Anda di halaman 1dari 11

Studi Dan Detail Desain Prasarana Pelabuhan Perikanan Di Indonesia Bagian Tengah Halaman 1

Lokasi : PPI - Pasarwajo


Ringkasan Eksekutif

BAB 2
GAMBARAN KONDISI PROYEK

2.1. Kondisi Fisik Teknis

Gambaran kondisi fisik teknis PPI Pasarwajo ini meliputi kondisi topografi, bathimetri,
hidro-oceanografi, meteorologi dan penyelidikan tanah berdasarkan hasil survey
lapangan yang telah dilakukan oleh Konsultan dan data-data dari instansi terkait.

2.1.1. Kondisi Geografis

Kabupaten Buton secara geografis terletak pada posisi 4 o 00' LS - 6o 05' LS dan 120o 03'
BT - 125o 00' BT meliputi Pulau Muna, Buton dan sebagian wilayah Tenggara Pulau
Sulawesi yang dibatasi oleh;

 Sebelah Utara dengan Kabupaten Muna dan Kolaka


 Sebelah Selatan dengan Laut Flores
 Sebelah Timur dengan Laut Banda
 Sebelah Barat dengan Teluk Bone

Secara keseluruhan Kabupaten Buton mempunyai luas daerah 6.463 km 2 dan wilayah
perairan seluas + 47.727 km2.

Pulau Buton memiliki beberapa sungai besar di beberapa kecamatan yang pada
umumnya memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sumber energi, irigasi dan
kebutuhan rumah tangga antara lain: Sungai Sampolawa di Kecamatan Sampolawa,
Sungai Winto dan Sungai Tondo di Kecamatan Pasarwajo, Sungai Malaoge, Tokulo dan
Wawolala di Kecamatan Lasalimu, Sungai Paria di Kecamatan Poleang Timur dan
Sungai Bau-bau yang membatasi Kecamatan Wolio dan Betoambari membelah ibukota
kabupaten Bau-bau.

Kabupaten Buton terdiri dari 22 kecamatan, dua diantaranya merupakan wilayah Kotif
Bau-bau, yaitu Kecamatan Wolio dan Kecamatan Betoambari. Total luas daratan
Kabupaten Buton adalah + 6.463 km2 (643.300 Ha).

Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Buton dibagi pula atas Wilayah Koordinasi
Pembantu Bupati, yaitu:

 Wilayah Wanci meliputi Kecamatan Wangi-wangi, Tomia, Kaledupa, dan


Kecamatan Binongko.
 Wilayah Pasarwajo meliputi Kecamatan Pasarwajo, Sampolawa, Batauga,
Wolio, Betoambari Bungi, Kapontori, Sorawolio dan Kecamatan Lasalimu.
 Wilayah Mawasangka meliputi Kecamatan Mawasangka, Kabaena Timur,
Kabaena, Gu dan Lakudo.
 Wilayah Kasipute meliputi Kecamatan Rumbia, Poleang Timur, Poleang
dan Rarowotu.

Sementara itu dalam rangka kelancaran pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Buton,


maka dibentuk pula wilayah koordinasi pembangunan dengan pusat-pusat
pertumbuhannya, yaitu:

509859865.doc PT. PERENTJANA DJAJA


Studi Dan Detail Desain Prasarana Pelabuhan Perikanan Di Indonesia Bagian Tengah Halaman 2
Lokasi : PPI - Pasarwajo
Ringkasan Eksekutif

 Wilayah I dengan pusat pertumbuhan di Wanci (Kecamatan Wangi-wangi)


 Wilayah II dengan pusat pertumbuhan di Pasarwajo (Kecamatan
Pasarwajo)
 Wilayah III dengan pusat pertumbuhan di Mataumpana (Kecamatan
Kapontori)
 Wilayah IV dengan pusat pertumbuhan di Lombe (Kecamatan Gu)
 Wilayah V dengan pusat pertumbuhan di Dongkala (Kecamatan Kabaena
Timur)
 Wilayah VI dengan pusat pertumbuhan di Bambaea (Kecamatan Poleang
Timur)

Kecamatan Pasarwajo yang merupakan salah satu dari 22 kecamatan di Kabupaten


Buton terletak di sebelah timur Ibukota Kabupaten Bau-bau. Jarak antara ibukota
kecamatan dengan ibukota Kabupaten kurang lebih 41 km.

