Jenjang strata 1 jurusan Teknik Mesin Fakultas Sains Dan Teknologi Al-Kamal
Disusun oleh :
JAKARTA
2022
LEMBAR PERNYATAAN
Disusun Oleh :
Menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini sejauh yang saya ketahui bukan
tiruan atau duplikasi dari orang lain, terkecuali dari data – data yang bersumber
dari literatur – literatur yang telah dicantumkan sebagai referensi pada daftar
pustaka.
Apabila terbukti Tugas Akhir ini bukanlah hasil karya sendiri, saya
bertanggung jawab dan sanggup menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun Oleh:
Tugas Akhir ini telah disetujui oleh Pembimbing Tugas Akhir untuk digunakan
Menyetujui
Mengetahui
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Telah dipertahankan di depan Dosen Penguji Tugas Akhir Institut Sains Dan
memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Teknik Mesin
Menyetujui
ABSTRAK
Teknologi tepat guna saat ini menuntut kita untuk berperan aktif, dalam
kreatifitas dan kemampuan berinovasi guna menghasilkan suatu produk yang
berkualitas. Oleh karena itu, banyak pihak yang berlomba-lomba untuk membuat
atau mengembangkan teknologi yang memiliki manfaat dan lebih
ekonomis.Banyak peralatan-peralatan baru yang dibuat. Hal ini dimaksudkan
untuk membantu dan mempermudah kita dalam proses bekerja.
Abon adalah produk olahan daging yang sangat mudah ditemukan
dipasaran, rasanya khas perpaduan antara manis dan gurih. Abon sering dijadikan
campuran lauk, pelengkap nasi goreng, pelengkap nasi gurih, dan nasi kuning,
serta pengisi kue-kue tradisional seperti lemper. Belakangan seiring
perkembangan zaman, semakin banyak makanan produk olahan modern (eropa)
yang menggunakan abon sebagai pelengkapnya, contoh paling mudah ditemui
adalah donat. Hal ini berarti bahwa abon telah menjadi salah satu produk yang
mempertemukan unsur-unsur tradisional dengan unsur-unsur modern dalam dunia
kuliner.
Saat ini pengadukan abon ikan yang dilakukan oleh industri rumahan di
didaerah tasikmalaya masih dilakukan secara manual ditambah saat ini terjadi
pandemi covid 19 yang terjadi diindonesia. penggunaan secara manual tidak
umum dilakukan karena rawan akan tertularnya virus covid 19. Selain itu
penggunaan penggoreng abon secara manual membutuhkan waktu yang relative
lebih lama 5-6 jam untuk penggoreng abon kapasitas 10 kg dan juga hasilnya
kurang merata. Oleh karena itu penulis ingin membuat suatu inovasi dimana hasil
pengadukan abon ikan menggunakan mesin yang berguna untuk memudahkan
ABSTRACT
Currently, the mixing of shredded fish carried out by home industries in the
Tasikmalaya area is still done manually, plus there is currently a COVID-19
pandemic occurring in Indonesia. manual use is not commonly done because it is
prone to contracting the covid 19 virus. In addition, the use of a manual shredded
fryer requires a relatively longer time of 5-6 hours for a 10 kg capacity shredded
fryer and the results are also uneven. Therefore, the author wants to make an
innovation where the results of stirring fish use a machine that is useful for
making it easier for humans in the production process and lower transmission of
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada ALLAH SWT atas berkat, rahmat, hidayah dan karunia
nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Program
Srata 1 (S1). Adapun judul tugas akhir ini adalah : “Perancangan Mesin
Penggoreng Abon Ikan Lele Dengan Sistem Penggerak Motor Listrik
Dengan Kapasitas 14 kg/jam.”
1. Rahmat Wijaya ST.,MT kepala program studi Teknik Mesin dan Dosen
Pembimbing.
2. Seluruh staff dan pengajar Program Studi Teknik Mesin.
3. Keluarga penulis yang tercinta yang telah banyak memberikan dorongan
serta bantuan materi maupun moril kepada penulis.
4. Teman – teman penulis yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
Jakarta, 10 Maret
2022
Penulis
LEMBAR PERNYATAAN......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
ABSTRACT.............................................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xii
DAFTAR NOTASI...............................................................................................xiii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................4
1.4 Manfaat....................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................7
2.3.1 Rangka......................................................................................................11
2.7 Poros............................................................................................................23
2.15 Timer.........................................................................................................41
BAB III..................................................................................................................42
METODE PENELITIAN.......................................................................................42
BAB IV..................................................................................................................68
BAB V...................................................................................................................85
5.1 Kesimpulan............................................................................................85
5.2 Saran......................................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................87
LAMPIRAN...........................................................................................................89
T = Torsi (N.mm)
P = Daya (Watt)
F = Gaya (kg)
Sf2 = Faktor Keamanan Yang Diambil Harga Sebesar 1 – 1,5 bila beban
dikenakan perlahan-lahan.
