Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Penelitian


Berikut merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan penulis dalam penulisan laporan
tugas akhir ini.

MULAI

Studi Literatur dan Pengumpulan Data

Simulasi FSW

Simulasi berjalan
dengan sesuai?

Analisa Hasil Distribusi Temperatur


pada ANSYS

Verifikasi Menggunakan Jurnal

Presentasi Hasil

SELESAI

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian


3.2 Prosedur Penelitian
Dalam melakukan pemodelan finite element untuk menentukan besarnya distribusi temperatur
pada proses friction stir welding, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan, di antaranya :
1. Studi Literatur dan Pengumpulan Data
Studi literatur dilakukan uktuk mendapatkan informasi secara lebih detail serta
menunjang penelitian yang akan dilakukan. Informasi berupa dasar teori tentang friction Stir
Welding, finite element method, maupun penelitian terdahulu yang dirangkum penulis berasal
dari berbagai sumber. Dari studi literatur ini juga dapat menentukan ruang lingkup dari
permasalahan yang akan diteliti. Ruang lingkup pada penelitian ini adalah pemfokusan
penelitian distribusi temperatur pada friction Stir Welding dengan metode elemen hingga.

2. Simulasi FSW
Pada penelitian ini, dilakukan simulasi dengan pemodelan finite element
menggunakan software ANSYS R18.1 untuk mengetahui besarnya distribusi temperatur
dalam proses friction stir welding. Selain itu hal-hal yang mampu dicakup oleh simulasi fsw
ini antara lain untuk memodelkan panas yang timbul dan fenomena apa saja yang terjadi pada
daerah pengelasan serta efek yang menyertai proses pengelasan. Penjabaran mengenai
tahapan proses dari simulasi friction stir welding akan dibahas pada sub bab selanjutnya.

3. Analisa Hasil Distribusi Temperatur


Hasil dari simulasi yang telah dilakukan kemudian dianalisa. Hasil tersebut berupa
nilai dari distribusi temperatur yang terjadi pada tool dan plat sepanjang pengelasan.

4. Verifikasi Mengunakan Jurnal


Verifikasi merupakan suatu proses untuk memeriksa kesesuaian jalannya simulasi
dengan cara melakukan pemeriksaaan simulasi tersebut. Verifikasi digunakan untuk
membuktikan bahwa simulasi yang di jalankan dalam penelitian ini sudah benar. Verifikasi
dapat dilakukan dengan membandingkan hasil simulasi dengan hasil simulasi lainnya yang
memiliki masalah fisik dan sistem Metode Elemen Hingga yang serupa. Nilai distribusi
temperatur yang didapatkan dari simulasi akan dibandingkan dengan nilai ditribusi
temperatur dari jurnal untuk memverifikasi hasil dari simulasi friction stir welding.

5. Presentasi Hasil
Setelah didapatkan hasil dari penelitian kemudian penulis mempresentasikannya
dalam bentuk power point.
3.2 Diagram Alir Simulasi FSW

MULAI

Pembuatan Geometri

Menentukan Tipe Analisa

Input Geometri dan


Properties Material

Penerapan Perkontakan

Pembuatan Mesh

Menentukan Time Steps

Pemberian Beban dan Kondisi


Batas

Eksekusi Hasil

SELESAI

Gambar 3.2 Diagram Alir Simulasi FSW


3.4 Prosedur Simulasi FSW
Tahap-tahap yang dilaksanakan pada saat simulasi proses Finite Element menggunakan
software ANSYS adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan Geometri
Perancangan desain geometri dan assembly dibuat dengan menggunakan software
SolidWork 2015 dalam format (.SLDASM) yang kemudian hasil desain tersebut akan di
analisa menggunakan software Ansys 18. Geometri yang dibuat mengacu pada gambar 3.3
berikut.

Gambar 3.3 Geometri plat dan tool

2. Menentukan Tipe Analisa


Model analisa dalam simulasi friction stir welding menggunakan tipe transient
structure dan transient thermal. Pada analisa tipe transient structure kita akan mendapatkan
temperatur yang terjadi selama proses pengelasan dimana temperature tersebut didapat dari
hasil konversi gesekan antara tool dengan plat yang menimbulkan panas. Dengan Analisa tipe
transient thermal kita dapat.

Gambar 3.4 Tipe Analisa


3. Input Geometri dan Properties Material
Geometri yang telah selesai dibuat dengan SolidWork kemudian di inputkan pada
ANSYS dengan cara sesuai gambar 3.4 berikut.

Gambar 3.4 Input Geometri pada ANSYS


Untuk menentukan properties material yang digunakan pada simulasi ini, pada tab
engineering data klik kanan dan pilih edit. Masukkan mechanical properties seperti pada gambar
3.5.

Gambar 3.5 Input Properties material


4. Penerapan Perkontakan
Dalam tahap ini kita menentukan jenis perkontakan yang terjadi antara plat dan tool..
Pada simulasi ini penulis menggunakan tipe kontak friction yang terjadi antara tool dan plat
sehingga terjadinya gesekan antara plat diam dan tool bergerak dapat diperhitungkan. Selain
itu digunakan tipe fixed support pada permukaan bagian bawah plat sebagai tumpuan yang
menyangga dan tidak ikut bergerak selama proses simulasi fsw berlangsung. Tumpuan ini
adalah sebuah constraint yang kita buat dengan cara membatasi atau membebaskan Degrees
of Freedom yang tersedia pada model tersebut.

