Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN TUGAS AKHIR OJT(ON JOB TRAINING)

PERBAIKAN TUAS MEKANIK SHUTTER


KUBIKEL INCOMING DAN OUTGOING (AREVA/SCHNEIDER) DENGAN
TRITON(TRIANGLE STRONGER) UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI
PENYALURAN TENAGA LISTRIK

DISUSUN OLEH :

NAMA: ARSYAD LANGGENG SUGIHARJO


3.39.15.0.06

ULTG TEGINENENG
UPT TANJUNG KARANG
2019

1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS AKHIR ON THE JOB TRAINING (OJT)

Judul : PERBAIKAN TUAS MEKANIK SHUTTER KUBIKEL


INCOMING DAN OUTGOING (AREVA/SCHNEIDER)
DENGAN TRITON(TRIANGLE STRONGER) UNTUK
MENINGKATKAN EFISIENSI PENYALURAN
TENAGA LISTRIK
Nama : ARSYAD LANGGENG SUGIHARJO
No Test : 3.39.15.0.06
Bidang : TRANSMISI
Proyeksi : JUNIOR ENGINEER PEMELIHARAAN GARDU INDUK
Jabatan

Menyetujui, Bandar Lampung, 10 Juli 2019


Mentor II Siswa OJT

LATIF ARSYAD LANGGENG SUGIHARJO


NIP.6993518B 3.39.15.0.06

Mengetahui,

SRM SDM UIP3BS Mentor I

ALI FAIZIN DEDEN NABUDU


NIP.6994003P NIP.7906080Z
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya hanturkan kepada Allah S.W.T, karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir OJT
ini dalam masa On The Job Training (OJT) yang berjudul "PERBAIKAN TUAS
MEKANIK SHUTTER KUBIKEL INCOMING DAN OUTGOING
(AREVA/SCHNEIDER) DENGAN TRIRON(TRIANGLE STRONGER)
UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PENYALURAN TENAGA
LISTRIK". Laporan Akhir OJT ini merupakan salah satu syarat kelulusan On The
Job Training (OJT) pada siswa prajabatan angkatan 63. Dalam penyusunan
Laporan Akhir OJT ini penulis mendapatkan saran, dorongan, serta bimbingan
dari berbagai pihak yang membimbing penulis sehingga laporan Akhir OJT ini
dapat terselesaikan. Tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah mendukung penyelesaian ini :

1. Bapak Denden Nabudu selaku Manager UPT Tanjung Karang


serta selaku Mentor 1,
2. Bapak Latif selaku Manager ULTG Tegineneng UPT Tanjung
Karang serta selaku Mentor 2,
3. Bapak Novran Ankopa Selaku Mentor 3
4. Seluruh staf PT. PLN (Persero) P3B Sumatera ULTG Tegineneng,
yang selalu membimbing selama pelaksanaan OJT.
5. Orang tua dan keluarga yang secara penuh telah mendukung saya
baik dari segi spiritual maupun material,

Penulis menyadari bahwa Laporan Akhir OJT ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan Laporan Akhir OJT ini. Semoga Laporan Akhir OJT ini menjadi
solusi yang bermanfaat bagi para pembaca, khususnya demi kemajuan PT. PLN
(Persero).

Bandar Lampung,10 Juli 2019


Penulis,

Arsyad Langgeng Sugiharjo


1. PROSES BISNIS
1.1 PROSES BISNIS DAN STRUKTUR ORGANISASI
1.1.1 P3B SUMATERA
PROBIS UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR
BEBAN SUMATERA
Key Stakeholders PROSES BISNIS PENYALURAN DAN OPERASI SISTEM Key Stakeholders
Unit Unit
Pembangkitan, 2. Pengelolaan Pembangkitan,
Anak Perusahaan Pengoperasian Sistem Anak Perusahaan
dan IPP Tenaga Listrik dan IPP
4. Pengelolaan
Transmit
1. Penyusunan Rencana dan Strategi P3B Sumatera

Lead Transaksi Tenaga PLN Kantor Pusat


PLN Kantor Pusat
Listrik
3. Pengelolaan
Unit Distribusi/ Pemeliharaan Sistem Unit Distribusi
Wilayah Penyaluran