PENDAHULUAN
2. Menghitung daya motor yang dibutuhkan untuk merancang abon ikan lele.
1.3 Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan Tugas Akhir ini
adalah sebagai berikut :
Tujuan Umum
1. Sebagai salah satu kewajiban dan syarat kelulusan untuk meraih gelar
sarjana teknik pada Program Studi Teknik Jurusan Teknik Mesin Institut
Saint dan Teknologi Al Kamal.
2. Untuk mengaplikasikan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh
di bangku kuliah dengan masalah yang ditemui dilapangan.
3. Untuk membiasakan diri atau melatih diri dalam memecahkan masalah yang
ditemukan di lapangan.
4. Mengenalkan produk pengolahan ikan lele supaya dikenal oleh masyarakat
indonesia maupun wisatawan mancanegara.
5. Meningkatkan pendapatan dari sektor petani ikan lele sehingga
kesejahteraan petani ikan dapat tercapai.
6. Untuk merencanakan alat penggorengan abon ikan lele yang memiliki daya
guna tinggi.
1.4 Manfaat
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan menguraikan tentang dasar teori yang berkaitan dengan laporan
tugas akhir,cara pandang, paradigma serta tinjauan pustaka yang digunakan agar
tidak melenceng dari tema laporan tugas akhir.
Pada bab ini membahas tentang metodologi penelitian yang akan dibuat dalam
tugas akhir,komponen serta hitungan yang digunakan dalam perancangan alat
penggoreng abon lele.
Pada bab ini berisi hasil dan pembahasan sistem yang di buat, menguraikan
tentang perhitungan dan cara kerja alat mesin penggoreng abon lele.
Berisi tentang kesimpulan dan saran terhadap laporan tugas akhir ini.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Oleh karena itu penulis ingin membuat suatu inovasi dimana hasil
pengadukan abon ikan menggunakan mesin yang berguna untuk memudahkan
manusia dalam proses produksi serta lebih rendah tertularnya virus covid 19.
sistem kerja dari mesin penggoreng abon ini adalah daging dari hasil suiran yang
sudah dikukus dan dicampur dengan bumbu abon ikan lele dimasukkan ke dalam
bak penggorengan didalam minyak goreng yang telah panas. Kemudian mesin
dihidupkan maka motor listrik akan menggerakkan puli pada motor, kemudian
dari puli motor ditransmisikan ke puli poros penggoreng sehingga poros
penggoreng akan ikut berputar kemudian terjadi proses penggorengan.pada saat
menggoreng abon kita atur waktu pada proses penggorengan dengan alat sensor
mesin penggoreng agar dapat mengetahui waktu penggorengan yang dibutuhkan
agar abon matang dengan sempurna. Ketika abon sudah mulai berwarna
kecoklatan lalu mesin penggoreng abon dimatikan. Setelah nya abon yang sudah
matang kemudian di masukkan kedalam wadah untuk diproses lebih lanjut ke
mesin peniris minyak. Hasil produksi yang diharapkan mampu menghasilkan
Unit yang dirancang ini merupakan inovasi dari alat yang sudah ada dengan
tingkat effisiensi nya yaitu sebesar 90% dimana dengan daya motor sebesar 0.5
HP didesain agar memudahkan UMKM dalam memproduksi abon dengan baik.
2.3.1 Rangka
Di lihat dari segi struktur dan bentuk rangka memiliki kegunaanya itu untuk
menopang mesin, transmisi, suspense dan sistem kelistrikan serta komponen-
komponen lain yang ada pada suatu mesin. Rangka memiliki syarat yaitu harus
kuat, kaku, ringan, sesuai dengan geometri yang diinginkan oleh suatu sistem dan
juga harus mampu menjaga roda agar tetap sejajar lurus.
M = L x T x P x 0,01512[20] .........................................................................
(2.1)
Keterangan:
2.3.2 Wajan
Wajan adalah peralatan dapur yang serbaguna. Tidak hanya untuk
menggoreng, wajan penggorengan juga dapat digunakan untuk berbagai fungsi,
mulai dari menumis, memanggang, hingga memasak makanan berkuah.Wajan
yang di pakai untuk mesin penggoreng abon ikan lele adalah wajan dengan
material stainless stell. Rumus menghitung kapasitas wajan adalah sebagai berikut
:
Gambar 2. 3 Wajan
(Sumber : data pribadi)
1. Volume Wajan :
- Untuk mengetahui Massa jenis abon ikan (ρ) diperlukan pengujian dengan
- Kemudian di ukur radius gelas dan tinggi adonan yang berada didalam
gelas.
Va = ᴨ r² t[7] .........................................................................................................
(2.3)
ρ = m/Va[7] ..........................................................................................................
(2.4)
Dari massa jenis ini bisa mencari massa total adonan abon ikan yang dapat di
tampung oleh wajan :
m = ρ . v[7] ..........................................................................................................
(2.5)
Keterangan:
π = Phi
t = Tinggi (cm3)
r = jari-jari (cm)
Ts = F . r[7] ..........................................................................................................