Secara geografis Kecamatan Pasarwajo terletak pada 122 o 32' - 122o 40' BT dan 5o 14' -
5o 30' LS berada di sebagian kecil Pulau Buton, dengan batas wilayah kecamatan
sebagai berikut:

 Sebelah Utara dengan Kecamatan Kapontori


 Sebelah Selatan dengan Kecamatan Sampolawa
 Sebelah Timur dengan Laut Banda
 Sebelah Barat dengan Kecamatan Sorawolio

Wilayah Kecamatan Pasarwajo terdiri atas 11 desa, 3 kelurahan, 41 dusun, dengan luas
wilayah kecamatan 473 km2. Ditinjau dari klasifikasi tingkat perkembangan maka dari
jumlah 14 desa tersebut, 9 desa adalah desa swasembada sedangkan 5 desa adalah
desa swakarya.

2.1.2. Kondisi Topografi

Kondisi wilayah Sulawesi Tenggara dilihat dari sudut geologis terdiri atas bahan sedimen,
bahan metamorfosis dan batuan beku. Secara umum wilayah Sulawesi Tenggara
memiliki permukaan yang bergunung, bergelombang dan berbukit-bukit. Diantara gunung
dan bukit-bukit terbentang dataran-dataran yang merupakan daerah potensial untuk
pengembangan sektor pertanian dan perikanan.

Sebagaimana wilayah Sulawesi Tenggara pada umumnya, wilayah Kabupaten Buton


memilki permukaan berbukit-bukit. Bagian pegunungan yang relatif rendah dimanfaatkan
untuk usaha pertanian pada ketinggian 100-500 m di atas pemukaan laut dengan
kemiringan tanah mencapai 40o.

Untuk meperoleh data topografi yang lebih rinci pada lokasi PPI Pasarwajo maka
Konsultan mengadakan kegiatan pemetaan topografi, melalui pengukuran di lapangan
yang meliputi pengukuran sudut, jarak dan beda tinggi.

Hasil
penguk
uran
topograf
i areal
darat
PPI -
Pasarw

509859865.doc PT. PERENTJANA DJAJA


Studi Dan Detail Desain Prasarana Pelabuhan Perikanan Di Indonesia Bagian Tengah Halaman 3
Lokasi : PPI - Pasarwajo
Ringkasan Eksekutif

ajo
disajika
n dalam
satu
kesatua
n peta
dengan
hasil
penguk
uran
bathime
tri.

2.1.3. Kondisi Bathimetri

Seperti telah dijelaskan di Sub-Bab 2.1.2 di atas bahwa hasil survai bathimetri
digambarkan dalam satu kesatuan peta dengan topografi.

2.1.4. Kondisi Pasang Surut

Pasang surut merupakan fenomena fisika oceanografi yang perlu dipelajari dalam upaya
memahami pola sirkulasi massa air laut. Parameter pasang surut ini umumnya
menentukan gerakan air dalam periode tengah harian sampai harian, tergantung pada
tipe pasut yang terjadi pada perairan tersebut.

Pengukuran pasang-surut muka air laut telah dilaksanakan pada lokasi proyek selama
periode tanggal 21-11-2000 jam 00:00 s/d tanggal 05-12-2000 jam 23:00. Analisis
harmonik atas data tersebut telah dilakukan untuk memperoleh konstanta-konstanta
pasang-surut setempat dengan menggunakan metode Admiralty,

Posisi pantai PPI - Pasarwajo yang terletak di Teluk Wajo relatif terlindung dari Laut
Flores. Dari hasil pengamatan dan peramalan pasang surut yang dilakukan oleh
Konsultan dapat diketahui bahwa tipe pasut di daerah studi memperlihatkan tipe
campuran condong ke harian ganda (mixed semi diurnal).

Dari hasil analisa yang dilakukan, diperoleh elevasi muka air sebagai berikut:

 HWL : 260,00 cm
 MSL : 140,00 cm
 LWL : 0,00 cm
Data lapangan dan analisa data akan disajikan secara lengkap dalam Laporan
Penunjang.

2.1.5. Arus, Kadar garam dan Sedimen

Pengukuran arus dilakukan pada 2 titik (lihat peta) dan dilakukan pada saat Springtide
yaitu tanggal 26 November 2000 dan Neaptide yaitu tanggal 21 November 2000 masing-
masing selama 24 jam untuk kedalaman 0.2 D, 0.6 D dan 0.8 D. Pengukuran yang
dilakukan menggunakan alat Current Meter Toho Dentan yang memiliki kemampuan
pencatatan untuk arah magnetic dan kecepatan arus.

