Anda di halaman 1dari 28

AEROYUK: PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA MELALUI

KETERAMPILAN BERCOCOK TANAM AEROPONIK SEBAGAI


KETAHANAN PANGAN DAN EKONOMI DALAM MENGHADAPI
KRISIS LAHAN

KARYA ILMIAH YANG DIAJUKAN UNTUK MENGIKUTI


PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI TINGKAT FAKULTAS

OLEH

DIMAS TEGAR ARIOWICAKSONO GUNAWAN

NPM 2106711243

PROGRAM STUDI BELANDA

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK, 2024
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Tulis : AeroYuk: Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Melalui Keterampilan
Bercocok Tanam Aeroponik Sebagai Ketahanan Pangan dan
Ekonomi Dalam Menghadapi Krisis Lahan

Bidang Karya Tulis : Humaniora

Nama : Dimas Tegar Ariowicaksono Gunawan

NPM : 2106711243

Program Studi : Sastra Belanda

Fakultas : Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB)

Universitas : Universitas Indonesia

Dosen Pembimbing : Dr. R. Achmad Sunjayadi, S.S, M. Hum.

NUP/NIDN : 0707050256

Jakarta, 28 Februari 2024

Dosen Pembimbing, Mahasiswa,

Dr. R. Achmad Sunjayadi, S.S, M. Hum. Dimas Tegar Ariowicaksono G. NUP:


0707050256 NPM: 2106711243

Ketua Program Studi Belanda

Dr. R. Achmad Sunjayadi, S.S, M. Hum.

NUP: 0707050256

2
SURAT PERNYATAAN

Saya bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dimas Tegar Ariowicaksono Gunawan

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Februari 2003

Program Studi : Sastra Belanda

Fakultas : Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Perguruan Tinggi : Universitas Indonesia

Judul Karya Tulis : AeroYuk: Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga


Melalui Keterampilan Bercocok Tanam Aeroponik Sebagai Ketahanan Pangan dan
Ekonomi Dalam Menghadapi Krisis Lahan

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya sampaikan pada
kegiatan Pilmapres ini adalah benar karya saya sendiri tanpa tindakan plagiarisme dan
belum pernah diikutsertakan dalam lomba karya tulis.

Apabila di kemudian hari ternyata pernyataan saya tersebut tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi dalam bentuk pembatalan predikat Mahasiswa Berprestasi.

Jakarta, 28 Februari 2024

Mengetahui,

Dosen Pembimbing, Mahasiswa,

Dr. R. Achmad Sunjayadi, S.S, M. Hum. Dimas Tegar Ariowicaksono G.

NUP: 0707050256 NPM: 2106711243

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah YME, karena atas berkat dan rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul AeroYuk: Pemberdayaan Ibu
Rumah Tangga Melalui Keterampilan Bercocok Tanam Aeroponik Sebagai Ketahanan
Pangan dan Ekonomi Dalam Menghadapi Krisis Lahansebagai salah satu syarat untuk
Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Universitas Indonesia Tingkat Fakultas tahun 2022.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, yang telah menyertai dan menuntun saya dalam pembuatan karya
tulis ilmiah ini,
2. Orang tua dan keluarga yang selalu memberi dukungan kepada saya,
3. Dosen Sastra Belanda Universitas Indonesia, terlebih Bapak R. Achmad
Sunjayadi, S.S, M. Hum selaku Kaprodi dan Dosen Pembimbing yang telah
membimbing saya selama proses penulisan karya tulis dan memberikan
kesempatan sekali seumur hidup ini kepada saya,
4. Kakak Tingkat saya, terutama Amanda Uma dan Ahsya Devinka yang telah
membantu saya dalam proses pengerjaan makalah ini dan telah memberikan
saya wawasan dan arahan dalam ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi,
5. Teman-teman Sastra Belanda UI 2021, UI Buddy Club Batch 2022, dan teman-
teman yang telah mendukung saya tanpa henti dan mendoakan saya dalam
pembuatan karya tulis.

Saya menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
saya sangat terbuka jika terdapat saran atau kritik yang membangun dari para pembaca.
Saya berharap karya tulis yang berisi gagasan kreatif ini dapat bermanfaat untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Jakarta, 28 Februari 2024

Penulis

4
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ......................................................................................................2


Surat Pernyataan ...........................................................................................................3
Kata Pengantar ..............................................................................................................4
Daftar Isi .......................................................................................................................5
BAB 1 PENDAHULUAN. ..........................................................................................7
1.1 Latar Belakang. .......................................................................................................7
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................9
1.3 Uraian Singkat Gagasan………………………………………………………10
1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan .............................................................................10
1.5 Metode Penelitian ................................................................................................ 11
BAB 2 TELAAH PUSTAKA ................................................................................... 12
2.1 Teori- Teori Pendukung. .......................................................................................11
2.1.1 Konsep Pemberdayaan Masyarakat .................................................................11
2.1.2 Konsep Pertanian Berkelanjutan ......................................................................12
2.1.3 Konsep Keamanan Pangan .............................................................................. 13
2.1.4 Konsep Inovasi Teknologi ............................................................................... 13
2.1.5 Konsep Ekonomi Pertanian .............................................................................. 14
2.2 SDG (Sustainable Development Goals)............................................................. 14
2.2.1 SDG 2: End Hunger, Achieve Food Security and Improved Nutrition and
Promote Sustainable Agriculture...............................................................................14

2.2.2 SDG 5 : Achieve Gender Equality and Empower All Women and Girls….16
BAB 3 ANALISIS DAN SINTESIS ..........................................................................18
3.1 Analisis Permasalahan Penerapan Aeroponik .....................................................18
3.1.1 Persoalan Keterbatasan Pengetahuan dan Pendidikan .................................. 18
3.1.2 Permasalahan Finansial ................................................................................... 18
3.1.3 Persoalan Kurangnya Kesadaran dan Minat Masyarakat ................................19
3.2 Urgensi Implementasi Program AeroYuk ...........................................................20
BAB 4 SIMPULAN DAN REKOMENDASI ..........................................................22
4.1 Simpulan ...............................................................................................................22
5
4.2 Rekomendasi.........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA

6
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berjalannya waktu, jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat.


