Anda di halaman 1dari 20

BAB 3

ANALISIS SISTEM YANG


BERJALAN

3.1 Latar belakang perusahaan


PT. Budi Texindo Prakarsa merupakan perusahaan swasta nasional yang
ikut mengambil bagian dalam proses pembangunan di sektor industri tekstil
pennintaan benang dan perajutan. Perusahaan berbadan hukum ini didirikan
pada tanggal 19 Juli 1990. Nama Budi di ambil dari nama pemiliknya Ong Budi
sedangkan Texindo adalah bidang usaha yang dijalankanya yaitu tekstil
pennintalan dan perajutan yang menghasi lkan jenis benang cotton dan kain
cotton.
Perusahaan PT. Budi Texindo Prakarsa merupakan salah satu perusahaan
keluarga yang tergabung dalam Budi Muaitex Group dengan pemilik yang
sekaligus President Direktur adalah Ong Budiman dan Putra-putra sebagai
direktur utama. PT. Budi Texindo Prakarsa didirikan sebagai upaya guna
melengkapi mata rantai proses produksi teksktil yang sudah ada sebelumnya
yaitu perajutan dan gannen. Nomor ijin pendirian usaha PT, Budi Texindo
Prakarsa adalah 554/T/INDUSTRI/ 1988, tanggal 29 Oktober 1988, dengan
nomor SIUP 7886/09-01/PB/IX/94 pada tanggal 2 september 1944.
Sebagai salah satu perusahaan yang tergabung dalam Budi Muartex
Group, PT. Budi Texindo Prakarsa merupakan perusahaan yang termuda, 2
diantaranya perusahaan lainya adalah:
1. Budi Muartex
Perusahaan ini bergerak dibidang tekstil perajutan dan pencelupan yang
berdomisili di Kapuk Kamal Muara, Jakaita
2. PT. Harindo Tama Mandiri
Perusahaan ini bergerak dibidang gannent dan perdagangan umum, yang
memiliki merk kaos Country Fiesta (CF), Basic Element (BE) dan Ocean
Pasific (OP).
Secara Aktual PT. Budi Texindo Prakarsa mulai masa proyek fisik pada
tahun 1994 sampai 1995 yang diawali dengan proses perijinan se1ta
pembang1man gedung pabrik dan bangunan pendukung. Selain itu J Uga
melakukan rekrnitmen tenaga ke1ja yang be1pengalaman untuk para manager,
kepala bagian, dan staff yang di pilih.

53
54

Pada awal bulan Agustus tahun 1995 di mulai dengan masa proyek
pemasangan mesin, rekrnitmen tenaga ke1ja dan tenaga teknik pemasangan
mesin . Pada bulan januari 1996 pabrik mulai berproduksi yang diawali dengan
masa nmning mesin produksi dan be1jalan sampai dengan saat ini.
PT. Budi Texindo Prakarsa adalah pabrik pemintaan benang yang
berlokasi di Desa Junti, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang Jakaita-
Merak. Lahan pernsahaan ini mempunyai luas ± 110.000 meter persegi (11
hektai) untuk area pabrik dan ± 10.000 meter persegi pernmahan kaiyawan/
mess. PT. Budi Texindo Prakarsa berdiri pada tahun 1995.
PT. Budi Texindo Prakarsa memproleh bahan baku dengan melakukan
impor kapas dai·i berbaga i negara sepe1ti Australia, Amerika Brazil, Argentina,
Pargue, dan West Afrika. Pabrik peminta lan benang ini membuat j enis produksi
Combeed Yarn dan Carded Yarn dengan kapasitas produksi mencapai 38,400
mata pintal atau ± 130 bale/ hari, dimana barang jadi akan di eskpor ke luar
negeri dan dalam negeri.
Lokasi Pabrik terletak di ja lan Pamarayan No. 142 Desa Junti,
kecamatan Jawilan Kabupaten Serang Banten. Sedangkan Kantor pusatnya
terletak di jalan
A.M Sangaji No. 21 B Petojo, Jakaita Pusat.

3.2 Visi dan Misi Perusahaan


3.2.1 Visi Perusahaan
PT. Budi Texindo Prakarsa yang bergerak pada sektor industri
bidang tekstil pemintalan benang dan perajutan memiliki visi untuk
menj adikan sebagai perusahaan yang siap bersaing selangkah kedepan
tmtuk menyongsong era globalisasi yang akan datang dengan
memberikan benang yang berkualitas dan hasil produksi benang yang
optimal, sehingga produknya dapat dikenal luas di masyarakat.

