1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perencanaan wilayah merupakan suatu proses perencanaan pembangunan yang
dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang lebih
baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah, dan lingkungan nya dalam
wilayah tertentu, dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai sumber
daya yang ada, dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap,
tetap berpegang pada asas prioritas
1
Kajian Pertumbuhan Wilayah Pengembangan di Kota Ambon dalam hal
pemanfaatan ruang dalam kota dari tahun ke tahun menunjukan adanya
perkembangan kota Ambon. Kegiatan yang cenderung berorientasi di pusat kota
sehingga menjadikan pusat kota semakin padat perlahan dikembangkan ke arah
bagian luar pusat kota dalam hal ini di kawasan kecamatan Baguala yang merupakan
daerah pinggiran kota Ambon
Teluk Ambon Baguala (TAB) berpotensi menjadi pusat pertumbuhan baru di
kota Ambon setelah pusat kota.Teluk Ambon Baguala memiliki peran penting
dalam menunjang proses berjalan nya sebuah kota dengan mengacu pada Perda
RTRW Kota Ambon Bab 3 pasal 16 poin B yang menyatakan bahwa Passo
Kecamatan Teluk Ambon Baguala masuk dalam wilayah sekunder 1 yang
direncanakan melayani kota Ambon bagian timur terutama SWP 2, maka perlu
adanya perencanaan wilayah untuk mengatur sektor-sektor penunjang didalamnya.
Perencanaan Wilayah Kecamatan Baguala ini menjadi penting untuk dibuat
sehingga apa yang diamantkan oleh Undang- Undang yakni menciptakan ruang
yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan dapat terlaksana. Oleh sebab itu
dalam Studio Perencanaan wilayah ini kita harus mengetahui aspek fisik, sosial dan
ekonomi yang ada di wilayah studi yakni Kecamatan Baguala sehingga dari aspek-
aspek tersebut kita dapat menganalisis dan menyusun arahan tata ruang yang baik
dan sesuai dengan hasil analisis aspek fisik dan non fisik sesuai dengan kebutuhan
pada Kecamatan Baguala.
Lingkungan
Wilayah pesisir Kecamatan Baguala Kota Ambon dikenal dengan ekosistem
mangrove nya, namun kenyataan kondisi eksisting yang terjadi berbanding
terbalik,ekosistem mangrove yang menjadi habitat untuk hewan – hewan laut
justru dirusak oleh manusia sendiri untuk kepentingan pribadi maupun instansi.
Sebagai contoh yaitu pembabatan kawasan mangrove di pesisir pantai Negeri
Halong untuk kepentingan pembangunan fasilitas Rumah Sakit Tentara Nasional
Indonesia ( TNI ) Angkatan Laut,ada pula pembangunan Rumah makan yang
2
mengambil sebagian ekosistem mangrove yang terletak di Pesisir Kelurahan
Lateri.
Sosial
Maluku merupakan Provinsi Termiskin Ke-empat setelah Papua, Papua
Barat dan NTT, hal tersebut juga berdampak terhadap kota ambon sendiri yang
merupakan Ibukota Propinsi. Sulitnya lapangan pekerjaan menjadi hal yang
mendorong tinggi nya angka kemiskinan yang terjadi, ditambah dengan posisi
Kecamatan Baguala yang tidak jauh dari pusat kota ambon mengakibatkan
penduduk yang bermukim disana harus menyesuaikan kondisi hidup dengan laju
perkembangan zaman (Raihana,2012), mengingat wilayah Kecamatan Baguala
memiliki bentang alam yang berbukit dan pegunungan sehingga menyulitkan
masyarakat yang bermukim disana untuk mengembangkan usaha seperti
contohnya pertanian dan perkebunan.
Wilayah Pesisir
Reklamasi pesisir pantai dan laut di Kota Ambon tepatnya di teluk Ambon
Baguala tentu saja memberikan dampak bahaya bagi masyarakat yang bermukim
di pesisir pantai karena berpotensi menenggelamkan desa-desa di kecamatan
Baguala. Hal tersebut diakibatkan oleh Reklamasi yang dilakukan untuk
pembangunan rumah sakit Siloam. Seperti yang dikutip dalam Putri Hulandari
(2021), Kepala Pusat Penilitian Laut Dalam Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) Ambon, Augy Syahilatua, mengatakan, reklamasi untuk
pembangunan Rumah Sakit Siloam memang memberikan pengaruh atas
bergesernya massa air laut. Reklamasi itu telah mendorong kolom air. LIPI tidak
mempersoalkan desain reklamasi yang dipakai pihak Siloam, tetapi sesuai teori,
massa air yang terdorong akibat reklamasi itu akan menyasar daerah-daerah
dataran rendah di sekitar Teluk Ambon diantaranya Desa Latta, Desa Lateri dan
Desa Passo.
