net/publication/316668501
CITATIONS READS
0 4,571
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN KOTAMOBAGU, SULAWESI UTARA Studi Kasus: Permukiman Kelurahan
Gogagoman View project
All content following this page was uploaded by Veronica A. Kumurur on 04 May 2017.
HASIL PENELITIAN
Indonesia hal paling kompleks yang muncul pesisir kabupaten Boalemo. Kawasan
dari masalah permukiman ini yakni tumbuh permukiman suku Bajo termasuk dalam
dan menjamurnya kawasan permukiman– kategori permukiman tradisional yang
permukiman kumuh yang tersebar di seluruh memiliki karakter unik didalamnya baik dari
wilayah Indonesia baik itu kota maupun bentuk rumah, sosial serta budaya
kabupaten. Tumbuh dan berkembangnya penduduknya, contohnya seperti tinggal diatas
permukiman kumuh disebabkan oleh berbagai air.
hal seperti urbanisasi dan pertumbuhan Berdasarkan observasi awal di Desa
penduduk (Doxiadis, 1968). Bajo, kawasan permukiman tradisional ini
Meningktanya angka pertumbuhan memiliki ciri-ciri yang dikategorikan sebagai
penduduk di Indonesia tidak sebanding kawasan permukiman kumuh diantaranya
dengan adanya pembukaan lahan-lahan seperti kondisi hunian yang tidak teratur,
permukiman, oleh sebab itu banyak lahan- adanya kepadatan bangunan, serta kurangnya
lahan yang tidak seharusnya untuk fasilitas-fasilias umum untuk sebuah
permukiman tapi dijadikan kawasan permukiman dengan berbagai permasalahan
permukiman yang akhirnya terkategori dalam didalamnya. Padahal kawasan ini memiliki
permukiman kumuh karena dibangun tanpa potensi untuk menjadi suatu objek wisata di
fasilitas yang seharusnya. Boalemo. Oleh sebab itu dilakukan penelitian
Permukiman kumuh adalah kawasan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang
permukiman yang mengalami penurunan menyebabkan kekumuhan di kawasan
kualitas baik secara fisik maupun sosail, permukiman pesisir tradisional suku Bajo
ekonomi, dan juga budaya masyarakat. yang terletak di Desa Bajo Kecamatan
Keberadaan permukiman kumuh meskipun Tilamuta Kabupaten Boalemo Provinsi
tidak di kehendaki namun harus kita akui Gorontalo.
bahwa keberadaannya sulit untuk dihindari
dalam perkembangan wilayah baik kota Permukiman Kumuh
maupun kabupaten. Kantong-kantong kumuh Permukiman adalah bagian dari
semakin hari seakan merajalela disemua lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari
wilayah, seperti halnya di Provinsi Gorontalo satu satuan perumahan yang mempunyai
yang masih tergolong sebagai provinsi baru. prasarana, sarana, utilitas umum, serta
Dalam hal ini konsentrasi penelitian lebih mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di
kepada kabupaten Boalemo karena wilayah kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
tersebut tergolong dalam wilayah dengan Menurut UU No.1 Tahun 2011 pasal 1
tingkat kepadatan yang rendah namun tentang perumahan dan kawasan permukiman,
memiliki tingkat kemiskinan yang tergolong dijelaskan bahwa kawasan permukiman
lebih tinggi, dibandingkan wilayah-wilayah adalah bagian dari lingkungan hidup di luar
lain di Provinsi Gorontalo sehingga kawasan lindung, baik berupa kawasan
berpotensi besar dalam melahirkan lebih perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi
banyak kantong-kantong kumuh. sebagai lingkungan tempat tinggal atau
Kabupaten Boalemo memiliki letak lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
pusat pemerintahan yang tidak jauh dari mendukung perikehidupan dan penghidupan.
