009-4: 2015
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (Persero) No. 0182.P/DIR/2016
PT PLN (Persero)
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN D3.009-4: 2015
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (Persero) No. 0182.P/DIR/2016
PT PLN (Persero)
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
METER ENERGI AKTIF PRABAYAR
FASE TUNGGAL SISTEM STS
MENGGUNAKAN KOMUNIKASI MODEM
Disusun oleh :
Diterbitkan oleh :
PT PLN (Persero)
Jl Trunojoyo Blok M-1 /135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Susunan Kelompok Bidang Distribusi Standardisasi
Keputusan Kepala PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Insitute)
No. 0103.K/LIT.03/KAPUSLITBANG/2015
Daftar Isi
i
SPLN D3.009-4: 2015
Daftar Gambar
Daftar Tabel
ii
SPLN D3.009-4: 2015
Prakata
Digunakannya teknologi Near Field Communication (NFC) pada meter energi statik
prabayar sistem STS untuk top-up token kredit pelanggan dimungkinkan untuk
dikembangkan menggunakan komunikasi modem.
Tidak berbeda dengan teknologi yang digunakan pada NFC, modem digunakan sebagai
media untuk pengisian kredit sekaligus menarik data pelanggan ke data center serta
memberikan layanan informasi kepada pelanggan. Sistem yang digunakan pada meter
tetap menggunakan sistem STS.
Standar ini ditetapkan dalam rangka untuk mendapatkan tingkat pemahaman yang sama
dan implementasi untuk masa depan meter prabayar menggunakan sistem modem.
Dengan standar ini diharapkan interoperabilitas masing-masing produsen meter prabayar
STS dapat dipertahankan dan pada saat yang sama juga memberikan kesempatan
provider telekomunikasi dalam pengembangan teknologi dan fasilitas yang akan
disediakan di dalam modem. Sehingga memungkinkan pelanggan listrik mendapat nilai
tambah berupa informasi atau fitur-fitur lainnya.
Standar ini nantinya akan memfasilitasi sistem komunikasi untuk meter prabayar fase
tunggal dan fase tiga sistem STS dari SPLN D3.009-1: 2010 dan amandemennya, Meter
Energi Aktif Fase tunggal Prabayar dengan Sistem Standard Transfer Specification (STS),
dan SPLN D3.009-2: 2013 Meter Statik Energi Fase Tiga Prabayar tersambung langsung
dengan Sistem Standard Transfer Specification (STS).
.
iii
SPLN D3.009-4: 2015
1 Ruang Lingkup
Standar ini diterapkan untuk meter energi aktif prabayar fase tunggal sistem Standard
Transfer Specification (STS) yang menggunakan sistem komunikasi modem untuk
pengisian token dan pemanfaatan data informasi di dalam meter untuk keperluan PLN.
Meter energi yang ditetapkan pada standar ini merupakan varian dari meter energi sistem
STS yang telah ditetapkan pada SPLN D3.009-1: 2010.
2 Tujuan
Sebagai petunjuk dan spesifikasi teknis untuk unit-unit PLN, sebagai pedoman pabrikan
dalam mendesain dan membuat meter energi aktif prabayar fase tunggal sistem STS
menggunakan modem dan sebagai pedoman pengujian bagi lembaga uji.
3 Acuan Normatif
Kecuali ditetapkan secara khusus pada standar ini, maka ketentuan mengikuti standar
berikut. Dalam hal terjadi revisi pada standar tersebut maka ketentuan mengikuti edisi
terakhirnya.
a) SPLN D3.009-1: 2010, Meter statik energi aktif fase tunggal prabayar dengan sistem
Standard Transfer Specification (STS);
b) SPLN D3.009-2: 2013, Meter statik energi fase tiga prabayar tersambung langsung
dengan sistem Standard Transfer Specification (STS);
c) SPLN D3.009-3: 2015, Meter statik energi aktif prabayar fase tunggal sistem STS
menggunakan Near Field Communication (NFC);
d) SPLN D3.023: 2013, Modem untuk sistem pembacaan meter energi terkendali jarak
jauh (AMR);
e) IEC 62056-21, Electricity metering. Data exchange for meter reading, tariff and load
control. Part 21: Direct local data exchange.
