir 2
1.5. ManfaatProyekAkhir 2
1.6. MetodePengambilan Data 2
1.7. SistematikaPenulisan 3
BAB II DASAR TEORI
2.1. PengertianChassis 5
2.2. Sistem Rem 5
2.2.1. Prinsip Kerja Sistem Rem 6
2.2.2. Jenis-Jenis Sistem Rem 8
2.2.3. Komponen-Komponen Sistem Rem13
2.2.4. Gaya-Gaya yang TerdapatPadaSistem Rem Tromol
21
2.3. Sistem Suspensi 22
2.3.1. Jenis-Jenis Sistem Suspensi 23
2.3.2. Komponen-Komponen Sistem suspensi 28
2.4. commit to user
Ban dan velg 34
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.4.1. Ban 34
2.4.2. Velg 39
2.5. Body 40
BAB III PERENCANAAN PERBAIKAN SISTEM REM
3.1. Pemeriksaan dan Uji PerformaKomponen 41
3.2. KondisiKomponenSistem Rem 44
3.3. PerencanaanPerbaikan 56
BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM CHEVROLET LUV
4.1. JenisSistem Rem Chevrolet Luv 59
4.2. PerbaikanSistem Rem Chevrolet Luv 61
4.2.1. Persiapan 61
4.2.2. PerbaikanKomponenSistem Rem 62
4.3. Analisa Gaya PadaSistem Rem 78
4.3.1. Data hasilpengukuran 78
4.3.2. Perhitungan Gaya 79
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan 81
5.2. Saran 81
DAFTAR PUSTAKA xvi
LAMPIRAN xvii
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar2.31.Pegasudara 31
Gambar2.32.Peredamkejutkerjatunggal 32
Gambar2.33.Shock absorberkerjaganda 32
Gambar2.34.Komponenball jointbawah 33
Gambar2.35.Komponenball jointatas 33
Gambar2.36.Stabilizer bar 34
Gambar2.37.Bagian-bagian ban 36
Gambar2.38.Bentukcarcass ban bias 37
Gambar2.39.Bentukcarcass ban radial 37
Gambar2.40.Konstruksi ban tubless 38
Gambar3.1.Kondisi visual pedal rem 45
Gambar 3.2. Pedal rem 45
Gambar 3.3.Kondisi visual boster rem 46
Gambar 3.4.Boster rem 46
Gambar 3.5.Kondisi visual master silinder rem 47
Gambar 3.6.Kondisisambunganantarareservoir tank
dengansilinder master 47
Gambar 3.7. Master silinder rem 47
Gambar 3.8. Piston master sinder 48
Gambar 3.9.Kondisi visual selangfleksibel 48
Gambar 3.10.Selangfleksibelsobek 49
Gambar 3.11.Soketterlepas 49
Gambar 3.12.Kondisipiringan (disc) ausdan tipis 50
Gambar 3.13.Piringan (disc) 50
Gambar 3.14.Kondisipad rem 50
Gambar 3.15.Kondisi visual permukaandalamtromol 51
Gambar 3.16.Tromol 51
Gambar 3.17.Kondisi visual sepatu rem 52
Gambar 3.18.Kondisi visual karetpenutupdebudannepel
padasilinderroda 52
Gambar 3.19.Silinderroda 52
commit
Gambar 3.20.Kondisi visual tuas rem to user parkir
tangan/rem 53
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Ahmad. 2007. Analisis Gaya Pada Rem Tromol (drum brake)
UntukKendaraanRodaEmpat.JurusanTeknikMesin.FakultasTeknologiIndu
stri.UniversitasGunadarma. Jawa Barat.
Bricker, F, Frederick.Guide of Automobile.
Mukaswan, danBoentarto. 1995. TeknikChasis Mobil. C.V. Aneka. Solo.
Gunadi. 1991. Teknik Body Otomotif Jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan. Jakarta.
http://google.co.id
Iksan, M. 2008. Perancangan Suspensi Depan. Universitas Indonesia. Jakarta.
Pemeliharaan/servissistem rem.www.m-edukasi.net
Premana, Ageng. 2009. Rancang Bangun Sistem Chassis Kendraan Pengais
Garam. Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya.
Susanto, Edi. 2008. Perancangan dan Pembuatan Chassis Mobil Artificial Dryer.
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta.