509859865.doc PT. PERENTJANA DJAJA


Studi Dan Detail Desain Prasarana Pelabuhan Perikanan Di Indonesia Bagian Tengah Halaman 4
Lokasi : PPI - Pasarwajo
Ringkasan Eksekutif

Kecepatan arus maksimum yang terjadi adalah 0.1 m/det pada saat Springtide dengan
arah 84o/86o, dan 0.09 m/det pada saat Neaptide dengan arah 270 o/281o. Kecepatan arus
ini dapat dikategorikan lambat/kecil sehingga tidak menyulitkan manuver kapal kecuali
untuk kapal yang bergerak menentang arah arus, akan mendapat sedikit hambatan
konstruksi dermaga, khususnya konstruksi penambat, perhitungan terhadap
pembebanan tambahan akibat gaya arus (drag force) pada badan kapal yang sedang
bertambat tetap harus dihitung.

Pada lokasi proyek proses sedimentasi secara relatif tidak berarti (tidak significant)
terutama pada wilayah lepas pantai perbukitan sedimentasi pada wilayah pantai berhutan
bakau yang terpengaruh pasang surut juga hanya mengalami proses sedimentasi agak
significant akibat dari erosi lapisan tanah perbukitannya dengan luas penyebaran hasil
erosi relatif kecil.

2.1.6. Gelombang

Lokasi proyek yang berada didalam Teluk agak terlindung dari penetrasi gelombang yang
terjadi di laut lepas pantainya. Gelombang yang terobservasi langsung selama survai
maupun yang diperoleh dari informasi berbagai pihak hanya berupa riak-riak kecil akibat
angin lokal dan berdasarkan hasil pengamatan selama waktu pelaksnaan survai tinggi
riak ombak yang terbesar berkisar sekitar 0,20 – 0,30 m, sedangkan tinggi gelombang
yang terjadi dilaut lepasnya berdasarkan informasi masyarakat nelayan maupun petugas
pemerintahan setempat berkisar lebih dari 2,00 m. Besarnya tinggi gelombang hasil
perhitungan akan disampaikan pada Laporan Penunjang.

2.1.7. Kondisi Meteorologi

 Temperatur
Tinggi rendahnya suhu udara pada suatu tempat antara lain dipengaruhi
oleh kondisi dan ketinggian tempat tersebut dari permukaan air laut.
Makin tinggi posisi suatu tempat dari permukaan laut maka semakin
rendah suhu udara dan sebaliknya.
Wilayah daratan Buton yang umumnya mempunyai ketinggian dibawah
1000 m dari permukaan laut dan berada di sekitar daerah katulistiwa,
sehingga daerah ini beriklim tropis. Suhu udara minimum di kota Bau-bau
selama tahun 1998 dan 1999 berkisar antara 20,70 o – 22,13o, sedangkan
suhu udara maksimum selama tahun 1998-1999 berkisar antara 32,9 o -
33,29o.

 Curah Hujan
Di Kabupaten Buton pada umumnya keadaan musimnya sama seperti
daerah-daerah lain di Indonesia yang mempunyai dua musim yaitu
musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi antara bulan
Maret dan April, dimana pada blan tersebut angin darat yang bertiup dari
benua Asia dan lautan pasifik mengandung banyak uap air. Musim
kemarau terjadi antara bulan Juli sampai September, dimana pada bulan
tersebut angin Timur bertiup dari benua Australia sifatnya kering dan
kurang mengandung uap air. Khusus pada bulan April dan Mei di daerah
ini arah angin tidak menentu, demikian pula dengan curah hujan,
sehinggga bulan-bulan ini merupakan musim pancaroba.
Sebagaimana wilayah Sulawesi Tenggara pada umumnya, curah hujan
di wilayah ini tidak merata sehingga menimbulkan adanya wilayah daerah
basah dengan curah hujan lebih dari 2000 mm per-tahun meliputi wilayah

509859865.doc PT. PERENTJANA DJAJA


Studi Dan Detail Desain Prasarana Pelabuhan Perikanan Di Indonesia Bagian Tengah Halaman 5
Lokasi : PPI - Pasarwajo
Ringkasan Eksekutif

Lasalimu, Kapontori, Pasarwajo, Sampolawa, Rumbia, Poleang, Poleang


Timur, Rarowatu, Kabaena dan Kabaena Timur, dan wilayah daerah
semi kering dengan curah hujan kurang dari 2000 mm per-tahun.
 Kelembaban Udara
Kelembaban udara di kota Bau-bau dan sekitarnya pada tahun 1998-
1999 berkisar antara 82,6 – 84%.
 Angin
Kecepatan angin maksimum berdasarkan data dari Meteorologi di kota
Bau-bau adalah 25 knot dengan arah angin terbanyak dari arah Utara.

