Anda di halaman 1dari 24

II-23

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM) merupakan sebuah perusahaan swasta

yang bergerak di dalam bidang usaha produksi pembuatan kertas rokok. Pada

awalnya, perusahaan tersebut bernama PT. Delitua Paper Mill, namun pada tahun

1983, perusahaan ini mengalami likuidasi SPP Presiden No. 441/I/PMA/1983

yang menyebabkan perusahaan ini mengalami pergantian nama menjadi PT.

Kimsari Paper Indonesia.

PT. Kimsari Paper Indonesia berstatus Penanaman Modal Asing (PMA)

dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang didirikan pada tahun 1984

dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perusahaan berdiri atas prakarsa tiga

pemegang saham, yaitu PT. Sarida Perkasa, PT. Duta Mendut, dan Kimberly

Clark Corporation yang membeli seluruh aset dari eks PT. Delitua Paper Mill.

Pada tahun 2003, perusahaan ini kemudian diambil alih oleh Schweitzer-

Mauduit dan kemudian berganti nama menjadi Papeteries De Mauduit. Pada

tanggal 24 Oktober 2003, Schweitzer-Mauduit International Inc. mengumumkan

di Alpharetta bahwa PT. Kimsari Paper Indonesia yang merupakan anak

perusahaannya telah diambil alih saham kepemilikannya secara keseluruhan,

kemudian perusahaan ini berganti nama lagi menjadi Papeteries De Mauduit.

Pada Tahun 2013 tepatnya tanggal 18 April 2013, PT. PDM Indonesia

berubah nama menjadi PT. Pusaka Prima Mandiri yang disahkan di depan Notaris
II-24

Wesley Tanudjaya, S.H., dalam Akta No. 2 Tahun 2013. Dengan dijualnya

seluruh saham asing milik Schweitzer Mauduit France SAS dan dibeli oleh

pemegang saham Indonesia, maka Status PMA kini telah berubah menjadi PMDN

PT. Pusaka Prima Mandiri. PT. Pusaka Prima Mandiri merupakan salah satu

perusahaan penghasil kertas rokok terbesar di Indonesia yang terus mengalami

perkembangan dan peningkatan dalam beberapa tahun ini. Hal tersebut dapat

dilihat dari peningkatan kualitas produk yang selalu dilakukan, dan bertambahnya

jumlah produksi serta permintaan dari pelanggan.

2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM) bergerak di bidang industri pembuatan

kertas rokok (cigarette paper) dalam bentuk bobbin dan ream. Spesifikasi ukuran

kedua bentuk tersebut tergantung dari permintaan setiap pelanggan.

2.3 Lokasi Perusahaan

Lokasi PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM) ini terletak di Jalan Brigjend

Zein Hamid Km. 6,9 Titi Kuning, Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Luas area

PT. PPM ini sekitar 49.997 m2. Dengan luas lantai yang digunakan untuk kegiatan

produksi dan perkantoran seluas 12.291,2 m2. Ada beberapa hal yang menjadi

pertimbangan di dalam pemilihan lokasi PT. PPM di daerah Titi Kuning adalah

antara lain:

1. Strategis sehingga mudah dalam masalah transportasi.

2. Terdapat pengadaan fasilitas, misalnya listrik, telekomunikasi dan air.

3. Lingkungan kerja yang baik, salah satunya adalah untuk kebutuhan tenaga

kerja.
II-25

2.4 Daerah Pemasaran

Produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM)

tersebut dipasarkan ke pabrik-pabrik rokok yang ada di Sumatera Utara dan Pulau

Jawa. Dengan persentase sekitar 75% dipasarkan di Pulau Jawa dan 25% ke

daerah Sumatera Utara. Daerah pemasaran PT. PPM tidak hanya terbatas pada

pemasaran didalam negeri saja, akan tetapi sudah menjangkau pemasaran diluar

negeri. Pemasaran ke luar negeri umumnya dilakukan di Malaysia. Beberapa

pabrik rokok yang menjadi konsumen tetap perusahaan antara lain:

