Anda di halaman 1dari 20

SISTEM KONTROL MESIN RIETER RSB-D 45 YANG

BERFUNGSI MENYATUKAN SLIVER DAN MENENTUKAN


KUALITAS SLIVER DI PT. BUDI TEXINDO PRAKARSA
(SPINNING MILL)

LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI

Diajukan untuk memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Praktik Industri dan
Salah Satu Syarat Menempuh Sarjana Strata 1 (S1)

Disusun oleh:
KEVIN
2283180021

JURUSAN PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT. atas segala
limpahan berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan praktik industri ini yang berjudul “Sistem Kontrol Mesin
Rieter RSB-D 45 yang Berfungsi Menyatukan Sliver dan Menentukan
Kualitas Sliver di PT. Budi Texindo Prakasa (Spinning Mill)”.
Praktik Industri sendiri merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan
bagi seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program studi Pendidikan
Vokasional Teknik Elektro dengan tujuan dapat memberi pengetahuan bagi
mahasiswa untuk mengetahui aplikasi ilmu pengetahuan yang sudah diperoleh
selama kuliah dan juga dapat memahami dunia kerja yang terjadi secara nyata di
lapangan.
Laporan ini adalah hasil Praktik kerja yang dilakukan selama satu bulan di
PT. BUDI TEXINDO PRAKARSA (SPINNING MILL). Dalam proses
penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan banyak sekali saran, bantuan, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Allah SWT. yang senantiasa memberikan kesehatan dan karunia-Nya,
sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu.
2. Bpk. Budi Setia D., selaku Personalia PT. Budi Texindo Prakarsa.
3. Mr. Nagaraj, selaku manager PT. Budi Texindo Prakarsa.
4. Bpk. Sutarto, selaku pembimbing industri yang telah memberikan penulis
ilmu serta pengalaman yang bermanfaat.
5. Bpk. Agus Pranowo selaku kepala bagian utility yang telah memberikan saya
ilmu yang bermanfaat.
6. Seluruh staff karyawan PT. Budi Texindo Prakarsa, yang telah banyak
membantu penyusunan laporan dalam melaksanakan Praktik Industri.
7. Bpk. Endi Permata, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Vokasional
Teknik Elektro.
8. Bpk. Ilham Akbar Darmawan, M.Pd., selaku Koordinator Praktik Industri.
9. Bpk. Mustofa Abi Hamid, M.Pd. T, selaku Dosen Pembimbing Praktik
Industri yang telah membimbing dan membantu proses praktik industri dan
penyusunan laporan ini.
10. Kedua orang tua penulis, yang senantiasa mendukung seluruh kegiatan
penyusun dan selalu mendoakan penyusun dalam setiap kegiatan.
11. Seluruh Mahasiswa Pendidikan Vokasional Teknik Elektro Angkatan 2018,
yang selalu membantu penulis dalam segala kegiatan.
12. Keluarga besar mahasiswa Pendidikan Vokasional Teknik Elektro Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun penulis agar kedepannya penulis tidak akan mengulangi kesalahan
yang sama.

Serang, 21 Juli 2020

Kevin
2283180021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5

A. Latar Belakang...........................................................................................5

B. Tujuan Praktik Industri..............................................................................7

C. Manfaat Praktik Industri............................................................................7

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan................................................................8

BAB II PROFIL INDUSTRI...................................................................................8

BAB III KAJIAN PUSTAKA..................................................................................9

A. Sistem Kontrol...........................................................................................9

B. Sensor.......................................................................................................11

C. Valve........................................................................................................12

D. Motor Induksi..........................................................................................12

E. Inverter.....................................................................................................13

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN.........................................................14