2.1.8. Kondisi Tanah

Berdasarkan kegiatan penyelidikan baik yang telah dilaksanakan di lapangan maupun di


laboratorium mekanika tanah, dapat disajikan hasil penyelidikan sebagai berikut:

 Penyondiran (DCPT)
Hasil pengujian penyondiran (Dutch Cone Penetration Test) dari 5 titik
sondir di sekitar rencana pembangunan PPI - Pasarwajo dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel 2-2 Nilai Perlawanan Konus, qc (kg/cm2)

Nilai qc (kg/cm2) pada kedalaman (m)


Titik Sondir
0–5 5 – 10 10 – 15 15 – 20
S1 0 – 32 25 - 56 57 - 200 -
S2 0 – 50 31 - 67 51 - 200 -
S3 0 – 27 20 - 69 43 -200 -
S4 0 – 32 29 - 75 57 - 179 189 - 200
S5 0 – 46 38 - 83 40 - 187 200
Nilai perlawanan konus qc maksimum sebesar 150 kg/cm 2 dijumpai pada
kedalaman antara 10 – 15 meter di bawah permukaan tanah.
 Pemboran Tangan dan Bor Mesin
Kegiatan pemboran tangan dan mesin telah dilakukan di sekitar rencana
pembangunan PPI - Pasarwajo. Hasil pemboran tanah di 5 (lima) lubang
bor mesin. Hasil penyelidikan tanah di lapangan diperoleh data-data
lapisan tanah dan kedalaman lapisan tanah keras di daerah PPI
Pasarwajo sebagaimana disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2-3 Lapisan Tanah Dari Data Sondir dan Boring

Boring/Sondir Kedalaman (m) Nilai qc (kg/cm2) SPT Macam Tanah

S.1 / B.1 0 - 1,5 2 - 12 5 Pasir


1,5 - 10 13 - 57 5 - 12 Lempung lanauan
10 - 30 60 - 200 31 - >50 Lempung
S.2 / B.2 0 - 2,5 2 - 12 5 Pasir
2,5 - 11 17 - 56 8 - 12 Lempung lanauan
11 - 20 60 - 200 26 - 48 Lempung
S.3 / B.3 0-3 2 - 17 3 Pasir
3 - 11 20 - 57 5 - 10 Lempung lanauan

509859865.doc PT. PERENTJANA DJAJA


Studi Dan Detail Desain Prasarana Pelabuhan Perikanan Di Indonesia Bagian Tengah Halaman 6
Lokasi : PPI - Pasarwajo
Ringkasan Eksekutif

11 - 20 62 - 200 24 - 46 Lempung
S.4 / B.4 0 - 10 3 - 57 5 - 11 Lempung lanauan
10 - 20 62 - 200 14 - >50 Lempung
S.5 / B.5 0 - 10 3 - 60 5 - 12 Lempung lanauan
  10 - 20 67 - 200 16 - >50 Lempung

Tabel 2-4 Kedalaman Lapisan Tanah Keras Dari Data Sondir dan Boring

Boring/Sondir Kedalaman Lapisan Tanah Keras Macam Tanah


  ( Nilai qc > 200 kg/cm2 dan N>30/30)  
S.1 / B.1 12 meter Lempung
S.2 / B.2 14 meter Lempung
S.3 / B.3 14 meter Lempung
S.4 / B.4 14 meter Lempung
S.5 / B.5 14 meter Lempung

Data lapangan dan analisa data akan disajikan secara lengkap dalam Laporan
Penunjang.

2.2. Profil TPI-Pasarwajo

TPI Pasarwajo yang berhadapan dengan teluk Pasarwajo terletak di Desa Pasarwajo
Kecamatan Pasarwajo, dengan kondisi pantai yang landai. Didepan TPI terdapat pulau
Palon kecil yang penduduknya 95% adalah nelayan. Lebih kurang 7 km di sebelah
kanan TPI Pasarwajo terdapat sebuah dermaga sepanjang 80 m milik perusahaan
penampung ikan yang memiliki cold storage - PT. Triko. Umumnya nelayan menjual hasil
tangkapan ke PT. Triko atau langsung ke pasar di kecamatan Pasarwajo yang berada di
dekat TPI.