Gambar 3.6 Penerapan Perkontakan


5. Pembuatan Mesh
Meshing merupakan proses membagi benda yang akan dianalisa menjadi luasan-
luasan atau area kecil. Meshing merupakan salah satu tahapan penting dalam proses FEM
supaya dapat dianalisis pada ANSYS. Ukuran mesh yang terdapat pada suatu objek akan
mempengaruhi ketelitian dan daya komputasi analisis. Pada simulasi ini penulis
menggunakan body sizing dengan ukuran 5mm.

6. Menentukan Time Steps


Time steps pada ANSYS digunakan untuk menentukan waktu lamanya proses friction
stir welding berlangsung. Selain itu, pada feature ini juga memiliki fungsi untuk mengatur
waktu di setiap langkah pergerakan yang terjadi pada proses simulasi tersebut.

7. Pemberian Beban dan Kondisi Batas


Proses untuk menentukan gaya yang bekerja pada benda yang akan dianalisa dan
menetukan parameter yang mengikutinya.
8. Eksekusi Hasil
Tahap terakhir dari simulasi yaitu eksekusi hasil. Hasil simulasi dilakukan untuk
mengetahui hasil dari analisa yang telah dijalankan. Akan didapat tabel data berupa distribusi
temperature maksimal pada kondisi tiap waktu pengelasan.
3.5 Verifikasi menggunakan Jurnal

Pada penelitian jurnal yang diterbitkan oleh S Verma, Meenu J P Misra dengan judul
“Study on temperature distribution during friction stir welding of 6082 aluminum alloy”, mesin
milling vertikal telah dimodifikasi dengan mengatur peralatan yang sesuai untuk melakukan
pengelasan friction stir welding. Perkakas dan perlengkapan yang digunakan diilustrasikan pada
gambar 3.3 berikut.

Gambar 3.3 Pengaturan peralatan dalam FSW

Dalam pengujian ini, tool yang digunakan terbuat dari die steel dengan pin yang berulir seperti
ditunjukkan pada gambar 3.4. Tool tersebut dipasang pada mesin milling vertikal dan berputar
sepanjang sumbu longitudinal.

Gambar 3.4 Tool yang digunakan

Plat AA6082 berdimensi 75mm X 100mm X 6.35mm ini dipilih sebagai material benda kerja.
Kedua pelat yang akan disambung ditempatkan pada plat rigid dan dipasang di atasnya dengan
bantuan penjepit untuk mencegah terjadinya pergeseran benda kerja selama proses pengelasan
berlangsung.

Termokopel yang digunakan yaitu tipe k, 8 channel berbentuk L dengan diameter 3mm di
letakkan pada jarak yang sama dari garis tengah untuk mengukur temperatur yang dihasilkan dengan
penempatan empat termokopel di advancing side (AS) dan empat di retracting side (RS). Instrumen
UNILOG dengan 8 saluran digunakan untuk mengukur temperatur selama proses berlangsung.
Instrumen ini terdiri dari dua unit yaitu perekam data proses universal yang mencatat data di modul
excel sheet dan channel interface yang menyediakan data dari termokopel ke perekam data. Lubang
dengan diameter 3 mm dan kedalaman 5 mm dibor pada sisi AS dan RS sebagai tempat dari
termokopel. Termokopel pertama di kedua sisi ditempatkan pada 14,5 mm dari center line yaitu 3
mm dari ujung diameter shoulder untuk mencegah kerusakan termokopel selama proses berlangsung.
Gambar 3.5 menggambarkan posisi termokopel di dalam benda kerja, antarmuka proses dan modul
antarmuka saluran.

Gambar 3.5 Posisi termokopel dalam benda kerja

Eksperimen penelitian ini dilakukan dengan kecepatan rotasi dan feed rate yang konstan serta
dengan waktu tinggal dan sudut kemiringan alat yang bervariasi. Rincian percobaan berjalan disajikan
pada gambar 3.6 berikut.

Gambar 3.6 Tabel rincian percobaan

Distribusi temperatur yang terjadi selama proses pengelasan berlangsung merupakan fungsi
input panas dari tool, heat loss saat melalui plat penarik dan quill serta initial time dari tool untuk
memanaskan benda kerja sebelum tool mulai bergerak. Temperatur maksimum bisa didapat pada
center line dari sambungan. Kualitas las sebagian besar dipengaruhi oleh disipasi panas selama proses
berlangsung. Jika suhu yang dihasilkan karena gesekan panas di sekitar center line rendah maka akan
membuat hambatan pada gerakan transversal alat yang berakibat kerusakan pada pin tool.

Tingginya gesekan panas atau temperatur yang dihasilkan dapat memperbaiki aliran selama
proses pengelasan berlangsung dan membuat gerakan transversal tool menjadi lebih mudah. Namun,
suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pelekatan material ke pin/shoulder dan ukuran butiran
mikrostruktur yang lebih besar. Dalam penelitian ini, hasil eksperimen mengenai suhu maksimum
yang direkam untuk sudut kemiringan dan dwell time yang berbeda disajikan pada gambar 3.6.
dimana ditunjukkan suhu yang terekam oleh termokopel dengan waktu dan sudut kemiringan yang
bervariasi. Suhu maksimum yang didapatkan yaitu 256.8°C untuk sisi mundur dan 284.9°C untuk sisi
maju diperoleh untuk eksperimen no. 4 (kecepatan rotasi: 500 rpm; feed rate: 20 mm / s; sudut
kemiringan: 2° dan dwell time: 30 detik). Hal ini diamati bahwa ada kenaikan suhu maksimum yang
dicatat dengan perubahan dwell time dari 10 detik menjadi 30 detik.

Gambar 3.7 Grafik hasil eksperimen

Anda mungkin juga menyukai