BAB V PENUTUP.................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan zaman sudah harus menuntut kita supaya mahir tidak
hanya dalam hal teori tetapi juga praktik. Karena semakin lama zaman akan
semakin canggih dan jika kita tidak mahir mengikuti perkembangan zaman,
kita tidak akan mudah masuk dalam ranah perindustrian yang sudah modern.
Karena industri dengan teknologi yang sudah maju tersebut membutuhkan
tenaga ahli yang berkompeten dan profesional. Oleh karena itu kita harus
selalu mengembangkan pengetahuan tidak hanya dari teori tetapi juga praktik.
Perkembangan ilmu dan teknologi selalu beriringan dengan tingkat peradaban
manusia. Dengan bertambahnya ilmu dan teknologi yang dikuasai maupun
yang diterapkan, diharapkan manusia dapat meningkatkan kesejahteraan
peradaban manusia secara keseluruhan, walaupun dampak-dampak negatif
selalu bermunculan seiring dengan kemajuan teknologi manusia. Dalam
perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi (iptek), manusia selalu
berusaha untuk mencari suatu cara sehingga penerapan dari iptek itu sendiri
memberikan banyak keuntungan dan meringankan beban kerja manusia.
Dunia Industri Indonesia merupakan salah satu yang terus berkembang.
Bentuk utama penerapan teknologi ialah sebagai penggerak kemajuan IPTEK
dalam mempermudah pekerjaan menjadi lebih efisien dan praktis. Sejalan
dengan usaha peningkatan pendidikan teknik, maka Pendidikan Vokasional
Teknik Elektro Universitas Sultan Ageng Tirtayasa mengadakan Praktik
Industri untuk para mahasiswa agar mampu mempelajari dan juga
menggunakan Teknologi khususnya di industri yang membutuhkan tenaga
pengelola ahli dalam bidangnya. Dan juga sebagai perbandingan teori yang
sudah didapatkan di Pendidikan Vokasional Teknik Elektro Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa dengan keadaanya langsung atau nyata di tempat
kerja. Sekarang ini, pabrik di industri banyak yang telah menggunakan sistem
control otomatis, contohnya industri tekstil.
Praktik Industri merupakan salah satu mata kuliah yang wajib pada
jurusan Pendidikan Vokasional Teknik Elektro Untirta. Diharapkan dengan
adanya Praktik Industri ini dapat bermanfaat kepada mahasiswa untuk
menerapkan ilmu yang telah dimiliki dan diperoleh dari perguruan tinggi dan
juga dapat memperoleh pengalaman kerja pada perusahaan atau instansi
tempat kerja. Peran perguruan tinggi sangatlah vital karena mampu berperan
di dunia industri dengan menjadikan perusahaan sebagai partner dalam
penelitian maupun dalam memberi masukan ke mahasiswa dan jurusan.
Sehingga dengan adanya kerja praktik industri akan tercipta kerja sama yang
saling menguntungkan dan kemitraan yang saling mendukung antara
perguruan tinggi dan dunia industri.
PT. Budi Texindo Prakarsa (BTP) adalah salah satu pabrik pemintalan
di Indonesia. Didirikan pada tahun 1995, PT. Budi Texindo terus berkembang
dalam kapasitas produksi dan juga kualitas produk. Dahulu PT. Budi Texindo
hanya memiliki 1 Mill atau 1 ruangan produksi, tetapi karena bertambahnya
modal dan juga masuknya investasi maka PT. Budi Texindo bertambah
mempunyai 2 Mill. PT. Budi Texindo juga membeli alat-alat yang terbaru
agar produksi mereka juga bisa bertambah cepat. Sehingga produksi di PT.
Budi Texindo bisa bertambah cepat dan juga bisa banyak menerima pesanan
dari konsumen.
Dalam memahami ilmu, kita harus menguasai sesuai dengan ilmu yang
ditempuh yaitu untuk penulis sendiri adalah Pendidikan Vokasional Teknik
Elektro. Dari penjelasan diatas, maka penulis mengambil judul “Sistem
Kontrol Mesin Rieter RSB-D 45 yang Berfungsi Untuk Menyatukan Sliver
dan Menentukan Kualitas Sliver di PT. Budi Texindo Prakarsa (Spinning
Mill)”. Yang di mana mesin Rieter RSB-D 45 sendiri berfungsi untuk
menyatukan Sliver dan juga untuk menebal tipiskan Sliver supaya kualitas
Sliver menjadi bagus.
B. Tujuan Praktik Industri
Tujuan dari praktik industri ini adalah :
1. Mengetahui distribusi listrik dari Gardu PLN ke mesin Rieter RSB-D 45
di ruang produksi atau Mill 2.
2. Mengetahui prinsip kerja mesin Rieter RSB-D 45 di ruang produksi atau
Mill 2.
3. Mengetahui sistem kontrol mesin Rieter RSB-D 45 di ruang produksi
atau Mill 2.