3.2.2 Misi Perusahaan


PT. Budi Te1xindo Prakarsa memiliki visi sebagai berikut :
1. Pabrik di kelola oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman
danmendukung dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat
sekitai·nya.
55

2. Management PT. Budi Texindo Prakarsa dalam menjalankan


aktifitasnya bernpaya untuk beke1ja sama dengan masyarakat
setempat untuk menjaga stabilitas ekonomi .
3. Menempatkan pemesinan yang modern dan automatic yang di
datangkan dari eropa.
3.3 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas
3.3.1Struktur Orga11isasi

DIREKTUR
UTA\.iA

IN1El'lIAI.
CO'.\'TROl

DIREKTUR PLA1.11l\iA'.IA DIREKTUR


KEUA'.\GA1.11 OER MARKEIDIG
DA'.IPURCHSl!\G

SEKETAR.I
AT

MANAGE iANAOE
R R
KEUA>. SPD<1'i!
\GA1.11 NG
STAF
F

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Budi Texindo


Prnkarsa Sumber : PT. Budi Texindo Prakarsa

56
57

3.3.2 Pembagian Tugas


Adapun tugas,wewenang , dan tanggung jawab masing-masing
bagian pada PT.Budi Texindo Prakarsa adalah sebagai berikut :
1. Direktur Utama
a. Memimpin dan mengorganisasikan ke manager dalam
melaksanakan tugas sebari-bari
b. Meminta basil laporan dari masing-masing manager mengenai
penjualan, produksi, dan keuangan serta mempelajari basil
laporan tersebut untuk dianalisa lebib lanjut
c. Mengawasi dan mengontrol jalannya pemsabaan secara
keselumban
d. Merumuskan dan menetapkan sistem manaJemen yang
digunakan pemsabaan
2. Internal Control
a. Melindungi dan mengamankan baiia kekayaan milik
pemsabaan
b. Memeriksa kecennatan dan menentukan sampai sejauh mana
data-data akuntansi dapat dipercaya, yang dapat menambah
keyakinan pemimpin babwa apa yang dilaporkan bawabannya
adalab benar dan dapat dipercaya
c. Meningkatkan efisisensi operasiona l operasiona l pemsabaan
secara umum.
d. Mendorong ditaatinya setiap kebijakan pemsahaan yang telah
digariskan oleb pimpinan.
3. Direktur Keuangan
a. Mengkoordinir pemmusan Strategi Jangka Panjang sebagai
dasar pemmusan Rencana Ke1ja dan Anggaran pemsabaan
(RKAP) dengan beke1ja sama dengan Direksi lainnya
b. Memberlakukan langkah-langkah yang dapat mengurangi dan
menanggulangi berbagai jeni s risiko finansial yang dapat
dihadapi oleb pemsahaan dengan berkoordinasi dengan
direksi lainnya.
c. Memastikan agar seluruh unit usaha dan wilayah ke1ja
perusahaan mematuhi policy dan standard operating
procedure (SOP) keuangan yang berlaku untuk masing
masing fungsi sesuai dengan rencana yang telah disetujui.
d. Membangun sinergi dan berusaha mencapai basil bisnis yang
optimal dari pelaksanaan seluruh usaha perusahaan.
e. Memastikan ketersediaan dana operasional yang dibutuhkan
oleh perusahaan untuk kegiatan operasional sehari-hari,
dengan melakukan koordinasi erat dengan para pimpinan
unit usaha
4. Plan Manager
a. Mengatur dan melaksanakan produksi barang sesua1 order
produksi
b. Membuat rencana penggunaan bahan baku yang akan
digunakan dalam proses produksi.
c. Membuat rencana penggunaan tenaga ke1ja langsung yang di
butuhkan dalam proses produksi
d. Membuat rencana mengenai penggunaan biaya yang
dibutuhkan tmtuk melakukan operasi overhead pabrik.
e. Membuat penjadwalan estimasi barang jadi.
5. Direktur Marketing Purchasing
Melakukan pemantauan terhadap staff bagian marketing dan
merencanakan strategi penjualan produk pemasaran terhadap
pelanggan dengan menggunakan berbagai macam media, alat
komunikasi dan teknik-teknik marketing yang menunpng
peningkatan penjualan pada perusahaan .
6. Internal Control
Internal control be1tugas tmtuk memeriksa laporan produksi
dengan jtm1lah produksi yang di hasilkan, tmtuk mencegah
te1jadinya suatu kecurangan yang dilakukan oleh kaiyawan .
7. Manag er Accounting
a. Memeriksa laporan keuangan secara berkala
b. Memantau aliran cash flow untuk mengetahui kondisi
keuangan yang sedang te1jadi pada saat itu
c. Menandatangani kwitansi dan faktur pajak
8. Manager Keuangan
a. Menetapkan struktur keuangan entitas dengan menetapkan
kebutuhan entitas akan dana untuk sekarang (modal ke1ja
jangka pendek) dan masa depan (keperluan investasi jangka
panjang) serta menetapkan sumber dana yang dapat menutup
kebutuhan-kebutuhan itu secara sehat.
b. Mengalokasikan dana sedemikian rupa agar dapat memperoleh
tingkat efisiensi atau profitabilitas yang optimal.
c. Mengendalikan keuangan pernsahaan dengan mengadakan
sistem dan prosedur yang dapat mencegah penyimpangan dan
mengambi l langkah perbaikan jika te1jadi penyimpangan di
dalam pelaksanaan usaha dan memengarnhi struktur keuangan
dan alokasi dana.
9. Manager Pembelian Lokal
a. Menerima dan mengatur penempatan barang-barang dari
supplier
b. Memesan bahan baku jika sudah mencapai stock minimum
c. Mengatur agar proses pembelian bahan baku be1jalan dengan
baik dan sesuai dengan kebutuhan.
10. Manager Personalia dan Umum
a. Melakukan pemeriksaan terhadap kondisi perlatan pabrik
te1masuk perawatan mesin dan penggantian sparerpait mesin.
b. Melakukan perawatan terhadap kondisi fisik atas konstruksi
bangunan.
60