Pariwisata
Dalam segi pariwisata, Kecamatan Baguala memilik beberapa potensi
pariwisata yang tentu saja dapat menarik wisatawan baik mancanegara maupun
lokal untuk mengunjungi nya. Namun berdasarkan data yang dikeluarkan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Ambon, beberapa objek wisata yang terdapat
di Kecamatan Baguala belum dikembangkan dengan baik.
Tabel 1.1 Data Objek Wisata Kecamatan Baguala
Lokasi Obyek Wisata
(Desa/Kelurahan) Nama Jenis
Desa Passo Gereja Tua Sejarah
Pantai Larier Pantai 1
Hutan Wisata Alam 1
Blok Huis Modelbrug Sejarah 1
Air Terjun Passo Alam 1
Pusat Dokumentasi Musik Sejarah
Desa Halong Pantai Halong Pantai 1
3
Keterangan : ¹ Belum dikembangkan
Sumber : Kecamatan Baguala dalam Angka 2021,BPS
Ekonomi
Di Kecamatan Teluk Ambon Baguala, fasilitas perdagangan masih belum
tersebar merata dan juga belum terkelola dengan baik. Berdasarkan data Jumlah
fasilitas ekonomi baik pasar maupun pertokoan yang dikeluarkan oleh BPS Kota
Ambon, menunjukkan bahwa bangunan pasar permanen hanya terdapat pada
Desa Waiheru dan Desa Passo, begitu juga dengan pertokoan yang terdapat di
Kecamatan tersebut. Hal ini menjadi cerminan bahwa harus adanya perhatian
khusus dari pemerintah kota agar dapat mengembangkan potensi ekonomi di
wilayah Kecamatan Baguala mengingat arah perkembangan Kota yang
diamanatkan oleh RTRW Kota Ambon mengarah ke Kecamatan Baguala.
4
Kecamatan Baguala merupakan salah satu dari 5 Kecamatan yang ada di
Wilayah administrasi Kota Ambon dengan wilayah kerja meliputi 4 Desa, 2
Negeri, dan 1 Kelurahan, 53 Rukun Warga (RW) dan 213 Rukun Tetangga (RT)
serta Ibukota Kecamatan nya adalah Desa Passo. Sesuai Peraturan Daerah Kota
Ambon Nomor 2 Tahun 2006 tentang Pembentukan Kecamatan, Luas daratan
Kecamatan Teluk Ambon Baguala adalah 40,11 Km².
1 Waeheru 6,00
2 Nania 0,12
4 Passo 11,38
6 Halong 16,00
7 Latta 0,10
5
Secara Topografi Kecamatan Teluk Ambon Baguala berupa dataran dengan
kemiringan sekitar 3 ˚ dan terletak pada ketinggian 0 – 50 mdpl. Terdapat
sembilan pegunungan atau perbukitan dengan yang tertinggi adalah Gunung Eril
486 mdpl dan dua sungai yang mengalir terus – menerus sepanjang tahun
dengan Sungai terpanjang adalah Way Tonahitu (6 Km) yang melalui Desa
Passo (Kecamatan Baguala dalam Angka 2021,Badan Pusat Statistik).