(2.6)
Keterangan :
F = Gaya (N)
r = Jari-jari (mm)
2. π .n 3 [7]
ω= ...................................................................................................(2.7)
60
Keterangan :
r = Jari-jari (mm)
Ps = T . ω[7] .........................................................................................................
(2.8)
Keterangan :
T = Torsi ( kg.mm)
Sedangkan daya yang direncanakan (P) dengan faktor koreksi daya rata-rata yang
Pd = Ps . fc [7].........................................................................................................(2.9)
Keterangan :
Motor Listrik Arus Searah DC Motor listrik arus searah adalah jenis motor
listrik yang beroperasi dengan sumber tegangan arus listrik searah (DC, Direct
Current). Motor listrik arus searah DC ini dapat dibedakan lagi berdasarkan
sumber dayanya sebagai berikut. [19]
Adalah jenis motor DC yang sumber arus medan disupply dari sumber terpisah,
sehingga motor listrik DC ini disebut motor DC sumber daya terpisah (separately
excited). [19]
Adalah jenis motor DC yang sumber arus medan disupply dari sumberyang sama
dengan kumparan motor listrik, sehingga motor listrik DC ini disebut motor DC
sumber dayasendiri (self excited). Motor DC sumber daya sendiri / self exited ini
dibedakan lagi menjadi 3 jenis berdasarkan konfigurasi supply medan dengan
kumparan motornya sebagai berikut. [19]
Untuk memutar poros diperlukan daya motor yang sesuai supaya dapat
berputar dengan baik dan sesuai rancangan yang diinginkan. Daya merupakan laju
energi yang dihantarkan selama melakukan usaha dalam periode waktu tertentu.
Satuan SI (satuan internasional) untuk daya yaitu joule/sekon (J/s) = watt (W).
Satuan watt dipakai untuk penghormatan kepada seorang ilmuan penemu mesin
uap yang bernama James Watt. Satuan daya lainnya yang sering dipakai yaitu
daya kuda atau horse power (hp), 1 hp = 746 watt. Daya adalah besaran skalar,
karena daya hanya mempunyai nilai, tidak memiliki arah. [7]
T = F . r[7] .........................................................................................................
(2.10)
Keterangan:
F = Gaya (N)
r = Jari-jari (mm)
Setelah mengetahui besarnya torsi yang dihasilkan gaya potong, selanjutnya bisa
dihitung daya mesin. Daya mesin (P) dihitung dengan:
Pd
T = [7]
..........................................................................................................
ω
(2.11)
2. π .n
ω= ....................................................................................................(2.12)
[7]
60
P d = P x fc [7]
.......................................................................................................
(2.13)
Keterangan:
T = Torsi (N.m)
v2
F = m [7]
.......................................................................................................
r
(2.14)
Keterangan:
r = Jari-jari (mm)
m = Massa (kg)
120. F
ns = [7]
.................................................................................................(2.15)
P
Keterangan:
P = Jumlah kutub
ns . n
% Slip = ................................................................................................
[7]
ns
(2.16)
Keterangan:
P out
ɳ= x 100%[7]..........................................................................................(2.17)
P¿
Keterangan:
ɳ = Effisiensi (%)
Pout = Daya keluaran (Watt)
P¿ = Daya masukan (Watt)
P
KWH= x t ............................................................................................
[7]
1000
(2.18)
Keterangan:
P = Daya (Watt)
t = Waktu (jam)
2.7 Poros
Poros dapat menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau
beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan
lainnya. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti puli sabuk mesin, piringan
kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros
dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contoh
1. Poros Transmisi
Poros macam ini meneruskan beban murni atau puntir dan lentur. Daya
yang ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, pulisabuk
atau sproket, rantai dll.
2. Poros Spindle
3. Poros Gandar
Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta
barang. Poros gandar ini tidak menerima beban puntir, hanya mendapat
beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh penggerak mula dimana akan
mengalami beban puntir juga [7].
Kekuatan poros
Sebuah poros dapat mengalami beban puntir atau beban lentur atau
gabungan antara beban puntir dan lentur. Juga ada poros yang
Kekakuan poros
Meskipun mempunyai kekuatan yang cukup tinggi, tetapi jika lenturan
atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan getaran dan
suara. Sehingga kekakuan poros juga harus diperhatikan sesuai dengan
jenis mesin yang direncanakan.
Putaran kritis
Jika putaran mesin dinaikkan atau diturunkan, maka pada suatu harga
putaran tertentu maka akan terjadi getran yang luar biasa besarnya. Putaran
itulah yang disebut putaran kritis. Jika mungkin poros harus direncanakan
sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran
kritisnya.
Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk propeller dan pompa bila
terjadi kontak dengan media yang korosif. Demikian pula untuk poros
terancam kavitasi dan poros mesin yang sering berhenti lama.
Bahan poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang dingin
dan difinishing. Untuk poros yang bekerja pada putaran tinggi dengan
beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit
yang sangat tahan terhadap semua keausan [6].
Pd = fc . P (kW) [7]
..............................................................................................