Unit Jasa dan Unit Jasa dan


PROSES BISNIS STRATEGIS

Sustainable Value
Konstruksi/UIP Konstruksi

Provide
Requirements

PROSES BISNIS PENUNJANG PENYALURAN DAN OPERASI SISTEM Pekerja


Pekerja

Energi Listrik
Input
Pelanggan Masyarakat
Project Management
8. Pengelolaan
Mitra Kerja dan Keselamatan Mitra Kerja dan
7. Pengelolaan
Pemasok 5. Pengelolaan 6. Pengelolaan Ketenagalistrikan 9. Manajemen Aset
Pemasok
Konstruksi
Enjiniring Pengadaan dan Lingkungan
Lead Pemerintah
Pemerintah
Pusat
(K2L) Transmit Pusat

Pemerintah Pemerintah
Daerah Daerah

DPRD DPRD
11. Pengelolaan 12. Pengelolaan
10. Pengelolaan 14. Pengelolaan
Administrasi hukum dan 13. Pengelolaan
Masyarakat Sumber Daya Teknologi Masyarakat
Umum dan Hubungan Keuangan Sekitar
Sekitar Manusia Informasi
Fasilitas Masyarakat

Hasil Umpan Balik


Note : Support
Benchmark Key Stakeholders
1.1. AKTIFITAS OJT
PT PLN (Persero) P3B Sumatera bertugas untuk mengoperasikan dan
memelihara sistem penyaluran, mengendalikan pembangkit yang terintegrasi
dengan sistem Sumatera serta mengatur beban seluruh Sumatera.
1.1.2 UPT TANJUNG KARANG
Rangkuman aktivitas yang dilaksanakan sesuai dengan workplan yang telah
disusun selama OJT
Pengenalan perusahaan dilakukan pada tanggal 14 s.d. 17 Januari 2019 di

Kantor Induk UIP3BS. Pada tahap ini siswa OJT mendapatkan penjelasan

mengenai proses bisnis bidang-bidang yang ada di Kantor Induk dengan

narasumber dari masing-masing bidang yang ahli pada bidangnya.Setelah

mendapatkan probis dari UIP3BS siswa dikirim ke UPT masing-masing dan

mendapatkan probis dari UPT dan setelah dari UPT siswa dikirim Ke ULTG

tempat siswa melakukan proses OJT.

On the Job Training yang diadakan pada angkatan 63 adalah OJT berbasis

kompetensi okupasi jabatan yang diberikan kepada peserta OJT (mentee) yang

dituntut dapat memahami kompetensi selama melakukan kegiatan OJT. Untuk

memenuhi kompetensi tersebut setiap peserta diberikan tugas menyelesaikan

Kriteria Unjuk Kerja (KUK) yang disesuaikan dengan okupasi jabatan yang

didapat diunit OJT. Okupasi jabatan yang didapat oleh peserta OJT adalah

Pemeliharaan Gardu Induk. Okupasi jabatan terdiri dari judul unit dan setiap

judul unit memiliki elemen kompetensi yang berupa tahapan tahapan yang

dilakukan untuk menyelesaikan judul unit. Dan elemen kompetensi sendiri di

bagi menjadi beberapa KUK untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan

elemen kompetensi. Proyeksi jabatan sebagai JE Pemeliharaan Gardu Induk dan

Okupasi jabatan yang didapat, maka siswa harus melaksanakan pemenuhan KUK

didalam Unit OJT dan Gardu Induk yang ada di bawah ULTG Tegineneng. Maka

dari itu siswa harus berkoordinasi dengan atasan untuk mengetahui jadwal

pekerjaan yang berhubungan dengan KUK.


Berikut adalah elemen kompetensi beserta KUK yang dipenuhi dan
pelaksanaannya.

Tabel 1. Kriteria Unjuk Kerja dan Pemenuhannya


Elemen
Judul Unit Pelaksanaan
Kompetensi
1. Mempelajari Gambar Teknik
Tiang SUTT dan pondasinya
2. Mempelajari tata cara
berkomunikasi sebelum
Merencanakan dan pekerjaan
menyiapkan 3. Mempelajari cara menyusun
pelaksanaan rencana pekerjaan
pemeliharaan 4. Mempelajari cara menyusun
peralatan Gardu Nota Dinas pekerjaan
Induk . 5. Mempelajari cara menyusun
JSA pekerjaan
6. Mempelajari Instruksi Kerja
7. Mempelajari Prosedur dan
Peraturan K2