Dalam rentang tahun 2021 hingga 2024 jumlah penduduk Indonesia mengalami
peningkatan lebih dari lima juta jiwa, dari angka 273 juta jiwa pada Desember 2021
(Kusnandar, 2022) menjadi 278 juta jiwa pada Januari 2024 (Annur, 2024).
Berdasarkan sumber data BPS tahun 2020, mayoritas penduduk Indonesia adalah
masyarakat dengan usia produktif (15-64 tahun), dengan persentase lebih dari 70
persen (Badan Pusat Statistik, 2021). Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang
berada dalam era bonus demografi, hal ini merupakan hal yang positif bagi
Indonesia. Tetapi bonus demografi ini juga dapat menimbulkan beberapa tantangan
yang harus dihadapi, salah satu tantangan yang paling mendesak adalah kebutuhan
akan tempat tinggal.

Peningkatan kebutuhan tempat tinggal memiliki dampak pada pengurangan


lahan pertanian, hal ini juga didukung oleh dua faktor yaitu permintaan jenis tempat
tinggal yang diminati serta peningkatan pendapatan masyarakat. Berdasarkan
Indonesia Property Market Report, permintaan perumahan pada triwulan IV tahun
2022 masih didominasi oleh permintaan rumah tapak yaitu sebesar 92% dari total
pencarian produk properti (Binekasri, 2023). Hal ini berdampak pada pembukaan
lahan untuk dijadikan tempat tinggal, salah satu jenis lahan yang berkurang adalah
lahan pertanian. Dengan terus berkurangnya lahan pertanian maka dapat timbul
potensi penurunan ketahanan pangan, khususnya jenis sayur-sayuran. Selain itu
ketahanan pangan di Indonesia juga dipengaruhi oleh perubahan iklim, dengan
situasi iklim yang terus berubah menimbulkan ketidakpastian akan musim dan
kondisi cuaca yang berakibat pada gagal panen. Gagal panen yang dialami akan
berpengaruh pada pergerakan roda ekonomi. Maka dari itu dibutuhkan tempat atau
cara bercocok tanam yang dapat mengakomodir isu yang ada agar perekonomian
dapat terkendali.

Dengan situasi yang sudah disebutkan, Indonesia berpotensi mengalami


krisis lahan serta ketahanan pangan yang lemah. Maka dari itu dibutuhkan solusi
inovatif yang dapat mengatasi kebutuhan pangan yang terus meningkat tanpa

7
membahayakan keberadaan hutan dan fauna Indonesia serta fleksibel dalam
menghadapi perubahan iklim. Solusi yang dibutuhkan adalah metode bercocok
tanam yang ramah lingkungan serta tidak membutuhkan lahan yang luas. Metode
yang berpotensi untuk diaplikasikan adalah metode tanam aeroponik, metode ini
tidak membutuhkan lahan yang luas serta lebih tangguh dalam menghadapi
perubahan iklim. Menurut Chilean Journal of Agricultural Research, aeroponik
adalah teknik modern untuk menanam tanaman pertanian dengan memberikan
larutan nutrisi di udara tanpa tanah. Akar tanaman akan menerima nutrisi melalui
semprotan dari nozzle atomisasi (Aeroponik Sistem Pertanian untuk Masyarakat
Perkotaan, 2020).

Metode aeroponik ini memiliki potensi yang besar untuk menjadi solusi
krisis lahan serta memperkuat ketahanan pangan, peran masyarakat terutama ibu
rumah tangga sangat dibutuhkan untuk menerapkan rencana tersebut. Tetapi
mengingat metode ini masuk termasuk hal yang baru dan belum familiar bagi
masyarakat seperti hidroponik, maka diperlukan edukasi, pelatihan, serta
bimbingan agar dapat merealisasikan hal ini.

Peran ibu rumah tangga dianggap penting dikarenakan beberapa alasan.


Sudah sejak lama peran perempuan sebagai penggerak kehidupan dibahas. Menurut
FAO perempuan memberikan kontribusi penting terhadap perekonomian pertanian
dan pedesaan di semua negara berkembang. Peran mereka sangat bervariasi,
dimana kekuatan ekonomi dan sosial mengubah sektor pertanian. Perempuan
pedesaan sering kali mengelola rumah tangga yang kompleks dan menjalankan
berbagai strategi penghidupan ( the SOFA Team and Cheryl Doss, 2011). Di
Indonesia sendiri jumlah ibu rumah tangga menurut data kementerian komunikasi
dan informatika 2017 jumlah ibu rumah tangga di Indonesia mencapai 60 juta jiwa
(Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2017). Selain hal tersebut, di Indonesia
sendiri menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), persentase
kepala rumah tangga yang berjenis kelamin perempuan pada tahun 2022 mencapai
12,72% (Widi, 2023). Maka dari itu peran perempuan khususnya ibu rumah tangga
menjadi penting dalam penerapan pemberdayaan untuk menjaga ketahanan pangan
dan ekonomi. Selain itu sektor pertanian menjadi pemegang peran penting dalam
roda perekonomian Indonesia. Sumber pendapatan negara Indonesia ditopang oleh

8
hasil alam, salah satunya adalah sektor pertanian. Berdasarkan data dari Kementerian
Keuangan Republik Indonesia, pada kuartal ketiga tahun 2023, sektor pertanian
mencapai pertumbuhan sebesar 1,46% (yoy) dan memberikan kontribusi sekitar
13,57% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) (Kementerian Keuangan RI, 2024).
Maka dari itu meskipun timbul tantangan akan krisis lahan,pertanian di Indonesia
harus mampu untuk bertahan dan berevolusi menghadapinya. Metode aeroponik
menjadi solusi yang efektif dalam menjaga ketahanan pangan dan ekonomi di
hadapan krisis lahan.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, menyatakan


bahwa negara berkewajiban memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Maka dari itu AeroYuk hadir sebagai program yang dapat
menjawab permasalahan mengenai edukasi serta implementasi dari metode
aeroponik. AeroYuk nantinya akan menjadi program untuk mengedukasi
masyarakat akan masalah yang dihadapi Indonesia dan kelebihan serta manfaat
aeroponik, AeroYuk juga akan melatih dan membimbing para ibu rumah tangga
agar mampu untuk mempraktekan metode ini, serta menjadi jembatan antara para
pemangku kepentingan dengan masyarakat khususnya ibu rumah tangga untuk
memudahkan tantangan-tantangan yang dihadapi. AeroYuk akan hadir di tingkat
RW atau kelurahan.

