Laporan Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi Bogor, GITET
Cibinong
Disusun Oleh :
16224005
Disusun oleh :
16224005
Jakarta, …….
Mengetahui, Disetujui,
ii
PENGESAHAN
Disusun oleh :
Jakarta, ………………..
Mengetahui, Disetujui,
Indra Wijaya
Koordinator Kerja Magang
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb. segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek dan
Kerja Praktek ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
S-1 atau Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri
1. Selaku Dekan Fakultas Teknik Industri Institut Sains dan Teknologi Nasional
(ISTN).
2. Ibu Fivit Marwita, ST., MT.Selaku Ketua Progam Studi Teknik Industri Institut
3. Bapak Poedji Oetomo, ST., MT.selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
5. Kedua Orang Tuaku tercinta alm Bapak Udiargo dan Ibu Evi Kritiani yang selalu
7. Imelda Rizqi Agustina Utami yang telah memberikan semangat dan dukungannya
selama ini.
iv
8. Bapak Achmad Susilo Selaku Manager UPT Bogor PT. PLN (Persero) Cibinong
10. Semu teman-teman Teknik Elektro Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN)
Angkatan 2016 yang telah banyak memabantu penulis yang tidak dapat disebutkan
satu persatu
Semoga bimbingan, saran, partisipasi dan bahan yang telah diberikan akan
bermanfaat bagi penulis dan umumnya bagi yang membaca. Penulis menyadari bahwa
penulisan ini masih jauh dari sempurna, baik isi maupun susunanya, untuk itu penulis
mengharapkan segala kritik dan saran dari semua pihak demi meningkatkan mutu
penulisan tugas akhir ini dan semoga bermanfaat bagi siapa saja yang ingin
menggunakannya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
v
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................... ix
DAFTAR LAPIRAN..........................................................................................................xii
BAB I ..................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 2
BAB II ................................................................................................................................... 6
vi
2.3 Tahun Operasasi Gitet Cibinong 500 kv ............................................................ 12
2.5 Visi dan Misi PT. PLN (Persero) GITET Cibinong ......................................... 13
BAB III................................................................................................................................ 18
vii
4.2 Syarat-Syarat dan Ketentuan ................................. Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Jarak Konduktor Dengan Obyek Lain .......... Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Sudut Arah Tarikan Kawat Konduktor Terhadap Tower ................ Error!
4.3 Rincian Penanganan Masalah Tower dan Clearance ........ Error! Bookmark not
defined.
4.3.1 Penanganan Masalah Clearance Lokasi 1 ....... Error! Bookmark not defined.
4.3.4 Posisi Tower Diantara Pier P9.35 dan P9.36 (Lokasi 4, Gambar 3.1) Error!
Daftar Pustaka
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 4 Insulator Piring (a) Tipe Clevis (b) Tipe Ball-And-Socket ........................... 21
Gambar 4. 1 Lokasi Persinggungan Trace Jalan Tol dan ROW Jaringan Transmisi 150 kV
Gambar 4. 2 Clearance Konduktor Antara T18 dan T19 diatas Pier P9.3 ..................Error!
Gambar 4. 3 Clearance Konduktor Antara T.EA1 dan T.EA2-A4 diatas Pier (Lokasi 2,
Jalan Tol
Gambar 4. 5 Lokasi Tower TAC1, TAC2, TAC3 Yang Terkena Trace Jalan Tol Di Antara
ix
Gambar 4. 6 Prinsip Peninggian Clearance Konduktor T18-T19 Di Atas Pier P9.2-P9.3
Gambar 4. 8 Prinsip Relokasi Tower TAC2, TAC3, dan TAC1 PGS/PGD-PLMS Pada
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 2 Tabel Syarat Clearance Kawat Konduktor Dengan Obyek Lain ....................... 38
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini perumbuhan industri dan penduduk semakin pesat, dengan begitu
pasokan kebutuhan energi listrik akan selalu terus meningkat sesuai dengan beban
yang terus bertambah. Jika tidak berusaha menanganinya maka kemungkinan besar
akan terjadi hal-hal yang dapat merusak seluruh system tenaga listrik yang
diakibatkan oleh beban yang sangat besar dan tidak terkontrol. Salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah dengan membangun suatu tempat yang disebut Gardu Induk
oleh kesiapan operasi GI, dengan adanya GI ini dapat mengurangi bahkan
instalasi yang terdiri dari peralatan listrik yang berfungsi untuk menerima dan
dan dibagi secara merata, pada Gardu Induk juga selalu dibuat switch yard. switch
yard adalah bagian dari GI terbuka yang dijadikan sebagai tempat untuk meletakan
tinggi. Salah satu peralatan yang dianggap penting dan merupakan bagian dalam
1
sebuah instalasi pada switch yard adalah Lightning Arrester, memiliki peran
penting dalam koordinasi isolasi peralatan gardu induk dan merupakan susatu alat
proteksi yang mempuyai fungsi utama melakukan pembatasan nilai tegangan pada
keandalan dalam suatu system tenaga listrik, maka sangat perlu sekali untuk lebih
2
1.3. Manfaat Praktek Kerja
elektrikal.