(2.19)
T 2n
1000 60
Pd = 102 (HP) [7] ..............................................................................(2.20)
maka:
Pd
T = 9,74 x 105 n (kg.mm) [7]
...........................................................................
(2.21)
T
ds 3 5,1T
16 2
= = ds (kg/mm2) [7] .....................................................................(2.22)
Tegangan geser maksimum (maks) yang terjadi harus lebih kecil dari tegangan
geser yang diijinkan (τa). Persamaan yang dipakai adalah sebagai berikut:
5,1 2 2
3 ( Km.M ) ( Kt.T )
ds
τmax = (kg/mm2) ................................................
[7]
(2.23)
Besarnya Km untuk beban dengan tumbukan ringan adalah 1,5 – 2,0 [6], sedangkan
besarnya Kt adalah 1,0 – 1,5 C.
a dihitung berdasar batas kelelahan puntir yang besarnya 45% dari kekuatan
tarik. Besar harga Sf1 adalah 6,0 dan besarnya harga Sf2 adalah 1,3 -3,0.
5,1 2
a ( Km.M Kt.T )
ds (mm) [7] .............................................................(2.26)
Keterangan :
T .l
θ = 584 4 (o) [7]
...........................................................................................
G. d s
(2.27)
Keterangan :
Θ = Defleksi puntiran (o)
Selain itu juga harus ditetukan kekuatan tarik (σt) dari bahan pasak, sehingga
tegangan geser ijin ¿(a ) dapat dihitung dengan :
σB
a = (Kg/mm2) [7] ................................................................................(2.28)
Sf 1 . Sf 2
Keterangan :
σ aa = Tegangan Geser yang Diijinkan (Kg/mm2)
Puli (pulley) adalah suatu elemen mesin yang digunakan untuk mentransmisikan
atau memindahkan daya dengan perantara sabuk (belt), yang terbuat dari bahan
besi cor atau baja cor. Pada puli dengan diameter 200 mm tidak mempunyai
lengan. Ketebalan piringan sama dengan lebar rim.
Keterangan :
Diameter Puli
60. V
D= (mm)[7] ...............................................................................................
π .n
(2.31)
Keterangan :
d
T= +3 (mm)[7] ..........................................................................................(2.32)
200
Beban tangensial tiap lengan pada puli dapat ihitung dengan menggunakan
rumusan:
Keterangan :
T = torsi (kg.mm)
X = jumlah lengan
Sabuk jenis ini biasanya dipasang pada pully silinder dan meneruskan momen
antara dua poros. Sabuk ini umumnya tidak menimbulkan suara (tidak berisik),
efisien pada putaran tinggi, dan dapat mentransmisikan daya besar dengan
Sabuk jenis ini biasanya dipasang secara berpasangan dengan jenis pulley,
untuk meneruskan putaran secara tepat. Sabuk jenis ini memiliki
kecenderungan selip yang kecil, daya yang ditransmisikan konstan dan dengan
adanya gigi memungkinkan untuk mendapatkan putaran rendah atau tinggi.
c. Sabuk-V (V-Belt)
Sabuk ini biasanya dipasang dengan cara membelitkannya dikeliling alur puli
berbentuk V dan meneruskan putaran dua poros. Sabuk jenis ini biasanya
1. Tegangan Sabuk.
2. Kecepatan Pulley.
.....................................................................................(2.34)
Keterangan :
π 1 π 1
L=2 C+ ( D p + d p ) + ( D p−d p )
L= 2 4C 2C + 2 (dp + Dp) + 4C (Dp dp)2 (mm)[7]
................................................(2.35)
Keterangan :
θ = 1800 57
( D p −d p)
C
(mm)θ=π − [ D p−d p
C ] [6]
.........................................................................(2.36)
Keterangan :
Pd
N = (buah)[7] ...........................................................................................
Po . Kθ
(2.37)
Dimana :
Gearbox yang tidak sesuai, memberikan kesulitan pada motor listrik untuk
memutar mesin yang memerlukan daya sangat besar. Jika dibiarkan terus-menerus
dengan kondisi seperti itu maka dapat mempercepat usia motor listrik atau bahkan
akan merusak motor listrik tersebut. Perancangan mesin penggoreng abon ikan
lele ini membutuhkan sebuah gearbox untuk memperlambat putaran yang
dihasilkan oleh motor listrik supaya memberikan hasil yang maksimal pada alat
ini.
n2 .1
n3 = [7]....................................................................................................(2.38)
10
Keterangan :
3. Beban geser
Pada baut sering terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh beban, seperti:
Baut mur menjadi kendor atau lepas karena getaran. Untuk mengatasi hal ini perlu
dipakai penjamin.
1. Standard:
2. Komposisi:
3. Sifat Bahan:
N/mm²
Ada beberapa sifat fisik dalam stainless steel, yang menjadi keunggulan, yaitu:
3. Walau stainless steel baja yang keras dan kuat, tetapi dengan mudah di
adanya finishing.