Toyota.1995. New Step 1.P.T. Toyota Astra Motor. Jakarta.
Toyota.1995.New Step 2 Materi Pembelajaran Chassis dan Body. P.T. Toyota
Astra Motor.Jakarta.
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
3. Metode literatur
Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang berasal dari
buku maupun sumber lain yang ada kaitannya dengan perawatan sistem
rem.
4. Metode eksperimen
Metode ini dilakukan dengan cara melepas dan membongkar langsung
komponen-komponen sistem rem yang terdapat pada mobil Chevrolet Luv
’82 nomer polisi AD 1802 AB.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
batasan masalah, tujuan proyek akhir, manfaat proyek akhir,
metode pengambilan data dan sistematika penulisan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
DASAR TEORI
jalan yang menanjak, dengan kata lain melakukan kontrol terhadap kecepatan
kendaraan untuk menghindari kecelakaan dan merupakan alat pengaman
yang berguna untuk menghentikan kendaraan secara berkala. Oleh karena itu
baik atau tidaknya kemampuan rem secara langsung menjadi persoalan yang
sangat penting bagi pengemudi di waktu mengendarai kendaraan. Jadi fungsi
rem harus dapat mengatasi kecepatan kendaraan yang meningkat. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut di atas maka rem dipasang pada keempat
rodanya. Adapun rem yang digunakan untuk kendaraan harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
a. Dapat bekerja dengan baik dan cepat.
b. Mempunyai daya tekan yang cukup.
c. Harus mudah diperiksa dan disetel.
d. Bila muatan pada roda-roda sama besar, maka gaya pengeremannya harus
sama besar pula, bila tidak harus sebanding dengan muatan yang diterima
oleh roda-roda tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
a. Tidak Bekerja
Pedal rem tidak ditekan → tidak ada tekanan dari pedal rem yang
diteruskan ke hidrolik → piston kaliper/silinder roda tidak tertekan → tidak
terjadi gesekan antara pad rem/sepatu rem dengan permukaan disc
brake/tromol → tidak terjadi pengereman. Prinsip kerja rem dapat dielaskan
pada gambar berikut :
celah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
b. Bekerja
Pedal rem ditekan → tekanan dari pedal rem diteruskan ke hidrolik →
tekanan hidrolik menekan piston di dalam kaliper/silinder roda → piston
kaliper/silinder roda menekan pad rem/sepatu rem sehingga menekan
permukaan disc brake/tromol yang berputar bersama poros roda→ terjadi
pengereman. Prinsip kerja rem dapat dielaskan pada gambar berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
a. Rem Mekanik
Ada dua macam rem mekanik yaitu rem cakram dan rem tromol. Rem
mekanik bekerja dengan perantaraan kawat. Rem mekanik banyak digunakan
pada sepeda motor dan rem tangan pada mobil.
Rem tangan digunakan pada saat mobil diparkir. Rem tangan
dioperasikan secara mekanik. Pengereman terjadi jika tangkai rem di ruang
kemudi ditarik. Tarikan tersebut diteruskan ke kampas rem lewat kawat rem
yang panjang. Akibat tarikan tersebut akan terjadi hambatan yang besar pada
tromol rem sehingga terjadi pengereman. Rem tangan dihubungkan dengan
mekanisme rem roda-roda belakang.
Ada beberapa rem tangan ditinjau dari letak kampasnya yaitu rem
tangan yang dipasangkan pada tromol rem hidrolik, rem tangan yang
dipasangkan pada ujung depan propeller shaft dan rem tangan pada rem
cakram.
· Rem tangan pada tromol.
4
2
3 5
rem piringan
b. Rem Hidrolik
Rem hidrolik lebih banyak digunakan daripada rem mekanik. Rem
hidrolik menggunakan cairan sebagai penerus tekanan dari pedal rem ke
kampas rem dalam tromol. Cairan bersifat meneruskan tekanan ke segala
arah dengan sama besar. Hal ini sesuai dengan hukum pascal. Jika suatu
fluida dalam ruangan tertutup menerima tekanan maka tekanan itu akan
diteruskan ke segala arah dengan sama besar.