3
1.4. Batasan Masalah
laporan kerja praktek ini, pembatasan masalah hanya mengenai system kerja dan
Metoda yang dilakukan penulis dalam penulisan laporan kerja praktek antara lain:
1.5.1. Orientasi dan mengamati objek yang diteliti secara langsung di lapangan.
1.5.3. Tinjauan pustaka berkaitan dengan materi yang diambil dalam kerja
praktek.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang alasan pemilihan judul, maksud dan tujuan
4
BAB II SEJARAH PERUSAHAAN
cara kerja.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi Analisa yang di amati dari penggunaan dan
BAB V KESIMPULAN
Pada bab ini dibuat suatu kesimpulan dari hasil pembahasan pada
5
BAB II
SEJARAH PERUSAHAAN
mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang
pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri.
Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara
Jepang di awal Perang Dunia II. Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir
Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi
Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-
PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang
listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang
sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai
6
pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai
untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN
beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga
sekarang.
Benz, Desa Cicadas, Kecamatan Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. Luas tanah
GITET Cibinong ± 13 Ha, tanah bekas perkebunan karet GITET Cibinong pertama
kali di bangun hanya terdapat 2 (dua) diameter, yaitu diameter 3 dan diameter 4.
Sedangkan penghantarnya atau biasa disebut Bay yaitu Bay Gandul 1, Bay Gandul
2 dan Bay Saguling 1, mulai beroperasi pada tanggal 18 September 1988 dengan
7
Gambar 2.1. Single Line GITET Cibinong Pada Saat Operasi
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang makin baik, maka kebutuhan akan
energi listrik semakin meningkat, maka pada tahun 1992 dibangun diameter 1 dan
diameter 2 guna memasok tenaga listrik ke GITET Bekasi 1 dan 2 serta IBT 1 dan
2 Pada awalnya Trafo IBT terpasang di GITET Cibinong hanya 1 unit yaitu Trafo
IBT 2 Merk ELIN yang beroperasi pada tanggal 4 Juli 1993 yang wiring kontrolnya
dikerjakan oleh KJB sedangkan untuk IBT 1 waktu itu belum terpasang. Pada tahun
1995 IBT 1 mulai dipasang, dan pada tanggal 5 Desember 1995 IBT 1 500 MVA
beroperasi. Pada tanggal 3 sampai 17 April 1997 Trafo IBT 2 di off, karena ada
penggantian PMT 7B2, dan Trafo IBT 2 phasa R dibawa ke Ungaran. Kira-kira
tanggal 3 April 1998 sampai 17 April 1998 ada penggantian Trafo IBT 2 phasa R
8
500 MVA 150/150 kV. Dan pada tanggal 18 April 1998 Taro IBT 2 operasi kembali
Seiring dengan kebutuhan akan tenaga Listrik yang makin meningkat bagi
masyarakat dan kalangan industri, sehingga SUTET Saguling 2 yang tadinya belum
Akibat kebutuhan Listrik yang terus meningkat, maka Bay Bekasi 2 yang
bebearapa waktu suplai GITET Cawang mengandalkan pasokan daya dari GITET
Cibinong, selanjutnya pada tahun 1995 diameter 5 (Bay Cilegon ) mulai di bangun,
dan pada tanggal 9 Desember 1996 Bay Cilegon mulai Operasi (Bertegangan).
Setelah Bay Cilegon beroperasi pasokan Listrik GITET Cibinong berasal dari Bay
Pada tangal 9 Maret 2006 Bay Cawang berganti nama menjadi Bay Muara
9
b) Bay IBT 2 500/150 kV 500 MVA di Diameter 2
Gardu Induk Cibinong, maka kebutuhan tenaga Listrik semakin meningkat, maka
Trafo – Trafo Distribusi mulai dibebani. Beban Trafo 3 pada waktu itu:
10
Peralatan yang terpasang di GI Cibinong sebagaian besar Merk ASEA,dan
setelah GI Cibinong mengalami kebakaran pada tahun 2001 semua Rele diganti
dengan D60 Merk GE.GI Cibinong memasuki era baru yaitu menjadi GI
Gambar 2.3
Untuk saat ini GI Cibinong mendapat suplay daya dari IBT 1 dan 2 500 Mva
GITET Cibinong dan memasok 4 Trafo Distribusi, 2 Trafo IBT 150/70 kV dan 12
11
Gambar 2.4
sebagai berikut :
12
2.4 Aktivitas Perusahaan
GITET Cibinong adalah salah satu bagian perusahaan milik PT. PLN (Persero)
dilakukan oleh Gardu Induk Cibinong ini adalah sebagai pusat penyaluran dan
Pengaturan beban sistem Jawa-Bali region Jakarta dan Banten. Adapun nama-nama
daerah penerimaaan dan pengiriman beban yaitu wilayah Cilegon, Gandul 1 dan 2,
Bekasi, Cawang, Saguling, 1 dan 2. Gardu Induk Cibinong ini pun sangat
diperlukan sekali untuk menjamin keandalan instalasi dan keamanan suplai listrik
2.5.1. Visi PT. PLN (Persero) GITET Cibinong adalah sebagai berikut :
2.5.2. Misi PT. PLN (Persero) GITET Cibinong adalah sebagai berikut :
13
2.6 Jumlah Operator pada GITET Cibinong
14
2.7 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Unit Pelaksanaan Pemeliharaan
(APP) Bogor.