C. Manfaat Praktik Industri


1. Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh pengetahuan langsung tentang kondisi perusahaan baik
dari kinerja karyawan, kondisi sarana dan prasarana, serta teknologi
yang digunakan pada perusahaan tersebut.
b. Memperoleh pengalaman langsung bagaimana keadaan di
perusahaan dan meningkatkan keterampilan yang sudah didapatkan
di dalam Perguruan Tinggi.
c. Mengetahui perkembangan ilmu dan teknologi sesuai dengan
tuntutan perkembangan industri.
2. Bagi Lembaga Pendidikan
a. Terjalin hubungan baik antara FKIP-UNTIRTA dengan PT. Budi
Texindo Prakarsa sehingga dapat bekerja sama dalam
ketenagakerjaan dan kerja sama lainnya.
b. Terjalin hubungan umpan balik untuk meningkatkan kualitas
pendidkan agar selalu bisa mengikuti perkembangan industri.
3. Bagi Perusahaan
a. Dapat menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan lembaga
pendidikan terutama FKIP UNTIRTA.
b. Perusahaan semakin dikenal oleh lembaga pendidikan sebagai
pemasok tenaga kerja dan masyarakat sebagai konsumen.

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Praktik industri ini penulis lakukan di PT. Budi Texindo Prakarsa
(Spinning Mill) JL. Raya Rangkas Bitung, Km. 3, Kopo, Kareo, Serang,
Banten 42177. Waktu pelaksanaan praktik industri sendiri ini pada 13 Juli –
12 Agustus 2020, dengan 6 (Enam) hari kerja, mulai dengan hari Senin
sampai Jum’at dari pukul 08.00-16.00 WIB dan Sabtu pada pukul 08.00-
14.00 WIB.
BAB II
PROFIL INDUSTRI
BAB III
KAJIAN PUSTAKA