Meter statik energi aktif dengan fungsi tambahan sehingga dapat dioperasikan dan
dikendalikan untuk mengalirkan energi listrik sesuai dengan sistem pembayaran yang
disepakati antara PLN dan pelanggan (prabayar), menggunakan sistem Standard
Transfer Specification (STS) dengan menggunakan komunikasi Modem.
1
SPLN D3.009-4: 2015
4.2 Modem
Perangkat elektronik yang terdiri dari modulator dan demodulator, berfungsi untuk
menggabungkan dan memisahkan data hasil pengukuran dan informasi meter elektronik
serta informasi numerik token dengan gelombang pembawa (sarana komunikasi) yang
dipancarkan melalui gelombang radio pada frekuensi tertentu sehingga data tersebut
dapat dikirim dan diterima dari meter dan data center.
Badan usaha yang menyediakan layanan komunikasi bagi pelanggan yang akan
menggunakan modem. Penyedia komunikasi memfasilitasi komunikasi sistem modem ke
data center.
4.4 GPRS
Singkatan dari General packed radio service adalah layanan data bergerak yang berbasis
paket data dan bekerja pada sistem komunikasi seluler GSM.
4.5 GSM
Singkatan dari Global system for mobile communication adalah standar komunikasi
seluler digital yang bekerja pada frekuensi tinggi sesuai standar telekomunikasi Indonesia.
4.6 SMS
Singkatan dari short message service pada sistem komunikasi seluler sesuai standar
komunikasi Indonesia.
Perangkat keras yang berfungsi untuk komunikasi dua arah yang mengubah sinyal digital
menjadi sinyal analog atau sebaliknya untuk mengirimkan pesan/data ke alamat yang
dituju.
Entitas yang akan melakukan pengelolaan transfer token listrik pintar termasuk
melakukan pengelolaan manajemen data pelanggan listrik pintar dengan komunikasi dua
arah, terhubung dengan sistem data base billing PLN dan sistem operator seluler.
Informasi yang dikumpulkan untuk dikirim/diunduh dengan jarak antar data dalam interval
waktu pendek.
2
SPLN D3.009-4: 2015
Meter energi yang digunakan dalam sistem modem ini harus memenuhi persyaratan
SPLN D3.009-1: 2010 dengan beberapa catatan dan tambahan seperti tercantum pada
Tabel 1.
Umum 5.5.1
Terminal 5.5.3
3
SPLN D3.009-4: 2015
Pengujian 5.10 6
5.1.1 Umum
Untuk keperluan penyimpanan data historikal sesuai kebutuhan pencatatan dalam sistem
PLN maka meter harus dilengkapi modul RTC.
Format waktu yang ditampilkan pada display adalah HH-MM-YY.
RTC harus dapat disinkronisasi dilakukan secara online dan offline.
4
SPLN D3.009-4: 2015
Kelas komponen meter sesuai dengan SPLN D3.009-1: 2010 dengan tambahan modem
dan modul RTC harus memiliki kualitas kelas industri dan tercantum pada keaslian produk
(certificate of origin) atau data pendukung dari pabrikan komponen.
Umur desain batere, sebagai pencatu daya meter, adalah 10 tahun, dengan threshold
untuk penggantian (setting low battery warning) 2,2 VDC.
5.1.3 Fitur
5.1.4.1 Umum
5.1.5.1 Umum
5
SPLN D3.009-4: 2015
Pada konstruksi meter energi sistem modem, posisi modem ditempatkan pada bagian
terminal meter untuk memudahkan penggantian. Ukuran perangkat modem tidak
ditentukan. Contoh penempatan modem dapat dilihat pada gambar 1.
5.1.5.3 Terminal
Papan tombol harus tetap ada dengan fungsi sebagaimana meter prabayar konvensional.
Hal ini dimaksudkan agar pelanggan tetap dapat memasukkan token secara konvensional
bila terjadi kegagalan komunikasi oleh modem, selain pengecekan yang dilakukan oleh
petugas Unit PLN.
Persyaratan papan tombol sesuai dengan butir 5.5.6 SPLN D3.009-1: 2010.
Sesuai dengan butir 5.5.7 SPLN D3.009-1: 2010, dan pada informasi yang terkait operasi
meter ditambahkan Tabel 2 dan Tabel 3 butir 5.1.5.7.6 pada standar ini.
