Anda di halaman 1dari 16

BAB

1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perencanaan wilayah merupakan suatu proses perencanaan pembangunan yang
dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang lebih
baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah, dan lingkungan nya dalam
wilayah tertentu, dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai sumber
daya yang ada, dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap,
tetap berpegang pada asas prioritas

Perencanaan wilayah merupakan salah satu sektor yang penting untuk


dikembangkan oleh setiap daerah, hal ini sebagai upaya mengatasi dan mencegah
masalah pada setiap daerah kedepannya. Menurut UU No. 26 tahun 2007
Perencanaan wilayah adalah proses untuk mengetahui dan menganalisis kondisi saat
ini, meramalkan perkembangan berbagai faktor, memperkirakan faktor-faktor
pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, menetapkan langkah-
langkah untuk mencapai tujuan serta menetapkan lokasi dan berbagai kegiatan yang
akan dilaksanakan.
Dalam perencanaan suatu wilayah ,jika tidak direncanakan dengan matang
akibatnya perencanaan yang dibuat tidak akan berjalan dengan baik, sehingga akan
memberikan dampak bagi wilayah yang direncanakan begitu pun sebaliknya.
Dampak perencanaan wilayah dapat dilihat dari segi dampak positif dan dampak
negatif. Sebagai contoh dampak positif dari perencanaan wilayah yang baik yaitu
terciptanya keseimbangan dan kesinambungan antara lingkungan atau ruang dengan
kegiatan yang berlangsung diatasnya. Sedangkan dampak negatifnya, apabila
perencanaan wilayah tidak dilakukan di suatu wilayah maka dengan sendirinya
pembangunan dan pengembangan wilayah tersebut tidak berjalan sesuai dengan
peruntukan nya.
Perencanaan wilayah di Indonesia hingga saat ini dinilai belum optimal, sebab
sesuai dengan amanat UU No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang pada pasal 3
menjelaskan bahwa penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah
yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Ketika kita berkaca pada keadaan
sekarang, bahwasanya penataan ruang di Indonesia belum memenuhi amanat
tersebut. Hal ini dikuatkan dengan masih adanya penyalahgunaan pemanfaatan
ruang, mulai dari kesesuaian lahan nya, alih fungsi kawasan lindung menjadi
kawasan budidaya dan lain sebagainnya.

1
Kajian Pertumbuhan Wilayah Pengembangan di Kota Ambon dalam hal
pemanfaatan ruang dalam kota dari tahun ke tahun menunjukan adanya
perkembangan kota Ambon. Kegiatan yang cenderung berorientasi di pusat kota
sehingga menjadikan pusat kota semakin padat perlahan dikembangkan ke arah
bagian luar pusat kota dalam hal ini di kawasan kecamatan Baguala yang merupakan
daerah pinggiran kota Ambon
Teluk Ambon Baguala (TAB) berpotensi menjadi pusat pertumbuhan baru di
kota Ambon setelah pusat kota.Teluk Ambon Baguala memiliki peran penting
dalam menunjang proses berjalan nya sebuah kota dengan mengacu pada Perda
RTRW Kota Ambon Bab 3 pasal 16 poin B yang menyatakan bahwa Passo
Kecamatan Teluk Ambon Baguala masuk dalam wilayah sekunder 1 yang
direncanakan melayani kota Ambon bagian timur terutama SWP 2, maka perlu
adanya perencanaan wilayah untuk mengatur sektor-sektor penunjang didalamnya.
Perencanaan Wilayah Kecamatan Baguala ini menjadi penting untuk dibuat
sehingga apa yang diamantkan oleh Undang- Undang yakni menciptakan ruang
yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan dapat terlaksana. Oleh sebab itu
dalam Studio Perencanaan wilayah ini kita harus mengetahui aspek fisik, sosial dan
ekonomi yang ada di wilayah studi yakni Kecamatan Baguala sehingga dari aspek-
aspek tersebut kita dapat menganalisis dan menyusun arahan tata ruang yang baik
dan sesuai dengan hasil analisis aspek fisik dan non fisik sesuai dengan kebutuhan
pada Kecamatan Baguala.