Fluida yang digunakan pada rem hidrolik adalah cairan. Zat cair
bersifat tidak dapat dikompresikan sehingga tidak ada kerugian penekanan
karena perubahan volume zat cair. Berikut ini adalah gambar sistem rem
hidrolik :
c. Rem Angin
Rem angin adalah jenis sistem rem yang menggunakan udara tekan
dalam proses pengeremannya. Komponen sistem rem angin antara lain
kompresor, reservoir (tangki udara) dan pipa-pipa saluran udara. Kopresor
berfungsi untuk menghasilkan tekanan udara kompresi. Udara dari kompresor
tersebut ditampung di dalam tangki udara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
air dryer
governor
supply reservoir
rear axle service reservoir
Jika saat posisi transmisi tidak netral maka laju mobil akan tertahan (terjadi
pengereman).
(Mukaswan dan Boentarto. 1995)
Prinsip kerja pedal rem cukup sederhana, yaitu gaya yang diberikan
oleh pengendara berupa injakan diteruskan ke sistem melalui operating rod
pada boster rem.
b. Boster Rem
Boster rem merupakan salah satu komponen pada sistem yang
dipasangkan menjadi satu dengan master silinder dan setelah pedal rem, yang
berfungsi untuk mengurangi tenaga yang diperlukan pengemudi dalam
melakukan pengereman.
Komponen-komponen boster rem :
1. Piston.
2. Diaphragm spring.
3. Push rod.
4. Diaphragm.
5. Air cleaner element.
6. Vacuum.
commit
Ganbar to user
2.10. Boster rem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
dalam bushing. Pen diberi perapat untuk mencegah masuknya debu dan
air.
· Pad rem, berfungsi menjepit rotor piringan dengan menggunakan piston
pada silinder guna menciptakan gesekan yang menyebabkan terjadinya
pengereman.
· Rotor piringan, dipasang pada hub as dan berputar bersama roda.
· Lubang pembuang, untuk membuang udara yang masuk ke dalam saluran
minyak rem.
· Kaliper, berfungsi melindungi piston di dalam silinder dan menekan pad
rem terhadap rotor piringan saat piston terdorong oleh tekanan hidrolis.
· Sub pen, terpasang pada plat torgue bersama-sama dengan pen utama
berfungsi memberi tempat kepada silinder dan memungkinkan silinder
bergerak maju mundur melalui bushing.
· Plat penahan, terpasang pada bagian as yang menunjang gerakan silinder
pada saat sepatu rem menjepit rotor piringan.
pengaturan sepatu rem, jenis leading dan trailing yang paling banyak
dipakai pada kendaraan penumpang dan kendaraan komersial.
· Rem tromol tahan lama karena adanya tempat gesekan yang lebar
diantara sepatu rem dan tromol, tetapi penyebaran panas agak lebih sulit
dibandingkan dengan rem piringan, karena mekanismenya yang tertutup.
Komponen-komponen yang terdapat pada rem tromol, yaitu :
· Plat penahan, dipasang pada rumah as belakang yang berfungsi menahan
silinder roda dan sepatu rem bagian yang tidak berputar.
· Silinder roda, berfungsi menekan sepatu rem pada tromol dengan tekanan
hidrolis master silinder.
· Pegas pembalik sepatu rem, berfungsi menarik sepatu rem ke posisi
semula untuk membebaskannya dari tromol saat injakan pedal dilepaskan.
· Sepatu rem, berfungsi menekan permukaan di dalam tromol pada saat
pengereman.
· Pen pegas penahan sepatu, berfungsi menekan sepatu rem pada
dudukannya.
· Tromol rem yang dipasang pada poros as roda, berputar bersama-sama
roda yang menerima gaya gesek pengereman.
· Tuas sepatu rem tangan, berfungsi menekan sepatu pada tromol.
· Tuas penyetel, berfungsi untuk mengatur jarak pengeraman pada sepatu
rem.
Tabel 2.1.
Bahan dan koefisien gesek
No Bahan gesek Koefisien gesek (µ)
0,10 – 0,20
1 Besi cor
0,08 – 0,12
segera diserap (disimpan) oleh pegas agar beban tersebut tidak langsung
menuju pada frame dan body. Karena sifat elastisitas pegas, maka beban kejut
yang diserap oleh pegas nantinya akan dikembalikan lagi dengan besar yang
hampir sama. Peredam kejut dipasang untuk meredam kejutan yang timbul
akibat adanya gaya yang dikembalikan oleh pegas. Dengan adanya peredam
kejut, maka kendaraan dapat teratasi dari pantulan yang lepas kendali. Seperti
pada gambar berikut :
Peredam
kejut
pegas
roda
Kejutan
dari jalan
Pada suspensi ini dilengkapi dengan stabilizer dan lateral control rod.