15
IV.
ASEP SUKASAH MANAGER KEUANGAN DAN ADMINISTRASI
AI SUMINAR SPV KEUANGAN DAN AKUNTANSI
SURYADI AS KEUANGAN DAN AKUNTANSI
MEGA STELLA PRATIWI ASRIN JA KEUANGAN DAN AKUNTANSI
ARIF RUMPOKO RAHARJO SPV ADMINISTRASI DAN UMUM
STEFFANIE EMILLIA DEDY AF ADMINISTRASI SDM
SABAR SIHOMBING AF ADMINISTRASI SDM
POPPY SARI PUTRI JF SEKRETARIAT
MUSTIKA CANDRA JF UMUM
V.
EDY SURATMAN MANAGER ULTG BOGOR
DAWAN SETIAWAN AF ADMINISTRASI TEKNIK
OKTARIVANI SAVISTA SY JF ADMINISTRASI TEKNIK
16
AFNER ANANTA SPV JARGI KEDUNG BADAK DAN SENTUL
YHUDHA PRASETIYA JT JARGI KEDUNG BADAK
HERU SUDARMAN JT JARGI KEDUNG BADAK
RONNY SIANTURI JT JARGI KEDUNG BADAK
MASDA SUKMANA JT JARGI SENTUL
IRFAN IRNANDI JT JARGI SENTUL
BRIAN TANJUNG JT JARGI SENTUL
17
BAB III
GITET CIBINONG
Lightning arrester adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan dan
peralatannya terhadap tegangan lebih abnormal yang terjadi karena sambaran petir
(flash over) dan karena surja hubung (switching surge) di suatu jaringan. Lightning
arrester ini memberi kesempatan yang lebih besar terhadap tegangan lebih
abnormal untuk dilewatkan ke tanah sebelum alat pengaman ini merusak peralatan
jaringan seperti tansformator dan isolator. Oleh karena itu lightning arrester
Arrester petir atau disingkat arrester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan
system tenaga listrik terhadap surya petir. Alat pelindung terhadap gangguan surya
ini berfungsi melindungi peralatan system tenaga listrik dengan cara membatasi
surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ketanah. Selain melindungi
peralatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh tegangan lebih external,
arrester juga melindungi peralatan yang diakibatkan oleh tegangan lebih internal
seperti surja hubung, selain itu arrester juga merupakan kunci dalam koordinasi
isolasi suatu system tenaga listrik. Bila surja datang ke gardu induk arrester bekerja
18
melepaskan muatan listrik serta mengurangi tegangan abnormal yang akan
Umumnya arrester dipasang pada setiap ujung saluran udara tegangan Tinggi (SUTT)
yang memasuki GI. Pada GITET adakalanya transformator dipasang juga arrester untuk
menjamin terlindunginya transformator dan peralatan lainnya dari tegangan lebih. Salah
satu arrester yang terdapat di GITET Cibinong seperti pada gambar 3.1
19
3.2. Lightning Arrester Bay IBT Unit 2 150KV
Lightning Arrester Bay IBT Unit 2 150 KV adalah salah satu peralatan penting
ya ng digunakan pada GITET Cibinong. LA ini ditempatkan di dekat IBT uni 2 sisi
150 kv untuk melindungi IBT unit 2 ari gangguan teganga n lebih baik surya petir
maupun surya hubung yang menuju switch yard 500KV GITET Cibinong. Pada LA
desainnya tidak jauh beda antara LA dengan kompartemen yang terbuat dari
yang baik, tahan akan korosi, mudah dibawa serta menurunkan biaya produksi.
berikut:
terjadi pada gap antara dua elektroda dalam tabung. Untuk rating
tegangan yang tinggi dan arus yang tinggi kemungkinan dalam tabung
tergabung dua atau lebih gap dengan lubang discharge pada bagian
atas, bawah dan tengah-tengah dari tabung ini merupakan series gap
20
yang dipasang diantara elektroda dengan kawat penghantar, yang
Discharge pada gap luar dan berakhir pada internal bore dari
tabung pencegah flash over petir pada isolasi paralel dari penghantar.