1.2 ISU PERMASALAHAN PADA WILAYAH STUDI


 Rawan Bencana Alam
Pada Kecamatan Baguala khusus nya wilayah pesisir pantai merupakan
daerah rawan bencana alam seperti banjir, Tanah Longsor, Banjir ROB dan
Tsunami ( PERDA RTRW Kota Ambon No.24 Tahun 2012 ). Hal ini
diakibatkan oleh Kenaikan Permukaan Air Laut yang terjadi terus menerus
setiap tahun nya, juga turun nya permukaan tanah di pesisir pantai akibat
masifnya pembangunan di kawasan pesisir dan pengambilan air tanah yang
berlebihan. Selain itu dengan banyaknya lereng-lereng perbukitan di kecamatan
Baguala menyebabkan sering terjadi tanah longsor ketika intensitas curah hujan
yang tinggi terjadi.

 Lingkungan
Wilayah pesisir Kecamatan Baguala Kota Ambon dikenal dengan ekosistem
mangrove nya, namun kenyataan kondisi eksisting yang terjadi berbanding
terbalik,ekosistem mangrove yang menjadi habitat untuk hewan – hewan laut
justru dirusak oleh manusia sendiri untuk kepentingan pribadi maupun instansi.
Sebagai contoh yaitu pembabatan kawasan mangrove di pesisir pantai Negeri
Halong untuk kepentingan pembangunan fasilitas Rumah Sakit Tentara Nasional
Indonesia ( TNI ) Angkatan Laut,ada pula pembangunan Rumah makan yang

2
mengambil sebagian ekosistem mangrove yang terletak di Pesisir Kelurahan
Lateri.

 Sosial
Maluku merupakan Provinsi Termiskin Ke-empat setelah Papua, Papua
Barat dan NTT, hal tersebut juga berdampak terhadap kota ambon sendiri yang
merupakan Ibukota Propinsi. Sulitnya lapangan pekerjaan menjadi hal yang
mendorong tinggi nya angka kemiskinan yang terjadi, ditambah dengan posisi
Kecamatan Baguala yang tidak jauh dari pusat kota ambon mengakibatkan
penduduk yang bermukim disana harus menyesuaikan kondisi hidup dengan laju
perkembangan zaman (Raihana,2012), mengingat wilayah Kecamatan Baguala
memiliki bentang alam yang berbukit dan pegunungan sehingga menyulitkan
masyarakat yang bermukim disana untuk mengembangkan usaha seperti
contohnya pertanian dan perkebunan.
 Wilayah Pesisir
Reklamasi pesisir pantai dan laut di Kota Ambon tepatnya di teluk Ambon
Baguala tentu saja memberikan dampak bahaya bagi masyarakat yang bermukim
di pesisir pantai karena berpotensi menenggelamkan desa-desa di kecamatan
Baguala. Hal tersebut diakibatkan oleh Reklamasi yang dilakukan untuk
pembangunan rumah sakit Siloam. Seperti yang dikutip dalam Putri Hulandari
(2021), Kepala Pusat Penilitian Laut Dalam Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) Ambon, Augy Syahilatua, mengatakan, reklamasi untuk
pembangunan Rumah Sakit Siloam memang memberikan pengaruh atas
bergesernya massa air laut. Reklamasi itu telah mendorong kolom air. LIPI tidak
mempersoalkan desain reklamasi yang dipakai pihak Siloam, tetapi sesuai teori,
massa air yang terdorong akibat reklamasi itu akan menyasar daerah-daerah
dataran rendah di sekitar Teluk Ambon diantaranya Desa Latta, Desa Lateri dan
Desa Passo.
 Pariwisata
Dalam segi pariwisata, Kecamatan Baguala memilik beberapa potensi
pariwisata yang tentu saja dapat menarik wisatawan baik mancanegara maupun
lokal untuk mengunjungi nya. Namun berdasarkan data yang dikeluarkan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Ambon, beberapa objek wisata yang terdapat
di Kecamatan Baguala belum dikembangkan dengan baik.
Tabel 1.1 Data Objek Wisata Kecamatan Baguala
Lokasi Obyek Wisata
(Desa/Kelurahan) Nama Jenis
Desa Passo Gereja Tua Sejarah
    Pantai Larier Pantai 1
    Hutan Wisata Alam 1
    Blok Huis Modelbrug Sejarah 1
    Air Terjun Passo Alam 1
    Pusat Dokumentasi Musik Sejarah
       