Stabilizer digunakan untuk mencegah terangkatnya salah satu bagian roda
saat melewati jalan yang tidak rata atau saat kendaraan membelok. Lateral
control rod digunakan untuk menahan gaya dari samping.
· Tipe semi trailing
Tipe suspensi independent ini dirancang untuk meningkatkan
kekakuan (rigidity) dengan memperhatikan beban dari samping dan
memperkecil perubahan aligment (toe-in, camber, dan tread) yang terjadi
saat roda bergerak ke atas dan ke bawah. Pada umumnya mempunyai
konstruksi sederhana dan tidak banyak memerlukan tempat. Oleh karena itu,
suspensi ini banyak digunakan pada roda belakang mobil penumpang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
commit to user
Gambar 2.27. Suspensi belakang tipe double wishbone
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
Pegas ulir (coil spring) dibuat dari dari sebuah batang baja yang
digulung. Dibandingkan dengan pegas daun, pegas ulir lebih panjang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
sehingga mempunyai tahanan yang lebih baik terhadap kejutan, dan tidak
terdapat gesekan bila terjadi defleksi, dengan demikian akan memberikan
kenyamanan yang lebih baik. Sebaliknya, pegas ulir tidak memiliki tidak
memiliki sifat menyerap kejutan yang cukup sehingga peredam kejut harus
selalu digunakan bersamaan. Disamping itu pegas ulir mempunyai kerugian
yaitu tidak bisa menjamin poros dengan sendirinya, karena itu bila pegas ulir
digunakan pada sistem suspensi, diperlukan adanya dudukan-dudukan pegas
yang dipasangkan di kedua ujung pegas ulir, sehingga beban bekerja vertikal
pada dudukan-dudukanya.
· Pegas daun
Pegas daun terdiri dari 3 samapi 10 lembar plat baja tipis, tiap lembar
tebalnya 3 sampai 6 mm dan berbeda panjangnya, kemudian diikat menjadi
satu dengan menggunakan baut dan juga klem. Pada kedua ujung pegas daun
pegas digulung sehingga mata pegas, tempat pemasangan pada frame, bentuk
elips, dimaksudkan untuk menambah elastisitas pegas. Besarnya lenturan
pegas pada saat tanpa beban disebut camber. Sedangkan lenturan masing-
masing daun pegas disebut nip.
lengan diikatkan pada ujung yang lain, dan apabila lengan ini digerakan ke
atas dan ke bawah, batang torsi ini cenderung menahan gerakan tadi. Dengan
demikian akan timbul penyerapan kejutan seperti pada pegas daun dan pegas
ulir.
Konstruksi dari pegas batang torsi tergolong sederhana, ujung depan
dari batang torsi diikatkan terque arm pada upper arm, dan ujung belakang
batang torsi dipasangkan ke anchor arm yang diikatkan ke cross member
dengan baut penyetel anchor arm. Sehingga penyetelan tinggi kendaraan
menjadi mudah dengan menggunakan baut ini.
· Pegas udara
Pada pegas suspensi udara, bellows (pengangin) yang berisi udara
dipasangkan pada tempat dimana ditempatkan pegas daun atau pegas ulir
untuk menjamin berat dari kendaraan. Aksi penyerapan dihasilkan oleh
elastisitas udara kompresi di dalam bellows dan ruang udara tambahan
(Auxilary Air Chamber). Kelembutan pegas dapat diperoleh oleh suspensi
udara. Kekerasan pegas berubah-ubah sesuai dengan beban, dengan demikian
efek jalanya kendaraan dalam keadaan kosong tidak berbeda banyak bila
dibandingkan dengan bermuatan. Akan tetapi pada sistem suspensi udara
memerlukan pompa untuk menghasilkan udara kompresi dan perlengkapan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
b. Peredam kejut
Jika suspensi sebuah kendaraan hanya dilengkapi dengan sebuah
pegas saja, maka setiap kendaraan menghantam jalan yang tidak rata akan
mengalami pantulan yang naik turun selama beberapa kali pada frekuensi
natural pegasnya. Ketika tertekan oleh sebuah kejutan, sebuah sistem
suspensi membutuhkan komponen untuk meredami energi yang tersimpan
pada pegas. Peredam kejut adalah alat yang meredam energi tersebut dan
menjaga kendaraan mengalami pantulan yang lepas kendali.