Lokasi TPI Pasarwajo cukup strategis karena didukung oleh prasarana jalan aspal
dengan lebar + 4 m dan merupakan pangkalan terakhir dari angkutan umum dan pasar.
Disekitar TPI telah dipenuhi oleh rumah-rumah penduduk dan terdapat sebuah kantor
Bank Rakyat Indonesia (BRI). Jarak lokasi TPI dengan jalan + 1 km.

TPI Pasarwajo disamping sebagai Tempat Pendaratan Ikan, hasil tangkapan nelayan,
juga tempat pemasaran produk perikanan lainnya, baik itu hasil dari tambak maupun
rumput laut hasil budidaya, untuk wilayah selatan Buton, maka sentral pemasaran dan
pendaratannya adalah di TPI Pasarwajo, yang kemudian dibawah ke kota-kota lainnya
disekitarnya ataupun yang akan dikirim antar propinsi, misalnya ke Makassar, Kendari,
Surabaya dan Bitung (Sulawesi Utara).

Perkembangan produksi ikan di TPI Pasarwajo disajikan pada tabel 2-4 dibawah ini:

509859865.doc PT. PERENTJANA DJAJA


Studi Dan Detail Desain Prasarana Pelabuhan Perikanan Di Indonesia Bagian Tengah Halaman 7
Lokasi : PPI - Pasarwajo
Ringkasan Eksekutif

Tabel 2-4 Produksi Ikan Yang dijual di TPI Kecamatan Pasarwajo


Tahun 1994 - 1998

Tahun Produksi (ton) Nilai (Rp.)x 1000


1994 73 23.581
1995 76 31.517
1996 89 41.961
1997 83 43.915
1998 98 138.335
Sumber : Kantor Perikanan Pasarwajo, 1995-1999

Dalam Tabel di atas terlihat bahwa jumlah produksi di TPI Pasarwajo mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun ( 1994-1998) dan hanya mengalami penurunan dari
tahun 1996 ke 1997 sebesar 6,74%. Namun prosentase produksi terus mengalami
peningkatan rata-rata sebesar 8,14% per tahun (1994-1998). Peningkatan yang relatif
rendah tersebut dimungkinkan karena dominannya armada perikanan yang berukuran
kecil (armada semut).

Kepemilikan lahan di sekitar TPI Pasarwajo adalah milik rakyatsehingga jika akan
direncanakan pembangunan PPI maka perlu pembebasan tanah. Dalam hal ini Bupati
Buton akan mengusahakan tanah untuk PPI ini. Melihat kondisi sekitar TPI pasarwajo
yang sedemikian padat, maka rencana pembangunan PPI Pasawajo digeser ke arah
dermaga PT. Triko sejauh 4,5 km dari TPI Pasarwajo, tepatnya terletak di desa Takimpo
Kecamatan pasarwajo.

509859865.doc PT. PERENTJANA DJAJA


Studi Dan Detail Desain Prasarana Pelabuhan Perikanan Di Indonesia Bagian Tengah Halaman 8
Lokasi : PPI - Pasarwajo
Ringkasan Eksekutif

2.3. Informasi Umum Kondisi Proyek Saat Ini

1. Kondisi eksisting

 Saat ini terdapat sebuah TPI di desa Pasarwajo, bersebelahan dengan


pasar tradisional dan terminal angkutan umum kecamatan Pasarwajo.

 Belum ada fasilitas pendaratan di lokasi tersebut. Untuk kapal penangkap


ikan berukuran kecil langsung merapat ke TPI yang berukuran 8 x 10 m.
Sedangkan kapal penangkap ikan berukuran besar (sampai 10 GT)
membongkar muatan + 100 m dari TPI, kemudian dibawa ke TPI dengan
menggunakan perahu kecil. Khusus untuk ukuran kapal sampai dengan
30 GT merapat di dermaga PT. Triko.

 Proses penjualan ikan di TPI Pasarwajo dilaksanakan langsung ke


konsumen.