1. Melaksanakan pelaksanan
Melaksanakan
pemasangan peralatan bantu
Pemeliharaan
pekerjaan
peralatan Gardu
Melaksanakan 2. Melaksanakan Instruksi
Induk
pemeliharaan pengambilan data
peralatan Gardu 3. Menyiapkan dan mengenakan
Induk . alat kerja, material kerja dan
APD sesuai dengan JSA
4. Mengambil Dta lokasi
5. Mengambil Data lapangan GI

1. Memeriksa kesesuaian
Memeriksa pemasangan peralatan di
pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan 2. Membandingkan hasil
peralatan Gardu pemeliharaan dengan target
Induk . yang sudah ditentukan

1. Membuat laporan pekerjaan


Membuat laporan
2. Membuat Berita Acara Selesai
pekerjaan
pekerjaan
Melaksanakan Merencanakan dan 1. Mempelajari Gambar
Pemeliharaan Media menyiapkan Teknik Transformator
Insulasi pelaksanaan Tegangan Tinggi dan alat
Transformator pemeliharaan bantunya
Elemen
Judul Unit Pelaksanaan
Kompetensi
Media Insulasi 2. Mempelajari tata cara
Transformator berkomunikasi sebelum
pekerjaan
3. Mempelajari cara
menyusun rencana
pekerjaan
4. Mempelajari cara
menyusun Nota Dinas
5. Mempelajari cara
menyusun JSA pekerjaan
6. Mempelajari Instruksi
Kerja
7. Mempelajari Prosedur dan
Peraturan K2

1. Melaksanakan pelaksanan
pemasangan peralatan
2. Melaksanakan Instruksi
pengambilan data
Melaksanakan 3. Menyiapkan dan
pemeliharaan mengenakan alat kerja,
peralatan Gardu material kerja dan APD
Induk . sesuai dengan JSA
4. Mengambil data lokasi
pekerjaan
5. Mengambil Data lapangan

1. Memeriksa kesesuaian
Memeriksa pemasangan peralatan
pelaksanaan 2. Membandingkan hasil
pemeliharaan pemeliharaan dengan
peralatan Gardu target yang sudah
Induk . ditentukan

Membuat laporan 1. Membuat laporan pekerjaan


pekerjaan 2. Membuat berita acara

Judul Unit Elemen Pelaksanaan


Kompetensi
Merencanakan dan 1. Mempelajari Gambar
Melaksanakan menyiapkan Teknik Transformator
Pemeliharaan pelaksanaan Tegangan Tinggi dan alat
Proteksi Bay pemeliharaan bantunya
Transformator peralatan Gardu 2. Mempelajari tata cara
Induk . berkomunikasi sebelum
Elemen
Judul Unit Pelaksanaan
Kompetensi
pekerjaan
3. Mempelajari cara
menyusun rencana
pekerjaan
4. Mempelajari cara
menyusun Nota Dinas
pekerjaan
5. Mempelajari cara
menyusun JSA pekerjaan
6. Mempelajari Instruksi
Kerja
7. Mempelajari Prosedur dan
Peraturan K2

1. Melaksanakan pelaksanan
pemasangan peralatan
bantu pekerjaan
2. Melaksanakan Instruksi
Melaksanakan pengambilan data
pemeliharaan 3. Menyiapkan dan
peralatan Gardu mengenakan alat kerja,
Induk . material kerja dan APD
sesuai dengan JSA
4. Mengambil data lokasi
pekerjaan
5. Mengambil Data lapangan

1. Memeriksa kesesuaian
Memeriksa pemasangan peralatan
pelaksanaan 2. Membandingkan hasil
pemeliharaan pemeliharaan dengan
peralatan Gardu target yang sudah
Induk . ditentukan