Prisnsip kerja dari peredam kejut pada dasarnya cukup sederhana.
Peredam kejut umumnya menggunakan jenis tenaga hidrolik sebagai media
perdamnya. Pada saat peredam kejut bekerja menahan gerakan dari pegas,
karena adanya tahanan yang ditimbulkan oleh cairan minyak yang melewati
lubang-lubang kecil atau biasa disebut orifice.
Peredam kejut digolongkan menjadi beberapa tipe menurut cara
kerjanya, konstruksinya, dan medium kerjanya. Menurut cara kerjanya
peredam kejut (shock absorber) diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu
peredam kejut kerja tunggal (single action) dan Peredam kejut kerja ganda
(multiple action).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
d. Ball joint
Ball joint merupakan komponen yang berfungsi untuk menerima
beban vertikal maupun lateral pada suspensi. Disamping itu juga berfungsi
sebagai sumbu putaran saat kendaraan membelok. Konstruksi dari bal joint
terdiri dari stud, seat ball, housing sebagai pelindung seat, boot sebagai
pelindung dari kotoran, dan screw plug untuk pengisian grease. Grease pada
ball joint berfungsi untuk melumasi bagian yang bergesekan. Untuk jenis seat
yang terbuat dari resin, tidak perlu dilakukan penggantian grease.
f. Batang stabiliser
Batang stabiliser (stabilizer bar) merupakan komponen pada suspensi
yang berfungsi untuk mengurangi kemiringan kendaraan akibat gaya
sentrifugal pada saat kendaraan membelok. Gaya sentrifugal tersebut dapat
menyebabkan salah satu bagian ban terangkat saat membelok. Disamping itu
meningkatkan traksi ban.
Batang stabilser terbuat dari bahan baja yang elastis dan berbentuk U.
Batang stabilizer dipasangkan pada rangka melalui karet bantalan. Sementara
kedua ujungnya dipasang pada lower arm.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
Menurut konstruksi dasar dari ban itu sendiri, ban dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu :
· Ban biasa dengan ban dalam
Ban biasa di dalamnya terdapat ban dalam untuk menampung udara
yang dipompakan ke dalam ban. Katup atau pentil dipasang menonjol keluar
melalui lubang pada velg. Ban biasa ini akan segera kempes tertusuk benda
tajam dan terjadi kebocoran udara.
· Ban tubeless
Ban tubeless konstruksinya tanpa menggunakan ban dalam. Tekanan
udara hanya ditahan oleh lapisan dalam ban, yaitu lapisan karet yang kedap
udara. Karena ban tubeless tidak menggunakan ban dalam, maka pentil (air
valve) langsung dipasang pada velg.
ratio dan kode tambahan untuk kecepatan kendaraan serta untuk jenis ban
yang digunakan.
Misalnya :
· Ban bias
. ú
· Ban radial
Ƽú ư
/
ú
Keterangan :
1. Lebar ban dalam inchi atau mili meter ban bias.
2. Kecepatan maksimum yang diizinkan.
3. Diameter velg dalam inchi.
4. Kekuatan maksimum membawa beban dalam satuan ply rating.
5. Aspect ratio.
6. Ban radial.
(Toyota. 1995. New Step 1)
2.4.2. Velg
Ban tidak dapat dipasang langsung dan sendiri pada mobil, tetapi ban
harus dipasang pada sebuah velg agar nantinya dapat menjadi kesatuan
sebuah roda. Karena roda merupakan bagian yang berpengaruh terhadap
keselamatan kerja, maka velg dan ban harus kuat dalam manahan beban
vertikal dan horisontal, beban pengendara, beban pengereman, dan berbagai
macam tenaga yang tertumpu pada roda.