kawasan pesisir sehingga banyak kawasan Permukiman kumuh adalah
permukiman tumbuh dan berkembang permukiman yang tidak layak huni karena
tersebar di wilayah pesisir. Salah satu ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan
kawasan permukiman pesisir yang memiliki bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan
daya tarik tersendiri dibanding kawasan serta sarana dan prasarana yang tidak
permukiman lain yaitu kawasan permukiman memenuhi syarat (UU No.1 Tahun 2011).
suku Bajo yang letaknya berada dikawasan
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEKUMUHAN KAWASAN... 165
Menururt Bianpoen (1991) dalam atau dimensi seperti tingkat kepadatan dan
Auliannisa. D (2009), lingkungan keteraturan bangunan, kualitas bangunan,
permukiman kumuh dapat digambarkan kondisi sarana dan prasarana dan utilitas
sebagai lingkungan permukiman yang kondisi umum yang memenuhi persyaratan dan tidak
tempat tinggal atau tempat huniannya membahayakan penghuni, serta kondisi sosial
berdesakan, luas rumah tidak sebanding ekonomi masyarakat lokal. Aspek dan kriteria
dengan jumlah penghuni, rumah berfungsi kawasan permukiman kumuh seperti pada
sekedar tempat istirahat dan melindungi diri Tabel 1.
dari panas, dingin dan hujan, lingkungan dan
tata permukimannya tidak teratur, bangunan Kawasan Permukiman Pesisir
sementara, tanpa perencanaan, prasarana Pada dasarnya wilayah pesisir adalah
kurang (MCK air bersih, saluran buangan, wilayah yang merupakan tanda atau batasan
listrik, gang lingkungan jorok dan menjadi wilayah daratan dan wilayah perairan yang
sarang penyakit), fasilitas sosial kurang mana proses kegiatan atau aktivitas bumi dan
(sekolah, rumah ibadah, balai pengobatan), penggunaan lahan masih mempengaruhi
mata pencaharian penghuni tidak tetap dan proses dan fungsi kelautan (Kay dan Alder,
usaha non-formal, tanah bukan milik 1999). Menurut Suprihayono (2007) wilayah
penghuni, pendidikan rendah, penghuni sering pesisir adalah wilayah pertemuan antara
Tabel 1. Identifikasi Faktor-faktor Kekumuhan Berdasarkan
Indikator Kumuh
tidak tercatat sebagai warga setempat, rawan daratan dan laut ke arah darat wilayah pesisir
kebakaran, banjir dan rawan terhadap meliputi bagian daratan, baik kering maupun
timbulnya penyakit. terendam air, yang masih dipengaruhi oleh
sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut,
Kriteria Kawasan Permukiman Kumuh dan perembesan air asin.
Berdasarkan draft Panduan Identifikasi Permukiman pesisir adalah suatu
Kawasan Permukiman Kumuh Direktorat lingkungan hunian yang terlatak di wilayah
Pengembangan Permukiman Dirjen Cipta antara pertemuan daratan dan lautan yang
Karya Kementrian PU, penentuan kriteria didalamnya terdapat kegiatan penghidupan
kawasan permukiman kumuh dilakukan oleh kelompok pemukim tersebut yang
dengan mempertimbangkan berbagai aspek
166 D.M. DAMISI, V.A. KUMURUR & R.L.E. SELA
Kondisi air limbah, tidak jauh berbeda atau SPM. Mayoritas greywater dibuang ke
tinggal di laut. Namun hal ini tidak terlihat Kedua faktor tersebut dikatakan
lagi di kawasan permukiman Desa Bajo sebagai faktor dominan karena
Tilamuta. Hal yang menjadi tradisi tersebut berdasarkan analisis skoring memiliki
yang tujuannya adalah untuk menjaga bobot tertinggi sebagai nilai
ekosistem laut dan kelestarian pesisir laut, kekumuhan berdasarkan indikator yang
berbanding terbalik dengan keadaan Desa ada, dan berdasarkan karakter lokal
Bajo Tilamuta. Ditunjukkan dengan dengan masyarakat Bajo di kawasan
terindentifikasinya faktor-faktor kekumuhan permukiman Desa Bajo.
di kawasan permukiman Desa Bajo Tilamuta.