11. Manager Spi nning


a. Meminta persediaan bahan baku
b. Membuat surat keluar bahan baku
12. PPIC (Planning Production Inventory Control)
a. Mengatur pesanan-pesanan yang masuk ke perusahaan .
b. Menghitung apakah bahan baku yang akan digunakan untuk
produksi cukup atau tidak .
c. Membuat rencana pengadaan bahan berdasarkan rencana dan
kondisi stok dengan menghitung kebutuhan material produksi
menurut standar stok.
d. Membuat evaluasi proses produksi
e. Mengolah data, membuat rencana dan menganalisa realisasi
produksi.
13. Manager Teknik
a. Melakukan pemeliharaan mesm dan mengatasi teknis
mengenai kerusakan yang te1jadi pada mesin pabrik
b. Memantau hasil ke1ja mesin dengan membuat laporan
evaluasi jam ke1ja mesin yang telah be1jalan
14. Manager Rajut
Melakukan proses konversi bahan baku benang menggunakan
mesin rajut sehingga menjadi kain cotton dan kain grey.
15. Manager Pemasaran
a. Menawarkan dan memasarkan hasil-hasil produksi kepada
customer
b. Menerima order barang dari customer
c. Mengumpulkan data-data di lapangan apa yang diinginkan
pasar dan membandingkan dengan barang competitor
d. Melaporkan kepada pimpinan perusahaan akan temuan di
pasar baik dari harga, design, dan bentuk produk dari pesaing
e. Menerima complain secara langsung dari para customer
mengenai keluhan dan kendala yang dihadapi oleh customer
tersebut.
16. Manager Pembelian Impor
a. Menangani prosedur import secara menyelurnh
b. Menangani dokumen-dokumen yang berkenaan dengan
keperluan pemenuhan syarat import.
17. Staff Accounting
a. Membantu manager accounting dalam memantau aliran cash
flow .
b. Membuat laporan keuangan pernsahaan
. 18.Staff Keuangan
a. Menerima tagihan dari supplier.
b. Membuat kwitansi dan faktur pajak.
c. Memantau tagihan yang telah jatuh tempo, serta transferan
uang masuk dari customer.
d. Membuat pengeluaran kas untuk operasional
pernsahaan. 19. Staff Pemasaran
a. Mengontrol kuantiti pengiriman dengan PO (Purchase Order)
b. Membuat surat jalan dan surat-surat keluar yang dibutuhkan
untuk kegiatan pernsahaan
c. Menerima keluhan dari customer via telepon
d. Membuat laporan penjualan untuk direktur
e. Menjaga kepercayaan customer
f. Melakukan kunjungan ke customer
g. Bernsaha mencapa i target yang telah ditetapkan
20. Staff Pembelian Impor
a. Menangani pembelian barang impor dengan kelengkapan
surat nnpor
b. Menangani paj ak bea masuk PPN bahan baku produksi
21. Kepala Bagian
Menerima tugas dari para manager untuk mengatur , memberikan
arahan bagi kepala regu sehingga job desk yang di berikan dapat
dimenge1ti oleh karyawan.
22. Kepala Regu
a. Kepala regu menjadi penghubung antara staff dan kaiyawan.
b. Bertugas sebagai supervisor dimana ketua regu akan
mengawasi be1jalanya produksi bahan baku hingga menjadi
barang jadi.
23. Tenaga Kerja Langsung
a. Kaiyawan be1tugas untuk melakukan peke1jaan di
bagian pabrik yang mernpakan tenaga ke1ja langsung.
b. Kaiyawan bertugas dalam melakukan aktivitas produksi bahan
baku hingga menjadi barang jadi.
c. Membuat laporan mengenai keluamya bahan baku
d. Mencatat keluaran barang jadi