Pemberdayaan ibu rumah tangga dalam program AeroYuk ini mendukung


Sustainable Development Goals (SDGs) ke-2, yaitu menghilangkan kelaparan,
mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik serta meningkatkan pertanian
berkelanjutan. Hal ini juga berdampak pada SDGs kelima yaitu mencapai
kesetaraan gender dan memberdayakan kaum perempuan. Tak hanya itu dengan
adanya bimbingan bagi para ibu rumah tangga mengenai bercocok tanam aeroponik
agar produktif, dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan perekonomian
(SDGs ke-8) terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana peran metode aeroponik dalam memberdayakan ibu rumah


tangga serta menjaga ketahanan pangan dan resiliensi ekonomi dalam menghadapi
krisis lahan di bawah bantuan program AeroYuk?

9
1.2 Uraian Singkat Gagasan

Pemerintah telah melakukan beberapa langkah untuk menekan angka alih


lahan pertanian sebagai langkah preventif timbulnya krisis lahan dan menjaga
ketahanan pangan. Pada 2019 Sarwo Edhy, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian (PSP) di Kementerian Pertanian (Kementan), menyampaikan bahwa
keberadaan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59/2019 menyoroti signifikansi
perlindungan lahan pertanian di wilayah sebagai lahan yang tetap tidak dapat
dialihfungsikan untuk tujuan apapun (Kurniawan, 2019). Namun pada
kenyataannya angka alih lahan pertanian tetap tinggi. Berdasarkan informasi dari
Kementerian Pertanian (Kementan), setiap tahun terjadi alih fungsi lahan pertanian
dengan luas mencapai 90.000 hingga 100.000 hektar (DPR RI, 2023).

Menghadapi potensi masalah akibat krisis lahan, diperlukan perubahan


dalam sistem pertanian untuk mencapai kemandirian dan efisiensi lahan tanpa
mengorbankan kualitas hasil. AeroYuk hadir sebagai program pemberdayaan
masyarakat, khususnya ibu rumah tangga, melalui edukasi, pelatihan, dan
bimbingan dalam bercocok tanam menggunakan metode aeroponik. Program ini
akan diimplementasikan di tingkat RW atau kelurahan. Edukasi dan pelatihan akan
diselenggarakan untuk mensosialisasikan kelebihan aeroponik dan mengajarkan
cara menerapkannya kepada para ibu rumah tangga. AeroYuk juga akan
memberikan pendampingan dalam pemasaran hasil panen serta membantu.
mendapatkan akses permodalan atau pembiayaan. Dengan demikian, perubahan
dalam sistem pertanian ini diharapkan dapat memberikan solusi untuk mencapai
pertanian yang lebih mandiri, hemat lahan, namun tetap menghasilkan hasil yang
berkualitas.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menguraikan permasalahan yang


menyebabkan krisis lahan dan potensi dampaknya, upaya dan solusi untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut terutama mengenai penurunan lahan pertanian
dan ancaman ketahanan pangan dan ekonomi melalui program AeroYuk serta peran
ibu rumah tangga dalam penerapan solusi metode aeroponik. Manfaat dari tulisan
ini jika diaplikasikan maka dapat membantu mendorong pemberdayaan perempuan

10
khususnya ibu rumah tangga melalui perubahan sistem pertanian menuju lebih
modern dan ramah lingkungan yang juga berdampak positif bagi ketahanan serta
kemandirian pangan dan peningkatan ekonomi.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang diterapkan adalah kombinasi metode kualitatif


dan kuantitatif dengan fokus pada pendekatan deskriptif. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif sebagai kerangka utama dalam mengumpulkan
dan menganalisis data. Menurut Moleong (1989:6), penelitian kualitatif merupakan
suatu metode penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami
oleh subjek penelitian, seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan
sebagainya secara menyeluruh. Menurut Emzir (2008:28) mendefinisikan
pendekatan kuantitatif sebagai suatu pendekatan yang utamanya mengadopsi
paradigma postpositivist dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Pendekatan ini
menekankan konsep-konsep seperti sebab akibat, reduksi variabel, pembentukan
hipotesis, dan perumusan pertanyaan spesifik dengan mengandalkan pengukuran,
observasi, serta pengujian teori. Metode penelitian kuantitatif juga melibatkan
strategi penelitian, seperti eksperimen dan survei, yang memerlukan analisis data
statistik. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan deskripsi yang
menggunakan kata-kata dan bahasa, dalam suatu konteks khusus yang alamiah, dan
memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian ini mengadopsi metode analisis
induktif, di mana data, dokumen, dan informasi aktual yang terkumpul akan
diorganisir dan dideskripsikan. Evaluasi informasi yang terkumpul akan dilakukan
melalui paparan dan analisis, sesuai dengan tujuan penelitian (Tanzeh, 2009).