Membuat laporan 1. Membuat laporan pekerjaan


pekerjaan 2. Membuat berita acara

1.2. ISU STRATEGIS


Menjelaskan isu strategis di unit OJT yang berhubungan dengan KUK
(Program atau langkah langkah yang dilakukan)
Sistem penyaluran listrik untuk masyarakat pada umumnya selalu
menjadi tuntutan yang sangat tinggi bagi perusahaan PLN. Segala daya dan
upaya untuk menjaga kesinambungan listrik tersebut menjadi perhatian yang
sangat serius bagi setiap manajemen PLN sebagai komitmen untuk selalu
menghadirkan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Durasi gangguan penyaluran listrik yang sering muncul pada sistem
transmisi pada dasarnya terdiri dari dua penyebab yakni durasi gangguan yang
disebabkan oleh sistem transmisi dan durasi gangguan yang disebabkan oleh
sistem distribusi. Kami akan menjelaskan faktor peyebab durasi gangguan
eksternal yang mengakibatkan kurang optimalnya penyaluran distribusi. Kami
mendapatkan inisiatif usaha untuk mempersingkat durasi padam listrik akibat
manuver PHB pada Gardu Induk.
Permasalahan yang sering muncul pada kubikel 20 kV sebagai contoh
adalah ketika ada permintaan manuver kubikel 20 kV oleh Distribusi maka
operator yang bertugas akan melakukan manuver pembebasan tegangan dan
rack out PMT 20 kV, kemudian ketika distribusi meminta penormalan dan
operator yang bertugas melakukan manuver rack in PMT 20 kV mengalami
kegagalan maka dari itu tim pemeliharaan ULTG mendatangi gardu induk dan
melakukan perbaikan mekanik PMT 20 kV, kegiatan ini membutuhkan durasi
yang cukup lama sampai dengan PMT tersebut dinyatakan siap operasi.
Kegagalan Rack in saat manuver itu ada beberapa contoh salah satunya
shutter mekanik yang rusak karena stang shutter mengalami anomali,bisa karna
bengkok atau pun hal lainnya dan itu karna design mekanik stang shutter tidak
terlalu kuat untuk menahan beban,sehinggal menimbulkan masalah durasi
padam yang cukup lama akibat hal tersebut.
Kesalahan dalam SOP Refreshment SOP
Pengoperasian Pengoperasian

Interlock Mekanik tidak Perbaikan Interlock


Bekerja dengan Baik Mekanik

Kegagalan Rack
in/Rack Out PMT 20kV

Rel Korosif

Shutter Mekanik
Deisgn mekanik
bermasalah

Kualitas Material

Gambar 1. 1 RCPS

Dari anomali ini perbaikan stang shutter digunakan sebuah inovasi pada
Stang /shutter yaitu TRITON(Triagle Stronger) sebuah inovasi yang memberikan
sebuah design mekanik baru pada stang shutter yang bertujuan untuk memperkuat
stang shutter saat menahan beban.
PEMBAHASAN

2.1. Permasalahan
Identifikasi masalah yang ditemui di lapangan di kaitkan dengan referensi teori
yang ada disertai dengan data pendukung
Ditemukan anomali CBM Rack in/Rack out pada kubikel penyulang 20
kV pada penyulang Delima,Strawberry,Kurma dan Sawo TD#1 60 MVA di GI
seputih banyak,anomali yang ditemukan adanya permasalahan pada stang shutter
pada penyulang tersebut sehingga susah melakukan proses Rack in/Rack out,dan
ada beberapa stang yang sedikit bengkok.

Berdasarkan hasil investigasi dengan adanya anomali tersebut maka perlu


direncanakan perbaikan pada tanggal 29 Maret 2019 oleh tim pemeliharaan
Gardu Induk ULTG Tegineneng.
Selain karna design mekanik yang menyebabkan anomali bisa diakibatkan
karna komponen stang yang kurang kuat juga untuk menahan beban,kerusakan
pada stang shutter ini bisa menyebabkan rugi yang cukup lumayan
Pada perbaikan Stang Shutter ini diperbaiki menggunakan TRITON(Triangle
Stronger) sebuah inovasi yang digunakan pada Stang Shutter dengan
menambahkan penguat pada sisi segitiga stang shutter TRITON ini mengunakan
prinsip seperti tuas/pengungkit
Penjelasan Teknis / Non Teknis Triangel Stronger
Prinsip kerja Triangle Stronger dengan menambah skur dapat di lakukan
pengujian dengan memberikan beban pada ujung tuas penggerak. Pada gambar di
bawah menunjukan perbendaan kemampuan tuas penggerak shutter sebelum dan
setelah di lakukan penambahan skur penguat pada titik simpul segitiga.