Desa Halong Pantai Halong Pantai 1

3
Keterangan : ¹ Belum dikembangkan
Sumber : Kecamatan Baguala dalam Angka 2021,BPS

 Ekonomi
Di Kecamatan Teluk Ambon Baguala, fasilitas perdagangan masih belum
tersebar merata dan juga belum terkelola dengan baik. Berdasarkan data Jumlah
fasilitas ekonomi baik pasar maupun pertokoan yang dikeluarkan oleh BPS Kota
Ambon, menunjukkan bahwa bangunan pasar permanen hanya terdapat pada
Desa Waiheru dan Desa Passo, begitu juga dengan pertokoan yang terdapat di
Kecamatan tersebut. Hal ini menjadi cerminan bahwa harus adanya perhatian
khusus dari pemerintah kota agar dapat mengembangkan potensi ekonomi di
wilayah Kecamatan Baguala mengingat arah perkembangan Kota yang
diamanatkan oleh RTRW Kota Ambon mengarah ke Kecamatan Baguala.

1.3 TUJUAN DAN SASARAN


1.3.1. Tujuan
Menyusun arahan perencanaan wilayah studi sesuai dengan analisis aspek
fisik lingkungan,sosial dan ekonomi wilayah studi dengan mengacu pada
pedoman penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.
1.3.2. Sasaran
1.Menganalisis Potensi dan Permasalahan Wilayah Studi
2.Menganalisis Aspek Fisik dan non Fisik Wilayah Studi
3.Menganalisis Sektor Unggulan Wilayah Studi
4.Menganalisis Struktur Ruang dan Pola Ruang Wilayah Studi
5.Menyusun Konsep Perencanaan Wilayah
6.Menyusun Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah
7.Menyusun Indikasi Program

1.4 RUANG LINGKUP


1.4.1 Ruang Lingkup Materi
Ruang Lingkup Materi pada Studio Perencanaan Wilayah ini terdiri dari :
1) Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Analisis Aspek Ekonomi, dan Analisis
Aspek Sosial Budaya
2) Merencanakan Struktur Ruang Wilayah Studi Sesuai dengan Kriteria yang Telah
Ditentukan
3) Merencanakan Pola Ruang Wilayah Studi Sesuai dengan Kriteria yang Telah
Ditentukan
4) Merumuskan Konsep Perencanaan Wilayah
5) Merumuskan Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah
6) Menyusun Indikasi Program
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah

4
Kecamatan Baguala merupakan salah satu dari 5 Kecamatan yang ada di
Wilayah administrasi Kota Ambon dengan wilayah kerja meliputi 4 Desa, 2
Negeri, dan 1 Kelurahan, 53 Rukun Warga (RW) dan 213 Rukun Tetangga (RT)
serta Ibukota Kecamatan nya adalah Desa Passo. Sesuai Peraturan Daerah Kota
Ambon Nomor 2 Tahun 2006 tentang Pembentukan Kecamatan, Luas daratan
Kecamatan Teluk Ambon Baguala adalah 40,11 Km².

Tabel 1.2 Luas Wilayah Kecamatan Baguala


No Nama Desa / Kelurahan Luas Desa / Kelurahan (Km2)

1 Waeheru 6,00

2 Nania 0,12

3 Negeri lama 4,50

4 Passo 11,38

5 Kelurahan Lateri 2,01

6 Halong 16,00

7 Latta 0,10

Sumber : Kecamatan Baguala dalam Angka 2021,BPS

Dari tabel pembagian Kecamatan Baguala berdasarkan Desa dan


Kelurahan diatas, dapat dilihat bahwa desa dengan luasan wilayah administratif
terbesar di kecamatan Baguala yaitu Desa Passo yang merupakan ibukota
Kecamatan dengan luas wilayah sebesar 11,38 Km2, Sedangkan wilayah terkecil
yaitu Desa Latta dengan luas wilayah 0,10 Km2.

Secara geografi,batas – batas administrasi Kecamatan Teluk Ambon Baguala


adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Leihitu ( Kab.Maluku Tengah )
Sebelah Selatan : Kecamatan Leitimur Selatan dan Kecamatan Sirimau
Sebelah Timur : Kecamatan Salahutu ( Kab.Maluku Tengah )
Sebelah Barat : Kecamatan Teluk Ambon dan Kecamatan Sirimau

5
Secara Topografi Kecamatan Teluk Ambon Baguala berupa dataran dengan
kemiringan sekitar 3 ˚ dan terletak pada ketinggian 0 – 50 mdpl. Terdapat
sembilan pegunungan atau perbukitan dengan yang tertinggi adalah Gunung Eril
486 mdpl dan dua sungai yang mengalir terus – menerus sepanjang tahun
dengan Sungai terpanjang adalah Way Tonahitu (6 Km) yang melalui Desa
Passo (Kecamatan Baguala dalam Angka 2021,Badan Pusat Statistik).