3.4 Dokumen yang Digunakan pada Proses Bisnis Berjalan


Dari proses produksi yang ada di PT. Budi Texindo Prakarsa berikut dokumen
dokumen yang terkait di dalamnya diantaranya:
1. Rencana penggunaan bahan baku
Membuat perencanaan mengenai kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan
untuk melakukan produksi yang berisi kode perencanaan bahan baku, jenis
bahan baku, dan jum lah bahan baku yang akan dibuat oleh plan manager.
2. Rencana penggunaan tenaga ke1ja langsung
Membuat perencanaan mengenai perkiraan tenaga ke1ja langsung yang di
butuhkan dalam melakukan produksi yang berisi kode perencanaan TKL,
jumlah TKL, gaji TKL dan waktu ke1ja TKL akan dibuat oleh plan
manager.
3. Rencana penggunaan operasi overhead pabrik
Membuat perencanaan mengenai biaya -biaya yang terlibat dalam
melakukan produksi barang jadi yang berisi kode perencanaan penggunaan
operasi overhead, jen is mesin yang digunakan, jam mesin yang dibutuhkan
dan jum lah biaya overhead akan dibuat oleh plan manager.
4. Jadwal produksi
Jadwal produksi be1tujuan tmtuk melakukan estimasi mengenai kapan
barang jadi selesai di produksi yang berisi kode jadwal produksi,tanggal
produksi dan tanggal selesai produksi.
5. Order produksi
Order produksi be1tujuan tmtuk melakukan produksi bahan baku, hingga
j adi sesuai dengan order pe1mintaan dari pelanggan yang berisi kode
order, tanggal order, jenis bahan baku,jum lah TKL dan jum lah mesin .
6. Rencana pengadaan bahan baku
Rencana pengadaan bahan baku memuat mengenai kode bahan baku,
tanggal order, jeni s bahan baku dan jtm1lah bahan baku, yang be1tujuan
untuk melakukan pengadaan bahan baku sesuai pesanan pelanggan yang
akan di ke1jakan oleh PPIC .
7. Surat pembelian bahan baku
Surat pembelian bahan baku berisi nama barang, jumlah , harga, dan
keterangan mengenai bahan baku yang dibeli yang akan dilakukan oleh
bagian manager pembelian impor.
8. Bukti keluar bahan baku
Bukti keluar bahan baku memuat nama barang, jumlah , satuan barang
yang dikeluarkan oleh bagian gudang atas pennintaan PPIC.
9. Laporan keluaran barang jadi
Laporan keluaran barang jadi be1tujuan untuk mengetahui berapa banyak
hasil produksi yang di hasilkan yang berisi kode laporan keluaran barang
jadi , tanggal laporan keluaran barang jadi , jenis barang jadi dan jtm1lah
barang jadi.
10. Laporan hasil kontrol produk barang jadi
Membuat laporan hasil kontrol atas produk yang telah di produksi
sehingga sesuai standar dan dapat dikirimkan kepada pelanggan .
11. Surat jalan produksi
Surat jalan digunakan untuk mengantarkan barang jadi yang telah
diproduksi oleh karyawan untuk dikirimkan kepada ketua regu yang berisi
kode surat jalan , tanggal surat jalan, pengirim , penerima, jeni s barang dan
jtm1lah barang.
12. Laporan harian produksi
Membuat laporan harian yang terkait dengan hasil barang jadi , banyak
biaya bahan baku yang digtmakan dan penggunaan tenaga ke1ja langsung.
Dimana di dalam laporan harian produksi terdapat kode laporan harian
produksi, tanggal laporan, jenis barang, jumlah barang, jumlah tenaga
ke1ja dan jumlah jam mesin .
13. Bukti Penyerahan Barang Jadi
Bukti penyerahan barang jadi memuat kode barang, nama barang, qty,
satuan, keterangan barang yang telah selesai diproduksi oleh karyawan
berdasarkan order produksi yang diterima.
14. Laporan evaluasi produksi
Laporan evaluasi produksi berisi tentang bahan baku, saldo awal,
penerimaan , pemakaian , saldo akhir, waste dari bahan baku, dan hasil
produksi dari penggunaan bahan baku tersebut.
15. Laporan HPP dengan metode tradisional
Laporan perhitugan HPP dengan metode tradisional bertujuan untuk
menghitung biaya -biaya yang terkait didalam produksi dengan membagi
jumlah biaya produksi dibagi dengan volume produksi. Dalam laporan ini
berisi kode laporan HPP, tanggal laporan, jenis barang, jumlah tenaga
ke1ja dan jam mesin.