Berikut ini merupakan seri stainless steel yang umumnya dipakai untuk makanan :
SS 304
Stainless steel yang masuk dalam kategori food grade merupakan stainless steel
dengan komposisi 18/8 atau 18/10. Arti kode ini menunjukkan komposisi kandugan
kromium dan nikel. Kandungan kromium berfungsi untuk mengikat oksigen di
permukaan SS dan melindungi bahan dari proses oksidasi yang dapat menimbulkan
karat. Sementara nikel membuat SS memiliki sifat yang lebih tahan karat lagi.
Semakin besar kandungan nikel semakin besar pula kemampuan bahan untuk
mencegah korosi. Selain itu, kandungan nikel membuat SS lebih kokoh. Dan, kabar
baiknya, ini ada di tipe 304.Seri 304 memiliki komposisi 18/8, yang artinya:
kandungan kromium sebesar 18% sedangkan kandungan nikel sebesar 8%.
Komposisi ini membuat andungan nikel membuat SS lebih kokoh dan bercaya seri
304 lebih tahan terhadap korosi dan aman bersentuhan langsung dengan
makanan/minuman. SS 304 banyak digunakan untuk industri kuliner, hotel, rumah
sakit, atau tempat makan khusus bayi.
SS 304L
SS 304H
H dalam 304H mengacu pada suhu tinggi, dan kandungan karbon tinggi adalah
jaminan kekuatan suhu tinggi. GB150 mensyaratkan bahwa ketika baja austenitic
digunakan di atas 525.kandungan karbon tidak boleh kurang dari 0,04%. Karbida
adalah fase penguatan, terutama kekuatan suhu tinggi lebih baik daripada austenit
murni.
2.15 Timer
Timer digunakan untuk mengukur interval waktu tertentu. Tetapi dalam
istilah teknik listrik timer juga sering disebut sebagai penghitung. Timer adalah
METODE PENELITIAN
Mulai
Tinjauan Pustaka
Menentukan Kapasitas
Memilih Material
Perhitungan Daya
Motor, Pulley, V-belt,
Gear box, pengaduk
abon.
Ya
Selesai
1. Interview/wawancara
Untuk mendapatkan data ini maka di perlukan narasumber yang dapat menjawab
pertanyaan mengenai judul tugas akhir yang di ambil dan sumber informasi yang
di dapatkan dapat di pertanggung jawabkan.
2. Data primer
Data ini merupakan data yang berasal dari sumber buku dan internet dimana
memuat rumus dan hasil perhitungan terkait perancangan mesin penggoreng abon
ikan lele.
Need or Aim
Synthesis
( Mechanism)
Modification
Analysis of Force
Detail Drawing
Design of Element
(Size and Stress)
Production
1. Pernyataan
Dibutuhkan mesin penggoreng abon ikan untuk UMKM dengan yang
terjangkau dan effisien dan menghasilkan produksi yang baik.
2. Spesifikasi Mesin
Tenaga penggerak tidak lagi menggunakan tenaga manusia sebagai sumber
tenaga penggerak utamanya, melainkan dengan menggunakan tenaga
3. Standar Penampilan
Konstruksi mesin penggoreng abon ikan ini telah disesuaikan dengan
kenyamanan dan keamanan dalam pengoperasian alat. Dengan ukuran
mesin yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat, menjadikan mesin ini
mudah untuk dipindahkan oleh 2 (dua) orang tenaga manusia saja.
1. Pertimbangan Geometri
Pertimbangan geometri meliputi mesin memiliki diameter dan tinggi.
2. Pertimbangan Energi
Pertimbangan energi lebih pada menggunakan tenaga motor listrik sebagai
penggerak utama dari mesin ini.
3. Pertimbangan Teknis
Pertimbangan teknis dalam hal ini lebih dititik beratkan pada:
a. Rangka menggunakan lembaran Stainless Steel agar tidak menimbulkan
karat yang dilengkapi dengan besi holo untuk memudahkan perangkaian
dan pembentukan konstruksi mesin.
b. Puli menggunakan bahan alumunium karena memiliki berat yang lebih
ringan dari baja, dan relatif murah.
c. Komponen penggerak yang terdiri dari motor penggerak listrik untuk
menggerakan puli.
d. Tabung penyaringan menggunakan bahan stainless steel berlubang.