1. PT. Aroma Tobacco International (Kudus)

2. PT. Amiseta (Malang)

3. PT. Bentoel Prima (Malang)

4. PT. Bintang Bola Dunia (Malang)

5. PT. Duta Mendut (Bekasi)

6. PT. Filtrona Indonesia (Sidoarjo)

7. PT. Gelora Djaja (Surabaya)

8. PT. Nojorono Tobacco International (Kudus)

9. PT. HM Sampoerna (Surabaya)

10. PT. Sumatera Tobacco Trading Company (Pematang Siantar)

11. PT. Suburaman (Malang)

12. PT. Perusahaan Dagang dan Industri (Malang)

13. PT. Wongso Pawiro (Pematang Siantar)

14. Tai Chong Tobacco Manufacturing (Malaysia)

15. Texas Tobacco Co. L (Kamboja)


II-26

Kertas rokok yang telah dipesan oleh konsumen, akan dikirim oleh

perusahaan dengan menggunakan alat angkutan truk untuk pengiriman ke wilayah

Sumatera dan sekitarnya, sedangkan pengiriman ke wilayah pulau Jawa dan

sekitarnya dilakukan dengan menggunakan kapal (container), begitu juga untuk

pengiriman ke luar negeri.

2.5 Organisasi dan Manajemen Perusahaan

Organisasi dan manajemen merupakan faktor yang paling penting untuk

memperlancar aktivitas perusahaan sehingga tercapai sasaran dan target yang

diharapkan. Agar aktivitas perusahaan berjalan dengan lancar maka perusahaan

harus memiliki organisasi dan manajemen yang baik. Perusahaan yang terdiri dari

beberapa bagian aktivitas yang berbeda-beda harus terkoordinasi sedemikian rupa

sehingga dapat mencapai sasaran dan target perusahaan dengan efisien yang

tinggi.

2.5.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu cara atau sistem untuk mengadakan

pembagian kerja, pembatasan tugas, tanggung jawab, dan wewenang serta

menetapkan hubungan-hubungan antar unsur organisasi yang satu dengan yang

lain sehingga memungkinkan orang untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan.

Struktur organisasi yang digunakan di PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM)

adalah struktur organisasi fungsional, yaitu merupakan struktur organisasi dimana


II-27

wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang

mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada pelaksana.

Adapun struktur organisasi di PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM) dapat

dilihat pada Gambar 2.1

2.5.2 Tugas dan Tanggung Jawab

Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari di suatu perusahaan untuk

menghasilkan output dibutuhkan personil yang memegang jabatan tertentu dalam

organisasi, dimana tiap personil mempunyai tugas, wewenang, dan tanggung

jawab tersendiri dengan cakupan yang jelas.

Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan

yang terdapat dalam struktur organisasi PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM) adalah

sebagai berikut:

1. Manajer Umum (General Manager)

a. Memimpin dan mengawasi kegiatan perusahaan setiap hari.

b. Bertindak sebagai decision making untuk kepentingan dan kelangsungan

perusahaan sehingga tujuan utama perusahaan dapat tercapai.

c. Melakukan hubungan kerja dengan pihak pemerintah dan swasta.

2. Manajer Keuangan (Finance Manager)

a. Memeriksa dan menganalisa data, laporan aliran dana dan biaya

perusahaan.

b. Merencanakan dan mengawasi setiap aktivitas keuangan perusahaan.

c. Menyetujui kontrak penjualan dengan pihak customer.


II-28

3. Manajer Operasi (Mill Operation Manager)

a. Bertanggung jawab penuh terhadap jalannya proses produksi.

b. Mengawasi dan mengevaluasi setiap kegiatan produksi.

4. Supervisor Quality Assurance

a. Bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pengendalian kualitas.

b. Melakukan kerjasama dengan pihak produksi untuk meningkatkan mutu

dari produk.