11
BAB 2 TELAAH PUSTAKA

2.1 Teori-Teori Pendukung

Penulisan gagasan kreatif disusun berdasarkan teori-teori yang dapat


memberikan gambaran serta mendukung pengimplementasian solusi Program
AeroYuk sebagai berikut:

2.1.1 Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu konsep pembangunan ekonomi


yang mencakup nilai-nilai masyarakat untuk menciptakan paradigma baru dalam
pembangunan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat, partisipatif, dan
berpusat pada manusia. Dalam konteks ini, usaha untuk memberdayakan
masyarakat dapat dianalisis melalui tiga aspek utama: Pertama, "ENABLING," yang
mengacu pada penciptaan lingkungan yang mendukung perkembangan potensi
masyarakat. Kedua, "EMPOWERING," yang fokus pada penguatan potensi
masyarakat melalui langkah-langkah konkret, termasuk penyediaan berbagai
sumber daya dan membuka peluang untuk meningkatkan kemandirian. Ketiga,
"PROTECTING," mencakup perlindungan dan pembelaan terhadap kepentingan
masyarakat yang lebih lemah (Noor, 2011). Konsep ini sejalan dengan tujuan
program AeroYuk, yang bertujuan memberdayakan para ibu rumah tangga agar
lebih mandiri dan tangguh menghadapi ancaman krisis lahan yang berdampak pada
ekonomi dan ketahanan pangan. Teori pemberdayaan masyarakat memberikan
dasar bagi pemahaman upaya pemberdayaan oleh AeroYuk, mencakup pemberian
pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya agar masyarakat dapat mengambil
kontrol atas kehidupan dan lingkungannya.

2.1.2 Konsep Pertanian Berkelanjutan

Menurut Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, pertanian


berkelanjutan diartikan sebagai manajemen sumber daya pertanian yang efektif
untuk memenuhi kebutuhan manusia sambil menjaga atau meningkatkan kualitas
lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. Inti dari pertanian berkelanjutan
terletak pada keberlanjutan ekonomi, yang dicapai melalui praktik-praktik seperti
penggunaan energi yang efisien, minimnya jejak ekologi, penggunaan kemasan

12
yang terbatas, mendukung pembelian lokal dengan rantai pasokan pangan yang
pendek, mengurangi bahan pangan terproses, serta mendorong kebun komunitas
dan kebun rumah, dan aspek-aspek lain yang mendukung keberlanjutan dalam
aspek ekonomi dan lingkungan (Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng).
Dalam konteks pertanian aeroponik, teori pertanian berkelanjutan memberikan
dasar untuk menjelaskan bagaimana metode ini menjaga keseimbangan ekologis
dan ekonomis dalam jangka panjang, melibatkan praktik pertanian yang dapat
dipertahankan tanpa merusak lingkungan atau merugikan aspek sosial dan
ekonomi.

2.1.3 Konsep Keamanan Pangan

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Keamanan Pangan


didefinisikan sebagai kondisi dan upaya pencegahan yang diperlukan untuk
melindungi pangan dari tiga jenis kontaminasi potensial, yaitu cemaran biologis,
kimia, dan benda lain yang dapat mengakibatkan gangguan, kerugian, serta risiko
kesehatan manusia. Aspek-aspek seperti kepatuhan terhadap norma agama,
keyakinan, dan nilai budaya masyarakat menjadi bagian integral dari Keamanan
Pangan, memastikan bahwa pangan tersebut dapat dianggap aman untuk
dikonsumsi (Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo). Teori ini relevan dalam
menganalisis kontribusi pertanian aeroponik terhadap keamanan pangan, dengan
fokus pada konsep akses yang memadai, keamanan, dan kandungan gizi pangan.
Makalah dapat merinci bagaimana AeroYuk berperan dalam mencapai tujuan
keamanan pangan ini melalui praktik- praktik pertanian aeroponik yang aman dan
terkendali.

2.1.4 Konsep Inovasi Teknologi

Inovasi teknologi didefinisikan sebagai produk atau proses baru atau yang
lebih unggul, dengan karakteristik teknologinya yang sangat berbeda dari yang
sebelumnya ada. Penerapan inovasi teknologi dapat berupa produk baru (inovasi
produk) atau proses baru dalam penerapan (inovasi proses) yang kemudian
diperkenalkan ke pasar. Suatu produk atau proses dianggap sebagai inovasi apabila

13
memberikan keuntungan tertentu bagi perusahaan yang mengimplementasikannya;
namun, inovasi tersebut tidak selalu harus menjadi sesuatu yang baru dari perspektif
perusahaan lain atau pasar (OECD, 2003).

Dalam konteks penerapan keterampilan bertani aeroponik, teori inovasi


dan penerimaan teknologi menjadi relevan untuk memberikan wawasan tentang
bagaimana masyarakat menerima dan mengadopsi teknologi baru dalam konteks
pertanian. Teori ini dapat memberikan landasan untuk memahami bagaimana
inovasi seperti pertanian aeroponik dapat diterima oleh masyarakat, serta sejauh
mana teknologi tersebut dapat memberikan manfaat dalam konteks pertanian yang
lebih efisien dan berkelanjutan.

2.1.5 Konsep Ekonomi Pertanian

Menurut Prof. Dr. Bustanul Arifin, Ekonomi Pertanian merupakan


cabang ilmu ekonomi terapan yang difokuskan pada cara produsen, konsumen, dan
masyarakat secara keseluruhan memanfaatkan sumber daya yang terbatas dalam
proses produksi, distribusi, dan konsumsi produk pertanian, terutama dalam
konteks pangan dan sandang (Prajanti, 2023).. Konsep-konsep ekonomi pertanian,
yang dijelaskan oleh Prof. Dr. Bustanul Arifin, dapat dijadikan alat analisis untuk
mengevaluasi dampak ekonomi dari penerapan pertanian aeroponik. Dengan
mempertimbangkan potensi peningkatan pendapatan bagi masyarakat dan
dampaknya pada ekonomi lokal, kita dapat melihat sejauh mana pertanian
aeroponik dapat berperan dalam menciptakan dampak ekonomi yang positif dalam
konteks ekonomi pertanian.

2.2 (SDG) Sustainable Development Goals

Solusi yang ditawarkan dalam program AeroYuk akan mendukung


tercapainya Sustainable Development Goals pada tahun 2030, Sebagai berikut:

2.2.1 SDG 2: End hunger, achieve food security and improved nutrition
and promote sustainable agriculture

Pengimplementasion metode bercocok tanam aeroponik turut serta

14
berkontribusi dalam tercapainya SDG kedua terkait tercapainya ketahanan pangan,
perbaikan gizi, serta pertanian yang berkelanjutan, terutama terkait objektif kedua
dan keempat yaitu ketahanan pangan dan pertanian yang berkelanjutan.