6
7
Gambar 1.1 Peta Administrasi Kecamatan Teluk Ambon Baguala

8
1.5 KERANGKA PIKIR
Berdasarkan beberapa konsep berpikir pada tinjauan pustaka, maka dapat
digambarkan modifikasi kerangka pikir dalam Studio Perencanaan Kecamatan Baguala,
sebagai berikut:

Perencanaan Wilayah Kecamatan Baguala

k
Penentuan Tema Studio
Kajian Literatur
Isu Permasalahan Awal
 Teori
Perencanaan  Rawan Bencana Alam
Wilayah Kajian Awal  Lingkungan
 Teori  Sosial
Perkembangan  Wilayah Pesisir
Kota
 Pariwisata
Identifikasi Isu Permasalahan di
 Ekonomi
Kecamatan Baguala

Aspek Fisik Aspek Ekonomi Aspek Sosial /


Budaya

Analisis Ruang LIngkup

Analisis Fisik Analisis Ekonomi Analisis Sosial / Budaya

Temuan Tata Ruang

Konsep Perencanaan Kec. Baguala

Arahan RTRW :

 Arahan Rencana Struktur Ruang


 Arahan Rencana Pola Ruang
 Arahan Pemanfaatan Ruang

Indikasi Program
9
1.6 DESAIN SURVEY
1.6.1 Kebutuhan Data
Kebutuhan data yang kami gunakan disini adalah Data primer dan Data Sekunder,
yaitu :
1. Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti secara langsung contonya INPUT
yaitu diperoleh dari responden melalui kuisioner, kelompok fokus dan panel,
atau juga data hasil wawancara peneliti dengan narasumber. Pada kecamatan
Teluk Ambon Baguala yang menjadi sumber data primer dalam tugas ini
adalah melalui survey/observasi lapangan untuk mengambil data sarana seperti
sarana perkantoran, sarana transportasi RTH (Ruang terbuka hijau), sarana
Kesehatan, sarana peribadatan, sarana Pendidikan, sarana perdagangan dan
sarana jasa. Sedangkan data prasarana seperti jaringan jalan, jaringan
pedestrian, jaringan drainase, jaringan air bersih, jaringan telepon, jaringan
listrik dan persebaran TPS.
2. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber yang
sudah ada, data ini juga dapat di katakan data yang tersusun dalam bentuk
dokumen-dokumen. Pada kecamatan Teluk Ambon Baguala tugas yang kita
dapat dari Lembaga-lembaga atau organisasi seperti BPS (Kecamatan Teluk
Ambon Baguala dalam angka) yaitu data administrasi, data kependudukan dan
data sarana prasarana. PROSES

1.6.2 Tahapan Pengumpulan data


Ada beberapa Tahapan pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian ini
diantaranya :
1. Wawancara merupakan Tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan
narasumber untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang suatu
hal, seperti Wawancara kepada Kepala Camat, Komunitas Pemerhati
Lingkungan, maupun Masyarakat.
2. Telaah dokumen merupakan suatu pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun
tertulis. Dalam dokumen ini diperoleh data berupa profil kelurahan, kegiatan
yang pernah dilakukan pada kelurahan yang di dalamnya di lampirkan foto
yang merupakan dokumentasi. OUTPUT

1.6.3 Metode Analisis


Berdasarkan judul penelitian diatas maka ada dua metode analisis yang di ambil
dalam penelitian ini di antaranya :
1) Analisis deskriptif Kualitatif merupakan teknik analisis yang difokuskan pada
pemahaman akan suatu permasalahan, konteks, kompleksitas, dan subjektivitas.

10
Sumber data kualitatif bisa berupa teks, audio, dan juga data visual (gambar atau
video).
2) Analisis Proyeksi Penduduk merupakan teknik analisis dengan cara
menggambarkan jumlah penduduk berdasarkan perhitungan tertentu yang
didasarkan pada asumsi komponen yang bekerja didalamnya yang meliputi
kelahiran, kematian, dan migrasi.
3) Analisis Overlay merupakan teknik analisis data yang menggabungkan dua atau
lebih, data informasi yang dapat menghasilkan informasi baru. Analisis overlay
memiliki syarat yaitu terdapat pada lokasi yang sama dan koordinat yang sama