5. Manajer Keteknikan (Engineering Manager)

a. Mengawasi setiap operasi mesin-mesin produksi yang ada di lantai pabrik.

b. Mengawasi pelaksanaan perawatan mesin, peralatan atau fasilitas

pendukungnya agar produksi dapat berjalan dengan baik.

c. Melakukan koordinir untuk memperbaiki mesin-mesin atau peralatan yang

tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

6. Manajer Pembelian (Strategic Procurement Manager)

a. Melakukan hubungan dengan pihak supplier untuk pembelian bahan baku

dan bahan penolong.

b. Membuat jadwal ordering barang berdasarkan request dari bagian-bagian

tertentu.

c. Melakukan persetujuan terhadap kontrak pembelian bahan baku dan bahan

penolong dari pihak supplier.

7. Manajer Personalia (Human Resources & General Affairs Manager)

a. Mengatur seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian dan

pengembangan sumber daya manusia.


II-29

b. Membimbing dan mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan pekerjaan.

c. Menjalin dan membina kerjasama dengan pihak luar, baik dengan

perusahaan lain maupun pejabat yang menangani ketenagakerjaan.

8. Manajer MIS (Management Information System)

a. Merencanakan sistem informasi yang ada di perusahaan agar berjalan

dengan baik.

b. Mengawasi kegiatan perusahaan dalam hal penyaluran informasi.

c. Membuat saluran LAN (Local Area Network) yang menghubungkan setiap

bagian didalam perusahaan.

9. Financial Analyst

a. Melakukan pemeriksaan kegiatan internal perusahaan baik di kantor

maupun di pabrik agar sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

b. Menangani perencanaan budget perusahaan.

c. Merencanakan dan mengontrol rencana pengeluaran biaya perusahaan.

10. Bagian Administrasi Penjualan dan Pemasaran

Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan perusahaan dalam

hal pemasaran kertas rokok serta menangani urusan administrasi penjualan.

11. Staff

Membantu dan memberikan saran serta pelayanan kepada fungsi lini dalam

perusahaan.
II-30

General
Manager

Mill Strategic
Finance Sales HR & GA Supervisor
Operation Procurement
Manager Manager Manager QA
Manager Manager

Enginee
Financial MIS
ring Staff Staff Staff Staff
Analyst Manager
Manager

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM)

Sumber: PT. Pusaka Prima Mandiri

II-8
2.5.3 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan

Jumlah tenaga kerja pada PT. Pusaka Prima Mandiri adalah sebanyak 201

orang yang terdiri atas 178 orang laki-laki dan 23 orang wanita. Tenaga kerja di

perusahaan ini dapat digolongkan atas staf dan karyawan. Golongan staf adalah

pekerja pada tingkat manajer, kepala bagian, dan pekerja yang tidak bekerja pada

bagian produksi. Sedangkan, golongan karyawan adalah pekerja yang bekerja

pada bagian produksi, termasuk satpam. Staf bekerja pada hari Senin sampai

Jumat dengan jumlah jam kerja 7 jam sehari. Jadwal kerja staf dapat dilihat pada

Tabel 2.1

Tabel 2.1 Jam Kerja Staf


Hari Waktu Kerja Waktu Istirahat
Senin – Jumat 08.30 – 17.00 WIB 12.00 – 13.30 WIB
Sumber: PT. Pusaka Prima Mandiri

Untuk karyawan, jadwal kerja dibagi atas 3 shift/hari, dimana jam kerja

pada hari Senin sampai Minggu adalah selama 7 jam/shift. Jadwal jam kerja

karyawan dapat dilihat pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Jam Kerja Karyawan


Shift Kerja Waktu Kerja Waktu Istirahat
Shift I 07.00 – 15.00 WIB 12.00 – 13.00 WIB
Shift II 15.00 – 23.00 WIB 18.00 – 19.00 WIB
Shift III 23.00 – 07.00 WIB 02.00 – 03.00 WIB
Sumber: PT. Pusaka Prima Mandiri

2.5.4 Sistem Penggajian Karyawan dan Fasilitas

PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM) memiliki 3 sistem pengupahan, yaitu:

a. Upah Bulanan
V-32

Upah bulanan diberikan kepada karyawan yang sudah tetap, dimana

jumlahnya ditentukan berdasarkan kebijakan pemerintah.

b. Upah Borongan

Upah borongan diberikan kepada karyawan yang bekerja pada masa tertentu,

dimana jumlahnya disesuaikan dengan perjanjian antara perusahaan dengan

pekerja tersebut.

c. Upah Harian

Upah harian diberikan kepada pekerja harian lepas dan pembayarannya

dilakukan per hari.

PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM) memiliki sistem laporan penilaian

kinerja yang digunakan untuk menentukan prestasi kerja serta kenaikan gaji atau

upah terhadap karyawan. Adapun sistem laporan penilaian tersebut sebagai

berikut:

a. Kualitas Kerja

Karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai prosedur kerja dan

mencapai hasil yang memuaskan.

b. Kuantitas Kerja

Karyawan mampu melaksanakan pekerjaannya lebih banyak dari rata-rata.

c. Pengetahuan Kerja

Karyawan mampu menguasai seluk beluk pekerjaannya dengan baik.

d. Kepatuhan Kerja
V-33

Karyawan melaksanakan pekerjaannya tepat waktu sesuai dengan instruksi

atasan.

e. Kerjasama

Karyawan dapat bekerjasama dan membina hubungan baik dengan seluruh

rekan sekerja, sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif.

f. Inisiatif

Karyawan mampu mengemukakan ide-ide dan saran yang membangun untuk

kebaikan perusahaan.

g. Loyalitas pada Perusahaan

Karyawan mampu menjaga nama baik perusahaan.

h. Kehadiran Kerja

Karyawan selalu datang tepat waktu sesuai dengan jadwal kerja.

i. Keselamatan Kerja

Karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai prosedur dan peraturan

keselamatan kerja yang berlaku.

PT. Pusaka Prima Mandiri juga memberikan berbagai insentif bagi

karyawan, sebagai berikut:

1. Memberikan THR (Tunjangan Hari Raya)

2. Memperhatikan kebutuhan rohani karyawan

3. Jaminan sosial untuk tenaga kerja (Jamsostek)

4. Jaminan kesehatan antara lain, cuti sakit, cuti khusus, karena perkawinan atau

musibah, tunjangan proyek, tunjangan kemalangan, tunjangan keluarga.


V-34

Fasilitas kerja juga diberikan PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM) kepada

seluruh karyawan, seperti:

1. Memberikan pakaian kerja kepada setiap tenaga kerja.

2. Memberikan fasilitas pengobatan secara cuma-cuma pada setiap tenaga kerja.

3. Menyediakan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja yang diperlukan

para karyawan, seperti helm, masker, sarung tangan, dan sepatu boat.

2.6 Proses Produksi

2.6.1 Bahan-bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan oleh PT. Pusaka Prima Mandiri dalam

melaksanakan proses produksinya adalah sebagai berikut:

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk

pada proses produksi dan memiliki persentase yang besar dibandingkan

bahan-bahan lainnya. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi

adalah:

a. Pulp Serat Panjang (Needle Bleached Kraft Pulp) digunakan sebagai

kerangka dasar struktur, menjaga kekuatan kertas sewaktu masih dalam

keadaan basah, dan mempertahankan kekuatan kertas agar tidak mudah

putus pada proses pembuatan maupun pada mesin pembuat kertas rokok.

b. Pulp Serat Pendek (Leaf Bleached Kraft Pulp) digunakan sebagai

pembentuk perata susunan kertas dan pengisi (sheet uniformity).


V-35

c. Kertas Bekas (Broke) digunakan untuk membantu kerataan formasi kertas

serta kelengkungan.

2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk memperlancar proses

produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong yang

digunakan adalah:

1. Precipitated Calcium Carbonate digunakan sebagai filler (bahan pengisi)

kertas, pemerata pori-pori (porosity) dan memutihkan kertas (whiteness).

2. Cationic Retention Aid (CRA/Starch) digunakan sebagai pengikat partikel

buburan sehingga menghasilkan buburan pulp yang homogen dan

menambah kekuatan kertas pada waktu basah maupun kering dan

mengurangi lose pada wire.