e. Pemilihan Poros yang kokoh dan disesauikan dengan kapasitas kerja
mesin
6 Frekuensi Motor 50 Hz
12 Diameter Poros 25 mm
16 Pulley 1 Diameter 50 mm
LANJUTAN
19 Kecepatan sabuk m
0 , 3662
detik
20 Panjang sabuk 38 cm
Lebar 1 m
Tinggi 0,8 m
1. Rangka = 12 pcs
Dimensi = 40 x 40 x 800 mm
Material = Besi Siku profil
Alasan = Material harus kokoh untuk mesin penggoreng abon
3. Motor Listrik = 1 Pc
Dimensi = 270 x 130 x 156 mm
Spesifikasi = 1400 rpm,220 volt,0.5 HP
Alasan = berdasarkan spesifikasi yang ada dipasaran
4. Pulley = 1 Pc
Diameter = 50mm dan 100mm
Spesifikasi = alumunium
Alasan = Material harus mampu mereduksi tekanan
5. V-belt = 1 Pc
Type = A-29
Spesifikasi = karet khusus yang dicampur dari serat nilon
Alasan = berdasarkan spesifikasi yang ada dipasaran
6. Gear box = 1 Pc
reduksi = 1 : 10
Alasan = berdasarkan spesifikasi yang ada dipasaran
8. Wajan = 1 Pc
Diameter = 600 mm
Spesifikasi = stainless steel 304
Alasan = Material harus higienis dan food grade
Selain itu proses pemesinan juga dibagi menjadi dua tipe berdasarkan gerakan
pahatnya, yaitu :
Dalam proses pemesinan apabila kita ingin melakukan suatu pekerjaan, maka
perlu kita ketahui terlebih dahulu dengan mesin apa yang seharusnya kita gunakan
sehingga produk yang kita buat sesuai dengan yang kita inginkan. Beberapa jenis
proses pemesinan mungkin dapat dilakukan pada satu mesin perkakas. Misalnya,
mesin bubut tidak hanya selalu digunakan untuk membubut saja melainkan dapat
juga digunakan untuk menggurdi, memotong dan melebarkan lubang (boring)
dengan cara mengganti pahat dengan yang sesuai. Berikut beberapa jenis mesin
perkakas yang sering digunakan :
3 Sekrap (Shaping, Planing) Mesin Sekrap (shaping machine) & Mesin Sekrap
Meja (planning machine)
11 Asah Super Halus (super finishing) Mesin Asah Kaca/Mesin Asah Super Halus
(super/mirror finishing)
Mesin bubut adalah suatu jenis mesin perkakas yang proses kerjanya bergerak
memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat sebagai alat untuk
menyayat benda kerja tersebut. Bubut sendiri adalah suatu proses pemakanan
benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja
kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan
sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar pada benda kerja disebut gerak
potong relatif dan gerakkan translasi pada pahat disebut gerak umpan.
Prinsip kerja mesin bubut yaitu poros spindel akan memutar benda kerja melalui
piringan pembawa, sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda
gigi penghubung, putaran akan diteruskan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem
berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan
yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan berbentuk
ulir, dan sayatan itu termakan akan terbuang menjadi geram sehingga benda kerja
menjadi bentuk yang diinginkan. Proses bubut (turning) juga merupakan proses
produksi yang melibatkan bermacam-macam mesin yang pada prinsip dan
fungsinya adalah pengurangan diameter pada benda kerja.
proses bubut.
Mesin frais ditemukan oleh Eli Whitney pada tahun 1818. Prinsip kerja mesin ini
sama dengan mesin bubut sederhana temuan Hendry Maudslay, hanya saja pada
mesin ini benda kerja tidak berputar, tetapi diikat kuat pada meja landasan (bed)
mesin [12]. Mesin frais adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak
proses pemesinan dari segala mesin perkakas. Permukaan yang datar maupun
berlekuk dapat dimesin dengan penyelesaian dan ketelitian yang baik. Mesin frais
dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus, tetapi proses ini
membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin mata mesin frais
agar tidak cepat aus. Mesin frais merupakan suatu mesin yang digunakan untuk
mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau
frais (cutter) sebagai pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin.
Prinsip kerja dari proses mesin frais adalah pemotongan benda kerja dengan
menggunakan pahat bermata majemuk yang menghasilkan sejumlah geram.
Benda kerja diletakkan di meja kerja kemudian, dipasang pahat potong dan disetel
kedalaman potongnya. Setelah itu, benda kerja didekatkan ke pahat potong
Penyokong arbor.
Meja mesin tempat untuk memasang benda kerja dan perlengkapan mesin.
Engkol meja.
Proses gurdi merupakan proses pembuatan lubang pada sebuah objek atau benda
kerja dengan menekankan sebuah gurdi yang berputar kepada benda kerja
tersebut. Proses pembuatan lubang ini tidak hanya dapat dilakukan pada proses
gurdi melainkan dapat juga dilakukan dengan proses lain seperti mempons,
pengelasan, meluaskan lubang dan lain-lain. Pahat gurdi memiliki dua mata
potong dan melakukan gerak potong berupa putaran poros utama mesin gurdi.
Putaran tersebut dapat dipilih dari beberapa tingkatan putaran yang terdapat pada
mesin gurdi atau ditetapkan sekehendak bila sistim transmisi putaran mesin gurdi
merupakan sistim berkesinambungan (stepless spindle drive).
pengeboran.
Spindle head, rumah dari konstruksi spindle yang digerakkan oleh motor.
Berdasarkan definisi dari duetche Industri Norman (DIN) las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam atau paduan yang dilaksanakan dalam keadaan
lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las
adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan
energi panas.
4. Pengelasan cair
mencair dengan menggunakan sumber panas dari busur listrik atau semburan
5. Pengelasan tekan
6. Pematrian
1. Penyambungan permanen
Penyambungan permanen adalah penyambungan yang tidak dapat
dipisahkan lagi, apabila dipisahkan akan merusak komponennya.