A. Sistem Kontrol
Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap
satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada harga
(range) tertentu[ CITATION Pak94 \l 1033 ]. Sistem kendali (control system)
merupakan suatu komponen yang memiliki proses pengendalian untuk
mengatur atau mengubah suatu system berdasarkan masukan dan keluaran
yang dihasilkan. Sistem kendali memiliki tiga usur yaitu masukan, proses dan
keluaran[ CITATION Abu15 \l 1033 ].
Sistem kontrol sendiri merupakan sistem yang mengatur di dalam
sebuah perangkat yang bisa kita tentukan sesuai dengan apa yang kita mau.
Kontrol mengandung 3 aspek yaitu rencana yang jelas, dapat melakukan
pengukuran dan dapat melakukan tindakan [ CITATION Sul06 \l 1033 ].
Tujuan utama sistem kendali adalah mendapatkan optimasi yang diperoleh
dari fungsi sistem kendali itu sendiri, yaitu : pengukuran (measurement),
membandingkan (comparison), pencatatan dan perhitungan (computation),
serta perbaikan (correction). Dalam suatu industri, semua variabel proses
seperti laju alir, daya dan temperatur harus dipantau setiap waktu. Jika
variabel proses tersebut berjalan tetapi tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan, maka sistem kontrol dapat mengendalikan proses tersebut
sehingga sistem dapat bekerja lagi sesuai dengan apa yang diharapkan. Sistem
kontrol dapat digunakan tidak hanya di dalam pabrik, tetapi gedung-gedung
maupun dalam PLTN bisa menggunakan sistem kontrol untuk mengatur
sistem kerjanya sendiri sesuai apa yang diinginkan.
Dalam perancangan sistem kontrol, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah menganalisa sistem yang akan dikontrol terlebih dahulu.
Pembuatan model yang lebih sederhana akan mempermudah kita dalam
menganalisa sistem tersebut. Selanjutnya untuk mendapatkan kinerja sistem
yang sesuai dengan kehendak kita, maka diperlukan data-data yang akurat
tentang pengujian sistem tersebut terhadap masukan tertentu sehingga kita
dapat menemukan cara yang tepat dalam mengatasi permasalahan yang
timbul. Persoalan lain yang seringkali timbul dalam perancangan sistem
kontrol adalah masalah kestabilan. Suatu sistem yang stabil akan memberikan
kinerja yang lebih baik daripada sistem yang tidak stabil bila diberikan
gangguan dari luar. Setelah pengenalan karakteristik dari suatu sistem dapat
dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan suatu kontroler atau
kompensator yang berfungsi untuk memperbaiki kinerja sistem tersebut.
Di dalam sistem kontrol terdapat dua jenis sistem kontrol yaitu kontrol
lup tertutup dan kontrol lup terbuka.
1. Sistem kontrol lup tertutup (Closed Loop Control System)
Sistem kontrol lup tertutup adalah sistem kontrol yang sinyal
keluarannya mempunyai pengaruh langsung pada aksi pengontrolan. Jadi

sistem kontrol lup tertutup adalah sistem kontrol berumpan balik.


Maksudnya adalah keluaran di sistem kontrol ini akan berpengaruh dan
memberikan umpan balik terhadap pengontrolan lagi. Sinyal kesalahan
penggerak, yang merupakan selisih antara sinyal masukan dan sinyal
umpan balik, diumpankan ke kontroler untuk proses selanjutnya
memperkecil kesalahan dan membuat agar keluaran sistem mendekati
target yang diinginkan. Dengan kata lain, istilah “lup tertutup” berarti
menggunakan aksi umpan balik dari keluaran dan diumpankan ke
kontroler untuk memperkecil kasalahan sistem. Sinyal kesalahan
penggerak, yang merupakan selisih antara sinyal masukan dan sinyal
umpan-balik (yang dapat berupa sinyal keluaran atau suatu fungsi sinyal
keluaran dan turunannya), diumpankan ke elemen kendali untuk
memperkecil kesalahan dan membuat agar keluaran sistem mendekati
harga yang diinginkan. Gambar 1. menunjukan hubungan masukan
keluaran dari sistem kontrol lup tertutup.
Gambar 1. Sistem Kontrol Lup Tertutup.
Sumber :[ CITATION Oga95 \l 1033 ]

2. Sistem kontrol lup terbuka (Open Loop Control System)


Sistem kontrol lup terbuka adalah sistem kontrol yang keluarannya
tidak akan berpengaruh pada aksi pengontrolan. Maksudnya adalah
suatu sistem yang keluarannya tidak mempunyai pengaruh terhadap
aksi kontrol. Jadi pada sistem kontrol lup terbuka, keluaran tidak
diumpan balikkan, dan tidak juga untuk dibandingkan dengan masukan.
Perlu diketahui bahwa sistem kendali lup terbuka harus di kalibrasi
dengan hati-hati, agar ketelitian sistem tetap terjaga dan berfungsi dengan
baik. Dengan adanya gangguan, sistem kendali lup terbuka tidak dapat
bekerja seperti yang diharapkan. Kendali lup terbuka dapat digunakan
dalam praktek hanya jika hubungan masukan dan keluaran diketahui dan
jika tidak terdapat gangguan internal maupun gangguan eksternal. Hal ini
berarti bahwa pemakaian aksi umpan-balik pada lup tertutup bertujuan
untuk memperkecil kesalahan sistem. Gambar 2.2 menunjukan hubungan
masukan keluaran untuk sistem kontrol lup terbuka.