 Terdapat sebuah dermaga sepanjang 80 m milik swasta (PT Triko) yang


terletak lebih kurang 6 km dari lokasi TPI Pasarwajo. Sebagian nelayan
mendaratkan hasil tangkapan ikan di dermaga ini dan langsung dijual
kepada PT. Triko. Penggunaan fasilitas dermaga tersebut tidak ditarik
biaya apapun.

 Keperluan untuk berlayar seperti BBM dan perlatan berlayar hanya


tersedia di sekitar TPI Pasarwajo, sehingga nelayan harus berlayar ke
Pasarwajo. Ketersediaan BBM tidak kontinu, dengan sehingga
menyulitkan nelayan terutama pada saat musim ikan. Untuk mengatasi
kesulitan tersebut, biasanya mereka langsung membeli ke Bau-bau.

 Belum terdapat pabrik es atau gudang es di wilayah tersebut, sehingga


pada saat musim ikan jika cold storage PT Triko sudah tidak menampung
lagi dan ikan tidak langsung laku di TPI Pasarwajo, maka hasil tangkapan
tersebut terbuang sia-sia.

2. Kondisi lokasi perencanaan PPI

 Lokasi rencana pembangunan PPI Pasarwajo yang disediakan oleh


Dinas Perikanan berada di desa Takimpo, kecamatan Pasarwajo. Hal ini
berdasarkan pertimbangan kondisi TPI yang ada sekarang yang tidak
memungkinkan untuk perluasan mengingat lokasinya yang berada
sangat dekat dengan perkampungan dan pasar serta terminal angkutan
umum.

 Lokasi berada di tepi jalur transportasi darat Pasarwajo – Wabula


sehingga akses PPI Pasarwajo sangat mudah.

 Area rencana PPI saat ini merupakan ladang penduduk. Sebelah kiri
area rencana PPI merupakan hutan bakau yang merupakan wilayah
tanah adat. Informasi yang diperoleh dari masyarakat sekitar, permintaan
ganti rugi untuk per meter persegi sebesar Rp. 10.000,-. Sedangkan
untuk hutan bakau, saat ini pemuka adat tidak berkeberatan jika terkena
pembangunan PPI Pasarwajo.

 Sumber mata air tawar berasal dari perbukitan di belakang lokasi PPI
yang berada dibawah penguasaan kepala desa setempat.

509859865.doc PT. PERENTJANA DJAJA


Studi Dan Detail Desain Prasarana Pelabuhan Perikanan Di Indonesia Bagian Tengah Halaman 9
Lokasi : PPI - Pasarwajo
Ringkasan Eksekutif

 Sumber listrik berasal dari PLTM (PLN), dengan mengambil jaringan


yang berada di sepanjang jalur transportasi darat yang berada tepat di
depan lokasi rencana PPI.

 Kedalaman pantai sangat mendukung untuk rencana pelabuhan, dimana


pada jarak 100 m dari garis pantai telah mencapai 18 m. Kondisi perairan
teluk Wajo relatif tenang karena terlindung oleh semenanjung yang
berada di bagian timur.

2.4. Kebijaksanaan Pemerintah

Pembangunan sub sektor perikanan yang dilaksanakan di seluruh Indonesia baik pada
tingkat wilayah maupun nasional yang pada hakekatnya merupakan kebijaksanaan
Pemerintah Indonesia yang berlandaskan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut:

 Pembangunan sub sektor perikanan pada hakekatnya memerlukan


investasi (modal) yang sangat besar baik yang berasal dari dalam negeri
maupun luar negeri dalam bentuk devisa. Ketergantungan sumber devisa
asal minyak dan gas bumi yang kurang menggembirakan pada beberapa
tahun belakangan mendorong upaya peningkatan ekspor komoditi non
migas. Salah satu diantaranya adalah ekspor komoditi perikanan yang
berpotensi untuk ditingkatkan.

 Ikan dan hasil perikanan lainnya merupakan salah satu sumber protein
hewani masyarakat yang sangat vital. Dalam rangka pembangunan
bangsa, terhadap perbaikan dan peningkatan mutu gizi makanan perlu
lebih digiatkan. Salah satu jalan yang dapat ditempuh ialah dengan
meningkatkan konsumsi protein hewani yang berasal dari ikan. Dari segi
ini dapat dilihat arti penting peranan sub sektor perikanan dalam rangka
pembangunan nasional.

 Peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup nelayan merupakan salah


satu pertimbangan penting di dalam kerangka pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
Oleh karena nelayan merupakan sebagian masyarakat Indonesia dan
kesejahteraannya masih pada tingkat yang rendah, maka pembangunan
perikanan akan dapat memberikan pengaruh nyata terhadap
kesejahteraan nelayan khususnya dan masyarakat pada umumnya.