6
SPLN D3.009-4: 2015
CATATAN: Operator data harus dapat mengakomodir tampilan meter sesuai dengan tabel 3. butir
5.5.7 SPLN D3.009-1: 2010 dan Tabel 2 dan Tabel 3 butir 5.1.5.7.6 pada standar ini
Informasi seperti pada butir 5.5.7.2 SPLN D3.009-1: 2010 dapat ditampilkan dengan
menekan tombol enter . Kode singkat (short coding) sesuai dengan lampiran SPLN
D3.009-1.dapat ditampilkan dengan cara menekan tombol kode diakhiri menekan tombol
enter.
Butir 5.5.7.6 pada SPLN D3.009-1: 2010 ditambahkan dengan Tabel 2 berikut:
Tampilan
No Status Tanda Tindakan
display
1 Modul Co-MCU meter Tanda Err201 tampil
rusak terus menerus pada Err201 Penggantian meter
display
2 Kegagalan power on Tanda Err202 tampil
reset (mengakibatkan terus menerus pada Err202 Penggantian meter
memori meter reset) display
7
SPLN D3.009-4: 2015
Tampilan
No Status Tanda Tindakan
display
3 Kegagalan sampling data Tanda Err203 tampil
pengukuran dari ADC terus menerus pada Err203 Penggantian meter
display
4 Supercap tidak dapat Tanda Err204 tampil
mengisi pada kondisi terus menerus pada Err204 Penggantian meter
bertegangan display
5 Clock loss/batere rusak Tanda Err205 tampil
terus menerus pada Err205 Penggantian meter
display
6 Contactless chip not Tanda Err206 tampil
working (optical probe) terus menerus pada Err206 Penggantian meter
display
7 Security chip not working Tanda Err207 tampil
terus menerus pada Err207 Penggantian meter
display
CATATAN : Walaupun tanda error tampil, fungsi short key pada meter harus tetap dapat aktif.
Respon meter pada saat informasi token dikirimkan dan data ditarik melalui modem
adalah seperti Tabel 3.
Tampilan
No Status Tanda Tindakan
display
Setiap meter harus mencantumkan informasi pada pelat nama seperti pada Tabel 4.
8
SPLN D3.009-4: 2015
Jenis informasi
Contoh penulisan
Merek
Tipe meter
Sistem meter STS - MODEM
Nama dan (kota) lokasi pabrik
Logo modem
9
SPLN D3.009-4: 2015
Max Data
Address
Length2
Map 1
Short
Code
10
SPLN D3.009-4: 2015
Command
Max Data
Address
Length2
Map 1
Short
Code
11
SPLN D3.009-4: 2015
Apabila pabrikan meter tidak dapat membuat address map seperti tabel di atas maka
dapat dibuat address map antara.
Meter harus dapat merekam data ke dalam memori setiap tanggal 1 tiap bulan jam 10:00.
Data historikal dalam memori meter disimpan secara FIFO sebanyak 12 bulan. Data yang
diperlukan seperti pada Tabel 6.
ID Meter ID :(012345678)
Tarif index xx
1
Jumlah trip karena beban lebih xx*kali
1
Jumlah sumber listrik padam xx*kali
1
Total Tampering xx*kali
Format blok data dari meter ke modem dan format blok data yang keluar dari optical port
harus sama untuk semua meter secara burst.
12
SPLN D3.009-4: 2015
Data yang diunduh dari optical probe harus sesuai dengan urutan seperti Tabel 7.
13
SPLN D3.009-4: 2015
14
SPLN D3.009-4: 2015
Pabrikan meter harus menyiapkan modem, yang mampu merespon ke meter untuk
pengiriman/penerimaan informasi top-up token, pengambilan data yang dibutuhkan oleh
operator data dan data center.
Modem harus bisa memberikan data signal dari layanan operator komunikasi yang
ditangkap. Data ini selanjutnya diterjemahkan menjadi informasi pada lampu LED yang
ada pada modem.
Modem harus dapat berkomunikasi melalui salah satu atau beberapa dari sistem
GPRS/GSM/CDMA/LTE atau teknologi komunikasi yang lebih baru, dan harus
mempunyai fitur SMS (short message service).