Contohnya adalah penyambungan pada pengelasan, solder dan paku
keling.
2. Penyambungan sementara
Penyambungan sementara adalah penyambungan yang sifatnya dapat
dipisahkan kembali tanpa merusak komponen. Contohnya adalah
penyambungan dengan menggunakan baut.
Baut adalah alat pengikat yang sangat penting yang digunakan sebagai
penyambung konstruksi. Baut dipasang pada suatu lubang yang menembus masuk
kebagian konstruksi yang disambung. Untuk mencegah kecelakaan dan kerusakan
pada mesin, maka pemilihan baut sebagai pengikat harus dilakukan dengan
seksama agar mendapatkan ukuran yang sesuai.
Untuk menentukan ukuran baut berbagai faktor harus diperhatikan seperti sifat
gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan bahan, ketelitian dan lain-lain.
Baut itu sendiri biasanya digunakan untuk :
pembuangan oli.
atau keausan.
6. Sebagai pemindah gaya memanjang yang besar dari gaya yang kecil (press
ulir).
putaran besar.
2. Butt Joint
Ada tiga macam perancangan yaitu : (1) asli yaitu merupakan desain
penemuan yang benar-benar didasarkan pada penemuan belum pernah ada
sebelumnya, (2) pengembangan/ modifikasi yaitu merupakan pengembangan
produk yang sudah ada dalam rangka peningkatan efisiensi, efektivitas, atau daya
saing untuk memenuhi tuntutan pasar atau tuntutan zaman, (3) adopsi yaitu
merupakan perancangan yang mengadopsi/ mengambil sebagian sistem atau
seluruhnya dari produk yang sudah ada untuk penggunaan lain dengan kata lain
untuk mewujudkan alat mesin yang memiliki fungsi lain (Epsito and
Thrower.R.J., 1991: 6).
2. Definisi proyek dan kegiatan-kegiatan lain dalam fase ini menghasilkan antara
lain :
c. Perancangan Produk
Fase perancangan produk merupakan pengembangan alternatif dalam bentuk
skema atau skets menjadi produk atau benda teknik yang bentuk, material dan
dimensi elemen-elemennya ditentukan. Fase perancangan produk diakhiri
1. Unit Penyangga
2. Motor Listrik, pulley,v-belt dan gear box
3. Alas Motor listrik dan gear box
4. Wajan
5. Alat Pengaduk
M = 40 x 4 x 8 x 0,01512
M = 1280 x 0,01512
19,36 x 4 = 77,44 kg
Volume Wajan :
V = 2/3.3,14 . (30)3
- Untuk mengetahui Massa jenis abon lele (ρ) diperlukan pengujian dengan
- Kemudian di ukur radius gelas dan tinggi adonan yang berada didalam
gelas.
ρ = 1 kg/ 0,00133 m³
ρ = 751,88 kg/m³
Dari massa jenis ini bisa mencari massa total adonan abon ikan yang dapat di
tampung oleh wajan :
m = 14,165 kg
Jadi adonan abon ikan yang dapat di tampung oleh wajan adalah sebesar 14 kg.
Ts = 14 kg . 265 mm
Ts = 3710 kg.mm
Ts = 36,38 N.m
2. π .70
ω=
60
ω = 7,32 rad/s
Ps = 271,572 watt
Ps = 0,271 kW
Sedangkan daya yang direncanakan (P) dengan faktor koreksi daya rata-rata yang
Pd = 0,271 kW . 1,2
Pd = 0,3252 kW
Pd = 325,2 Watt
π . alat pengaduk . n1
V=
60 x 1000
V =38,83m/ s
v2
F=m
r
38,83
F = 14
0,265
F = 2051,47 N
ns = 1500 Rpm
% Slip = 6,7 %
325
Ƞ= x 100 %
363
KWH = 78 KWH
Konsumsi listrik mesin penggoreng abon lele perbulan adalah sebesar 78 KWH,
selanjutnya dapat ditentukan biaya listrik yang dikeluarkan untuk mesin
penggoreng abon lele selama sebulan adalah sebagai berikut :
Pulley yang digunakan untuk mentransfer energi gerak untuk poros adalah Pulley
tipe sabuk A dengan spesifikasi :
α = 34o Ko = 8
ɷ = 11,95 e = 15,0
Lo = 9,2 f = 10,0
B=2xf
B = 2 x 10,0
B = 20 mm
Data perhitungan :
i1 = D1/D2
= 50/100
=1:2
1400.50
n2 =
100
n2 = 700 rpm
Dari perhitungan perbandingan reduksi pulley motor (d1) ke pulley input gearbox
(d2) yang kemudian direduksi kembali menggunakan gearbox dengan
perbandingan 1:10 sehingga mengahsilkan putaran (n3) = 70 rpm. Maka untuk
perbandingan pulley poros penggerak dan pulley pengaduk dipilih perbandingan 1
: 2. Sehingga data-data yang diperoleh untuk perancangan pulley adalah :
Ratio = 1 : 10
n3 = 70 rpm
700. 1
n3 =
10
n3 = 70 rpm
v1 = 3,663 m/s
3,14 .100 . 70
v2 =
60000
v2 = 0,3662 m/s
1
L1 = 2 . 380 + 3,14/2 (50 + 100) + (50 + 100)2
4 . 380
L1 = 1.010,3 mm
Dari tabel panjang V-Belt diketahui bahwa ukuran yang paling mendekati dari L =
1.010,3 mm dan berdasarkan daya motor yang dipilih adalah 0, 5 HP serta dengan
putaran pulley motor sebesar 1400 rpm maka V-Belt yang digunakan dari diagram
di bawah adalah type A.