3.5 Analisis Sistem yang berjalan


3.5.1 Proses Bisnis yang Berjalan
PT. Budi Texindo Prakarsa mendapatkan bahan baku dengan
melakukan impor kapas dari luar negeri. Mengingat hasil produksi
adalah High Quality Knitted Export ke Jepang maka untuk
menunjang dan mendapatkan kualitas yang sangat baik "high grade
types of row cotton such as a california",maka impor kapas di ambil
dari SJV dari Amerika, dan tipe ANDY dari Australia. Dalam
melakukan proses produksinya bahan pembantu berupa emcee,
elvanol dan sunsize. Setelah melakukan impor kapas lalu di angkut
menggunakan truk kontainer yang mencapai 10.000 ton pertahun .
Produksi yang di lakukan PT. Budi Texindo Prakarsa dimulai
saat dengan melakukan stock barang . Dalam melakukan produksinya ,
PT. Budi Texindo Prakarsa dapat menghasilkan 42,644 bale
pe1tahunnya , dimana dalam 1 bale berisi 6 karnng kumpulan dari cone
dengan berat 181,4 kg atau sama dengan 4 kardus . Masing-masing
kardus berisikan 45,36 kg dengan 24 cone benang.
Proses bisnis produksi yang be1jalan pada PT. Budi Texindo
Prakarsa dimulai saat pelanggan melakukan pemesanan order atas
barang yang dipesan, lalu plan manager akan membuat perencanaa
produksi dan membuat estimasi penjadwalan barang jadi untuk
memproduksi benang combed dan benang carded. Setelah melakukan
estimasi, maka plan manager akan melakukan penjadwalan terhadap
kapan perkiraan barang jadi selesai di buat. Setelah melakukan
penjadwalan, bagian PPIC akan melakukan order produksi dan
meminta presediaan bahan baku.
Lalu kepala bagian spinning akan mengecek ketersediaan stok
bahan baku untuk diserahkan kepada ketua regu. Jika stok bahan baku
terdapat di bagian gudang, maka kepala bagian spinning akan
membuat bukti keluar bahan baku. Namun jika stok bahan baku telah
habis maka kepala bagian spinning akan melakukan pembelian bahan
baku dengan membuat surat pembelian bahan baku yang dibuat oleh
manager pembelian impor. Lalu ketua regu akan membuat surat
perintah produksi dan memberikan instruksi kepada tenaga ke1ja
langsung untuk melakukan produksi.
Produksi barang akan di lakukan oleh tenaga ke1ja langsung
dari bahan baku berupa kapas hingga menjadi benang. Tugas dari
tenaga ke1ja langsung diantaranya adalah membuat laporan keluaran
barang jadi , melakukan kontrol terhadap barang jadi yang telah
diproduksi untuk memenuhi standar mutu kualitas yang baik dan
melakukan packing barang jadi. Setelah selesai melalui ketiga tahapan
tersebut lalu tenaga ke1ja langsung akan membuat surat ja lan
produksi untuk di serahkan kepada ketua regu. Setelah itu ketua
regu melakukan perhitungan terhadap barang jadi yang dihasilkan
untuk di serahkan oleh kepala bagian spinning. Kepala bagian
spinning akan membuat laporan harian produksi yang akan
diserahkan ke bagian manager spinning dan bagian akuntansi.
Lalu barang yang sudah jadi akan di packing ke dalam kardus
yang berisi 24 cones (gulungan benang) oleh tenaga ke1ja langsung
yang akan di serahkan dan akan dimasukkan ke dalam gudang atau
dapat di kirim ke pelanggan . Setelah itu manager spinning akan
melakukan penyerahan barang jadi yang akan di serahkan kepada
PPIC untuk membuat evaluasi terhadap laporan produksi. Laporan
harian produksi barang jadi pada bagian akuntansi JUga akan di
lakukan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan
metode perhitungan tradisional.