Roda harus dibuat seringan mungkin. Selain itu pada roda juga harus
seimbang (balance). Dengan demikian roda dapat berputar dengan lembut
pada putaran tinggi. Oleh karena itu, velg harus dibuat secara akurat agar
dapat mengikat ban dengan baik dan kondisi roda dapat seimbang
Menurut standard industri jepang (JIS), velg dibagi menjadi enem
kategori, yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
2.5. Body
Sedangkan pengertian body pada dasarnya merupakan bentuk dasar
dari suatu kendaraan bila dilihat secara visual dari luar. Bentuk dan dimensi
body kendaraan sangat mempengaruhi suatu kendaraan, baik pengaruh
terhadap performa kendaraan, tampilan kendaraan, maupun nilai jual suatu
kendaraan. Di era modern seperti sekarang ini, sebagian besar masyarakat
melihat dan menilai suatu kendaraan dari body kendaraan itu sendiri.
Selain dari perwujudan visual suatu kendaraan, body juga merupakan
tempat melekatnya beberapa komponen sistem kelistrikan body. Sistem
kelistrikan body tersebut meliputi sistem penerangan lampu kepala (head
lamp), lampu kota, lampu tanda belok, lampu hazard, lampu belakang, lampu
plat nomor, dan lain sebagainya. Semua sistem kelistrikan body yang ada
sangatlah penting perananya karena dapat meningkatkan keamanan saat
berkendara.
(Gunadi. 1991)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
PERENCANAAN PERBAIKAN SISTEM REM
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
Tabel 3.2.
Uji performa komponen sistem rem mobil Chevrolet Luv ’82 nomer polisi
AD 1802 AB
Komponen Langkah Pengujian
Pedal rem Menginjak pedal secara berulang-ulang untuk
merasakan atau mengetahui jarak bebas pedal
rem dan fungsi pegas pengembali.
Boster rem Menginjak pedal rem secara penuh pada saat
engine mati kemudian engine dihidupkan dan
kemudian memperhatikan gerakan pedal rem
apakan beban tekannya menjadi ringan atau
sama seperti beban tekan sesaat sebelum engine
dihidupkan.
Master silinder rem Menginjak pedal rem berulang-ulang dan
merasakan adanya beban yang menahan tekanan
yang diberikan dari pedal rem, melepaskan
injakan sesaat pedal rem diinjak penuh dan
memperhatikan pedal rem yang kembali pada
posisi awal (bebas)
Pipa dan selang fleksibel Menginjak pedal rem secara penuh dan ditahan
kemudian memeriksa pipa-pipa saluran minyak
rem dari master silinder rem menuju ke rem
depan (rem cakram) dan rem belakang (rem
tromol), memutar roda kemudi untuk
membelokkan roda depan ke kanan maupun ke
kiri dan memperhatikan selang fleksibel.
Rem cakram Mengangkat body/frame mobil bagian depan
dengan dongkrak, kemudian memutar-mutar ban
dengan tangan dan memeriksa gesekan antara
pad rem dengan piringan (disc), menurunkan
body/frame,menjalankan mobil dengan laju
commit to user
kecepatan berkala dari rendah, sedang, tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
Boster rem
Rangka
Pen penghubung
operating rod
Pedal rem
Chasing
Operating rod
Ø 200 mm
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
Bocor
Reservoir tank
commit
Gambar to usersilinder rem
3.7. Master
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
Seal
Piston
tinggal lapisan besinya. Kondisi dari piringan dapat dilihat pada gambar
berikut
Tipis
Aus
Aus
Aus
commit to user
Gambar 3.14. Kondisi pad rem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
Berlubang
Aus
Aus
Sobek
patah
Silinder
Nepel angin
rem tangan/rem parkir yaitu kabel rem bagian tengah (seperti pada gambar
3.21) sudah rusak atau tidak dapat ditarik (macet) dan kabel penghubung
mekanisme rem tangan/rem parkir ke masing-masing roda belakang tidak ada
(seperti pada gambar 3.22 dan gambar 3.23).
commit torem
Gambar 3.22. Mekanisme usertangan/rem parkir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
PERBAIKAN SISTEM REM CHEVROLET LUV
sepatu rem berhubungan dengan silinder roda yang mempunyai dua buah
piston yang bergerak berlawanan arah.