Tabel 1.3. Kebutuhan Data Studio Kecamatan Baguala

11
12
1.7 RENCANA KERJA
Tabel 1.4. Rencana Kerja Kelompok
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
No. MATERI
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
I TAHAP PERSIAPAN                                
1 PENAJAMAN LATAR BELAKANG                             
2 IDENTIFIKASI ISU PERMASALAHAN AWAL WILAYAH STUDI                               
3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI                               
4 PENYUSUNAN KERANGKA PIKIR                               
PENYUSUNAN TABEL KEBUTUHAN DATA DAN METODE
5                               
ANALISIS
6 PENYUSUNAN TABEL RENCANA KERJA                              
II PENINJAUAN TEORI PERENCANAAN WILAYAH                                
1 TINJAUAN TEORI PERENCANAAN WILAYAH                                
2 KEBIJAKAN EKSTERNAL                                
3 KEBIJAKAN INTERNAL                                
4 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTORAL                                
III TAHAP IDENTIFIKASI WILAYAH STUDI                                
1 IDENTIFIKASI ASPEK FISIK ALAM DAN LINGKUNGAN                                
2 IDENTIFIKASI ASPEK EKONOMI                                
3 IDENTIFIKASI ASPEK SOSIAL BUDAYA                                
IV TAHAP ANALISIS WILAYAH                                
1 ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL DAN SEKTORAL                                
2 ANALISIS ASPEK FISIK                                
3 ARAHAN KESESUAIAN LAHAN                                
4 ANALISIS SOSIAL KEPENDUDUKAN                                
5 ANALISIS EKONOMI WILAYAH                                
ANALISIS SEBARAN, KETERSEDIAAN, KEBUTUHAN SARANA
6                                
DAN PRASARANA WILAYAH
7 ANALISIS SISTEM PERKOTAAN                                
8 ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH                                
9 ANALISIS TEMUAN TATA RUANG WILAYAH                                
V TAHAP PERUMUSAN KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH                                
VI TAHAP PERUMUSAN ARAHAN TATA RUANG                                
1 ARAHAN RENCANA STRUKTUR RUANG                                
2 ARAHAN RENCANA POLA RUANG                                

13
3 ARAHAN PEMANFAATAN RUANG                                
VII TAHAP PENYUSUNAN INDIKASI PROGRAM                                

14
1.8 PEMBAGIAN TUGAS

Tabel 1.5. Pembagian Tugas Laporan Studio Perencanaan Wilayah

No. MATERI PENANGGUNG JAWAB

I TAHAP PERSIAPAN ERIANDA PUTRA (202074013)

1 PENAJAMAN LATAR BELAKANG


IDENTIFIKASI ISU PERMASALAHAN AWAL WILAYAH NILA A TUASIKAL (202074027)
2
STUDI
3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI SINDI FATIKASARI (202074029)
4 PENYUSUNAN KERANGKA PIKIR ERIANDA PUTRA (202074013)
PENYUSUNAN TABEL KEBUTUHAN DATA DAN METODE
5 NURUL LEWENUSSA (202074033)
ANALISIS
6 PENYUSUNAN TABEL RENCANA KERJA DANIEL NOYA (202074035)
7 PENYUSUNAN TABEL PEMBAGIAN TUGAS
ANGELITA TOBING (202074039)
8 PENYUSUNAN SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
II PENINJAUAN TEORI PERENCANAAN WILAYAH ERIANDA PUTRA (202074013)
1 TINJAUAN TEORI PERENCANAAN WILAYAH M RISKA PANIGFAT (202074095)
2 KEBIJAKAN EKSTERNAL SYENNI TUHALAURUW (202074041)
3 KEBIJAKAN INTERNAL NUR WAHYUNI MALAWAT
(202074045)
4 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTORAL
ALMAN R RUMADAN (202074097)
III TAHAP IDENTIFIKASI WILAYAH STUDI ERIANDA PUTRA (202074013)
1 IDENTIFIKASI ASPEK FISIK ALAM DAN LINGKUNGAN M RISKA PANIGFAT (202074095)
2 IDENTIFIKASI ASPEK EKONOMI ALMAN RUMADAN (202074097)
3 IDENTIFIKASI ASPEK SOSIAL BUDAYA NILA A TUASIKAL (202074027)
IV TAHAP ANALISIS WILAYAH
SINDI FATIKASARI (202074029)
1 ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL DAN SEKTORAL
2 ANALISIS ASPEK FISIK
NURUL LEWENUSSA (202074033)
3 ARAHAN KESESUAIAN LAHAN
4 ANALISIS SOSIAL KEPENDUDUKAN DANIEL NOYA (202074035)
5 ANALISIS EKONOMI WILAYAH ALMAN RUMADAN (202074097)
ANALISIS SEBARAN, KETERSEDIAAN, KEBUTUHAN
6 ANGELITA TOBING (202074039)
SARANA DAN PRASARANA WILAYAH
7 ANALISIS SISTEM PERKOTAAN SYENNI TUHALAURUW (202074041)
8 ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH M RISKA PANIGFAT (202074095)
9 ANALISIS TEMUAN TATA RUANG WILAYAH ALL TEAM
TAHAP PERUMUSAN KONSEP PENGEMBANGAN
V
WILAYAH
ALL TEAM
VI TAHAP PERUMUSAN ARAHAN TATA RUANG
1 ARAHAN RENCANA STRUKTUR RUANG
2 ARAHAN RENCANA POLA RUANG ERIANDA PUTRA (202074013)
3 ARAHAN PEMANFAATAN RUANG ANGELITA TOBING (202074039)
SINDI FATIKASARI (202074029)
VII TAHAP PENYUSUNAN INDIKASI PROGRAM
SYENNI TUHALAURUW (202074041)