3.6 Identifikasi Masalah dan Rekomendasi


3.6.1 /dentijikasi Masalah
Masalah -masalah yang dihadapi oleh PT. Budi Texindo Prakarsa
adalah sebagai berikut :
1. Harga Pokok Produksi tidak diketahui secara pasti karena masih
menggunakan perhitungan secara tradisonal sehingga terdapat
beberapa alokasi biaya yang kurang tepat dan tidak berdasarkan
volume produksi.
2. Dasar alokasi yang digunakan adalah volume produksi yang
menyebabkan biaya-biaya yang dibebankan ke produk menjadi
kurang tepat oleh karena cost driver yang berbeda.
3. Persediaan bahan baku seringkali tidak sesuai dengan stock yang
ada.
4. Adanya kecurangan dalam produksi, dimana jumlah bahan baku
dan jumlah basil produksi tidak sesuai se1ia tidak diketahui
jumlahnya secara pasti.
5. Kurangnya dokumen-dokumen pendukung yang memadai dalam
pelaporan produksi yang mengakibatkan kurangnya bukti yang
diperlukan untuk melakukan pencatatan aktivitas proses produksi.
3.6.2 Rekomendasi
Rekomendasi dari masalah-masalah di atas dapat di atasi dengan
melakukan solusi-solusi terbaik dengan cara:
1. Menghitung harga pokok produksi dengan metode activity based
costing sehingga dapat diketahui secara lebib akurat biaya yang
dikeluarkan.
2. Perlunya pengawasan lebih detail dan dibuat surat basil produksi
dengan mencantumkan total waste dari bahan baku yang
digunakan.
3. Merancang suatu sistem yang menyediakan fommlir-fonnulir
yang dibutuhkan untuk proses produksi secara lengkap
4. Menambahkan beberapa depaitemen barn sepe1ti bagian gudang
dan bagian quality kontrol sebingga memini lasisasi kesalahan
kesalaban risiko yang te1jadi dalam pabrik serta menghindari
kecurangan yang te1jadi dalam pabrik .

Perbitungan barga pokok dengan menggunakan satu


penggerak biaya sepe1ti volume produksi yang dasar pengalokasian
biaya overhead kurang tepat, dikarenakan besar dari biaya overhead
masing-masing produk berbanding Imus dengan volume masing
masing produk . Setiap biaya cost driver tunggal akan menyebabkan
pengalokasian biaya overhead yang tidak mencenninkan pemakaian
biaya overhead yang sesungguhnya.
Dalam pemsabaan manufaktur dalam perhitungan tradisonal
banya memperbitungkan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga
ke1ja langsung ke setiap unit output. Maka dari itu, untuk
memperbaiki pembebanan biaya overhead pabrik, metode
perbitungan yang tepat sebingga basil perbitungan akurat dan tepat
yaitu dengan Activity based costing yang menilai biaya berdasarkan
aktivitas pada masing-masing produk.
3.7 Perhitungan Harga Pokok Produk pada PT. Budi Texindo Prakarsa
dengan Menggunakan Metode Perhitungan Tradisional

3.7.1 Laporan Harga Pokok Produksi Per Bale rmtuk Benang Combed
PT. Budi Texindo Prakrasa
Laporan Harga Pokok Produksi, Benang
Combed
Tallun 2013

Ketcmgan Benaog Combed


Biaya Ballan Baku Langsung
Ballan Baku Kapas ( Cotton) Rp 17,601,258,1
. 00
Pajak Import Rp 440,031,45
. 3
Total Ballan Baku Langsung R 18,041,289,553
p.