4
1
3 5
- Kuas
- Tang snap ring
Sementara untuk alat-alat penunjang (alat bantu) untuk melakukan perbaikan
maupun perawatan meliputi :
- Kunci roda 19 mm - Jangka sorong
- Dongkrak hidrolik
- Jack stand
Perlengkapan lain yang digunakan untuk melakukan perbaikan maupun perawatan
pada komponen sistem rem antara lain :
- Amplas halus dan amplas kasar
- Majun
4.2.2. Perbaikan Komponen Sistem Rem
a. Pedal rem
Perbaikan atau perawatan pada pedal rem dilakukan tanpa melepas pedal
rem pada dudukannya, berikut ini langkah-langkah perbaikan maupun
perawatan pada pedal rem :
- Melepas pen penghubung operating rod dengan menggunakan kunci
pas 12 mm seperti pada gambar berikut :
Saklar lampu
Master silinder rem
rem
Pedal rem
Operating rod
3
2
- Memeriksa kondisi seal piston dan pegas piston. Karena kondisi seal
dan pegas piston masih bagus, seal dan pegas piston tidak diganti.
Seperti pada gambar berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70
commit
Gambar 4.21. to usersetelah dipasang
Ban depan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
f. Rem tromol
Langkah-langkah yang dilakukan untuk perbaikan dan perawatan rem
tromol adalah :
- Mengendorkan mur roda belakang.
- Mendongkrak roda belakang, kemudian memasang jack stand untuk
menyangga chasis mobil. Seperti pada gambar berikut :
Amplas
halus
Kabel rem
tangan/rem
parkir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76
Kabel kawat
commit
Gambar 4.35. to user
Menambahkan minyak rem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78
a = 200 mm
b = 100 mm
c = 110 mm
d = 260 mm
b. Hasil pengukuran manual dari silinder roda pada rangkaian rem tromol
Chevrolet Luv ’82 nomer polisi AD 1802 AB adalah:
Tabel 4.1.
Hasil pengukuran diameter master silinder dan silinder roda Chevrolet
Luv ’82 nomer polisi AD 1802 AB
No. Bagian yang diukur Hasil pengukuran
c. Hasil pengukuran pada pedal rem Chevrolet Luv ’82 nomer polisi AD
1802 AB adalah :
A = 34 cm
B = 7 cm
FK = 10 kgf x 4,85
= 48,5 kgf
0
Pe = (kg/cm²)
",Hm= ²
0
= (kg/cm²)
",Hm= ²
m,=
= (kg/cm²)
",Hm=
m,=
= (kg/cm²)
H," =
= 6,864 kg/cm²
Keterangan :
d = dm (diameter dalam master silinder)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil perbaikan sistem rem dan analisa gaya yang
terdapat pada rem tromol mobil Chevrolet Luv ’82 nomer polisi AD 1802 AB
adalah sebagai berikut :
a. Meningkatnya kinerja dari sistem rem secara keseluruhan.
b. Berfungsinya seluruh komponen sistem rem yang sebelumnya tidak
berfungsi, contohnya mekanisme rem tangan/rem parkir.
c. Hasil dari analisa gaya yang terdapat pada rem tromol, sebagai berikut :
- Besarnya gaya pada pedal rem atau pebandingan gaya pada pedal rem
adalah 4,85
- Besarnya gaya yang dihasilkan dari pedal rem adalah 48,5 kgf
- Tekanan hidrolik yang dihasilkan dari tekanan yang diberikan oleh pedal
rem adalah 6,864 kg/cm²
- Besarnya gaya yang menekan sepatu rem/pad rem adalah 3,676 kgf
- Besarnya gaya gesek pengereman adalah 10,1028 kgf
d. Besarnya gaya gesek pengereman menunjukkan bahwa sistem rem Chevrolet
Luv ’82 nomer polisi AD 1802 AB berfungsi dengan baik.
5.2. Saran
Setelah melaksanakan perbaikan sistem rem pada mobil Chevrolet
Luv ’82 nomer polisi AD 1802 AB, penulis ingin menyampaikan beberapa
saran sebagai berikut :
a. Untuk adik-adik mahasiswa yang nantinya menggunakan mobil Chevrolet
Luv ini untuk praktikum ataupun kegiatan lainya diharapkan agar selalu
menjaga dan merawat kinerja dari masing-masing sistem khususnya
sistem rem yang ada agar nantinya mobil ini dapat selalu digunakan.
b. Perlu adanya peralatan kerja yang memadai untuk melakukan perbaikan
suatu sistem agar hasil perbaikan yang dilakukan baik, maksimal, dan
tepat waktu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id
commit to user