Gambar 1. Sistem Kontrol Lup Terbuka


Sumber : [ CITATION Oga95 \l 1033 ]

B. Sensor
Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-
gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti
energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan
sebagainya. Contoh : light dependent resistance (LDR), sensor ultrasonic,
fotodiada, dan lainnya [ CITATION War03 \l 1033 ]. Jadi, sensor adalah
komponen yang dapat digunakan untuk mengkonversikan suatu besaran
tertentu menjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu rangkaian
elektronik. Sensor juga merupakan jenis tranduser yang digunakan untuk
mengubah besaran mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi
tegangan dan arus listrik. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada
saat melakukan pengukuran atau pengendalian. Beberapa jenis sensor yang
banyak digunakan dalam rangkaian elektronik antara lain sensor cahaya,
sensor suhu, dan sensor tekanan.
Pengertian sensor secara umum adalah alat yang digunakan untuk
mendeteksi dan mengukur magnitudo sesuatu. Dapat didefinisikan sensor
merupakan jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis,
magnetis, panas, cahaya dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik
[ CITATION Set09 \l 1033 ]. Untuk sistem kontrol sensor sendiri harus
memastikan parameter apa yang dibutuhkan untuk dimonitor sebagai
contohnya adalah posisi, temperatur, dan tekanan. Selanjutnya tentukan
sensor dan rangkaian data interface untuk melakukan pekerjaan ini. Sebagai
contoh jika kita ingin mendeteksi suatu letak api berdasarkan prinsip
pengukuran suhu radiasi inframerah. Kebanyakan sensor bekerja dengan
mengubah beberapa parameter fisik seperti suhu temperatur ke dalam sinyal
listrik. Ini sebabnya mengapa sensor juga dikenal sebagai transduser yaitu
suatu peralatan yang mengubah energi dari suatu bentuk ke bentuk yang lain.

Gambar 1. Sifat dari sensor berdasarkan klasifikasi


Sumber : https://www.tneutron.net/mikro/pengertian-sensor/

Berdasarkan jenisnya, sensor dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu


sensor pasif dan sensor aktif.
1. Sensor Pasif
Sensor pasif tidak dapat menghasilkan tegangan sendiri tetapi dapat
menghasilkan perubahan nilai resistansi, kapasitansi atau induktansi
apabila mengalami perubahan kondisi pada lingkungan sekitarnya.
Perubahan nilai resistansi, kapasitansi atau induktansi dapat bernilai
positif (nilai bertambah) sehingga hal ini juga menyebabkan tegangannya
meningkat dan dapat bernilai negatif (nilai kurang). Perubahan tegangan
tersebut yang akan dimanfaatkan untuk mengetahui keadaan yang ingin
diukur [ CITATION Sug02 \l 1033 ]. Sensor ini tidak memerlukan power
supply pada saat bekerja, keluarannya muncul akibat adanya rangsangan
atau dikatakan sensor pasif apabila energi yang dikeluarkannya diperoleh
seluruhnya dari sinyal masukan. Misalnya : Microphone.

2. Sensor Aktif
Sensor aktif tidak memerlukan catu daya dari luar, sensor ini dapat
menghasilkan energi listrik berupa tegangan DC. Salah satu contoh
tranduser aktif adalah photovoltaic atau solar cell yang dapat
menghasilkan tegangan bila sebuah hubungan semikonduktor mendapat
pancaran sinar [ CITATION Sug02 \l 1033 ]. Sensor ini memerlukan
power supply dari luar agar sensor tersebut dapat berfungsi atau memiliki
sumber energi tambahan yang digunakan untuk output sinyalnya, adapun
sinyal input hanya memberikan kontribusi yang kecil terhadap daya
keluaran. Misalnya : Generator.