Biaya Tenaga Ke1ja Langsung 37 ora R 9,475.200.000


6 ng p.

-
Ornrhead Pabrik
Biaya Ballan Baku Tidak Langsung Rp 659'196,4
Biaya Wasting 22% dari Ballan Baku . 69
Rp 3,872,276,78
.Rp 2
Biaya Tenaga Ke1ja Tidak Langsung 395,24
.Rp 1,524
Biaya Transpo1t Pengiriman 45,857,1
.Rp 24
Biaya Pemelillaraan Mesin 2,250,852,4
. 78
Biaya Pemelillaraan Kendaraan Pabrik Rp 32,324,5
.Rp 24
Biaya Pemelillaraan Gedung Pabrik 58,556,7
.Rp 24
Biaya Listtik Mesin 11,870,841,43
.Rp 6
Biaya Listtik Pabrik 2,659,318,7
.Rp 59
Biaya Telepon Pabrik 24,884,5
.Rp 24
Biaya Air Mesin 20,344,4
.Rp 85
Biaya Air Pabrik 15,266,7
.Rp 58
Biaya Penyusutan Mesin 1,857'705,8
.Rp 82
Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik 17,448,5
.Rp 52
Biaya Penyusutan Gedung Pabrik 459,558,82
.Rp 3
Biaya Quality control 55,526,4
.Rp 47
Biaya PBB 39,244,5
.Rp 47
Biaya Pengolahan Limball 87,634,2
. 54
Biaya Overhead Lain-lain Rp. 22,458,7
24
Total Ol·erhead Pabrik R 24,444.538,814
p.
Harga Pokok Produksi R 51,961,028,367
Volume Produksi (Bale) p. 16,865
Harga Pokok Produksi per bale R 3,080.998
p.
Tabel 3.1Perhitungan harga pokok produksi per bale berdasarkan sistem tradisonal untuk
produk Benang Combed

Pada Tabel 3.1 perhitungan harga pokok produksi per bale untuk
produk benang Combed dapat diketahui dari biaya bahan baku langsung
dijumlahkan dengan biaya tenaga ke1ja langsung dan overhead. Totalnya
adalah harga pokok produksi secara keselurnhan untuk produk benang
Combed adalah Rp. 51,961,028,367 dengan total produksi 16,865 bale.
Harga pokok produksi per unit dapat dihitung dengan membagikan harga
pokok keselurnhan (Rp. 51,961,028,367) dengan volume produksi
(16,865) sehingga hasilnya adalah Rp. 3,080,998.
70

3.7.2 Laporan Harga Pokok Produksi Per Bale rmtuk Benang Carded

Ketcnogan Bmaog
Carded
Biaya Bahan Balm Langsung
Ballan Baku Kapas ( Cotton) Rp. 12,812,203,06
6
Pajak Import Rp. 320,305,0
77
Total Bahan Baku Langsung Rp 13,132,508,1
. 43