3. Anti Foam (Defoamer) digunakan untuk mencegah buih-buih agar tidak

masuk ke dalam kertas.

4. Pencegah Bakteri (Biocide) digunakan sebagai pembunuh bakteri untuk

mencegah penggumpalan bakteri (slime pot).

5. Citric Acid, Anhydrous C6H8O7 Kering digunakan sebagai zat pembakar

dalam kertas yang harus dinetralkan dengan KOH.

6. Potassium Hydroxide KOH digunakan untuk menetralisir Citic Acid

sebelum diaplikasikan ke mesin distribusi.

7. Bahan Penggumpal (Coagulant) digunakan untuk pengolahan air sungai

(water treatment).

8. Air digunakan sebagai media dan pelarut.


V-36

3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan

berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk

akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah:

1. Kertas pembungkus digunakan untuk membungkus kertas rokok dalam

ukuran ream.

2. Core digunakan sebagai inti dari gulungan kertas selama proses

penggulungan baik di paper machine maupun di bagian finishing.

3. Kertas Koran digunakan untuk mengepak hasil produksi.

4. Label atau Etiket digunakan sebagai pengenal nama perusahaan yang

ditempel pada kertas pembungkus produk.

2.6.2 Uraian Proses Produksi

Proses produksi kertas rokok di PT. Pusaka Prima Mandiri terbagi atas tiga

tahapan utama, yaitu tahapan persiapan, tahapan proses pembuatan kertas di

paper machine, dan tahapan penyelesaian produk.

2.6.2.1 Tahapan Persiapan

Bahan yang digunakan ada tiga yaitu pulp NBKP, LBKP, dan CaCO3.

a. Pengolahan NBKP (Needle Bleached Kraft Pulp = Kertas Serat Panjang)

Bahan baku NBKP dimasukkan ke dalam hdyra pulper dengan mengunakan

konveyor. hdyra pulper ini menggunakan tangki untuk menguraikan serat-

serat pulp yang dicampur dengan white water sebagai pengencer. Didalam

hdyra pulper terdapat pisau sebagai alat pemotong lembaran pulp sehinggan

didapatkan buburan dengan konsistensi 38-40 gr/ltr. Proses berlangsung


V-37

secara batch setiap 10-20 menit. Bahan baku ini digunakan sebanyak 1,5 bal

untuk satu kali pelarutan. Kemudian buburan NBKP ditransfer ke wood dump

chest sebagai tempat penampungan sementara yang didalamnya terdapat

agiator (pengaduk) untuk membuat konsistensi bubur tetap terjaga. Lalu

buburan NBKP dipompakan ke refiner. Refiner merupakan suatu alat yang

berfungsi untuk memotong dan memecahkan serat sehingga serat-serat

menjadi lebih halus. Kemudian buburan yang telah halus ini ditampung di

refiner chest, dan dijaga konsistensinya sama dengan sebelum mixing.

b. Pengolahan LBKP (Leaf Bleached Kraft Pulp = Kertas Serat Pendek)

LBKP sekitar 1,5 bal dihancurkan selama 10-20 menit untuk mendapatkan

konsistensi 38-40 gr/ltr. Proses juga berlangsung secara batch. Pelarutan

LBKP dilakukan di hydra pulper bergantian dengan NBKP, setelah itu

dipompa ke dalam storage chest, sebagai tempat penampungan sementara.

Larutan terus diaduk agar tidak mengendap sehingga kosistensinya tetap.

c. Pengolahn Broke

Buburan broke yang diproses di stock preparation ini berasal dari dry broke

dan wet broke. Khusus untuk dry broke sebelum masuk ke mixing chest

terlebih dahulu dihancurkan di sydra pulper untuk dibuat buburan dengan

kosistensi tertentu, selanjutnya buburan broke ditransfer ke super vibrator

yang fungsinya hamper sama dengan refiner yaitu memecah gumpalan serat.