 Meningkatkan keterkaitan antara sub sistem sehingga setiap kegiatan


pada masing-masing sub sistem dapat berjalan secara berkelanjtan
dengan tingkat efisiensi yang tinggi.

 Pengembangan agribisnis harus mampu meningkatkan aktifitas


pedesaan.

 Pengembangan agribisnis diarahkan pada pengembangan media usaha


antara usaha skala besar dan skala kecil secara serasi, sehingga nilai
tambah dari kegiatan agribisnis dapat dinikmati secara adil oleh seluruh
pelakunya

 Pengembangan agribisnis dilakukan melalui pengembangan sentra


produksi perikanan dalam suatu skala ekonomi yang efisien

Sementara itu kebijaksanaan pembangunan Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi


Tenggara dibidang perikanan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional

509859865.doc PT. PERENTJANA DJAJA


Studi Dan Detail Desain Prasarana Pelabuhan Perikanan Di Indonesia Bagian Tengah Halaman 10
Lokasi : PPI - Pasarwajo
Ringkasan Eksekutif

dibidang perikanan dengan tujuan antara lain agar semakin nyata dapat meningkatkan
taraf hidup masyarakat pada umumnya dan nelayan pada khususnya.

Implementasi kebijaksanaan pembangunan perikanan Sulawesi Tenggara diarahkan


pada program-program guna dapat mendorong dan menampilkan sumber daya manusia
perikanan yang bermutu tinggi agar dapat menerapkan IPTEK (khususnya teknologi tepat
guna) dalam rangka peningkatan kesejahteraannya dapat menyediakan produk
perikanan untuk memenuhi konsumsi ikan, bahan baku industri, komoditas ekspor serta
menjaga dan melestarikan sumber daya alam.

Pelabuhan perikanan sebagaimana yang dimaksud di dalam Undang-Undang No. 9


tahun 1985 tentang Perikanan, berfungsi sebagai sarana penunjang untuk meningkatkan
produksi yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan nelayan yang merupakan
tujuan akhir pembangunan perikanan. Walaupun demikian pembangunan pelabuhan
perikanan juga harus menganut prinsip pemanfaatan ruang secara optimal, serasi,
seimbang dan lestari. Sehingga menciptakan kemudahan dalam pelaksanaan
pembangunan Propinsi Sulawesi Tenggara.

Untuk mewujudkan usaha perikanan yang berwawasan agribisnis, telah dikembangkan


sentra-sentra produksi berdasarkan pemilihan komoditas unggulan berorientasi pasar
dan disesuaikan dengan potensi sumber daya ikan. Dalam kaitan ini Bupati Buton telah
mengeluarkan SK No. 116 tahun 1999 tentang pengembangan subsektor perikanan
sebagai berikut:

 Komoditas unggulan Kecamatan:


 Pasarwajo: Ikan tuna dan cakalang
 Kapontori: Pteria pengum (mabe)
 Mawasangka, Gu, dan Lakudo: rumput laut
 Poleang Timur: udang windu
 Kaledupa: rumput laut
 Tomin: ikan kering

 Komoditas unggulan Kabupaten Buton : tuna dan cakalang

509859865.doc PT. PERENTJANA DJAJA


Studi Dan Detail Desain Prasarana Pelabuhan Perikanan Di Indonesia Bagian Tengah Halaman i
Lokasi : PPI - Pasarwajo
Ringkasan Eksekutif

BAB 2 GAMBARAN KONDISI PROYEK 2-1


2.1. Kondisi Fisik Teknis 2-1
2.1.1. Kondisi Geografis 2-1
2.1.2. Kondisi Topografi 2-2
2.1.3. Kondisi Bathimetri 2-2
2.1.4. Kondisi Pasang Surut 2-3
2.1.5. Arus, Kadar garam dan Sedimen 2-3
2.1.6. Gelombang 2-3
2.1.7. Kondisi Meteorologi 2-4
2.1.8. Kondisi Tanah 2-4
2.2. Profil TPI-Pasarwajo 2-6
2.3. Informasi Umum Kondisi Proyek Saat Ini 2-7
2.4. Kebijaksanaan Pemerintah 2-8

509859865.doc PT. PERENTJANA DJAJA

Anda mungkin juga menyukai