Biaya Tenaga Kerja Langsung 264 ora Rp 6,652.800.0


ng . 00

0l'erhead Pabrik

Biaya Ballan Baku Tidak Langsung Rp. 496,354,7


Biaya Wasting 22% dari Bahan Baku Rp. 23
2,820,447,4
54
Biaya Tenaga Ke1ja Tidak Langsung Rp. 324,524,6
58
Biaya Transpoit Pengiriman Rp. 35,458,7
41
Biaya Pemeliharaan Mesin Rp. 1,854,779,8
24
Biaya Pemeliharaan Kendaraan Pabrik Rp. 26,554,7
81
Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik Rp. 42,239,5
87
Biaya Listrik Mesin Rp. 8,309,589,0
05
Biaya Listrik Pabrik Rp. 2,004,199,3
53
Biaya Telepon Pabrik Rp. 21,867,5
71
Biaya Air Mesin Rp. 14,019,1
52
Biaya Air Pabrik Rp. 10,686,7
30
Biaya Penyusutan Mesin Rp. 1,142,294,4
58
Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik Rp. 13,458,4
71
Biaya Penyusutan Gedung Pabrik Rp. 321,691,1
85
Biaya Quality Control Rp. 38,562,4
35
Biaya PBB Rp. 27,470,8
83
Biaya Pengolahan Limball Rp. 75,243,1
54
Biaya Overhead Lain-lain Rp. 30,257,4
28
Total 0l'erhead Pabrik Rp 17,609.699,59
. 3
Harga Pokok Produksi Rp 37,395,007,73
Volume Produksi (Bale) . 6 14,3
96
Harga Pokok Produksi per bale Rp 2.597,59
. 7
Tabel 3.2 Perhitungan harga pokok produksi per bale berdasarkan sistem
tradisonal untuk produk benang Carded
Pada Tabel 3.2 perhitungan harga pokok produksi per bale untuk
produk benang carded dapat diketahui bahwa biaya bahan baku langsung
dijumlahkan dengan biaya tenaga ke1ja langsung dan overhead. Totalnya
adalah harga pokok produksi secara keseluruhan untuk produk. Benang carded
adalah Rp. 37,395,007,736 dengan total produksi 14,396 bale. Harga pokok
prosuksi per bale dapat dihitung dengan membagikan harga pokok keseluruhan
(Rp 37,395,007,736) dengan volume produksi (14,396) sehingga hasilnya
adalah Rp. 2,597,597

3.8 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi antara Benang


Combed dan Benang Carded

PT. Budi Texindo Prakrasa


Laporan Harga Pokok Produksi
Tahun 2013

'8ftl!lll8 CtRtlbtMJ '8ftl!lll8 Carded


ICellnDpD
(daJam rupiah) (dalmn rupiah)
Biaya Bahan Baku Langswig
Bahan Baku Kapas ( Cotton) 17,601,258,1 12,812,203,0
00 66
Pajak Import 440,031,4 320,305,07
53 7
Total Bahan Baku Langsung 18,041,289,5 13,132,508,14
53 3

Biaya Tenaga Kerja Langswig 376 9,475,200,0 264 6,652,800,00


00 0

Overhead Pabrik
Biaya Bahan Baku Tidak Langsung 659,196,4 496,354,72
69 3
Biaya Wasting 22% dari Bahan Baku 3,872,276,78 2,820,447,45
2 4
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 395,241,5 324,524,65
24 8
Biaya Transport Pengiriman 45,857,1 35,458,74
24 1
Biaya Pemeliharaan Mesin 2,250,852,4 1,854,779,8
78 24
Biaya Pemeliharaan Kendaraan Pabrik 32,324,5 26,554,78
24 1
Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik 58,556,7 42,239,58
24 7
Biaya Listrik Mesin 11,870,84 8,309,589,0
1,436 05
Biaya Listrik Pabrik 2,659,3 2,004,199,35
18,759 3
Biaya Telepon Pabrik 24,884,52 21,867,5
4 71
Biaya Air Mesin 20,344,48 14,019,1
5 52
Biaya Air Pabrik 15,266,7 10,686,7
58 30
Biaya Penyusutan Mesin 1,857,705,8 1,142,294,4
82 58
Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik 17,448,5 13,458,4
52 71
Biaya Penyusutan Gedung Pabrik 459,558,8 321,691,18
23 5
Biaya Quality kontrol 55,526,44 38,562,4
7 35
Biaya PBB 39,244,54 27,470,88
7 3
Biaya Pengolahan Limbah 87,634,2 75,243,1
54 54
Biaya Overhead Lain-lain 22,458,72 30,257,4
4 28
Total Ornrhead Pabrik 24,444,538,81 17,609,699,59
4 3
Harga Pokok Produksi 51,961,028,36 37,395,007,73
7 6
Tabel 3.3 Perhitungan harga pokok produksi berdasarkan sistem
tradisonal
tmtuk produk Benang Combed dan Benang Carded

Pada Tabel 3.3 perhitungan harga pokok produksi untuk benang


Combed adalah Rp. 51,961,028,367, sedangkan Harga Pokok Produksi untuk
benang Carded adalah Rp 37,395,007,736 yang didapat dari penjumlahan
biaya bahan baku langsung, biaya tenaga ke1ja langstmg, dan biaya overhead
pabrik.

Anda mungkin juga menyukai