Sedangkan untuk wet broke aliran prosesnya hamper sama dengan dry broke

tetapi melalui super vibrator karena wet broke tersebut berupa serat-serat yang

sudah halus, maka alirannya langsung menuju broke chest.


V-38

d. Pengolahan Kalsium Karbonat

Kalsium karbonat dilarutkan di dissolving tank sesuai dengan kebutuhan,

tetapi biasanya dilarutkan sebanyak 125 kg untuk dicampur dengan 2000 liter

air. Larutan diaduk selama 15 menit agar kosistensinya terjaga. Hasil larutan

kalsium karbonat disaring dengan vibrating screen dengan ukuran 100 mesh.

e. Pencampuran Bahan Baku

Bahan baku seperti NBKP, LBKP, broke dan kalsium karbonat yang sudah

dihaluskan kemudian dicampur di dalam mixing chest dengan komposisi yang

berlainan sesuai dengan grade kertas rokok yang diinginkan oleh pihak

konsumen. Selama proses pencampuran akan timbul buih karena adanya

oksigen dan ditambahkan deformer untuk menghilangkan buih tersebut.

Setelah dari mixing chest campuran tersebut kemudian dipindahkan dan

ditampung pada machine chest dan siap diolah di paper machine.

2.6.2.2 Tahapan Proses Pembuatan Kertas di Paper Machine

Tahapan proses pembuatan kertas di paper machine adalah:

a. Pembersihan bubur kertas

Larutan pulp dari machine chest dibersihkan kotorannya melalui centi cleaner

agar endapan di dalam buburan kertas seperti pasir dan juga benda-benda

padatan lainnya, biji besi, batu kerikitl, dan lain-lain dapat disaring dan

dikeluarkan. Kemudian larutan digiling kembali dan dihaluskan melalui stock

master refiner sehingga kosistensinya tinggal 24–28 gr/ltr, dan kemudian

buburan dimasukkan melalui high pressure screen ke fourdinier.

b. Fourdinier
V-39

Buburan dari high pressure screen dimasukkan ke dalam head box untuk

dibagi rata atas wire yang berjalan. Buburan di atas wire tersebut diayak dan

diatur sedemikian rupa agar berat dasar (basis weight) kertas diperoleh. Berat

dasar kertas pada pembuatan kertas rokok merupakan elemen/parameter yang

terpenting sehingga proses ini sangat diperhatikan. Kemudian buburan

digiling lagi dengan dandy roll agar benar-benar homogen. Dan setelah itu,

buburan akan dibentuk menjadi lembaran-lembaran.

c. Pressing

Lembaran (sheet) kemudian ditarik oleh pick-up press untuk mengeluarkan air

yang masih dikandungnya, walaupun masih basah kertas tersebut sudah cukup

kuat untuk ditarik. Kandungan air sesudah proses ini diharapkan menjadi

sekitar 60-65%.

d. Embrossing

Setelah di press maka pada tahap ini dicetak garis-garis horizontal (verge

marking). Pencetakan ini dilakukan pada saat lembaran kertas melewati roll

yang sudah di set sesuai garis yang diinginkan.

e. Pengeringan I

Setelah dibentuk garis, kertas dikeringkan secara bertahap pada dryer I.

Pengeringan ini dilakukan pada roll dryer yang berjumlah sepuluh roll.

Dimana lembaran tersebut secara bergantian melewati roll-roll dan panas dari

roll tersebut akan mengeringkan kertas.

f. Pemberian Zat Kimia


V-40

Kertas yang sudah dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam size press,

yang kemudian ditambahkan zat kimia pada kertas dengan menyentuhkan

kertas pada roll yang berputar.

g. Pengeringan II

Kertas yang ditambahkan zat kimia kembali basah sehinggan dilakukan

pengeringan kembali melalui dryer II dimana dryer tersebut berbentuk roll

sebanyak lima buah.

h. Penggulungan Kertas

Kertas yang sudah kering kemudian digulung dengan on rell sehingga

berbentuk gulungan besar atau disebut dengan jumbo roll.