21
3.3.2. Arrester type Valve
22
3.3.3. Arrester type Gaples
Antara material bagian atas dan bagian bawah tidak ada gap,
arus yang tinggi sesaat, dapat diredam dan daya dari arus susulan
arrester harus dapat mem by-pass kilat agar dapat mengalir ke bumi. Jadi
prinsip kerja arrester adalah pada saat keadaan normal arrester bersifat sebagai
isolator dan pada saat timbul tegangan lebih yang melebihi pengenal arrester,
maka akan berubah menjadi konduktor dalam waktu yang singkat sehingga arus
arrester akan kembali normal dan arrester akan bersipat sebagai isolator
kembali. Jadi apabila tegangan lebih surja dating melalui terminal arrester akan
23
terpotong dengan berubahnya arrester sebagai konduktor dan megalirkan
tegangan lebih itu ke bumi dan tegangan akan mengamankan alat-alat proteksi
lainnya. Pada LA terdapat ring Corona yang bentuknya bulat, gunanya untuk
arrester, ada baiknya melihat gambar konstruksi dari arrester berikut ini:
3.5.1. Elektroda
hubung pada arrester yang terpasang, maka pada sela percikan (Spark
Gap) akan terjadi loncatan busur api. Pada beberapa type arrester
24
busur api yang terjadi tersebut ditiup keluar oleh takanan gas yang
3.5.4. Isolator
25
3.5.5. Grading Ring
Grading ring digunakan agar gradient tegangan terdistribusi
jarak antar fasa.jarak aman antar konduktor sama dengan jakar antar
26
3.5.7. Alat monitoring (Surge Counter)
adalah sama, dimana prinsip kerja arrester akan membuang kelebihan tegangan
isolator listrik. Prinsip kerja arrester katup atau cara kerja lightning arrester
jaringan listrik, tegangan listrik akan melonjak besar.Hal ini membuat dua
logam pada arrester akan bekerja saling terhubung dan menyalurkan arus listrik
(sebagai konduktor). Namun fungsi konduktor ini tidak akan mengenai sistem
kelistrikan yang ada karena salah satu kutub itu akan meneruskan ke tempat
adanya tegangan kejut atau surge tidak akan merusak peralatan listrik, dan
27
3.7. Pemeliharaan Lighthing Arrester (LA)
baik untuk peralatan pada daftar dibawah ini tentang pemeliharaan arrester petir
PERALATAN KOMPONEN
NO CARA PELAKSANAAN
YANG DI PERIKSA
1. Lightning Counter 1. Periksa Lightning Counter dan catat
PERALATAN
NO KOMPONEN CARA
PELAKSANAAN
YANG DI PERIKSA
1. Rumah Isolator 1. Bersihkan rumah isolator.
28
3.7.3. Pemeliharaan setiap 10 tahun
pabrik..
Prinsip pengukuran arus bocor resistif dengan menggunakan alat uji LCM.
29
3.8.1. Field Probe (antenna)
arester tersebut.
30
3.8.4. Alat Uji LCM Scope
Material dasar penyusun keping blok MOSA adalah ZnO (90% berat),
sementara zat aditif lain terdiri dari MnO, NiO, B2O3,Sb2O3, Cr2O3 (10%).
Keping metal oksida dibuat dalam bentuk silinder yang besaran diameter keping
tergantung pada kemampuan absorbsi energi dan nilai discharge arus. Senyawa
ZnO memiliki kemampuan konduktivitas sangat baik ketika dilewati arus kerja,
namun akan berlaku sebagai kapasitor atau resistansi tinggi ketika dilewati arus
satunya adalah pada MOSA tidak memerlukan gap udara guna mengisolasi
dipadukan dengan gap udara atau komponen tahanan aktif, dan untuk
31
3.10. Langkah – langkah pengukuran arus bocor resistif dengan
PERSIAPAN
• Alat Leakage Current Monitor type LCM II
merk Scope SA 30 i
• Field Probe
• Current Probe ( tang ampere )
• Field Probe Rod / Stick
Tidak
PERSIAPAN APAKAH DAPAT
DILAKSANAKAN
TANPA
KENDALA Ya
MERANGKAI ALAT
Tidak
Apakah titik
yang diukur
sudah selesai
Ya
STOP
32
DAFTAR PUSTAKA
https://ezkhelenergy.blogspot.com/2013/11/lightning-arrester.html diakses
https://www.academia.edu/35044177/BAB_III_LIGHTNING_ARRESTER_3.1_Pen
33
34