BAB 2
GAMBARAN KONDISI PROYEK
Gambaran kondisi fisik teknis PPI Pasarwajo ini meliputi kondisi topografi, bathimetri,
hidro-oceanografi, meteorologi dan penyelidikan tanah berdasarkan hasil survey
lapangan yang telah dilakukan oleh Konsultan dan data-data dari instansi terkait.
Kabupaten Buton secara geografis terletak pada posisi 4 o 00' LS - 6o 05' LS dan 120o 03'
BT - 125o 00' BT meliputi Pulau Muna, Buton dan sebagian wilayah Tenggara Pulau
Sulawesi yang dibatasi oleh;
Secara keseluruhan Kabupaten Buton mempunyai luas daerah 6.463 km 2 dan wilayah
perairan seluas + 47.727 km2.
Pulau Buton memiliki beberapa sungai besar di beberapa kecamatan yang pada
umumnya memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sumber energi, irigasi dan
kebutuhan rumah tangga antara lain: Sungai Sampolawa di Kecamatan Sampolawa,
Sungai Winto dan Sungai Tondo di Kecamatan Pasarwajo, Sungai Malaoge, Tokulo dan
Wawolala di Kecamatan Lasalimu, Sungai Paria di Kecamatan Poleang Timur dan
Sungai Bau-bau yang membatasi Kecamatan Wolio dan Betoambari membelah ibukota
kabupaten Bau-bau.
Kabupaten Buton terdiri dari 22 kecamatan, dua diantaranya merupakan wilayah Kotif
Bau-bau, yaitu Kecamatan Wolio dan Kecamatan Betoambari. Total luas daratan
Kabupaten Buton adalah + 6.463 km2 (643.300 Ha).
Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Buton dibagi pula atas Wilayah Koordinasi
Pembantu Bupati, yaitu:
Secara geografis Kecamatan Pasarwajo terletak pada 122 o 32' - 122o 40' BT dan 5o 14' -
5o 30' LS berada di sebagian kecil Pulau Buton, dengan batas wilayah kecamatan
sebagai berikut:
Wilayah Kecamatan Pasarwajo terdiri atas 11 desa, 3 kelurahan, 41 dusun, dengan luas
wilayah kecamatan 473 km2. Ditinjau dari klasifikasi tingkat perkembangan maka dari
jumlah 14 desa tersebut, 9 desa adalah desa swasembada sedangkan 5 desa adalah
desa swakarya.
Kondisi wilayah Sulawesi Tenggara dilihat dari sudut geologis terdiri atas bahan sedimen,
bahan metamorfosis dan batuan beku. Secara umum wilayah Sulawesi Tenggara
memiliki permukaan yang bergunung, bergelombang dan berbukit-bukit. Diantara gunung
dan bukit-bukit terbentang dataran-dataran yang merupakan daerah potensial untuk
pengembangan sektor pertanian dan perikanan.
Untuk meperoleh data topografi yang lebih rinci pada lokasi PPI Pasarwajo maka
Konsultan mengadakan kegiatan pemetaan topografi, melalui pengukuran di lapangan
yang meliputi pengukuran sudut, jarak dan beda tinggi.
Hasil
penguk
uran
topograf
i areal
darat
PPI -
Pasarw
ajo
disajika
n dalam
satu
kesatua
n peta
dengan
hasil
penguk
uran
bathime
tri.
Seperti telah dijelaskan di Sub-Bab 2.1.2 di atas bahwa hasil survai bathimetri
digambarkan dalam satu kesatuan peta dengan topografi.
Pasang surut merupakan fenomena fisika oceanografi yang perlu dipelajari dalam upaya
memahami pola sirkulasi massa air laut. Parameter pasang surut ini umumnya
menentukan gerakan air dalam periode tengah harian sampai harian, tergantung pada
tipe pasut yang terjadi pada perairan tersebut.
Pengukuran pasang-surut muka air laut telah dilaksanakan pada lokasi proyek selama
periode tanggal 21-11-2000 jam 00:00 s/d tanggal 05-12-2000 jam 23:00. Analisis
harmonik atas data tersebut telah dilakukan untuk memperoleh konstanta-konstanta
pasang-surut setempat dengan menggunakan metode Admiralty,
Posisi pantai PPI - Pasarwajo yang terletak di Teluk Wajo relatif terlindung dari Laut
Flores. Dari hasil pengamatan dan peramalan pasang surut yang dilakukan oleh
Konsultan dapat diketahui bahwa tipe pasut di daerah studi memperlihatkan tipe
campuran condong ke harian ganda (mixed semi diurnal).