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh dunia pertanian adalah degradasi
tanah akibat eksploitasi lahan yang berlebihan demi didapatnya hasil pertanian yang
organik. Transisi menuju produksi pangan organik dan berkelanjutan, yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan populasi global yang berjumlah delapan
miliar orang, menghadirkan tantangan di tengah kontroversi ekonomi dan politik.
Pengelolaan lahan, air, energi, dan input yang efisien sangat penting untuk
keberlanjutan jangka panjang dan meminimalkan dampak lingkungan. Selain itu,
mendorong distribusi yang adil dan ketersediaan pangan yang diproduksi secara
berkelanjutan akan menjamin keadilan pangan dan memitigasi kesenjangan.
Transisi yang kompleks ini memerlukan strategi komprehensif yang
mempertimbangkan dimensi ekonomi, politik, ekologi, dan sosial untuk
menciptakan masa depan yang adil dan berkelanjutan. Meskipun peningkatan
produksi pertanian umumnya dianggap sebagai upaya yang menguntungkan secara
ekonomi dan sosial, sayangnya hal ini membawa banyak dampak buruk dalam
kerangka pembangunan berkelanjutan. Dampak yang ditimbulkan terutama
mencakup degradasi tanah, penipisan keanekaragaman hayati, kontaminasi air dan
tanah, peningkatan emisi gas rumah kaca, dan biaya-biaya terkait lainnya (Panzaru,
2023).

Maka dari itu aeroponik memiliki peranan vital untuk menjawab


kekurangan pertanian organik konvensional, Teknologi pertanian vertikal dan
pertanian perkotaan dapat menjadi bagian dari perubahan radikal yang perlu kita
lakukan dalam sistem pangan kita. Mengizinkan orang-orang di komunitas atau
lingkungan manapun untuk menanam makanan mereka sendiri dalam cuaca
apapun, sepanjang tahun, dapat menghasilkan langkah besar dalam mendukung
petani lokal dan mengakhiri kelaparan. Tumbuh di dekat titik konsumsi juga
menghasilkan lebih sedikit sampah makanan karena mengurangi perjalanan dari
lahan pertanian ke tempat makan. Selain itu sistem irigasi aeroponik menyerap dan
menggunakan kembali air, yang berarti bahwa sistem tersebut menggunakan air
hingga 95% lebih sedikit dibandingkan tanaman yang ditanam di luar ruangan.

15
Karena ini adalah sistem loop tertutup, hal ini juga mencegah saluran air
terkontaminasi oleh pupuk berlebih (George, 2023).

2.2.2 SDG 5: Achieve Gender Equality and Empower All Women and
Girls

Pemberdayaan ibu rumah tangga melalui pelatihan dan edukasi metode


bercocok tanam aeroponik oleh program AeroYuk berdampak dan berkontribusi
pada poin SDG ke-5 yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dan kesetaraan
gender.

Terdapat banyak tantangan yang dihadapi kaum perempuan dalam


mencapai kesetaraan. Tantangan yang dihadapi oleh perempuan dan secara global
memiliki banyak sisi, yang berkontribusi pada berbagai masalah kompleks yang
menghambat kesejahteraan dan kemajuan mereka. Lebih dari 340 juta perempuan
dan anak perempuan diperkirakan akan bergulat dengan kemiskinan ekstrem pada
tahun 2030, yang terdiri dari 8% populasi perempuan global yang hidup dengan
pendapatan kurang dari USD 2,15 per hari. Diperlukan langkah-langkah mendesak,
termasuk perlindungan sosial, akses ke pekerjaan yang layak, dan sistem
pendukung yang kuat, untuk membuka jalan keluar dari kemiskinan. Pada saat yang
sama, sekitar 110 juta anak perempuan dan perempuan muda mungkin akan
tersingkir dari pendidikan pada tahun 2030, yang menekankan perlunya intervensi
yang ditargetkan untuk mengatasi terhentinya kemajuan dalam mengurangi angka
kematian ibu dan memperluas kesempatan pendidikan. Selain itu, hampir 24%
perempuan dan anak perempuan diproyeksikan akan menghadapi kerawanan
pangan sedang hingga parah pada tahun 2030. Untuk mengatasi tantangan ini,
diperlukan pemberdayaan perempuan dalam sistem pangan dan pertanian, serta
meningkatkan akses mereka terhadap lahan dan sumber daya. Pendekatan holistik
ini sangat penting tidak hanya untuk memastikan ketahanan pangan, tetapi juga
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memutus siklus tantangan yang saling
terkait yang dihadapi perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia (UN
Women, 2023).

Berdasarkan isu-isu di atas terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan


untuk memberdayakan perempuan. Memberdayakan perempuan di negara

16
berkembang melibatkan dukungan terhadap usaha kecil, yang dikenal sebagai
usaha mikro dan kecil (UMK). Usaha-usaha ini membantu perempuan mengambil
keputusan penting di rumah dan komunitas mereka, sehingga mereka memiliki
kendali lebih besar atas sumber daya dan keuangan. Memberikan pelatihan bisnis
bagi perempuan di usaha-usaha ini telah menunjukkan hasil positif, meningkatkan
kesuksesan, kepercayaan diri, dan bagaimana orang lain memandang mereka
sebagai pengusaha. Pelatihan ini sangat penting untuk kesuksesan jangka panjang
bisnis mereka (Emerald Publishing, 2020).

Di industri yang biasanya didominasi oleh laki-laki, penting untuk


mendorong perempuan muda untuk mengikuti program magang. Survei
menunjukkan bahwa agar hal ini berhasil, harus ada sistem pendukung seperti
mentor, jaringan, dan tempat kerja yang ramah terhadap perempuan. Selain itu,
untuk membantu perempuan berkembang dalam karier mereka, diperlukan
bimbingan dan dukungan yang lebih baik. Baik perempuan itu sendiri maupun
organisasi harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung
pertumbuhan karier perempuan, memastikan mereka memiliki kesempatan yang
sama dalam peran kepemimpinan. Upaya gabungan antara individu perempuan dan
organisasi yang mendukung sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja
yang lebih inklusif dan memberdayakan (Emerald Publishing, 2020).