Modem harus mempunyai penandaan sebagai berikut:
a. Merek dan tipe;
b. Frekuensi kerja;
c. Sistem teknologi komunikasi yang digunakan;
d. Fitur;
e. Daya pancar (dBm);
f. Konsumsi daya maksimum;
g. IMEI atau MEID.
Penandaan tersebut harus tercetak dan ditempatkan pada bagian luar badan modem
sehingga dapat terlihat dari luar meter.
15
SPLN D3.009-4: 2015
Transfer data menggunakan standar IEC 62056-21:2002, Protocol Mode C, Initial baud
rate 9600 bps.
Meter harus merespon command read out dan juga programming mode.
Command message identifier & command type identifier yang akan digunakan pada
programming mode melingkupi:
a. P1 : PASSWORD - data is operand for comparison with internally held password;
b. R1 : READ - read ASCII-coded data;
c. W1 : WRITE - write ASCII-coded data;
d. E2 : EXECUTE - formatted communication coding method execute;
e. B0 : BREAK - complete sign-off.
Port komunikasi dari meter ke modem menggunakan konektor tipe micro USB. Kabel
komunikasi meter terpasang permanen pada board modul komunikasi dan ujung kabel
yang terhubung ke modem menggunakan male connector.
16
SPLN D3.009-4: 2015
Meter energi dan modem harus mampu memberikan respon dalam waktu maksimum 5
detik sejak diterimanya permintaan data dan memasukan token ke meter.
Penyedia komunikasi dan Operator data tidak boleh mengakses data center dan
mengakses proses top-up token termasuk pengiriman data token harus dikirim langsung
tanpa ada proses penyimpanan.
Pabrikan meter harus menyediakan manual cara penggunaan sistem komunikasi meter
beserta fitur-fitur layanan.
6 Pengujian
Pengujian jenis dilakukan terhadap meter yang telah memenuhi persyaratan pengujian
sistem komunikasi dan uji fitur. Pengujian sistem komunikasi dan uji fitur dilakukan oleh
PLN Puslitbang dengan melibatkan PLN Unit (Pengguna), Data center, Pabrikan meter
dan Penyedia teknologi.
Pengujian jenis dilakukan sesuai dengan Tabel 9 kolom 4.
Untuk pengujian A s.d L pabrikan/pemasok harus mengirimkan dokumen dan informasi
meter, sebagai berikut:
17
SPLN D3.009-4: 2015
3) Metode
No Mata uji J¹ S¹ R¹
Uji/Acuan/Persyaratan
1 2 3 4 5 6
18
SPLN D3.009-4: 2015
3) Metode
No Mata uji J¹ S¹ R¹
Uji/Acuan/Persyaratan
1 2 3 4 5 6
3) Metode
No Mata uji J¹ S¹ R¹
Uji/Acuan/Persyaratan
1 2 3 4 5 6
19
SPLN D3.009-4: 2015
3) Metode
No Mata uji J¹ S¹ R¹
Uji/Acuan/Persyaratan
1 2 3 4 5 6
F Uji Mekanikal
3) Metode
No Mata uji J¹ S¹ R¹
Uji/Acuan/Persyaratan
1 2 3 4 5 6
20
SPLN D3.009-4: 2015
3) Metode
No Mata uji J¹ S¹ R¹
Uji/Acuan/Persyaratan
1 2 3 4 5 6
K Uji Penuaan
CATATAN:
1)
J = Uji jenis ; S = Uji serah-terima ; R = Uji Rutin;
2)
Jumlah sampel ditentukan oleh PLN Puslitbang.
3)
Mata uji A s/d F dilakukan secara berurutan (sequence).
4)
Hasil uji impuls harus dilengkapi dengan osilogram yang menggambarkan bahwa varistor atau
surge absorber dapat memotong tegangan pada 1,5 kali tegangan pengenal meter.
5)
Dilakukan pada 1 sampel mewakili satu kelompok penerimaan barang.
6)
PCB, rele, batere dan komponen bantu harus tidak terpengaruh oleh goncangan. Meter
dienerjais dengan posisi rele OFF tanpa token kredit dan rele tidak boleh ON selama pengujian.
7)
Kinerja tidak diuji.
8)
Modem harus tahan terhadap electro static discharge hingga 6 kV.
21
Pengelola Standardisasi: