Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN

MINIMNYA KETERSEDIAAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT

KECAMATAN BONTOA KABUPATEN MAROS

ANDI FIRMANYAH
E031221086
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Air bersih merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia

untuk sumber kehidupan.Zat ini mutlak dibutuhkan untuk kelangsungan hidup

dan memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh

masyarakat Kota Sangatta.Masalah yang dihadapi dalam kurangnya pasokan air

yaitu : dampak pertumbuhan penduduk, dampak pertumbuhan ekonomi dan

tidak peduli lingkungan. Kini keberadaan air bersih dan sehat untuk keperluan

sehari-hari dan air minumyang dapat dikonsumsi untuk kelangsungan hidup

masyarakat menjadi barang berharga dan semakin memerlukan perhatian khusus

dari semua pihak yang terkait baik dari Pemerintah maupun dari Perusahaan

Daerah Air Minum(PDAM).Diharapkan agar masyarakat tidak lagi kekurangan

air bersih dan dapat dipergunakan dangan baik untuk keperluan sehari-hari dan

untuk keperluan rumah tangga (Astuti, 2014)

Dalam kehidupan manusia air bersih merupakan salah satu kebutuhan

pokok yang berperan penting. Pentingnya kebutuhan akan air bersih maka wajar,

jika air bersih menjadi isu prioritas karena menyentuh hajat hidup orang banyak,

sebagaimana diketahui air merupakan bagian integral dari kehidupan manusia

dan tidak dapat digantikan oleh apapun. Namun, sampai saat ini ketersediaan air

bersih masih menjadi perhatian khusus, hal tersebut terjadi karena minimnya

sumber air bersih, tidak adanya jaringan pipa dan distribusi yang tidak merata di

beberapa wilayah di kabupaten Maros, khususnya di wilayah Kecamatan Bontoa

(Murni, 2023)
Sejak dulu, Kecamatan Bontoa menjadi pusat perhatian karena

merupakan salah satu kecamatan yang memiliki permasalahan air bersih. Situasi

menjadi lebih sulit setiap musim kemarau, masyarakat terpaksa membeli air

bersih setiap hari ataupun memanfaatkan sumber air yang ada tanpa

memperhatikan kualitas air yang digunakan, seperti air penampungan, air

empang, dan air sumur. (Iksan, 2020)

Parahnya beberapa masyarakat Kecamatan Bontoa yang tinggal di

wilayah pesisir seperti di Desa Pajukukang, Desa Bonto Bahari, Desa Tupabiring

dan Desa Ampekale untuk dapat mengakses air bersih terkadang mereka

terpaksa berjalan kaki dengan jarak yang relatif cukup jauh ataupun

menggunakan kendaraan sepeda motor hanya untuk mendapatkan air bersih.

Alasannya sebab pelayanan air bersih di daerah tersebut masih minim. (Salam,

2019). Dengan melihat permasalahan tersebut dan mengingat pentingnya peran

air bersih dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, maka perlu dilakukan

penelitian tentang “Minimnya Ketersediaan Air Bersih Bagi Masyarakat

Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros”. Sehingga didapatkan beberapa

rekomendasi upaya untuk memperoleh air bersih yang layak digunakan untuk

keperluan sehari-hari.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana ketersediaan air bersih bagi masyarakat di Kecamatan Bontoa

Kabupaten Maros?
2. Bagaimana akses air bersih bagi masyarakat di Kecamatan Bontoa Kabupaten

Maros?

3. Bagaimana upaya pemerintah setempat dan masyarakat dalam mengatasi

permasalahan air bersih di Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros?

C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari skripsi

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui ketersedian air bersih bagi masyarakat di Kecamatan

Bontoa Kabupaten Maros

2. Untuk mengetahui akses air bersih bagi masyarakat di Kecamatan Bontoa

Kabupaten Maros

3. Untuk mengetahui upaya pemerintah setempat dan masyarakat dalam

mengatasi permasalahan air bersih di Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros

D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan peneliti dari skripsi penelitian ini antara

lain:

1. Bagi masyarakat diharapkan penelitian ini dapat menjadi penyambung

aspirasi untuk menyampaikan permasalahan terkait ketersedian air bersih

bagi masyarakat di Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros.

2. Sebagai masukan bagi Pemerintah terkait, khususnya dalam merancang dan

menerapkan kebijakan-kebijakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi

masyarakat masyarakat Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros.


3. Menjadi bahan rujukan untuk penelitian lanjutan; dan menjadi referensi

tambahan bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian dengan tema

permasalahan air bersih.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Air Bersih

Air bersih merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Air adalah

rahmat bagi kehidupan umat manusia di bumi.Mensyukuri rahmat dan karunia

Tuhan ini tentu saja merupakan hal yang diperlukan dalam menyikapi segala

persoalan yang terkait dengan air dan pemanfaatannya untuk sebesar-besarnya

kesejahteraan masyarakat, tetapi hal ini tidak cukup dalam menjawab tantangan

yang ada. (Astuti, 2004).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/IX/1990

menyebutkan air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari

yang kualitasnya memenuhi syarat kesejahteraan yang dapat diminum. Air

bersih merupakan sumber kehidupan bagi setiap orang, sehingga kita wajib

menjaga kelestariannya dan keberadaan air tersebut baik kuantitas maupun

kualitasnya dengan sebaik-baiknya.Oleh karena itu masyarakat harus berperan

secara aktif dalam upaya pelestarian kualitas air.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I No. 01/Birhuk-mas/1975

tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum dikatakan baik bahwa

standar persyaratan kualitas air minum perlu ditetapkan dengan pertimbangan:

1. Bahwa air minum yang memenuhi syarat kesehatan mempunyai peranan

penting dalam rangka pemeliharaan, perlindungan dan mempertinggi derajat

kesehatan rakyat.
2. Bahwa perlu mencegah adanya penyediaan dan atau bagian air minum untuk

umum yang tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan.

B. Kualitas Air Bersih

Menurut Henriquez (1984:264) kualitas air bersih bisa dipandang

sebagai mutu atau nilai air. Dimana air yang tersalur tidak bersih (berwarna,

keruh, bau). Biasanya dapat kita nilai dari penglihatan, anggapan juga

pemahaman baik yang terbentuk secara sendiri ataupun pemahaman yang

ditanamkan oleh orang lain.

Menurut Pitojo (2003:37-33) dalam standar persyaratan kualitas air

bersih terdapat lima unsur persyaratan, yaitu:

1. Suhu

2. Warna

3. Bau

4. Rasa

5. Kekeruhan

Menurut Sutrisno (2004:31) dari tinjauan tentang standar kualitas air

bersih, secara umum dapat dilihat bahwa:

1. Penyimpangan terhadap standar yang telah ditetapkan akan mengurangi

penerimaan masyarakat terhadap air tersebut, yang selanjutnya dapat

mendorong masyarakat untuk mencari sumber air lain yang kemungkinan

tidak baik.
2. Terdapatnya suhu, intensitas bau, rasa dan kekeruhan yang melebihi standar

yang ditetapkan, dapat menimbulkan kekhawatirkan terkandungnya bahan-

bahan kimia yang dapat mengakibatkan efek toksis terhadap manusia.

C. Pengertian PDAM

Dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri 47 Tahun 1999 tentang

Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum dijelaskan bahwa

Perusahaan Daerah Air Minum selanjutnya disingkat PDAM adalah perusahaan

milik daerah Propinsi atau daerah Kabupaten dan atau daerah Kota.

Sedangkan menurut Idris (2007:2) PDAM adalah satu-satunya

perusahaan yang memonopoli produksi air minum secara masal. Oleh karena itu,

perusahaan air minum harus selalu meningkatkan kinerjas agar kualitas air yang

diproduksi sesuai dengan harapan pelanggan.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan juli - agustus 2023.

B. METODE PENGAMBILAN SAMPEL

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kecamatan Bontoa,

apabila subjek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat

diambil 10%-15% atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari :

1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan biaya.

2. Sempit luasnya wilayah pengambilan dari setiap subjek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya dana.

3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk peneliti yang
resikonya besar.

C. METODE PENGAMBILAN DATA

Metode pengambilan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah metode

1. observasi adalah pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian yaitu di

kecamatan Bontoa.
2. Wawancara yaitu proses tanya jawab secara langsung kepada informan kunci,

informan ahli dan informan biasa.

3. dokumentasi berupa data curah hujan yang didapatkan dari BMKG kabupaten

Maros dan data tarif air bersih PDAM dan air tangki dari Kantor PDAM

kabupaten Maros serta data Badan Pusat Statistik terkait potensi peggunaaan

air di Desa

4. Studi Pustaka adalah catatan resmi yang tertulis yang dikeluarkan oleh pusat

data dan sistem informasi resmi yang berkaitan dengan kebutuhan data-data

penelitian.

D. METODE ANALISIS DATA

Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Hal ini berkaitan dengan

permasalahan dan tujuan penelitian yaitu untuk memberikan gambaran secara

terperinci mengenai minimnya ketersediaan air bersih bagi masyarakat

Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros. Metode penelitian ini mamandu peneliti

untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara

menyeluruh, luas dan mendalam.

Anda mungkin juga menyukai