1.9 SISTEMATIKA PENULISAN


15
Dalam penulisan laporan Studio Perencanaan wilayah ini terdiri dari tujuh bab yang
digunakan, untuk dapat memahami isi dari laporan keseluruhan terdapat sistematika
penulisan dalam penyusunan pembahasan pada laporan ini sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan Latar belakang, isu permasalahan, tujuan dan sasaran penelitian,
ruang lingkup (Ruang lingkup materi, Ruang lingkup wilayah), kerangka pikir studi,
desain
survei, rencana kerja, serta pembagian tugas.

BAB II TINJAUAN TEORI DAN KEBIJAKAN


Bab ini berisikan Tinjauan Teori Perencanaan Wilayah, Kebijakan Eksternal (RTRW
Nasional, RTRW Provinsi, RTR terkait wilayah studi), Kebijakan Internal (RTRW
Kabupaten/kota, RPJMD Kabupaten/kota, RPJPD Kabupaten/kota), serta Kebijakan
Pembangunan Sektoral (Rencana Induk Pariwisata, Masterplan, Kawasan Agropolitan dll).

BAB III KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI


Bab ini berisikan Kondisi Fisik Alam dan Lingkungan , Kondisi Fisik Alam Wilayah
(Geografis, Topografi, Geomorfologi dan kemampuan tanah, hidrologi, klimatologi,
geologi dan jenis tanah serta kondisi lahan), Kondisi Kebencanaan, Kondisi Ekonomi
(Sumber daya alam yang meliputi pertanian, kehutanan, pertambangan, perkebunan dll,
Sumber daya buatan yang meliputi sarana dan prasaran, Aspek Perekonomian meliputi
PDRB,investasi, PAD dll) serta Kondisi Sosial Budaya (Kependudukan dan sumber daya
manusia, kondisi budaya lokal).
BAB IV ANALISIS PERENCANAAN WILAYAH
Bab ini berisikan Analisis Kebijakan Spasial dan Sektoral , Analisis Fisik Wilayah
(Analisis Potensi sumber daya alam, Analisi daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup wilayah yang meliputi Analisis Kemampuan lahan dan Analisis kesesuain lahan),
Arahan Kesesuaian Lahan, Analisis Sosial Kependudukan, Analisis Ekonomi Wilayah,
Analisis Sebaran, Ketersediaan, Kebutuhan Sarana dan Prasarana Wilayah, Analisis Sistem
Perkotaan (Skalogram, Skala Gutman, Indeks Sentralitas, Sociogram, Christaller dsb),
Analisis Kemampuan Keuangan Daerah serta Temuan Analisis Tata Ruang Wilayah.
BAB V KONSEP PERENCANAAN WILAYAH
Bab ini berisikan Rumusan Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pengembang Wilayah
serta Konsep Perencanaan Wilayah (Berdasarkan Hasil Analisis).

BAB VI ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH


Bab ini berisikan Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang, Arahan Rencana
Struktur Ruang, Arahan Rencana Pola Ruang serta Arahan Pemanfaatan Ruang.

BAB VII INDIKASI PROGRAM

16

Anda mungkin juga menyukai