Dari hasil analisa yang dilakukan, diperoleh elevasi muka air sebagai berikut:
HWL : 260,00 cm
MSL : 140,00 cm
LWL : 0,00 cm
Data lapangan dan analisa data akan disajikan secara lengkap dalam Laporan
Penunjang.
Pengukuran arus dilakukan pada 2 titik (lihat peta) dan dilakukan pada saat Springtide
yaitu tanggal 26 November 2000 dan Neaptide yaitu tanggal 21 November 2000 masing-
masing selama 24 jam untuk kedalaman 0.2 D, 0.6 D dan 0.8 D. Pengukuran yang
dilakukan menggunakan alat Current Meter Toho Dentan yang memiliki kemampuan
pencatatan untuk arah magnetic dan kecepatan arus.
Kecepatan arus maksimum yang terjadi adalah 0.1 m/det pada saat Springtide dengan
arah 84o/86o, dan 0.09 m/det pada saat Neaptide dengan arah 270 o/281o. Kecepatan arus
ini dapat dikategorikan lambat/kecil sehingga tidak menyulitkan manuver kapal kecuali
untuk kapal yang bergerak menentang arah arus, akan mendapat sedikit hambatan
konstruksi dermaga, khususnya konstruksi penambat, perhitungan terhadap
pembebanan tambahan akibat gaya arus (drag force) pada badan kapal yang sedang
bertambat tetap harus dihitung.
Pada lokasi proyek proses sedimentasi secara relatif tidak berarti (tidak significant)
terutama pada wilayah lepas pantai perbukitan sedimentasi pada wilayah pantai berhutan
bakau yang terpengaruh pasang surut juga hanya mengalami proses sedimentasi agak
significant akibat dari erosi lapisan tanah perbukitannya dengan luas penyebaran hasil
erosi relatif kecil.
2.1.6. Gelombang
Lokasi proyek yang berada didalam Teluk agak terlindung dari penetrasi gelombang yang
terjadi di laut lepas pantainya. Gelombang yang terobservasi langsung selama survai
maupun yang diperoleh dari informasi berbagai pihak hanya berupa riak-riak kecil akibat
angin lokal dan berdasarkan hasil pengamatan selama waktu pelaksnaan survai tinggi
riak ombak yang terbesar berkisar sekitar 0,20 – 0,30 m, sedangkan tinggi gelombang
yang terjadi dilaut lepasnya berdasarkan informasi masyarakat nelayan maupun petugas
pemerintahan setempat berkisar lebih dari 2,00 m. Besarnya tinggi gelombang hasil
perhitungan akan disampaikan pada Laporan Penunjang.
Temperatur
Tinggi rendahnya suhu udara pada suatu tempat antara lain dipengaruhi
oleh kondisi dan ketinggian tempat tersebut dari permukaan air laut.
Makin tinggi posisi suatu tempat dari permukaan laut maka semakin
rendah suhu udara dan sebaliknya.
Wilayah daratan Buton yang umumnya mempunyai ketinggian dibawah
1000 m dari permukaan laut dan berada di sekitar daerah katulistiwa,
sehingga daerah ini beriklim tropis. Suhu udara minimum di kota Bau-bau
selama tahun 1998 dan 1999 berkisar antara 20,70 o – 22,13o, sedangkan
suhu udara maksimum selama tahun 1998-1999 berkisar antara 32,9 o -
33,29o.
Curah Hujan
Di Kabupaten Buton pada umumnya keadaan musimnya sama seperti
daerah-daerah lain di Indonesia yang mempunyai dua musim yaitu
musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi antara bulan
Maret dan April, dimana pada blan tersebut angin darat yang bertiup dari
benua Asia dan lautan pasifik mengandung banyak uap air. Musim
kemarau terjadi antara bulan Juli sampai September, dimana pada bulan
tersebut angin Timur bertiup dari benua Australia sifatnya kering dan
kurang mengandung uap air. Khusus pada bulan April dan Mei di daerah
ini arah angin tidak menentu, demikian pula dengan curah hujan,
sehinggga bulan-bulan ini merupakan musim pancaroba.
Sebagaimana wilayah Sulawesi Tenggara pada umumnya, curah hujan
di wilayah ini tidak merata sehingga menimbulkan adanya wilayah daerah
basah dengan curah hujan lebih dari 2000 mm per-tahun meliputi wilayah
Penyondiran (DCPT)
Hasil pengujian penyondiran (Dutch Cone Penetration Test) dari 5 titik
sondir di sekitar rencana pembangunan PPI - Pasarwajo dapat dilihat
pada tabel berikut.