17
BAB 3 ANALISIS DAN SINTESIS

3.1 Analisis Permasalahan Penerapan Aeroponik di Indonesia

3.1.1 Persoalan Keterbatasan Pengetahuan dan Pendidikan

Salah satu permasalahan yang muncul adalah keterbatasannya


pengetahuan para ibu rumah tangga mengenai metode aeroponik. Hal ini terjadi
mengingat sistem aeroponik sendiri boleh dibilang baru dibandingkan dengan
sistem-sistem lainnya seperti hidroponik yang sudah lebih dahulu dikenal di
Indonesia. Keterbatasan pengetahuan dan pendidikan ini juga didorong akan
langkanya tempat untuk mempelajari mengenai sistem aeroponik ini baik melalui
jejaring internet maupun tempat pelatihan langsung.

Pengetahuan dan pendidikan merupakan masalah pertama yang harus


dihadapi dalam kaitannya dengan sistem pertanian khususnya metode aeroponik,
tidak adanya tempat atau sumber informasi akan menimbulkan kemajuan pertanian
di Indonesia seakan berjalan di tempat. AeroYuk hadir untuk menjadi sumber
pengetahuan dan pendidikan bagi para ibu rumah tangga dalam mempelajari
keterampilan bercocok tanam aeroponik, AeroYuk juga akan membangun kerja
sama dengan kementerian pertanian serta pihak-pihak terkait untuk memastikan
bahwa program ini mendapat dukungan baik secara material maupun immaterial.

3.1.2 Permasalahan Finansial

Investasi awal untuk membangun sistem aeroponik seringkali tinggi


terutama apabila dilakukan dengan skala besar, membuatnya sulit diakses oleh ibu
rumah tangga dengan modal terbatas. Hal ini disebabkan dibutuhkan beberapa alat
yang berfungsi untuk mengantarkan cairan nutrisi ke akar-akar tanaman serta untuk
memonitor situasi tanaman dan ketersediaan cairan nutrisi. Selain modal awal yang
cukup tinggi, pembiayaan dari pemerintah atau subsidi memiliki batasan.

AeroYuk akan membantu para ibu rumah tangga berupa pendampingan


untuk mendapat akses finansial serta mengelolanya. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah menjadi jembatan antara para ibu rumah tangga dengan
perusahaan-perusahaan agar para ibu rumah tangga ini dapat menerima bantuan

18
dari dana CSR perusahaan-perusahaan tersebut. Corporate Social Responsibility

(CSR) adalah praktek bisnis di mana perusahaan memikul tanggung


jawab sosialnya terhadap pemangku kepentingan dan masyarakat umum sebagai
wujud komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan dan memberikan dampak
positif terhadap lingkungan (Redaksi OCBC NISP, 2023). Selain membantu
mendapatkan akses finansial, AeroYuk juga akan memberi pendampingan terkait
pengelolaan dana tersebut. Hal yang dapat dilakukan adalah menekan biaya modal
dengan tetap menjaga kualitas.

Sumber: Kompas

Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan struktur yang cukup


sederhana yang bisa dilakukan di rumah masing-masing namun dapat menampung
banyak tanaman sehingga tetap dapat memberikan hasil yang maksimal. Seperti
contoh struktur di atas.

3.1.3 Persoalan Kurangnya Kesadaran dan Minat Masyarakat

Kesadaran dan minat masyarakat yang rendah biasanya bermula dari


ketidaktahuan akan manfaat serta, fungsi, serta kelebihan dari metode aeroponik.

19
Selain itu ada faktor perasaan ketidakpastian secara ekonomi dari masyarakat yang
menyebabkan kurangnya minat masyarakat, hal ini menjadi tantangan tersendiri
bagi terlaksananya penerapan metode aeroponik oleh ibu rumah tangga.

Dalam edukasi AeroYuk akan dijelaskan dan diberikan contoh mengenai


manfaat serta keunggulan dari metode aeroponik ini baik secara ekonomi maupun
kualitas sayuran. Negara-negara seperti Meksiko dan Amerika Serikat telah
berhasil menggunakan aeroponik untuk mengatasi menyusutnya lahan pertanian
dan menurunnya jumlah petani tradisional. Di Amerika Serikat, generasi muda
yang dibesarkan di komunitas pertanian mengadopsi aeroponik untuk
meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman. Aeroponik telah terbukti praktis,
efisien dan menjanjikan secara ekonomi, dengan proyeksi nilai tiga perempat miliar
dolar AS pada tahun 2025 (Allied Market Research, 2023). Keuntungannya antara
lain menghasilkan sayuran organik yang bebas dari kontaminasi tanah dan
memungkinkan panen lebih sering sepanjang tahun. Indonesia yang menghadapi
potensi krisis lahan akibat pertumbuhan penduduk dapat mengambil manfaat dari
penerapan aeroponik. Pesatnya pertumbuhan aeroponik dapat dikaitkan dengan
berbagai keunggulannya, seperti menghasilkan sayuran organik yang bebas
kontaminasi tanah dan memungkinkan panen sepanjang tahun tanpa bergantung
pada musim atau cuaca.

3.2 Urgensi Implementasi Program AeroYuk

Setelah mengidentifikasi permasalahan yang ada terkait sektor pertanian


serta potensi-potensi tantangan yang dihadapi seperti krisis lahan. Penelitian ini
merumuskan urgensi pengimplementasian program AeroYuk guna menjamin
dilakukannya edukasi, pelatihan, serta bimbingan bagi para ibu rumah tangga akan
metode bercocok tanam aeroponik dengan mengembangkan sistem pelayanan satu
pintu untuk mengakomodir tiga poin tersebut. Adapun gagasan kreatif tersebut
mempunyai karakteristik rumusan yang bercirikan SIRI (Specific, Integrated,
Realistic, Inclusive) yang selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut:

1. Specific (Spesifik): target gagasan ditujukan secara spesifik yaitu untuk


menjadi solusi akan masalah-masalah yang berpotensi dihadapi apabila

20
terjadi krisis lahan yaitu adalah masalah ketahanan pangan dan juga
ketahanan ekonomi.

