I. PENDAHULUAN
II. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Peraturan PERMENKES 416/1990 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air
b. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no. 01 Tahun 2010 Tentang Tata
Laksana Pengendalian Pencemaran Air
c. Peraturan PERMENKES 907/2002 tentang Syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Minum
d. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang
Sumber Daya Air
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 Tentang
Air Tanah
g. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-
SKPD) Nomor 433/DPA/2016 Tentang Program Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan Kegiatan Peningkatan Kualitas Kesehatan
Lingkungan di Masyarakat.
2. Gambaran Umum
Air merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tak dapat
dipisahkan, karena setiap makhluk hidup mutlak membutuhkan air demi
kelangsungan hidupnya, baik untuk air minum, masak, mencuci, menyiram
tanaman, dan sebagainya.
Dengan ini air bersih menjadi masalah yang sangat pelik terutama di
kota-kota besar, disebabkan laju kebutuhan tidak sebanding dengan produksi
dengan produksi dan distribusi air minum yang memenuhi persyaratan. Lebih-
lebih dengan perkembangan daerah-daerah industri baru membawa akibat
yang tidak kecil terhadap kebutuhan air bersih, sedangkan luasan daerah
sumber air bersih semakin menyempit.
Standart dan kriteria kualitas lingkungan berdasarkan baku mutu
lingkungan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Baku mutu
lingkungan yang ditinjau meliputi aspek air bersih, air limbah. Dari baku mutu
tersebut akan dapat ditentukan skala prioritas dalam pengelolaan lingkungan.
Baku mutu biasanya disusun dengan tahapan sebagai berikut:
a. Identifikasi penggunaan sumber daya air yang akan dilindungi.
b. Perumusan kriteria untuk memenuhi persyaratan penggunaan tersebut.
c. Perumusan baku mutu air berdasarkan kriteria tersebut.
d. Perumusan baku mutu limbah yag boleh dilepas ke dalam lingkungan
sehingga baku mutu air tetap terpenuhi.
e. Penyusunan program pemantauan dan pengumpulan informasi untuk
menyempurnakan atau memperbaiki langkah-langkah diatas dan untuk
menilai apakah persyaratan penggunaan sumber daya yang dilindungi
dapat terpenuhi.
Kualitas air disungai dan air permukaan lainnya sangat mempengaruhi
terhadap kegunaan air tersebut.kegiatan yang berbeda misalnya : pengairan
sawah, pemancingan, kolam renang dan air minum, menuntut persyaratan
kualitas yang paling ketat, masuknya bahan atau zat pencemar ke dalam
badan air akan menurunkan kualitas air tersebut, sehingga akan mengurangi
peluang untuk memanfaatkannya. Pengelolaan kualitas air berkaitan dengan
pengendalian terhadap pencemaran, sehingga air dapat tetap dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berarti perlu diadakan pembatasan
mengenai seberapa kadar zat pencemar yang boleh ada atau boleh masuk
kedalam suatu badan air.
Besarnya kadar pencemar yang masih dapat ditoleransi atau disebut
baku mutu air limbah akan tergantung pada :
a. Sifat bahan pencemar tersebut, kaitanya dengan pengaruhnya terhadap
kualitas air. Zat yang lebih merusak kualitas air yang ada akan
mempunyai toleransi yang lebih kecil atau lebih ketat.
b. Kondisi badan air yang ada. Apabila kualitas air yang ada sudah rendah,
maka toleransinya terhadap badan pencemar akan lebih kecil sehingga
baku mutu air limbahnya harus lebih ketat. Hal ini berkaitan dengan
kapasitas atau kemampuan air untuk menetralisasikan bhan pencemar
tersebut.
Parameter baku mutu air meliputi syarat fisika, kimia, baktereologi,
radioaktivitas, dan pestisida.
Parameter fisika meliputi :
a. Mempunyai suhu di bawah udara setempat (segar)
b. Tidak berwarna (jernih)
c. Tidak berbau
d. Tidak berasa
e. Tidak keruh
Parameter kimia antara lain meliputi :
a. Derajat keasaman (pH)
b. Kadar kalsium, magnesium, barium, besi, mangan, tembaga, seng, krom
heksavalen dan kadium.
Parameter baktereologi antara lain :
a. Tidak mengandung bakteri escherhia coli
b. Tidak mengandung bibit penyakit
c. Bakteri saprophyt tidak lebih dari 100/ml air.
Sistem penyediaan air bersih pada sistem penyediaan air bersih dapat
dikelompokan menjadi 4 cara, yaitu :
a. Sistem sambungan langsung
b. Sistem tangki atap
c. Sistem tangki tekan
d. Sistem tanpa tangki
Syarat pemasangan instalasi air bersih harus di perhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Diketahui kualitas air
b. Pencegahan pencemaran air
c. Perlindungan pipa terhadap karat dan kerusakan lainya
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan reservoir untuk
instalasi air bersih :
a. Menara yang digunakan untuk bak reservoir harus cukup ketinggiannya,
agar tekanan di semua kran cukup memadai.
b. Kekuatan menara cukup kuat untuk menyangga reservoir beserta isinya.
c. Bak reservoir harus memenuhi standart kualitas dimana jenis bahan dan
syarat-syarat kesehatan memenuhi ISO 2009
Hal – hal yang perlu di perhatikan dalam pemilihan pipa air adalah :
a. Cukup awet dalam pemakaian
b. Mampu menerima tekanan khususnya dari dalam pipa air itu sendiri.
c. Mudah untuk disambung.
d. Berbentuk rapih
e. Mudah untuk dipasang dan kuat
f. Tidak boleh mengakibatkan keracunan baik yang disebkan oleh bakteri
maupun karat.
g. Diameter pipa harus dihitung sedemikian rupa sehingga dapat melayani
seluruh kran pada beban puncak, namun juga tidak terlalu besar
sehingga tidak ekonomis.
V. INDIKATOR/CAPAIAN PROGRAM
Setiap sarana air bersih dapat dipantau kondisinya melalui teknis survei dengan
pengambilan serta hasil pemeriksaan kualitas airnya sebagai hasil Inspeksi
Kesehatan Lingkungan untuk kegiatan Pemantauan Kualitas Air Bersih di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan Tamansari
VI. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Kegiatan Pemantauan Kualitas Air Bersih dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus –
08 September 2017 di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tamansari dengan
pemeriksaan 32 sampel air bersih di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Tamansari
VII. MEKANISME
A. Kegiatan pemantauan kualitas air bersih dilakukan dengan cara pengambilan
dan pengiriman sampel ke Laboratorium Kesehatan Daerah yang berjumlah
32 sampel air bersih di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tamansari
B. Metode yang dilakukan adalah pengambilan sampel dan pemeriksaan
laboratorium.
IX. PESERTA/SASARAN
A. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Tamansari dengan melibatkan Sanitarian Puskesmas Kecamatan dan
Kelurahan di wilayah Kecamatan Tamansari
B. Penanggung Jawab
Kepala Puskesmas Kecamatan Tamansari
X. Biaya
Dana kegiatan dibebankan pada Biaya Layanan Umum Daerah (BLUD)
I. PELAPORAN
Pelaporan dibuat setelah selesai kegiatan dan kemudian dilaporkan kepada
kepala Puskesmas Kecamatan Tamansari
Mengetahui,
Kepala Puskesmas PPTK Kesmas & Penunjang
Kecamatan Tamansari Puskesmas Kec. Tamansari