i. Pencetakkan Logo

Jumbo roll dari on reel kemudian diberi logo perusahaan (merek) dari

konsumen yang memesan. Jumbo roll ini telah melewati tahapan pemeriksaan

bagian pengendalian mutu (laboratorium). Apabila pada proses repping ini

masih dijumpai kertas yang tidak memenuhi standar maka bagian repping

harus membuangnya (sebagai broke) setebal 1 cm.

j. Pemotongan Kertas

Roll yang lebih kecil dari repping machine kemudian dipotong kembali

menjdi roll dengan ukuran sesuai dengan permintaan konsumen pada roll

slitter. Dari roll slitter selanjutnya dibawa ke mesin ream cutter ataupun

bobbin slitter. Pada proses ini juga dilakukan pemeriksaan kembali.

2.6.2.3 Tahapan Penyelesaian Produk


V-41

Pada tahap ini, rol-rol kertas rokok dibagi menurut bentuk kertas yang

akan diproduksi. Kegiatan-kegiatan yang ada antara lain:

1. Ream cutter

Rol-rol kecil dari roll sliter dipotong menjadi lembaran-lembaran (ream).

tahap ini, kertas masih diperiksa untuk terakhir kalinya, pemeriksaan yang

dilakukan adalah:

a. cutting, oleh dilakukan pemeriksaan pada hasil pemotongan mesin.

Apabila pemotongan kasar, maka kertas akan dibuang menjadi broke.

b. penampilan fisik, dilakukan pemeriksaan pada kebersihan kertas. Jika

kertas kotor akan dibuang dan dijadikan broke.

c. rectangular, dilakukan pemeriksaan pada kertas berbentuk ream, kertas

dilipat dan diperiksa apakah simetris atau tidak.

2. Bobbin slitter

Rol-rol dari slitter dipotong lagi pada bagian ini menjadi beberapa bobbin.

Pada tahap ini, kertas yang berbentuk bobbin masih diperiksa lagi untuk

terakhir kalinya. Pemeriksaan yang dilakukan adalah:

a. cutting, dilakukan pemeriksaan pada hasil pemotongan mesin. Apabila

pemotongan kasar, maka kertas akan dibuang menjadi broke.

b. penampilan fisik, dilakukan pemeriksaan pada kebersihan kertas. Jika

kertas kotor akan dibuang dan dijadikan broke.

c. Hasil penggulungan, dilakukan pemeriksaan pada kertas berbentuk

bobbin. Bobbin yang sudah dipotong, diperiksa gulungannya apakah rapi

atau tidak.
V-42

3. Packaging

Produk jadi dibungkus dengan pembungkus, kemudian dipindahkan ke

gudang barang jadi untuk selanjutnya dikirimkan ke konsumen atau pabrik

rokok.

Blok diagram proses pembuatan kertas rokok diperlihatkan pada Gambar

2.2

2.7 Mesin dan Peralatan

2.7.1 Mesin Produksi

Mesin-mesin yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan produksi

kertas rokok di PT. Pusaka Prima Mandiri yaitu:

1. Tangki Penampungan

a. Wood Dump Chest digunakan menampung larutan NBKP yang berasal

dari hydra pulper sebelum diproses pada refiner.

b. Wood refiner chest digunakan menampung larutan NBKP yang berasal

dari refiner sebelum dimasukkan ke dalam mixing chest.

c. Storage chest digunakan menampung larutan LBKP yang berasal dari

hydra pulper sebelum dimasukkan ke dalam mixing chest.

d. Super vibrator chest digunakan menampung broke dari super vibrator

sebelum dimasukkan ke dalam broke chest.

e. Broke chest digunakan menampung broke yang sudah dihancurkan pada

rotary screen (wet broke) dan super vibrator chest sebelum dimasukkan ke

dalam mixing chest.


V-43

f. Mixing chest digunakan mencapur NBKP, LBKP, dan broke menjadi satu

untuk kemudian dialirkan ke dalam machine chest.

g. Machine chest digunakan menampung campuran larutan pulp sebelum

diproses dalam paper machine.