2. Integrated (Terintegrasi): berbagai macam faktor yang berperan dalam


kelancaran implementasi program AeroYuk bagi para ibu rumah tangga
terhubung dan terpusat pada pelayanan satu pintu di program AeroYuk.

3. Realistic (Realistis): target gagasan ini dapat terealisasikan karena pada


awal tahun 2024 pemerintah menambah anggaran dana sebesar 76 milyar
untuk sektor pertanian, sehingga sekarang anggaran dana untuk pertanian
sebesar 14,7 triliun.

4. Inclusive (Inklusif): program ini diperuntukan bagi siapapun tidak melihat


latar belakang ekonomi, ras, agama, dan suku serta berusaha mengakomodir
permasalahan-permasalahan yang berbeda satu sama lain yang akan dialami
oleh ibu rumah tangga.

21
BAB 4 SIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Kesimpulan

Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia, khususnya kelompok usia


produktif, menyebabkan meningkatnya permintaan akan perumahan dan
berkurangnya lahan pertanian, sehingga menimbulkan ancaman terhadap
perekonomian dan pasokan pangan. Metode aeroponik muncul sebagai solusi yang
layak, seperti yang terlihat dalam keberhasilan penerapannya di negara-negara
seperti Meksiko dan Amerika Serikat. Untuk mengatasi tantangan ini, sangatlah
penting untuk memperkenalkan dan mempromosikan aeroponik di Indonesia, dan
inisiatif seperti AeroYuk memainkan peran penting dalam memberdayakan
individu, terutama ibu rumah tangga, untuk berkontribusi terhadap keberlanjutan
pangan dan ketahanan ekonomi. Terlepas dari aspek praktis aeroponik,
pertimbangan biaya awal, pemeliharaan sistem, dan pengetahuan teknis sangatlah
penting, dan AeroYuk, dengan kolaborasi dari pemangku kepentingan terkait,
bertujuan untuk menyediakan sistem pendukung yang diperlukan. Dalam
menghadapi pertumbuhan populasi dan krisis lahan, penerapan AeroYuk
merupakan langkah proaktif untuk menjamin stabilitas pangan dan ekonomi di
Indonesia.

4.2 Rekomendasi

Untuk mengatasi ancaman krisis lahan yang berdampak pada ketahanan


pangan dan ketahanan ekonomi, saya merekomendasikan pendekatan yang
komprehensif sebagai berikut:

1. Dukungan Pemerintah:

 Memberikan insentif finansial untuk mendorong penerapan


metode pertanian aeroponik secara luas.

 Melaksanakan program pendidikan untuk meningkatkan


kesadaran dan pengetahuan tentang aeroponik di kalangan
masyarakat.

2. Perluasan Inisiatif:

 Memperluas program yang sudah ada seperti AeroYuk untuk

22
menjangkau demografi yang lebih luas.

 Memastikan program pelatihan dapat diakses, khususnya yang


menyasar ibu rumah tangga, untuk memberdayakan mereka
dalam berkontribusi terhadap keberlanjutan pangan.

3. Penelitian dan Pengembangan:

 Mengalokasikan sumber daya untuk penelitian dan


pengembangan berkelanjutan dalam teknologi aeroponik.

 Bertujuan untuk perbaikan yang menjadikan metode aeroponik


hemat biaya dan dapat disesuaikan dengan beragam kondisi
pertanian.

4. Keterlibatan dan Kemitraan Komunitas.

 Menumbuhkan keterlibatan masyarakat untuk membangun


dukungan bagi inisiatif aeroponik.

 Membangun kemitraan dengan lembaga pertanian untuk


memanfaatkan keahlian dan sumber daya.

5. Bantuan Keuangan:

 Memberikan bantuan keuangan kepada individu atau masyarakat


yang berminat melaksanakan pertanian aeroponik.

 Mendukung program pembiayaan mikro untuk memfasilitasi


keterjangkauan penerapan metode aeroponik.

6. Kerangka Pemantauan dan Evaluasi:

 Menetapkan kerangka pemantauan dan evaluasi yang kuat untuk


inisiatif aeroponik.

 Melakukan penilaian rutin dan evaluasi kinerja untuk


menyempurnakan strategi berdasarkan umpan balik dan hasil
secara real-time.

7. Kolaborasi Global:

 Menumbuhkan kolaborasi dengan organisasi internasional dan

23
mencari wawasan dari model pertanian berkelanjutan global yang
sukses, terutama yang memanfaatkan aeroponik.

 Tolok ukur praktik terbaik secara global untuk meningkatkan


keberhasilan usaha pertanian aeroponik di Indonesia.

Penerapan poin-poin ini secara kolektif akan berkontribusi pada keberhasilan dan
keberlanjutan inisiatif aeroponik di Indonesia dalam jangka panjang, mengatasi
tantangan yang ditimbulkan oleh pertumbuhan populasi dan pengurangan lahan
pertanian.

24
DAFTAR PUSTAKA

Allied Market Research. “North America Aeroponics Farming Market Size, Share &

Forecast 2025.” Allied Market Research,

https://www.alliedmarketresearch.com/north-america-aeroponics-farming-market.

Diakses 3 Maret 2024.

Annur, Cindy. “Ini 10 Negara dengan Jumlah Penduduk Terbanyak di Dunia Awal 2024.”

Databoks, 25 January 2024,

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/01/25/ini-10-negara-dengan-

jumlah-penduduk-terbanyak-di-dunia-awal-2024. Diakses 3 Maret 2024.

Badan Pusat Statistik. “Badan Pusat Statistik.” Badan Pusat Statistik, 21 January 2021,

https://demakkab.bps.go.id/news/2021/01/21/67/hasil-sensus-penduduk-

2020.html. Diakses 3 Maret 2024.

Binekasri, Romys. “Permintaan Rumah Makin Tinggi, Wilayah Ini Paling Moncer.” CNBC

Indonesia, 21 April 2023,

https://www.cnbcindonesia.com/entrepreneur/20230421045125-25-

431527/permintaan-rumah-makin-tinggi-wilayah-ini-paling-moncer. Diakses 28

Februari 2024.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo. “DINKES - Keamanan Pangan (Bagian I).”