C. Motor Induksi
Motor induksi adalah motor yang paling banyak digunakan saat ini,
karena memiliki konstruksi yang sederhana, relatif murah, lebih ringan dan
memiliki efisiensi yang tinggi serta mudah dalam pemeliharaannya
dibandingkan dengan motor DC. Namun dalam hal pengaturan kecepatan dan
torsi motor induksi bukanlah suatu permasalahan yang mudah untuk di
lakukan, jika motor diam, frekuensi arus rotor sama seperti frekuensi
penyedia tapi apabila rotor start atau mulai jalan, maka frekuensi tergantung
kecepatan relatif atau kecepatan slip[ CITATION Mar88 \l 1033 ].
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang
paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini
bekerja berdasarkan induksi medan magnet ke statornya, dimana arus rotor
motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang
terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan
medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator
[ CITATION Zul19 \l 1033 ].

E. Inverter
Inverter adalah suatu rangkaian yang mengubah tegangan DC menjadi
tegangan AC berupa sinyal sinusoidal setelah melalui pembentukan
gelombang dan rangkaian filter, tegangan output yang dihasilkan harus stabil
baik amplitude tegangan maupun frekuensi tegangan yang dihasilkan, distorsi
yang rendah, tidak terdapat tegangan transient dan tidak dapat diinterupsi oleh
suatu keadaan, nilai tegangan dan frekuensi dapat diatur [ CITATION
Zul19 \l 1033 ]. Fungsi Inverter adalah untuk merubah kecepatan motor AC
dengan cara merubah frekuensi inputnya. Dengan kemajuan teknologi
sekarang ini, maka pengontrolan motor induksi dapat dilakukan dengan
menggunakan Inverter yang memungkinkan untuk mengatur kecepatan motor
induksi dengan kecepatan yang bervariasi pada suatu industri.

F. Motor Servo
Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem closed feedback di
mana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol
yang ada di dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor,
serangkaian gear, potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer
berfungsi untuk menentukan batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut
dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui
kaki sinyal dari kabel motor[ CITATION Ahm12 \l 1033 ].
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Abustan. (2015). Omniwheels Dengan Manipulator Untuk Robot Penjinak Bom.


Jurnal Mekanikal, 1, 558-600.
Bolton. (2004). Programmable Logic Controller (PLC). Jakarta: Erlangga.
Hilal, A. (2012). PEMANFAATAN MOTOR SERVO SEBAGAI PENGGERAK
CCTV UNTUK. GEMA TEKNOLOGI, 2, 95-99.
Marappung. (1988). Teori Soal Penyelesaian Teknik Tenaga Listrik. Bandung:
Armico.
Ogata, K. (1995). Teknik kontrol automatik (sistem pengaturan) jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Pakpahan, S. (1994). Kontrol otomatik : teori dan penerapan / Sahat Pakpahan.
Jakarta: Erlangga.
Setiawan, I. (2009). Buku Ajar Sensor dan Tranduser. Universitas Diponegoro.
Sugiharto. (2002). Penerapan Dasar Transducer dan Sensor. Yogyakarta:
Kanisius.
Sulasno. (2006). Teknik sistem kontrol. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Warsito. (2003). The use of op-amp as the first circuit of sensor applications.
PubSci AEIF.
Yuhendri, D. (2018). Penggunaan PLC Sebagai Pengontrol Peralatan Building
Automatis. Journal of Electrical Technology, 3, 121-127.
Zulfikar, N. E. (2019). Penggunaan Inverter 3G3MX2 Untuk Merubah Kecepatan
Putar Motor Induksi 3 Phasa. Journal of Electrical Technology, 2, 93-96.

Anda mungkin juga menyukai