2. Tangki pengolahan pulp

a. Hydra Pulper digunakan menghancurkan dan melarutkan NBKP dan

LBKP menjadi larutan pulp yang kemudian dialirkan ke dalam.

b. Sydra Pulper digunakan melarutkan broke yang kemudian dialirkan ke

super vibrator.

c. Super Vibrator digunakan menghancurkan dan menghaluskan broke yang

kemudian dialirkan ke broke chest.

d. Twin Hydralic Refiner digunakan menghancurkan dan menghaluskan

NBKP yang kemudian dialirkan ke refiner chest.

e. Pompa digunakan memompakan larutan pulp melalui pia-pipa dari satu

tangki ke tangki yang lain.

3. Mesin

a. Head of machine untuk mengencerkan buburan dan membersihkan serta

mengatur laju buburan.

- Centi cleaner, yang terdiri dari pipa kerucut untuk memisahkan kotoran

dari pulp.

- Rotary screen, untuk menyaring pulp atau serat yang kasar yang

dikembalikan ke sistem.
V-44

- Constant level tank, untuk menstabilkan keadaan buburan dilengkapi

dengan alat otomatis 1 buah flow meter dan motor rised pulper.

b. Four driner untuk membentuk buburan menjadi lembaran/sheet.

c. Pick up press digunakan mengeluarkan air yang masih dikandung oleh

lembaran kertas.

d. Embosser digunakan mencetak garis-garis horizontal pada kertas.

e. Chemical applicator digunakan menambah bahan kimia agar kualitas pada

kertas bertambah baik.

f. Dryer digunakan mengeringkan lembaran kertas.

g. Roll slitter digunakan memotong jumbo roll menjadi roll yang lebih kecil.

h. Ream cutter digunakan memotong rol kecil menjadi lembaran ream.

i. Bobbin slitter digunakan memotong rol-rol kecil menjadi gulungan atau

bobbin.

j. Repping machine digunakan mencetak garis atau pola sesuai dengan

permintaan konsumen.

k. Bobbin reaclemer digunakan memperbaiki bobbin yang rusak dari bobbin

slitter.

2.7.2 Peralatan

Peralatan (equipment) yang digunakan pada proses pembuatan kertas di

PT. PPM adalah:

1. Pompa
V-45

Fungsi : Memompakan larutan bubur kertas melalui pipa-pipa dari tangki

yang satu ke tangki yang lain.

Kapasitas : 1,5 m3/ mnt

Putaran : 980 rpm

Arus : 33,2 A

Jumlah : 28 Unit

2. Hinged Forklift

Forklift digunakan untuk mengangkut jumbo roll ke daerah finishing untuk

dipotong pada mesin-mesin roll slitter. Selain itu juga digunakan untuk

mengangkut barang jadi ke gudang jadi.

3. Hoist Crane

Crane digunkan untuk mengangkut jumbo roll ke daerah repping machine.

Operasi pemakaiannya dikendalikan dengan switch gantung dari lantai.

2.7.3 Utilitas

Utilitas dalam sebuah pabrik adalah unit pembantu produksi yang tidak

terlibat secara langsung terhadap bahan baku, tetapi penunjang proses agar

produksi dapat berjalan lancar. Sarana pendukung yang ada di pabrik PT. PPM

terdiri dari listrik, kebutuhan air dan boiler.


V-46

Penghancuran Bahan Baku

Pelarutan Bahan Baku

Tahap Persiapan
Penghalusan Bahan Baku Bahan

Pencampuran Bahan Baku

Pembersihan Bubur Kertas

Fourdriner

Pressing

Tahap Pembuatan
Kertas

Embossing

Pengeringan I

Pemberian Zat Kimia

Pengeringan II

Penggulungan Kertas

Pencetakan Logo

Pemotongan Kertas

Bentuk Ream Bentuk Bobbin Tahap Penyelesaian


Produk

Packing

Sumber: PT. Pusaka Prima Mandiri

Gambar 2.2 Blok Diagram Pembuatan Kertas

Anda mungkin juga menyukai