6
7
Gambar 1.1 Peta Administrasi Kecamatan Teluk Ambon Baguala
8
1.5 KERANGKA PIKIR
Berdasarkan beberapa konsep berpikir pada tinjauan pustaka, maka dapat
digambarkan modifikasi kerangka pikir dalam Studio Perencanaan Kecamatan Baguala,
sebagai berikut:
k
Penentuan Tema Studio
Kajian Literatur
Isu Permasalahan Awal
Teori
Perencanaan Rawan Bencana Alam
Wilayah Kajian Awal Lingkungan
Teori Sosial
Perkembangan Wilayah Pesisir
Kota
Pariwisata
Identifikasi Isu Permasalahan di
Ekonomi
Kecamatan Baguala
Arahan RTRW :
Indikasi Program
9
1.6 DESAIN SURVEY
1.6.1 Kebutuhan Data
Kebutuhan data yang kami gunakan disini adalah Data primer dan Data Sekunder,
yaitu :
1. Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti secara langsung contonya INPUT
yaitu diperoleh dari responden melalui kuisioner, kelompok fokus dan panel,
atau juga data hasil wawancara peneliti dengan narasumber. Pada kecamatan
Teluk Ambon Baguala yang menjadi sumber data primer dalam tugas ini
adalah melalui survey/observasi lapangan untuk mengambil data sarana seperti
sarana perkantoran, sarana transportasi RTH (Ruang terbuka hijau), sarana
Kesehatan, sarana peribadatan, sarana Pendidikan, sarana perdagangan dan
sarana jasa. Sedangkan data prasarana seperti jaringan jalan, jaringan
pedestrian, jaringan drainase, jaringan air bersih, jaringan telepon, jaringan
listrik dan persebaran TPS.
2. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber yang
sudah ada, data ini juga dapat di katakan data yang tersusun dalam bentuk
dokumen-dokumen. Pada kecamatan Teluk Ambon Baguala tugas yang kita
dapat dari Lembaga-lembaga atau organisasi seperti BPS (Kecamatan Teluk
Ambon Baguala dalam angka) yaitu data administrasi, data kependudukan dan
data sarana prasarana. PROSES
10
Sumber data kualitatif bisa berupa teks, audio, dan juga data visual (gambar atau
video).
2) Analisis Proyeksi Penduduk merupakan teknik analisis dengan cara
menggambarkan jumlah penduduk berdasarkan perhitungan tertentu yang
didasarkan pada asumsi komponen yang bekerja didalamnya yang meliputi
kelahiran, kematian, dan migrasi.
3) Analisis Overlay merupakan teknik analisis data yang menggabungkan dua atau
lebih, data informasi yang dapat menghasilkan informasi baru. Analisis overlay
memiliki syarat yaitu terdapat pada lokasi yang sama dan koordinat yang sama
11
12
1.7 RENCANA KERJA
Tabel 1.4. Rencana Kerja Kelompok
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
No. MATERI
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
I TAHAP PERSIAPAN
1 PENAJAMAN LATAR BELAKANG
2 IDENTIFIKASI ISU PERMASALAHAN AWAL WILAYAH STUDI
3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
4 PENYUSUNAN KERANGKA PIKIR
PENYUSUNAN TABEL KEBUTUHAN DATA DAN METODE
5
ANALISIS
6 PENYUSUNAN TABEL RENCANA KERJA
II PENINJAUAN TEORI PERENCANAAN WILAYAH
1 TINJAUAN TEORI PERENCANAAN WILAYAH
2 KEBIJAKAN EKSTERNAL
3 KEBIJAKAN INTERNAL
4 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTORAL
III TAHAP IDENTIFIKASI WILAYAH STUDI
1 IDENTIFIKASI ASPEK FISIK ALAM DAN LINGKUNGAN
2 IDENTIFIKASI ASPEK EKONOMI
3 IDENTIFIKASI ASPEK SOSIAL BUDAYA
IV TAHAP ANALISIS WILAYAH
1 ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL DAN SEKTORAL
2 ANALISIS ASPEK FISIK
3 ARAHAN KESESUAIAN LAHAN
4 ANALISIS SOSIAL KEPENDUDUKAN
5 ANALISIS EKONOMI WILAYAH
ANALISIS SEBARAN, KETERSEDIAAN, KEBUTUHAN SARANA
6
DAN PRASARANA WILAYAH
7 ANALISIS SISTEM PERKOTAAN
8 ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
9 ANALISIS TEMUAN TATA RUANG WILAYAH
V TAHAP PERUMUSAN KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH
VI TAHAP PERUMUSAN ARAHAN TATA RUANG
1 ARAHAN RENCANA STRUKTUR RUANG
2 ARAHAN RENCANA POLA RUANG
13
3 ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
VII TAHAP PENYUSUNAN INDIKASI PROGRAM
14
1.8 PEMBAGIAN TUGAS
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan Latar belakang, isu permasalahan, tujuan dan sasaran penelitian,
ruang lingkup (Ruang lingkup materi, Ruang lingkup wilayah), kerangka pikir studi,
desain
survei, rencana kerja, serta pembagian tugas.
16