57 ( 100−50 )
θ1=180 o−
380
θ1=180 o−7,5 o
θ1 = 172,5 o
172,5
θ1 = X 3,14
180
θ1=3,009rad
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka poros mesin penggoreng abon lele ini
menggunakan :
σg = 58/ (6 x 2 )
σg = 4,83 kg/mm2
τ = 1,22 kg/mm2
P = 325 Watt
N1 = 1400 rpm
N2 = 700 rpm
0,325 kw
T =9,74 x 105
700 rpm
T =452kg .mm
Bahan Poros :
S35C “ 520
S55C “ 660
Untuk bahan yang bekerja pada beban yang dapat ditentukan dengan bahan SC-45
Sf1 = 6, sedangkan Sf2 diambil 2 sesuai bentuk poros (harga 1,3 – 3).
τa = 3,22 Kg/mm2
{( ) }
1 /3
5,1
ds ≥ x 3 x 2,3 x 452
3,22
ds ≥ (4939,71 )1/3
ds ≥ 17 mm
θ = 0,022o
Besar deformasi yang diperlukan sebesar 0,25 s/d 0,3 derajat[6]. Sedangkan
menurut perhitungan deformasi yang terjadi sebesar θ = 0,022o.
Maka poros dinyatakan aman karena sudut puntir yang terjadi lebih kecil dari
sudut puntir yang diizinkan.
Jadi harga produk untuk mesin penyuir daging ikan lele adalah Rp.
5.484.000,- . Besarnya nilai harga produk tersebut selanjutnya dalam analisis
ekonomi dijadikan sebagai modal tetap. Biaya variabel tiap unit adalah Rp.
700.000,-. Dengan data tersebut maka dapat dihitung BEP (Break Even Point)
agar tidak mengalami kerugian.
Modal tetap
BEP =
Harga produk−Biaya variabel
4.570.000
BEP =
5.484 .000−700.000
BEP = 1 unit
Jadi agar tidak mengalami kerugian maka harus menjual 1 unit mesin
penggoreng ikan lele.
Apabila mesin penggoreng abon ikan lele disewakan maka perhitungan nya
adalah sebagai berikut :
Harga jual
BEP =
Harga Sewa perhari
5.484 .000
BEP =
80.000
5.484 .000
BEP =
80.000(dalam 1 hari selama 8 jam)
Tipe - -
Kapasitas 14 kg 30 kg
Daya Motor / Listrik 325 Watt , 1400 Rpm 570 Watt, 1400 Rpm
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perancangan mesin penggoreng abon ikan lele, maka dapat
disimpulkan:
bahan stainless steel SS 304 dengan lisensi food grade agar makanan
Motor listrik dengan daya 0.5 HP dengan kecepatan putaran 1400 rpm
abon lele juga dapat digunakan untuk mengaduk adonan jenang atau
dodol.
Kapasitas yang di dapat pada wajan mesin penggoreng abon lele yaitu 14
kg.
2. Khurmi, R.S. dan Gupta, J.K. A Text Book of Machine Design. New Delhi :
Eurasia Publishing House, 2005.
4. Putra, Boy Isma. Elemen Mesin Untuk Teknik Industri. Yogyakarta : Graha
Ilmu, 2008.
2014.
Maret 2022.]
12.https://docplayer.info/56800808-Rancang-bangun-mesin-pengaduk-dodol-
dan-jenang.html
13.https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/D11A/2013/D.111.13.0023/
D.111.13.0023-05-BAB-II-20180312105528-Pengaruh-Lama-Waktu-
Penggorengan-Terhadap--Kadar-Protein,-Kadar-Lemak-dan-Uji-Organoleptik-
16.https://www.carailmu.com/2021/07/menghitung-arus-ampere
motor.html[Online] [Dikutip: 1 maret 2022.]
18.https://www.etsworlds.id/2018/05/pengertian-klasifikasi-dan-jenis-
motor.html
19.https://elektronika-dasar.web.id/jenis-jenis-motor-listrik/[Online] [Dikutip:
1 maret 2022.]
20.https://arafuru.com/material/inilah-rumusnya-cara-menghitung-berat-besi-
siku-tanpa-tabel.html [Online] [Dikutip: 1 maret 2022.]
Lampiran 10. Tabel Ukuran Pulley Buku Sularso dan Kiyokatsu Saga