Tradisi yang di emban para leluhur,
mulai memudar sedikit demi sedikit, karena DAFTAR PUSTAKA
aspek modernitas yang mulai masuk di Amir. 2007. Model Komunikasi
kawasan permukiman Desa Bajo Tilamuta. Pembangunan Dalam Penyediaan
Kearifan lokal Suku Bajo dalam menjaga Prasarana Perdesaan Di Kawasan
kelestarian pesisir dan laut, kini tinggal Pesisir Utara Jawa Tengah (Studi
menjadi sebuah semboyan mulia yang Kasus Desa Morodemak dan Purwosari
tergerus oleh modernitas sehingga Kabupaten Demak). Semanarang:
kekumuhan tidak terhindarkan lagi. UNDIP
Memperihatinkan, laut yang dulunya Auliannisa, D. 2009. Permukiman Kumuh Di
disakralkan Suku Bajo dan menjadi andalan Kota Bandung. Depok: Universitas
satu-satunya bagi Suku Bajo baik sebagai Indonesia
tempat tinggal hingga ladang untuk mencari Doxiadis, Constantinos A. 1968. An
ikan yang merupakan mata pencaharian utama Introduction To The Science Of Human
masyarakat Bajo, kini terkesan hanya sebagai Settlements-Ekistics. London:
hal yang biasa saja atau tidak sesakral dulu. Hutchinson of London
Kawasan permukiman masyarakat Bajo Ikhsani, FW. 2011. Optimasi Pengelolaan dan
dengan tipologi sebagai permukiman kumuh Pengembangan Budidaya Ikan Kerapu
dan permukiman kumuh di atas air Macan pada Kelompok Sea Farming di
menjadikan kawasan permukiman ini lebih Pulau Panggang, Kabupaten
khusus dalam penanganannya karena karakter Administratif Kepulauan Seribu.
dari pola bermukim mereka yang dari dulunya Bogor: IPB Press
sudah tinggal di atas air, dan kebiasaan Kartiko, Restu. 2010. Asas Metodologi
masyarakat Bajo yang tinggal berdekat- Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu
dekatan sebagai cara memperkuat hubungan Kay, R dan J, Alder. 1999. Coastal Planning
sosial mereka and Management. London: E&FN
Spon
KESIMPULAN Supriharyono. 2007. Konservasi Ekosistem
1. Faktor-faktor penyebab kekumuhan di Sumber Daya Hayati. Yogyakarta:
kawasan permukiman Desa Bajo Pustaka Pelajar
Kecamatan Tilamuta Kabupaten
Boalemo : Artikel Dari Majalah Internet
a. Lokasi 1. Majalah Sains Indonesia Edisi 10.
b. Kependudukan Oktober 2012. Rumah Suku Bajo Tak
c. Kondisi Bangunan Hunian Gentar Hadapi Ombak, Angin, dan
d. Kondisi Prasarana dan Sarana Gempa. Bogor : PT. Sarana Komunikasi
Dasar Utama
e. Kondisi Sosial Ekonomi 2. http://www.sainsindonesia.co.id/index.ph
2. Faktor-faktor dominan penyebab p?option=com_content&view=article&id
kekumuhan di kawasan permukiman =306:rumah-suku-bajo-tak-gentar-
Desa Bajo adalah sebagai berikut : hadapi-ombak-angin-dan-
gempa&catid=29&Itemid=134
a. Kondisi Prasaran dan Sarana
3. [11 Mei 2014, 8.27 pm]
Dasar
b. Kondisi Bangunan Hunian
172 D.M. DAMISI, V.A. KUMURUR & R.L.E. SELA