11 - 20 62 - 200 24 - 46 Lempung
S.4 / B.4 0 - 10 3 - 57 5 - 11 Lempung lanauan
10 - 20 62 - 200 14 - >50 Lempung
S.5 / B.5 0 - 10 3 - 60 5 - 12 Lempung lanauan
10 - 20 67 - 200 16 - >50 Lempung
Tabel 2-4 Kedalaman Lapisan Tanah Keras Dari Data Sondir dan Boring
Data lapangan dan analisa data akan disajikan secara lengkap dalam Laporan
Penunjang.
TPI Pasarwajo yang berhadapan dengan teluk Pasarwajo terletak di Desa Pasarwajo
Kecamatan Pasarwajo, dengan kondisi pantai yang landai. Didepan TPI terdapat pulau
Palon kecil yang penduduknya 95% adalah nelayan. Lebih kurang 7 km di sebelah
kanan TPI Pasarwajo terdapat sebuah dermaga sepanjang 80 m milik perusahaan
penampung ikan yang memiliki cold storage - PT. Triko. Umumnya nelayan menjual hasil
tangkapan ke PT. Triko atau langsung ke pasar di kecamatan Pasarwajo yang berada di
dekat TPI.
Lokasi TPI Pasarwajo cukup strategis karena didukung oleh prasarana jalan aspal
dengan lebar + 4 m dan merupakan pangkalan terakhir dari angkutan umum dan pasar.
Disekitar TPI telah dipenuhi oleh rumah-rumah penduduk dan terdapat sebuah kantor
Bank Rakyat Indonesia (BRI). Jarak lokasi TPI dengan jalan + 1 km.
TPI Pasarwajo disamping sebagai Tempat Pendaratan Ikan, hasil tangkapan nelayan,
juga tempat pemasaran produk perikanan lainnya, baik itu hasil dari tambak maupun
rumput laut hasil budidaya, untuk wilayah selatan Buton, maka sentral pemasaran dan
pendaratannya adalah di TPI Pasarwajo, yang kemudian dibawah ke kota-kota lainnya
disekitarnya ataupun yang akan dikirim antar propinsi, misalnya ke Makassar, Kendari,
Surabaya dan Bitung (Sulawesi Utara).
Perkembangan produksi ikan di TPI Pasarwajo disajikan pada tabel 2-4 dibawah ini:
Dalam Tabel di atas terlihat bahwa jumlah produksi di TPI Pasarwajo mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun ( 1994-1998) dan hanya mengalami penurunan dari
tahun 1996 ke 1997 sebesar 6,74%. Namun prosentase produksi terus mengalami
peningkatan rata-rata sebesar 8,14% per tahun (1994-1998). Peningkatan yang relatif
rendah tersebut dimungkinkan karena dominannya armada perikanan yang berukuran
kecil (armada semut).
Kepemilikan lahan di sekitar TPI Pasarwajo adalah milik rakyatsehingga jika akan
direncanakan pembangunan PPI maka perlu pembebasan tanah. Dalam hal ini Bupati
Buton akan mengusahakan tanah untuk PPI ini. Melihat kondisi sekitar TPI pasarwajo
yang sedemikian padat, maka rencana pembangunan PPI Pasawajo digeser ke arah
dermaga PT. Triko sejauh 4,5 km dari TPI Pasarwajo, tepatnya terletak di desa Takimpo
Kecamatan pasarwajo.
1. Kondisi eksisting
Area rencana PPI saat ini merupakan ladang penduduk. Sebelah kiri
area rencana PPI merupakan hutan bakau yang merupakan wilayah
tanah adat. Informasi yang diperoleh dari masyarakat sekitar, permintaan
ganti rugi untuk per meter persegi sebesar Rp. 10.000,-. Sedangkan
untuk hutan bakau, saat ini pemuka adat tidak berkeberatan jika terkena
pembangunan PPI Pasarwajo.
Sumber mata air tawar berasal dari perbukitan di belakang lokasi PPI
yang berada dibawah penguasaan kepala desa setempat.
Pembangunan sub sektor perikanan yang dilaksanakan di seluruh Indonesia baik pada
tingkat wilayah maupun nasional yang pada hakekatnya merupakan kebijaksanaan
Pemerintah Indonesia yang berlandaskan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut:
Ikan dan hasil perikanan lainnya merupakan salah satu sumber protein
hewani masyarakat yang sangat vital. Dalam rangka pembangunan
bangsa, terhadap perbaikan dan peningkatan mutu gizi makanan perlu
lebih digiatkan. Salah satu jalan yang dapat ditempuh ialah dengan
meningkatkan konsumsi protein hewani yang berasal dari ikan. Dari segi
ini dapat dilihat arti penting peranan sub sektor perikanan dalam rangka
pembangunan nasional.
dibidang perikanan dengan tujuan antara lain agar semakin nyata dapat meningkatkan
taraf hidup masyarakat pada umumnya dan nelayan pada khususnya.