Dinkes Kulon Progo, https://dinkes.kulonprogokab.go.id/detil/647/keamanan-

pangan-bagian-i. Diakses 28 Februari 2024.

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng. “Pengertian dan Konsep Pertanian

Berkelanjutan. | Dinas Pertanian.” Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng,

https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-dan-konsep-

pertanian-berkelanjutan-22. Diakses 27 Februari 2024.

25
DPR RI. “Parlementaria Terkini - Dewan Perwakilan Rakyat.” Parlementaria Terkini -

Dewan Perwakilan Rakyat, 14 September 2023,

https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/46499/t/Bertambah%20Rp76,8%20Miliar,

%20Pagu%20Anggaran%20Kementan%20TA%202024%20Menjadi%20Rp14,73

%20Triliun. Diakses 28 Februari 2024.

DPR RI. “Parlementaria Terkini - Dewan Perwakilan Rakyat.” Parlementaria Terkini -

Dewan Perwakilan Rakyat, 18 October 2023,

https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/47110/t/Alih%20Fungsi%20Lahan%20Seba

bkan%20Krisis%20Pangan. Diakses 28 Februari 2024.

Emerald Publishing. “6 ways to empower women across the world.” Emerald Publishing,

28 Januari 2020, https://www.emeraldgrouppublishing.com/opinion-and-blog/6-

ways-empower-women-across-world. Diakses 3 Maret 2024.

Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Rajawali Pers, 2008.

Firoiu, Daniela, and George Ionescu. “Organic Agriculture in the Context of 2030 Agenda

Implementation in European Union Countries.” Sustainability, vol. 15, no. 13,

2023, p. 31. Organic Agriculture in the Context of 2030 Agenda Implementation in

European Union Countries, https://www.mdpi.com/2071-1050/15/13/10582.

George, Natasha. “How can vertical farming address our sustainable development goals?”

LettUs Grow, 22 October 2021, https://www.lettusgrow.com/blog/vertical-

farming-sustainable-development-goals. Diakses 28 Februari 2024.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. “Jaga Ketahanan Pangan, Sektor Pertanian

Menjadi Perhatian Utama Pemerintah.” Kementerian Keuangan, 5 February 2024,

https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/berita-utama/Sektor-

Pertanian-Fokus-Utama-Pemerintah. Diakses 28 Februari 2024.

26
Kementerian Komunikasi dan Informatika. “Kementerian Komunikasi dan Informatika.”

Kementerian Komunikasi dan Informatika,

https://www.kominfo.go.id/content/detail/33004/angkatan-kerja-produktif-

melimpah/0/artikel. Diakses 28 Februari 2024.

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. “Kementerian Komunikasi

dan Informatika.” Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2017,

https://www.kominfo.go.id/content/detail/8966/kominfo-sarankan-koperasi-sasar-

ibu-rumah-tangga/0/sorotan_media. Diakses 3 Maret 2024.

Kurniawan, Alek. “Ini Upaya Pemerintah dalam Perlindungan Lahan Pertanian di Daerah

Halaman all - Kompas.com.” Kompas Money, 9 October 2019,

https://money.kompas.com/read/2019/10/09/092000026/ini-upaya-pemerintah-

dalam-perlindungan-lahan-pertanian-di-daerah. Diakses 28 Februari 2024.

Kusnandar, Viva Budy. “Jumlah Penduduk Indonesia Capai 273 Juta Jiwa pada Akhir

2021.” Databoks, 10 February 2022,

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/10/jumlah-penduduk-

indonesia-capai-273-juta-jiwa-pada-akhir-2021. Diakses 28 Februari 2024.

Moleong, Lexy J. Metodologi penelitian kualitatif. Remadja Karya, 1989.

Noor, Munawar. “Pemberdayaan Masyarakat.” Jurnal Ilmiah CIVID, vol. 1, no. 1, 2011,

p. 99, file:///C:/Users/user/Downloads/591-927-1-SM.pdf.

Prajanti, Suciatihatiningsih. ESPA4415 – Ekonomi Pertanian (Edisi 4). Universitas

Terbuka, 2023.

Redaksi OCBC NISP. “CSR: Pengertian, Manfaat, Jenis hingga Besar Nominalnya.”

OCBC, 4 October 2023, https://www.ocbc.id/id/article/2021/06/21/csr-adalah.

Diakses 28 Februari 2024.

27
the SOFA Team and Cheryl Doss. “The role of women in agriculture.” ESA Working Paper

No. 11-02, vol. 11, no. 1, 2011, p. 48.

Statistic Finland. Technological innovation | Concepts | Statistics Finland,

https://www.stat.fi/meta/kas/tekn_innovaatio_en.html. Diakses 28 Februari 2024.

Tanzeh, Ahmad. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras, 2009.

United Nations. “Goal 5 | Department of Economic and Social Affairs.” Sustainable

Development Goals, https://sdgs.un.org/goals/goal5. Diakses 3 Maret 2024.

Universitas Borobudur. “Aeroponik Sistem Pertanian untuk Masyarakat Perkotaan.”

Universitas Borobudur, 10 December 2020,

https://www.borobudur.ac.id/2020/12/10/aeroponik-sistem-pertanian-untuk-

masyarakat-perkotaan/. Diakses 28 Februari 2024.

UN Women. “The 11 biggest hurdles for women’s equality by 2030.” UN Women, 7

September 2023, https://www.unwomen.org/en/news-stories/feature-

story/2023/09/the-11-biggest-hurdles-for-womens-equality-by-2030. Diakses 3

Maret 2024.

Widi, Shilvina. “Ada 12,72% Kepala Rumah Tangga Perempuan di Indonesia pada 2022.”

DataIndonesia.id, 10 February 2023, https://dataindonesia.id/varia/detail/ada-

1272-kepala-rumah-tangga-perempuan-di-indonesia-pada-2022. Diakses 3 Maret

2024.

28

Anda mungkin juga menyukai