Penahan 1

5kg
Penahan 2

Gambar. Kemampuan sebelum dilakukan penguatan

Penahan 1

9kg
Penahan 2

Gambar. Kemampuan setelah dilakukan penguatan


2.2. LANGKAH PERBAIKAN
Menjelaskan langkah-langkah perbaikan yang telah dilaksanakan untuk
mengatasi permasalahan
2.2.1. Perbaikan Rack in/Rack out kubikel penyulang 20 kV
Delima,Strawberry,Kurma,dan Sawo TD#1 60 MVA GI Seputih banyak
Berikut ini tahapan perbaikan :
a. Merencanakan dan menyiapkan pelaksanaan perbaikan Stang Shutter diRack
In/Rack out kubikel 20 kV
Untuk melaksanakan perbaikan diperlukan persiapan sebelum pekerjaan
agar pekerjaan dapat terlaksana dan berjalan sesuai rencana. Pekerjaan di luar
rencana adalah pekerjaan yang tidak termasuk dalam rencana operasi tahunan
dan rencana operasi bulanan, pekerjaan tersebut juga perlu dilakukan persiapan
pekerjaan dengan baik termasuk dalam pekerjaan perbaikan yang membutuhkan
anggaran untuk penyediaan material dan pelaksana pekerjaannya.
Tahap persiapan pelaksanaan dilakukan dengan mengumpulkan data
mengenai data single line diagram, SOP Komunikasi, persiapan administrasi
pekerjaan seperti pembuatan working permit, JSA, form pengujian,
mempersiapkan peralatan kerja seperti Persiapan alat kerja dan APD, Persiapan
Alat , persiapan pekerjaan.
Dalam pekerjaan perbaikan Stang Shutter di kubikel penyulang 20 kV
Delima,Strawberry,Kurma,dan Sawo TD#1 60 MVA GI Seputih banyak ini
cukup melakukan kordinasi dengan APD untuk melakukan padam PMT kecuali
apabila PMT arah pembangkit 20 kV butuh kordinasi dengan UP2B
Dokumen-dokumen disiapkan untuk administrasi, izin serta kemudahan
pelaporan disiapkan dan di bawa pada saat akan dan sudah melakukan
pekerjaan. Semua tahap-tahap pekerjaan harus dikoordinasikan oleh unit terkiat
dengan pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan yang memonitor.
b. Melaksanakan pekerjaan perbaikan.
Tahapan pelaksanaan:
1) Mempersiapkan material, alat kerja dan dokumen yang diperlukan.

2) Kordinasi dengan APD tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan secara


offline.

Alur proses proses pembebasan tegangan:


 Operator menghubungi APD untuk melaporkan bahwasanya
pekerjaan perbaikan Stang Shutter kubikel 20kV penyulang
Strawberry,Kurma,Delima dan Sawo yang telah di jadwalkan
sebelumnya akan dilaksanakan, kemudian meminta izin padam
kepada APD.
 APD mengizinkan pemadaman, kemudian pemadaman
dilakukan oleh operator Gardu Induk berdasarkan perintah dari
APD.
 PMT 20 kV Trafo Daya 1 60 MVA GI Seputih banyak dilepas
dan di Rack Out
 Lalu PMT dikeluarkan dari Kubikel
 Pekerjaan dilakukan.

3) Safety briefing yang diikuti oleh penanggung jawab pekerjaan, pengawas


pekerjaan, pengawas K3, pengawas maneuver dan pelaksana pekerjaan.
Briefing dilakukan untuk pembagian tugas dan procedure pekerjaan yang
akan dilakukan sehingga pekerjaan dapat terlaksana dengan maksimal serta
selamat.

4) Pengawas K3 memasang papan tagging. Tujuan pemasangan untuk


menjaga keamanan seluruh pekerja, agar mengetahui batas-batas area yang
tidak bertegangan dan yang bertegangan.
5) Mengenakan seluruh APD lengkap mulai dari helm, sepatu safety,
wearpack, sarung tangan, kaca mata anti silau.

6) Setelah padam Keluarkan PMT dari kubikel dan dikeluarkan dengan hati-
hati ke arah alat Troli pengangkut PMT

7) Setelah PMT dikeluarkan lepas mur baut yang menempel pada stang shutter
dengan rangkaian kubikel

8) Setelah Stang terlepas lalu ukur panjang titik simpul segitiga tuas
penggerak existing
9) Melakukan Pengelasan pada titik simpul segitiga

10) Pemasangan kembali tuas penggerak yang telah dilengkapi denganr penguat
ke rangkaian kubikel

11) Pekerjaan selesai,peraltan kerja dan peralatan bantu dirapikan, rambu-


rambu dan tagging juga batas area kerja diambil dan dirapikan, area
pekejaan sudah harus dikosongkan dari kegiatan.

12) Operator melapor ke APD bahwa pekerjaan telah selesai, lalu melakukan
penormalan dengan kordinasi dengan APD

13) Pekerjaan perbaikan Stang Shutter kubikel 20 kV selesai dilaksanakan


dilanjutkan dengan pembuatan laporan hasil kerja.

14) Membuat laporan pekerjaan


Laporan pekerjaan berupa berita acara perbaikan disertai eviden foto
kegiatan pekerjaan perbaikan
PENUTUP

KESIMPULAN
Intisari dari keseluruhan pembahasan pada laporan
1. Ketidaksiapan kubikel 20 kV untuk manuver Rack in dan Rack out akan
sangat mengurangi kehandalan sistem, pada merek scheneider dan areva
permasalahan dapat timbul akibat lemahnya stang pernggerak, Dengan
dilakukan penambanhan penguatan pada stang penggerak shuter terbukti
sangat efektif di bandingkan dengan stang penggerak tanpa skur. Langkah
ini cukup praktis dan mudah sehingga dapat menjadi pilihan yang tepat
untuk mengatasi permasalahan yang sejenis khususnya pada kubikel
merek Scnheider dan Areva.

2. Setelah dilakukannya perbaikan Stang Shutter Kubikel penyulang 20 kV


sudah normal dan penyulang-penyulang tersebut sudah beroperasi dengan
baik.

3. Untuk terus mencegah terjadinya kerusakan alat, selain pemeliharaan,


inspeksi juga perlu dilakukan untuk mngetahui ada atau tidaknya
anomaly.
SARAN
Masukan, usulan, atau pendapat yang dikemukakan untuk
dipertimbangkan dalam mengatasi permasalahan

Untuk menjaga kehandalan dan efisiensi penyaluran tenaga listrik maka


perlunya melakukan perbaikan design mekanik dan juga perbaikan kualitas
material peralatan pada Stang Shutter agar tidak sering terjadi anomali saat
Rack in/Rack out yang menyebabkan bertambahnya durasi padam.Dan mungkin
kalau bisa seluruh stang shutter di berikan penambatan skur/penguat pada sisi
segitiga stang agar stang shutter lebih kuat/lebih baik dari sebelumnya.Dimana
penambahan penguat ini atau disebut TRITON(Triangle Stronger)ini bisa lebih
kuat dibandingkan dengan tidak diberikan penguat dan juga bisa menghemat
dari segi finansial
Gangguan yang mengakibatkan trip PMT Incoming 20 kV Bay Trafo 60
MVA pada beban 60% (1039,2 Ampere) selama 1 jam (Asumsi 1 kali kejadian).
ENS tak terselamatkan dalam nilai finansial :
Nilai Rupiah per kWh (TDL Thn 2018) Rp. 1.467,28
kWh = 16627,2
Maka Total rupiah yg tidak tersalurkan = Rp. 1.467,28 x 16627,2
= Rp. 24.397.758,016

Diketahui:
Estimasi waktu trip: 1 jam
Tegangan: 20.000 V
Arus= 1039,2 A
Cos phi: 0,8
ENS = 𝑉. 𝐼. 𝑐𝑜𝑠𝜋. √3. 𝑡
=200.000.1039,2.0,8.1
=16627200 MW
Setelah implementasi TRITON durasi padam dapat berkurang 20 menit
(dari menunggu tim pemeliharaan datang hingga troubleshootingnya).
ENS yang terselamatkan dalam nilai finansial :
Nilai Rupiah per kWh (TDL Thn 2018) Rp. 1.467,28
kWh = 5485,92
Maka Total rupiah yg tidak tersalurkan = Rp. 1.467,28 x 5485,92
= Rp. 8.049.380,6976
Dana pembuatan TRITON per kubikel sekitar Rp 150.000,- dan dapat
dikerjakan oleh 2 orang selama kurang lebih 3 jam.
Dana Pembuatan per 1 Kubikel TRITON
No. Uraian Jumlah Harga (Rp)
1 Plat 1 buah (6x10 cm) 50.000
2 Las 1 lot 50.000
3 Cat 1 buah 50.000
Jumlah 150.000

Anda mungkin juga menyukai